Anda di halaman 1dari 23

ARTIKEL

PELANGGARAN HAK
BURUH PABRIK NIKE DI
INDONESIA
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah :
MANAJEMEN INDUSTRI

Dosen: Ir. Slamet Riyadi.,MT

Disusun Oleh :

RIKI MARTIN
( 201802011 )

PROGRAM STUDI MEKATRONIKA


POLITEKNIK ENJINERING INDORAMA

2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Assalammu’allaikum Wr. Wb.

Puji syukur pnulisan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


karunianya penulis dapat menyelesaikan artikel konflik manajemen
industrial dan penyelesaiannya (study kasus).

Penyusunan artikel ini merupakan salah satu tugas mata kuliah


manajemen industri pada progar studi Mekatronika Politeknik Enjinering
Indorama Purwakarta. Di dalam penyusunan artikel ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan artikel ini. Atas
terselesaikannya penyusunan artikel ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen industri bapak Ir. Slamet
Riyadi.,MT yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya pada
kami selama ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan
yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas, serta harapan penulis semoga
artikel ini berguna bagi kita semua. Amin.

Billahitaufiqwalhidayah,

Wassalammu’allaikum Wr. Wb.

Page I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. II
BAB I................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
A. Abstrak.......................................................................................................................... 1
B. Latar Belakang........................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah.................................................................................................... 7
D. Batasan Artikel.......................................................................................................... 7
E. Tujuan Artikel............................................................................................................ 7
BAB II.............................................................................................................................................. 9
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 9
A. Sistim Ketanagakerjaan......................................................................................... 9
1. Ketenagakerjaan di Indonesia.........................................................................9
2. Kasus Ketenagakerjaan NIKE Inc di Indonesia......................................11
B. NIKE Putuskan Kontrak Dengan PT HASA Dan PT NASA......................14
1. Kebebasan Berkontrak.................................................................................... 14
2. Mengapa Kontrak Diputus?........................................................................... 15
C. Peran Oxfam Dalam Memperjuangkan Hak Buruh Pabrik NIKE Inc Di
Indonesia................................................................................................................................. 17
1. Providing Information..................................................................................... 18
2. Lobbying................................................................................................................ 18
3. Providing Assitance.......................................................................................... 18
BAB III.......................................................................................................................................... 19
PENUTUP.................................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan............................................................................................................... 19
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Abstrak
Konflik manajemen industrial merupakan suatu realitas sosial yang
tidak pernah dan akan pernah berhenti sepanjang dalam masyarakat ada
dua kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda. Ada seseorang
pernah berkata menjelaskan bahwa selama dalam masyarakat terdapat
dua kelompok yang memiliki/pemilik dann kelompok yang tidak
memiliki/bukan pemilik, maka pemisah antara kelompok sosial yang
profit dan karenanya menguasai kapitalisme/kapital, serta adanya
klompok sosial yang hanya mampu menjual tenaga kerjanya saja
menentukan hubungan kelas, itulah yang menjadi basis terjadinya
eksploitasi dan konflik sosial dalam masyarakat madern.

Page 1
A. Abstrack
Industrial management conflict is a social reality that never ends and
will never stop as long as in society there are two groups who have
different interests. Someone once said explaining that as long as there are
two groups in society who own / own and groups that do not own / do not
own, then the separation between social groups that are profitable and
therefore control capitalism / capital, and there are social groups that can
only sell their labor. determining class relations, that is the basis of
exploitation and social conflict in modern society.

Page 2
B. Latar Belakang
Ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang harus
dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.
Jumlah penduduk yang terus meningkat tanpa diikuti pertambahan
lapangan pekerjaan selalu menjadi pemicu menjamurnya pengangguran.
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan
seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Investor yang datang
kesektor ini adalah investor yang berbisnis dengan memanfaatkan
potensi sumber daya alam kita saja akan tetapi sumber daya manusianya
juga. salah satunya adalah perusahan multinasional NIKE inc di
Indonesia.

Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat
olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di
dunia. Mereka terkenal karena mensponsori beberapa olahragawan
terkenal di dunia seperti Cristiano Ronaldo, Tiger Woods, Ronaldo,
Courtois, Hazard, Ronaldinho dan Wayne Rooney dan Michael Jordan.
Selain itumereka juga memiliki perjanjian dengan berbagai tim sepak
bola dunia seperti F.C. Barcelona,Sevilla FC, F.C. Basel, Manchester City,
Chelsea, Tottenham Hotspur, AC Sparta Praha, Red Star Belgrade, Inter
Milan, VfL Bochum, VfL Wolfsburg, Hertha BSC Berlin, PSV Eindhoven,
Valencia C.F.,Borneo C.F., Urawa Red Diamonds, Kaizer Chiefs, Atlético de
Madrid, NK Maribor, Glasgow Celtic, FC Porto, Paris Saint-Germain, Boca
Juniors, dan Corinthians. Mereka sering dituduh mempekerjakan anak-
anak di bawah umur dalam sweatshop.

Produk sepatu dan pakaian olahraga Nike dengan mudah


diidentifikasi oleh khas logo perusahaan, para "swoosh" tik, dan slogan
"Just Do It".Berbasis dari nama dewi Yunani yang berarti kemenangan,
Nike didirikan tahun 1964 ketika atlet sekaligus pengusaha Oregon
bernama Phillip Knight, mengagas impor sepatu lari dari Jepang untuk
bersaing dengan merek Jerman seperti Adidas dan Puma yang kemudian
mendominasi pasar Amerika Serikat. Keuntungannya adalah bahwa
sepatu Jepang lebih murah karena tenaga kerja lebih murah di Jepang.
Page 3
Dia mulai menjual sepatu keliling dengan tujuan di stadion atletik,
dimana penjualan secara pelan tapi pasti meningkat secara dramatis.
Pada 1970-an, Knight dan perusahaan yang berkembang nya melihat
awal revolusi jogging dan mulai mmasaran produk untuk pelari non-
profesional juga. Ia lantas segera membuka pasar yang lebih luas dan
mengubah image sepatu lari menjadi sepatu fashion dan menarik semua
orang dari anak-anak sampai dewasa memakainya.

Pada 1979 Nike telah menguasai setengah pasar di AS dan dengan


pendapatan mencapai US $ 149 juta. Pada pertengahan tahun 1980-an
posisi perusahaan tampaknya tak tergoyahkan, namun secara mendadak
muncul serangan dari pihak saingan yaitu Reebok. Tapi pada tahun 1990
Nike kembali memimpin perusahaan, terutama karena pengenalan dari
sepatu “Air Jordan” yang didukung dan dipromosikan oleh bintang basket
Michael Jordan. Hari ini, Nike mempertahankan posisinya sebagai
pemimpin pasar dalam sepatu olahraga, dan merupakan pemain penting
dalam pakaian dan aksesoris olahraga. Majalah Fortune melaporkan
penjualan sebesar US $ 3,7 miliar pada tahun 1994 dan laba US $ 299 juta
(Fortune 1995).Sekitar 60 persen dari penjualan perusahaan di Amerika
Serikat, sekitar 30 persen di Eropa dan 5 persen di Asia. (1993 Nike: 25).

Etos perusahaan Nike adalah melibatkan dedikasi yang kuat untuk


olahraga dan kebugaran. Staf di kantor pusat perusahaan, Nike Kampus
Dunia pada Beaverton, Oregon, diharapkan menghabiskan beberapa jam
setiap hari di gym. Mereka dijelaskan oleh direktur Nike sebagai "athletic,
outdoor, lets-do-it-together types. Perusahaan ingin dilihat, dalam kata-
kata yang OWII, sebagai "young, American and hi-tech, devoting a lot of
attention to research and development". Terlepas dari eksperimen
singkat namun tidak berhasil dengan manufaktur di AS, sepatu Nike
selalu dibuat di Asia, awalnya di Jepang, kemudian di Korea Selatan dan
Taiwan, dan baru-baru ini di China dan Asia Tenggara. Nike memulai
produksi di Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1972, karena tertarik
oleh tenaga kerja murah di sana, dan segera bergabung dengan
perusahaan lain termasuk Adidas dan Reebok.Tapi Nike kemudian
Page 4
memulai langkah lebih jauh. Alih-alih memiliki pabrik sendiri, mereka
dikontrak produksi lokal di Korea dan Taiwan.

Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan: "Tidak ada


nilai pasti dalam membuat sesuatu hal. Nilai tersebut akan ditambahkan
oleh penelitian yang cermat, dengan inovasi dan pemasaran" (Katz
1994). Produk Nike sekarang pada dasarnya mengikuti ide dari seorang
desainer dan pemasar sepatu. Industri lantas dilakukan oleh pemasok
Korea dan Taiwan. Sekali lagi, perusahaan lain mengikuti model ini.Pada
1980-an Nike mencoba membuat produksi di Cina, dalam kemitraan
dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini malah mendatangkan
bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike lantas
mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yang lebih murah di
sana. Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh di Korea
Selatan, -peningkatan tingkat upah dan hilangnya kontrol dari tempat
kerja oleh otoritas Korea - telah membuat negara tersebut menjadi
kurang menarik bagi investor, baik asing maupun dalam negeri, yang
mulai mencari lokasi lain yang lebih menyenangkan. Nike lantas
memindahkan operasi mereka ke Thailand selatan dan Indonesia, dalam
mencari tenaga kerja lebih murah dan tidak merepotkan. Upah di kedua
negara tersebut disebut-sebut sebagai salah satu yang murah karena
hanya memakai seperempat tarif dari yang dibayarkan di Korea Selatan.
Beberapa asosiasi Nike yang bermarkas di Taiwan juga didirikan di Asia
Tenggara.

Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988,
baik Korea Selatan dan Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS,
yang telah lama mereka nikmati sebagai status "negara berkembang" di
bawah Sistem Preferensi Umum (GSP) AS. investor Korea dan Taiwan
lantas bergerak ke pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina dengan
menggunakan pembuatan hak istimewa GSP dari negara-negara miskin.
Dari tujuh Nike pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga
adalah perusahaan Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga
lainnya beroperasi di Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalah
Page 5
sebuah perusahaan di Thailand.

NIKE Inc telah beroperasi di Indonesia sejak 1988 dan hampir


sepertiga dari sepatu yang ada sekarang merupakan produk dari sana.
Dalam sebuah wawancara pers di November 1994, koordinator
perusahaan NIKE di Indonesia, Tony Band, mengatakan perusahaan yang
digunakan di Indonesia berjumlah 11 kontraktor. Di antaranya
merupakan bekas-bekas basis perusahaan asosiasi NIKE di Korea Selatan
dan Taiwan yang juga pada saat yang sama menghasilkan untuk merek
lain seperti Reebok, Adidas dan Puma.Hubungan antara NIKE dan
kontraktor di Indonesia cukup dekat. Setiap personel NIKE di setiap
pabrik di Indonesia memeriksa kualitas dan pengerjaan yang memenuhi
persyaratan ketat NIKE . Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk
NIKE berlokasi di daerah yang baru dikembangkan untuk industri ringan
di Tangerang dan Serang, sebelah barat Jakarta. Pada pabrik yang dimiliki
Korea (dan beberapa yang dimiliki Indonesia juga) manajemen
puncaknya dipegang oleh orang Korea manajer tingkat menengah dan
supervisor juga dapat berasal dari Korea atau Indonesia. Tapi para
pekerja produksi semua berasal dari Indonesia, terutama wanita muda
dalam kelompok usia 16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau
Jawa.

Ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bekerjasama dengan


NIKE antara lain PT Hardaya Aneka Shoes Industri, PT Naga Sakti Parama
Soes Industri dan masih banyak yang lainnya. Dalam perkembangannya,
persaingan dalam industri sepatu olah raga baik di tingkat dunia maupun
pada tingkat nasional sangat kompetitif. Untuk selalu meningkatkan daya
saing serta agar tetap terjaga kerja sama yang baik dengan pihak
pemegang merek yang selama ini telah terjalin, maka PT tersebut
dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutu produk serta
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksinya. Tujuannya
adalah agar tingkat biaya produksi yang terjadi dapat lebih kecil. Pada
akhir tahun 2007 merupakan pil pahit bagi PT HASA dan PT NASA karena
NIKE melakukan pumutusan hubungan kontrak dengan ke- dua
Page 6
perusahaan tersebut sebagai akibat dari laporan-laporan mengenai kasus
pelanggaran hak buruh pabrik-pabrik NIKE di Indonesia. Salah satunya
adalah laporan yang dipublikasikan Non Governmental Organizational
(NGO) yang berfokus pada hal-hal terkait Asian-American Free Labour
Association pada tahun 1991. Laporan ini memuat tentang kondisi
tempat kerja perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang tidak
memadai dan upah buruh yang dibayarkan terlalu rendah. Akan tetapi
kasus tersebut tidak mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah
Indonesia sehingga memunculkan reaksi dari salah satu NGO yang peduli
pada hak buruh yaitu Oxfam. Oxfam merupakan NGO yang berfokus pada
usaha untuk mengentaskan kemiskinan dan memperjuangkan keadilan
bagi seluruh manusia, salah satunya buruh yang ada di dunia. Oxfam
terus melakukan pendekatan serta memperjuangkan hak buruh pabrik
NIKE di Indonesia dari tahun 1999an smpai dengan tahun 2000an.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam artikel ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana berdirinya dan perkembangan perusahaan NIKE sampai


ke Indonesia?
2. Bagaimanakah Sistim Ketanaga Kerjaan pabrik NIKE di Indonesia?

3. Apa sebab pemutusan kontrak NIKE dengan PT HASA dan PT NASA?

4. Sejauh manakah peran Oxfam dalam memperjuangkan hak buruh


pabrik NIKE di Indonesia?

D. Batasan Artikel
Artikel ini hanya membahas perusahaan NIKE di Indonesia yang
berkerjasama dengan PT HASA dan PT NASA dan bagaimana sistem
ketanaga kerjaan pabrik NIKE di Indonesia yang mengakibatkan
pelanggaran hak buruh, serta sejauh mana peran Oxfam dalam
memperjuangkan hak buruh pabrik NIKE di Indonesia.

E. Tujuan Artikkel
Secara khusus, tujuan penyusunan artikel ini adalah sebagai tugas
Page 7
mata kuliah manajemen Industri yang diasuh oleh Dosen Ir. Slamet
Riyadi.,MT pada pakultas Politeknik Enjinering Indorama Purwakarta
Program Studi Mekatroika tahun akademik 2020-2021.
Secara umum, tujuan penyusunan artikel ini adalah sebagai
pengayaan ilmu pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca
mengenai manajemen industri yang lebih spesifik mengenai kasus
ketenagakerjaan Nike Inc di Indonesia.

Page 8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistim Ketanagakerjaan

1. Ketenagakerjaan di Indonesia

Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang harus


dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.
Jumlah penduduk yang terus meningkat tanpa diikuti pertambahan
lapangan pekerjaan selalu menjadi pemicu menjamurnya pengangguran.
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan
komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demografi. Investor yang datang kesektor ini
adalah investor yang berbisnis dengan memanfaatkan potensi sumber
daya alam kita saja akan tetapi sumber daya manusianya juga.

Menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang ketanagakerjaan, yang


dimaksud dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan
sesudah masa kerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai
peraturan-peraturan yang mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Sedangkan tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghsilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.

Peraturan hanya tinggal peraturan, mungkin kata tesebut tidak asing


lagi kita dengar dalam masyarakat kita. Ini menggambarkan minimnya
penegakan aturan hukum di Indonesia. Minimnya perlindungan hukum
dan rendahnya upah merupakan salah satu masalah dalam
ketenagakerjaan kita. Melalui UU ketenagakerjaan seharusnya para
pekerja akan terlindungi secara hukum, mulai dari jaminan negara
memberikan pekerjaan yang layak, melindunginya di tempat kerja
(kesehatan dan keselamatan kerja serta upah yang layak) sampai dengan
pemberian jaminan sosial setelah pensiun. Pemerintah handaknya
memberikan kontribusi yang lebih sehingga para buruh dapat hidup
dengan layak.

Pengembangan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan


keterikatan. Keterikatan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja
selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi keterikatan dengan
kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu,
diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain
mencakup pengembangan sumber daya manusia, peningkatan
produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan
kesempatan kerja, pelayanan penempatan kerja, dan pembinaan
hubungan industrial.
Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan
ketenagakerjaan harus diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan
industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadialn. Untuk itu, pengakuan
dan penghargaan terhadap hak asasi manusia sebagaimana yang
dituangkan dalam TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 harus diwujudkan.
Dalam bidang ketenagakerjaan, ketetapan MPR ini merupakan tonggak
utama dalam menegakkan demokrasi di tempat kerja. Penegakkan
demokrasi di tempat kerja diharapkan dapat mendorong partisipasi yang
optimal dari seluruh tenaga kerja dan pekerja/buruh Indonesia untuk
membangun negara indonesia yang dicita-citakan.

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk:


a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi.

b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan


tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
nasional dan daerah.
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam
mewujudkan kesejahteraan.
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja merupakan suatu
kegiatan yang terpadu untuk dapat memberikan kesempatan kerja yang
seluas-luasnya bagi tenaga kerja Indonesia. Menurut Agus Dwiyanto
manajeman dalam keorganisasian pemerintah ini berarti adanya suatu
pengendalian manusia itu sendiri dengan mengadakan fungsi manajemen
itu sendiri yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, pengkoordinasian dan pelaporan.
Berdasarkan analisa penulis, masalah Ketenagakerjaan Indonesia saat
ini ada 4 hal besar, yaitu:
1. Tingginya jumlah penganguran masal
2. Rendahnya tingkat pendidikan buruh
3. Minimnya perlindungan hukum
4. Upah kurang layak

2. Kasus Ketenagakerjaan NIKE Inc di Indonesia

NIKE Inc. adalah salah satu perusahaan multinasional yang


memproduksi peralatan olahraga terbesar di dunia. Perusahaan ini
didirikan tahun 1964 oleh pengusaha yang sekaligus adalah seorang atlet
yaitu Bill Bowerman dan Phill Knight. Nike Inc. berpusat di Amerika
Serikat dan memiliki anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia
termasuk Asia yaitu Cina, Thailand, Malaysia, India dan Indonesia. Dalam
perjalanan menuju kesuksesannya, Nike Inc telah mengorbankan sejumlah
buruh di seluruh dunia terutama di Indonesia yang bekerja pada
perusahaan dengan melanggar beberapa aturan serikat buruh. Beberapa
aturan yang ditetapkan bagi buruh Nike Inc di Indonesia:

a. Tidak ada keadilan kinerja untuk pekerja.


b. Tidak ada reward apapun yang diterima pekerja setelah
menjalankan tugasnya.
c. Perusahaan tidak memfasilitasi karyawan ketika ingin
berorganisasi melalui serikat pekerja.
d. Manajer tidak menghargai hak-hak pekerja untuk menerima uang
lembur, mendapatkan hari libur, dan diperlakukan selayaknya
manusia
e. Manajer cenderung memaksa pekerja memenuhi target produksi,
tanpa memberikan fasilitas yang memadai.
f. Perusahaan tidak memotivasi karyawan bekerja dengan baik, tapi
cenderung mengancam.
g. Perusahaan tidak pernah mendengar keluhan dan aspirasi pekerja.
h. Pekerja merasa terancam dan terpaksa bekerja karena takut
menerima upah lebih rendah lagi.
i. Upah yang diterima pekerja dibawah standar hidup layak, padahal
mereka bekerja di atas jam kerja normal.
j. Nike memperkerjakanbanyak anak dibawah umur, demi
meningkatkan kapasitas produksi dengan harga murah.
k. Pekerja akan menerima hukuman jika menolak lembur.
l. Pekerja wanita yang berasal dari Jawa lebih diutamakan karena
upah lebih rendah.

Pelanggaran yang dilakukan oleh Nike Inc terhadap buruh di


Indonesia mendapat kritikan dan respon dari berbagai masyarakat di
penjuru dunia. Apa yang telah dilakukan Nike Inc membuat masyarakat di
seluruh penjuru dunia termasuk AS tidak bangga dan tidak simpati
terhadap Nike. Mereka kemudian menggelar aksi protes. Bahkan telah
muncul gerakan anti-Nike. Aksi protes dan gerakan anti-Nike ini tersebar
di beberapa negara bagian AS dan juga di beberapa bagian negara di
seluruh belahan dunia.

Aksi protes terhadap Nike Inc dilakukan oleh warga Portland. Warga
Portland sering mendengar berbagai tuduhan terhadap kontraktor Nike di
luar negeri (di luar AS) dan melakukan aksi protes lewat surat ke Nike Inc.
Aksi protes tidak hanya sampai pada pengiriman surat dan demonstrasi
namun telah berkembang menjadi sebuah gerakan anti-Nike dengan
seruan boikot terhadap produk Nike. Aksi boikot tersebut salah satunya
didasari karena rasa simpati terhadap kondisi buruh Nike di Indonesia.
Aksi keprihatinan terhadap kondisi buruh di Indonesia tidak hanya
dilakukan di Portland, Di kota-kota lain seperti San Fransisco, Manhattan
dan Tallahasse juga menggelar aksi serupa. Para mahasiswa Florida State
University di Tallahessee menggelar aksi Anti- Nike. Pada saat itu
bersamaan dengan pertandingan sepakbola FSU- Georgia Tech. Para
mahasiswa pelaku unjuk rasa memasuki tempat khusus presiden
universitas dan menyerahkan pamflet anti-Nike. Sementara pada saat
istirahat tengah pertandingan, para aktivis menggelar spanduk besar
sepanjang 80.000 kursi di tribun stadion paling atas. Spanduk tersebut
berbunyi "No Nike at FSU (Tidak ada Nike di FSU)". Para aktivis ini
menuntut pemerintah untuk membatalkan kontrak sebesar 3,5 juta dollar
dengan Nike untuk program atletik di FSU selama lima tahun. Mereka
mengatakan bahwa kampus mereka tidak seharusnya melakukan bisnis
dengan perusahaan yang mengeksploitasi buruh di negara-negara dunia
ketiga. Gerakan mahasiswa FSU ini merupakan sebagian kecil dari gerakan
anti-Nike di kalangan kampus. Gerakan anti-Nike juga terjadi di kampus
Penn State University dan University of North Carolina.

Aksi protes terhadap Nike Inc mengundang suara keprihatinan


darianggota Kongres. Sebuah surat yang ditandatangani 41 anggota House
Representative melayang ke meja Phil Knight, CEO dan pendiri Nike Inc. Isi
surat tersebut adalah kekecewaan terhadap Nike Inc yang melakukan
eksploitasi terhadap buruh. Tidak hanya para anggota kongres yang
bertindak, penulis novel Alice Walker dan sebuah koalis organisasi
perempuan, termasuk NOW, the Ms. Foundation dan the Feminist Majority
menyelenggarakan konferensi pers dan Mereka mengecam Nike atas
perlakuan buruknya terhadap para buruh perempuan di Asia.

Aksi-aksi tersebut ditanggapi Nike Inc dengan menjelaskan kebijakan


mereka. Nike mengklaim bahwa Nike Inc telah melakukan investasi ke
negara-negara sedang berkembang. Pembangunan ekonomi dengan mesin
investasi asing seperti Nike ini akan membantu mengentaskan masyarakat
dari kemiskinan. Namun pernyataan tersebut tidak mempunyai bukti yang
kuat karena salah satu negara yang menerima investasi asing yang sangat
besar yaitu Meksiko pada akhirnya menurunkan upah buruh hingga 50%.
Nike memang berhasil mengembangkan perekonomian Korea Selatan.
Tetapi hal ini dikarena ada intervensi pemerintah AS untuk membantu
mereka. Amerika Serikat punya kepentingan membantu Korsel karena
mereka harus bersama menghadapi ancaman dari Korea Utara. Dalam
masa Perang Dingin, pengaruh ini masih sangat besar. Sehingga AS banyak
membantu Korea Selatan, termasuk menanamkan investasi dan transfer
teknologi. Hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Meskipun Nike
mengatakan bahwa apa yang dia lakukan di Indonesia sama dengan Korsel
namun kenyataannya tidak. Tekanan buruh di Indonesia telah
menyebabkan pemerintah Indonesia mengupayakan untuk menaikkan
ketentuan upah minimun. Namun dengan kebijakan baru ini, Nike justru
mengancam akan memindah investasinya ke Vietnam. Hal inilah yang
ditakuti oleh pemerintah Indonesia karena pada dasarnya buruh Nike di
indonesia tersebut akan kehilangan pekerjaannya jika perpindahan
investasi tersebut terlaksana. Hal tersebut tentunya akan menambah
jumlah pengangguran di Indonesia yang jelas sudah relatif banyak, dan
sampai saat ini belum ada tindakan dan upaya yang nyata untuk
menanggulanginya.

B. NIKE Putuskan Kontrak Dengan PT HASA Dan PT NASA

Pemutusan pejanjian antara NIKE Inc dengan PT Hardaya Aneka Soes


Industry (HASA) da PT Naga Sakti Parama Soes Industry (NASA) mengenai
pasokan sepatu merek NIKE pada akhir tahun 2007 merupakan pil pahit
bagi HASA dan HASA. Jika pemutusan kontrak tetap dilakukan apa yang
dapat dilakukan untuk meringankan beban PT HASA dan NASA serta
karyawannya?

1. Kebebasan Berkontrak

Hubungan berbisnis antara NIKE Inc dengan PT HASA dan NASA


didasari atas perjanjian yang dibuat berdasarkan asas kebebasan
berkontrak. Pada dasarnya ada dua aspek dari kebebasan berkontrak:
kebebasan membuat (menandatangani) perjanjian dan kebebasan
menentukan isi perjanjian. Asas kebebasan berkontrak ini sejak awal pasti
sudah dipenuhi NIKE Inc dengan PT HASA dan NASA. Oleh karena itu
secara detail perlu diketahui terlebih dahulu perjanjian pemesanan sepatu
antara NIKE Inc dengan PT HASA dan NASA. Setelah hal itu dilihat baru
dapat dikaji dari aspek hukum persaingan usahanya: persaingan di antara
pabrik sepatu dan di antara produsen sepatu. Walaupun penulis belum
membaca isi perjanjian tersebut penulis mencoba menganalisis
berdasarkan data informasi yang ada di media massa. Dalam perjalanan
pelaksanaan perjanjian tersebut mengalami kemacetan, yaitu ada salah
satu pihak yangmengingkari isi perjanjian. Inilah dasar bagi NIKE Inc
untuk dapat melakukan pemutusan perjanjiannya.namun demikian,
walaupun seandainya terpenuhi syarat untuk memutuskan perjanjian,
tetapi harus tetap mempertimbangkan cara pemutusan perjanjian
tersebut sesuai dengan kesepakatan para pihak yang ditetapkan dalam
perjanjian tersebut.

2. Mengapa Kontrak Diputus?

Hal yang klasik di dalam pelaksanaan isi perjanjian adalah


pemutusan perjanjian yang dilakukan secara sepihak oleh pihak lain.
Pemuusan perjanjian (di sananya) ada dasarnya, tidak serta merta
diputuskan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya sehingga membuat
pihak yang dirugikan mengalami kerugian yang lebih besar lagi.
Mengapa NIKE Inc memutuskan kontrak pengadaan sepatu dengan PT
HASA dan NASA? Dari informasai yang ada di media, peutusan kontrak
pengadaan sepatu oleh NIKE karena tidak memenuhi kualitas yang
ditetapkan dan jadwal pengiriman yang disepakati. Kedua alasan ini kalau
benar, memang akan menghambat kemampuan kinerja (performence)
NIKE. Untuk mempertahankan kualitas dan stok pengadaan barang
NIKE Inc dapat memutuskan kontrak, karena setiap pelaku usaha
menjaga kualitas produknya supaya dapat bersaing di pasar yang
bersangkutan. Akan tetapi pemutusan kontrak tersebut harus
mempertimbangkan kepentingan pihak PT HASA dan NASA, karena
hubungan bisnis yang sudah terjalin sejak tahun 1989 dan hanya
memproduksi sepatu NIKE secara eksklusif.

Dalam hukum persaingan kita mengenal perjanjian horizontal dan


vertikal. Hubungan atara NIKE Inc denagan PT HASA dan NASA adalah
hubunagan berjenis secara vertikal, diamana NIKE Inc sebagai pemesan
produk sepatu dengan kualifikasai yang ditetapkan dan PT HASA dan
NASA sebagai pemasok sepatu tidak dapat memenuhi standar yang
ditetapkan NIKE lagi, maka NIKE menghentikan kontrak pemesanan
sepatu dari PT HASA dan NASA. Terlepas benar tidaknya alasan
pemutusan kontrak tersebut, NIKE Inc harus memberikan waktu
(peringatan) yang cukup untuk melaksanakan pemutusan kontrak
tersebut tanpa mengakibatkan kerugian yang besar bagi PT HASA dan
NASA khusunya bagi karyawannya.

Menurut Siti Hartan Murdaya, termination letter baru diterimanya


tanggal 6 juli 2007 yang lalu. Kalau itu benar PT HASA dan NASA tidak
memberikan cukup waktu kepada PT HASA dan NASA untuk
mempersiapkan pemutusan kontrak tersebut. NIKE Inc mempunyai posisi
yang lebih kuat daripada PT HASA dan NASA dalam hubungan bisnis
secara vertikal ini, NIKE Inc sebagai pengorder dan PT HASA dan NASA
sebagai pelaksana untuk memproduksi sepatu yang dipesan sesuai
dengan kualitasa yang telah ditentukan. Jadi, NIKE Inc mempunyai
kekuatan ekonomi yang mempunyai monopoli (dominan) sedangkan PT
HASA dan NASA mempunyai posisi yang lebih lemah. Jadi, terjadi
ketergantungan PT HASA dan NASA kepada NIKE Inc, di sinilah kata kunci
pemutusan kontrak tersebut dilihat dari aspek hukum persaingan usaha.

Maka jikaterjadi pemutusan perjanjian secara sepihak akan


mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat bersaing pada pasar yang
bersangkutan atau mengakibatkan usahanya menjadi tidak dapat
beroperasi lagi, pelaku usaha yang dirugikan tersebut dapat mengajukan
ganti rugi ke pengadilan. Hal itu diatur di dalam pasal 19 huruf a UU No
5/1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat. Di dalam pasal 19 huruf a ditetapkan, pelaku usaha dilarang
melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama
pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli,
dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa, menolak dan atau
menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang
sama pada pasar yag bersangkutan.

Jadi, melalui kegiatan pemutusan order tersebut, PT HASA dan NASA


tidak dapat melakukan kegiatan produksi sepatu lagi. Hal ini karena
ketergantungan PT HASA dan NASA kepada NIKE Inc. Ketergantungan
tersebut adalah kata kunci yang mengakibatkan PT HASA dan NASA tidak
dapat melakukan kegiatan usahanya, apalagi kalau pemutusan tersebut
tidak diberi kesempatan kepada PT HASA daan NASA untuk mencari
pengorder yang lain.

Apa yang dapat dilakukan? PT HASA dan NASA dapat meminta


perpanjangan waktu pemutusan kontrak tersebut sampai PT HASA dan
NASA mendapatkan permintaan pemesanan sepatu dari produsen sepatu
yang lain dan yang kedua mengajukan tuntutan ganti rugi ke komisi
pengawas persaingan usaha akibat pemutusan kontrak tersebut.

C. Peran Oxfam Dalam Memperjuangkan Hak Buruh Pabrik NIKE Inc Di


Indonesia

Aksi pelanggaran hak buruh pabrik NIKE Inc di Indonesia mendapat


respon dan kritikan yang keras dari dunia internasional. Banyak sekali
media masa baik lokal maupun internasional yang mendengungkan
tentang kasus pelanggaran hak buruh pabrik NIKE Inc di Indonesia. Salah
satunya adalah laporan yang dipublikasikan Non Governmental
Organizational (NGO) yang berfokus pada hal-hal terkait Asian-American
Free Labour Association pada tahun 1991. Laporan ini memuat tentang
kondisi tempat kerja perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang
tidak memadai dan upah buruh yang dibayarkan terlalu rendah. Akan
tetapi kasus tersebut tidak mendapat perhatian yang serius oleh
pemerintah Indonesia sehingga memunculkan reaksi dari salah satu NGO
yang peduli pada hak buruh yaitu Oxfam. Oxfam merupakan NGO yang
berfokus pada usaha untuk mengentaskan kemiskinan dan
memperjuangkan keadilan bagi seluruh manusia, salah satunya buruh
yang ada di dunia. Oxfam terus melakukan pendekatan serta
memperjuangkan hak buruh pabrik NIKE di Indonesia dari tahun 1990an
sampai dengan tahun 2000an.

Oxfam Australia dalam membantu para buruh NIKE Inc di Indonesia


aktif memainkan perannya dalam providing information lobbying untuk
menunjukkan perannya sebagi Human Rights NGO atau lembaga non
pemerintah yang bergerak dalam bidang kemanusiaan.

1. Providing Information

Oxfam australia melakukan kampanye –kampanye penindasan buruh


NIKE Inc di Indonesia. tujuannya agar masyarakat mengetahui kasus
tersebut dan ikut membantu menggalang dukugan bagi para buruh yang
ditunjukkan dengan cara yaitu Oxfam australia pada tahun 2002
mengadakan FOCUS Discussion Group (FGD) bersama buruh NIKE Inc.
pada tahun 2003 bergabung dengan Play Pair Alliances. serta penyediaan
laman pada websitenya untuk mengundang masyarakat ikut bergabung
mengkampanyekan usaha membantu para buruh NIKE Inc di Indonesia.

2. Lobbying

Oxfam australia menjalankan peran keduanya dengan melakukan


negosiasi baik secara langsung maupun melalui korespondensi dengan
pihak NIKE demi memperjuangkan hak buruh NIKE di Indoneesia.

3. Providing Assitance

Oxfam austrlia melakukan usaha-usaha dalam membantu


memperjuangkan hak buruh di Indonesia yang lebih menekankan pada
usaha advokasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah Ketenagakerjaan Indonesia saat ini ada 4 hal besar, yaitu


meliputi tingginya jumlah penganguran masal, rendahnya tingkat
pendidikan buruh dan minimnya perlindungan hukum.

NIKE Inc melakukan pelanggaran hak buruh pabrik-pabrik NIKE di


indonesia seperti kondisi tempat kerja yang tidak memadai dan upah
buruh yang dibayarkan terlalu rendah. akan tetapi Hal kurang mendapat
perhatian yang serius dari pemerintah Indonesia.

Setelah pemutusan kontrak NIKE Inc dengan PT HASA dan NASA,


maka kedua PT tersebut tidak dapat melakukan kegiatan produksi sepatu
lagi. Hal ini karena ketergantungan PT HASA dan NASA kepada NIKE Inc.
Ketergantungan tersebut adalah kata kunci yang mengakibatkan PT HASA
dan NASA tidak dapat melakukan kegiatan usahanya.

Kasus NIKE Inc tidak mendapat perhatian yang serius oleh


pemerintah Indonesia sehingga memunculkan reaksi dari salah satu NGO
yang peduli pada hak buruh yaitu Oxfam. Oxfam merupakan NGO yang
berfokus pada usaha untuk mengentaskan kemiskinan dan
memperjuangkan keadilan bagi seluruh manusia, salah satunya buruh
yang ada di dunia

Oxfam Melakukan usaha-usaha untuk membantu para buruh


NIKE Inc di Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama. usaha-usaha
yang dilakukan Oxfam terlihat dalam pelaksanaan kampanye, negosiasi
dengan pihak NIKE Inc, dan juga menyediakan bantuan advokasi
terhadap para buruh NIKE Inc di Indonesia.
Daftar Pustaka

Anggraeni, Anak Agung Sagung Mas Ayu, dkk. 2014. Peran Oxfam Dalam
Kasus Penindasan Buruh Nike Di Indonesia Pada Tahun 2002-
2012. Universitas Udayana.

Dwiyanto, Agus , dkk. 2006. Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia.

Gadjah Mada University Press.


Heryanto, J. 2003. Peranan Multinatonal Corporations Dalam Industrialisasi
Di Indonesia Pada Era Orde Baru.
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/

Haeruddin, M. Ikhwan Maulana. 2013. Multinational Corporations &


Dampaknya Bagi Indonesia. Sebuah Kajian Hubungan Industrial.
http//www.researchgate.net/publication/236000840 (Received
on: 22 October 2015)

Sillalahi, M Udin. 2007. Mencermati Kasus Nike. Jurnal Nasional.

Anda mungkin juga menyukai