Anda di halaman 1dari 406

Prediksi UKMPPD

Periode
1
Seorang pria ditemukan meninggal ditemukan tergantung di batang
pohon. Pada pemeriksaan luar ditemukan adanya lebam pada ujung
ekstremitas (ujung jari), petekie di konjungtiva mata, tidak ditemukan
adanya tanda kekerasan. Apa kemungkinan mekanisme kematian
pada kasus tersebut?
A. Asfiksia akibat hanging
B. Asfiksia akibat choking
C. Asfiksia akibat strangulation
D. Asfiksia akibat smothering
E. Asfiksia akibat gagging
Jawaban

A. Asfiksia akibat hanging


Pembahasan
Penyebab asfiksia?
• Pria
– Tergantung di pohon
– Lebam pada ujung ekstremitas (ujung jari)
– Petekie di konjungtiva mata
– Tidak ditemukan adanya tanda kekerasan

• Mekanisme kematian?
Penjeratan vs Gantung
Pembunuhan Bunuh diri

Simpul Simpul mati Simpul terbuka

Jumlah lilitan Hanya satu Satu atau lebih

Arah simpul Mendatar Serong ke atas

Jarak titik tumpu ke simpul Dekat Jauh

Jejas jerat Mendatar Meninggi ke arah simpul

Luka perlawanan Ada Tidak ada

Jarak dari lantai Jauh Dekat


Asfiksia Mekanik
• Pemeriksaan luar
– Sianosis ujung jari, kuku, bibir

– Warna lebam mayat merah kebiruan dan muncul lebih cepat

– Busa halus pada hidung dan mulut

– Perbendungan mata, labia, skrotum

– Petekie (Tardieu’s spot) pada mukosa organ dalam à kerusakan endotel


kapiler karena hipoksia

– Ereksi, ejakulasi
Pilihan Lain
• Choking à penjeratan dengan tangan
• Smothering à ada bekas tanda kekerasan di
sekitar mulut
• Strangulation à khas dengan luka lecet tekan
mendatar melingkari leher
• Gagging à penyumbatan saluran napas korban
dengan benda asing
A. Asfiksia akibat hanging

B. Asfiksia akibat choking

C. Asfiksia akibat strangulation

D. Asfiksia akibat smothering

E. Asfiksia akibat gagging


2
Seorang laki-laki, 47 tahun, datang ke UGD RS untuk melakukan visum. Pasien
mengaku ditembak dengan menggunakan senjata api oleh rekannya. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan, luka berbentuk bulat pada lengan kanan pasien,
kelim jelaga dan kelim tato. Berapakah jarak luka tembak tersebut?
A. Pistol ditempelkan ke lengan
B. Kurang dari 15 cm
C. Dekat 15 – 30 cm
D. Dekat 31 cm – 60 cm
E. > 60 cm
Jawaban

C. Dekat 15-30 cm
Pembahasan
Perkiraan jarak tembak?
• Laki-laki, 47 tahun, mengaku ditembak dengan
menggunakan senjata api
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan, luka
berbentuk bulat pada lengan kanan pasien,
kelim jelaga dan kelim tato
Luka Tembak
Luka tembak tempel
• terdapat jejas laras

Luka tembak sangat dekat (maksimal 15 cm)


• terbentuk akibat anak peluru, mesiu, jelaga dan panas/api à kelim api

Luka tembak dekat


• terbentuk akibat anak peluru dan mesiu
• kelim jelaga (maksimal 30 cm)
• kelim tato (maksimal 60 cm)
Luka tembak jauh (> 60 cm)
• terbentuk akibat komponen anak peluru à kelim kesat dan kelim lecet
Luka Tembak

Tempel 15 cm 30 cm 60 cm >60 cm

Kesat
Pistol Api Jelaga Tatto
Lecet
A. Pistol ditempelkan ke lengan

B. Kurang dari 15 cm

C. Dekat 15 – 30 cm

D. Dekat 31 cm – 60 cm

E. > 60 cm
3
Seorang jenazah laki-laki dibawa ke Instalasi Forensik Rumah Sakit setelah
ditemukan warga di gardu listrik, korban dikatakan terkena sengatan listrik.
Pada pemeriksaan luar didapatkan hasil terdapat luka di bagian telunjuk dan
ibu jari tangan pasien. Apakah mekanisme kematian dari pasien
tersebut?
A. Syok neurogenik
B.Aritmia kordis
C.Asfiksia
D. Dehidrasi
E. Pecahnya alveolus
Jawaban

B. Aritmia kordis
Pembahasan

Luka yang ditemukan?

• Jenazah laki-laki

• Terkena sengatan listrik


Trauma Listrik

• Sebab Kematian :
– Cardiac arrest

– Ventrikuler fibrilasi

– Respiratory paralysis

– Paralisis pusat pernapasan


sumber listrik (1)
(3) paralisis pusat
pernapasan di SSP

(1) paralisis otot- (2) fibrilasi ventrikel


otot pernapasan
path of current
spasme otot
“hold-on”

“current mark”
masuk

sumber listrik (2)

“current mark”
keluar

earth
Pemeriksaan Korban Trauma Listrik

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


TKP Luar Dalam Tambahan
Pemeriksaan • Sumber listrik
TKP • Benda penghantar listrik

• Current mark (electric mark = stroomerk van


jellineck = joule burn)
Pemeriksaan • Bentuk oval (sesuai konduktor), cekung
Luar warna kuning atau coklat keputihan atau
coklat kehitaman atau abu-abu kekuningan,
dikelilingi daerah kemerahan dan edema

• Kongesti organ dalam, perdarahan kecil-


Pemeriksaan kecil pada otak
Dalam • Dilatasi jantung kanan
• Tulang leleh à pearl like bodies
Pemeriksaan
• Histo PA pada current mark
Tambahan
A. Syok neurogenik

B.Aritmia kordis

C.Asfiksia

D. Dehidrasi

E. Pecahnya alveolus
4
Jenazah ditemukan di sungai oleh orang yang sedang memancing. Polisi
bekerjasama dengan dokter puskesmas mencari penyebab kematian. Jenazah
berbuih, keriput, ditemukan lebam pada kepala dan leher. Pemeriksaan yang
dilakukan untuk menentukan tempat kematian?
A. Tes apung paru
B. Kimia darah
C. Tes diatom
D. Tes jenis air
E. Tes distensi pulmonum
Jawaban

C.Tes diatom
Pembahasan
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan
tempat kematian?
• Jenazah ditemukan di sungai
– Jenazah berbuih, keriput, ditemukan lebam pada
kepala dan leher
• Berbuih à campuran sekret, surfaktan paru, dan
fairan yang teraspirasi
• Keriput àWasher woman’s hand
Tenggelam
• Uji Diatom
– Adanya diatom pada
organ dalam (otak,
ginjal) menandakan individu
tenggelam Frothy fluid pada jenazah
tenggelam
– Selanjutnya diatom
dicocokkan dengan yang
ditemukan di TKP

Diatom
Pilihan Lain
• Tes apung paru à untuk mengetahui apakah jenazah bayi yang
diperiksa pernah hidup. Pada pemeriksaan ditemukan paru mengisi
rongga dada, berwarna merah muda, gambaran mozaik
• Kimia darah à tidak relevan
• Tes jenis air à tidak ada pemeriksaan ini
• Tes distensi pulmonum à ditemukan emfisema akuosum pada kasus
tenggelam, namun pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk
menentukan tempat kematian
A. Tes apung paru

B. Kimia darah

C. Tes diatom

D. Tes jenis air

E. Tes distensi Pulmonum


5
Seorang anak perempuan usia 12 tahun diantar oleh orang tuanya ke dokter untuk
memeriksakan apakah anak tersebut masih perawan pasca menjadi korban kekerasan
tetangganya. Orang tua meminta dokter untuk membuat catatan medis dari pemeriksaan
yang dokter dapatkan. Pada pemeriksaan, dokter mendapati adanya luka robek baru pada
selaput dara pasien. Apakah tindakan dokter selanjutnya?
A. Mengatakan kepada orang tua pasien kalau pasien sudah tidak perawan
B. Mengatakan kepada orang tua pasien bahwa terdapat luka robek baru pada selaput dara
anaknya
C. Menanyakan kepada pasien apakah orang tuanya boleh diberitahukan tentang hasil
pemeriksaan
D. Menganjurkan pada orang tua pasien untuk melaporkan dugaan kekerasan ke polisi
sehingga dapat dibuatkan visum et repertum
E. Mengatakan kepada orang tua pasien bahwa telah terjadi pemerkosaan
Jawaban

D. Menganjurkan pada orang tua


pasien untuk melaporkan dugaan
kekerasan ke polisi sehingga
dapat dibuatkan visum et
repertum
Pembahasan
Apakah tindakan dokter selanjutnya?

• Perempuan usia 12 tahun

• Menjadi korban kekerasan tetangganya

• Pada pemeriksaan, dokter mendapati adanya luka


robek baru pada selaput dara pasien
Permenkes no. 68 tahun 2013
• Pasal 7
– Seorang pemberi layanan kesehatan yang menemukan
adanya dugaan kekerasan terhadap anak wajib
memberitahukan pada orang tua dan atau
pendamping yang dapat disertai dengan anjuran untuk
melaporkan dugaan kekerasan tersebut pada
kepolisian (berisikan dampak yang merugikan kesehatan
anak, dampak sosial, dan tindakan sanksi hukum untuk efek
jera pada pelaku).
A. Mengatakan kepada orang tua pasien kalau pasien sudah tidak perawan
B. Mengatakan kepada orang tua pasien bahwa terdapat luka robek baru pada
selaput dara anaknya
C. Menanyakan kepada pasien apakah orang tuanya boleh diberitahukan
tentang hasil pemeriksaan
D. Menganjurkan pada orang tua pasien untuk melaporkan dugaan
kekerasan ke polisi sehingga dapat dibuatkan visum et repertum
E. Mengatakan kepada orang tua pasien bahwa telah terjadi pemerkosaan
6
Seorang perempuan usia 30th datang ke puskesmas diantar oleh suaminya
dengan keluhan keputihan yang berbau amis seperti ikan sejak 1 minggu yang
lalu. Bau semakin menyengat setelah berhubungan dengan suaminya. Pada
pemeriksaan genitalia eksterna didapatkan fluor albus berwarna putih
homogen. Pemeriksaan laboratorium didapatkan clue cell > 20%, leukosit <
15/lp, pH duh tubuh > 4,5.Tata laksana yang tepat adalah…
A. Metronidazol 2x500 mg 7 hari Bacterial Vaginosis
B. Metronidazol 2x1 g 7 hari
C. Metronidazol gel 0,75% intravaginal 14 hari
D. Klindamisin krim 2% intravaginal 14 hari
E. Klindamisin 2x150 mg 7 hari
Jawaban

A. Metronidazol
2x500 mg 7 hari
Pembahasan
Tata laksana?
• Perempuan 30 tahun
– Keputihan bau amis sejak 1 minggu terutama setelah
berhubungan
– fluor albus berwarna putih homogen
– clue cell > 20%, leukosit < 15/lp, pH duh tubuh > 4,5

• Diagnosisà BV
IMS

Duh tubuh Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


BV (bakterial vaginosis)
• Etiologi: Gardnerella vaginallis

• Kriteria Amsel
– Duh tubuh putih keabuan
– pH >4,5
– Whiff test/tes amin (KOH10%): Duh tubuh bau amis
– Mikroskopik: ditemukan clue cell
Bingung..??

Uretritis Candida BV Trikomonas


Duh Putih, kuning- Putih, Putih Kuning
tubuh kehijauan bergumpal keabuan kehijauan,
seperti berbusa
susu
Bau - Asam Amis Ikan busuk
Khas - - Clue cell Serviks merah
(strawberi)
Duh Tubuh Vagina

Kemenkes RI. Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual. Jakarta: Kemenkes RI; 2015
A. Metronidazol 2x500 mg 7 hari

B. Metronidazol 2x1 g 7 hari

C. Metronidazol gel 0,75% intravaginal 14 hari

D. Klindamisin krim 2% intravaginal 14 hari

E. Klindamisin 2x150 mg 7 hari


7
Seorang laki-laki, 32 tahun, datang dengan keluhan kebotakan rambut
tanpa rasa gatal sejak 4 bulan lalu. Pasien memiliki riwayat asma sejak
remaja. Pada pemeriksaan fisis terlihat bercak kebotakan di sisi parietal
kanan, soliter, berbatas tegas, dan di tepi lesi terlihat rambut tanda seru.
Diagnosis yang tepat adalah…
A.Alopesia androgenik
B.Alopesia sikatrisial
C.Alopesia areata
D.Telogen effluvium
E.Anagen effluvium
Jawaban

C. Alopesia areata
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 32 tahun
– Mengalami kebotakan pada rambut sejak 4 bulan lalu
– Tidak ada rasa gatal
– Riwayat asma sejak remaja
• Pemeriksaan fisis:
– bercak kebotakan di sisi parietal kanan, soliter, berbatas
tegas
– di tepi lesi terlihat rambut tanda seru
Alopecia
• Alopecia areata
– Definisi: kelainan inflamasi kronik yang mengenai rambut dan kuku
– Pola kebotakan bisa bercak soliter, multipel, atau totalis/universalis
– Ada hubungan antara alopecia areata dengan penyakit atopik dan beberapa
penyakit autoimun (misalnya miksedema dan anemia pernisiosa)
– Pemeriksaan penunjang: rambut tanda seru (exclamation hair) di tepi lesi

• Alopecia androgenik
– Definisi: miniaturisasi batang rambut
– Kebotakan yang progresif.Awalnya rambut tebal, menjadi semakin tipis, kemudian menjadi vellus
– Pola kebotakan seperti laki-laki (vertex) disebut male pattern baldness. Penyebabnya karena
orang-orang tertentu sensitif terhadap androgen.

• Telogen effluvium
– Kebotakan akut (<6 bulan) akibat obat-obatan, stres psikologis, gangguan metabolik atau
hormonal
– Sembuh sendiri setelah 6 bulan
DD
Pilihan Lain
A. Alopesia androgenik à ada pola tertentu, biasanya mulai dari vertex atau
frontal
B. Alopesia sikatrisial à disertai inflamasi atau etiologi fisik non-inflamasi
(misalnya trauma, stress)
C.Alopesia areata
D. Telogen effluvium à biasanya disertai penyakit lain, misalnya gangguan
hormonal (postpartum), nutrisi, penyakit sistemik (febris akut, TB, sifilis
stadium 2)
E. Anagen effluvium à gangguan pertumbuhan rambut, biasanya akibat
gangguan keratinosit pada kemoterapi atau radiasi
A.Alopesia androgenik

B.Alopesia sikatrisial

C.Alopesia areata

D.Telogen effluvium

E.Anagen effluvium
8
Laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan borok di dahi sejak 5 bulan lalu.
Borok makin lama makin lebar dan 2 bulan terakhir mudah berdarah. Bagian
tengah borok kotor, sukar sembuh setelah berdarah, dan ada peninggian tidak
teratur di pinggirnya. Di tepi lesi terdapat papul kehitaman mengkilat di
sekitarnya dengan sedikit eritema. Diagnosis yang tepat adalah…
A. Keratosis seboroik
B. Melanoma maligna
C. Nevus pigmentosus
D. Karsinoma sel basal
E. Karsinoma sel skuamosa
Jawaban

D. Karsinoma sel basal


Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki, 64 th
– keluhan borok di dahi sejak 5 bulan lalu yang melebar
– 2 bulan terakhir mudah berdarah
– bagian tengah borok kotor, sukar sembuh setelah berdarah,
dan ada peninggian tidak teratur di pinggirnya.
• Pemeriksaan fisis: di tepi lesi terdapat papul kehitaman
mengkilat di sekitarnya dengan sedikit eritema
3 Keganasan Kulit Tersering
Karsinoma Sel Karsinoma Sel Basal Melanoma
Skuamosa
Plak atau tumor padat Papul atau nodus mengkilap Asimetri: bentuk lesi
yang permukaannya yang berubah menjadi lesi asimetri
berbenjol-benjol dan dapat ulseratif dan destruktif (ulkus Border: tepi tidak tegas
ditemukan ulkus di atasnya roden). Color: warna ireguler
Pada lesi ulkus, tepinya dapat
Diameter: >6mm
disertai papul berkilat seperti
mutiara (pearly border). Elevation: lesi meninggi
A. Keratosis seboroik
B. Melanoma maligna
C. Nevus pigmentosus
D. Karsinoma sel basal
E. Karsinoma sel skuamosa
9
Perempuan, 30 tahun, datang dengan keluhan tungkai bawah kanan bengkak
sejak 1 minggu. Tungkai bawah kanan terasa nyeri dan merah. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan eritema berbatas tegas dengan bula, terasa
hangat, nyeri tekan (+), dan edema (+). Pemeriksaan gram streptococcus
ditemukan positif. Diagnosis yang benar adalah…
A. Erisipelas
B. Eritrasma
C. Ektima
D. Selulitis
E. Impetigo bulosa
Jawaban

A. Erisipelas
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 30 tahun
– tungkai bawah kanan bengkak sejak 1 minggu
– Nyeri + merah

• PF: eritema berbatas tegas dengan bula, terasa hangat,


nyeri tekan (+), dan edema (+)
• Pemeriksaan gram: streptococcus (+)
Pioderma
• Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri
piogenik.
• Pioderma dibagi menjadi 2:
1. Pioderma superfisial→ lesi terbatas pada epidermis, terdiri
dari: impetigo non bulosa, impetigo bulosa, ektima,
folikulitis, furunkel, karbunkel.
2. Pioderma profunda → mengenai epidermis dan dermis,
terdiri dari: erisipelas, selulitis, flegmon, dan hidradenitis.
Pioderma profunda
Erisipelas Selulitis
• ada gejala prodromal: • ada gejala prodromal:
demam, sakit kepala, mual, demam, sakit kepala, mual,
muntah. muntah.
• Lesi eritematosa merah
• Infiltrat eritematosa difus,
cerah, infiltrat dibagian
batas tidak tegas
pinggir, edema, vesikel dan
bula diatas lesi, batas tegas
Erisipelas Selulitis
Disadur dari Panduan
Praktik Klinis, Bagi Dokter
Spesialis Kulit Dan
Kelamin Di Indonesia, Tahun
2017
A. Erisipelas

B. Eritrasma

C. Ektima

D. Selulitis

E. Impetigo bulosa
10
Perempuan, 65 tahun, datang dengan keluhan muncul bercak cokelat kehitaman
di punggung tangan kanan dan kiri sejak 2 tahun lalu. Riwayat sakit kulit
sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisis didapatkan makula
hiperpigmentasi multipel ukuran lenticular hingga nummular pada regio
antebrachii dextra et sinistra. Diagnosis yang mungkin adalah…
A. Hiperpigmentasi pasca-inflamasi
B. Hipopigmentasi pasca-inflamasi
C. Nevus pigmentosus
D. Melanoma maligna
E. Lentigo senilis
Jawaban

E. Lentigo senilis
Pembahasan
Diagnosis
• Perempuan 65 th
– muncul bercak cokelat kehitaman di punggung tangan
kanan dan kiri sejak 2 tahun lalu
– riwayat sakit kulit sebelumnya tidak ada
• Pemeriksaan fisis: makula hiperpigmentasi multipel
ukuran lenticular hingga nummular pada region
antebrachii dextra et sinistra
Lentigo

• Hiperpigmentasi pada kulit, kebanyakan pada


dewasa

• Akibat paparan sinar ultraviolet dari matahari


Pilihan Lain
A. Hiperpigmentasi pasca-inflamasi
B. Hipopigmentasi pasca-inflamasi
C. Nevus pigmentosus àpenyakit kulit non-karsinogen,
berupa makula, papul, atau papilomatosa dan bisa
bertangkai, akibat kelainan pada melanosit
D. Melanoma maligna à keganasan kulit
E. Lentigo senilis
A. Hiperpigmentasi pasca-inflamasi

B. Hipopigmentasi pasca-inflamasi

C. Nevus pigmentosus

D. Melanoma maligna

E. Lentigo senilis
11
Perempuan usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal
pada telapak kaki kanan sejak 2 minggu yang lalu, gatal dirasakan saat
kaki lembab atau terkena air. Pasien bekerja sebagai buruh cuci. Pada
pemeriksaan dermatologis didapatkan plak eritema tertutup skuama
tipis pada plantar pedis yang meluas sampai sepertiga dorsum pedis,
berbatas tegas dengan tepi eritem.Tata laksana yang tepat adalah…
A. Ketoconazol 2x200 mg selama 2 minggu
B. Griseofulvin 2x500 mg selama 2 minggu
C. Metronidazol 2x500 mg selama 2 minggu
D. Doksisiklin 1x100 mg selama 2 minggu
E.Asiklovir 2x200 selama 4 minggu
Jawaban

B. Griseofulvin 2x500 mg
selama 2 minggu
Pembahasan
Tata laksana?
• Perempuan 35 tahun
– gatal pada telapak kaki kanan sejak 2 minggu yang lalu
– gatal memberat saat kaki lembab atau terkena air
– riwayat bekerja sebagai buruh cuci
• Pemeriksaan dermatologis
– plak eritema tertutup skuama tipis pada plantar pedis yang
meluas sampai sepertiga dorsum pedis, berbatas tegas
dengan tepi eritem
à Tinea pedis et korporis
Dermatofitosis

• Klasifikasi berdasarkan lokasi

Tinea kruris à pada


Tinea kapitis à pada
genitokrural, sekitar Tinea barbe à pada
rambut dan kulit
anus, bokong, perut dagu dan jenggot
kepala
bawah

Tinea pedis et Tinea unguium à


Tinea korporis à
manum à pada pada kuku jari tangan
selain 5 bagian di atas
tangan dan kaki dan kaki
Tinea Korporis
• Termasuk mikosis superfisialis (dermatofitosis)
• Etiologi à Microsporum,Tricophyton, Epidermatophyton yang
mencerna keratin
• Lesi à plakat eritematosa berbatas tegas dengan tepi aktif dan
central healing

Tinea Korporis
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Sediaan KOH pada dermatofitosis
Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
Tata Laksana

• Topikal
– Krim terbinafin: 1x/hari selama 2 minggu
– Azol (mikonazol, ketokonazol, klotrimazol): 2x/hari
selama 4-6 minggu

• Sistemik
– Terbinafin 1x250 mg/hari selama 2 minggu
– Griseofulvin 1x500 mg/hari selama 2-4 minggu
– Itrakonazol
Tinea Kapitis

• Gray patch: rambut rontok sehingga membentuk patch (pitak)


• Black dot: rambut patah tepat di perbatasan kulit
• Favus: bentuk severe dari tinea kapitis
• Kerion: plak disertai tanda radang (nyeri, eritema) dan pustul

Gray patch Black dot Favus Kerion


Pemeriksaan Penunjang

• Lampu Wood: kuning


kehijauan
• KOH (kerokan
rambut= 10% ; kulit=
20% ; kuku = 30%):
hifa panjang bersekat
+ artrospora
Hifa panjang bersekat
Tata Laksana
• Menggunakan terapi oral, bukan topikal:
– Griseofulvin: Dewasa 500 mg/hari ; Anak 10 mg/kgBB/hari (1 atau 2 kali
sehari)
– Ketokonazol: Dewasa 200 mg/hari ;Anak 3 mg/kgBB/hari
– Itrakonazol: Dewasa 100 mg/hari ;Anak (tidak dianjurkan)
– Terbinafin: Dewasa 250 mg/hari ;Anak (tidak dianjurkan)

• Sampo selenium sulfida à mencegah agar tidak menebar ke daerah


lain
Tinea Pedis et Manum

• Interdigitalis

– Bentuk yang paling sering, terutama di


antara jari ke-4 dan 5

– Eritema, maserasi, scalling

– Gatal

• Mocasin foot

– Di telapak kaki nampak hiperkeratosis,


eritema

– Tidak gatal
Pemeriksaan Penunjang
• Pada pemeriksaan KOH (10% à kulit, 20% à rambut, 30% à kuku)
– Hifa panjang bersekat

– Artospora = spora berderet

• Lampu Wood = kuning kehijauan


Terapi

• Topikal
– Krim terbinafin: 1/hari selama 1-2 minggu
– Azol (mikonazol, ketokonazol, klotrimazol): 2x/hari selama 4-6
minggu
• Sistemik, untuk infeksi yang luas
– Terbinafin: 250 mg/hari selama 2 minggu;Anak (tidak dianjurkan)
– Griseofulvin 2x500 mg (sampai 2 minggu bebas lesi)
– Itrakonazol: 2x100 mg/hari selama 3 minggu;Anak (tidak dianjurkan)
– Flukonazol: 50mg/hari
A. Ketoconazol 2x200 mg selama 2 minggu

B. Griseofulvin 2x500 mg selama 2 minggu

C. Metronidazol 2x500 mg selama 2 minggu

D. Doksisiklin 1x100 mg selama 2 minggu

E.Asiklovir 2x200 selama 4 minggu


12
Laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan gatal di punggung kaki sejak
1 minggu lalu. Pasien merupakan seorang tukang kebun dan tidak
pernah menggunakan alas kaki saat bekerja. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan creeping eruption di punggung kaki sepanjang 3 cm. Tata
laksana pilihan utama untuk penyakit itu adalah…
A.Albendazol
B. Mebendazol
C.Tiabendazol
D. Ivermectin
E. Pirantel pamoat
Jawaban

A. Albendazole
Pembahasan
Tata laksana?
• Laki-laki 35 tahun
– gatal di punggung kaki sejak 1 minggu lalu
– bekerja sebagai tukang kebun dan jarang menggunakan alas
kaki

• PF: creeping eruption di punggung kaki sepanjang 3 cm


– Cutaneous larva migrans
Creeping Eruptions
• Sinonim à cutaneous larva migrans
• Infeksi kulit yang disebabkan oleh cacing tambang seperti
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum, Uncinaria stenocephala,
Bunostomum phlebotomum.
• Lesi kulit biasanya muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa
plak eritematosa, vesikular berbentuk linear dan serpiginosa
• Faktor risiko: tidak menggunakan alas kaki
• Predileksi di kaki dan bokong
• Tata laksana topikal
– Salep albendazol 10% 3 kali sehari selama 7-10 hari
– Salep thiabendaol 10-15% 3 kali sehari selama 5-7 hari
• Tata laksana sistemik
– Albendazol 400 mg untuk anak usia >2 tahun atau >10 kg selama 3-7 hari
berturut-turut, atau
– Thiabendazol 50 mg/kg/hari selama 2-4 hari, atau
– Ivermektin 200 µg/kg dosis tunggal.
– Bedah beku dengan nitrogen cair atau etil klorida dapat dikombinasi
albendazol.
A.Albendazol

B. Mebendazol

C.Tiabendazol

D. Ivermectin

E. Pirantel pamoat
13
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
keluar cairan kental seperti nanah dari kemaluannya sejak 2 hari yang lalu.
Cairan ini tidak banyak dan hanya berbekas pada celana dalam. Pasien
diketahui sering berganti pasangan seksual dan tidak menggunakan pengaman
saat berhubungan seksual. Pada pemeriksaan genitalia didapatkan serviks
edematous, hiperemis, mudah berdarah, dan ada cairan mukopurulen dari
endoserviks.Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A.Vulvitis atrofi
B.Vulvovaginitis bakteri
C.Vulvovaginitis candida
D.Trikomoniasis vaginalis
E. Servisitis klamidia
Jawaban

E. Servisitis klamidia
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan, 22 tahun
– keluar cairan kental seperti nanah dari kemaluannya sejak 2 hari yang
lalu
– keluar duh tubuh tidak banyak dan hanya membekas di celana dalam
– riwayat promiskuitas (+)
• Pemeriksaan fisis: serviks edematous, hiperemis, mudah berdarah,
dan ada cairan mukopurulen dari endoserviks
Pendekatan
Inspekulo
IMS
Perempuan

Dari pendekatan ini, diagnosis infeksi


BV dan kandidiasis dapat disingkirkan.
Infeksi Genital Nonspesifik
• Definisi: IMS berupa peradangan di uretra, rectum, atau serviks
yang disebabkan oleh mikroorganisme nonspesifik

mikroorganisme spesifik à mikroorganisme yang dapat


ditemukan dengan fasilitas sederhana, eg. gonokokus,
Candida albicans,Trichomonas vaginalis, Gardnerella vaginalis

• Etiologi: 50% akibat Chlamydia trachomatis, sisanya akibat


Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, dll.
Infeksi Genital Nonspesifik
Laki-laki Perempuan
• Organ target: serviks (paling sering),
• Masa inkubasi 1-3 minggu
vagina, kelenjar Bartolin, uretra
• Gejala: disuria ringan, rasa • Gejala: duh tubuh vagina, dysuria

tidak nyaman di lubang ringan, sering BAK, nyeri pelvis,


dyspareunia
uretra, sering BAK, duh • Inspekulo: tanda servisitis
tubuh seropurulen à gejala (hiperemis, edema, ada folikel-folikel
yang mudah berdarah, duh tubuh
tidak seberat gonorea
serviks mukopurulen)
Terapi Infeksi Genital Nonspesifik
Pilihan lain

A.Vulvitis atrofi à biasanya terjadi pada usia lanjut

B.Vulvovaginitis bakteri

C.Vulvovaginitis candida

D. Trikomoniasis vaginalis à duh tubuh berbau


busuk, gambaran strawberry cervix

E. Servisitis klamidia
A.Vulvitis atrofi

B.Vulvovaginitis bakteri

C.Vulvovaginitis candida

D.Trikomoniasis vaginalis

E. Servisitis klamidia
14
Laki-laki, 20 tahun, datang dengan keluhan gatal di kemaluan sejak 1
minggu lalu. Pasien mengaku sering bertukar pakaian dengan teman
seasramanya. Pada pemeriksaan fisis didapatkan makula serulae dan
bintik hitam di celana dalam. Tata laksana yang tepat untuk pasien
adalah… pithiriasis pubis

A. Permetrin 5%
B. Gameksan 1%
C. Ketoconazol krim 2%
D. Hidrokortison krim 2,5%
E.Asiklovir krim 2%
Jawaban

B. Gameksan 1%
Pembahasan
Tata laksana?
• Laki-laki, 22 tahun
– gatal di kemaluan sejak 1 minggu lalu
– sering bertukar pakaian dengan teman seasramanya

• Pemeriksaan fisis: makula serulae dan bintik hitam


di celana dalam
à Pedikulosis pubis
Pedikulosis
• Klasifikasi
– Pedikulosis kapitis: di kepala

– Pedikulosis korporis: di badan

– Pedikulosis pubis: di sekitar rambut pubis


Gejala
• Gatal à digaruk à muncul bekas garukan, erosi,
bahkan ekskoriasi yang dapat disertai krusta
• Pada pedikulosis pubis: makula serule (bercak
abu-abu atau kebiruan di kulit) dan black dot
(bercak hitam di celana dalam)
• PF: ditemukan kutu atau telur di antara rambut,
serat-serat pakaian
Tata Laksana

• Semua jenis pedikulosis: gameksan 1%, benzil


benzoat 25%, permethrin 1%

• Pedikulosis kapitis: dapat digunakan malathion


0,5-1%
Pilihan lain
A. Permetrin 5% à untuk skabies
B. Gameksan 1%
C. Ketoconazol krim 2% à untuk infeksi jamur
D. Hidrokortison krim 2,5% à untuk
dermatitis
E.Asiklovir krim 2%
A. Permetrin 5%

B. Gameksan 1%

C. Ketoconazol krim 2%

D. Hidrokortison krim 2,5%

E.Asiklovir krim 2%
15
Seorang anak perempuan 10 tahun datang dibawah ibunya dengan
keluhan bercak putih di wajah, lengan, dan tungkai sejak 1 bulan lalu.
Tidak gatal, tidak nyeri ataupun perih. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan fisis didapatkan makula depigmentasi
berukuran lenticular sampai numular. Kemungkinan diagnosis tersebut
adalah…
A. Pitiriasis alba
B. Pitiriasis versicolor = makula depigmentasi, skuama dan gatal

C. Melasma
D.Vitiligo
E.Albinisme
Jawaban

A. Vitiligo
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak, 10 tahun
– bercak putih di wajah, lengan, dan tungkai sejak 1 bulan
lalu
– Tidak gatal, tidak nyeri ataupun perih

• Pemeriksaan fisis: makula depigmentasi berukuran


lenticular sampai numular
Vitiligo
• Depigmentasi kulit akibat faktor genetik dan non-
genetik (sinar matahari, trauma)
• Merupakan kelainan didapat, bukan kongenital
• Lesi berupa makula berwarna putih dan berbatas tegas
• Pada biopsi di kulit yang apigmentasi à tidak
ditemukan melanosit
Pilihan Lain

• Melasma
– Bercak gelap karena UV dan estrogen

• Albino
– Penyakit kongenital berupa penurunan (sebagian atau
seluruhnya) produksi melanin

• Pitiriasis alba
– Hipopigmentasi (pada soal yang terjadi adalah
apigmentasi) dan ada skuama halus
Vitiligo Vs Pytiriasis Alba
A. Pitiriasis alba

B. Pitiriasis versicolor

C. Melasma

D.Vitiligo

E.Albinisme
16
Laki-laki, 38 tahun, datang dengan keluhan bercak putih di lidah yang
sulit diangkat. Di bercak itu tampak rambut-rambut halus. Pasien baru
terdiagnosis HIV (+) 2 bulan lalu dan sedang dalam pengobatan ARV.
Diagnosis pasien ini adalah…
A. Oral candidiasis
B. Gingivostomatitis
C. Leukoplakia = oral hairy leukoplakia = HIV std 3
D. Lichen planus
E. Kanker lidah
Jawaban

C. Leukoplakia
Pembahasan

Diagnosis?

• Laki-laki 38 th
– bercak putih di lidah yang sulit diangkat dan
tampak rambut-rambut halus di bercak

– HIV (+)
Oral Hairy Leukoplakia
• Definisi: lesi warna putih pada mukosa yang tidak dapat
dihilangkan dengan cara digosok dan terjadi karena
berbagai faktor, antara lain hiperkeratosis dan maserasi
• Etiologi: penggunaan alkohol, tembakau, infeksi, dan
trauma kronik
• Patogenesis: displasia akibat mutasi kromosom
• Lokasi: mukosa oral dan anogenital
Tata Laksana
• Non-medikamentosa:
– menghentikan penggunaan tembakau dan alkohol
– terapi infeksi

• Medikamentosa:
– 5-florourasil topikal
– Laser
– Bedah beku
A. Oral candidiasis

B. Gingivostomatitis

C. Leukoplakia

D. Lichen planus

E. Kanker lidah
17
Seorang anak perempuan datang dengan keluhan bintik-bintik kecil di seluruh tubuh
yang jika digaruk akan tampak kemerahan. Status dermatologikus didapatkan papul
berbatas tegas, tepi rata, permukaan licin, dan tampak seperti kubah. Pada benjolan
tersebut terdapat cekungan yang bila ditekan mengeluarkan massa putih seperti nasi.
Apakah mikroorgnisme penyebabnya? MOLLUSCUM KONTAGIOSUM
A. Poxvirus
B. Human papilloma virus
C. Sarcoptes scabiei
D. Demodex folliculorum
E. Herpes simplex virus
Jawaban

A. Poxvirus
Pembahasan
Mikroorganisme?

• Anak perempuan

– Bintik-bintik kecil seluruh

– Merah jika digaruk

• PF: papul berbatas tegas, tepi rata, permukaan licin, dan tampak seperti
kubah. Pada benjolan tersebut terdapat cekungan yang bila ditekan
mengeluarkan massa putih seperti nasi à delle

– Moluskum kontagiosum
Moluskum Kontagiosum

• Penyebab à Poxvirus
• Papul miliar atau lentikular,
warna putih seperti lilin,
berbentuk kubah dengan
lekukan di tengah (delle). Bila
dipijat, tampak keluar massa
warna putih seperti nasi.
• Tatalaksana à keluarkan
badan molluskum dengan
elektrokauterisasi, bedah beku
A. Poxvirus

B. Human papilloma virus

C. Sarcoptes scabiei

D. Demodex folliculorum

E. Herpes simplex virus


18
Laki-laki 57 tahun mengeluh bisul di pantat sejak 5 hari lalu. Bisul terasa
nyeri dan nampak memerah. Pasien memiliki riwayat DM sejak 2 tahun
lalu. Pada pemeriksaan, didapatkan nodul eritema yang berbentuk
kerucut dengan pustul di tengahnya. Apakah obat oral yang sesuai
untuk kasus tersebut? FURUNKEL

A. Ciprofloksasin 1x500 mg selama 5 hari


B. Eritromisin 4x500 mg selama 5 hari
C.Azitromisin 4x250 mg selama 5 hari
D.Amoksisilin 1x500 mg selama 5 hari
E. Dikloksasin 2x250 mg selama 5 hari
Jawaban

B. Eritromisin 4x500 mg
selama 5 hari
Pembahasan
• Laki-laki 57 tahun
• Bisul di pantat sejak 5 hari lalu
• Nyeri, memerah
• Riwayat DM
• PF: nodul eritema kerucut dengan pustul di tengahnya
• Obat oral?
Etiologi: Stafilokokus aureus

Folikulitis Furunkel Karbunkel


• Peradangan • Peradangan folikel • Beberapa furunkel
rambut&jaringan sekitar yang
folikel rambut berkonfluensi
• Papul, pustul, atau vesikel
• Papul atau eritema • Nodus berpuncak
pustul eritema • Nyeri yang memiliki
beberapa
• Nyeri atau • Furunkulosis: beberapa
muara/supurasi
gatal furunkel yang tersebar
Folikulitis Furunkel Karbunkel
Tata Laksana
• Antibiotik selama 5-7 hari
– Dikloksasilin 3-4 x 250-500 mg
– Amoksisilin klavulanat 3 x 250-500 mg
– Klindamisin 4 x 150-450
– Eritromisin 4 x 250-500
– Sefadroksil 2 x 500 mg
A.Ciprofloksasin 1x500 mg selama 5 hari

B.Eritromisin 4x500 mg selama 5 hari

C.Azitromisin 4x250 mg selama 5 hari

D.Amoksisilin 1x500 mg selama 5 hari

E. Dikloksasilin 2x250 mg selama 5 hari


19
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan bercak putih dengan
pinggir kemerahan di tangan kiri. Pasien juga mengeluhkan rasa
baal. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan untuk
morbus hansen
menegakkan diagnosis adalah...
A. Uji KOH
B. Uji sensibilitas
C. Patch test
D. Tes lepromin untuk menentukan pb, mb dan gradasinya yg banyak
E. Pemeriksaan BTA
Jawaban

E. Pemeriksaan BTA
Pembahasan

Pemeriksaan lanjutan?

• Laki-laki 30 tahun
– Bercak putih dengan pinggir kemerahan di tangan
kiri

– Rasa baal
Lepra/Morbus Hansen

• Disebabkan Mycobacterium leprae: intraseluler


obligat
Gejala

• Ekstremitas

– Dapat ditemukan mutilasi


• Kulit

– Bercak kulit berwarna eritema atau hipopigmentasi

– Bercak baal atau mati rasa

– Kulit mengkilap atau kering bersisik

– Tidak berkeringat atau tidak berambut


Gejala
• Saraf

– Penebalan dan nyeri pada saraf

– Rasa tertusuk atau nyeri di daerah yang dipersarafi

– Luka yang sulit sembuh di daerah yang dipersarafi

– Gangguan fungsi saraf


• Sensorik: mati rasa

• Motorik: paresis, deformitas

• Otonom: kulit kering dan tidak berkeringat


Lokasi pemeriksaan penebalan saraf
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 1 dari 3
tanda utama:
– Lesi kulit yang mati rasa
– Penebalan dan gangguan fungsi saraf
– Ditemukan basil tahan asam (BTA) dalam kerokan
jaringan kulit (slit skin smear). Spesimen diambil dari
cuping kedua telinga dan 2 lesi paling aktif
Klasifikasi

• Terdapat dua jenis klasifikasi, yaitu


– PB-MB (WHO) à dipakai di puskesmas

– Madrid à jarang dipakai, biasanya untuk penelitian

– Ridley-Jopling à jarang dipakai, biasanya untuk


penelitian
Tanda Lainnya
ALUR DIAGNOSIS
Tatalaksana

PB (6-9 bulan)

• Hari ke-1: Rifampisin 600mg, Dapson 100mg

• Hari ke-2-28: Dapson 100mg

MB (12-18 bulan)
clofazimin
• Hari ke-1: Rifampisin 600mg, Dapson 100mg, Lampren 300mg

• Hari ke-2-28: Dapson 100mg, Lampren 50mg


Tatalaksana
PB (6-9 bulan)

• Anak (10-15 th)

– Hari ke-1: Rifampisin 450mg, Dapson 50mg

– Hari ke-2-28: Dapson 50mg

MB (12-18 bulan)

• Anak (10-15 th)

– Hari ke-1: Rifampisin 450mg, Dapson 50mg, Lampren 150mg

– Hari ke-2-28: Dapson 50mg, Lampren 50mg (2 hari sekali)


Tatalaksana
PB (6-9 bulan)

• Anak (5-9 th)

– Hari ke-1: Rifampisin 300mg, Dapson 25mg

– Hari ke-2-28: Dapson 25mg

MB (12-18 bulan)

• Anak (5-9 th)

– Hari ke-1: Rifampisin 300mg, Dapson 25mg, Lampren 100mg

– Hari ke-2-28: Dapson 25mg, Lampren 50mg (2x/minggu)


Efek Samping
Reaksi pada kusta

Reaksi tipe 1 (reaksi reversal, reaksi upgrade)


• Peningkatan respon imun selular

Reaksi tipe 2 (reaksi eritema nodosum


leprosum/ENL)
• Peningkatan sistem imun humoral
Bagaimana membedakannya?
Reaksi tipe 1/reversal Reaksi tipe 2/ENL
Pada kusta tipe Borderline MB
Onset Segera setelah terapi > 6 bulan setelah terapi
Keadaan umum Baik, hanya demam ringan Ringan hingga berat,
pasien demam tinggi, lemas
Lesi Bercak lama meradang (merah, Muncul nodus yang
hangat, meradang), dapat muncul merah, nyeri, lunak
lesi baru

Saraf Sering neuritis Bisa neuritis


Edema + -
ekstremitas
Peradangan - + (KGB, ginjal, sendi,
organ lain mata, testis)
Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2

Borderline
Tipe MB
Bercak lama meradang
Demam
Saraf: neuritis akut
Nodul-nodul nyeri
KU baik
Peradangan organ lain ++
Muncul cepet setelah mulai terapi
Udah lama berobat: muncul setelah 6
bulan terapi
Tata Laksana

• Teruskan terapi

• Prednison 30-80mg/hari

• Obat simptomatik: NSAID


Pilihan Lain

• Uji KOH
– Untuk tinea, kandida, dan pitiriasis vesikolor
• Uji sensibilitas
– Untuk menilai fungsi saraf
• Patch test
– Untuk menguji penyakit alergi di kulit (mis: DKA)
• Tes lepromin
– Memeriksa adanya antibodi M.leprae di tubuh
– Digunakan untuk klasifikasi,Tidak untuk diagnosis
A. Uji KOH

B. Uji sensibilitas

C. Patch test

D. Tes lepromin

E. Pemeriksaan BTA
20
Perempuan 19 tahun datang dengan keluhan kemerahan pada telapak
tangan sejak 5 bulan yang lalu. Pasien sering mencuci dengan tangan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bercak eritema dengan skuama dan
gatal. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah…
A. Skin prick test DKI
B. Skin patch test
C. Diaskopi
D. Dermografi
E. Lampu wood
Jawaban

B. Skin patch test


Pembahasan
Penunjang?

• Perempuan 19 tahun

– Kemerahan pada telapak tangan sejak 5 bulan yang lalu

• Dd dermatitis, tinea manus,

– Pasien sering mencuci dengan tangan

• Dermatitis kontak

• Pemeriksaan fisik

– Bercak eritema dengan skuama dan gatal

• DD dermatitis kontak iritan


Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
(DKA) (DKI)
Definisi Peradangan kulit yang diawali Peradangan kulit non
proses sensitisasi, berhubungan imunilogis karena adanya
dengan atopi (riwayat rhinitis bahan iritan
alergi, asma, konjungtivitis alergi)
Jenis bahan Bukan bahan iritan Pelarut, pelumas, deterjen,
serbuk kayu, bahan asam/basa
Manifestasi Gatal. Efloresensi à eritema Iritan kuat à gejala akut (kulit
klinis berbatas tegas, papul, vesikel, perih, panas, terbakar.
erosi, eksudasi, bula. Lokasi Efloresensi à eritema, edema,
tersering à lengan, wajah bula), iritan lemah à gejala
(kosmetik), leher (kalung, parfum), kronis (kulit kering, eritema,
telinga (anting) skuama, likenifikasi). Lesi
berbatas tegas sesuai daerah
yang terena iritan
Hanifati S, Menaldi SL. Dermatitis. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius, FKUI; 2014
Etiologi DKA

Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
DKI Kronik pada ibu rumah tangga yang
terpapar deterjen

DKA pada bibir akibat penggunaan lipstick


DKA subakut karena nikel
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
Diagnosis
• Uji tempel (patch test)
Persiapan uji tempel

• Kulit bebas dermatitis


• Lokasi uji tidak berdekatan dengan lesi dermatitis karena aan
menyebabkan positif palsu
• Bebas dari kelainan kulit lain yang menyulitkan pembacaan uji
• Bebas dari rambut lebat
• Bebas dari kosmetik/salep
• Bebas kortikosteroid topikal 2 minggu sebelum uji

Lokasi tes

• Pilihan utama à punggung


• Lokasi lain à lengan atas lateral, lengan bawah volar
Uji Tempel
• Bahan ditempelkan pada kulit dengan jarak cuup jauh à agar
tidak terjadi reaksi silang
• Penempelan dipertahankan 24 jam (rata-rata)
• Interpretasi

+ atau - Hanya eritema lemah


+ Eritema, infiltrasi (edema), papul
++ Eritema, infiltrasi, papul, vesikel
+++ bula
NT Tidak diujikan

Sulaksmono M. Keuntungan dan kerugian patch test (uji tempel) dalam upaya menegakkan diagnosa penyakit kulit akibat kerja (occupational dermatosis) [skripsi].
Surabaya: Universitas Airlangga
Pilihan Lain
• Skin prick test à untuk mendiagnosis alergi

• Diaskopi à tes untuk mengidentifikasi adanya perdarahan dalam


kulit.Tes dilakukan dengan cara menekan kulit dengan kaca objek

• Dermografi à peninggian kulit sesuai pola goresan/garukan. Positif


pada pasien atopi

• Lampu wood à alat diagnostik untuk mengamati cahaya dari


efloresensi kulit yang membantu mendiagnosis kelainan kulit
tertentu
A. Skin prick test

B. Skin patch test

C. Diaskopi

D. Dermografi

E. Lampu wood
21
Perempuan 33 tahun menderita psoriasis. Pada saat
pemeriksaan, dokter mengangkat skuama pasien dan terdapat
bintik perdarahan. Fenomena ini disebut ...
A. Koebner
B.Tetesan lilin
C. Striae gravidarum
D. Nikolsky
E.Auspitz
Jawaban

E. Auspitz
Pembahasan

Fenomena?

• Perempuan 33 tahun menderita psoriasis

• PF: dokter mengangkat skuama pasien dan


terdapat bintik perdarahan
Psoriasis
• Bersifat kronik – residif (biasanya dicetuskan stres)
• Eritema berbatas tegas dengan skuama kasar yang berlapis-lapis di
atasnya
• Pemeriksaan khas
– Auspitz à jika skuama dikerok, muncul bintik perdarahan à inget aja
vampir itu AUS darah
– Fenomena tetesan lilin à jika skuama digores, akan menjadi putih à
inget aja lilin mati lampu itu putih
– Kobner à akan muncul lesi serupa di bagian tubuh lain jika terkena
trauma
• Pemeriksaan penunjang: biopsi histopatologi à hiperkeratosis dan
papilomatosis
Fenomena lilin

Koebner: tato sebagai trauma

Titik darah

Auspitz
Pilihan Lain
• Striae gravidarum
– Skar atrofi yang muncul pada
kehamilan

• Nikolsky
– Ketika mengusap kulit dengan
lembut, terjadi eksfoliasi lapisan
kulit terluar
– Ditemukan pada: SSJ, TEN, dan
Streptococcal scalded skin syndrome,
pemfigus
A. Koebner

B. Tetesan lilin

C. Striae gravidarum

D. Nikolsky

E. Auspitz
22
Anak laki-laki 15 tahun datang dengan keluhan muncul luka yang sakit pada
lipatan tungkai dan siku. Pada pemeriksaan lokal, ditemukan likenifikasi, krusta,
dan nanah. Pasien memiliki riwayat alergi susu pada masa kecil dan ayah pasien
mempunyai riwayat asma. Diagnosis kasus ini adalah...
A. Neurodermatitis sirkumskripta
B. Dermatitis atopi dengan infeksi sekunder
C. Dermatitis kontak dengan infeksi
D. Liken simpleks kronik
E. Angioedema
Jawaban

B. Dermatitis atopi dengan


infeksi sekunder
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak 15 tahun
– Luka yang sakit pada lipatan tungkai dan siku
– Riwayat alergi susu pada masa kecil
– Ayah pasien mempunyai riwayat asma

• PF: likenifikasi, krusta, dan nanah


– Atopi
Pembahasan

• Pada kasus ini, predileksi adalah tungkai dan siku


à sesuai predileksi dermatitis atopi pada remaja

• Riwayat alergi susu dan asma (ayah) à


mendukung dermatitis atopi

• Luka bernanah dan krusta à infeksi sekunder


Dermatitis Atopi
• Bayi: wajah, pergelangan tangan dan kaki, lutut
• Anak: lipat siku dan lutut, fleksor, leher, kadang di wajah dan kelopak mata
• Remaja dan dewasa: lipat siku dan lutut, leher, dahi dan sekitar mata, tangan dan
pergelangan tangan, bibir, kelamin, puting susu, kulit kepala
Dermatitis Atopi
• Gatal
• Kulit kering
• Iktiosis : kulit seperti sisik ikan
• Gejala dan tanda atopi yang lain (asma, rhinitis alergi,
konjungtivitis alergi) pada pasien atau keluarga
• Pencetus: emosi, bahan pakaian, dll
Tatalaksana
• Tidak memakai
– Pakaian ketat atau berbahan iritan (wol)
– Kosmetik, parfum, dan bahan iritan lainnya
• Menjaga kebersihan kulit dan pakaian
• Menjaga kelembaban kulit: hidrofilik urea 10%
• Kortikosteroid
– Kulit kepala: desonid krim 0,05%
– Likenifikasi: betametason valerat krim 0,1%
• Antihistamin
– CTM: 3x4 mg, Setirizin: 1x10 mg, loratadin: 1x10mg
Pilihan Lain

• Neurodermatitis sirkumskripta/liken simpleks kronik (LSK)


– Gatal sekali à digaruk à ekskoriasi
– Plak eritematosa dan edema.
– Jika sudah lama, eritema dan edema menghilang. Lesi tampak menebal,
likenifikasi, dan berskuama
– BEDAKAN dengan neurodermatitis numularis = dermatitis numularis
• Lesi basah seukuran koin, biasanya di kaki

• Angioedema
– Reaksi alergi berupa edema lapisan dermis, subkutan, mukosa
– Dapat menyebabkan obstruksi jalan napas à gawat
Pilihan Lain

• Dermatitis kontak dengan infeksi


– Riwayat kontak dengan alergen (DKA) atau iritan (DKI)
A. Neurodermatitis sirkumskripta

B. Dermatitis atopi dengan infeksi sekunder

C. Dermatitis kontak dengan infeksi

D. Liken simpleks kronik

E. Angioedema
23
Seorang laki-laki 35 tahun dibawa ke UGD setelah kebakaran di kantor. Didapa
tkan keadaan umum sakit sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal. Tampak
luka bakar 3% di lengan kanan, 2% di tungkai, 3% di punggung, warna luka keput
ihan, terdapat warna kecoklatan, dan tidak nyeri. Apa diagnosis pasien ini?
A. Luka bakar derajat I
B. Luka bakar derajat II A
C. Luka bakar derajat II B
D. Luka bakar derajat III
E. Luka bakar derajat IV
Jawaban

D. Luka bakar derajat III


Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 35 tahun
– Kebakaran di kantor
• Keadaan umum sakit sedang, tanda-tanda vital dalam batas
normal
• Luka bakar 3% di lengan kanan, 2% di tungkai, 3% di
punggung, warna luka keputihan, terdapat warna kehitaman,
dan tidak nyeri à sudah ada eskar
Luka Bakar Derajat 1

• Hanya mengenai epidermis

• Akan sembuh spontan 5-7 hari

• Gejala
– Nyeri

– Hiperemis
• Luka bakar derajat 2A
– Mengenai sebagian dermis (dermis papilare)
• Nyeri

• Bula

• Kulit berwarna merah dan mengkilap

• Jika ditekan, kulit menjadi putih/blanch

• Luka bakar derajat 2B


– Mengenai dermis retikular

• Nyeri, kadang sensasi berkurang jika ujung saraf rusak

• Bula

• Kulit berwarna merah pucat


• Jika ditekan, kulit tidak menjadi putih/blanch
Luka Bakar Derajat 3

• Mengenai seluruh lapisan kulit

• Gejala:
– Kulit sangat merah/cherry red

– Tidak nyeri karena kehilangan


sensorik
Trauma Inhalasi
• Trauma inhalasi adalah salah satu keadaan GAWAT DARURAT akibat kebakaran.

• Ciri dan gejala trauma inhalasi:


– Luka bakar di area wajah dan dada
– Bulu hidung terbakar
– Dahak mengandung arang
– Gangguan airway: suara napas abnormal
– Sesak

• Tatalaksana : ventilator
Rule of Nine
Tata Laksana

• Hentikan proses terbakar

• Irigasi air biasa 15-20 menit

• Lepas semua pakaian yang terkena cairan kimia

• Jaga status cairan


Resusitasi Cairan pada Luka Bakar

• Cairan yang digunakan = Ringer Laktat

• 2 x luas luka bakar derajat II – III% x BB


à24jam

• 50% rehidrasi diberikan 8 jam, 50% sisanya


dalam 16 jam
Panduan ATLS edisi 10
A. Luka bakar derajat I

B. Luka bakar derajat II A

C. Luka bakar derajat II B

D. Luka bakar derajat III

E. Luka bakar derajat IV


24

Laki-laki 28 tahun datang dan mengeluhkan muncul bercak


merah di seluruh tubuh, seperti berikut. Diagnosis yang
mungkin untuk kasus ini adalah...
A. Pitiriasis rosea
B. Pitiriasis versikolor
C. Tinea korporis
D. Pioderma
E. Leukoderma
Jawaban

A. Pitiriasis rosea
Pembahasan

Diagnosis

• Laki-laki 28 tahun
– Bercak merah di
seluruh tubuh
Lesi Pohon Cemara
Pitiriasis Rosea

• Erupsi eksantem akut, biasanya self-limited


• Diawali dengan herald patch: lesi berbentuk plak
• Diikuti dengan erupsi generalisata 1-2 minggu kemudian
• Herald patch ukurannya biasanya lebih besar
• Gambaran lesi: papul dan plak eritem dengan skuama
kolaret (skuama lebih menempel di tepi lesi)
• Lebih sering di batang tubuh, lengan proksimal, tungkai
proksimal
Pitiriasis Rosea

• Self limited à remisi spontan dalam 6-12


minggu

• Tatalaksana: simptomatik untuk pruritus


Herald patch
Pilihan Lain
• Pitiriasis versikolor à hipo atau
hiperpigmentasi
• Tinea korporis à lesi central healing, tidak ada
herald patch
• Pioderma à infeksi, biasanya ber pus
• Leukoderma à hipopigmentasi
A.Pitiriasis rosea

B. Pitiriasis versikolor

C.Tinea korporis

D.Pioderma

E. Leukoderma
25
Laki-laki 36 tahun datang mengeluh gatal pada punggung kaki kanan sejak 1
minggu yang lalu. Pasien sempat mengalami keluhan serupa sejak 3 tahun yang
lalu, dan keluhan sering hilang timbul. Keluhan sering memburuk saat pasien
stress. Effloresensi makula eritema, dan likenifikasi. Apakah diagnosis pasien
pada kasus di atas?
A. Neurodermatitis
B. Dermatitis kronis
C. Dermatitis seboroik
D. Dermatitis atopik
E. Dermaritis numularis
Jawaban

A. Neurodermatitis
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 36 tahun
– Gatal pada punggung kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu
– Pasien sempat mengalami keluhan serupa sejak 3 tahun yang lalu
hilang timbul. Keluhan sering memburuk saat pasien stress.

• Effloresensi makula eritema, dan likenifikasi


– Liken simpleks kronik (neurodermatitis)
Neurodermatitis
• Peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumskrip, ditandai dengan
adanya penebalan kulit dan
likenifikasi
• Predisposisi à stres
• Predileksi à kulit kepala,
tengkuk, ekstensor lengan,
tungkai bawah lateral,
punggung kaki
• Tatalaksana à kortikosteroid
potensi sedang – tinggi

Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
Pilihan Lain
• Dermatitis kronis à tidak spesifik
• Dermatitis seboroik à dermatitis paa daerah
berambut
• Dermatitis atopik à peradangan kulit kronis residif
yang berhubungan dengan riwayat atopi
• Dermaritis numularis à dermatitis dengan lesi
berbentuk koin
A. Neurodermatitis

B. Dermatitis kronis

C. Dermatitis seboroik

D. Dermatitis atopik

E. Dermaritis numularis
26
Seorang pasien datang dengan cara berjalannya yang tampak aneh. Pasien
sebelumnya memiliki riwayat trauma dan fraktur pada tungkai bawah kanannya.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis
tidak ada nyeri dan tidak ditemukan edema. Pada pemeriksaan radiologi
ditemukan gambaran pseudoartrosis. Diagnosis yang paling mungkin adalah…
A. Malunion
B. Non-union
C. Delayed union
D. Poliomielitis
E. Fraktur cruris
Jawaban

B. Non-union
Pembahasan

Diagnosis ?

• Keluhan:
– Cara berjalan aneh

– Riwayat fraktur tungkai bawah kanan

• Pemeriksaan fisis: dbn

• Pemeriksaan radiologis: pseudoartrosis


Prinsip Penyembuhan Fraktur
• Primer/direct bony union: terjadi jika ada stabilitas absolut, misalnya pada
reduksi anatomis dan fiksasi internal
• Sekunder: terjadi melalui pembentukan kalus, ada 4 stadium
– Hematoma à terjadi akibat perdarahan dari tulang dan jaringan lunak sekitar
– Inflamasi à sel-sel proinflamasi migrasi ke lokasi fraktur, jaringan granulasi
terbentuk, stadium ini berlangsung sekitar seminggu
– Repair à maturasi jaringan granulasi sehingga regangan di lokasi fraktur menurun,
pembentukan kalus internal dan eksternal, stadium ini berlangsung beberapa
minggu
– Remodeling à sisa kalus dibuang dan tulang osteoid mengalami remodelling
menjadi tulang lamellar, stadium ini dapat berlangsung lama setelah fraktur sembuh
(hingga 7 tahun)
Gangguan Penyembuhan Tulang
• Delayed union
– Penyembuhan tidak terjadi sesuai waktu yang diperkirakan
– Etiologi: faktor intrinsik (misalnya fraktur diafisis tibiat lebih lambat), penurunan
suplai vascular, atau infeksi di daerah fraktur
• Malunion
– Penyembuhan tulang di posisi abnormal

• Non-union
– Proses penyembuhan berhenti (didefinisikan berhenti jika tidak ada progress
penyatuan tulang dalam 6 bulan)
– Etiologi: ujung-ujung tulang terpisah lebar, interposisi jaringan lunak, penurunan
suplai darah, infeksi, faktor lingkungan
Pseudoartrosis
Gambaran ini ditemukan pada
non-union
A. Malunion

B. Non-union

C. Delayed union

D. Poliomielitis

E. Fraktur cruris
27
Seorang anak usia 16 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan terdapat
benjolan pada lutut yang makin lama makin membesar sejak 6 bulan lalu.
Pasien memiliki riwayat jatuh dari sepeda 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan ROM sendi lutut terbatas. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
gambaran onion skin. Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Osteomielitis kronik
B. Osteomielitis akut
C. Osteosarkoma
D. Kondrosarkoma
E. Sarkoma Ewing
Jawaban

E. Ewing sarkoma
Pembahasan
Diangosis?
• Anak 16 tahun
– Benjolan pada lutut yang makin lama makin membesar sejak 6
bulan lalu à curiga ke arah keganasan, lutut sebagai predileksi. Pada
usia muda, diagnosis banding keganasan tulang: osteosarkoma, Ewing’s
sarcoma
– Pasien memiliki riwayat jatuh dari sepeda 1 tahun yang lalu
– Pada pemeriksaan ROM sendi lutut terbatas
– Pada pemeriksaan radiologi ditemukan gambaran onion skin à salah
satu jenis periosteal reaction à menunjukkan adanya iritasi periosteal à
“onion skin” = berlapis seperti bawang
Ewing’s Sarcoma
• Berasal dari sel endotelial di dalam
sumsum tulang. Umumnya di tulang
panjang, paling sering di middiafisis.
• Usia: 10-20 tahun. Tumor tersering
kedua pada anak dan remaja, setelah
osteosarkoma
• Klinis: nyeri yang bersifat throbbing dan
bengkak
• X-ray: yang khas adalah gambaran onion
skin yang sebenarnya merupakan lapisan-
lapisan tulang baru. Tampilan sunburst dan
Codman’s triangle (yang biasanya
ditemukan di osteosarkoma) juga bisa
ditemukan pada penyakit ini.
Osteosarkoma
• Tumor ganas, berasal dari dalam tulang, lalu
secara agresif menyebar ke periostium dan
jaringan lunak sekitarnya
• Tumor tulang tersering pada usia muda
• Predileksi: metafisis tulang panjang,
utamanya lutut (60% kasus) dan proximal
humerus
• Klinis: nyeri, memburuk pada malam hari.
Benjolan. Kadang bisa ditemui fraktur
patologis.
• X-ray: sunburst appearance dan Codman’s
triangle (paling sering), bisa ditemui
onion skin namun relatif jarang

Apley’s orthopaedics
https://radiopaedia.org/articles/osteosarcoma
Pilihan Lain
• Osteomielitis kronik à sequele dari osteomielitis akut,
sering juga terjadi pasca fraktur terbuka dan operasi. Klinis:
nyeri, demam, tanda inflamasi, bisa tampak sekret
seropurulen dan eksoriasi di sekitar kulit
• Osteomielitis akut à didahului trauma. Klinis: nyeri, malaise,
demam, tanda inflamasi di site trauma. Bisa tampak pus.
• Osteosarkoma à sunburst appearance dan Codman’s triangle
• Kondrosarkoma à tumor tulang pada usia tua, pada dekade
4 atau 6
A. Osteomielitis kronik

B. Osteomielitis akut

C. Osteosarkoma

D. Kondrosarkoma

E. Sarkoma Ewing
28
Laki-laki, 24 tahun, datang dengan keluhan nyeri lutut kanan sejak 2 jam lalu
pasca bermain bola. Nyeri disertai rasa tidak stabil saat berjalan serta kaku di
lutut dan tungkai kanan. Pada pemeriksaan fisis didapatkan nyeri, bengkak, dan
hematom pada lutut kanan. Terdengar bunyi “plop” saat lutut diekuk. Anterior
drawer sign (+). Diagnosis yang tepat adalah…
A. Dislokasi lutut
B. Ruptur meniscus medial McMurray +
C. Ruptur ligamen cruciatum anterior
D. Ruptur ligamen cruciatum posterior
E. Fraktur femur suprakondilar
Jawaban

C. Ruptur ligamen cruciatum


anterior
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 27 tahun
– nyeri lutut kanan sejak 2 jam lalu pasca main bola
– nyeri + rasa tidak stabil saat berjalan + kaku di lutut dan
tungkai kanan
• Pemeriksaan fisik lokalis genu dextra:
• nyeri, bengkak, dan hematom pada lutut kanan.
• bunyi “plop” saat lutut diekuk
• Anterior drawer sign (+)
Ruptur Ligamen Genu

Ruptur ligamen Anterior drawer test(+),


cruciate Lachmann test(+), pivot
anterior/ACL shift test(+)

Ruptur ligamen Posterior drawer test(+),


cruciate PCL sulcus test(+), PCL
posterior/PCL sag test(+)

Ruptur ligamen
medial Valgus stres test (+) ME-AL
kolateral/MCL
Ruptur ligamen
lateral Varus stres test (+) LA-VAR
kolateral/LCL
Penatalaksanaan Awal
Kompres air es untuk mengurangi nyeri dan
bengkak

Membatasi aktivitas fisik

Medikamentosa NSAID

Elevasi lutut

Mengistirahatkan kaki
A. Dislokasi lutut

B. Ruptur meniscus medial

C. Ruptur ligamen cruciatum anterior

D. Ruptur ligamen cruciatum posterior

E. Fraktur femur suprakondilar


29
Seorang laki-laki diantar ke IGD setelah kecelakaan motor 1 jam lalu. Pasien
tidak sadar dan terlihat humerus mencuat dari lengan atas kiri. Tekanan darah
85/50 mmHg, dan laju nadi 120 kali/menit teraba lemah. Tata laksana awal
untuk pasien tersebut adalah…

A. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam

B. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + dopamine

C. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + dobutamin

D. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + adrenalin

E. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + transfusi packed red cell


Jawaban

E. Resusitasi kristaloid 20
cc/kgBB selama ½ jam +
transfusi packed red cell
Pembahasan
Tata laksana awal?
• Laki-laki
– Penurunan kesadaran setelah kecelakaan lalu lintas 1
jam yang lalu
• TD 85/50 mmHg
• HR 120 kali/menit
• Lokalis: humerus mencuat dari lengan atas kiri
Tata Laksana Awal Syok

norepinefrin
Derajat Syok Hemoragik
(ATLS edisi 10)
A. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam

B. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + dopamine

C. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + dobutamin

D. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam + adrenalin

E. Resusitasi kristaloid 20 cc/kgBB selama ½ jam +


packed red cell
30
Laki-laki usia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada kaki kanan
setelah mengalami kecelakaan. Pada pemeriksaan, didapatkan sendi panggul
fleksi, endorotasi, dan adduksi. Ruang lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Fraktur kaput femur dekstra
B. Fraktur kolum femur dekstra
C. Fraktur shaft femur dekstra
D. Dislokasi sendi panggul dekstra anterior
E. Dislokasi sendi panggul dekstra posterior
Jawaban

E. Dislokasi sendi panggul


dekstra posterior
Pembahasan

Diagnosis?

• Laki-laki 40 tahun
– Nyeri pada kaki kanan setelah mengalami kecelakaan

• PF à sendi panggul fleksi, endorotasi, dan adduksi

• Ruang lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri


– Dislokasi
Dislokasi Sendi Panggul
• Anterior • Posterior
– Rotasi eksterna – Rotasi interna

– Abduksi – Adduksi

– Fleksi
A. Fraktur kaput femur dekstra

B. Fraktur kolum femur dekstra

C. Fraktur shaft femur dekstra

D. Dislokasi sendi panggul dekstra anterior

E. Dislokasi sendi panggul dekstra


posterior
31
Laki-laki, 14 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada kaki kiri sejak 2 minggu lalu. Ada
patah tulang akibat kecelakaan 2 bulan lalu dan dibawa ke sangkal putung. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan suhu febris. Pada status lokalis ditemukan tungkai bawah
kiri kemerahan, edema, dan ada nanah. Nyeri tekan (+) dan nadi distal teraba. Gerakan
cruris dan pedis kiri terbatas. Diagnosis yang tepat adalah…
A. Fraktur cruris
B. Osteomielitis
C. Reumatoid artritis
D. Osteoartritis
E. Sindrom Kompartemen
Jawaban

B. Osteomielitis
Pembahasan
Diagnosis ?

• Perempuan 20 tahun
– nyeri pada kaki kiri sejak 2 minggu lalu

– fraktur 2 bulan lalu dan dibawa ke sangkal putung à penyembuhan luka tidak
baik

• Pemeriksaan fisis
– Febris

• Pemeriksaan lokalis
– Look: tungkai bawah kiri kemerahan, edema, dan ada nanah

– Feel: nyeri tekan (+) dan nadi distal teraba


– Move: gerakan cruris dan pedis kiri terbatas
Osteomielitis

• Definisi
– Peradangan tulang karena infeksi bakteri

• Etiologi (terbanyak S. aureus)


– Kontaminasi dari luar

– Pemasangan prostese

– Bakteremia
Osteomielitis

• Klasifikasi (banyak sistem klasifikasi yang


dipakai)
– Akut à dalam 2 minggu

– Subakut à 1 – beberapa bulan

– Kronis à setelah beberapa bulan


Osteomielitis
• Tanda dan gejala
– Demam (akut)

– Tanda-tanda radang di lokasi osteomielitis:


edema, nyeri, hangat

• Penunjang
– Leukositosis

– X-ray:
• Selulitis

• Sequestrum à serpihan tulang yang sudah mati

• Involucrum à tulang yang baru terbentuk


Pilihan Lain
A. Fraktur cruris à benar fraktur, tetapi kondisi akutnya adalah
osteomielitis
B. Osteomielitis
C. Reumatoid artritis à inflamasi sendi kronik akibat autoimun
D. Osteoartritis à kerusakan sendi non-inflamatorik, biasanya terjadi
pada usia lanjut
E. Sindrom Kompartemen à sindrom akibat peningkatan tekanan
kompartemen otot sehingga suplai darah dan inervasi dalam
kompartemen tersebut terganggu
A. Fraktur cruris

B. Osteomielitis

C. Reumatoid artritis

D. Osteoartritis

E. Sindrom Kompartemen
32
Seorang laki-laki datang ke dokter dengan keluhan bengkak di pergelangan kakinya.
Pasien sulit untuk naik tangga dan melangkah. Sebelumnya, pasien lari maraton 10
kilometer. Bila ada jalan tidak rata, pergelangan seperti tertekuk dan setelahnya terasa
sangat sakit. Dari hasil pemeriksaan tampak edema di posterior ankle sinistra, di atas
tumit, tidak ada bekas luka, dan tes Thompson (+). Apa diagnosis kasus di atas?
A. Fraktur sendi ankle
B. Fraktur tertutup calcaneus
C. Fraktur tertutup malleolus media
D. Ruptur tendon Achilles
E. Fraktur tertutup fibula
Jawaban

D. Ruptur tendon Achilles


Soal To The POIN

Thompson=Achilles
Ruptur Tendon Achilles

• Riwayat trauma/jatuh saat berolahraga, dapat


terdengar bunyi “pop” saat trauma

• Nyeri tajam

• Tidak bisa jinjit dan jalan menjadi sulit

• Saat diraba, akan ada gap di belakang ankle


Tes Thompson (+)
Menekan betis

- Jika kaki plantarfleksi = tendon Achilles intak


+ Jika kaki tidak bergerak = tendon Achilles ruptur
A. Fraktur sendi ankle

B. Fraktur tertutup calcaneus

C. Fraktur tertutup malleolus media

D. Ruptur tendon Achilles

E. Fraktur tertutup fibula


33
Anak perempuan, 7 tahun, dibawa ibunya ke poliklinik karena kaki
anaknya berbentuk X. Anak tersebut terlihat lebih pendek dibandingkan
teman-teman seusianya dan sulit berjalan. Diagnosis yang tepat
adalah…
A. Genu varum kongenital
B. Genu valgum kongenital
C. Plat tulang kongenital
D. Dislokasi panggul kongenital
E. Lesi tulang kongenital
Jawaban

B. Genu valgum kongenital


Pembahasan

Diagnosis ?

• Anak 7 tahun
– kaki anaknya berbentuk X

– terlihat lebih pendek dibandingkan teman-teman


seusianya

– sulit berjalan
Genu Varum vs Genu Valgum
Pilihan Lain

• Genu varum à kaki busur panah (seperti


huruf X)

• Skoliosis à gangguan postur vertebrae

• Kifosis àgangguan postur vertebrae

• Lordosis à gangguan postur vertebrae


A. Genu varum kongenital

B. Genu valgum kongenital

C. Plat tulang kongenital

D. Dislokasi panggul kongenital

E. Lesi tulang kongenital


34
Perempuan 70 tahun tergelincir saat berada di kamar mandi. Pada foto
polos, didapatkan adanya fraktur kaput femoris. Karakteristik
lainnya yang dapat ditemukan pada kondisi ini adalah…
A. Korteks dan sumsum tulang tebal
B. Korteks dan sumsum tulang normal
C. Korteks dan sumsum tulang tipis
D. Korteks tebal dan sumsum tulang kurang
E. Korteks tipis dan sumsum tulang luas
Jawaban

E. Korteks tipis dan sumsum


tulang luas
Pembahasan
Karakteriristik lain yang dapat ditemukan?
• Perempuan 70 tahun
– Sudah menopause
– Tergelincir di kamar mandi à tulang rapuh, tidak stabil

• X-ray: fraktur kaput femoris


– Fraktur patologis akibat trauma
– Kemungkinan faktor pemburuk: osteoporosis
Osteoporosis

• Penyakit degeneratif yang ditandai dengan


penurunan densitas tulang

• Biasanya tidak bergejala, hingga terjadi fraktur (hip


atau pergelangan tangan) dan kompresi vertebra

• Pemeriksaan yang digunakan adalah Xray dan


DXA
Hasil X-ray Osteoporosis

• Korteks menipis

• Sumsum tulang meluas à sehingga tidak


terlalu putih seperti tulang normal
Interpretasi DXA

• Untuk menilai densitas tulang


• Normal: -1 sampai 2
• Osteopenia: -2,5 sampai -1
• Osteoporosis: <-2,5
Diagnosis Osteoporosis pada Wanita
Pascamenopause (AACE 2016)
A. Korteks dan sumsum tulang tebal

B. Korteks dan sumsum tulang normal

C. Korteks dan sumsum tulang tipis

D. Korteks tebal dan sumsum tulang kurang

E. Korteks tipis dan sumsum tulang luas


35
Perempuan usia 20 tahun datang ke IGD Rumah Sakit karena terkena air panas
tumpahan dari panci 4 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar pada
dada, perut bagian depan, lengan kanan atas bagian depan dan seluruh lengan kanan
bawah. Pasien merasa kesakitan dan nyeri sekali pada lengan kanan, terlihat luka bakar
berwarna kehitaman lengan kanan. Tangan kanan teraba dingin dan WPK/CRT > 2 detik.
Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan?
A. Kompres air dingin
B.Analgesik kuat
C. Fasiotomi
D. Rawat luka, antiseptik, elastic bandage
E. Eskarotomi
Jawaban

E. Eskarotomi
Pembahasan
Tata laksana?
• Perempuan usia 20 tahun
– Terkena air panas à 4 jam yang lalu
– Luas luka bakar :
• Dada
• Perut bagian depan
• Lengan kanan atas bagian depan
• Seluruh lengan kanan bawah
– Merasa kesakitan dan nyeri sekali pada lengan kanan, terlihat luka bakar warna kehitaman
– Nyeri ketika ditekan pada lengan kanan dan tangan kanan teraba dingin dan WPK/CRT > 2
detik
Luka Bakar
• Luka bakar adalah suatu trauma panasyang disebabkan oleh air/uap
panas, arus listrik, bahan kimia, radiasi dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam
• Etiologi :
– Cairan panas (air, minyak)
– Api
– Listrik
– Zat kimia (asam, basa, kosmetik)
– Radiasi
Diagnosis Luka Bakar

Derajat kedalaman

Luas Luka Bakar

Cidera Penyerta
Derajat Luka Bakar
Tingkat Klinis Tusukan Jarum
I (Epidermis) Hiperemis Hiperesthesi
IIA (Superficial Basah + bulla, CRT Hiperesthesi
Dermis) <2 detik
IIB (Deep Dermis) Basah + bulla + Hypoesthesia
keputihan, CRT >2
detik
III (Seluruh Dermis) Kering + putih + Anesthesia
hitam
Luas Luka Bakar
Fase Luka Bakar

Fase Fase Fase


Akut Subakut Lanjut
Terapi Umum
• Survey primer à ABCDE
• Survey sekunder
– Pemeriksaan fisik
• Resusitasi cairan Baxter (Parkland) terhitung dari saat kejadian maka
– 8 jam І : ½ (2 cc x kg BB x % LB) RL
– 16 jam П : ½ (2 ccx kg BB x % LB) RL
è Selesai dalam 24 jam sejak kejadian
è Resusitasi dilakukan pada luka bakar derajat IIB dan III dengan luas >20% pada
dewasa dan >10% pada anak (pada anak ditambah dengan D5 1/2NS
maintenance
Sindrom Kompartemen
Pain

Pallor

Pulselesness

Paresthesia

Paralysis
Escharotomy

• Luka bakar melingkar (lengan kanan) à


jaringan nekrotik kulit yang kaku à eskar à
efek seperti terjerat à penekanan aliran darah
perifer à terganggunya peredaran darah
bagian distal ekstremitas à tatalaksana :
escharotomy
A. Kompres air dingin

B. Analgesik kuat

C. Fasiotomi

D. Rawat luka, antiseptik, elastic bandage

E. Eskarotomi
36
Laki-laki, 22 tahun, datang ke IGD dengan keluhan gatal di seluruh tubuhnya. Gatal
muncul setelah memakan udang 1 jam yang lalu. Pasien tidak mengalami keluhan sesak
nafas atau penurunan kesadaran. TD 110/80 mmHg, nadi 110 kali permenit, pernapasan
16 kali per menit, suhu 36.7 C, Pada pemeriksaan fisik terdapat urtikaria di lengan atas,
lengan bawah dan punggung. Apa patofisiologi kelainan tersebut?
A. Hipersensitivitas tipe1
B. Hipersensitivitas tipe 2
C. Hipersensitivitas tipe 3
D. Hipersensitivitass tipe 4
E. Reaksi anafilaksis
Jawaban

A. Hipersensitivitas tipe 1
Pembahasan

• Anamnesis
– Gatal seluruh tubuh setelah memakan udang 1 jam
lalu

• Pemeriksaan fisik
– Urtikaria

• Diagnosis: alergi makanan


Pembahasan: Reaksi Hipersensitivitas

Tipe 1 Tipe II Tipe III Tipe IV


Sistem imun Antibodi: IgE Antibodi: IgG / IgM Antibodi: IgG / IgM Sel T
Nama lain IgE mediated Antibodi mediated Immune complex Delayed type
mediated hypersensitivity
Mekanisme Alergen Antigen seluler Antigen dan antibodi Sel T helper
menempel ke ditempel oleh berikatan membentuk mensekresi
IgE à IgE IgG/IgM à aktivasi kompleks à sitokin à
menempel ke komplemen à sel mengendap di mengaktifkan
sel mas à lisis jaringan à memicu makrofag dan sel
degranulasi sel mediator inflamasi T sitoktoksik à
mast sel rusak
Onset 2-30 menit 5-8 jam 2-8 jam 24-72 jam
Contoh Asma, alergi Reaksi transfuse, Glomerulonefritis, Dermatitis
makanan,/ anemia hemolitik SLE, artritis kontak (kronik),
pollen autoimun, reumatoid penolakan
dermatitis atopi eritroblastosis fetalis transplan
Pilihan lain
• Reaksi anafilaksis
– Respons alergi serius yang
mengancam nyawa.
– Kriteria diagnosis:
• Gangguan pada kulit +
pernapasan / hipotensi
• Dua dari 4 gangguan; kulit,
pernapasan, hipotensi,
pencernaan
• Hipotensi mendadak setelah
terpapar allergen yang
diketahui
A. Hipersensitivitas tipe1

B. Hipersensitivitas tipe 2

C. Hipersensitivitas tipe 3

D. Hipersensitivitass tipe 4

E. Reaksi anafilaksis
37
Laki-laki, 47 tahun, datang dengan demam sejak 3 hari yang lalu. Terdapat gusi berdarah
dan bercak merah di kulit. Ditemukan limfadenopati regio coli bilateral dan
splenomegali S5. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8.1 mg/dL Ht 25%
leukosit 47000 trombosit 78000. Apusan darah tepi menunjukkan anemia normositik
normokrom,. Blas 23% di darah. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A. Leukemia Limfoblastik Akut
B. Leukemia Limfositik Kronik
C. Leukemia Mieloid Akut
D. Leukemia Mieloid Kronik
E. Sindrom Mielodisplastik
Jawaban

A. Leukemia Limfoblastik Akut


Pembahasan
• Anamnesis
– Demam, tanda perdarahan (gusi berdarah, bercak merah di kulit)
• Pemeriksaan fisik
– Limfadenopati, splenomegali.
• Pemeriksaan laboratorium
– Hb 8.1 mg/dL (anemia), leukosit 47000 (leukositosis), trombosit 78000
(trombositopenia), sel blas 23%.
– Apusan darah tepi: anemia normositik normokrom, leukositosis.
• Diagnosis: Leukemia
Pembahasan: Leukemia Akut / Kronik?

Leukemia Akut Leukemia Kronik


Sel imatur tiba-tiba banyak Sel matur abnormal menumpuk menjadi
banyak
Terjadi cepat (hari-minggu) Terjadi lama (bulan-tahun)
Dapat terjadi pada semua usia Lebih sering terjadi pada dewasa/ otang
tua
Leukosit dapat meningkat atau Leukosit jumlahnya menjadi sangat
berkurang banyak, biasanya 100.000-500.000
Pembahasan: Leukemia Akut
Leukemia Limfoblastik Akut Leukemia Mieloid Akut
Target Anak dan dewasa Paling banyak pada dewasa
Sel blast Sel blast di sumsum tulang Sel blast di sumsum tulang (>20%)
(>20%) atau darah atau darah
Gejala demam, lemas, perdarahan, nyeri demam, lemas, berat badan turun,
otot/ tulang, perdarahan, memar, gusi bengkak
Tanda hepatosplenomegaly, hepatosplenomegaly lebih jarang
limfadenopati, massa mediastinum
Apus Auer rods
darah
tepi

Sel blast (inti masih besar)


Pembahasan: Leukemia Kronik
Leukemia Limfositik Kronik Leukemia Mieloid Kronik
Target Orang tua Dewasa
Khas Philadelphia Chromosome
Sel Sel B limfosit matur meningkat Granulosit dan monosit meningkat
Gejala Kebanyakan asimtomatis
Tanda Limfadenopati Hepatoslenomegali
Apus
darah
tepi
Pilihan lain

• Sindrom mielodisplastik
– Disebut preleukemia karena dapat menyebabkan
leukemia akut dikemudian hari

– Merupakan kondisi dimana sel imatur (blast) di


sumsum tulang tidak menjadi matur sehingga
menumpuk
A. Leukemia Limfoblastik Akut

B. Leukemia Limfositik Kronik

C. Leukemia Mieloid Akut

D. Leukemia Mieloid Kronik

E. Sindrom Mielodisplastik
38
Laki-laki, 32 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada leher kiri. Pasien
mengaku sering demam, mengalami keringat malam, dan penurunan berat
badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan tidak nyeri dan terasa gatal.
Pada pemeriksaan patologi anatomi di dapatkan sel Reed Stenberg. Apa
diagnosis pasien?
A. Limfoma Hodgkin
B. Limfoma non-Hodgkin
C. Limfadenitis Tuberkulosis
D. Leukemia Limfositik akut
E. Skrofuloderma
Jawaban

A. Limfoma Hodgkin
Pembahasan

• Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


– Benjolan pada leher kiri, ada gejala sistemik
(demam, keringat malam, penurunan BB)

• Pemeriksaan laboratorium
– Biopsi, patologi anatomi: Reed Stenberg Cell

• Diagnosis: Limfoma Hodgkin


Pembahasan: Limfoma

• Definisi
– Kanker yang berasal dari limfosit di organ limfoid
sekunder (nodus limfa, limpa, timus, dan organ lain)

• Klasifikasi
– Limfoma Hodgkin

– Limfoma non-Hodgkin
Pembahasan
Limfoma Hodgkin Limfoma non-Hodgkin
Usia Dewasa muda atau tua Anak dan dewasa
Insidensi 10% 90%
Lokasi Lokal pada satu group nodus Dimana saja, dapat melibatkan
limfa; Leher, Ketiak, Dada beberapa nodus limfa
Extranodal Jarang Sering
Etiologi Paling banyak EBV Berhubungan dengan autoimun
Gejala sistemik Sering Jarang
Patologi anatomi Reed Stenberg Cell Tidak ada Reed Stenberg Cell
Prognosis Baik Lebih buruk
Pilihan lain
• Leukemia Limfoblastik Akut
– Kanker pada sel imatur (blast) limfoid, terjadi di sumsum tulang. Ditandai
dengan onset akut: demam, lemas, perdarahan, hepatosplenomegali,
limfadenopati. Pada pemeriksaan apus darah tepi terdapat sel blast.
• Limfadenitits Tuberkulosa
– Infeksi pada nodus limfa akibat tuberkulosis. Biopsi patologi anatomi:
granuloma, sel Langhans, sel epiteloid.
• Skrofuloderma
– Lesi pada kulit yang biasanya diawali dengan limfadenitis tuberkulosa yang
meluas ke kulit.
A. Limfoma Hodgkin

B. Limfoma non-Hodgkin

C. Limfadenitis Tuberkulosis

D. Leukemia Limfositik akut

E. Skrofuloderma
39
Perempuan, 28 tahun, datang dengan keluhan lemah, letih, lesu, dan terlihat
pucat. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9 mg/dL, MCV 110 fl, MCH
33 pg, leukosit 5800, trombosit 180.000. Apusan darah tepi didapatkan ukuran
eritrosit membesar dengan hipersegmentasi neutrofil. Pasien mengeluh kebas
pada ujung jari jari tangan. Apa diagnosis pada pasien?
A. Anemia defisiensi besi
B. Anemia aplastik
C. Anemia defisiensi B12
D. Anemia defisiensi asam folat
E. Thalassemia
Jawaban

C. Anemia defisiensi B12


Pembahasan
• Anamnesis
– Lemah, letih, lesu
• Pemeriksaan fisik
– Konjungtiva pucat
• Pemeriksaan laboratorium
– Hb 9 mg/dL (anemia), MCV 100 fl (makrositik), MCH 33 pg (normokrom)
– Leukosit dan trombosit sedikit berkurang
– Apusan darah tepi: eritrosit membesar dengan hipersegmentasi neutrofil
• Diagnosis: anemia megaloblastik
Pembahasan: Klasifikasi Anemia
Pembahasan
• Anemia makrositik dapat dibagi menjadi 2
– Megaloblastik: ada gangguan di DNA (ditandai dengan
makroovalosit, hipersegmentasi neutrofil)
– Non-megaloblastic: tidak ada gangguan di DNA
• Anemia megaloblastik
– Akibat defisiensi kobalamin (B12) : ada gejala neuropati
(kebas, kesemutan, nyeri di ujung jari)
– Akibat defisiensi asam folat (B9) : tidak ada gejala neuropati
Pilihan lain
• Anemia defisiensi besi
– Atrofi papil lidah, anemia mikrositik hipokrom, sel target, sel satelit,
hitung eritrosit berkungan
• Anemia aplastik
– Kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah, pansitopenia
dengan gambaran sumsum tulang hipoplastik atau aplastik
• Thalassemia
– Anemia mikrositik hipokrom, genetik, tumbuh kembang terhambat,
perlu transfuse berulang, hitung eritrosit dapat normal namun
bentuknya membuat tidak fungsional
A. Anemia defisiensi besi

B. Anemia aplastik

C. Anemia defisiensi B12

D. Anemia defisiensi asam folat

E. Thalassemia
40
Perempuan 50 tahun datang dengan muntah berwarna hitam. Pasien terbiasa meminum
obat nyeri untuk rematik. Terdapat keluhan mual, muntah, dan cepat lelah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan
18 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Hb 8.7 g/dL (N: 12-16 g/dL), MCV 85 fL
(N: 80-96 fL), MCH 28.5 pg (N: 25-35 pg). Pemeriksaan awal yang tepat untuk
mengarahkan diagnosis penyebab lemah pasien adalah?
A. Retikulosit
B. Serum iron
C.TIBC dan feritin serum
D. Fungsi hati
E. Hb elektroforesis
Jawaban

A. Retikulosit
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 50 tahun
– Muntah darah
– Mual muntah
– Riwayat konsumsi obat nyeri rutin
– Lemas
– Laboratorium: anemia normositik normokrom
• Diagnosis: Anemia normositk normokrom ec perdarahan
saluran cerna
Anemia

• Berkurangnya jumlah massa sel darah merah


(hemoglobin/hematokrit), sehingga kemampuan
untuk mengantarkan oksigen ke jaringan menurun

• Etiologi
– Produksi berkurang

– Destruksi meningkat
ANEMIA

Mikrositik Normositik Makrositik


Hipokrom Normokrom

Def. Fe Retikulosit↑ Retikulosit↓ Megaloblastik


Penyakit kronik - Def. B12
Thalassemia - Def. As. folat
Non-megaloblastik
Perdarahan akut Aplastik
Hemolitik S. mielodisplasia
- AIHA
- Membranopati
ANEMIA

Normositik
Normokrom
Hemolitik
- Ikterik, urin gelap, Aplastik
organomegali Retikulosit↑ Retikulosit↓ - Pansitopenia
- Autoimun/AIHA: tes - Sumsum hipoplastik
coomb (+)

Perdarahan akut Aplastik


Hemolitik
- AIHA
- Membranopati
• Retikulosit adalah sel darah merah imatur. Menggambarkan efektivitas
eritropoiesis.
• Peningkatan: menggambarkan sedang terjadi peningkatan aktivitas
produksi sel darah merah.
– Perdarahan akut
– Hemolisis
– Respons terhadap terapi
• Penurunan: menggambarkan penurunan produksi sel darah merah.
– Kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah; anemia aplastik
Pemeriksaan Lab Hematologi
• Retikulosit • Indeks eritrosit
• Hemoglobin – MCV

– Pria à >13 g/dL – MCH

– Wanita à >12 g/dL • Morfologi


• Hematokrit (%) – Anisositosis à variasi ukuran

– Pria à 40-48% – Poikilositosis à variasi bentuk

– Wanita à 37-43% • Red cell distribution width


(RDW) à variasi distribusi
volume
Anemia
• Penurunan produksi eritrosit
– Aplasia eritrosit à anemia aplastik
– Eritropoiesis inefektif à ADB, anemia pennyakit kronis

• Peningkatan destruksi eritrosit


– Korpuskular à sferositosis, defisiensi G6PD,
hemoglobinopati
– Ekstrakorpuskular à AIHA
• Blood loss
A. Retikulosit

B. Serum iron

C.TIBC dan feritin serum

D. Fungsi hati

E. Hb elektroforesis
41
Laki-laki usia 45 tahun datang ke klinik praktik dokter dengan keluhan perasaan tidak nyaman di
bagian dada ketika beraktivitas. Keluhan diarasakan kurang lebih sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan
dirasakan ketika pasien naik ke lantai 2 menggunakan tangga dan dirasa berkurang jika
diistirahatkan. Keluhan tidak dirasakan memberat atau timbul semakin sering. Pasien memiliki
riwayat hipertensi, rajin kontrol ke klinik 24 jam, dan rutin diberikan obat. Terapi apa yang
tepat untuk diberikan kepada pasien tersebut?
A. Aspirin 80 mg

B. Aspirin 320 mg

C. Clopidogrel 75 mg
D. Clopidogrel 300 mg

E. Cilostazol 80 mg
Jawaban

A. Aspirin 80 mg
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki 45 tahun
– Perasaan tidak nyaman di bagian dada ketika beraktivitas sejak 4
bulan yang lalu
– Dirasakan ketika pasien naik ke lantai 2 menggunakan tangga dan
dirasa berkurang jika diistirahatkan à angina pektoris stabil
– Riwayat hipertensi, rajin kontrol ke klinik 24 jam, dan rutin
diberikan obat à faktor risiko SKA
Angina Pektoris Stabil
• Angina tipikal, hanya berlangsung 5-10 menit

• Ada komorbid

• Tatalaksana
– Aspirin 1x80-160 mg (mulai dengan dosis 80 mg terlebih dahulu)

– Simvastatin

– ISDN SL 5 mg

Sumber: PERKI
A.Aspirin 80 mg

B. Aspirin 320 mg

C.Clopidogrel 75 mg

D.Clopidogrel 300 mg

E. Cilostazol 80 mg
42
Anak laki-laki usia 5 tahun dibawa orangtuanya karena kedua kaki terlihat pucat sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan tidak disertai dengan demam. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah di kedua tangan
100/70 mmHg dan pada kedua kaki didapatkan 60/40 mmHg. Pulsasi nadi tibialis anterior dan dorsalis
pedis teraba lemah dan terlambat dibandingkan dengan suara jantung saat auskultasi. Kedua kaki tampak
pucat dan terlihat lebih kecil dibandingkan proporsi tubuhnya. Apa kemungkinan diagnosis pasien
ini?

A. Patent Ductus Arteriosus


B. Atrial Septal Defect

C. Stenosis aorta

D. Diseksi aorta
E. Koarktasio aorta
Jawaban

E. Koarktasio aorta
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak laki-laki 5 tahun
– Kedua kaki pucat 2 hari yang lalu
– Tekanan darah di tangan 100/70 mmHg dan di kaki 60/40 mmHg
à masalah distribusi dari aorta
– Pulsasi nadi tibialis anterior dan dorsalis pedis teraba lemah dan
terlambat à arteri tungkai bawah bermasalah
– Kedua kaki pucat (+) dan kedua kaki kecil (+)
• Koarktasio aorta
Pembahasan

• Fokus utama pada soal ini


adalah tekanan darah di bagian
tubuh atas berbeda dengan
tekanan darah bagian tubuh
bawah secara signifikan. Ini
adalah kata kunci khusus untuk
koarktasio aorta
A.PDA

B. ASD

C.Stenosis aorta

D.Diseksi aorta

E.Koarktasio aorta
43
Laki-laki 28 tahun, seorang tentara yang baru saja pulang dari Papua, datang dengan
keluhan demam yang dirasakan terus menerus. Demam disertai dengan keringat
dan dingin. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 100 kali/menit, dan suhu 38 C. Dari
pemeriksaan darah sediaan tipis dan tebal didapatkan gambaran seperti pisang.
Pada fase apakah gambaran tersebut didapatkan?
A. Fase trofozoit muda
B. Fase trofozoit tua
C. Fase skizon matur
D. Fase gametosit
E. Fase heksakan
Jawaban

D. Fase gametosit
Pembahasan
Fase apa?
• Laki-laki 28 tahun
– Baru saja pulang dari Papua
– Demam yang dirasakan terus menerus
– Disertai dengan keringat dan dingin

• Pemeriksaan darah sediaan tipis dan tebal malaria dan


didapatkan gambaran seperti pisang
• Diagnosis: Malaria Tropica
P. falciparum Demam setiap Trofozoit: cincin, accole, titik Maurer
M. tropikana hari Gametosit: sabit/pisang/sosis
Malaria serebral:
koma

P.Vivax Demam setiap 2 Eritrosit membesar hingga 2x lipat


M. tertiana hari Titik schuffner
Gametosit: bulat

P. Ovale Demam setiap 2 Eritrosit membesar 1,25x lipat


M. tertiana hari Titik schuffner

P. Malariae Demam setiap 3 Eritrosit: ada semacam band


M. kuartana hari Merozoit: rosette
Gejala
• Demam tinggi hingga menggigil
• Hemolisis à anemia, ikterik, oligouria, hepato-
splenomegali
• Riwayat berpergian ke daerah endemik
• Malaria berat à penurunan kesadaran, kejang

• Gold standard = apusan darah tebal dan tipis


Klasifikasi

• Uncomplicated – Cr > 3 mg/dL


– Ur >20 mmol/L
• Severe (1 atau lebih)
– Bilirubin > 3 mg/dL
– Penurunan kesadaran (GCS <11)
– Kelemahan umum – Edema paru

– Perdarahan signifikan à
– Kejang (>2 kali/24 jam)
hematemesis/melena
– Asidosis
– Syok
– Hipoglikemia
– Hiperparasitemia
– Anemia (Hb <7 g/dL)
Obat-obat Anti-Malaria
• Aryl-aminoalkohol • Antifolat
– Kinin – Pirimetamin
– Kuinidin – Proguanil
– Kloroquin – Klorproguanil
– Amodiaquin – Trimetophrim
– Mefloquin • Artemisinin
– Halofantrin – Artemisinin
– Lumefantrin – Dihidroartemisinin
– Piperaquin – Artemether
– Tafenoquin – Artesunat

• Atovaquone
• Doksisiklin, tetrasiklin, klindamisin
Sediaan
• 40 mg Dihydroartemisin – 320 mg Piperakuin (DHP)
– 2-4 mg/kgBB dihydroartemisin

– 16-32 mg/kgBB piperakuin

• 50 mg/tab Artesunat – 150 mg/tab Amodiakuin


– 4 mg/kg BB artesunat
– 10 mg/kgBB amodiakuin
Terapi P. falciparum
Lini 1
• DHP atau Artesunat-Amodiakuin (3 hari) + Primakuin 0,75 mg/kgBB (1 hari)
– Dosis DHP: BB 18-30 kg: 1,5 tab; 31-40 kg: 2 tab; 41-59 kg: 3 tab; ≥ 60 $%: 4 tab

Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Doksisiklin 2x1,1-1,625 mg/kgBB (7 hari) ATAU
• Tetrasiklin 4x1 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (1 hari)
• Pada ibu hamil dan anak kecil, doksisiklin atan tetrasiklin diganti dengan klindamisin
2x5 mg/kgBB
Terapi P. vivaks dan P. ovale
Lini 1
• DHP /Arte-Amo (3 hari) + Primakuin 0,25 mg/kgBB (14 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari) + Primakuin

Dosis DHP: BB 18-30 kg: 1,5 tab; 31-40 kg: 2 tab; 41-59 kg: 3 tab; ≥
60 $%: 4 tab

Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (14 hari)
Terapi P. malariae

Lini 1

• DHP /Arte-Amo (3 hari) ATAU

• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari)


Terapi Malaria Berat

• Di puskesmas/ klinik non perawatan: artesunat


artemeter IM 3,2 mg/kgBB
IM 2,4 mg/kgBB kemudian 1,6 mg/kgBB
s/d sadar
• Di RS/perawatan: Artesunat IV 2,4 mg/kgBB
pada jam ke- 0, 12, 24, kemudian tiap 24 jam
Terapi malaria pada ibu hamil
Malaria Berat
• Trimester 1: kina (IV) drip, loading dose 20 mg/kgBB dalam 500 ml NS
selama 4 jam à 4 jam berikutnya hanya diberi dekstrose 5%/NSà 4 jam
berikutnya kina 10 mg/kgBB dalam 500 ml D5 atau NS à 4 jam berikutnya
hanya diberi dekstrose 5%/NSà 4 jam berikutnya kina 10 mg/kgBB dalam
500 ml D5 atau NS à kina oral 10 mg/kgBB/x per 8 jam
• Trimester 2 dan 3: artesunat injeksi
Malaria falciparum dan vivaks:
Trimester 1-3: Sama dengan malaria pada dewasa TANPA primakuin
Terapi Profilaksis
• Doksisiklin 100 mg/hari
– 1-2 hari sebelum pergi ke daerah endemis
– Selama di tempat endemis
– Sampai 4 minggu setelah kembali

• Ibu hamil
– Sulfadoksin
– Pirimetamin
A. Fase trofozoit muda

B. Fase trofozoit tua

C. Fase skizon matur

D. Fase gametosit

E. Fase heksaskant
44
Laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 2 jam yang lalu.
Keluhan dirasakan mendadak dan tidak ada nyeri dada. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran pasien
kompos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 154 kali/menit reguler, napas 20
kali/menit, dan suhu 37 C. Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil sebagai berikut. Apa
yang sebaiknya dilakukan?
A. Resusitasi jantung paru
B. Defibrilasi
C. Kardioversi
D. Vagal maneuver
E.Amiodaron
Jawaban

D. Vagal maneuver
Pembahasan

Tatalaksana?

• Laki-laki 50 tahun
– Pasien berdebar-debar, tidak ada nyeri dada

– TD 130/80 mmHg

• EKG à SVT
Pembahasan
• Pasien saat ini datang dengan keluhan berdebar-debar
dan EKG menunjukkan adanya SVT
• Algoritma takikardi pada AHA atau Perki melihat
indikasi apakah pasien stabil atau tidak? à apakah
pasien ada gejala gagal jantung, gejala ACS, tidak sadar
• Pasien ini merupakan pasien stabil à yang pertama
dilakukan adalah vagal manuver
Pulseless electrical
activity (PEA)
Nadi tidak teraba (pulseless), tapi kalau di EKG ada gelombang yang tidak spesifik

Supraventricular
tachycardia (SVT)

HR >100
Ritme reguler
QRS sempit (<0,12 detik/<3 kk)

Atrial fibrilasi (AF)


Fokuskan
pada EKG
HR >100x/menit dan tidak beraturan
Aktivitas atrium hanya bergetar/fibrilation = gelombang P seperti gambar
pasien
Irama QRS tidak beraturan

Atrial flutter

HR >100x/menit dan tidak beraturan


Aktivitas atrium = gelombang P tidak beraturan, seperti gigi gergaji/saw tooth
Irama QRS tidak beraturan

Ventricular
tachycardia (VT)

P sulit terlihat
QRS lebar (>0,12 detik / 3 kk) namun teratur
A.Resusitasi jantung paru

B.Defibrilasi

C.Kardioversi

D.Vagal maneuver

E.Amiodarone
45
Perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penuruan BB 8 kg dalam 3 bulan
terakhir. Selain itu juga ada sariawan di mulut dan diare yang tak kunjung sembuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, napas 20x/menit,
suhu 37,50C dan pembesaran kelenjar limfe. Pasien merupakan PSK sejak 5 tahun yang lalu.
Setelah dilakukan tes serologi HIV didapatkan hasil positif. Diagnosis pasien adalah?
A. HIV stadium 1

B. HIV stadium 2

C. HIV stadium 3
D. HIV stadium 4 wasting syndrome
E.AIDS
Jawaban

C. HIV Stadium 3
Pembahasan
• Diagnosis:
– Perempuan 28 tahun
– Penuruan BB 8 kg
– Sariawan à kandidiasis oral
– Diare kronis
– Pembesaran KGB
– Tes serologi HIV (+)
• Diagnosis: HIV stadium 3
HIV/AIDS
• Demam >1 bulan

• Diare kronik

• Infeksi oportunistik (jamur, dll)

• BB ↓ >10%

• Riwayat penularan melalui: hub seksual, transfusi darah,


narkoba suntik, feto-maternal
Alur
diagnosis
Alur diagnosis

A1(+) A2(+) A3(+) Pasti HIV


A1(+) A2(+) A3(-) Indeterminate Ulangi 1 bulan lagi
A1(+) A2(-) A3(-)
A1(-) Tidak HIV

• A1: ELISA à mengecek antibodi


• A2, A3: western blot
Stadium HIV/AIDS
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
BB tidak turun BB↓ <10% BB↓ >10% Wasting syndrome
Asimptomatik, Keilitis angularis Kandidosis Kandidiasis esofagus
mungkin hanya Rash oral Limfoma
limfadenopati Herpes zoster Diare >1 bulan Sarkoma kaposi
dalam 5 th Pneumonia Pneumoni pneumositis
ISPA berulang TB paru TB ekstraparu
Ulkus mulut Anemia Toksoplasmosis
Neutropenia Meningitis kriptokokus
Trombosit ↓ Ensefalopati HIV
Cara Gampang
• I à asimptomatik, limfadenopati generalisata

• II à penurunan BB <10%, infeksi ringan (saluran


napas dan kulit)

• III à penurunan BB >10%, diare kronis, infeksi berat

• IV à HIV wasting syndrome


Terapi ARV

• ARV dimulai pada HIV stadium 3-4 atau CD4 <350


• Profilaksis kotrimoksasol 1x960 mg: HIV stadium 2-4 atau CD4 <200
A. HIV stadium 1

B. HIV stadium 2

C. HIV stadium 3

D. HIV stadium 4

E. AIDS
46
Laki-laki 58 tahun datang dengan keluhan mudah lemas sejak 3 bulan yang lalu disertai
penurunan libido. Alloanamnesis istri, pasien emosinya sering berubah dan tingkahnya
seperti anak remaja.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/80 mmHg ,
rambut rontok, kulit keriput dan kendor, serta otot atrofi. Pemeriksaan penunjang
yang tepat untuk menegakkan diagnosis pasien ini adalah?
A. Kadar LH
B. Kadar progesteron
C. Kadar testosteron pagi
D. Kadar androstenediol
E. Kadar kolesterol
Jawaban

C. Kadar testosteron pagi


Pembahasan
Pemeriksaan penunjang?
• Laki-laki 58 tahun
– Mudah lemas, penurunan libido, emosi sering berubah,
tingkahnya seperti anak remaja
• Gejala andropause

• Pemeriksaan fisik : TD 160/80 mmHg , rambut rontok,


kulit keriput dan kendor, serta otot atrofi.
-Tanda à andropause
Andropause
• Andropause: kondisi yang ditandai penurunan hormon
testosteron pada laki – laki yang berakibat pada
penurunan kemampuan fisik, psikologi dan seksual.
• Testosteron pada pria diproduksi sejak masa pubertas
dan stabil hingga usia sekitar 40 tahun, tetapi sejak usia
itu produksi testosteron secara berangsur turun
dengan kisaran 0,8-1,6% setiap tahun.
Banyak pakar yang menyebut andropause dengan sebutan lain, seperti :
• Klimakterium Pada Laki-laki
• Viropause
• Androgen Deficiency In Aging Men (ADAM)
• Partial Androgen Deficiency In Aging Men (PADAM)
• Pertial Testosterone Deficiency In Aging Men (PTDAM)
• Andrenpause (Defisiensi Dhea/Dheas)
• Somatopause
• Low Testosterone Syndrome
Tanda dan Gejala
• Tubuh terasa panas • Mudah lelah
• Mudah berkeringat • Penurunan massa otot
• Insomnia • Perubahan pertumbuhan
• Gelisah rambut

• Depresi • Libido menurun

• Hilangnya rasa percaya diri • Kualitas orgasme menurun

• Menurunnya konsentrasi • Disfungsi ereksi


Penegakan Diagnosis

• Penegakan diagnosa dengan menggunakan daftar


pertanyaan mengenai gejala yang timbul yaitu
ADAM (Androgen Deficiency in the Aging Male) test
dan AMS (Aging Male’s Symptoms) test.

• Laboratorium: kadar testosteron serum, total


testosteron, dan testosteron bebas.
A. Kadar LH

B. Kadar progesteron

C. Kadar testosteron pagi

D. Kadar androstenediol

E. Kadar kolesterol
47
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oleh ibunya dengan keluhan
nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering terbangun malam hari
untuk BAK dan sering haus. Dari pemeriksan fisik didapatkan tampak kurus
dan turgor kulit sangat lambat. Dari pemeriksaan lab didapatkan GDS 400
mg/dL, keton (+). Apa tatalaksana awal pada pasien?
A. D5%
B. Cairan isotonik
C. NaCl 0,9%
D. NaCl 3%
E. Ringer Laktat
Jawaban

C. NaCl 0,9%
Pembahasan
Tata laksana?
• Anak perempuan, 14 tahun, keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah.
• Sering terbangun malam hari untuk buang air kecil dan sering haus.
– Gejala DM. Pada anak, umumnya adalah DM tipe 1
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak kurus dan turgor kulit sangat
lambat. Dari pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dL, keton (+).
– Kurus à pertumbuhan tidak optimal (karena glukosa tidak dapat diutilisasi
dengan baik)
– Turgor à tanda dehidrasi à darah dalam kondisi pekat akibat kadar gula
yang begitu tinggi (krisis hiperglikemia)
– Keton (+): tubuh mengompensasi dengan berusaha produksi gula dari
sumber lain (asam lemak) à ketoasidosis
Patofisiologi KAD

ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2014


Tata Laksana KAD
• ISPAD Clinical Practice
Terapi Insulin: Consensus Guidelines 2014
1-2 jam pasca
cairan terapi cairan – Resusitasi cairan: normal salin
0,9%, 10-20 ml/kg, selama 1-2 jam
atau hingga perfusi adekuat
Koreksi
Pemantauan – Selanjutnya, deficit replacement:
elektrolit
cairan isotonik (normal salin 0,9%
atau ringer laktat) selama 4-6 jam,

Penanganan dilanjutkan dengan cairan dengan

infeksi tonisitas >= salin 0,45% + potasium


klorida/potasium fosfat/potasium
asetat

PPM IDAI Jilid 1


ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2014
Pilihan Lain
• D5% à cairan pengganti apabila gula darah
sudah turun <250mg/dl
• Cairan isotonik à tidak spesifik
• NaCl 3% à terlalu pekat
• Ringer laktat à alternatif cairan setelah
resusitasi cairan
A. D5%

B. Cairan isotonik

C. NaCl 0,9%

D. NaCl 3%

E. Ringer laktat
48
Laki-laki 52 tahun datang dengan keluhan penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu. Keluhan disertai
sering haus, peningkatan nafsu makan dan BAK malam 5 kali/hari. Urin banyak namun tidak nyeri dan
tidak keruh. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sela paha dan kesemutan pada kedua tungkai. Pasien
merupakan seorang perokok. Pemeriksaan fisik menunjukkan IMT 29,7 kg/m2, tekanan darah 160/90
mmHg, tanda vital lain dalam batas normal. Pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibalis posterior teraba
lemah. Pemeriksaan GDS 220 mg/dL. Pasien sebelumnya belum pernah minum obat antidiabetik.
Tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah…

A. Insulin
B. Sulfonilurea

C. Biguanid metformin
D. Akarbose
E. DPP-4 inhibitor
Jawaban

C. Biguanid
Pembahasan
Tatalaksana?
• Laki-laki 52 tahun
– Penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu, sering haus,
peningkatan nafsu makan dan BAK malam 5 kali/hari. Urin
banyak namun tidak nyeri dan tidak keruh
• Gejala 3P (polidipsi, poliuri, polifagi) à Diabetes mellitus
– Terdapat keluhan gatal pada sela paha dan kesemutan pada kedua
tungkai. Pasien merupakan seorang perokok
• Komplikasi mikrovaskular à neuropati perifer
• Pemeriksaan fisik
– IMT 29,7 kg/m2, tekanan darah 160/90 mmHg. Pulsasi arteri
dorsalis pedis dan arteri tibalis posterior teraba lemah.
Pemeriksaan GDS 220 mg/dL. Pasien sebelumnya belum pernah
minum obat antidiabetik.
Diabetes Mellitus tipe 2

• Diagnosis

Pasien sudah
terdiagnosis
DM2

Perkeni. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. 2015
Terapi DM2

Metformin (biguanid) merupakan pilihan pertama untuk banyak kasus


Perkeni. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. 2015
Metformin
• Dosis diturunkan pada pasien gangguan fungsi ginjal
(GFR 30 – 60 ml/menit/1.73 m2)
• Kontraindikasi
– GFR < 30 ml/menit/1.73 m2
– Gangguan hati
– Hati-hati pada pasien dengan kecenderungan
hipoksemia (sepsis, syok, PPOK)

Perkeni. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. 2015
Pilihan Lain
• Insulin à pasien tidak memenuhi kriteria pemberian terapi insulin
pada DM

• Sulfonilurea à memiliki efek samping yang lebih banyak


dibandingkan biguanids sehingga tidak digunakan sebagai terapi lini
pertama

• Akarbose à termasuk golongan penghambat alfa glukosidase. Bukan


merupakan obat pilihan pertama pada terapi DM2

• DPP-4 inhibitor à bukan terapi lini pertama pada DM2


A. Insulin

B. Sulfonilurea

C. Biguanid

D. Akarbose

E. DPP-4 inhibitor
49
Seorang anak laki-laki usia 13 tahun dibawa ibunya ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
lemas sejak 1 hari yang lalu. Sejak 1 bulan terakhir pasien dilaporkan sering haus, sering
kencing saat malam hari, dan mengalami penurunan berat badan. Pada pemeriksaan
didapatkan somnolen, mata cowong, turgor kulit kembali lambat, tekanan darah 80/60
mmHg, nadi 130 kali/menit, frekuensi napas 12 kali/menit, suhu 37,2 C, GDS 400 mg/dL,
keton urin (+++). Apakah penyebab dari kondisi yang dialami anak tersebut ?
A. Defisiensi insulin absolut
B. Defisiensi insulin relatif
C. Defisiensi glukagon absolut
D. Defisiensi glukagon relatif
E. Defisiensi glukosa
Jawaban

A. Defisiensi insulin absolut


Pembahasan
Penyebab?
• Anak laki-laki 13 tahun
– Lemas sejak 1 hari yang lalu
– Sejak 1 bulan terakhir à sering haus, sering kencing saat malam hari,
dan mengalami penurunan BB à trias DM
• Somnolen, mata cowong, turgor kulit kembali lambat
• TD 80/60 mmHg, nadi 130 kali/menit, RR 12 kali/menit, suhu 37,2 C,
GDS 400 mg/dL, keton (+++) à asidosis + hemodinamik tidak
stabil à KAD
Pembahasan
• Gejala diabetes awitan usia dini adalah tanda diabetes melitus tipe 1
(DMT1)

• Pada kondisi ini patofisiologinya bukan seperti resistensi insulin pada DM


tipe 2.

• Pada DM tipe 1 terjadi defisiensi insulin absolut. Sel beta


pankreas tidak memproduksi insulin.

• Pasien anak ini mengalami gejala diabetik ketoasidosis (DKA) akibat DMT1
– Shock

– Gula darah 400 mg/dL

– Keton positif
Definisi Diabetes Melitus
DMàGangguan metabolisme karbohidrat
akibat defisiensi insulin absolut atau relatif, atau
bisa juga karena kerja insulin yang tidak optimal

DM tipe 1 (IDDM)

kerusakan sel beta pancreas


defisiensi insulin absolut
(reaksi autoimun )
3 Karakteristik Utama KAD

Hiperglikemia Ketoasidosis

Ketonuria
Rangkuman Tatalaksana KAD
• Nomer satu pastikan diagnosis KAD sudah benar
• Langsung resusitasi cairan 1,5L (3 kolf) NaCL dalam
1 jam
• Cek kadar K dulu sebelum masuk insulin
• Cek kadar Na dan GDS untuk maintenance cairan NaCl
• Insulin sesuai kebutuhan (mulai jam ke-2)
• Cek pH untuk tahu kebutuhan koreksi bikarbonat

http://www.aafp.org/afp/2013/0301/p337.html
Diagnosis (salah satu kriteria berikut)

• Gejala klinis klasik (poliuria, polidipsia, polifagia, dan


berat badan turun), dan glukosa darah sewaktu >200
mg/dL; ATAU
• Pada penderita tanpa gejala klinis klasik, kadar glukosa
darah pada jam ke-2 TTGO >200 mg/dL atau glukosa
darah puasa ≥126 mg/dL; ATAU
• HbA1c >6,5%

Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. 2015.


Tatalaksana
• Diet à Prinsip :
– Kalori cukup untuk pertumbuhan dan aktifitas

– Protein tdk kurang dari 2-3 gram/kgbb/hari


– 40-50% kalori terdiri dari karbohidrat

– Cukup vitamin dan mineral

• Insulin
A. Defisiensi insulin absolut

B. Defisiensi insulin relatif

C. Defisiensi glukagon absolut

D. Defisiensi glukagon relatif

E. Defisiensi glukosa
50
Laki laki usia 30 tahun mengeluhkan sering nyeri pada kaki sejak 6 bulan yang lalu.
Keluhan juga disertai dengan kedua tangan dan kaki melemah dan membesar. Suara
terdengar serak dan dalam. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kelopak mata tebal
dan besar, gigi berjarak jauh, lidah besar berkerut, kuku tebal dan keras. Diagnosis
yang mungkin pada pasien ini adalah?

A. Gigantisme

B. Sindrom Turner

C. Addison’s disease

D. Cushing’s disease

E. Akromegali
Jawaban

E. Akromegali
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 30 tahun à sudah lewat pubertas
– Nyeri kaki sejak 6 bulan
– Kedua tangan dan kaki lemah dan membesar
– Suara terdengar serak dan dalam

• PF : kelopak mata tebal dan besar, gigi berjarak


jauh, lidah besar berkerut, kuku tebal dan keras
GH Berlebihan
Pre-Pubertas Post-pubertas
Gigantisme Akromegali
Pertumbuhan tulang berlebih Pertumbuhan jaringan kartilago, tangan,
kaki, ridge of eyebrow, dagu dan lidah
masih terjadi
Tinggi > 2 meter Efek metabolik
Makrosefalus Peningkatan gula darah -> peningkatan
insulin -> risiko DM tipe 2
Obesitas Penyempitan arteri
Frontal bossing Serangan jantung
Hiperhidrosis
Soft tissue hipertrophy
Diagnosis
GH
berlebihan
Pilihan Lain
• Gigantisme à prepubertas

• Sindrom Turner à perempuan 45 XO, tubuh


pendek, kehilangan lipat kulit di leher, wajah
anak kecil, tangan kaki pendek

• Addison’s disease à malaise, fatigue, anorexia,


penurunan BB, kelemahan tubuh

• Cushing’s disease à moon face, buffalo hump,


striae, hipertensi
A. Gigantisme

B. Sindrom Turner

C. Addison’s disease

D. Cushing’s disease

E. Akromegali

Anda mungkin juga menyukai