Organisme (parasit) harus ditemukan dalam hewan yang sakit, tidak pada yang sehat.
Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.
Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada hewan yang sehat.
Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari hewan yang dicobakan tersebut
Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa Koch mengabaikan bagian kedua dari postulat pertama
(organisme penyakit tidak ditemukan pada hewan sehat), ketika ia menembukan karier
asimtomatik atau tak bertanda pada kolera. Kemudian karier asimtomatik bertambah seiring
ditemukannya virus seperti polio, herpes simpleks, HIV dan hepatitis C. Postulat ketiganya pun
tidak selalu terjadi.
SejarahSunting
Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi
patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu.[1] Walaupun dalam masa Koch, dikenal
beberapa penyebab infektif yang memang bertanggung jawab pada suatu penyakit dan tidak
memenuhi semua postulatnya.[2] Usaha untuk menjalankan postulat Koch semakin kuat saat
mendiagnosis penyakit yang disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Pada masa itu virus belum
dapat dilihan atau diisolasi dalam kultur. Hal ini merintangi perkembangan awal dari virologi.[3]
[4] Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai penyebab penyakit walaupun tidak
memenuhi semua isi postulat.[5] Oleh karena itu, dalam penegakkan diagnosis mikrobiologis
tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan postulat.
id.m.wikipedia.org/wiki/Postulat_Koch