Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang:

Indonesia merupakan negara yang berada pada garis equator dan termasuk negara tropis.
Oleh karena itu, merupakan hal yang lumrah apabila curah hujan di Indonesia tergolong sangat
tinggi. Rata-rata curah hujan di Indonesia berkisar antara 2.000-3.000 mm per tahun
(idntimes.com, 2019). Tingginya curah hujan tersebut di satu sisi memberi banyak manfaat,
namun di sisi lain juga membawa petaka seperti bencana hidrometeorologi.

Menurut rekapitulasi data dari BNPB, bencana yang memiliki frekuensi tertinggi terjadi
di Indonesia adalah banjir. Banjir terjadi di banyak wilayah di Indonesia, misalnya di Sulawesi
Tenggara, Halmahera Selatan, Papua, Jakarta, Banten, Tangerang, Kalimantan Timur, Aceh, dsb.
Dari rentang bulan Januari hingga Maret 2020 tercatat telah terjadi sebanyak 312 kejadian banjir
dari total 834 bencana yang terjadi (bnpb.go.id, 2020). Kedalaman banjir yang terjadi sangat
bervariasi, namun tidak dapat dielakkan bahwa tidak sedikit banjir yang mencapai kedalaman
bermeter-meter. Rekor banjir tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia adalah pada tahun 2007
dengan kedalaman 7 meter (republika.co.id, 2016). Bencana banjir yang belum lama ini terjadi,
tepatnya pada bulan Januari 2020, merendam hingga 3 meter di Underpass Gandhi Kemayoran
(cnnindonesia.com, 2020).

Telah banyak korban jiwa yang terenggut akibat bencana hidrometeorologi. Sebagai
contohnya, bencana banjir yang terjadi di Jabodetabek pada tahun 2020 ini memakan sampai 60
korban jiwa (cnnindonesia.com, 2020). Selain korban banjir, terdapat pula puluhan korban jiwa
siswa SMP di Sleman yang tenggelam dan terseret arus akibat luapan sungai yang tiba-tiba
ketika kegiatan susur sungai.

Bencana dan musibah yang terjadi acap kali tidak dapat diprediksi. Bencana tersebut
dapat terjadi dimana pun dan kapan pun. Perlunya persiapan sejak dini sebagai langkah awal
persiapan menghadapi bencana hidrometeorologi di Indonesia mendorong untuk membuat
inovasi berupa tas emergensi yang utamanya dapat berfungsi sebagai penyelamat ketika keadaan
darurat. Oleh karena itu, disusunlah proposal mengenai Earth Bag yang diharapkan mampu
untuk menjawab persoalan darurat bencana hidrometeorologi seperti banjir di Indonesia.
BNPB. 12 Maret 2020. Infografis Update Data Bencana per-Tgl. 12 Maret 2020 Pkl.
10.00 WIB. https://bnpb.go.id/publikasi/infografis/infografis-update-data-bencana-per-tgl-22-
januari-2020-pkl-1000-wib.html dikutip pada tanggal 12 Maret 2020 pada pukul 03.00 WIB.

CNN Indonesia. 05 Januari 2020. Total Korban Meninggal Akibat Banjir Jadi 60 Orang,
2 Hilang. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200105121611-20-462523/total-korban-
meninggal-akibat-banjir-jadi-60-orang-2-hilang dikutip pada tanggal 12 Maret 2020 pada pukul
04.00 WIB.

CNN Indonesia. 25 Januari 2020. Underpass Gandhi Kemayoran Masih Terendam Banjir
3 Meter.https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200125122254-20-468603/underpass-gandhi-
kemayoran-masih-terendam-banjir-3-meter dikutip pada tanggal 12 Maret 2020 pada pukul
04.30 WIB.

Rostanti, Qommarria. 27 April 2016. Pengamat: Banjir 2016 Paling Dalam di DKI Pasca
2007. https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/04/27/o69ng4328-
pengamat-banjir-2016-paling-dalam-di-dki-pasca-2007 dikutip pada tanggal 12 Maret 2020 pada
pukul 05.00 WIB.

Zakiah, Nena. 30 Juli 2019. 7 Fakta Hujan di Indonesia, Apakah Intensitasnya Tertinggi
di Dunia? https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-zakiah-1/fakta-hujan-di-indonesia
dikutip pada tanggal 12 Maret 2020 pada pukul 05.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai