Perkembangan zaman dan globalisasi sebagai salah satu pengaruh yang menyebabkan
perkembangan liberalisme masuk yang mampu mempengaruhi sektor-sektor yang ada di
Indonesia. Hal ini memiliki unsur yang berkaitan dengan penjajahan dan kolonialisme.
Terlebih lagi hal-hal itu juga berkaitan dengan adanya perang dunia maka terjadinya paham
baru yang bernama liberalisme juga ada unsur berkaitan dengan perang dunia. Kemajuan
paham-paham yang ada di dunia ini merupakan salah satu bukti pemikiran manusia yang
kadang tertekan dengan paham atau aliran yang telah ada lebih dulu di banding dengan aliran
baru ini.
Pengaruh liberalisme juga sedikit banyak telah berkembang di Indonesia bahkan itu terjadi
pada masa kolonialisme. Hal ini terlihat dari beberapa bidang yang dijadikan sentral dalam
masa kolonialisme tersebut. Banyak kegiatan- kegiatan bidang tertentu yang telah
mengarahkan kondisi Indonesia pada asas yang menekankan aliran liberalisme. Terlebih lagi
dilihat dari sejarah negara Belanda, Belanda merupakan salah satu negara yang menerapkan
asas liberalisme dalam kehidupannya.Itu yang menjadi pengaruh besar terhadap
perkembangan liberalisme di Indonesia. Perkembangan liberalisme di mulai sejak masa
kolonialisme.
(Notosusanto. 2010: 371) mengatakan bahwa “sistem ekonomi kolonial antara tahun- tahun
1870 dan 1900 pada umumnya di sebut sistem liberalisme, maksudnya pada masa tersebut
untuk pertama kalinya sejarah kolonial paham liberalisme di terapkan dalam bidang ekonomi
dalam sektor permodalan dan perkebunan”.
pemerintah kolonial segera memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk
sepenuhnya menanamkan modal mereka dalam berbagai usaha dan kegiatan di Indonesia,
terutama di daerah perkebunan besar di Jawa maupun di luar Jawa.“Dengan dikeluarkannya
Undang-undang Agraria tahun 1870, Indonesia memasuki zaman penjajahan baru. Sejak
tahun 1870 di Indonesia telah diterapkan opendeur politiek, yaitu politik pintu terbuka
terhadap modal-modal swasta asing. Selama periode tahun 1870 dan 1900 Indonesia terbuka
bagi modal swasta Barat, karena itulah maka masa ini sering disebut zaman liberalisme”
(Marwati Djoened. 1993). Hal itu berarti Indonesia dijadikan tempat untuk berbagai
kepentingan, anatara lain berikut ini:
Di samping modal swasta Belanda sendiri, modal swasta asing lain juga masuk ke Indonesia,
misalnya modal dari Inggris, Amerika, Jepang, dan Belgia. Modal-modal asing tersebut
tertanam pada sector-sektor pertanian dan pertambangan, antara lain karet, teh, kopi,
tembakau, tebu, timah dan minyak. Akibatnya perkebunan-perkebunan dibangun secara luas
dan meningkat pesat. Misalnya, “perkebunan tebu sejak tahun 1870 mengalami perluasan dan
kenaikan produksi yang pesat, khususnya di Jawa.Demikian pula perkebuunan teh dan
tembakau mengalami perkembangan yang pesat.Sejak semula tembakau telah ditanam di
daerah Yogyakarta dan Surakarta.Sejak tahun 1870 perkebunan itu diperluas sampai ke
daerah Besuki (Jawa Timur) dan daerah Deli (Sumatra Timur).Hasil-hasil bumi penting yang
lainnya adalah kina, kakao, kapas, minyak sawit, gambir, minyak serai, karet, dll.lalu dibuka
pula pertambangan mas, timah, dan minyak” (Pane, Sanusi. 1980)
Dengan berjalannya politik etis di Indonesia yang di laksanakan oleh pemerintah kolonial
Belanda di awal abad XX semakin menekankan liberalisme di Indonesia. “Salah satu bentuk
kebijakan yang di terapkan oleh kolonial Belanda ialah unifikasi, upaya mengikat negeri
jajahan atau koloninya dengan penjajahnya, jadi bisa di pastikan negara koloni itu terikat oleh
negara jajahan dengan menyampaikan kebudayaan Barat kepada orang Indonesia.
1. Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta Belanda dan
pemerintah kolonial Belanda.
2. Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mangalir ke negeri Belanda.
3. Negeri Belanda manjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
Dampak Liberaalisme dalam bidang Ekonomi Bagi rakyat Indonesia
Demokrasi Liberal