B) Serangan Jantung
Serangan jantung atau infark miokardial (bahasa Inggris: Myocardial
infarction, acute myocardial infarction, MI, AMI) adalah terhentinya aliran
darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke jantung, dan mengakibatkan
sebagian sel jantung menjadi mati. Penyebab terbanyak serangan jantung
diakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
Serangan jantung terutama disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Pada penyakit jantung koroner, sejenis lilin yang disebut plak terbentuk di
bagian dalam arteri jantung. Hal ini disebut atherosclerosis. Plak terbentuk
dari kolesterol dan sel-sel lainnya. Jumlah plak meningkat perlahan-lahan dan
membuat bagian dalam pembuluh darah menyempit. Sedikit darah dapat
mengalir melaluinya dan keping darah dapat menumpuk di depan plak dan
membuat penggumpalan. Jika penggumpalan pecah dan tersendat di bagian
pembuluh darah yang menyempit, maka serangan jantung terjadi.
Kebanyakan penyakit jantung koroner, yang menyebabkan terjadinya
serangan jantung dikarenakan perilaku dan gaya hidup penderita. Hal ini
termasuk makan makanan tak sehat, tidak banyak bergerak, merokok dan
minum terlalu banyak alkohol.
Serangan jantung adalah gawat darurat. Beberapa menit pertama adalah
sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan penderita. Beberapa
kerusakan akibat serangan jantung dapat diperbaiki pada jam pertama saja.
A) Cardiac Arrest
Tidak ada denyutan dan bunyi jantung tidak terdengar (pulsasi carotid)
Gejala yang utama serangan jantung adalah sakit yang sangat pada dada.
Sakit bisa saja terjadi pada bahu, perut, dan rahang. Suatu serangan jantung
selalu merusak otot jantung, tidak seperti angina pectoris.
B) Serangan Jantung
Memasuki usia 45 tahun bagi pria. Sangat penting bagi kaum pria untuk
menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk
mencegah datangnya penyakit jantung.
Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini
(sebagai akibat operasi). Wanita mulai menyusul pria dalam hal risiko
penyakit jantung setelah mengalami menopause.
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Riwayat serangan jantung di
dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak
normal.
Diabetes. Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena
meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi
komplikasi jantung mereka.
Merokok. Risiko penyakit jantung dari merokok setara dengan 100 pon
kelebihan berat badan - jadi tidak mungkin menyamakan keduanya.
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kegemukan (obesitas). Obesitas tengah (perut buncit) adalah bentuk dari
kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung memiliki risiko
penyakit jantung, orang dengan obesitas tengah lebih-lebih lagi.
Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit
jantung - dan menggantinya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu
langkah paling radikal yang dapat diambil.
Stress. Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila
menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias jantung yang
membahayakan jiwa.
Patofisiologi VF VT
B) PEA
Pulseless Electrical Activity merupakan indikasi dari kejadian medis
yang sangat serius yang mendasari, seperti hipovolemia mendalam, infark
miokard masif, emboli paru luas, tachydysrhytmia elektrolit yang signifikan.
Ritme dalam situasi ini biasanya mencakup takikardi, terutama takikardia
sinus atau fibrilasi atrium dengan respon ventrikel yang cepat. Suatu
pendekatan terapi mengarah disertai dengan resusitasi agresif akan
memberikan penderita dengan pseudo-dengan pseudo-PEA dengan
kesempatan terbaik untuk bertahan hidup (Brady, et al, 2012)
Patofisiologi PEA
C) Asistol
Asistol adalah tidak adanya aktivitas kelistrikan jantung dan biaasanya hasil
dari kegagalan pembentukan impuls di primer (node senoatrial) dan standar
(atrioventrikular node dan miokardium ventrikel) lokasi alat pacu jantung.
Asistol juga bisa disebabkan oleh kegagalan penyebaran impuls ke
miokardium ventrikel dari jaringan atrium (Brady, et al, 2012).
Patofisiologi asistol
Pasien dengan asistol umumnya telah mengalami serangan jantung
berkepanjangan, mungkin awalnya menunjukkan gambaran salah satudari
VT, VF atau PEA dan akhirnya berdegenerasi menjadi penghentian
aktivitas listrik jantung. Asistol dapat terjadi karena akibat dari infak
miokard yang besar (Brady, et al, 2012)
B) Asistol
Asistol adalah keadaan gawat darurat di mana anamnesis dan
pemeriksaan fisik tidak perlu lengkap. Penanganan asistole harus cepat
dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku meliputi RJP
segera, pemberian obat-obatan berupa epinefrin dan vasopressin (Lihat
Algoritme penatalaksanaan Asistol).
C) VT VF
Pada keadaan VT dengan tidak adanya denyut nadi (pulseless VT)
penanganan harus cepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang
baku meliputi
Jika pada pasien telah terpasang advanced airway, berikan ventilasi 8-10
kali/menit sambil terus melakukan kompresi dada 100 kali/menit. RJP
terus dilakukan Selama resusitasi, kecuali pada waktu analisis irama
jantung, defibrilasi, dan penilaian sirkulasi.
Setelah 5 siklus RJP, cek irama jantung pasien (shockable atau tidak
shockable), selanjutnya tatalaksana sesuai temuan. Pertimbangkan
pemberian obat selama dilakukannya RJP. Perlu dicari faktor penyebab
yang dapat dikoreksi seperti iskemia, gangguan elektrolit, hipotensi,
asidosis.
6. Pathofisiologi cardiac arrest.
7. Algoritma/penatalaksanaan cardiac arrest.
9. IRK bagaimana sikap seorang muslim apabila mendapt sebuah masalah dan
keutamaan istigfar
Bersabar tatkala mendapatkan musibah
Sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk
kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar
menanggung ketentuan takdir Allah. Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar
itulah yang banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka
mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan
kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah
kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di
dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As Salafiyyah hal. 148)
Shalat
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
(QS al-Baqarah: 45).
Di dalam sholat kita bisa mengeluarkan keluh kesah dan gundah kelana
yang sedang kita rasakan kepada Allah Azza wa jalla ketika kita sedang
sujud, menunjukan kepasrahan dan ketundukan di hadapanNya, sungguh di
dalam sholat ada kenikmatan yang besar, di mulai dari berwudhu kemudian
sholat, ketika engkau berdiri untuk sholat maka tidak ada lagi penghalang
tabir antara dirimu dan Allah Azza wa jalla. Sesungguhnya sholat merupakan
nikmat yang agung sebagai penengah antara problematika dan kesedihan, rasa
bahagia dan senang mana kala bermunajat kepada Rabb alam semesta untuk
memotong sulitnya kehidupan di dunia ini.
Membaca Al-Quran
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS Al-
A’raaf:204)
Membaca Al-Quran salah satunya dapat membuat diri kita tenang. Hal ini
karena di dalam Al-Quran terdapat berbagai petunjuk yang jika dipahami
akan benar-benar mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan sebagai bentuk
petunjuk.
Doa
Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita
(umatnya) tatkala turun sebuah musibah atau terkena sebuah masalah do’a-
do’a untuk menghilangkan kesedihan dan kegelisahan yang ada, adalah beliau
jika tertimpa sebuah kesulitan apa pun jenis, beliau mengucapkan:
“Wahai Dzat yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, dengan kasih
sayangMu saya memohon pertolonganMu”.
Dan do’a sangat bermanfaat untuk menghilangkan sebuah musibah baik
sebelum turunya bencana tersebut mau pun sesudah turunya, hal itu
sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadits shahih dari Nabi Shalallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali do’a”. Shahihul jami’