Anda di halaman 1dari 3

ASI MENURUT PANDANGAN ISLAM

ASI merupakan zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap


penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini tak
mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.
Ada banyak manfaat ASI bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan ilmu
pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua
tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.
Menurut penelitian para Dokter sekarang ini bahwa ASI adalah makanan
terbaik bagi bayi, bahkan bagi bayi yang lahir premature. Dan Kolostrum (ASI
yang keluar di awal-awal setelah melahirkan, berwarna kekuning-kuningan)
menurut beberapa literatur merupakan “imunisasi alami” bagi bayi atau
sebagai obat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi
bayi, karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
Menyusui adalah cara alamiah yang direkomendasikan untuk diberikan
kepada semua bayi. Dan ASI merupakan makanan dan minuman yang terbaik
untuk bayi usia 0-6 bulan (secara eksklusif atau hanya ASI saja) dan
dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.
ASI mengandung berbagai macam nutrisi seperti vitamin, mineral, zat besi,
protein, zat anti bodi yang kesemuanya sudah dalam kadar dan tingkat yang
seimbang. ASI bagi bayi mudah dicerna dalam sistem pencernaan bayi yang
belum sempurna dan sangat jarang dan bahkan tidak menimbulkan gangguan
atau masalah kesehatan pada sistem pencernaan.
Menyusui bayi atau anak juga akan dapat memberikan keuntungan secara
psikologis pada bayi sehingga dapat mendekatkan hubungan antara ibu
dengan anaknya. Di samping itu, manfaat lain dari ASI pada bayi adalah
dapat meningkatkan kecerdasan anak.
Berdasarkan dari fakta-fakta di atas, dari sumber al-Qur’an, kisah dari Nabi
Muhammad saw. dan juga dari hasil penelitian kesehatan maka menyusui
bayi adalah sangat dianjurkan, merupakan kewajiban ibu serta hak bagi anak
untuk ASI eksklusif dan sebaiknya menyempurnakannya hingga dua tahun.
Hal ini karena ASI eksklusif sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan
anak serta efek psikologis bagi keduanya. Islam begitu sempurna dan salah
satu ajarannya adalah memberikan yang terbaik kepada anak, mencintai
mereka, menjaga dan merawat mereka sehingga mereka tumbuh menjadi
generasi yang sehat dan unggul.
Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh. Yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan, dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf, seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Sebagai anugerah Ilahi, ASI merupakan bahan makanan terbaik untuk bayi
karena memiliki kandungan semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam masa enam
bulan pertama sejak lahir.

Kandungan zat gizi ASI seperti adanya protein dan lemak, mengandung
laktosa dan vitamin, ada zat besi, garam, kalsium dan fosfat serta memiliki
kandungan air yang cukup sekalipun berada pada iklim panas.  ASI memiliki
kandungan protein dan lemak yang tepat untuk kebutuhan bayi dalam jumlah yang
pas. Kandungan laktosa (gula susu) ASI juga sangat tepat untuk kebutuhan bayi
disamping kandungan vitamin sehingga tidak perlu lagi menyediakan vitamin
tambahan selama enam bulan pertama.

Manfaat ASI telah disebutkan dalam Al Quran, "Dan Kami perintahkan


kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS   Luqman: 14).

Islam mendorong kepada para ibu untuk berikhtiar memberikan ASI karena
pada dasarnya mendapatkan ASI adalah hak anak. Begitu pentingnya ASI bagi anak
sehingga dalam keadaan tertentu di mana ibu tidak dapat menyusui anaknya,
dengan melalui musyawarah ibu bersama suami dapat memilih untuk mencari ibu
susuan (murdli’ah) yang dapat menyusui anaknya.

Ayat Alquran tentang Menyusui Selama Dua Tahun


Dalam Alquran disebutkan, masa menyusui dalam ajaran Islam adalah dua
tahun. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, QS al-Baqarah [2] ayat 233
yang artinya: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya".
Namun, tak ada salahnya jika si ibu tak sampai dua tahun dalam menyusui
bayinya. Menyusui sampai bayi berumur dua tahun hanyalah sebatas anjuran,
bukan kewajiban. Ini diterangkan dalam penghujung ayat tersebut.
Menyusui selama dua tahun disebut sebagai bentuk maksimalnya perhatian
orang tua kepada bayinya. "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun." (QS Luqman [31]: 14).
Ayat ini mengingatkan seorang anak tentang betapa besarnya perhatian
ibunya. Ada dua bentuk jasa paling besar seorang ibu, yaitu ketika lemahnya
masa hamil, dan menyusuinya selama dua tahun. Dua hal ini adalah jasa
sangat besar seorang ibu yang disebutkan Allah SWT. Karena itulah si anak
wajib berbakti pada ibunya.
Ajaran Islam juga menunjukkan pemuliaan bagi para ibu yang sedang
dalam masa menyusui dengan memberikan keringanan (rukhshah) untuk
dapat tidak menjalankan puasa Ramadan dan tidak perlu mengganti dengan
puasa (qadla)  di luar bulan Ramadan, akan tetapi cukup menggantinya
dengan membayar fidyah. Keringanan ini diberikan oleh Islam karena ibu
menyusui dan ibu hamil digolongkan pada orang dalam kondisi berat untuk
berpuasa. Sebagaimana perkataan Ibnu Hibban kepada seorang ibu yang hamil:
َ ‫ك ْالفِدَا َء َوالَ َق‬
]‫[رواه البزار وصححه الدارقطني‬ .‫ضا َء‬ َ ‫ْق َف َعلَ ْي‬ ِ ‫أَ ْن‬
ُ ‫ت ِب َم ْن ِزلَ ِة الَّذِيْ الَ يُطِ ي‬

“Engkau termasuk orang yang berat berpuasa, maka engkau wajib membayar fidyah
dan tidak usah mengganti puasa (qadla).” [HR. Al-Bazar dan dishahihkan Ad-
Daruquthni]
َّ ‫ ْط َر‬i ‫ ْو َم َو َش‬i ‫الص‬
‫الَ ِة َو َعنْ ْال ُح ْبلَى‬i ‫الص‬ َّ ‫ض َع ل ِْل ُم َساف ِِر‬ َ َّ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِن‬
َ ‫هللا َع َّز َو َج َّل َو‬ َ ُّ‫ْن َمالِكٍ َقا َل َقا َل ال َّن ِبي‬ ِ ‫َعنْ أَ َن‬
ِ ‫سب‬
]‫[رواه النسائي‬ .‫َو ْالمُرْ ضِ ِع‬

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda:
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah membebaskan puasa dan separuh shalat
bagi orang yang bepergian serta membebaskan puasa dari perempuan yang hamil
dan menyusui.” [HR. An-Nasa’i]

Anda mungkin juga menyukai