Anda di halaman 1dari 22

PEMILIHAN UMUM DALAM PERPEKTIF GEOGRAFI

Makalah

Dosen Pengampu :
Fahmi Arif Kurnianto, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Tania Rahmaniza 180210303031
2. Hofidhotul Aulia 180210303037
3. Chachan Gusti Rawa 180210303070
4. Siti Izza Alfiana 180210303075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

i
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, hidayah
dan inayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Pemilihan Umum dalam Perpektif Geografi”. Kami juga berterimakasih kepada
semua pihak, terutama dosen pengampu mata kuliah Geografi Politik , Bapak
Fahmi Arif Kurnianti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen di Universitas Jember, yang
telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini, sehingga
makalah ini berhasil saya kerjakan tepat pada waktunya.
Makalah ini saya buat untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana
perpektif pemilihan dalam pandangan ilmu geografi, dan bagaimana keadaan
fakta lapangan berjalannya pemilu di masyarakat.. Terkait dengan makalah
tersebut apabila masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan maupun
pembuatan makalah. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan pelajaran
untuk kita semua.

Jember Oktobert 2020,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1 Pengertian Pemilihan Umum....................................................................................3

2.2 Perpektif geografi mengenai pemilu.........................................................................5

2.3 fakta lapangan pemilu dalam perpektif geografi.......................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................17

3.1 Kesimpulan............................................................................................................17

3.2 Penutup..................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemilihan umum menurut UU No. 8 tahun 2012 merupakan pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil. Hubungan antara geografi dengan politik khusunya penilihan
umum dapat dilihat dari definisi geografi politik yaitu cabang ilmu geografi
dengan manusia sebagai aspek utama serta objek studinya meliputi keruangan,
pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional maupun
internasional, pemerintah atau kenegaraan dipermukaan bumi (Alfandi, 2002).
Kehidupan politik sebagai suatu interaksi antara interksi tingkah laku manusia
dan alam sebagai faktor yang mendukung. Analisis pemungutan suara dapat
dilakukan dalam skala wilayah tertentu baik tingkat kabupaten atau kota dengan
menggunakan teknik mapping analysis (Setya, 2014). Selain itu terdapat pula
sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan suara, yaitu kondisi sosial,
ekonomi, jenis kelamin, kepercayaan dan ras. Pemilihan umum tidak hanya dikaji
hanya dengan kacamata ilmu politik, namun geografi politik turut memberikan
kontribusi didalamnya. Oleh sebab itu, penulis tertarik mengambil judul
Pemilihan Umum dalam Perspektif Geografi sebagai konteks ilmu sosial politik
yang dipadukan dengan sudut pandang ilmu geografi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi pemilu?


2. Bagaimana geografi menjelaskan perfektik pemilu?
3. Bagaimana fakta terjadinya pemilu dilapangan dengan prepektif ilmu
geografi?

1
1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian pemilu


2. Mengetahui bagaimana pandangan pemilu dalam ilmu geografi
3. Mengetahui fakta yang terjadi dilapangan

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemilihan Umum


Pemilihan umum atau yang dikenal dengan Pemilu merupakan salah
satu sarana yang terdapat dalam sistem demokrasi yang dilakukan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil untuk memilih wakil
rakyat. Pemilu pada umumnya adalah suatu hubungan yang paling jelas
antara partisipasi dan legitimasi, karena masyarakat tidak dapat secara
langsung berpartisipasi efektif terhadap pemerintahan. Pemilihan umum
diselenggarakan 5 tahun sekali. Menurut hukum yang terdapat di Negara,
mereka yang memiliki tanggung jawab Negara ditentukan dari hasil
pemilihan.
Sistem pemilihan mencakup bebagai topik pemilu seperti ukuran dari
suatu daerah yang dijadikan pemilihan, cara memilih pilihan maupun
jumlah batas pemilihan atau jumlah minimum yang dibutuhkan dalam
pemilihan. Pemilihan umum yang bebas dan adil merupakan hasil dari
perkembangan demokrasi (Alem, 2003: 107). Samuel P. Huntington
menyatakan bahwa sebuah system politik sudah dapat dikatakan
demokratis apabila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat
dalam system itu dipilih melalui pemilihan umum dan didalam system itu
para kandidat bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh
penduudk dewasa berhak untuk memberikan suara mereka. Oleh karena
itu, demokrasi sangat berkorelasi dengan organisasi politik ruang, dimana
umumnya daerah tersebut adalah heterogen dan memiliki sub-wilayah
yang berbeda.
Melalui pemilu yang dilaksanakan secara demokratis inilah,
diharapkan akan menghasilkan pergantian pemerintahan secara tertib,
damai dan semakin terbukanya ruang politik. Rakyat dapat menetapkan
kebijakan publik secara langsung dengan dukungan mereka terhadap
kandidat yang memiliki program aspiratif. Menang atau kalahnya

3
kandidat, ditentukan dari hasil pemungutan suara para rakyat. Kandidat
yang memenangkan pemilihan tersebut juga harus merealisasikan janji
mereka saat memegang tampuk pemerintahan. Dengan kata lain, kegiatan
pemilu dimaksudkan untuk untuk menyeleksi para kandidat, baik eksekutif
maupun legislative, yang nantinya akan menjadi suatu wadah bagi
masyarakat untuk menentukan pendapat mereka.
Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berlandaskan
Pancasila serta UUD 1945 yang bermakna bahwa segala aktivitas yang
dilakukan dalam kehidupan bernegara harus dapat dipertanggungjawabkan
di hadapan hukum. Negara Indonesia apabila dilihat dari aspek geografi
merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Dalam teori dijelaskan
apabila suatu negara memiliki banyak penduduk yang tersebar luas maka
akan semakin sulit dalam menyamakan suatu persepsi. Pluralnya
masyarakat Indonesia menjadikan suautu sistem demokrasi yang
berdasarkan dari corak budaya serta nilai yang ada didalam masyarakat
agar tercipta stabilitas dalam pemeritahan.
Geografi pemilihan umum merupakan suatu pendekatan geografi
terhadap adanya isu-isu yang berkaitan dengan demokrasi dan pemilihan
umum. Dimana pola perilaku suatu warga negara didasarkan dari
keragaman dan tuntutan untuk mengikuti struktur pemerintahan. Geografi
pemilihan umum merupakan studi tentang pola spasial terhadap
pemungutan suara dan kekuasaan, faktor sosiologis dan lokal terhadap
perilaku pemungutan suara, pengaruh lingkungan pada pemungutan suara
dan penggambaran dari batas-batas daerah pemilihan. Geografi pemilihan
umum memiliki manfaat dalam meraih suatu kemenangan, karena dalam
geografi pemilihan umum sangat mempertimbangkan lokasi atau tempat
seseorang tinggal dan kondisi lingkungannya. Hal ini menunjukkan
dengan mempertimbangan geografi pemilihan umum, seseorang dapat
mengetahui peluang hasil kemenangan yang akan dicapai dari setiap
daerah pemilihan. Para ahli geografi mengatakan, bahwa kepercayaan dan
status social dapat mempengaruhi suara para pemilih.

4
Terdapat korelasi yang tinggi antara struktur budaya, social dan
ekonomi dengan adanya pola distribusi kekuasaan dan pola populasi
penduduk yang memberikan identitas serta fungsi politik pada suatu
daerah. Adanya suatu identifikasi pada politik ruang, pola spasial pemilu,
pemetaan perilaku pemilu, distribusi spasial kekuasaan, pengaruh faktor
sosial serta lingkungan terhadap perilaku pemungutan suara dan
konsekuensi yang diperoleh untuk memilih di suatu daerah. Dalam hal ini,
fungsi dari kekuasaan untuk mengontrol dan memantau isi dan relasi
ruang. Interaksi yang diciptakan nantinya yaitu kekuasaan dan ruang yang
lebih transparan, penggambaran pola spasial aksi dan perilaku politik, dan
memprediksi partisipasi dari pemilih.
2.2 Perpektig Geografi Mengenai Pemilu
Dalam menafsirkan suatu fenomena geosfer dalam perspektif
geografi tidak lepas dengan pendekatan geografi yang meliputi pendekatan
keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan kewilayahan. Geografi
manusia dan geografi fisik dianalisis sesuai struktur, fungsi dan proses
dalam sebuah sistem hubungan manusia dengan lingkungan. Unsur fisik
dan manusia yang berinteraksi menghasilkan gejala atau proses
dipermukaan bumi. Proses fenomena geosfer ini menyangkut hubungan
manusia dan lingkunganya yang mencangkup lokal, regional, nasional
maupun internasional. Geografi politik masuk kedalam ranah geografi
manusia
Geografi politik menganalisis hasil pemilihan umum berdasarkan
faktor-faktor yang melekat pada seorang pemilih (sosial, ekonomi, budaya,
pendidikan dan lingkungan), faktor geografi fisik juga akan
mempengaruhi hasil pemilihan umum. Pengambilan keputusan seseorang
untuk memilih atau tidak memilih pasangan calon merupakan hal yang
cukup kompleks. Pada akhirnya keputusan seseorang untuk memilih
terbagi menjadi 3 bagian yaitu pemilih kader, pemilih fanatik dan pemilih
mengambang (Yani, A., dkk, 2008).

5
Kajian pemilihan umum dalam geografi politik melibatkan 3 (tiga)
pemilih tersebut. Geografi politik akan memandang pemilih simpatisan
berdasarkan latar belakang aspek sosial, perekonomian pendidikan serta
lingkungan, mereka cenderung memilih berdasarkan visi, misi, tujuan dan
sebagainya yang diusung oleh partai yang dipilihnya. Geografi politik
akan memandang pemilih fanatik atau kader juga berdasarkan latar
belakang aspek sosial, ekonomi, pendidikan serta lingkungan sehingga
dapat diketahui mengapa mereka menjadi pemiih yang fanatik, serta
mengapa mereka bisa kompak dengan partai yang mereka ikuti bahkan
rela berkorban demi partai tersebut. Geografi politik akan memandang
pemilih mengambang (berubah-ubah) juga berdasarkan aspek yang telah
disebutkan pada pemilih simpatisan dan pemilih fanatik. Pada pemilih
mengambang, variabel-variabel yang akan dikaji berdasarkan geografi
politik akan terus berkembang dan dinamis. Geografi politik dalam pemilu
akan mengkaji serta mempelajari perubahan psikologi seseorang dalam
menentukan pilihannya.
Pemilihan umum dalam perspektif geografi terfokus kepada pendekatan spasial,
pendekatan ekologi, pendekatan kompleks wilayah serta Geography Electoral.
a. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan geografi politik mengkaji tata ruang suatu wilayah,
perkembangan tata ruang suatu wilayah ini dapat dijadikan sebagai patokan
kemajuan suatu wilayah. Studi mengenai pola lokasi, pola persebaran, jarak, serta
keterjangkauan merupakan kajian yang sangat erat kaitanya dengan pemilihan
umum. Lokasi dalam pendekatan keruangan memiliki perbedaan disetiap
wilayahnya, perbedaan tersebut meliputi corak kehidupan masyarakat, morfologi
dan lain sebagainya.
Pola persebaran (distribusi) sangat erat kaitanya dengan hasil pemilihan
umum, hal ini sejalan dengan kondisi lingkungan masyarakat disetiap ruang,
contohnya pada penilitian yang berjudul Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai
Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang
didapatkan hasil bahwa persebaran atau distribusi hasil perolehan suara dari partai

6
politik berbasis islam banyak ditemukan di wilayah pesantren dan desa-desa yang
memiliki masyarakat yang bercorak muslim NU, sedangkan perolehan suara dari
partai politik nasionalis memiliki distribusi di daerah perkotaan.
Jarak dan keterjangkauan juga turut mempengaruhi perolehan suara dalam
pemilihan umum. Jarak dapat diartikan sebagai ruang yang menghubungkan 2
objek yang dihitung berdasarkan panjang ataupun waktu. Sedangkan
keterjangkauan merupakan seberapa mudah suatu lokasi dapat dijangkau.
Masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dengan jarak yang jauh dari pusat
keramaian dan keterjangakauan yang sulit merupakan peluang bagi para partai
politik untuk melakukan kampanye secara positif untuk mendapatkan suara
dengan memberikan beberapa inovasi yang dapat memajukan wilayah tersebut
(Hamid, T., 2016)
b. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi dalam pemilihan umum dapat diartikan sebagai analisis
hubungan-hubungan (sebab akibat) antara masyarakat dan segala aktivitas dan
kehidupan politiknya dengan lingkungan alam.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah sering diartikan sebagai areal differentiations
diamana setiap wilayah memiliki ruang serta ekologi yang berbeda dalam kajian
geografi politik khususnya pemilihan umum.
d. Geography Electoral
Geography electoral dapat diartikan sebagai analisis metode, perilaku, serta hasil
pemilu dalam konteks keruangan geografi. Menurut Glessner dalam Setya tahun
2014 menyatakan bahwa Geography electoral memiliki 3 objek utama yaitu
Geography of Voting, The geography influences on voting, the geography
representation

.2.3 Fakta Lapangan Pemilihan Umum dalam Perspektif Geografi

A. fakta lapangan berdasarkan analisis ruang

No Kecamatan 2009 2014


1 Toroh 85.404 89.326
7
2 Geyer 51.779 53.707
3 Purwodadi 95.105 102.203
4 Karangrayung 69.701 76.052
5 Penawangan 47.808 50.328
6 Brati 35.442 37.394
7 Klambu 26.875 28.602
8 Godong 63.488 66.378
9 Kedungjati 32.920 33.583
10 Gubug 59.550 62.446
11 Tegowanu 38.090 41.098
12 Tanggungharjo 31.005 32.006
13 Ngaringan 48.575 51.161
14 Wirosari 65.913 70.019
15 Tawangharjo 39.933 42.528
16 Grobogan 54.366 57.281
17 Pulokulon 77.431 81.746
18 Kradenan 59.115 62.444
19 Gabus 56.571 58.631
Jumlah 1.039.071 1.096.933
Dalam pembahasan ini akan menunjukkan bagaimana pesta
demokrasi dalam bentuk Pemilu Legislatif dan kaitannya secara perspektif
geografi yang terselenggara di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa
Tengah. Dalam Pemilihan Umum Legislatif di Kabupaten Grobogan pada
tahu 2009 tercatat 1.039.071 pemilih, sedangkan pada tahun 2014
sejumlah 1.096.933 pemilih (Permana, 2014).
Tabel 1. Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab.
Grobogan
Sumber: Permana (2014)

Partai Politik peserta Pemilu Legislatif tahun 2009 sebanyak 44 partai.


Sedangkan pada Pemilu Legislatif tahun 2014 sebanyak 15 partai. Partai Politik
tersebut memiliki azas atau ideologi yang berbeda antara satu dengan yang lain,
akan tetapi yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah Partai yang
memiliki ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Partai Nasionalis. Ideologi partai
tersebut kemudian akan diwakili oleh lima Partai Politik, diantaranya adalah 1)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi partai yang mengusung
ideologi islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat
8
Nasionalis (PAN) sebagai perwakilan partai Basis Massa Islam, 3) Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar)
sebagai representasi partai dengan platform Nasionalis. Terpilihnya kelima Partai
dengan berbeda ideologi tersebut karena memiliki basis massa (grass root) yang
kuat. PKB dan PAN masing masing memiliki kedekatan emosional maupun
kultural dengan basis massa warga Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. PDIP
dan Golkar memiliki konstituen masing masing adalah wong cilik (kaum tani dan
buruh) serta kaum birokrat teknokrat (Geertz, 1981). Partai yang terakhir adalah
PPP, partai ini memiliki akar sejarah dan ideologis yang kuat dalam masyarakat
santri, hal ini tidak lepas karena pengaruh kader eks Partai.
Tabel 2 Lima Partai Politik Sebagai Fokus Kajian
No Partai Politik Ideologi
1 Partai Persatuan Pembangunan Islam
2 Partai Kebangkitan Bangsa Basis Massa Islam
3 Partai Amanat Nasional Basis Massa Islam
4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nasionalis
5 Partai Golongan Karya Nasionalis
Sumber: Komisi Pemilihan Umum

9
No Kecamatan Daerah Pemilihan
1 Toroh
2 Geyer
I
3 Purwodadi
4 Karangrayung
5 Penawangan
6 Brati
7 Klambu II
8 Godong
9 Kedungjati
10 Gubug
III
11 Tegowanu
12 Tanggungharjo
13 Ngaringan
14 Wirosari
IV
15 Tawangharjo
16 Grobogan
17 Pulokulon
18 Kradenan
V
19 Gabus
Geertz (1981) dalam penelitiannya di Mojokuto Jawa Timur
menyimpulkan bahwa Masyarakat Jawa terbagi kedalam tiga kelompok
politik, yaitu 1) Santri, merupakan kelompok masyarakat muslim yang
taat dalam menjalankan ibadah dan identik dengan saudagar atau
pedagang sebagai pekerjaannya, kemudian memiliki preferensi pilihan
politik kepada Partai Islam atau Basis Massa Islam. 2) Abangan,
merupakan kelompok masyarakat muslim yang tidak taat dalam hal
beribadah dan diidentikkan dengan kaum tani maupun kaum buruh
sebagai mata pencahariannya, memiliki preferensi pilihan politik
kepada Partai Nasionalis Indonesia (PNI), pada konteks kekinian kultur
dan ideologi PNI ada pada tubuh PDIP. 3) Priyayi, merupakan
kelompok masyarakat birokrat, teknokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebagai profesinya, memiliki preferensi pilihan politik kepada
Partai Nasionalis, khususnya Golkar (Effendi, 2020).
Tabel 3 Kelompok Politik Masyarakat Jawa, Profesi dan Pilihan
Politiknya
No Kelompok Politik Jenis Profesi Pilihan Parpol
1 Santri Saudagar, pedagang Partai Islam/basis massa islam
2 Abangan Petani, Buruh PNI/PDIP
3 Priyayi Birokrat, PNS Partai Golkar
Sumber: Geertz (1981)
Tabel 4 Pembagian Wilayah Berdasarkan Dapil Di Kabupaten
Grobogan
Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Gambar 1 Peta Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan

Tabel 5 Daerah Basis Massa Partai Politik Pada Pemilu


Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan
No Daerah Pemilihan 200 201
(Dapil) 9 4
1 I Golkar PDIP
2 II PDIP PDIP
3 III PDIP PKB

11
4 IV PDIP PDIP
5 V PKB PDIP
Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Dalam Pembahasan diatas bahwa pemilihan umum di Kabupaten


Grobogan memiliki karakteristik masing-masing setiap keruangan wilayah. Apek
kependudukan dalam hal ini yaitu jumlah pemilih pada tiap kecamatan di
Kabupaten Grobogan mempengaruhi pembagian Daerah Pemilihan (Dapil).
Pembagian Daerah Pemilihan ini ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Pusat atas usulan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten
Grobogan. Hal tersebut mempengaruhi Partai Politik peserta Pemilu Legislatif
2009 dan 2014 merumuskan geostrategi untuk memperoleh sebanyak mungkin
suara dari para konstituen ataupun basis massa pada Daerah Pemilihan yang telah
ditetapkan. Merujuk pada teori sosial Cliffoerd Geertz (1981) tentang kondisi
sosioreligi masyarakat, seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi
sosioekonomi seperti pekerjaan sebagai petani, buruh ataupun PNS pada
kelompok politik yang mempengaruhi preferensi pilihan pada partai politik
tertentu, hal tersebut merupakan kajian geografi politik dimana dalam pemilihan
umum yang beraspek pada interaksi manusia dan lingkungan dalam kehidupan
politik.
b. Fakta lapagan berdasarkan distribusi Penduduk
Dalam pembahasan yang kedua akan meninjau bagaimana distribusi
perolehan suara pasangan kepala daerah Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
dengan populasi sebanyak 76.800 pemilih ( Wiranata, dkk. 2018).
pada pemilihan kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun 2015 terdapat 2
pasangan calon yakni pasangan nomor urut 1 H. Muzni Zakaria dan H. Abdur
rahman, yang diusung oleh partai amanat nasional (PAN), partai gerakan
Indonesia raya (gerinda) partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan partai keadilan
sejahtera (PKS) dan pasangan nomor urut dua yakni H. Khairunnas dan Edi
Susanto yang diusung oleh partai hati nurani rakyat () partai kebangkitan bangsa
(PKB), partai keadilan persatuan Indonesia (PKPI), dan partai Demokrat.

12
berdasarkan hasil rekapitulasi suara yang dikeluarkan oleh komisi pemilihan
umum kabupaten Solok Selatan tahun 2015, pasangan H. Muzni zakarya dan H.
Abdur Rahman memperoleh 3 7.764100 atau sekitar 50,33% sedangkan pasangan
H. Khairunnas dan Edi Susanto memperoleh 37. 263 atau sekitar 4 9,67%.
pasangan H. Muzni Zakaria dan H. Abdur Rahman memenangkan pemilihan
kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun 2015 dengan unggul 0,66% dari
pasangan H. Khairunnas dan Edi Susanto.

Tabel 1 Jumlah Pemilih Pilkada Kab. Solok Selatan Tahun 2015


No. Kecamatan Total Suara Pemilih Terdaftar

1 Koto Parik Gadang Diates 10.991 18.104


2 Pauh Duo 8.379 11.781
3 Sangir 20.948 29.232
4 Sangir Balai Janggo 6.808 11.667
5 Sangir Batanghari 7. 020 10.310
6 Sangir Jujuan 7. 125 8.849
7 Sungai Pagu 15.026 21.680
8
Sumber: ( Wiranata, dkk. 2018).
masing-masing kecamatan memiliki tingkat partisipasi di dalam pemilihan
umum beranekaragam titik keikutsertaan masyarakat di dalam memilih ditentukan
adanya dorongan yang timbul di dalam diri pemilih, dorongan itu bisa berasal dari
luar dan dari dalam diri pemilih itu sendiri titik semakin tinggi dorongan tersebut
maka semakin termotivasi seseorang untuk memilih dan begitu sebaliknya. Hal ini
dikarenakan adanya faktor tertentu yang melekat pada diri setiap pemilih titik
faktor itu yang mendorong pemilih dalam memberikan suara pada salah satu
pasangan calon saat pemilihan umum itu berlangsung
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada Kabupaten Solok Selatan Tahun
2015
No Kecamatan Perolehan Suara Jumlah Jumlah

13
. No. 1 No. 2 suara Sah Tidak Sah
1 Koto Parik Gadang 7.169 2,534 10.707 291
Diates
2 Pauh Duo 5.840 2.333 8.175 204
3 Sangir 5.256 15.488 20.496 456
4 Sangir Balai 2.445 4.433 6.322 176
Janggo
5 Sangir Batanghari 3.117 3.680 6.797 223
6 Sangir Jujuan 2.875 4.111 6.986 139
7 Sungai Pagu 11.062 3.684 14.737 289
Jumlah 37.764 37.263 75.028 1.775
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Peta pertarungan dalam Pilkada kabupaten Solok Selatan begitu sengit dan
ketat. Kedua pasangan calon mendapat suara yang hampir berimbang titik
kemenangan pasangan nomor urut 1 dengan selisih suara sebesar 0,6%
menandakan adanya kecenderungan sama kuat baik dari segi pemilihan maupun
dari segi kualitas pasangan calon itu sendiri.

Tabel 3. Jumlah responden Dapil Berdasarkan Umur


No. Kelompok Umur Perolehan Suara Jumlah
No. 1 No. 2
1 19-39 28 34 72
2 30-39 3 4 7
3 40-49 10 6 16
4 >50 2 - 2
Sumber: ( Wiranata, dkk. 2018).
Tabel 4. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis kelamin Perolehan Suara Jumlah
No. 1 No. 2
1 Laki-Laki 22 22 44
2 Perempuan 31 25 56

14
3 Jumlah 53 47 100
Sumber: Wiranata, dkk. 2018
Jumlah responden Dalam Pilkada Kab. Solok Selatan Tahun 2015
Berdasarkan Agama
No. Agama Perolehan Suara Jumlah
No. 1 No. 2
1 Islam 53 47 100
2 Kristen --
3 Hindu - - -
4 Budha - - -
5 Jumlah 53 47 100
Sumber: ( Wiranata, dkk. 2018).
pada pemilihan kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun 2015 terdapat
sekresi wilayah distribusi suara di mana pasangan H. Musni zakarya dan H.
Abdurrahman menguasai kabupaten Solok Selatan di bagian barat yang dikenal
dengan daerah muara labuh atau alam surambi sungai pagu, sedangkan pasangan
H. Khairunnas dan Edi Susanto menguasai kabupaten Solok Selatan bagian timur
yang dikenal dengan daerah Sangir atau rantau 12 kota adapun faktor dari
pemilihan seperti agama tidak menjadi pertimbangan pemilihan di dalam
menentukan hak politiknya sedangkan faktor pemilihan ini dipengaruhi oleh
faktor umur jenis kelamin tingkat pendidikan pekerjaan suku dan tingkat
pendapatan pemilih cenderung menjadi pertimbangan pemilih dalam menentukan
pilihan politiknya pada pemilihan kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun
2015.

15
16
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Penutup
DAFTAR PUSTAKA

Alam, A. 2005. Foundations of Politics. Tehran: Ney Publication


Alfandi, W. 2002. Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang Geografi
Politik dan Geopolitik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Effendi, D. I. (2020). The Religion of Jawa” Karya Clifford Geertz.
Geertz, Clifford. (1981). Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, terj.
Aswab Mahasin, Bandung : Dunia Pustaka Jaya
Hamid., T. 2016. Peran Geografi Politik Dalam Upaya Mempertahankan
Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Pendidikan
Geosfer. Vol 1 (2)
Kavianirad, Mo., Rasouli, M. 2015. Explanation of relationship between
Geography and Elections (Electoral Geography). Geopolitics Quarterly.
10(4): 93-108
Labolo, M dan Ilham, T. 2015. Partai Poltik Dan Sistem Pemilihan Umum Di
Indonesia (Teori, Konsep dan Isu Strategis). Edisi Pertama. Jakarta:
Rajawali Pers
Permana, Y. M. (2014). Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada
Pemilu Legislatif 2009 Dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah
(Korelasi Teori Clifford Geertz) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang No.8 tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum. Sekretariat Negara. Jakarta
Samuel, P, Hamington. 1997. Gelombang Demokrasi Ketiga. Jakarta: Grafiti
Setya, D. 2014. Kajian Geografi Politik Terhadap Perubahan Perolehan Suara
Partai Demokrat Pada Pemilu 2009 dan 2014 Kabupaten Pacitan.
Universitas Gadjah Mada
Wiranata, A.P., Rahmanelli., Antomi, Y. 2018. Kajian Geografi Politik Tentang
Hasil Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015.
Jurnal Buana. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. E-ISSN:2615-2530.
Vol 2 No 4.
Wicaksono, B. 2013. Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada
Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Yani, A., Hayati, S., dkk. 2008. Kajian Geografi Politik Terhadap Hasil
Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008. Bandung. Jurusan Pendidikan
Geografi Universitas Pendidikan Indonesia.
https://www. KPUD-Solok Selatan. go.id.
https://kpud-grobogankab.go.id

19

Anda mungkin juga menyukai