Anda di halaman 1dari 5

Revitalisasi Halte Sebagai Upaya

Mengurangi Penyebab Kemacetan


Lalu Lintas
 
 
 
 
 
 
Rate This

Pemerintah Kota Bandung telah membangun halte yang tersebar ke


seluruh penjuru kota. Halte tersebut berfungsi sebagai tempat calon
penumpang menunggu angkot atau bus kota. Namun halte yang ada
belum berfungsi secara optimal.Desain halte tidak menguntungkan
kepada calon penumpang. Informasi mengenai jurusan angkutan
terdapat di belakang dan ukuran tulisannya pun tampak kecil,
sehingga akan sulit dibaca dari kejauhan. Sebagai kota tujuan wisata,
baik domestik maupun mancanegara, maka ketersediaan peta Kota
Bandung menjadi penting untuk menambah citra positif terhadap
pemerintah kota. Namun seperti yang tampak pada gambar, hal ini
terabaikan.Kemudian, berdasarkan pemantauan, keadaan halte di
Kota Bandung terkesan kumuh dan tidak terawat, sehingga calon
penumpang merasa sungkan untuk menunggu angkutan di
halte.Sebagian halte dijadikan objek aksi vandalisme yang merusak
estetika halte tersebut.Di beberapa halte justru dijadikan tempat untuk
berjualan, sehingga halte tersebut kehilangan fungsi utamanya.
Keberadaan halte di Kota Bandung yang tidak terawat dapat merusak
pemandangan kota.

Halte merupakan suatu tempat yang dirancang bagi prasarana


masyarakat calon penumpang untuk naik atau turun dari
angkutan umum.Halte merupakan suatu bentuk terminal dalam skala
kecil (Indra Lesmana, 2007).Penyediaan terminal merupakan suatu
persyaratan mutlak untuk memperoleh sistem perangkutan yang efisien
dan aman, baik bagi gerak angkutan maupun bagi sistem lalu lintas itu
sendiri (Hussain, 1985).Oleh karena itu penyelenggaraan terminal
berperan dalam menunjang tersedianya jasa transportasi yang sesuai
dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang
selamat, aman, cepat, tepat, nyaman, teratur dan dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat (Djaelani, 1999).

Potensi angkot yang ada saat ini berjumlah 38 trayek (Sumber : Bandung
Dalam Angka) yang dapat didayagunakan secara optimal. Dengan
jumlah trayek tersebut dapat meminimalisasi kecenderungan
masyarakat untuk bepergian menggunakan
kendaraan pribadi.Dalam sebuah survey yang dilakukan terungkap
bahwa sebesar rata-rata 75% masyarakat mempunyai minat untuk
beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, beberapa angkot cenderung


tidak disiplin untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.Angkot
bisa berhenti di mana saja, bahkan dapat berhenti di tengah jalan,
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.Dari hasil wawancara
terhadap sopir angkot didapat hasil bahwa rata-rata kejadian tersebut
disebabkan oleh faktor calon penumpang yang tidak menunggu di
halte.Berdasarkan hasil survey 9 dari 10 orang menyatakan bahwa
mereka tidak menggunakan halte ketika naik atau turun dari
angkot.Alasannya adalah karena lokasi halte sangat jauh dari lokasi
keinginan penumpang untuk naik atau turun dari angkot.

Penyediaan halte yang baru di seluruh penjuru Kota Bandung akan


menertibkan angkot di Kota Bandunguntuk menaikkan dan
menurunkan penumpang pada tempatnya. Halte yang baru, dirancang
dengan mempertimbangkan fungsi dan  estetika arsitektur sebagai
penarik minat masyarakat untuk mau menggunakan halte. Hal ini
memberikan pelayanan berkualitas prima kepada masyarakat untuk
menunjukkan keunggulan angkot agar masyarakat tertarik
menggunakan angkot sebagai sarana transportasi utama sehari-hari
sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat
diminimalkan intesitasnya.Serta bagi masyarakat yang sudah terbiasa
menggunakan angkot, agar dapat tertarik untuk disiplin menggunakan
halte.
Gambar : Gagasan Desain Halte (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Halte yang akan dirancang tentu harus memberikan perlindungan


kepada pengguna halte tersebut dari terik matahari dan air hujan. Maka
desain halte akan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan
kenyamanan bagi penggunanya. Kota Bandung merupakan salah satu
kota tujuan wisata di Indonesia, maka desain halte yang baru akan
mencerminkan wajah Kota Bandung untuk mempromosikan khazanah
budaya Sunda sebagai jati diri Kota Bandung. Konsep dari desain ini
adalah “Mulih ka Bandung” yang dalam Bahasa Indonesia berarti
“Kembali ke Bandung”. Hal ini akan tampak pada ornamen – ornamen
yang tersemat pada bangunan halte. Untuk memudahkan navigasi calon
penumpang angkot, maka disediakan peta Kota Bandung yang memuat
lokasi titik – titik halte terbangun. Selain itu dilakukan penyempurnaan
terhadap informasi trayek angkutan kota yang akan transit di halte
tersebut.

*Catatan : Gagasan ini telah dipresentasikan dalam bentuk proposal


penelitian PKM-GT Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai