IPT Tinggal Lengkapin
IPT Tinggal Lengkapin
Disusun oleh:
Kelas / Kelompok : A / A2
Riovan Manarihon Manik 165050109111023
Moh Iqbal Tawakal 165050109111027
Abdul Azis 165050109111033
Wiliansyah 165050109111034
Muhammad Amran Arfan 165050109111036
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PETERNAKAN
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dan
ucapan terima kasih kepada Bapak Eko Widodo selaku dosen pengampu Industri
Pakan Ternak
Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu penilaian mata
kuliah Industri Pakan Ternak dan pembahasan tentang kunjungan yang dilakukan
ke PT.Patriot Panca Prima
Dalam penulisan laporan ini tentunya penulis menyadari banyak terdapat
kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Baik aspek kualitas maupun aspek
kuantitas dari materi yang disajikan.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna sehingga
penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak guna memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Bahan Pakan...................................................................................................3
2.2 Bahan Baku....................................................................................................3
2.3 Bekatul...........................................................................................................3
2.4 Bentuk Pakan..................................................................................................3
2.5 Bungkil Kedelai..............................................................................................3
2.6 Mash...............................................................................................................4
2.7 Crumble..........................................................................................................4
2.8 Pellet...............................................................................................................4
2.9 Pengawasan Mutu..........................................................................................4
2.10 DDGS...........................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................5
MATERI DAN METODE...................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan.....................................................................5
3.2 Khalayak Sasaran...........................................................................................5
3.3 Materi.............................................................................................................5
3.4 Metode............................................................................................................5
3.5 Analisis Hasil.................................................................................................5
3.6 Batasan Istilah................................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................7
HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN.................................................................7
4.1 Pengadaan Bahan Baku..................................................................................7
4.2 Macam Bahan Baku.......................................................................................7
4.3 Penyimpanan Bahan Baku.............................................................................9
4.4 Bentuk Pakan yang diproduksi.....................................................................10
iii
4.5 Tahapan Produksi.........................................................................................11
BAB V...................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................13
Kesimpulan.........................................................................................................13
Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat
Kunjungan ke beberapa pabrik makanan ini diharapkan dapat memiliki
manfaat bagi para mahasiswa diantaranya mahasiswa dapat mengetahui dan
lebih mengerti sistem manajemen pabrik, proses dan mesin pengolahan
makanan skala industri, tata letak atau lay out perancangan tempat dan alat
dalam pabrik, dan juga mengetahui informasi-informasi dunia kerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
memiliki kandungan energy yang rendahtetapi kandungan proteinnya tinggi yaitu
41,99 % (Nelwida, 2011).
2.6 Mash
Mash (tepung) adalah suatu bahan atau campuran bahan yang bentuknya
tepung. Pembuatan tepung ini dilakukan secara mekanis yaitu dengan cara
dihancurkan dengan alat penghancur. Ukuran partikel dapat disesuaikan dengan
menggunakan saringan (Rasyaf, 2011).
2.7 Crumble
Crumble merupakan tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan pakan
pada mesin pellet dan kemudian pellet tersebut dihancurkan dengan ukuran lebih
kasar dari mash. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang lebih baik karena
bioaktif dapat tercampur secara homogen di dalam pakan yang dikonsumsi
(Retnani,2011).
2.8 Pellet
Pellet adalah bentuk masa bahan atau pakan yang dibentuk dengan cara di
tekan dan dipadatkan melalui lubang cetakan secara mekanis. Pelletingmerupakan
salah satu metode pengolahan pakan secara mekanik yang banyak diterapkan di
industri pakan unggas, khususnya ayam. Ayam merupakan ternak yang bersi!at
selektif terhadap pakan, yaitu cenderung memilih bahan pakan yang disukai
(Syamsu, 2014).
2.9 Pengawasan Mutu
Program pengawasan mutu yang baik adalah mencakup pengawasan terhadap
empat aspek, yaitu: 1) pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), 2)
kualitas produk akhir (finished feed quality), 3) kandungan zat anti nutrisi atau
racun (control of toxic substances), dan 4) kontrol terhadap proses produksi
(process control). Dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan suatu
cara untuk mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrien
yang rendah dan zat antikualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi
(Kurniawati, 2007).
2.10 DDGS
Distiller’s dried grains with solubles (DDGS) adalah hasil samping dari
industri bioetanol. Merupakan campuran dari bahan terlarut dan bahan padatan
yang dikeringkan. Fraksi terlarut adalah fraksi cairan setelah alkohol dipisahkan
dengan penguapan dan bahan padatan adalah sisa padatan yang dipisahkan setelah
fermentasi perubahan pati menjadi alkohol berlangsung (Umiyasih dan Elizabeth.,
2008 )
4
BAB III
MATERI DAN METODE
5
3.6 Batasan Istilah
Perishable : Penurunan kandungan bahan
Bulky : Bersifat memenuhi ruang tetapi nilai nutrisi sedikit.
CGM : Corn Gluten Meal
DDGS : Distiller’s dried grains with solubles
Maize germ meal expeller : Hasil samping dari industri minyak jagung.
QC : Quality Control
HRD : Human Resourch Development
Fieldtrip : Kunjungan lapang
Endosperm : Lapiran kulit bagian dalam tanaman
Bypass Protein : Protein terproteksi
6
BAB IV
HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN
7
dan alat yang spesifik. (Rasyaf, 2011). Bahan pakan ternak harus mengandung nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak. Pakan berfungsi sebagai pembangunan dan pemeliharaan tubuh,
sumber energi, produksi, dan pengatur proses-proses dalam tubuh. Kandungan zat gizi yang
harus ada dalam pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Panca Patriot Prima meliputi:
1. Jagung
Sebagai pakan, jagung dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan istilah energi
metabolis. Walaupun jagung mengandung protein sebesar 8,5%, tetapi pertimbangan
penggunaan jagung sebagai pakan adalah sumber energi. Jagung adalah bahan baku pakan
berupa biji kering yang telah dilepaskan dan dibersihkan dari tongkolnya. Berdasarkan warna
biji jagung terdiri dari jagung putih dan jagung kuning. Sebelum diproduksi jagung terlebih
dahulu dihilangkan dari tumpinya.
2. Bekatul
Bekatul merupakan bahan yang terbuat dai limbah hasil penggilingan padi menjadi
beras. Kandungan zat gizi yang dimiliki bekatul yaitu protein 13,11 – 17,19 persen,
lemak 2,52 – 5,05 persen, karbohidrat 67,58 – 72,74 persen, dan serat kasar 370,91
-387,3 kalori serta kaya akan vitamin B, terutama vitamin B1 (thiamin) (Wulandari dan
Erma., 2010). Kelebihan dari penambahan bekatul ini bisa meningkatkan kualitas dari
suatu produk,karena bekatul memiliki kandungan lysine yang cukup tinggi. Lysine
merupakan asam amino yang penting karena merupakan pembatas dalam pembuatan
ransum. Dalam menentukan konsep ideal protein, asam amino lisin digunakan sebagai
sebagai referansi dari asam amino lainnya (Sumadi, 2012).
3. Bran pollard
Pollard merupakan limbah dari penggilingan gandum menjadi terigu. Angka konversi
pollard dari bahan baku sekitar 25-26%. Pollard merupakan pakan yang popular dan
penting pada pakan ternak karena palatabilitasnya cukup tinggi. Pollard tidak
mempunyai antinutrisi, tetapi penggunaan pollard perlu dibatasi mengingat adanya sifat
pencahar yang ada pada pollard. Pollard mengandung protein, lemak, zat-zat mineral dan
vitamin dibandingkan dengan biji keseluruhan, akan tetapi banyak mengandung
polikasarida struktural dalam jumlah yang banyak.
4. Bungkil kedelai
Salah satu bahan pakan sumber protein nabati dan energi yang selalu digunakan untuk
penyusunan pakan ternak unggas adalah bungkil kedelai dan jagung, karena
mengandung protein kasar dan energy metabolis yang tinggi, tetapi harganya relative
mahal dan masih diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bungkil kedelai
memiliki kandungan energy yang rendahtetapi kandungan proteinnya tinggi yaitu 41,99
% (Nelwida, 2011).
8
5. Premix
Premix digunakan sebagai sumber vitamin dalam formulasi pakan. Premix sendiri
mengandung arti sebagai bahan sumber vitamin (premix vitamin) atau sumber mineral
mikro (premix mineral) atau campuran kedua duanya ( premix vitamin-mineral).
6. CGM
Corn gluten meal (CGM) adalah hasil samping dari industri pati jagung yang
dihasilkan dari proses penggilingan basah (wet milling). Terdiri dari gluten yang
diperoleh ketika pati dipisahkan. Mempunyai warna yang sangat kuning karena
mengandung kadar xantofil yang cukup tinggi untuk pewarna kuning telur.
7. Tepung batu
Tepung batu adalah bahan baku atau campuran pada bangunan dan bisa didapatkan di
toko bangunan atau langsung dari alam yang diperuntukan sebagai campuran bahan
pakan ternak.Tepung batu memiliki kandungan kalsium yang penting bagi pertumbuhan
tulang ternak.
8. Tepung ikan
Tepung ikan adalah sumber protein hewani yang cukup berkualitas dan memiliki
kandungan mineral-mineral yang dibutuhkan dalam racikan pakan ternak. Tepung ikan
didapatkan dari penggilingan ikan yang memiliki kadar air yang rendah. Maka, ia
memiliki kandungan protein yang tinggi serta tersusun atas asam amino esensial yang
komplit seperti lysin dan methionin.
9. MBM
Meat and bone meal merupakan sisa protein yang didapat setelah penyerapan lemak
dalam proses pembentukan yang normal. Warnanya coklat muda keemasan, dengan bau
seperti daging segar, dan tersedia sepanjang tahun.
10. DDGS
Distiller’s dried grains with solubles (DDGS) adalah hasil samping dari industri
bioetanol. Merupakan campuran dari bahan terlarut dan bahan padatan yang dikeringkan.
Fraksi terlarut adalah fraksi cairan setelah alkohol dipisahkan dengan penguapan dan
bahan padatan adalah sisa padatan yang dipisahkan setelah fermentasi perubahan pati
menjadi alkohol berlangsung (Umiyasih dan Elizabeth., 2008).
9
pakai, namun pemakaiannya bertahap, maka stabilitas barang tersebut harus dapat dijaga untuk
menjaga kualitas. Kualitas bahan pakan diatur oleh suatu sistem yang disebut dengan pengawasan
mutu. Program pengawasan mutu yang baik adalah mencakup pengawasan terhadap empat aspek,
yaitu: 1) pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), 2) kualitas produk akhir (finished
feed quality), 3) kandungan zat anti nutrisi atau racun (control of toxic substances), dan 4) kontrol
terhadap proses produksi (process control). Dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan
suatu cara untuk mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrien yang rendah
dan zat antikualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi (Kurniawati,2007)
Dalam proses penyimpanan, setiap bahan baku berpeluang akan terjadinya suatu
kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan fisik maupun kerusakan kimia dan
biologis. Kerusakan fisik dalam penyimpanan dapat menjadi pemicu untuk kerusakan secara
kimia dan biologis sehingga sifat fisik bahan baku, seperti kadar air, kehalusan bahan, jumlah
jamur, jumlah kontaminan, dan sebagainya, sangat penting untuk diketahui terlebih dahulu
sebelum dilakukan penyimpanan.
Bahan baku PT. Patriot Panca Prima disimpan dalam gudang penyimpanan dan silo.
Bahan baku tepung, baik dalam bentuk curah maupun karung, disimpan di dalam gudang
penyimpanan. Sedang silo digunakan untuk tempat penyimpanan jagung. Jagung yang dapat
disimpan dalam silo tidak boleh memiliki kadar air lebih dari 17%. Apabila kadar air
melebihi 17% harus dikeringkan terlebih dahulu (drying). Kapasitas setiap silo dapat
menampung 2000 ton jagung namun pada kenyataannya silo hanya mampu menampung
1800 ton jagung. Hal tersebut dipengaruhi oleh ukuran dan kadar air jagung. Untuk
memasukkan jagung ke dalam silo digunakan alat yang disebut elevator.
10
4.5 Tahapan Produksi
1. Pemeriksaan bahan baku.
Pada tahp ini yang bertugas adalah pihak qc (quality control). Pemeriksaan bahan
baku bertujuan untuk menjaga kualitas bahan yang akan digunakan sebgai bahan poduksi
pakan.
2. Formulasi bahan pakan
Tahap ini bertujuan untuk menyesuaikan kandungan nutrisi pakan dengan kebutuhan
ternak pada fase tertentu. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menghemat biaya produksi
apabila terlalu banyak menggunakan bahan mengandung protein maka biaya produksi
juga akan semakin meningkat.
3. Grinding
Pada tahap ini dilakukan pemecahan bahan pakan dari partikel yang besar menjadi
partikel yang lebih kecil hingga menyerupai bentuk tepung/ mash. Pada
tahap ini bahan pakan yang biasa diperlakukan adalah bahan pakan yang berbentuk biji-
bijian.
4. Dosing (Penimbangan Bahan Baku)
Pada tahap ini bahan pakan yang sudah di grinding ditimbang sesuai kebutuahn yang
ditetapkan dalam formulasi.
5. Mixing (Pencampuran Bahan Pakan)
Tahap selanjutnya yaitu proses pencampuran bahan pakan. Biasanya dilakukan
dengan cara, bahan pakan yang komposisinya paling sedikit dicampur dengan bahan
pakan yang komposisinya lebih banyak, begitu seterusnya hingga sampai pada bahan
pakan yang komposisinya paling banyak. Dengan cara itu, maka bahan pakan akan
homogen.
6. Pelletising
Pada tahap ini bahan pakan dijadikan bentuk pellet. Proses ini disesuaikan dengan
permintaan konsumen.
7. Crumbling (pembuatan Pakan Berbentuk Buutiran)
Pada tahap ini hampir sama dengan pelletising, yaitu mengubah bentuk bahan pakan
dari tepung ke butiran-butiran yang lebih besar. Bentuk bahan pakan disesuaikan dengan
permintaan pasar.
11
8. Cooling
Pada tahap ini, pakan yang sudah jadi dimasukkan kedalam pendingin untuk
menurunkan suhu pakan.
9. Bagging
Tahap ini adalah tahp terakhir dari proses produksi pakan di PT. Panca Patriot Prima
Sidoarjo. Pakan jadi dikemas dengan sak atau karung.
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Industri pakan merupakan rantai terpenting dalam bidang peternakan karena produk yang
dihasilkan oleh industri pakan sangat dibutuhkan oleh ternak untuk berproduksi, selain itu
memiliki kontribusi 70% dalam biaya dalam usaha ternak. Oleh karena itu industri pakan
dapat menjadi suatu usaha yang cerah. Kegiatan kunjungan ini juga dapat menambah
wawasan kepada mahasiswa peternakan didalam dunia kerja. Adapun kendala dalam bisnis
industri pakan yaitu pengadaan bahan baku pakan yang harus impor dan jika ada di dalam
negri kualitasnya tidak sebaik Impor, kuantitasnya juga terbatas dan harga bahan baku impor
lebih murah dibanding harga bahan baku produk dalam negeri
Saran
Saran untuk perusahaan sebaiknya selalu menjaga komunikasi serta keharmonisan
dengan lingkungan sekitar agar produksi dapat berjalan lancar tanpa mengganggu lingkungan
sekitar akibat polusi udara, limbah serta suara yang dihasilkan dari kegiatan industri
13
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2006 Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI-01- 3751-2006.
Bahan Baku. Dewan Standarisasi Indonesia. Jakarta.
Kurniawati.2007. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging Cet I. PT. Agromedia Pustaka:
Jakarta
Nelwida, 2011. Pengaruh Pemberian Kulit Ari Biji Kedelai Hasil Fermentasi dengan
Aspergillus niger dalam Ransum terhadap Bobot Karkas Ayam Pedaging. Jurnal Ilmiah
Ilmu-Ilmu Peternakan. 14 (1) : 23 - 29
Rasyaf. 2011. Metode Kuantitatif Industri Pakan Ternak.Yogyakarta.
Retnani.2011. Alur Industri pakan dan Mekanisme Kerja. Jakarta
Sumadi. 2012. Konsep Ideal Protein ( Asam amino) Fokus Pada Ternak Ayam Pedaging.
Agripet. Vol 12(2):42-48.
Syamsu. 2014. Karakteristik Fisik pakan Itik Bentuk Pellet Yang Diberi Bahan Perekat
Berbeda. Jurnal Ilmu Ternak. Vol 7 no 2. 128-134.
Umiyasih U dan Elizabeth W. 2008. Pengolahan dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman Jagung
sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Wartazoa. Vol 18(3): 127-136.
Wahju.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Widodo.2009. Ilmu Pakan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta
14
LAMPIRAN
15
Keterangan Denah:
16
Lampiran 2 Peralatan dan Bahan Baku Pakan
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 1 Gudang Bahan Baku Curah (a) dan Bahan Baku Pakan Karungan (b)
Gambar 2 Pakan Jadi untuk Ternak Babi (a) dan Pakan Jadi untuk Ternak Ayam (b)
(a) (b)
Gambar 3 Gudang Bahan Pakan Jadi (a) dan Mesin Mixing Pakan (b)
17
(a) (b) (c)
Gambar 4 Alat Uji Kadar Lemak (a), Timbangan Analitik (b), Alat Uji Protein (c)
Gambar 5 Alat penggilling Jagung (a), Hot Plate (b), dan Alat Uji Alfatoksin (c)
Gambar 6 Titrasi Uji Kalsium (a), Sentrifugasi (b), dan Titrasi Phosfor (c)
Gambar 7 Ruang Asam (a), Tanur (b), dan Oven (c)
18
(a) (b) (c)
19