Anda di halaman 1dari 5

POCUT BAREN

PERKENALAN

INTRO

guyss tau kah kalian bahwa pahlawan wanita yang berasal


dari aceh itu banyak, selama ini yang sangat-sangat familiar
dengan telinga kita adalah Cut Nyak Dhien, Cut Mutia dan
Laksamana Malahayati. Selain yang telah aku sebutkan wak,
sangat banyak pahlawan-pahlawan wanita lain yang berasal
dari Aceh, Seperti Pocut Baren, Pocut di Rambong, Pocut
Meurah Intan, Putri Lindung Bulan (Ptri Sri Kandee), Puteri
Pahang, Ratu safiatuddin, Ratu Nihrasiyah Rawang Khadiyu,
Teungku Fakinah, dan lain-lainnya.

Nah pada kesempatan kali ini aku hanya membahas salah


satu tokoh dari yang aku sebutkan tadi, yaitu Pocut Baren.

Sebelum aku mulai, untuk menghormati jasa beliau yang


telah berjuang untuk kita semua, marilah kita
mengheningkan cipta sejenak. Ok Hening cipta dimulai.
A. Masa Kecil

Pocut Baren adalah puteri dari teuku cut ahmad yang


merupakan ulee balang dari Tungkop Aceh Barat. Pocut lahir
dalam masa kancah peperangan pada tahun 1880.
Sebagaimana lazimnya anak perempuan di aceh wak pocut
dididik dengan pelajaran agama. Pendidikan agama tersebut
diberikan dan diasuh oleh ulama-ulama yang didatangkan
langsung kerumahnya wak.

Nah selain memperoleh pendidikan agama wak, situasi


politik dan peperangan yang berkepanjangan di Aceh Barat
telah membentuk sikap dan watak pocut menjadi semakin
dewasa. Jadi wak Pocut Baren ini dalam usia muda (7 – 14 )
tahun selalu ikut berperang dengan ayahnya. uhhhhh wah
asap mesiu, dentuman merima dan gemeribcing kelewang
udah gk asing lagi wak buat pocut.

eh wak kelewang itu adalah salah satu senjata yang


digunakan saat perang Aceh, jadi berbentuk semacam
pedang dan parang.

B. Masa Dewasa

Setelah dewasa wak, pocut kemudian dinikahkan


dengan seorang keujreun yang menjadi Ulebalaang Geume.
Suaminya ini juga merupakan panglima perang di daerah
Woyla wak. Setelah suaminya wafat kemudian pocut
mengantikan kedudukan suaminya, baik sebagai uleebalang
maupun sebagai panglima perang, dan terus melakukan
perlawanan terhadap belanja sambil dengan bijaksana
memimpin pemerintahan didaerahnya. pocut menjadi janda
yang luar biasa pada usia 18 tahun wak.

Jadi sama seperti cut nyak dhien wak, setelah


suaminya wafat pocut tergugah hatinya untuk menggantikan
posisi sang suami yang sangat dicintainya. Pocut tampil di
garis terdepan dalam perlawanan terhadap penjajah.

Tau kelen wak, pocut ne gk kaleng-kaleng dia wak.


Dalam bertempur pocut selalu diiringi oleh para pengawal
setianya yang terdiri sekitar 30 orang pria, kemana-mana
pocut menyandang peudeung (pedang) tajam, sejeni sklewang
bengkok mirip pedang turki yang sangat terkenal.

Pocut ini wak setia x sama cut nyak dhien wak, beliau
tidak meninggalkan cut nyak dhien ketika harus mengembara
kehutan rimba, ketika berpindah dari satu tempat ke tempat
lain dari satu gunung ke gunung lain, dengan menahan lapar
dan penderitaan.

C. Perjuangan Melawan Belanda

seperti yang sudah aku jelaskan wak, Pocut ini tipe


wanita yang sanggup dan tahan menderita, ini terbukti ketika
beliau terus bergerilya dari satu hutang ke hutan lain, dari
satu gunung ke gunung lain. Nah hal ini mulai dilakoni pocut
semasa berjuang bersama-sama dengan Cut Nyak Dhien wak.
Pocut sangat di segani dan dihormati oleh teman-teman dan
pengikutnya wak. yang lebih waw lagi pocut ini sangat
ditakuti oleh musuh-musuhnya wak. berkat taktik perang
gerilyanya Belanda dipaksa menelan kerugian besar.
Pocut telah memimpin pasukannya ketika masih aktif
bertempur bersama dengan Cut Nyak Dhien. Jadi secara
tidka langsung kala itu ada dua wanita Aceh yang memimpin
peperangan diwilayah Aceh Barat yaitu Cut Nyak Dhien dan
Pocut Baren.

Pocut dan suaminya sama-sama berjuang melawan


penjajahan belanda, pocut tidak takut akan maut walaupun
dia tau bahwa nyawanya dan suaminya terus berada di ujung
tanduk. Pocut terus bersemangat melawan belanda, meskipun
peperangannya tidak seimbang wak, karena kan pada masa
itu para belanda telah memiliki senapan api kan sedangkan
pocut masih menggunakan pedang, namun karena semangat
yang berkobar menyebabkan belanda sering kedodoran.

Jadi wak suami Pocut ini gugur dimedan perang pada


saat perang di wilayah Keujren Game, Aceh Barat. Hal ini
terjadi karena wak kekuatan personil militer belanda kal aitu
lebih besar, selain itu juga persenjataannya tidak seimbang.
Tapi wak pada saat peperangan itu Pocut berhasil lolos, nah
walaupun sedih tetap semangatnya membara dan beliau tidak
akan menyerah. Nah seperti kujelaskan di awal tadi kan wak,
setelah wafat suaminya, kemudian semua tugas mempin
pasukan jatuh ke pundaknya.

Dikira belanda ketika suaminya Pocut wafat pocut


bakal kendor, bakal nyerah. Ohh jangan harap wak. bahkan
semngatnya makin membara. dikumpulkannya lah sisa-sisa
pasukannya untuk meneruskan peperangan yang lebih
insentif wak. Gegara ini wak Belanda pusing tujuh keliling ,
pihak belanda kemudian meminat bantuan kepada Batavia
wak untuk mengejar pocut dan pengikutnya.

Anda mungkin juga menyukai