Oleh :
Diajukan Oleh:
Disetujui oleh:
Proposal ini telah disetujui untuk Tugas Akhir yang akan diujikan
Pembimbing I Pembimbing II
……………………………….. ……………………………….
NIP…………………………... NIP………………………….
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.5. Lokasi Objek ............................................................................................ 3
1.6. Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1. Metanol ..................................................................................................... 5
2.2. Distilasi ..................................................................................................... 6
2.4.1 Pengertian Distilasi ........................................................................... 6
2.4.2 Teori Dasar Distilasi ......................................................................... 7
2.4.3 Proses Distilasi .................................................................................. 8
2.4.4 Jenis-Jenis Distilasi ........................................................................... 8
2.4.5 Kesetimbangan Uap-Cair ................................................................ 20
2.4.6 Data Kesetimbangan Pada Distilasi Multikomponen ..................... 22
2.4.7 Bubble Point dan Dew Point ........................................................... 23
2.4.8 Jumlah Stage Minimum (Nm) .......................................................... 23
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................. 24
3.1. Pengumpulan Data dan Informasi .......................................................... 24
3.2. Eksperimen Skala Laboratorium ............................................................ 24
3.3. Hasil Uji Laboratoium ............................................................................ 25
3.4. Teknis Perancangan Alat ........................................................................ 25
3.5. Analisis ................................................................................................... 25
3.6. Sub-Judul Individual .............................................................................. 25
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN .......................................... 26
4.1. Estimasi Biaya ........................................................................................ 26
iii
4.2. Jadwal Pelaksanaan ................................................................................ 28
BIODATA MAHASISWA ................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tidak praktis
Harus dilakukan penyusunan alat distilasi setiap kali melakukan proses
pemurnian limbah methanol untuk skala laboratorium.
2. Proses distilasi berjalan lama
Hal ini terjadi karena air pendingin pada kondenser suhunya tidak bisa
dikontrol sehingga lama-kelamaan suhu meningkat.
1
3. Banyak ditemukan kebocoran pada sambungan pipa
Alat pemurnian limbah tidak kuat menahan tekanan uap methanol.
4. Kapasitas kecil
Kapasitas distilasi bergantung pada ketersediaan alat di Laboratorium
PT Badak NGL.
Melihat begitu banyaknya kendala yang dihadapi pada saat percobaan skala
laboratorium, maka penulis bermaksud untuk membuat “Rancang Bangun Unit
Pengolahan Limbah Methanol dengan Metode Distilasi” dengan harapan
pengolahan limbah methanol dapat dilakukan dengan optimum. Sehingga limbah
yang dihasilkan dapat dimurnikan dan dimanfaatkan kembali sebagai pelarut amine
pada analisa CO2 content di Laboratorium PT Badak NGL.
2
Tujuan khusus dari proposal tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1) Mendesain unit proses pengolahan limbah metanol sesuai.
2) Mendapatkan metanol yang sesuai dengan spesifikasi metanol yang
digunakan sebagai pelarut amine pada analisa CO2 Content.
Bagi Penulis
a) Sebagai syarat untuk memenuhi penyusunan Tugas Akhir guna
mendapatkan gelar Diploma III dari Program Studi Teknik
Konversi Energi di Politeknik Negeri Jakarta.
b) Menambah pengalaman dan keterampilan dalam merancang
bangun suatu alat industri.
c) Dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh
selama masa perkuliahan dengan mempraktikkannya secara nyata.
Bagi LNG Academy dan Politeknik Negeri Jakarta
a) Sebagai media pembelajaran alat distilasi berbasis automatic
control system.
3
Bagi PT Badak NGL
a) Berkontribusi dalam menyediakan alat pengolah limbah B3 bagi
Seksi Laboratorium.
b) Berkontribusi dalam mendapatkan PROPER Emas PT Badak NGL
karena adanya alat pengolah limbah B3.
c) Mengurangi biaya pengadaan metanol oleh PT Badak NGL.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metanol
Metanol, atau yang biasa disebut sebagai metil alkohol, wood alcohol atau
spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Metanol disebut
sebagai wood alcohol karena dahulu didapatkan dari hasil penyulingan kayu. Saat
ini, metanol diproduksi secara industri dengan cara hidrogenasi karbon monoksida.
Sebagai alkohol alifatik yang paling sederhana, reaktifitas metanol ditentukan oleh
group hidroksil fungsional. Metanol bereaksi melalui pemutusan ikatan C-O atau
O-H yang dikarakterisasi dengan penggantian group –H atau –OH. Pada temperatur
dan tekanan lingkungan, metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap,
tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih
ringan daripada etanol). Metanol biasa digunakan sebagai bahan pendingin anti
beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alcohol
- alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit
larut dalam lemak dan minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus
terhadap karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada
64,7oC dengan panas pembentukan (cairan) –239,03 kJ/mol pada suhu 25oC .
metanol mempunyai panas fusi 103 J/g dan panas pembakaran pada 25oC sebesar
22,662 J/g. Tegangan permukaan metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan panas
jenis uapnya pada 25oC sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu
yang sama adalah 2,533 J/(gK) (Puspita Firsty dkk., 2011).
5
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat
api yang tak terlihat.
2.2. Distilasi
2.4.1 Pengertian Distilasi
Istilah distilasi sederhana umumnya berkaitan dengan pemisahan suatu
campuran yang terdiri dari dua atau lebih cairan melalui pemanasan. Pemanasan
dimaksudkan untuk menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah
menguap (titik didih lebih rendah) dan kemudian uap yang diperoleh dikondensasi
kembali menjadi cair dan kemudian ditampung dalam suatu bejana penerima (Cook
dan Cullen, 1986).
6
Gambar 2.1 Peralatan pada proses distilasi
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat
dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan
mendidih. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi
tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi
setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum
dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya berubah. Setiap
molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan
permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut
akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan molekul-molekul
dipengaruhi oleh suhu pada saat itu (Guenther, 1987).
7
Kondensasi atau proses pengembunan uap mejadi cairan, dan penguapan
suatu cairan menjadi uap melibatkan perubahan fase cairan dengan koefisien pindah
panas yang besar. Kondensasi terjadi apabila uap jenuh seperti steam bersentuhan
dengan padatan yang temperaturnya di bawah temperatur jenuh sehingga
membentuk cairan seperti air (Geankoplis, 1983).
a. Distilasi Sederhana
b. Distilasi Fraksionasi
8
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
proses pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Distilasi fraksionasi biasa digunakan untuk memisahkan campuran
yang memiliki titik didih berdekatan dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau tekanan rendah (vakum). Proses ini banyak digunakan
pada industri minyak mentah untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah.
c. Distilasi Uap
d. Distilasi Vakum
9
karena temperatur yang tinggi. Sebagai pengaplikasian distilasi
vakum yaitu pemisahan residu (karbon rantai panjang) pada bidang
minyak bumi.
Benzena
Benzena + Toluena
Toluena
10
tray, kemudian terjadi kesetimbangan, dan selanjutnya
meninggalkan tray.
n-1
Vn, yn Ln – 1, xn – 1
Vn + 1, yn + 1 Ln, xn
n+1
Gambar 2.3 Laju fasa uap dan cair ketika memasuki dan
meninggalkan tray
𝑉𝑛+1 + 𝐿𝑛−1 = 𝑉𝑛 + 𝐿𝑛
Keterangan:
F=D+W
11
Sedangkan, persamaan neraca massa komponennya dapat
dilihat pada persamaan (4):
𝑥𝑓 . 𝐹 = 𝑥𝐷 . 𝐷 + 𝑥𝑊 . 𝑊
Keterangan:
12
1. Pembuatan kurva kesetimbangan uap cair (biasanya untuk
senyawa atau komponen yang lebih ringan).
13
Menghitung Jumlah Stage Minimum (Nm) untuk Distilasi
Biner
14
Gambar 2.5 Jumlah stage pada kondisi refluks total
𝑥 . 1 − 𝑥
log(1𝐷− 𝑥 . 𝑥𝑤 )
𝐷 𝑤
𝑁𝑚 =
𝑙𝑜𝑔𝑎𝑎𝑣
Keterangan:
15
Reflux Ratio Minimum
16
Gambar 2.7 Rasio refluks minimum dan jumlah stage yang
tidak terhingga dengan menggunakan metode McCabe-Thiele
𝑅𝑚 𝑥𝐷 − 𝑦′
=
𝑅𝑚 + 1 𝑥𝐷 − 𝑥′
Keterangan:
17
kesetimbangan normal, q line mempunyai peranan penting
daripada kurva kesetimbangan.
18
A, B A
Umpan
1 2
A, B, C
C B
19
multikomponen ini terjadi pemisahan antara komponen A dan B.
Komponen A merupakan light key component dan komponen B
merupakan heavy key component. Light key component merupakan
komponen yang lebih mudah menguap (LK) yang akan dihasilkan
pada distilat. Heavy key component merupakan komponen yang
lebih sulit untuk menguap (HK) dan akan dihasilkan pada bottom.
Komponen-komponen yang lebih mudah menguap dari light key
component disebut dengan light components yang akan terdapat
dalam jumlah yang sedikit pada bottom. Untuk komponen-
komponen yang lebih sulit menguap daripada heavy key
components akan terdapat pada distilat dalam jumlah yang sedikit
(Geankoplis, 2003).
20
Contoh, suatu cairan dengan komposisi x1 akan mendidih pada suhu
T1, dan komposisi uap yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan
tersebut adalah y1 (ditunjukkan oleh titik D).
Gambar 2.10 Kurva perbandingan antara fraksi mol cair dan fraksi
mol uap pada tekanan tetap
21
2.4.6 Data Kesetimbangan Pada Distilasi Multikomponen
Pada distilasi multikomponen, hukum Raoult dapat digunakan untuk
menentukan komposisi fasa uap dalam keadaan setimbang dengan fasa
liquidnya. Misalkan, untuk komponen A, B, C, dan D rumus untuk mencari
komposisi fasa uapnya adalah sebagai berikut (Geankoplis, 2003):
𝑝𝐴 = 𝑃𝐴 𝑥𝐴 𝑝𝐵 = 𝑃𝐵 𝑥𝐵 𝑝𝐶 = 𝑃𝐶 𝑥𝐶 𝑝𝐷 = 𝑃𝐷 𝑥𝐷
𝑝𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴
𝑦𝐴 = = 𝑥𝐴 𝑦𝐴 = = 𝑥𝐴 𝑦𝐴 = = 𝑥𝐴 𝑦𝐴 = = 𝑥𝐴
𝑃 𝑃 𝑃 𝑃 𝑃 𝑃 𝑃 𝑃
𝑦𝐴 = 𝐾𝐴 𝑥𝐴 𝑦𝐵 = 𝐾𝐵 𝑥𝐵 𝑦𝐶 = 𝐾𝐶 𝑥𝐶 𝑦𝐷 = 𝐾𝐷 𝑥𝐷
𝐾 𝐾𝐴 𝐾𝐵 𝐾 𝐾𝐷
𝑎𝑖 = 𝐾 𝑖 𝑎𝑖 = 𝑎𝑖 = 𝑎𝑖 = 𝐾𝐶 𝑎𝑖 =
𝐶 𝐾𝐶 𝐾𝐶 𝐶 𝐾𝐶
22
2.4.7 Bubble Point dan Dew Point
Pada suatu tekanan tertentu, nilai bubble point dari campuran
senyawa multikomponen harus memenuhi persamaan ∑yi = 1. Untuk
campuran A, B, C, dan D dengan C sebagai light key component, maka:
Untuk perhitungan nilai dew point juga digunakan cara trial and
error suhu hingga memenuhi persamaan sebagai berikut:
𝑦𝑖
∑𝑥𝑖 = ∑ =1
𝐾𝑖
𝑦𝑖
∑𝑥𝑖 = ∑ =1
𝐾𝑖
Keterangan:
𝛼LD = relative volatility light key pada suhu top (dew point)
𝛼LW = relative volatility light key pada suhu bottom (bubble point)
23
BAB III
METODE PELAKSANAAN
24
3.3. Hasil Uji Laboratoium
Menganalisis temperatur paling optimal agar didapatkan produk akhir
dengan cepat dan murni. Selain itu juga menganalisis kandungan dari metanol hasil
distilasi.
1. Pengumpulan referensi.
2. Pemilihan jenis ditilasi.
3. Desain masing-masing alat untuk setiap prosesnya.
4. Pemilihan dan pengadaan material.
5. Pembuatan komponen masing-masing alat setiap prosesnya.
6. Perakitan unit pengolahan limbah methanol dengan metode distilasi.
7. Pengujian alat.
8. Perbaikan dan penyempurnaan alat.
3.5. Analisis
Analisis kandungan metanol hasil distilasi, serta menentukan temperatur
paling optimal agar didapatkan produk akhir dengan cepat dan murni.
25
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
26
19 Momentary Tactile Switch Push Button with Cap Hat 8 Buah IDR 2.000,00 IDR 16.000,00
20 Rotary Encoder Push Button Switch 2 Buah IDR 50.000,00 IDR 100.000,00
21 Peltier Thermoelektrik Elemen 12V 4 Buah IDR 30.000,00 IDR 120.000,00
22 Heat Shink 1 Buah IDR 100.000,00 IDR 100.000,00
23 Dimmer PWM Module Arduino 2 Buah IDR 80.000,00 IDR 160.000,00
24 Relay Module 5V 4 Buah IDR 10.000,00 IDR 40.000,00
25 Kabel Jumper 20 cm male to male 80 Buah IDR 500,00 IDR 40.000,00
26 Kabel Jumpur 22AWG 20 Meter IDR 2.500,00 IDR 50.000,00
27 Power Supply 5V-12V-24V 1 Buah IDR 200.000,00 IDR 200.000,00
28 Beardboard 2 Buah IDR 20.000,00 IDR 40.000,00
29 Dana Tak Terduga - - IDR 948.600,00 IDR 948.600,00
TOTAL IDR 10.434.600,00
27
4.2. Jadwal Pelaksanaan
Waktu
2019 2020
No Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Membuat Proposal
3 Desain dan Perhitungan Alat
4 Pengadaan Material
5 Fabrikasi Alat
6 Uji Coba Alat
7 Troubleshooting dan Analisa Produk
8 Pembuatan Laporan Tugas Akhir
9 Sidang Tugas Akhir
28
BIODATA MAHASISWA
29
DAFTAR PUSTAKA
[1] Lestari, Puspita F. dkk, Makalah Methanol, Semarang: Universitas
Diponegoro, 2011.
[2] Cook, T.M dan D.J. Cullen, Industri Kimia Operasi Aspek-Aspek Keamanan
dan Kesehatan, Jakarta: Terjemahan, PT. Gramedia, 1986.
[3] Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Uperation, 2nd ed., Boston:
Allynd Bacon, Inc., 1983.
[4] Guenther, E., Minyak Atsiri, Jilid I, Jakarta: Terjemahan, S. Keteren. UI –
Press, 1987.
[5] Geankoplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations, 4th ed., Tokyo:
Prentice – Hall International, 2003.
[6] Sinnot, Ray, Chemical Engineering Design, 4th ed, British: Butterworth-
Heinemann, 2015.
[7] Henley, E. and Kumamoto, H., Reliability Engineering and Risk Assessment,
Upper Saddle River: Prentice Hall. 1981.
[8] Christyananta, Evaluasi Kinerja Ethylene Fractionator Unit Cold Section di
Ethylene Plant PT Chandra Asri Pertrochemical Tbk., Bandung: Politeknik
Negeri Bandung, 2012.
[9] https://en.wikipedia.org/wiki/Methanol, Diakses pada 30 November 2019.
[10] http://www.separationprocesses.com/Distillation/DT_Chp04f.htm, Diakses
pada 4 Desember 2019.
30