Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH FOOD QUALITY, DINING ATMOSPHERE DAN

KESESUAIAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN


CAFE RIA DJENAKA SHINING BATU

Titah Salsabilah
Sunarti
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: titahsal@gmail.com

ABSTRACT

This study purpose to examine and explain the influence of Food Quality, Dining Atmosphere, and Price
Fairness, overall or partially to Customer Satisfaction. This type of research used in this research is
explanatory research with quantitative approach. The sample in this study was 117 respondents customer of
café Ria Djenaka Shining Batu. The data was collected by questionairs with sampling technique collecting
used accidental sampling. Data analysis method used is descriptive analysis and multiple linier regression
by doing F test and t test. It purposed to examine and explain overall influence or partial influence between
the variables. The conclusion that be drawn from this study is that the variables in Food Quality, Dining
Atmosphere and Price Fairness together or partially have an influence on Customer Satisfaction. Advice
that can be given in this case is that the company can maintain and improve service to Food Quality, Dining
Atmosphere and Price Fairness, because these variables are very important in influencing customer
satisfaction and expected result of this research can be used as a refrence for further research.

Keyword: Food Quality, Dining Atmosphere, Price Fairness, Customer Satisfaction

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh Food Quality, Dining Atmosphere dan
Kesesuaian Harga secara bersama-sama dan parsial terhadap Kepuasan Pelanggan. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) dengan pendekatan
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 117 orang responden yang merupakan pelanggan café Ria
Djenaka Shining Batu. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan teknik pengambilan
sampel yaitu accidental sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
analisis regresi linier berganda dengan uji F dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama dan
pengaruh secara parsial antara variabel yang diteliti. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah
bahwa variabel Food Quality, Dining Atmosphere dan Kesesuaian Harga baik secara bersama-sama maupun
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Sehingga pihak
perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap Food Quality, Dining
Atmosphere dan Kesesuain Harga, karena variabel tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi Kepuasan pelanggan dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi
penelitian selanjutnya.

Kata kunci: Food Quality, Dining Atmosphere, Kesesuaian Harga, Kepuasan Pelanggan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 140


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN wisata termasuk didalamnya adalah belanja untuk
Pariwisata menurut Yoeti (2008:54) kebutuhan wisata kuliner. Sehingga di Kota Batu
merupakan kegiatan multi sektoral yang hampir bisnis restoran mempunyai potensi untuk
terkoneksi dengan semua kegiatan bidang berkembang.
pembangunan sehingga pariwisata bisa menjadi Kepuasan pelanggan adalah faktor penting
sumber alternatif pembiayaan pembangunan yang mempengaruhi keberlanjutan suatu bisnis,
daerah. Saat ini sektor pariwisata memiliki peran termasuk didalamnya bisnis restoran. Petzer and
yang besar dalam pembangunan nasional. Sektor Mackay (2014) menyatakan bahwa faktor penting
pariwisata telah ditetapkan sebagai bisnis pembentuk kepuasan pelanggan restoran adalah
unggulan nasional yang mampu memacu Food Quality (kualitas makanan), Dining
pertumbuhan ekonomi seperti membuka lapangan Atmosphere (suasana restoran), dan Kesesuaian
pekerjaan baru dan membuka peluang usaha hulu- Harga. Penilaian kualitas makanan erat kaitannya
hilir kegiatan pariwisata. dengan gaya hidup. Perubahan gaya hidup, tata
Seiring dengan berkembangnya zaman, cara dalam menikmati hidangan pada masyarakat
pariwisata merupakan salah satu penyebab khususnya penikmat kuliner, membawa para
terbukanya lahan bisnis baru bagi pelaku bisnis, pelaku bisnis kuliner ini kepada ide baru yang
salah satunya Kota Batu. Sejuknya udara Kota lebih kreatif dan inovatif, tentang tata cara
Batu menjadi favorit masyarakat untuk berlibur penyajian makanan yang menggugah selera,
atau sekedar merelaksasikan diri. Kota Batu kelezatan rasa, banyaknya variasi pilihan
merupakan salah satu kota wisata di Jawa Timur makanan, higienitas, kesegaran, dan temperature
yang dikenal karena udara yang dingin dan yang sesuai.
banyak menyediakan obyek wisata yang dapat Suatu restoran juga harus berinovasi dan
menarik wisatawan seperti Batu Night kreatif untuk menciptakan rasa nyaman, tata ruang
Spektakuler (BNS), Jawa Timur Park 1, Jawa dan dekorasi yang menarik, dan artifak yang unik
Timur Park 2, Museum Angkut, Agrowisata Batu, kepada pengunjung restoran, sehingga diharapkan
Paralayang dan lain sebagainya, sehingga Kota konsumen akan betah berlama-lama di dalam
Batu merupakan salah satu destinasi wisata favorit restoran tersebut. Salah satunya yang dapat
para pelancong di Jawa Timur. Dengan dilakukan yaitu menciptakan Dining Atmosphere
berkembangnya pariwisata di Kota Batu semakin pada café atau restoran. Menurut Levy and Weitz
membuka lahan bisnis-bisnis baru yang (2012:576), atmosphere refrers to design of an
menunjang pariwisata di daerah tersebut. Salah environment via visual communication, lighting,
satu bisnis yang sangat menjanjikan untuk colours, music, and scent to simulate customers
dibangun salah satunya adalah bisnis kuliner. perception and emotional responses and
Banyaknya wisatawan maupun pendatang yang ultimately to affect their purchase behavior, yang
datang ke kota Batu dapat menjadi peluang bagi berarti suasana café melalui visual, penataan,
seseorang pelaku bisnis untuk menciptakan cahaya, music dan aroma yang dapat menciptakan
sebuah usaha khusus kuliner seperti café atau lingkungan pembelian yang nyaman sehingga
restoran. dapat mempengaruhi persepsi dan emosi
Berdasarkan data dari Badan Pusat konsumen terhadap kepuasan. Kepuasan
Statistik Kota Batu, pada tahun 2013 mencapai pelanggan juga dapat di bangun dari beberapa
Rp.4,834 triliun. Pendukung utama PDRB Kota faktor salah satu nya yaitu food quality dan harga.
Batu adalah sektor perdagangan, hotel, dan Food Quality memiliki peran penting
restoran (Rp.2,419 triliun) ; sektor pertanian dalam penilaian konsumen untuk sebuah cita rasa
(Rp.836,194 milyar) ; dan sektor jasa-jasa lain kuliner sebuah café atau restoran yang di pilihnya.
(Rp.744,741 milyar) (BPS Kota Batu 2013:33). Potter and Hotchkiss (1995:90), food quality
PDRB Kota Batu menggambarkan daerah adalah karateristik kualitas dari suatu makanan
agrowisata dan agro politan sesuai dengan yang dapat diterima oleh konsumen. Ini termasuk
rencana strategis daerah Kota Batu. Sebagai dalam faktor internal seperti ukuran, bentuk,
daerah tujuan wisata secara otomatis juga warna, konsistensi, tekstur, dan rasa. Sehingga
meningkatkan belanja wisatawan di daerah tujuan Food Quality memiliki peran penting dalam
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 141
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penilaian konsumen. Dari adanya Dining quality adalah karateristik kualitas dari suatu
Atmosphere dan Food Quality tersebut diharapkan makanan yang dapat diterima oleh konsumen. Ini
terciptanya harga yang sesuai dengan standart termasuk dalam faktor internal seperti ukuran,
kualitas serta pelayanan dari café atau restoran bentuk, warna, konsistensi, tekstur, dan rasa.
yang menjadi sasaran utama konsumen untuk Sedangkan menurut Ferre (1973), quality of food
includes all those characteristic of excellence that
menikmati hidangan. Bagaimana pelaku usaha
make it acceptable to the food buyer, yang berarti
menciptakan sebuah kenyamanan dengan kualitas makanan mencakup semua karakteristik
pelayanan dan standarisasi harga yang sesuai keunggulan yang membuatnya dapat diterima oleh
hingga terciptanya kepuasan pada pelanggan. pembeli makanan. Dengan demikian dapat di
Pelanggan yang puas akan terus melakukan simpulkan bahwa food quality merupakan
pembelian pada café dan restoran tersebut. karakteristik kualitas dari suatu makanan atau
Salah satu café favorit di Kota Batu yaitu yang disajikan, yang dapat di evaluasi dengan
café Ria Djenaka Shining Batu. Café Ria Djenaka mengecek poin-poin yang harus dikontrol melalui
Shining Batu memiliki variasi menu makanan dan nilai nutrisi yang terdapat didalam makanan,
minuman yang menarik, salah satunya yaitu tingkat bahan yang digunakan, rasa, dan
penampilan produk. Sehingga tercipta suatu
menyediakan makanan tradisional hingga
standart produk yang ingin dicapai.
makanan western. Café ini juga memiliki Hanaysha (2006) mengklasifikasikan
keunggulan pada konsep ruangannya yang beberapa elemen dari food quality yang dapat
berbasis tradisional Jawa sehingga diharapkan mempengaruhi kualitas makanan adalah sebagai
dengan adanya konsep Tradisional Jawa ini berikut:
pelanggan akan mendapatkan pengalaman yang 1. Presentation of food
unik dan menarik, ditambah dengan view indoor Makanan harus baik dilihat saat berada di
yang unik kemudian view outdoor yang piring, di mana hal tersebut adalah suatu
menyajikan pemandangan pegunungan yang indah faktor yang penting. Bagaimana makanan
dan juga konsep gerbong, dan resto. Sehingga café tersebut terlihat menarik pada saat disajikan
di atas piring.
Ria Djenaka menjadi salah satu pilihan pelanggan
2. Taste
untuk berkunjung untuk sekedar menikmati Kualitas dalam hal rasa dan cita rasa
hidangan yang di sajikan. Maka dari itu untuk berbeda yang dijaga dengan baik sesuai cita
memikat kepuasan pelanggan diharapkan para rasa yang diinginkan konsumen.
pelaku bisnis membangun Food Quality, Dining 3. Diversity of choice
Atmosphere, dan Kesesuaian Harga. Variasi menu yang ditawarkan seperti
Berdasarkan latar belakang yang telah variasi jenis makanan dan variasi jenis
diulas tersebut, maka peneliti menarik untuk minuman yang beraneka ragam.Variasi
mengkaji tentang Pengaruh Food Quality, Dining makanan dan minuman menjadi salah satu
Atmosphere dan Kesesuaian Harga terhadap point penting dalam penilaian konsumen
Kepuasan Pelanggan Café Ria Djenaka Shining dalam kualitas makanan.
Batu. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu 4. Healty
apakah food quality, dining atmosphere dan Kualitas dalam hal kesehatan makanan
kesesuaian harga secara bersama-sama dan parsial pada saat di konsumsi oleh konsumen, seperti
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan gizi yang terdapat didalam makanan yang
pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk disajikan.
mengetahui dan menjelaskan pengaruh food 5. Freshness
quality, dining atmosphere dan kesesuaian harga Kualitas dalam hal kesegaran dari bahan
secara bersama-sama dan parsial berpengaruh makanan yang diolah adalah contoh penting
terhadap kepuasan pelanggan. yang akan mempengaruhi penampilan
makanan baik atau tidak untuk dinikmati.
KAJIAN PUSTAKA 6. Temperature
Food Quality Kesesuaian variasi temperature yang
Kualitas suatu produk makanan sangatlah didapatkan dari makanan dan minuman yang
penting bagi setiap pendiri usaha kuliner, karena satu dengan lainnya. Temperature juga bisa
menurut Potter and Hotchkiss (1995:90), food mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis
pada sebuah makanan akan lebih terasa saat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 142
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
makanan tersebut masih hangat, sementara Harga
rasa asin pada sup akan kurang terasa pada Menurut Kotler dan Armstrong
saat sup masih panas. (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau
Dining Atmosphere jumlah nilai yang ditukarkan para pelanggan
Menurut Berman and Evan (1992:462), untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
atmosphere refers to the store’s physical
menggunakan suatu produk atau jasa. Tjiptono
characteristic that are used to develop and image
and to draw customers, yang berarti suasana café (2008:151), menyatakan bahwa harga merupakan
merupakan karakteristik fisik yang digunakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
untuk membangun kesan dan menarik pelanggan. memberikan pemasukan atau pendapatan bagi
Menurut Cox R and Brittain P (2004:184), perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya
atmosphere this is major component of store (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan
image and can be defined as the dominant sensory timbulnya pengeluaran. Ezel dalam Sunyoto
effect created by the store design, physical (2013:15), harga adalah nilai yang disebutkan
characteristics and merchandising activitie. dalam mata uang atau medium moneter lainnya
Suasana merupakan komponen penting dari sebagai alat tukar. Karena jika penetapan harga
sebuah toko atau cafe, maka suatu café harus
produk terlalu mahal, tidak sesuai dengan
membentuk suasana terencana yang sesuai dengan
pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen kualitasnya, konsumen akan cenderung
untuk membeli ditoko tersebut. Menurut Levy and meninggalkannya dan mencari produk sejenis
Weitz (2001:576) atmosphere refers to design of lainnya. Sebaliknya, jika penetapan harga produk
an environment via visual communication, terlalu murah, konsumen ada kemungkinan akan
lighting, colours, music, and scent to simulate membeli dalam jumlah relative banyak.
customers perceptual and emotional responses Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
and ultimately to affect their purchase behavior, disimpulkan bahwa Kesesuaian Harga adalah
yang berarti suasana café melalui visual, kesesuaian sejumlah uang yang dibayarkan
penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat konsumen dengan kualitas barang/jasa yang
menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman
didapatkan. Penetapan harga produk terlalu mahal,
sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi
konsumen untuk melakukan pembelian. tidak sesuai kualitasnya, konsumen akan
Elemen-elemen atmosphere dapat meninggalkannya dan mencari produk sejenis
dioperasionalkan pada café sebagai objek dalam lainnya dan penetapan harga produk terlalu
penelitian ini. Lovelock and Wirtz (2004:295) murah, konsumen ada kemungkinan akan
menyebutkan elemen atmosphere terdiri dari: membeli dalam jumlah relative banyak.
1. Ambient Condition (suasana), yang memiliki Zeithmal and Bitner (2006:526)
item sebagai berikut: Pengertian harga terhadap nilai dari sisi konsumen
a. Temperature dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
b. Air Quality 1. Value is Low Price
c. Noise Merupakan kelompok konsumen yang
d. Music memiliki anggapan bahwa harga murah
e. Scent merupakan salah satu value dengan tingkat
2. Space/faction (ruang/fungsi), yang memiliki kepentingan yang lebih rendah.
item sebagai berikut: 2. Value is whatever I want in a product or
a. Layout tata ruang service
b. Equipment Bagi konsumen dalam kelompok ini, value
c. Furnishing tidak hanya diartikan sebagai manfaat atau
3. Sign, Symbols, and Artefact (tanda atau kualitas yang dapat diterima saja, melainkan
simbol), yang terdiri dari beberapa item yaitu: juga sesuatu yang dapat memuaskan keinginan
a. Signage konsumen.
b. Artifact 3. Value is the quality I get for the price I pay
c. Style of décor Konsumen dalam kelompok ini memiliki
pemikiran bahwa value adalah sesuatu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 143


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
manfaat atau kualitas yang diterima sesuai akan menciptakan suasana makan yang nyaman
dengan harga yang dibayarkan. dan sesuai dengan harapan pelanggan dalam
4. Value is what I get for what I give menikmati suatu hidangan makan, perasaan
Konsumen menilai bahwa value nyaman tersebut kemudian akan membuat
berdasarkan besarnya manfaat yang diterima pelanggan betah berlama-lama dalam café
dibandingkan dengan pengorbanan yang
sehingga menimbulkan kepuasan pada pelanggan.
dikeluarkan baik dalam bentuk besarnya uang
yang dikeluarkan, waktu ataupun usahanya. Kotler (2009:138) memberikan definisi kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
Kepuasan Pelanggan yang timbul karena membandingkan kinerja yang
Kotler (2009:138), memberikan definisi dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa ekspektasi mereka.
seseorang yang timbul karena membandingkan
kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) Hubungan antara Kesesusaian Harga terhadap
terhadap ekspektasi mereka. Sedangkan kepuasan Kepuasan Pelanggan
menurut Tjiptono (2011:292) yaitu upaya Menurut Kotler dan Armstrong
pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang
memadai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau
dalam Tjiptono (2011:292) mendeskripsikan jumlah nilai yang ditukarkan para pelanggan
kepuasan sebagai “the good feeling that you have
untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
when you achived somenting or when something
that you wanted to happen does happen, the act of menggunakan suatu produk atau jasa. Bila
fulfilling a need or desire and an acceptable way konsumen melakukan pertukaran maka akan
of dealing with a complaint, a debt, an injury, muncul persepsi atas kepuasan yang dicapai oleh
etc”, yang artinya perasaan yang anda miliki saat konsumen. Bila kegunaan (utility) yang diperoleh
anda mencapai sesuatu ketika sesuatu yang anda oleh konsumen dibadingkan dengan uang yang
inginkan terjadi, tindakan memenuhi kebutuhan dibayarkan adalah lebih besar maka konsumen
atau keinginan dan cara yang dapat diterima untuk merasa puas karena barang/jasa yang dibeli itu
menangani keluhan. murah. Perlu ditambahkan bahwa harga adalah
Dari pengertian-pengertian di atas dapat signal dan juga memegang peranan dalam alokasi
disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan
yang menyangkut pengambilan keputusan dalam
merupakan suatu perasaan senang pelanggan
setelah membandingkan harapan dengan harga mempertimbangkan kegunaan yang diperoleh dari
yang dibayarkan oleh pelanggan. pada barang/jasa. Secara teoritis semakin tinggi
harga maka semakin sedikit jumlah barang/jasa
Hubungan antara Food Quality terhadap yang dibeli atau kepuassan konsumen semakin
Kepuasan Pelanggan rendah dan hal ini berlaku sebaliknya.
Rozekhi at al., (2016) mengemukakan
bahwa Food Quality memiliki pengaruh Hubungan Food Quality, Dining Atmosphere
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Qin et dan Kesesuaian Harga Terhadap Kepuasan
al., (2008) memasukkan kualitas makanan sebagai Pelanggan
konstruk yang terpisah dari dimensi kualitas Kepuasan adalah bagian penting dalam
pelayanan dan menciptakan hipotesis bahwa pemasaran barang atau jasa. Berdasarkan hasil
kualitas makanan secara langsung dan positif penelitian dari Hanaysha (2016) menemukan
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. bahwa Food Quality, lingkungan fisik dan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Food Quality kewajaran harga berpengaruh signifikan terhadap
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Besarnya pengaruh Food
kepuasan pelanggan. Quality, lingkungan fisik dan kewajaran harga
terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 0,06
Hubungan antara Dining Atmosphere terhadap atau 60%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
Kepuasan Pelanggan maka, dapat disimpulkan Food
Petzer and Mackey (2014) menyatakan Quality,lingkungan fisik dan kewajaran harga
bahwa Dining Atmosphere berpengaruh signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
terhadap kepuasan pelanggan. Dining Atmosphere

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 144


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan
H1 : Food Quality (X1), Dining Atmosphere bahwa hasil histogram membentuk garis yang
(X2) dan Kesesuaian Harga (X3) menyerupai lonceng. Dengan demikian dapat
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan disimpulkan bahwa data terdistribusi normal atau
Pelanggan (Y). uji normalitas terpenuhi.
H2 : Food Quality (X1) berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
(Y).
H3 : Dining Atmosphere (X2) berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
(Y).
H4 : Kesesuaian Harga (X3) berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan(Y).

METODE
Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah explanatory research
(penelitian penjelasan) yang digunakan untuk Gambar 1 Hasil Uji Normalitas
menguji suatu teori atau hipotesis, guna
memperkuat atau bahkan menolak teori atau Uji Multikolinieritas
hipotesis hasil penelitian yang sudah ada. Jumlah Uji Multikolinieritas ini dilakukan untuk
sampel dalam penelitian ini sejumlah 117 orang mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang
responden pelanggan café Ria Djenaka Shining sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang
Batu. Teknik analisis yang digunakan adalah: sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa antar
1. Analisis Deskriptif variabel bebas tidak saling berkaitan. Cara
Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan pengujiannya adalah dengan membandingkan
identitas responden yang terdiri dari nama nilai tolerance yang didapat dari perhitungan
responden, jenis kelamin, usia, status, regresi berganda, apabila nilai tolerance < 0,1
intensitas berkunjung, tujuan berkunjung serta maka terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian
items yang didistribusikan dari masing-masing pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa tidak terjadi
variabel. Setelah data terkumpul, maka multikolinieritas antar variabel bebas. Dengan
selanjutnya adalah pengolahan data, kemudian demikian uji asumsi tidak adanya multikolinieritas
mendistribusikan kedalam tabel lalu dapat terpenuhi.
membahas data yang dioleh tersebut secara
deskriptif. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas
2. Analisis Regresi Linier Berganda Colliniearity Statistic
Penelitian ini menggunakan analisis regresi Model Tolerance VIF
linier berganda karena ada tiga variabel X1 0,567 1,765
independen dalam penelitian yaitu Food X2 0,795 1,258
Quality, Dining Atmosphere, dan Kesesuaian X3 0,636 1,573
Harga sedangkan variabel dependennya adalah
Kepuasan pelanggan. Menurut Nazir Uji Heteroskedastisitas
(2014:410) model analisis Regresi Linier Dari hasil pengujian uji heteroskedastisitas
Berganda adalah sebagai berikut: pada Gambar 2, didapat bahwa diagram tampilan
scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola
Y = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan
histogram, uji normal dan p plot. Apabila hasil
histogram membentuk garis yang menyerupai
lonceng atau genta, maka data tersebut
terdistribusi normal atau uji normalitas terpenuhi.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 145
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
signifikan oleh Food Quality, Dining Atmosphere
dan Kesesuaian Harga.
Hasil ini menunjukkan bahwa Food Quality,
Dining Atmosphere dan Kesesuaian Harga
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan, hal ini mendukung penelitian dari
Hanaysha (2016), yang menyatakan bahwa Food
Quality dan Kesesuaian Harga berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan apabila
restoran menjaga kualitas dari makanan yang akan
disajikan maka akan menambah kepuasan
pelanggan, selain itu juga mendukung penelitian
dari Petzer and Mackey (2014), yang menyatakan
Gambar 2 Hasil Uji Heterokedastisitas bahwa Dining Atmosphere berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan, apabila
Analisis Regresi Linier Berganda restoran memperbaiki suasana restoran seperti
Analisis regresi ini digunakan untuk desain, layout, light, furniture, fitting colour maka
menghitung besarnya pengaruh antara variabel kepuasan pelanggan akan mengalami peningkatan.
bebas, yaitu Food Quality (X1), Dining
Atmosphere (X2), dan Kesesuaian Harga (X3) b. Pengaruh Food Quality terhadap Kepuasan
terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Pelanggan
Pelanggan (Y). Uji t test digunakan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas secara parsial
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap
Berganda variabel terikat, t test antara X1 (food quality)
Model B Std. Beta t Sig. terhadap Y (Kepuasan Pelanggan). Berdasarkan
Erro hasil rekapitulasi regresi linier berganda, didapat
r nilai sig. t (0,001) <α = 0,05 maka pengaruh X1
constanta 1,516 1,030 1,471 0,144 (food quality) terhadap Kepuasan Pelanggan
X1 0,074 0,023 0,282 3,264 0,001 adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
X2 0,075 0,022 0,244 3,346 0,001 dapat diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
X3 0,316 0,069 0,372 4,560 0,000 Kepuasan Pelanggan dapat dipengaruhi secara
R : 0,723 signifikan oleh Food Quality atau dengan
R Square (R2) : 0,523 meningkatkan Food Quality maka Kepuasan
Adjusted R Square : 0,510 Pelanggan akan mengalami peningkatan.
F hitung : 41,265 Hasil uji ini menunjukkan bahwa variabel
Probabilitas F hitung : 0,000 Food Quality memiliki pengaruh signifikan
Sumber : Data diolah (2017) terhadap variabel Kepuasan Pelanggan, hal ini
mendukung penelitian dari Hanaysha (2016) yang
a. Pengaruh Food Qulity, Dining Atmosphere menyatakan bahwa Food Quality memiliki
dan Kesesuaian Harga Terhadap Kepuasan pengaruh langsung dan positif terhadap Kepuasan
Pelanggan Pelanggan. Dari tabel distribusi frekuensi jawaban
Uji f digunakan untuk mengetahui apakah responden dapat diketahui jika mayoritas
mengetahui apakah variabel bebas (Food Quality, pelanggan merasa puas atas kualitas makanan
Dining Atmosphere dan Kesesuaian Harga) yang disajikan oleh café Ria Djenaka Shining
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Batu. Penelitian ini juga mendukung hasil
terikat yaitu Kepuasan Pelanggan. Berdasarkan penelitian Sugianto dan Sugiharto (2013) yang
hasil rekapitulasi regresi linier berganda, didapat menyatakan bahwa Food Quality berpengaruh
nilai Sig. f (0,000) <α = 0,05, maka Pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan,
variabel bebas Food Quality (X1), Dining dikatakan pula bahwa jika kualitas elemen-elemen
Atmosphere (X2), dan Kesesuaian Harga (X3), yang terdapat pada Food Quality ditingkatkan, hal
terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) adalah tersebut akan turut meningkatkan kepuasan
signifikan. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha dapat pelanggannya.
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kepuasan Pelanggan dapat dipengaruhi secara
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 146
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Pengaruh Dining Atmosphere terhadap KESIMPULAN DAN SARAN
Kepuasan Pelanggan Kesimpulan
Petzer and Mackey (2014) yang menyatakan 1. Pengaruh secara bersama-sama variable Food
bahwa Dining Atmospheric dianggap penting Quality (X1), Dining Atmosphere (X2) dan
dalam mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, Kesesuaian Harga (X3) secara bersama-sama
terutama karena respon pelanggan terhadap berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
lingkungan merupakan sebagaian pengalaman Pelanggan (Y). Besarnya pengaruh secara
konsumsi mereka. Hal ini berarti bagaimana café bersama-sama adalah 0,51 atau 51%
Ria Djenaka menciptakan suasana café yang sedangkan sisanya adalah 0,49 atau 49% diisi
nyaman yang akan menimbulkan kepuasan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada
pelanggan. Dari tabel distirbusi frekuensi jawaban penelitian ini.
responden dapat diketahui jika mayoritas 2. Variabel bebas Food Quality (X1) secara
pelanggan merasa puas berada di café Ria parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
Djenaka dengan suasana yang diciptakan tersebut terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).
dapat menimbulkan kepuasan pelanggan. 3. Variabel bebas Dining Atmosphere (X2) secara
Dijelaskan dengan t test antara X2 (Dining parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
Atmosphere) terhadap Y (Kepuasan Pelanggan). terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).
Berdasarkan hasil rekapitulasi regresi linier 4. Variabel bebas Kesesuaian Harga (X3) secara
berganda, didapat nilai sig. t (0,001) <α = 0,05 parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
maka pengaruh X2 (Dining Atmosphere) terhadap terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).
Kepuasan Pelanggan adalah signifikan. Hal ini
berarti H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat Saran
disimpulkan bahwa Kepuasan Pelanggan dapat 1. Diharapkan pihak perusahaan dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh Dining mempertahankan serta meningkatkan Food
Atmosphere atau dengan meningkatkan Dining Quality, Dining Atmophere dan
Atmosphere maka Kepuasan Pelanggan akan memperhatikan Kesesuaian Harga,
mengalami peningkatan secara nyata diantaranya yaitu dengan tetap menjaga
kualitas makanan yang disajikan, suasana
d. Pengaruh Kesesuaian Harga terhadap seperti interior maupun ekterior yang
Kepuasan Pelanggan mendukung kenyamanan sehingga pelanggan
Hasil uji t antara X3 (Kesesuaian Harga) betah berlama-lama di dalam café Ria Djenaka
terhadap Y (Kepuasan Pelanggan). Berdasarkan Shining Batu, serta menjaga harga yang sesuai
hasil rekapitulasi regresi linier berganda, didapat dengan pelayanan dan harga yang sesuai
nilai sig. t (0,000) <α = 0,05 maka pengaruh X3 dengan suasana yang diberikan café Ria
(Kesesuaian Harga) terhadap Kepuasan Pelanggan Djenaka Shining Batu.
adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha 2. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa merupakan hal yang sangat penting dalam
Kepuasan Pelanggan dapat dipengaruhi secara mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
signifikan oleh Kesesuaian Harga. diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai
Hasil uji ini menunjukkan bahwa sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
Kesesuaian Harga berpengaruh signifikan mengembangkan penelitian ini dengan
terhadap Kepuasan Pelanggan, hal ini sesuai mempertimbangkan variabel-variabel lain
dengan teori Potter and Hotckiss (1995:90) yang yang merupakan variabel lain di luar variabel
menyatakan bahwa Food Quality adalah kualitas yang sudah masuk dalam penelitian ini.
suatu makanan yang dapat diterima oleh
konsumen. Dari tabel distribusi frekuensi jawaban
responden dapat diketahui jika mayoritas DAFTAR PUSTAKA
pelanggan merasa puas dengan kesesuaian harga Berman, Barry and Joel R.Evans. 1992. Retail
yang ditetapkan oleh café Ria Djenaka Shining Management. Fifth Edition. USA:
Batu. Penelitian ini juga mendukung penelitian Macmillian Publishing Company.
dari Hanaysha (2016) yang menyatakan bahwa Cox, Roger and Paul Brittain. 2004. Retailing An
Kesesuaian Harga berpengaruh terhadap kepuasan Introduction. London: Prentice Hall.
pelanggan, apabila harga semakin terjangkau dan
sesuai dengan harapan pelanggan, maka Kepuasan Ferre, Marie. 1978. What is Food Quality. Journal
Pelanggan akan mengalami peningkatan. of Food Distribution Research. 34-36.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 147


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hanaysha, Jalal. 2016. Testing The Effect of Food Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran.
Quality, Price Fairness and Physical Yogyakarta: Penerbit Andi.
Environment On Customer Satisfaction In Tjiptono, Fandy dan Gregorious, Chandra. 2011.
Fast Food Restaurant Industry. Asian Service, Quality and Satisfaction.
Economic and Social Society, Vol.6, pp. Yogyakarta: Penerbit Andi.
31-40.
Yoeti, Oka. A, 2008. Perencanaan dan
Kotler, Philip dan Gary, Armstrong. 2008. Pengembangan Pariwisata. Cetakan kedua.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Erlangga.
Zeithaml, A. Valarie and M.J Bitner, Dwayne D.
Kotler, Philip dan K.L. Keller. 2009. Manajemen Gremler. 2006. Service Marketing.
Pemasaran. Alih Bahasa: Bob Sabran. Singapore: McGraw Hill.
Jakarta: Erlangga.
Levy, Michael and Barton A. Weitz. 2001.
Internet
Retailing Management. New York: www.batukota.bps.go.id diakses pada 11 Februari
McGraw Hill. 2017
Lovelock, Chriztopher and Jochen, Wirtz. 2004.
Service Marketing. Sixth Edition America:
Prentice Hall.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia
Petzer, Daniel and Mackey, Nedia. 2014. Dining
Atmospherics and Food and Service
Quality as Predictors of Customer
Satisfaction at Sit-Down
Resturants.African Journal of Hospitality,
Tourism and Leisure, Vol.3 (2).
Potter, Norman and Joseph, H. Hotchkiss. 1995.
Food Science. New York: Champman and
Hall.
Qin, Hong and Prybutok, Victor R. 2008.
Determinants of Customer Perceived
Service Quality in Fast Food Restaurant
and Their Relationship to Customer
Satisfaction and Behavioral Intention. The
Quality Management Journal. Vol.15. 2
Rozekhi, A.N, Shahrill H., Ashraf Siddik K., Putri
Dahlia, Noor S. 2016. The Influence of
Food Quality on Customer Satisfaction in
Fine Dining Restaurant: Case in Penang.
International Academic Research Journal
of Business and Technology. 2(2), Page
45-50.
Sugianto, Sugiono dan Sugiono Sugiharto. 2013.
Analisa Pengaruh Service Quality, Food
Quality dan Price Terhadap Kepuasan
Pelanggan Restorant Yung Ho Surabaya.
Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1,
No.2, 1-10.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner dan
Analisis Data. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 148
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai