Makalah
Dosen Pengampu :
Fahmi Arif Kurnianto, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Tania Rahmaniza 180210303031
2. Hofidhotul Aulia 180210303037
3. Chachan Gusti Rawa 180210303070
4. Siti Izza Alfiana 180210303075
i
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, hidayah
dan inayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Pemilihan Umum dalam Perpektif Geografi”. Kami juga berterimakasih kepada
semua pihak, terutama dosen pengampu mata kuliah Geografi Politik , Bapak
Fahmi Arif Kurnianti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen di Universitas Jember, yang
telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini, sehingga
makalah ini berhasil saya kerjakan tepat pada waktunya.
Makalah ini saya buat untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana
perpektif pemilihan dalam pandangan ilmu geografi, dan bagaimana keadaan
fakta lapangan berjalannya pemilu di masyarakat.. Terkait dengan makalah
tersebut apabila masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan maupun
pembuatan makalah. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan pelajaran
untuk kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
3.1 Kesimpulan............................................................................................................17
3.2 Penutup..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
kandidat, ditentukan dari hasil pemungutan suara para rakyat. Kandidat
yang memenangkan pemilihan tersebut juga harus merealisasikan janji
mereka saat memegang tampuk pemerintahan. Dengan kata lain, kegiatan
pemilu dimaksudkan untuk untuk menyeleksi para kandidat, baik eksekutif
maupun legislative, yang nantinya akan menjadi suatu wadah bagi
masyarakat untuk menentukan pendapat mereka.
Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berlandaskan
Pancasila serta UUD 1945 yang bermakna bahwa segala aktivitas yang
dilakukan dalam kehidupan bernegara harus dapat dipertanggungjawabkan
di hadapan hukum. Negara Indonesia apabila dilihat dari aspek geografi
merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Dalam teori dijelaskan
apabila suatu negara memiliki banyak penduduk yang tersebar luas maka
akan semakin sulit dalam menyamakan suatu persepsi. Pluralnya
masyarakat Indonesia menjadikan suautu sistem demokrasi yang
berdasarkan dari corak budaya serta nilai yang ada didalam masyarakat
agar tercipta stabilitas dalam pemeritahan.
Geografi pemilihan umum merupakan suatu pendekatan geografi
terhadap adanya isu-isu yang berkaitan dengan demokrasi dan pemilihan
umum. Dimana pola perilaku suatu warga negara didasarkan dari
keragaman dan tuntutan untuk mengikuti struktur pemerintahan. Geografi
pemilihan umum merupakan studi tentang pola spasial terhadap
pemungutan suara dan kekuasaan, faktor sosiologis dan lokal terhadap
perilaku pemungutan suara, pengaruh lingkungan pada pemungutan suara
dan penggambaran dari batas-batas daerah pemilihan. Geografi pemilihan
umum memiliki manfaat dalam meraih suatu kemenangan, karena dalam
geografi pemilihan umum sangat mempertimbangkan lokasi atau tempat
seseorang tinggal dan kondisi lingkungannya. Hal ini menunjukkan
dengan mempertimbangan geografi pemilihan umum, seseorang dapat
mengetahui peluang hasil kemenangan yang akan dicapai dari setiap
daerah pemilihan. Para ahli geografi mengatakan, bahwa kepercayaan dan
status social dapat mempengaruhi suara para pemilih.
4
Terdapat korelasi yang tinggi antara struktur budaya, social dan
ekonomi dengan adanya pola distribusi kekuasaan dan pola populasi
penduduk yang memberikan identitas serta fungsi politik pada suatu
daerah. Adanya suatu identifikasi pada politik ruang, pola spasial pemilu,
pemetaan perilaku pemilu, distribusi spasial kekuasaan, pengaruh faktor
sosial serta lingkungan terhadap perilaku pemungutan suara dan
konsekuensi yang diperoleh untuk memilih di suatu daerah. Dalam hal ini,
fungsi dari kekuasaan untuk mengontrol dan memantau isi dan relasi
ruang. Interaksi yang diciptakan nantinya yaitu kekuasaan dan ruang yang
lebih transparan, penggambaran pola spasial aksi dan perilaku politik, dan
memprediksi partisipasi dari pemilih.
2.2 Perpektig Geografi Mengenai Pemilu
Dalam menafsirkan suatu fenomena geosfer dalam perspektif
geografi tidak lepas dengan pendekatan geografi yang meliputi pendekatan
keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan kewilayahan. Geografi
manusia dan geografi fisik dianalisis sesuai struktur, fungsi dan proses
dalam sebuah sistem hubungan manusia dengan lingkungan. Unsur fisik
dan manusia yang berinteraksi menghasilkan gejala atau proses
dipermukaan bumi. Proses fenomena geosfer ini menyangkut hubungan
manusia dan lingkunganya yang mencangkup lokal, regional, nasional
maupun internasional. Geografi politik masuk kedalam ranah geografi
manusia
Geografi politik menganalisis hasil pemilihan umum berdasarkan
faktor-faktor yang melekat pada seorang pemilih (sosial, ekonomi, budaya,
pendidikan dan lingkungan), faktor geografi fisik juga akan
mempengaruhi hasil pemilihan umum. Pengambilan keputusan seseorang
untuk memilih atau tidak memilih pasangan calon merupakan hal yang
cukup kompleks. Pada akhirnya keputusan seseorang untuk memilih
terbagi menjadi 3 bagian yaitu pemilih kader, pemilih fanatik dan pemilih
mengambang (Yani, A., dkk, 2008).
5
Kajian pemilihan umum dalam geografi politik melibatkan 3 (tiga)
pemilih tersebut. Geografi politik akan memandang pemilih simpatisan
berdasarkan latar belakang aspek sosial, perekonomian pendidikan serta
lingkungan, mereka cenderung memilih berdasarkan visi, misi, tujuan dan
sebagainya yang diusung oleh partai yang dipilihnya. Geografi politik
akan memandang pemilih fanatik atau kader juga berdasarkan latar
belakang aspek sosial, ekonomi, pendidikan serta lingkungan sehingga
dapat diketahui mengapa mereka menjadi pemiih yang fanatik, serta
mengapa mereka bisa kompak dengan partai yang mereka ikuti bahkan
rela berkorban demi partai tersebut. Geografi politik akan memandang
pemilih mengambang (berubah-ubah) juga berdasarkan aspek yang telah
disebutkan pada pemilih simpatisan dan pemilih fanatik. Pada pemilih
mengambang, variabel-variabel yang akan dikaji berdasarkan geografi
politik akan terus berkembang dan dinamis. Geografi politik dalam pemilu
akan mengkaji serta mempelajari perubahan psikologi seseorang dalam
menentukan pilihannya.
Pemilihan umum dalam perspektif geografi terfokus kepada pendekatan spasial,
pendekatan ekologi, pendekatan kompleks wilayah serta Geography Electoral.
a. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan geografi politik mengkaji tata ruang suatu wilayah,
perkembangan tata ruang suatu wilayah ini dapat dijadikan sebagai patokan
kemajuan suatu wilayah. Studi mengenai pola lokasi, pola persebaran, jarak, serta
keterjangkauan merupakan kajian yang sangat erat kaitanya dengan pemilihan
umum. Lokasi dalam pendekatan keruangan memiliki perbedaan disetiap
wilayahnya, perbedaan tersebut meliputi corak kehidupan masyarakat, morfologi
dan lain sebagainya.
Pola persebaran (distribusi) sangat erat kaitanya dengan hasil pemilihan
umum, hal ini sejalan dengan kondisi lingkungan masyarakat disetiap ruang,
contohnya pada penilitian yang berjudul Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai
Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang
didapatkan hasil bahwa persebaran atau distribusi hasil perolehan suara dari partai
6
politik berbasis islam banyak ditemukan di wilayah pesantren dan desa-desa yang
memiliki masyarakat yang bercorak muslim NU, sedangkan perolehan suara dari
partai politik nasionalis memiliki distribusi di daerah perkotaan.
Jarak dan keterjangkauan juga turut mempengaruhi perolehan suara dalam
pemilihan umum. Jarak dapat diartikan sebagai ruang yang menghubungkan 2
objek yang dihitung berdasarkan panjang ataupun waktu. Sedangkan
keterjangkauan merupakan seberapa mudah suatu lokasi dapat dijangkau.
Masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dengan jarak yang jauh dari pusat
keramaian dan keterjangakauan yang sulit merupakan peluang bagi para partai
politik untuk melakukan kampanye secara positif untuk mendapatkan suara
dengan memberikan beberapa inovasi yang dapat memajukan wilayah tersebut
(Hamid, T., 2016)
b. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi dalam pemilihan umum dapat diartikan sebagai analisis
hubungan-hubungan (sebab akibat) antara masyarakat dan segala aktivitas dan
kehidupan politiknya dengan lingkungan alam.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah sering diartikan sebagai areal differentiations
diamana setiap wilayah memiliki ruang serta ekologi yang berbeda dalam kajian
geografi politik khususnya pemilihan umum.
d. Geography Electoral
Geography electoral dapat diartikan sebagai analisis metode, perilaku, serta hasil
pemilu dalam konteks keruangan geografi. Menurut Glessner dalam Setya tahun
2014 menyatakan bahwa Geography electoral memiliki 3 objek utama yaitu
Geography of Voting, The geography influences on voting, the geography
representation
9
No Kecamatan Daerah Pemilihan
1 Toroh
2 Geyer
I
3 Purwodadi
4 Karangrayung
5 Penawangan
6 Brati
7 Klambu II
8 Godong
9 Kedungjati
10 Gubug
III
11 Tegowanu
12 Tanggungharjo
13 Ngaringan
14 Wirosari
IV
15 Tawangharjo
16 Grobogan
17 Pulokulon
18 Kradenan
V
19 Gabus
Geertz (1981) dalam penelitiannya di Mojokuto Jawa Timur
menyimpulkan bahwa Masyarakat Jawa terbagi kedalam tiga kelompok
politik, yaitu 1) Santri, merupakan kelompok masyarakat muslim yang
taat dalam menjalankan ibadah dan identik dengan saudagar atau
pedagang sebagai pekerjaannya, kemudian memiliki preferensi pilihan
politik kepada Partai Islam atau Basis Massa Islam. 2) Abangan,
merupakan kelompok masyarakat muslim yang tidak taat dalam hal
beribadah dan diidentikkan dengan kaum tani maupun kaum buruh
sebagai mata pencahariannya, memiliki preferensi pilihan politik
kepada Partai Nasionalis Indonesia (PNI), pada konteks kekinian kultur
dan ideologi PNI ada pada tubuh PDIP. 3) Priyayi, merupakan
kelompok masyarakat birokrat, teknokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebagai profesinya, memiliki preferensi pilihan politik kepada
Partai Nasionalis, khususnya Golkar (Effendi, 2020).
Tabel 3 Kelompok Politik Masyarakat Jawa, Profesi dan Pilihan
Politiknya
No Kelompok Politik Jenis Profesi Pilihan Parpol
1 Santri Saudagar, pedagang Partai Islam/basis massa islam
2 Abangan Petani, Buruh PNI/PDIP
3 Priyayi Birokrat, PNS Partai Golkar
Sumber: Geertz (1981)
Tabel 4 Pembagian Wilayah Berdasarkan Dapil Di Kabupaten
Grobogan
Sumber: KPUD Kab. Grobogan
11
4 IV PDIP PDIP
5 V PKB PDIP
Sumber: KPUD Kab. Grobogan
12
berdasarkan hasil rekapitulasi suara yang dikeluarkan oleh komisi pemilihan
umum kabupaten Solok Selatan tahun 2015, pasangan H. Muzni zakarya dan H.
Abdur Rahman memperoleh 3 7.764100 atau sekitar 50,33% sedangkan pasangan
H. Khairunnas dan Edi Susanto memperoleh 37. 263 atau sekitar 4 9,67%.
pasangan H. Muzni Zakaria dan H. Abdur Rahman memenangkan pemilihan
kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun 2015 dengan unggul 0,66% dari
pasangan H. Khairunnas dan Edi Susanto.
13
. No. 1 No. 2 suara Sah Tidak Sah
1 Koto Parik Gadang 7.169 2,534 10.707 291
Diates
2 Pauh Duo 5.840 2.333 8.175 204
3 Sangir 5.256 15.488 20.496 456
4 Sangir Balai 2.445 4.433 6.322 176
Janggo
5 Sangir Batanghari 3.117 3.680 6.797 223
6 Sangir Jujuan 2.875 4.111 6.986 139
7 Sungai Pagu 11.062 3.684 14.737 289
Jumlah 37.764 37.263 75.028 1.775
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Peta pertarungan dalam Pilkada kabupaten Solok Selatan begitu sengit dan
ketat. Kedua pasangan calon mendapat suara yang hampir berimbang titik
kemenangan pasangan nomor urut 1 dengan selisih suara sebesar 0,6%
menandakan adanya kecenderungan sama kuat baik dari segi pemilihan maupun
dari segi kualitas pasangan calon itu sendiri.
14
3 Jumlah 53 47 100
Sumber: Wiranata, dkk. 2018
Jumlah responden Dalam Pilkada Kab. Solok Selatan Tahun 2015
Berdasarkan Agama
No. Agama Perolehan Suara Jumlah
No. 1 No. 2
1 Islam 53 47 100
2 Kristen --
3 Hindu - - -
4 Budha - - -
5 Jumlah 53 47 100
Sumber: ( Wiranata, dkk. 2018).
pada pemilihan kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun 2015 terdapat
sekresi wilayah distribusi suara di mana pasangan H. Musni zakarya dan H.
Abdurrahman menguasai kabupaten Solok Selatan di bagian barat yang dikenal
dengan daerah muara labuh atau alam surambi sungai pagu, sedangkan pasangan
H. Khairunnas dan Edi Susanto menguasai kabupaten Solok Selatan bagian timur
yang dikenal dengan daerah Sangir atau rantau 12 kota adapun faktor dari
pemilihan seperti agama tidak menjadi pertimbangan pemilihan di dalam
menentukan hak politiknya sedangkan faktor pemilihan ini dipengaruhi oleh
faktor umur jenis kelamin tingkat pendidikan pekerjaan suku dan tingkat
pendapatan pemilih cenderung menjadi pertimbangan pemilih dalam menentukan
pilihan politiknya pada pemilihan kepala daerah kabupaten Solok Selatan tahun
2015.
15
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Penutup
DAFTAR PUSTAKA
19