(RPP)
E. METODE
Diskusi, praktik dan penugasan
F. MEDIA, BAHAN, ALAT
1. Media
rekaman tembang Dhandanggula
internet
2. Bahan/ alat
teks/ naskah serat wedhatama pupuh Dhandanggula
3. ALAT
laptop, LCD
G. SUMBER BELAJAR
Sudi yatmana, dkk. 2015. Kabeh Bisa Basa Jawa SMA/SMK/MA kelas XII.
Slamet Mulyana .dkk.2015. Trampil Basa Ndhidhik Karakter Luhur. SMA/
SMK/ MA Kelas XII.
Gandung Widaryatmo. Dkk. 2014. Prigel Basa Jawa. SMA/ SMK/ MA kelas
XII.
Sutrisna, As. Pathining Basa Jawa
Internet
Kamus Basa Jawa
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran waktu
(Berbasis
Problem)
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dari guru 10
(simullasi/Pemb Bersama- sama berdoa sebelum menit
erian melaksanakan pembelajaran (Religius)
rangsangan) Bersama – sama Menyanyikan lagu
Indonesia Raya (kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter nasionaisme)
Peserta didik memeriksa kebersihan kelas,
memungut sampah,memilah dan membuang
sesuai dengan tempatnya.(adiwiyata
mandiri)
Memeriksa kehadiran siswa
Peserta didik mendapatkan motivasi dari
guru berkaitan dengan materi tembang yang
akan dipelajari hari ini, misalnya: Tembang
macapat cacahe wonten pinten? Tembang
macapat iku nyritakake lakuning manungsa
ing donya tekan pati…
Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Guru menanyakan materi tentang tembang
macapat yang sudah pernah dipelajari
sebelumnya
Isi Problem Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok 65
(kegiatan Inti) statemen Peserta didik membaca dan menulis contoh menit
(pertanyaan/ide teks pada satu sampai empat serat
ntifikasi wedhatama pupuh Dhandanggula
masalah) (Kegiatan literasi pembelajaran)
Pada I
Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa samya anuladha
Kadya nguni caritane
Andelira sang Prabu
Sasrabahu Maespati
Aran Patih Suwanda
Lalabuhanipun
Kang ginelung tri perkara
Guna kaya purune kang den antepi
Nuhoni trah utama
Pertemuan 2
Sintak Model
Langkah Pembelajaran Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran (Berbasis waktu
Problem)
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dari guru 10
(simullasi/Pemb Bersama- sama berdoa sebelum menit
erian melaksanakan pembelajaran (religius)
rangsangan) Bersama – sama Menyanyikan lagu
Indonesia Raya (kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter nasionalisme)
Peserta didik memeriksa kebersihan kelas,
memungut sampah,memilah dan membuang
sesuai dengan tempatnya.(adiwiyata
mandiri)
Memeriksa kehadiran siswa
Peserta didik mendapatkan motivasi dari
guru berkaitan dengan materi tembang yang
akan dipelajari hari ini, misalnya:
Tembang macapat cacahe wonten pinten?
Tembang Dhandanggula ingkang kalawingi
sampun disinanoni mnp tegesipun?
Peserta didik diminta mengumpulkan tugas
yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Guru menanyakan materi tentang tembang
macapat yang sudah pernah dipelajari
sebelumnya
Isi Problem Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok 65
(kegiatan Inti) statemen Peserta didik membaca contoh teks pada menit
(pertanyaan/ide satu serat wedhatama pupuh
ntifikasi Dhandanggula (Kegiatan literasi
masalah) pembelajaran)
Yogyanira kang para prajurit
Becike para prajurit
Lamun bisa samya anuladha
Kabeh bisa nuladhani
Kadya nguni caritane
Kaya crita jaman kuna
Andelira sang Prabu
Andel- andele sang prabu
Sasrabahu Maespati
Sasrabau ing maespati
Aran Patih Suwanda
Kang diarani Patih Suwanda
Lalabuhanipun
Jasane
Kang ginelung tri perkara
Diringkes dadi siji
Guna kaya purune kang den antepi
Kapinteran, Bandha, Wani
Nuhoni trah utama
Netepi keturunan wong becik
Peserta didik membaca isi pokok tembang
Dhandanggula, (pada pertemuan sebelumnya
sudah dibahas)
Peserta didik mempertanyakan nilai- nilai
yang terkandung didalam tembang
Dhandanggula pada I (Rasa ingin tahu)
Peserta didik mempertanyakan relevansi
pitutur luhur dengan kehidupan masa kini
(berpikir kritis)
Data collection Peserta didik bersama teman satu kelompok
(pengumpulan menganalisis nilai- nilai yang terkandung
data) didalam tembang Dhandanggula pada I
Peserta didik bersama teman satu kelompok
menganalisis relevansi nilai- nilai yang
terkandung didalam tembang Dhandanggula
pada I dengan kehidupan saat ini I
Peserta didik memberikan pendapatnya
mengenai isi tembang dhandhanggula pada I
Pertemuan 3
Sintak Model
Langkah Pembelajaran Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran (Berbasis waktu
Problem)
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dari guru 10
(simullasi/Pemb Bersama- sama berdoa sebelum menit
erian melaksanakan pembelajaran (Religius)
rangsangan) Bersama – sama Menyanyikan lagu
Indonesia Raya (kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter nasionalisme)
Peserta didik memeriksa kebersihan kelas,
memungut sampah,memilah dan membuang
sesuai dengan tempatnya.(adiwiyata
mandiri)
Memeriksa kehadiran siswa
Peserta didik mendapatkan motivasi dari
guru berkaitan dengan materi nulis cakepan
tembang yang akan dipelajari hari ini,
misalnya: Tembang iku nduweni paugeran,
cobi sinten ingkang mangertos paugeran
tembang?
Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Isi Problem Peserta didik membaca teks Tembang 65
(kegiatan Inti) statemen Dhandanggula (Kegiatan literasi menit
(pertanyaan/ide pembelajaran)
ntifikasi Saben esuk aku mesti tangi
masalah) Adhus lan aku ngresikki kamar
Yen iku wis siap kabeh
Ndonga mring maha agung
Dimen selamet lancer rejeki
Pikantuka barokah
Saka maha agung
Yen wis tekan ing sekolah
Sing temen sinau lan anggolek ilmi
Supaya urip bunggah
Guru memotivasi peserta didik untuk
menanyakan hal- hal yang belum dipahami
berkaitan dengan cara menulis cakepan
tembang Dhandanggula
Peserta didik menanyakan hal – hal yang
belum jelas berkaitan dengan paugeran
tembang Dhandanggula
Peserta didik mempertanyakan langkah-
langkah menulis cakepan tembang
(kritikal thingking/berfikir kritis)
Data collection Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
(pengumpulan setiap kelompok terdiri dari 6 siswa, setiap
data) siswa didalam satu kelompok diminta untuk
membuat cakepan tembang Dhandanggula
sejumlah satu baris kemudian hasilnya
didiskusikan bersama teman- temannya.
(kolaborasi/ kritikal thinking)
Data processing Peserta didik dalam kelompok mencermati
(pengolahan kalimat- kalimat yang akan dirangkai
Data) menjadi cakepan tembang Dhandanggula
Peserta didik mencermati guru wilangan
dan guru lagu, untuk menyusun cakepan
tembang Dhandanggula
Peserta didik mengolah kalimat- kalimat
yang tersusun menjadi cakepan tembang
Dhandanggula yang sesuai dengan paugeran
tembang
(colaboration, critical thingking)
Verification Peserta didik menyampaikan hasil analisis
(pembuktian) menulis cakepan tembang Dhandanggula
Peserta didik menyunting cakepan tembang
Dhandanggula milik teman
Peserta didik merevisi cakepan tembang
yang belum sesuai dengan paugeran
tembang Dhandanggula (creative,
comunikation)
Peserta didik mengumpulkan hasil karya
menulis tembang Dhandanggula untuk
dinilai guru
Penutup Generalization Peserta didik dengan dibantu guru 15
(menarik menyimpulkan tentang langkah- langkah menit
kesimpulan) menulis cakepan tembang Dhandanggula,
(creative, critical thingking)
Peserta didik diberikan pertanyaan lisan
untuk mendapatkan umpan balik sebagai
acuan untuk pembelajaran minggu depan.
Misalnya : Tembang Dhandanggula iku
isine nyritakake babagan apa?
Guru menyampaikan materi minggu depan, yaitu
menyanyikan tembang Dhandanggula,
peserta didik dirumah bisa mempersiapkan
diri untuk berlatih.
Tugas Proyek : gawe cakepan tembang
Dhandanggula kanthi tema mardika,
ditumpuk minggu ngarep ! kerjasama,
kreatif inovatif, tanggung jawab)
Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
Pertemuan 4
Sintak Model
Langkah Pembelajaran Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran (Berbasis waktu
Problem)
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dari guru 10
(simullasi/Pemb Bersama- sama berdoa sebelum menit
erian melaksanakan pembelajaran (Religius)
rangsangan) Bersama – sama Menyanyikan lagu
Indonesia Raya (kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter nasionalisme)
Peserta didik memeriksa kebersihan kelas,
memungut sampah,memilah dan membuang
sesuai dengan tempatnya.(adiwiyata
mandiri)
Memeriksa kehadiran siswa
Peserta didik mendapatkan motivasi dari
guru berkaitan dengan materi praktik
nembang Dhandanggula, misalnya: Watak
tembang Dhandanggula iku seneng, tresna
asih, mituturi lan nuladhani, mula kita
sedaya kedah nyinaoni tembang
Dhandanggula supaya kita sedaya nduweni
rasa tresna asih marang sapada-
pada..amarga zaman saiki akeh sing wes
luntur rasa tresna asih marang sapada
Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Isi Problem Peserta didik membaca satu pada serat 65
(kegiatan Inti) statemen wedhatama pupuh Dhandanggula menit
(pertanyaan/ide (Kegiatan literasi pembelajaran)
ntifikasi 2 5 6 6 6 1 2 2 22 2
masalah) Yogyanira kang para prajurit
2 2 1 1 1 1 1 1 6 2 1 6
Lamun bisa samya anuladha
5 6 6 6 6 6 1 6 5
Kadya nguni caritane
2 2 2 1 1 6 2 1 6
Andelira sang Prabu
6 6 165 2 2 2 2 1 6 2 1 6
Sasrabahu Maespati
2 2 2 2 2 2 2
Aran Patih Suwanda
2 2 2 2 16 1 65
Lalabuhanipun
2 2 2 3 2 2 2 2
Kang ginelung tri perkara
5 3 2 16 6 6 6 6 6 1 2 3
Guna kaya purune kang den antepi
5 6 1 6 2 1 6 1
Nuhoni trah utama
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Tekhnik penilaian: observasi, sikap religius dan sikap sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : Jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
Jenis / teknik tes : tertulis, lisan, penugasan
Bentuk tes : Uraian
Instrumen tes terlampir.
3. Ketrampilan
Teknik / bentuk penilaian : Praktik
Remidial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KDnya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal) atau
tutor sebaya atau tugas dan diakhiri dengan tes
c. Tes remedial dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai N (ketuntasan) N< N (maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai N > N (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
Catatan :
Demak, Juli 2018
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Demak Guru Mata Pelajaran
Bahasa Jawa
LAMPIRAN I
TEMBANG MACAPAT
1. Pangertene tembang dhandhanggula
Dhandanggula saka tembung dhandhang sayektine jenising kewan manuk kang saben
menclok nyuwara nggaok gaok, umume diarani manuk gagak. Saka tembung kuwi
ndhandhang ateges cewer utawa seneng omong ing ngendi paran. Gula ateges samubarang
kang legi. Adhedhasar saka pangerten kasebut, dhandhanggula ngemu surasa pitutur kang
becik. Mula tembang dhandhanggula pantese kanggo aweh pitutur bab kabecikan.
Tuladhane serat Tripama kang ngandharake Dhandhanggula.
1 2 2 2 2 2 2
A- ran Pa- tih Su- wan- da
1 1 6 6 1 6 5
Le- la- bu- ha- ni- pun
1 2 2 2 2 2 2 2
Kang gi- ne- lung tri pra- ka- ra
2 2 1 6 6 6 6 6 6 6 1 2 2
Gu- na ka- ya pu- ru- ne kang den an- te- pi
5 6 1 6 2 1 6 1
Nu- ho- ni trah u- ta- ma
LAMPIRAN II
PENILAIAN SIKAP
Penilaian kompetensi sikap
1) Sikap yang menjadi focus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerjasama dan Kepedulian.
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap
kelima sikap diatas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;
3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke
walikelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapot (menunjang
penilaian sikap dari guru PAI dan guru PKN)
Ketentuan
1= Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam Indikator
2= Jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
Indikator
3= Jika peserta didik sangat mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam Indikator
4= Jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
Indikator
5= Jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
Indikator
Format Penilaian
Nilai jumlah skor x 100
25
Nilai A jika 90-100
Nilai B jika 80-89
Nilai C jika 70-79
Menulis isi teks serat Tes lisan/ Uraian 2.Tulisenn isine tembang
tripama pupuh tertulis Dhandanggula ing dhuwur!
dhandhanggula Kunci
Isi cakepan tembang dhandhangula
pada 2 yaiku nyritakake perang tanding
ing Negara ngalengka
Berdiskusi menentukan Tes lisan/ Uraian 4.Gayutna pitutur luhur kang ana ing
relevansi nilai- nilai dengan tertulis tembang dhandhanggula ing dhuwur
kehidupan masa kini karo kahanan bebrayan wektu saiki!
Kunci
Jaman mbiyen abdi utawa ngisoran
kudu nduweni rasa bekti marang rajane
uga wani mati mbela negarane nanging
jaman saiki para abdi Negara kang
mentingake kepentingane dewe,
Kapinterane kanggo tumindak kang ora
becik
1. Soal nomor 1
Aspek Tingkat Skor
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 20
Siswa menjawab benar dan baik B 15
Siswa menjawab benar dan sedang S 10
Siswa menjawab kurang benar K 5
SKOR MAKSIMAL
2.
Aspek Tingkat Skor
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 20
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 15
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 10
Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 5
SKOR MAKSIMAL
3. Soal nomor 3
Aspek Tingkat Skor
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 20
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 15
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 10
Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 5
SKOR MAKSIMAL
4.Soal nomor 4
Aspek Tingkat Skor
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 20
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 15
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 10
Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 5
SKOR MAKSIMAL
5.Soal nomor 5
Aspek Tingkat Skor
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 20
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan baik B 15
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sedang S 10
Siswa mendeskripsikan dengan kurang benar K 5
SKOR MAKSIMAL
PROYEK
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Instrumen
Kompetensi
Menulis tembang Tes tertulis Tertulis Gawea tuladha
Dhandanggula tembang
Dhandanggula !
Penilaian proyek
Pedoman Penskoran:
NO KRITERIA PROYEK SKOR
1. Kelengkapan paugeran tembang sesuai dengan aturan, Tampilan 91-100
sangat rapi bersih, Isi sangat sesuai, pengumpulan tugas tepat waktu
2. Kelengkapan paugeran tembang sesuai dengan aturan,Tampilan rapi 81-90
bersih, Isi sesuai, pengumpulan tugas tepat waktu
3. Kelengkapan paugeran tembang kurang sesuai dengan 71-80
aturan,Tampilan kurang rapi kurang bersih, Isi sesuai, pengumpulan
4. tugas tidak tepat waktu 70
Kelengkapan paugeran tembang tidak sesuai dengan aturan,Tampilan
tidak rapi tidak bersih, Isi sesuai, pengumpulan tugas tidak tepat
waktu
Menyunting
NO NAMA KELENGKAPAN TAMPILAN TEPAT ISI NILAI
DATA WAKTU TEMBANG
2
Penilaian Praktik
Indikator Teknik Bentuk Penilaian Instrumen
Pencapaian Penilaian
Kompetensi
Menyajikan tembang Tes praktik Demonstrasi/penampila Tembangna, tembang
Dhandanggula n Dhandanggula ing
ngarepe kelompokmu
utawa ing ngarep
kelas!
1 Aldi 80 80 80 80
LEMBAR PENILAIAN GARAPAN OMAH
LAMPIRAN
Cerita Kumbakarna
Kumbakarna adalah seorang ksatria bangsa Raksasa yang hidup di jaman kejayaan Prabu
Sri Rama dari kerajaan Ayodya. Ayah Kumbakarna adalah seorang resi bernama Begawan
Wisrawa, sedang ibunya adalah Dewi Sukesi, putri seorang raja bernama Prabu Sumali.
Kumbakarna adalah juga adik penguasa negri Alengka, bernama Prabu Rahwana
Kumbakarna adalah seorang patriot. Suatu ketika dia pernah berjasa kepada bangsa Dewa,
sehingga dia diberi kebebasan untuk menentukan pilihan hadiah apa yang diinginkan dari bangsa
Dewa. Adalah Batara Brahma dan Batari Saraswati yang diutus Hyang Guru untuk menemui
Kumbakarna menanyakan apa yang diminta. Diyakini bahwa Kumbakarna sedianya akan
meminta ‘Indrasan’, ungkapan dalam bahasa Sansekerta yang berarti sebuah keistimewaan untuk
menjalani hidup mewah di negri kahyangan Kaendran, milik Batara Indra, seperti yang terjadi
pada Arjuna beberapa ratus warsa kemudian.
Tapi Kumbakarna menjadi salah tingkah dihadapan Dewi Saraswati, lidahnya kelu dan
salah mengucap ‘Nendrasan’, yang berarti tidur panjang. Maka Kumbakarna pun mengalami tidur
panjang. Ketika negri Alengka kemudian diserang oleh negri Ayodya dibantu oleh pasukan
bangsa Kera, Rahwana kemudian memerintahkan prajuritnya agar segera membangunkan
Kumbakarna. Dibutuhkan sekelompok gajah untuk menginjak-injak tubuh Kumbakarna agar
membuka matanya dari tidur panjang. Dan perlu disediakan sekeranjang makanan kegemarannya
sehingga membuatnya benar-benar terbangun.
Pertama kali yang dilakukan Kumbakarna ketika terbangun adalah bicara dengan
kakaknya, agar mengembalikan Shinta. Tapi Rahwana juga memiliki dalih kuat yang justru ingin
melindungi Shinta yang dianggapnya telah diperalat. Apalagi saat itu pasukan Ayodya sudah
hampir menuju pantai negri Alengka. Maka Kumbakarna pun memimpin pasukan Alengka di
garis depan, bukan dalam rangka membela kakaknya, tapi lebih kepada membela negrinya yang
sedang menghadapi penjajah. Kumbakarna pun melawan Sri Rama tidak dengan rasa benci, yang
dia lakukan hanya dalam rangka melindungi tumpah darahnya. Semua ksatria Ayodya yang
terluka atau mati di tangan Kumbakarna, dia perlakukan dengan hormat dan menjunjung tinggi
sikap ksatria sebagai sesama patriot.
Panah Sri Rama memutuskan kedua tangan Kumbakarna. Tapi itu tak menghentikannya.
Kumbakarna tetap menggempur dengan kakinya. Sampai panah Sri Rama memutuskan kedua
kaki itu. Kumbakarna tetap tidak berhenti, tanpa tangan dan kaki dia menggelindingkan badan
kesana kemari menggempur prajurit Ayodya. Panah Sri Rama terakhir menigas leher
Kumbakarna.
Dihari kematian Kumbakarna pun, Sri Rama mengibarkan gencatan senjata, sebagai
hormatnya kepada Kumbakarna atas keberanian, dan semangat bertempur sebagai seorang
pejuang, yang baru kali itu Sri Rama melihat seorang patriot seperti Kumbakarna.
http://www.bluefame.com/topic/174953-lakon-kumpulan-cerita-wayang/page__st__160
KARNA
Karna adalah salah satu tokoh penting dalam Mahabharata. Ia adalah putra
tertua Kunti, sehingga merupakan saudara seibu Pandava dan merupakan yang
tertua dari keenam saudara tersebut. Walaupun Duryodhana menunjuknya sebagai
raja Anga, perannya dalam kisah Mahabharata jauh melebihi peran seorang raja.
Karna bertarung di pihak Kaurava dalam perang di Kurukshetra.
Semasa mudanya, Kunti merawat resi Durvasa selama satu tahun. Sang resi
sangat senang dengan pengabdian yang diberikan olehnya sehingga memberikan
anugerah untuk memanggil salah satu dari para dewa dan dewa yang dipilihnya
tersebut akan memberiknya seorang putra yang mempunyai sifat baik menyamai
dewa tersebut. Karena ragu-ragu apakah anugerah tersebut benar, Kunti, selagi
masih belum menikah, memutuskan untuk mencoba mantra tersebut dan memanggil
dewa matahari, Surya. Ketika Surya menampakkan diri didepannya, Kunti terpesona.
Karena terikat mantra Durvasa, Surya memberinya seorang anak secemerlang dan
sekuat ayahnya, walaupun Kunti sendiri tidak menginginkan anak. Dengan kesaktian
Surya, Kunti tetap tidak ternodai keperawanannya. Sang bayi adalah Karna, lahir
dengan baju besi dan anting-anting untuk melindunginya.
Kunti kini berada dalam posisi yang memalukan sebagai seorang ibu seorang
anak tanpa ayah. Karena tidak mau menanggung malu ini, ia meletakkan Karna ke
dalam keranjang dan menghanyutkannya bersama dengan perhiasannya (mirip
dengan kisah Nabi Musa), berdoa agar bayi tersebut selamat.
Bayi Karna terhanyut di sungai dan ditemukan oleh seorang pengemudi kereta
bernama Adhiratha, seorang Suta (campuran antara Brahmin dengan Khsatriya).
Adhiratha dan istrinya Radha membesarkan Karna sebagai anak mereka dan
memberinya nama Vasusena karena baju besi dan antingnya. Mereka mengetahui
latar belakang Karna dari perhiasan yang ditemukan bersamanya, dan tidak pernah
menyembunyikan kenyataan bahwa mereka bukan orang tua Karna yang sebenarnya.
Karna juga disebut Radheya karena nama ibunya Radha. Adiknya, Shon, lahir dari
Adhiratha dan Radha setelah kedatangan Karna. Ikatan antara Karna dan keluarga
angkatnya merupakan hubungan berdasarkan cinta dan rasa hormat yang murni.
Karna menghormati Adhiratha di depan teman-teman khsatriyanya, dan dengan
penuh rasa cinta tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang anak dalam keluarga
angkatnya meskipun ia telah menjadi raja Anga dan mengetahui asal usul
kelahirannya.
Arjuna),
mengalahkan mereka, dan bahkan mampu untuk membunuh mereka. Tetapi
Karna menepati
janjinya kepada Kunti untuk tidak membunuh mereka.
Pada perang hari ketigabelas, Drona mengatur formasi pasukan yang disebut
Chakravyuha. Hanya Khrisna dan Arjuna di pihak Pandava yang mengetahui cara
membuyarkan formasi ini; tetapi Khrisna dan Arjuna dengan sengaja dialihkan
perhatiannya oleh pihak Kaurava ke bagian lain dari pertempuran. Abhimanyu, anak
Arjuna, memiliki sebagian pengetahuan tentang formasi ini. Ia mendengarnya ketika
masih dalam kandungan saat Khrisna menjelaskan tentang formasi ini kepada
ibunya (ibu Abhimanyu adalah Subhadra, adik Khrisna). Tetapi saat itu Khrisna tidak
menjelaskan samapi selesai. Sehingga Abhimanyu mengetahui cara memasuki
formasi tersebut, tetapi tidak mengetahui cara keluar darinya. Pada hari itu tidak
seorang pun sanggup mengalahkan Abhimanyu yang telah berada di dalam formasi
Chakravyuha. Sendirian ia menandingi jendral-jendral pihak Kaurava termasuk
Karna, Drona, dan Duryodhana. Atas perintah Drona, Duryodhana dan Karna
mengeroyok Abhimanyu (Karna memanah busur Abhimanyu dan melumpuhkan
keretanya, kemudian para Kaurava membunuh Abhimanyu. Jadi bukan Karna
sendiri yang membunuh Abhimanyu).
Pada perang hari keempatbelas, perang berlangsung sampai malam.
Ghatotkacha, putra Bhima yang setengah raksasa, makin memporak porandakan
barisan Kaurava (golongan Asura, termasuk raksasa, makin kuat di malam hari).
Karna terpaksa memakai senjata Shakti yang dipinjamnya dari Indra untuk
membunuh Ghatotkacha. Karena Indra hanya memperbolehkan Karna memakai
senjata Shakti sekali saja, maka Karna kini tanpa senjata pamungkas dan baju besi
serta antingnya yang tak tertembus senjata. Karna hanya bisa mengandalkan
kesaktiannya sendiri dalam melawan Arjuna nanti.
Pada perang hari kelimabelas, Drona terbunuh dan Karna menjadi senapati
pasukan Kaurava.
Pada hari ketujuhbelas, Karna akhirnya bertemu dengan Arjuna dalam
pertempuran yang seru dan setanding. Karena telah kehilangan senjata pamungkas
dan baju besinya, Karna hanya mengandalkan keahlian dan kesaktiannya sendiri.
Dalam suatu kesempatan, Karna melakukan trik cerdik dengan keahliannya. Ia
membuat Arjuna lumpuh sejenak dengan memanah dada Arjuna. Ketika Arjuna
belum pulih dari pukulan pertama tadi, Karna melepaskan panah ke arah kepala
Arjuna untuk membunuhnya. Khrisna menyelamatkan Arjuna dengan menekan
kereta mereka sampai amblas ke tanah beberapa senti, sehingga panah Karna
meleset dari kepala Arjuna. Banyak orang menganggap kejadian ini sebagai bukti
superioritas Karna dari adiknya itu, paling tidak dari sisi keahlian dan kesaktian.
Saat pertempuran berlangsung, salah satu roda kereta Karna selip di tanah
berlumpur. Ini diakibatkan oleh kutukan Brahmana yang telah disebutkan di atas.
Shalya yang menjadi kusir kereta Karna tidak bisa membantu karena telah
dilumpuhkan oleh Arjuna. Karna meminta Arjuna untuk menghentikan pertempuran
untuk menunggunya mengeluarkan roda kereta dari tanah berlumpur tadi. Arjuna
setuju. Tetapi Khrisna menyuruh Arjuna melanggar kode keprajuritan dan
membunuh Karna yang sedang tidak berdaya. Roda kereta Karna tidak bisa
digerakkan dan kutukan Parashurama membuatnya tidak bisa membela diri. Khrisna
mengingatkan Arjuna kekejaman Karna ketika ikut mengeroyok Abhimanyu yang
sampai mati bertarung tanpa kereta dan senjata.
(versi wikipedia)
Adipati Karna (Sansekerta:कर्ण karṇa) (juga dikenal dengan Karnan), adalah
salah satu tokoh dari wiracarita Mahabharata yang terkenal dan sangat menarik. Ia
sebenarnya adalah masih saudara satu ibu dengan para Pandawa; Yudistira,
Werkodara dan Arjuna (Nakula dan Sadewa bukan saudara langsung Karna,
melainkan saudara sepupunya).
Kelahiran Karna
Ibu dari Karna dan Panca Pandawa yaitu Kunti, pernah mencoba sebuah aji
pada masa kecilnya untuk memanggil seorang Dewa. Yang dipanggilnya adalah Dewa
Matahari dan beliau membuatnya hamil. Putranya akan keluar dari telinga untuk
menjaga keperawanan Kunti, maka dinamakannya Karna. Nama-nama Karna
lainnya berhubungan dengan statusnya sebagai putra Dewa Matahari, yaitu
Arkasuta, Suryatmaja dan lain sebagainya.
Oleh ibunya, Karna dihanyutkan di sungai sampai ia ditemukan oleh seorang Prabu
Radeya dan diangkat anak, sayangnya kerajaan Prabu Radeya tunduk kepada
Hastinapura dan ia dibesarkan oleh seorang sais prabu Dretarastra, yang bernama
Nandana atau Adirata.
Meskipun Karna masih saudara seibu dengan Yudistira, Werkodara, dan
Arjuna, tetapi para Pandawa tidak mengetahuinya sampai ia gugur di perang
Bharatayuddha. Sehingga mereka suka menghinanya.
Pemanah tangguh
Karna sangat mahir menggunakan senjata panah. Kesaktiannya setara dengan
Arjuna. Mempunyai senjata andalan bernama Kunta. Suatu ketika, ketika terjadi uji
tanding antara Korawa dengan Pandawa sebagi murid-murid Dorna, Karna berhasil
menandingi kesaktian Arjuna. Namun karena Karna bukan raja atau anak raja maka
beliau diusir dari arena. Karena mengetahui kesaktiannya, maka Duryodana, ketua
para Korawa mengangkatnya menjadi raja Awangga. Sejak itu Karna bersumpah
setia kepada Duryodana.
Senjata andalannya, panah kunta adalah pemberian batara Narada karena
beliau mengira bahwa Karna adalah Arjuna karena kemiripannya. Panah tersebut
adalah senjata yang paling ampuh, bahkan melebihi cakra prabu kresna dan pasopati
Arjuna, namun untungnya hanya sekali pakai. Sarung dari panah tersebut yang
masih disimpan Batara Narada kemudian dititpkan ke Bima untuk diberikan ke
Arjuna adalah saat para pandawa mengetahui bahwa Batara Narada salah alamat.
Sarung dari Kunta tersebut kemudian dipakai untuk memutus tali pusar bayi Tetuka/
Gatotkaca.
REFLEKSI
Wenehana tandha centang ing kothak kang nuduhake kabisanmu dhewe-dhewe ing saben
nomer!
NO KABISAN BISA DURUNG
BISA
1. Ngandakake paugeran tembang
2. Ngandakake watak tembang
6. Nulis tembang