Anda di halaman 1dari 7

ANALISA STRUKTUR DAN DESAIN KEMASAN

“KUE GAMBUNG SULI” MAKANAN KHAS LUWU

Arsyad Hidayat
1486141025| A
Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar
Email : Arsyadhidayat07@gmail.com

Abstract
“Kue Gambung Suli” is one of the business products of the “Dapur Kue Gambung”, Gambung Suli
Cake is a type of processed pastry that is commonly consumed by the local people of Luwu and can
also be used as souvenirs for luwu special food by tourists who come and cross this region. The
packaging of this side cake still uses plastic as the main packaging. The packaging used consists of 2
types, namely packaging given to tourists / local people and packaging for inter-regional tourists who
have used cardboard packaging as their secondary packaging.

Keywords: Packaging , Tourism , Typical Luwu

Abstrak

Kue Gambung Suli merupakan salah satu produk usaha dari Dapur Kue Gambung, Kue Gambung
Suli merupakan jenis olahan kue kering yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat lokal Luwu dan juga
dapat dijadikan oleh-oleh makanan khas luwu oleh para wisatawan yang datang dan melintasi
wilayah ini. Kemasan dari kue gambung ini masih menggunakan plastik sebagai kemasan utama.
Kemasan yang digunakan ini terdiri dari 2 jenis, yaitu kemasan yang diberikan kepada
wisatawan/masyarakat lokal dan kemasan yang untuk wisatawan antar daerah yang sudah
mengunakan kemasan karton sebagai kemasan sekundernya.

Kata Kunci: Kemasan , wisatawan , Khas Luwu

1. PENDAHULUAN pengemasan adalah kegiatan merancang dan


Kemasan adalah desain kreatif yang memproduksi wadah atau bungkus sebagai
mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan merancang dan memproduksi kemasan atau
informasi produk agar produk dapat dipasarkan. pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
Kemasan digunakan untuk membungkus, utama dari kemasan adalah untuk menjaga
melindungi, mengirim, mengeluarkan, produk.
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan Kemasan yang dirancang dengan baik dapat
sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, membangun ekuitas merek dan mendorong
2006:33). penjualan. Kemasan adalah bagian pertama
Menurut Kotler & Keller (2009:27), produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. mampu menarik atau mendongkrak tingkat
Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan penjualan dan sebagai alat persaingan produsen
oleh produsen untuk dapat merebut minat mengemas untuk dapat merebut minat konsumen
konsumen terhadap pembelian barang. Produsen terhadap pembelian barang.
berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model 2. METODE
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain 2.1. Metode Pengumpulan Data
yang memproduksi produk-produk sejenis dalam
pasar yang sama. Metode pengumpulan data mengguankan
metode Observasi yaitu mencari dan
mengumpulkan data dengan survey langsung
kenyataan di lapangan yang kemudian diolah
dalam bentuk laporan.
Metode pengumpulan terbagi menjadi 2:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber
asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam
bentuk file tetapi harus dicari melalui narasumber
atau responden, yaitu orang yang dijadikan objek
riset atau orang yang di gunakan sebagai sarana
untuk mendapatkan informasi atau data.
a. Metode Observasi Kegiatan observasi
meliputi pencatatan secara sistematis
mengenai kejadian-kejadian, objek-objek
Gambar 1. Ilustrasi Kemasan yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan
Sumber: bp.blogspot.com untuk mendukung penelitian yang sedang
dilakukan.
b. Metode Wawancara Teknik wawancara
Menurut Kartajaya, Hermawan (263),
adalah mencari dan mengumpulkan data
seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan
dengan diskusi ataupun interview langsung
bahwa teknologi telah membuat packaging
dengan pihak terkait.
berubah fungsi, dulu orang mengatakan bahwa
2. Data Sekunder
“Packaging protects what it sells (Kemasan
Data sekunder merupakan yang sudah tersedia
melindungi apa yang dijual).” Sekarang,
sehingga dapat diperoleh dengan mencari dan
“Packaging sells what it protects (Kemasan
mengumpulkannya. Metode pengumpulan data
menjual apa yang dilindungi).” Dengan kata lain,
sekunder yang digunakan sebagai berikut:
kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau
a. Metode Kepustakaan
wadah, tetapi harus dapat menjual produk yang
Metode ini dilakukan dengan cara mencari data
dikemasnya. Perkembangan kemasan tidak hanya
literatur yang dengan cara mengambil dari buku-
berhenti sampai disitu saja. Sekarang ini kemasan
buku, buku pengetahuan berhubungan dengan
sudah berfungsi sebagai media komunikasi yang
kasus.
dapat mengkomunikasikan citra tertentu.
b. Metode Dokumentasi
Oleh karena itu kemasan yang dirancang Metode Dokumentasi, merupakan catatan
harus dapat membangun ekuitas merek dan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
pertama produk yang dihadapi pembeli dan monumental dari seseorang. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode 3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi
observasi dan wawancara dalam penelitian Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan
kualitatif. Dokumen yang diperoleh berupa foto untuk kepentingan lain di rumah konsumen
hasil dokumentasi penulis dan data-data setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng
mengenai Kemasan Kue Gambung Suli. susu dan berbagai jenis botol.
c. Pencarian secara Online ( Internet )
Pencarian secara online atau kajian internet
adalah pencarian dengan menggunakan komputer
yang dilakukan melalui internet dengan alat
pencarian tertentu pada server yang tersambung
dengan internet yang tersebar di berbagai penjuru
dunia. Metode ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data melalui internet yaitu
mencari data-data dari suatu situs yang memiliki
lisensi dan memiliki data-data yang berkaitan
dengan informasi tentang Kemasan Kue Gambar 2. Produk Kue gambung
Gambung Suli. Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.2. Metode Penelitian Kemasan dari kue gambung ini masih


Metode penelitian yang digunakan dalam menggunakan plastik sebagai kemasan utama.
penelitian ini adalah metode kualitatif sebagai Kemasan yang digunakan ini terdiri dari 2 jenis,
metode pengumpulan data yang diperoleh yaitu kemasan yang diberikan kepada
melalui sumber pustaka yang relevan. Sumber wisatawan/masyarakat lokal menggunakan
pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan data plastik dan kemasan yang untuk wisatawan antar
sebagai landasan teoritis tentang kelemahan dan daerah yang sudah mengunakan kemasan karton
kekuatan kemasan pada produk.. Sumber pustaka sebagai kemasan sekundernya. Para pembeli
dapat berupa buku-buku, artikel, jurnal, dan produk kue gambung ini disarankan untuk
sebagainya. memindahkan produk kue yang telah dibeli dari
produsen ke tempat yang lebih memadai, seperti
toples dan kaleng yang kedap udara, karena
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan begitu kualitas produk dapat bertahan
3.1. Hasil lebih lama, karena kemasan yang sedang
digunakan hanya kemasan sekalii pakai.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya,
kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu
kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali
(Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi
dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Gambar 3. Kemasan Primer Plastik
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Contohnya botol minuman dan botol kecap.
Dalam menciptakan karya desain, (PDU), terdiri dari elemen desain primer dan
dibutuhkan sebuah metodologi yang perlu elemen desain sekunder, disusun berdasarkan
diperhatikan dalam desain kemasan yaitu; (a) prinsip desain untuk mencapai tujuan komunikasi
Mampu Menarik calon pembeli; (b) produk antara komunikator (produsen) dengan
Menampilkan produk yang siap jual; (c) komunikan (target audien). Elemen visual
Informatif dan komunikatif; (d) Menciptakan rasa sebagai daya tarik berperan sebagai stimulus
butuh terhadap produk; (e) Bentuk kemasan yang dasar, membantu menciptakan sebuah kemasan
unik; (f) Warna dan ilustrasi grafis yang estetis. menarik secara visual. (Sari, 2013)
(Said, 2014)
Proses komunikasi untuk menciptakan
kemasan yang memiliki daya tarik visual,
produsen selaku komunikator,berperan sebagai
penyampai gagasan awal (encoder), menciptakan
materi komunikasi berupa signals terdiri dari
elemen visual kemasan, kepada komunikan
dengan tujuan gagasan tersebut sampai di benak
penerima signal. Target audien selaku komunikan
(decoder) akan memberikan respon melalui
proses interpretasi yang bertujuan mengartikan
kembali signals. (Safanayong, 2006, p. 16)

Panel display utama (PDU), merupakan area


yang terdapat dibagian depan desain kemasan
Gambar 4. Kemasan Sekunder Kertas Karton dikhususkan untuk menempatkan identitas merek
Sumber: Dokumentasi Pribadi dan elemen-elemen visual kemasan sebagai
komunikasi produk. Panel ini memegang peranan
Elemen visual sebagai strategi komunikasi penting dalam tanggung jawab penjualan desain
banyak dimanfaatkan oleh berbagai sektor kemasan di lingkungan retail yang ketat. Ukuran
industri untuk mengkomunikasikan produk. dan bentuk PDU, meliputi area display
Persaingan yang ketat antara produk sejenis dan merupakan aspek visual paling pentingdari suatu
kehadiran berbagai jenis produk, memicu desain kemasan, komunikasi visual pemasaran,
produsen untuk menciptakan strategi komunikasi dan strategi merek. PDU yang di desain dengan
agar produk yang ditawarkan laku di pasaran. baik memberikan dampak positif terhadap
Keadaan ini kemudian melahirkan cap atau keberhasilan suatu kemasan diantaranya :
logo(merek) sebagai identitas produk (tanda  Mengkomunikasikan strategi
pengenal),yang membedakan antara produk satu pemasaran/merek secara efektif
dengan produk lain. Identitas produk dapat
 Mengilustrasikan informasi produk secara
diwakilkan juga melalui modifikasi kemasan dari
jelas.
segi bentuk, ukuran, tipografi, dan warna, untuk
 Menekankan informasi dengan hirarki yang
membedakan dengan produk-produk sejenis
jelas dan mudah dibaca
Identitas ini nantinya akan berfungsi sebagai
 Menyarankan fungsi, penggunaan, dan tujuan
sarana komunikasi produk di pasaran.Salah satu
produk secara visual
faktor penting dalam mencapai daya tarik
 Menjelaskan penggunaan dan cara
pelanggan adalah daya tarik visual yang
pemakaian secara efektif
diwakilkan melalui kehadiran elemen visual
kemasan yang terdapat pada panel display utama
 Membedakan produk dengan produk sejenis terdapat pada kemasan, penggunaan kemasan
dalam kompetisi yang hanya digunakan sebagai pembungkus
 Membedakan produk di rak dan dalam tanpa adanya suatu value atau nilai yang
kaitannya dengan ragam lain. mencitrakan produk, dan kurangnya identitas
berupa visual desain yang membedakan
Elemen-elemen pada PDU yang diperlukan keunggulan produk di bandingkan poduk lainnya.
pada umumnya (elemen primer) meliputi: tanda
Dalam menghadapi persaingan global saat
merek, nama merek, nama produk, keterangan
ini dibutuhkan sebuah pernan penting untuk
komposisi, (ingredient), berat bersih, informasi
mendukung eksistensi produk-produk lokal salah
nilai gizi, tanggal kadaluarsa, peringatan bahaya,
satunya merupakan desain kemasan.
arahan penggunaan, dosis, intruksi, ragam,
Adapun yang harus diperhatikan dalam
barcode. Sedangkan elemen yang diatur dengan
perancangan kemasan yaitu; (1) Segmentasi pasar;
desain (elemen sekunder) meliputi : warna, citra,
(2) Perilaku konsumen; (3) Kompetisi produk; (4)
huruf, ilustrasi, sarana grafis, foto (non
Peraturan perundang-undangan; (5) Alur
informasi), simbol (non informasi),
distribusi; (6) Isu sosial dan budaya; (6)
ikon,hirarki visual. (Klimchuk & Krasovec, 2006,
Pemasaran; (8) Teknologi produksi; (9)
pp. 84-85)
Komunikasi visual; (10) Tren regional (Hasan,
2018)

Dari permasalahan yang di temukan di atas


di buat sebuah analisa masalah yaitu bagaimana
merancang kemasan yang kreatif dan inovatif
untuk produk kue khas luwu yakni “Kue
Gambung” dari produsen dapur kue gambung.
Adapun beberapa tujuan desain yang ingin
dicapai dalam perancangan ulang kemasan
produk Kue Khas luwu yakni “Kue Gambung”
dari produsen Dapur Kue Gambung : •
Merancang ulang kemasan yang baru untuk Kue
Khas Luwu yakni “Kue Gambung”. Tentunya
harus memiliki visual yang mampu
menyampaikan keunikan dari produk makanan
tersebut dan tentunya memiliki ciri khas yang
Gambar 5. Penerapan Elemen-Elemen Visual Pada
tidak dimiliki produk makanan lainnya dengan
PDU Kemasan Susu Milo memperkuat identitas dari prdouk. • Menciptakan
Sumber : www.solobelanja.com kemasan Kue Khas Luwu “Kue Gambung” yang
fungisonal, simbolik serta estetis. • Menjadi
media yang komunikatif dalam
3.2. Pembahasan mengkomunikasikan produk Kue Khas Luwu
“Kue Gambung” di masyarakat secara luas.
Dari analisa data yang sudah dikumpulkan
dan hasil pengamatan, ditemukan beberapa hal
yang dipertimbangkan, ditemukan bahwa
kurangnya identitas visual dan brand identity dari
produk Kue gambung ini. Permasalahannya
KESIMPULAN

Kemasan merupakan salah satu solusi untuk


menarik perhatian konsumen karena berhadapan
langsung dengan konsumen. Seiring dengan
berkembangnya jaman dan meningkatnya
persaingan, fungsi kemasan yang dulunya hanya
sebagai wadah atau pelindung berubah menjadi
alat jual yang memberikan dan menciptakan citra
kepada produk yang dijualnya. Kemasan
merupakan satu bagian dari Desain Komunikasi
Visual yang menuntut banyak pertimbangan
dalam proses pembuatannya karena selain
mempertimbangkan faktor estetis dan
fungsionalnya, Upaya peningkatan mutu produk
lokal dapat dicapai dengan meningkatkan mutu
kemasan itu sendiri baik dari segi struktur bahan
kemasan maupun elemen visual kemasan tersebut
dan juga diperlukan kerjasama dan interaksi yang
baik dari pihak produsen produk dengan para
perancang kemasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.

Kartajaya, Hermawan. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1996.

Nurhayati, S. (2018, Agustus). (A. Hidayat, Interviewer)

Hasan. (2018). Perancangan Kemasan Lomo’ Mandar, 3.

Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (2006). Packaging Design Successful Product Branding From
Concept to Shelf atau Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep
Sampai Penjualan, terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia.

Said, A. A. (2014). Desain Kemasan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Sari, N. L. (2013). ELEMEN VISUAL KEMASAN SEBAGAISTRATEGI KOMUNIKASI


PRODUK. Jurnal Komunikasi PROFETIK, 44-45.

Louw, A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity Company.

http://eprints.dinus.ac.id/13474/1/jurnal_14129.pdf

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/seni-desain/article/view/21342

Anda mungkin juga menyukai