Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN TUGAS PROYEK

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA SMA

MADING

OLEH :

NAMA : KHUSNUL KHOTIMAH

NIM : E1M019039

KELAS : A/III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Materi karbon
1. Alkana
Alkana adalah rantai karbon yang paling sederhana, dengan rumus umum: 
CnH2n+2
Alkana merupakan sebuah senyawa hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan
tunggal. Salah satu contoh senyawa paling sederhana dari alkana adalah metana.
Metana hanya memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom H.
Alkana yang memiliki 3 atom karbon atau lebih, dapat disusun dengan banyak
cara, membentuk isomer struktur yang berbeda. Isomer paling sederhana adalah
ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa ada cabang. Isomer ini
bernama n-isomer (n = “normal”). 
2. Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh, dan memiliki ikatan
rangkap dua (–C=C–). Rumus umum yang digunakan untuk menyatakan Alkena
adalah:
C2H2n
Nama lain dari Alkena adalah Olefin. Bentuk Alkena yang paling sederhana yaitu
Etena, yang memiliki rumus C2H4. Alkena lebih reaktif bila dibandingkan dengan
Alkana. Namun, relatif lebih stabil dibandingkan dengan Alkuna.
3. Alkuna
Alkuna juga termasuk dalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Namun Alkuna
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap tiga antara atom karbon. Alkuna memiliki
rumus umum:
 CnH2n-2
Alkuna juga disebut sebagai Asetilena. Alkuna adalah senyawa yang lebih reaktif
dibandingkan dengan Alkana dan juga Alkena. Alkena memiliki sifat
semikonduktor, karena adanya pembentukan polimer yang bernama Polyethylene
yang memiliki sifat tersebut.
B. Pendekatan Student Centered
Pendekatan Student Centered adalah pardigma baru dalam pembelajaran,
dimana dalam proses pembelajarannya peran siswa sangat signifikan, mulai dari peran
menentukan tujuan belajar dan strategi belajar bersama guru, sampai dengan
kemandirian dalam proses belajar dan mencari bahan ajar sendiri. Kemandirian
belajar mahasiswa tercipta dari situasi belajar mengajar yang memungkinkan
mahasiswa belajar secara mandiri. Untuk itu perlu dirancang model pembelajaran
yang dapat menumbuhkan kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri dan
pemberian feedback yang tepat. Belajar mandiri tidak sama dengan belajar sendiri.
Dalam konsep belajar mandiri lebih menunjuk pada kemandirian, yaitu sesuatu yang
menandakan pada ketidaktergantungan pada orang lain (pengajar) bagi pengambilan
keputusan, penilaian, pendapat, dan pertanggungjawaban Kemandirian menunjukkan
dirinya dalam pengambilan sikap, dan bukan abstraksi. Dapat juga terungkapkan
sebagai keswakaryaan, yaitu berbuat sendiri secara aktif, pengambilan sikap yang
dikemudikan dan tidak tergantung kepada orang lain. Belajar mandiri tidak harus
berlangsung dalam situasi belajar individual, namun dapat pula berlangsung dalam
situasi belajar kelompok. Hal yang penting dalam situasi belajar mandiri adalah peran
pengajar tidak lagi dominan, namun lebih terpusat pada mahasiswa. Pada pendekatan
ini siswa lebih di ajarkan untuk mandiri, maksudnya siswa dilatih untuk mencari
referensi untuk menemukan materi sendiri. Pada proses pembelajaran ini banyak
kesepakatan belajar yang dilakukan antara guru dan siswa, guru memberi kebebasan
pada siswa dalam pencarian materi-materi belajar yang mendukung mata pelajaran
yang bersangkutan. Dalam paradigma sekarang, dengan pendekatan ini dominasi guru
berkurang dan sebagian besar hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai
satu-satunya sumber belajar. Sebagai fasilitator guru semestinya dapat memfasilitasi
siswa atau siswa agar dapat belajar setiap saat di mana saja dan kapan saja siswa
merasa memerlukan. Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila
didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta
metodologi pendidikan yang dinamis, kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi
pengembangan potensi peserta didik, secara optimal. Hal ini disebabkan karena
potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media atau
sarana dan prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan.
Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis
dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya
secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, manusia seringkali kurang mampu menangkap
dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum pernah terekam dalam
ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi belajar mengajar yang
demikian, diperlukan media pendidikan yang memperjelas dan mempermudah peserta
didik dalam menangkap pesan-pesan pendidikan yang disampaikan.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
Pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang mendesain
siswa untuk belajar secara bersama-sama di dalam suatu kelompok yang heterogen.
Model pembelajaran kooperatif perlu diterapkan pada sekolah bahkan perguruan
tinggi, karena berguna untuk membangun keterampilan siswa untuk bekerja di dalam
tim. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa dapat belajar mengkomunikasikan ide-
ide yang mereka miliki kepada orang lain, belajar bertanggung jawab untuk
keberhasilan kelompok, dan belajar untuk menghadapi lingkungan yang heterogen.
Pembelajaran kooperatif ini dapat dikembangkan secara online. Pembelajaran
kooperatif secara online bertujuan untuk memasukkan unsur-unsur pembelajaran
kooperatif ke dalam e-learning. Pembelajaran kooperatif secara online menekankan
pada keaktifan mahasiswa, sehingga dapat mengkondisikan pembelajaran menjadi
bersifat student centered. Mahasiswa dikelompokkan di dalam suatu grup-grup kecil
yang heterogen dan saling bekerjasama menyelesaikan masalah-masalah yang
diberikan oleh guru secara online. Pembelajaran kooperatif ini juga sebagai salah satu
solusi pembelajaran dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi
informasi. Ada beberapa penelitian yang telah menerapkan pembelajaran secara
online, yaitu dengan adaptasi dari pembelajaran kooperatif dan/atau metode
pembelajaran lainnya. pembelajaran e-learning dengan pendekatan kooperatif tipe
jigsaw mengajar untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa pada
kompetensi dasar standar nasional pendidikan untuk memelihara secara optimal
mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui model mengajar ini mahasiswa
akan terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan
keterlibatan secara langsung dan aktif, diharapkan kemandirian belajar mahasiswa
meningkat dan tetap terpelihara dalam mengikuti pembelajaran dalam diskusi
kelompok dan pemanfaatan e-learning.
1. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:
a. Awal Kegiatan Pembelajaran
1. Persiapan Pembelajaran
 Melakukan Pembelajaran Pendahuluan
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi
siswa dan menjelaskan tujuan dipelajarinya topik tersebut.
 Materi
Materi pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi
beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam
setiap kelompok serta banyaknya konsep materi pembelajaran yang
ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.
 Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok
Kelompok dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw
beranggotakan 3-5 orang yang heterogen.
2. Rencana Kegiatan Pembelajaran
 Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-
masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam
kelompok ahli.
 Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan
mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan
banyaknya kelompok.
 Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan
topik yang didiskusikannya.
 Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup
semua topik.
 Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor
kelompok atau menghargai prestasi kelompok.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
 Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.
 Membuat laporan mandiri atau kelompok.
 Presentasi
Materi Evaluasi
 Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh siswa.
 Proses belajar yang dilakukan oleh siswa.
D. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah aktivitas pembelajaran yang pada penerapannya


siswa akan diberi suatu problem yang bisa berbentuk pertanyaan atau fakta untuk
dirundingkan bersama pada sebuah grup belajar. Metode diskusi merupakan
pengajaran yang berfokus pada cara belajar siswa untuk bisa memecahkan kasus dari
sebuah masalah. Metode ini dilakukan oleh dua atau lebih siswa yang saling
berinteraksi. Sebelum aktivitas diskusi dimulai guru akan menjelaskan beberapa
materi sebagai bahan stimulus bagi siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya siswa diberi
waktu untuk bertanya tentang bahan materi belum bisa dipahami. Selanjutnya guru
akan membimbing setiap siswa ketika akan berdiskusi dan membagikan lembar kerja.
Pada saat aktivitas diskusi berjalan siswa yang berada pada satu lingkungan (grup)
akan saling berbagi data, pengalaman dan pengetahuan untuk memecahkan sebuah
masalah sehingga setiap siswa dituntut untuk aktif dalam aktivitas (proses) diskusi ini.
Setelah aktivitas diskusi selesai siswa akan mempresentasikan hasilnya menggunakan
media elektronik dengan mengakses jaringan internet, dan aplikasi belajar seperti
zoom, google meet, WhatsApp Group dengan memanfaatkan fitur voice note untuk
menjelaskan materi yang sedang dipelajari atau di presentasikan

Langkah-langkah atau Sintaks Metode Diskusi

a. Menentukan media yang akan di gunakan


b. Mempersiapkan rancangan diskusi
c. Tentukan arah diskusi sehingga diskusi bisa sesuai dengan target belajar.
d. Jumlah anggota grup diskusi disesuaikan dengan karakter dari diskusi dan
tujuan anggota harus memiliki kualifikasi tertentu agar diskusi berjalan lancar.
e. Masalah yang akan didiskusikan direncanakan dengan baik.
f. Manajemen waktu pelaksanaan diskusi harus ditentukan dengan baik
E. MEDIA
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi yang
menggunakan aplikasi layanan berupa media online yang memang dirancang dan
dibuat untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan. Pada
pelaksanaan pembelajaran daring diperlukan sebuah perangkat-perangkaat atau
teknologi untuk mengakses secara online dimana saja dan kapan saja seperti
handphone, smartphone, tablet, laptop, komputer, netbook, dan iphone, yang memang
sekarang adalah barang yang tidak asing lagi dilihat dan dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah pembelajaran daring tentunya banyak memiliki
berbagai kendala yang dihadapi, mulai dari masalah teknis hingga soal proses
pembelajaran, seperti jaringan, biaya quota yang cukup mahal, mengoperasionalkan
aplikasi (zoom, google meet, google calassroom, edmodo) dengan prosedur yang
benar, seperti tidak menghidupkan mute (microphone) saat mendengarkan agar tidak
storing, cara menampilkan PPT/dokumen, dan masih rendahnya partisipasi siswa
dalam pembelajaran. Selain menggunakan berupa aplikasi media online,
pembelajaran daring juga dapat menggunakan sosial media yang dirasa sebagai media
alternatif seperti WhatApp Group, Telegram Group dan lainnya. Disamping
banyaknya aplikasi dan layanan pembelajaran daring yang disediakan masih saja
menimbulkan sebuah masalah yang terjadi pada mahasiswa. Seperti pada banyaknya
keluhkan pada materi yang belum tersampaikan dengan jelas atau belum paham
malah justru diberikan tugas yang lebih banyak. Bahkan banyak mahasiswa yang
berada dipedesaan yang jauh dari kota mengalami ganguan jaringan atau sinyal yang
buruk sehingga tergaanggunya proses pembeljaran daring secara baik dan berjalan
lancar. Pembelajaran daring menggunakan media online perlu peranan bersama antara
dosen dan mahasiswa agar berjalan lebih efektif. Keberhasilan pembelajaran
ditentukan dari berbagai komponen yang saling berinteraksi.
BAB III
HASIL PROYEK

A. Alat dan bahan


1. Alat
- Spidol - Gunting
- Pulpen - Lem
- Pensil -
2. Bahan
-Kertas manila
B. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Gambarlah hiasan bunga dengan pensil lalu tebalkan menggunakan spidol
3. Tulislah judul apa yang dibuat dengan pensil lalu tebalkan menggunakan
spidol
4. Tempelah kertas origami dengan lem
C. Hasil
Mading Kelas
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada proyek ini kami membuat madding yang terbuat dari kertas manila. Kenapa
kami membuat mading? Karena materi yang kami ambil yaitu materi tentang karbon yang
kebanyakan matarinya bersifat teori, sehingga perlu media yang cocok dalam menjelaskan
contohnya seperti mading. Mading adalah media yang dapat digunakan oleh siswa untuk
menjelaskan materi itu, tujuannya agar siswa lebih mengerti point-point penting apa saja
yang terdapat pada materi tersebut. Dikarenakan mading juga memiliki tampilan yang lebih
menarik sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi. Mading juga berfungsi
sebagai media pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan minat membaca dan
keteramilan dalam berkreasi. Mengingat proses pembelajaran tidak hanya bergantung pada
guru dan buku saja, tetapi juga membutuhkan media lainnya seperti internet, media massa
termasuk madding.
KESIMPULAN

Materi karbon merupakan materi yang sifatnya lebih ke teori yang melibatkan media
seperti mading untuk menyajikan materi tersebut. Pendekatan student centered adalah
Pendekatan yang berpusat pada siswa yang mana siswa di tuntut untuk lebih aktif
dariada guru. Model pembelajaran kooperatif, merupakan model yang di gunakan
dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk melatih siswa untuk bertanggung
jawab terhadap suatu kelompok untuk memberikan pemahaman terhadap teman
sekelompok dan juga untuk melatih kerja sama siswa dalam meyelesaikan
permasalahan yang di berikan. Metode diskusi, pada metode diskusi siswa dihadakan
dengan pesoalan untuk di pecahkan bersama.

Anda mungkin juga menyukai