Anda di halaman 1dari 12

Seri 10 Pertanyaan

ENERGI
TERBARUKAN:
Energi untuk Kini dan Nanti

S T R AT E G I C PA R T N E R S H I P F O R G R E E N A N D I N C L U S I V E E N E R G Y

Mei 2017
Latar Belakang

I
ndonesia adalah sebuah negara yang tungku tradisional untuk memasak. Selain
memiliki wilayah luas dan jumlah tidak tersedia sepanjang waktu, asap
penduduk yang tinggi. Sebagai negara pembakaran tungku ini juga menyebabkan
dengan kondisi geografis beragam dan gangguan kesehatan pada ibu dan anak-
penduduk yang tersebar, Indonesia masih anak. Di sektor lain, terbatasnya akses pada
menghadapi tantangan pemenuhan energi energi berperan pada terhambatnya
untuk semua warganya. Di tahun 2016, perkembangan ekonomi dan pendidikan.
masih terdapat 7 juta rumah tangga atau Sementara itu, Indonesia memiliki
sekitar 28 juta penduduk Indonesia yang potensi energi bersih dan terbarukan yang
belum mendapatkan akses listrik. tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian
Ketimpangan akses listrik di Pulau Jawa Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM),
dan di luar Pulau Jawa memang cukup Indonesia memiliki potensi sumber daya
tinggi, di mana rasio elektrifikasi DKI Jakarta energi terbarukan yang luar biasa besarnya.
sudah mencapai hampir 100%, sedangkan Potensi sumberdaya ini dapat dimanfaatkan
provinsi-provinsi di luar Jawa, khususnya untuk menciptakan akses energi secara
Indonesia bagian timur, misalnya Nusa merata dan bersih. Meski begitu, saat ini
Tenggara Timur dan Papua, masih dibawah penggunaan energi bersih dan terbarukan
70%. Ini artinya pemenuhan energi di di Indonesia baru mencapai kisaran 6% dari
Indonesia belum merata. bauran energi nasional. Dengan melihat
Di luar listrik, tantangan energi di potensi energi terbarukan yang tersebar,
Indonesia mencakup terbatasnya akses penyediaan energi dalam negeri terutama
pada energi untuk menjalankan aktivitas di daerah-daerah yang belum memiliki
sehari-hari seperti memasak. Banyak akses terhadap energi bisa dipenuhi dengan
penduduk Indonesia yang tidak memiliki potensi-potensi lokal.
akses pada bahan bakar dan menggunakan

2
Narasumber

1. Yusuf Saefulhak, Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal


Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral

2. Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif, Institut Bisnis dan Ekonomi


Kerakyatan

3. Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif, Institute for Essential


Services Reform

P1 Di manakah posisi Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan?

M
enurut amanat Undang-Undang No. untuk konsisten mengembangkan energi
30 Tahun 2007 tentang Energi, terbarukan, utamanya di sektor ketenaga-
Kebijakan Energi Nasional (KEN) listrikan.
disusun dengan berdasarkan pada prinsip Dengan perspektif energi sebagai modal
berkeadilan, berkelanjutan, dan berwa- pembangunan, energi terbarukan memiliki
wasan lingkungan guna mendukung ter- peranan penting dalam pendorong sistem
ciptanya kemandirian energi dan ketahanan ekonomi hijau, berkelanjutan, dan rendah
energi nasional. Implikasi dari kebijakan ini karbon. Pembangunan dengan kesadaran
adalah perlunya diversifikasi energi untuk jangka panjang ini telah menjadi tren
memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, pembangunan di seluruh dunia, menyikapi
salah satunya dengan mengembangkan semakin naiknya populasi, kebutuhan
energi baru terbarukan (EBT). manusia, dan kegiatan manusia yang
Indonesia adalah salah satu dari 195 menyebabkan kerusakan lingkungan.
negara yang menandatangani Kesepakatan Indonesia memiliki potensi energi
Paris (Paris Agreement) dan satu dari 164 terbarukan yang tersebar di seluruh wilayah
negara ditambah Uni Eropa, yang meratifi- Indonesia, meliputi sumber energi surya,
kasinya. Dengan komitmen internasional sember energi air dan mikrohidro, sumber
ini, Indonesia memiliki target nasional energi angin, sumber energi panas bumi,
untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sumber energi gelombang laut, dan sumber
hingga 29% dari kondisi business as usual di energi biomassa. Dalam konteks pem-
tahun 2030 dengan usaha sendiri dan lebih bangunan berkelanjutan, konsumsi energi
jauh 41% dengan bantuan internasional. saat ini juga memiliki potensi untuk efisiensi
Komitmen ini mensyaratkan Indonesia dan konservasi energi.

3
Target apa yang ingin dicapai Indonesia dalam pengembangan energi
P2 terbarukan?

T
ertuang dalam Rencana Umum Energi Di sektor ketenagalistrikan, Indonesia
Nasional (RUEN), Indonesia memiliki memiliki tantangan yang besar. Per Maret
target penggunaan EBT di bauran 2017, kapasitas terpasang pembangkit listrik
energi nasional sebesar 23% di tahun 2025 EBT baru 8,80 GW, hanya 2% terhadap 443
dan 31% di tahun 2050. Target ini setara GW total potensi EBT di Indonesia. Dengan
dengan 45,2 GW pembangkit listrik EBT di target RUEN, jenis pembangkit listrik EBT
tahun 2025, sisanya merupakan kontribusi yang harus dibangun adalah sebagai
dari biofuel, biomassa, biogas, dan coal bed berikut:
methane.

Tabel 1. Target pembangunan pembangkit EBT (KESDM, 2016)

Jenis Pembangkit  Target 2025 (MW) Target 2050 (MW)


Panas Bumi 7.241 17.546
Air & Mikrohidro 20.960 45.379
Bioenergi 5.532 26.123
Surya 6.379 45.000
Angin 1.807 28.607
EBT Lainnya 3.128 6.383

P3 Potensi energi terbarukan apa saja yang dimiliki oleh Indonesia?

P
otensi energi terbarukan yang dimiliki atannya masih minim. Pengembangan energi
Indonesia untuk ketenagalistrikan baru terbarukan Indonesia masih tertinggal
mencapai 443 GW, meliputi panas bumi, jika dibandingkan dengan negara-negara
air dan mikro-mini hidro, bioenergi surya, G20 yang tengah melakukan transisi menuju
angin, dan gelombang laut. Potensi tenaga ekonomi rendah karbon dalam upaya
surya di Indonesia memiliki porsi terbesar, mencapai target Paris Agreement. Indonesia
lebih dari 207 MW, disusul dengan air dan memiliki pekerjaan rumah yang menantang
angin. untuk mendorong pemanfaatan energi
Meski memiliki potensi energi terbarukan terbarukan secara optimal dan mengurangi
yang sangat besar dan beragam, pemanfa- ketergantungan pada energi fosil.

4
Tabel 2. Potensi EBT di Indonesia (DEN, 2017)

Kapasitas Terpasang
Jenis Energi Potensi (MW) Pemanfaatan (%)
(MW)
Panas Bumi 29.544 1.438,5 4,9
Air  75.091 4.826,7 6,4
Mini dan mikrohidro 19.385 197.4 1
Surya 207.898 78.5 0,04
Angin 60.647 3,1 0,01
Bioenergi 32.654 1.671 5,1
Laut 17.989 0,3 0,002

Apa saja kebijakan pendukung yang dimiliki dan diperlukan


P4
Indonesia dalam pengembangan EBT?

P
enyediaan energi di Indonesia diatur aturan ini, pemerintah pusat dan/atau
dengan Undang-undang Nomor 30 pemerintah daerah dapat memberikan
tahun 2007 tentang Energi. Khusus dukungan berupa pemberian insentif fiskal,
mengenai energi terbarukan, UU tersebut kemudahan perizinan dan nonperizinan,
mengamanatkan bahwa penyediaan energi penetapan harga beli tenaga listrik dari
baru dan energi terbarukan wajib ditingkat- masing-masing jenis sumber energi baru
kan oleh pemerintah dan pemerintah dan terbarukan, pembentukan badan usaha
daerah sesuai dengan kewenangannya. tersendiri dalam rangka penyediaan tenaga
Turunan dari UU ini adalah Peraturan listrik untuk dijual ke PT PLN (Persero), dan/
Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang atau penyediaan subsidi. Indonesia juga
Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dalam memiliki Peraturan Menteri ESDM Nomor 12
KEN, target EBT secara spesifik diatur Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber
dengan tenggat waktu 2025 dan 2050. Dalam Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga
target tersebut, porsi EBT dalam bauran Listrik.
energi nasional harus mencapai setidaknya Dalam mendorong pengembangan EBT
23% di tahun 2025 dan paling sedikit 31% untuk ketenagalistrikan, yang masih
tahun 2050 sepanjang keekonomiannya diperlukan Indonesia adalah adanya
terpenuhi. regulasi dan kebijakan terkait insentif bagi
Di sektor ketenagalistrikan, terdapat pihak swasta. Target pengembangan energi
pula Peraturan Presiden (Perpres) mengenai terbarukan yang tinggi mensyaratkan
pemanfaatan energi terbarukan, yaitu adanya kontribusi pihak swasta, dan iklim
Perpres Nomor 4/2016 tentang Percepatan investasi yang mendukung sangat
Infrastruktur Ketenagalistrikan. Dalam diperlukan.

5
Di luar listrik, Indonesia belum memiliki Indonesia (SEFA, 2017), namun masih banyak
fokus pada penyediaan energi bersih untuk rumah tangga terutama di perdesaan yang
memasak. Program konversi minyak tanah masih belum terjangkau program ini dan
ke LPG yang sudah dilakukan pemerintah bergantung pada minyak tanah dan kayu
saat ini sudah menjangkau 52% penduduk bakar.

Sejauh mana capaian Indonesia dalam pengembangan energi


P5
terbarukan?

M
enurut data Direktorat Jenderal menggenjot pembangunan pembangkit
Energi Baru, Terbarukan, dan listrik tenaga bioenergi, yaitu biogas dan
Konservasi Energi Kementerian biomassa. Untuk EBT lain seperti surya dan
Energi dan Sumber Daya Mineral (DJEBTKE angin, pembangkit listrik yang dibangun
KESDM), kapasitas pembangkit listrik ter- masih terbatas, termasuk di antaranya PLTS
pasang dari sumber EBT meningkat 7,9% per (tenaga surya) 5 MW di Kupang, NTT dan
tahunnya. PLTB (tenaga bayu/angin) 70 MW di Sidrap,
Hingga saat ini, pembangkit listrik dari Sulawesi Selatan.
sumber EBT masih didominasi oleh PLTA Selain listrik, penggunaan EBT lain di
(tenaga air) dan PLTP (tenaga panas bumi). Indonesia baru mencakup biodiesel di
Dalam 3 tahun terakhir, pemerintah juga sektor transportasi.

Gambar 1. Kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT (DJEBTKE KESDM, 2017)

10
9
8
7
6
GW

5
4
3
2
1
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

PLT Air PLTP PLT Bioteknologi PLTMH PLT Surya PLT Bayu Total

6
Tantangan apa saja yang dihadapi pemerintah dalam mengupayakan
P6 akses dan pemerataan energi di Indonesia dengan menggunakan energi
terbarukan?

A
da beberapa tantangan dalam meng- an bank dan juga perlindungan bisnis dalam
upayakan akses dan pemerataan ener- jangka panjang.
gi di Indonesia dengan menggunakan Tantangan lain terkait energi terbarukan
energi terbarukan. Biaya produksi listrik dari adalah sifat beberapa sumber energi ter-
pembangkit energi terbarukan masih relatif barukan yang intermittent (tidak kontinyu)
lebih tinggi sehingga dianggap kurang dan tidak dapat ditransportasikan sehingga
kompetitif dibanding biaya produksi listrik harus dibangkitkan di lokasi setempat. Hal ini
dari pembangkit konvensional. Beberapa sebenarnya justru baik untuk melistriki lokasi
komponen untuk pembangkit listrik energi yang sulit dijangkau jaringan seperti daerah
terbarukan juga masih diimpor, selain perdesaan.
mempengaruhi harga produksi, juga menjadi Namun begitu, pemerintah tetap berupaya
tantangan untuk pemeliharaan. keras untuk mengejar target pemanfaatan
Dalam proses pemeliharaan dan pera- energi terbarukan sebesar 23% di tahun 2025,
watan, kapasitas sumber daya manusia masih pemerintah saat ini menggenjot pengem-
perlu ditingkatkan. Dalam beberapa kasus bangan pembangunan pembangkit listrik
untuk pembangkit listrik energi terbarukan dari tenaga energi terbarukan. Beberapa
yang dibangun pemerintah pusat dan dise- target yang telah dicapai pada tahun 2017 di
rahkan pada pemerintah daerah, pengopera- antaranya adalah peningkatan lebih dari 200
sian dan perawatan tidak berjalan dengan MW kapasitas pembangkit listrik tenaga
baik sehingga pembangkit tersebut akhirnya panas bumi (PTLP). Pengembangan EBT di
mangkrak. Indonesia memang masih terfokus pada
Kebijakan dalam negeri saat ini juga dinilai panas bumi dan tenaga air. Iklim investasi
belum kondusif oleh para investor sehingga dan kebijakan keuangan yang ada saat ini
mereka kurang berminat untuk berinvestasi belum mendukung untuk pengembangan
di sektor energi terbarukan, misalnya minim- PLTS. Dengan skala yang kecil dan tersebar,
nya insentif untuk pengembang dan dinamika pemerintah dan penyedia layanan ketenaga-
perubahan kebijakan yang berubah-ubah. listrikan juga mempertimbangkan keter-
Bagi investor, kepastian kebijakan adalah batasan interkoneksi.
faktor penting untuk mendapatkan pendana-

7
Apa saja upaya pemerintah saat ini untuk meningkatkan
P7
penggunaan energi terbarukan di Indonesia?

B
eberapa upaya yang dilakukan peme- keuangan yang mendukung iklim investasi,
rintah untuk mendorong proyek sehingga pihak swasta dan komunitas dapat
pengem-bangan EBT adalah dengan berperan untuk meningkatkan penggunaan
mendorong skema Kerjasama Pemerintah energi terbarukan.
dan Badan Usaha (KPBU), Penyusunan Paket Pemerintah juga mengupayakan pengem-
Insentif Percepatan EBT, pemanfaatan bangan industri lokal di bidang teknologi,
pendanaan bilateral dan multilateral, manufaktur, dan jasa energi terbarukan
meningkatkan program Dana Alokasi Khusus serta mendorong institusi pendanaan dan
EBT, dan mendorong BUMN sebagai perbankan nasional untuk berpartisipasi
pengembang. Upaya-upaya ini juga harus dalam pengembangan energi terbarukan.
dibarengi dengan insentif dan kebijakan

Apakah upaya pemerataan energi di Indonesia dapat dipenuhi


P8
dengan energi terbarukan?

D
engan potensi yang tersebar dan terbarukan dalam pembangunan listrik
jumlahnya banyak, Indonesia dapat perdesaan dan daerah-daerah tertinggal.
memenuhi kebutuhan energinya dari Dari data yang diolah oleh IESR, sebanyak
sumber energi terbarukan. Walaupun 21,79 juta pelanggan PLN kategori R1-450 VA
demikian dengan kondisi sumber daya yang (rumah tangga kurang mampu) menerima
tersebar dan kelompok masyarakat yang subsidi sebesar Rp 20 triliun pada tahun
memerlukan energi juga tersebar secara 2015. Jumlah ini setara dengan Rp 1,3 juta/
luas, diperlukan pendanaan yang tidak pelanggan/tahun. Beban subsidi untuk
sedikit untuk penyediaan energi. Menurut pelanggan R1-450VA relatif stabil setiap
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute tahunnya, di mana anggaran ini dibayarkan
for Essential Services Reform (IESR), salah kepada PLN untuk menutup selisih antara
satu sumber pendanan yang berasal dari tarif dan biaya pokok pembangkitan listrik
anggaran publik adalah dana hasil (BPP).
pengalihan subsidi listrik, yang dapat Dengan reformasi subsidi listrik dan
dipakai untuk untuk pemanfaatan energi melakukan pengalihan subsidi tersebut

8
Gambar 2. Model pengalihan subsidi listrik untuk instalasi solar PV
rooftop (IESR, 2017)

30.000
29.000
28.000
27.000
26.000
25.000
24.000
23.000
22.000
T-1 T T+1 T+2 T+3

Subsidy provided at current year Solar Rooftop (Billion IDR)

pada pengembangan instalasi listrik surya atap dengan kapasitas 1 kWpeak (kWp) on-
atap (PV rooftop) untuk pelanggan grid per rumah. Total kapasitas yang
R1-450VA, maka beban subsidi pemerintah terpasang sebesar 1 GW atau sekitar 15%
dalam jangka panjang akan berkurang. dari total target solar PV di RUEN, jumlah
Dengan mengalokasikan 10-12% dana hasil yang tidak sedikit dalam kerangka
pengalihan subsidi setiap tahunnya untuk peningkatan penggunaan energi terbarukan.
instalasi listrik surya atap, dalam jangka Dengan cara ini, pemerintah tidak perlu
waktu 4 tahun setelah program dimulai, mencari sumber pendanaan baru dan
bisa tercapai 1 juta rumah tangga pelanggan pasokan listrik untuk pelanggan dapat
listrik R1-450VA yang terpasang listrik surya terpenuhi dengan energi terbarukan.

Gambar 3. Simulasi penghitungan akumulasi kapasitas solar PV


rooftop terpasang (IESR, 2017)
Akumulasi kapasitas solar PV rooftop (MW)

1200

1000

800

600

400

200

0
T-1 T T+1 T+2 T+3

9
Adakah contoh penggunaan energi terbarukan di tingkat
P9 perdesaan/komunitas?
en.wikipedia.org

D
i Indonesia, ada banyak cerita potensi energi terbarukan setempat atau
mengenai penyediaan energi di lokal bisa dimanfaatkan untuk memenuhi
tingkat desa dan komunitas dengan kebutuhan energi di tempat tersebut,
energi terbarukan. Tri Mumpuni, Direktur dengan juga memberdayakan masyarakat
Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi dan komunitas setempat.
Kerakyatan (IBEKA), telah bekerja selama Model pemberdayaan masyarakat ini
20 tahun memberdayakan masyarakat desa dinilai penting dan bisa menjadi jawaban
untuk membangun pembangkit listrik masih terbatasnya akses energi di daerah
tenaga mikrohidro (PLTMH). Menurut Tri yang sulit dijangkau. Untuk pembangkit
Mumpuni, model pendekatan top down listrik mikrohidro (PLTMH) skala kecil,
yang sering digunakan pemerintah misalnya, masyarakat dapat berperan seba-
sebaiknya dipasangkan dengan bottom-up gai pemilik modal, operator, dan penerima
approach, di mana masyarakat dilibatkan manfaat. Dengan melibatkan masyarakat,
dan dikembangkan kapasitasnya untuk mereka memiliki rasa kepemilikan atas
mengelola PLTMH di desa mereka. PLTMH. Pengoperasian dan perawatan sepe-
Tantangan geografis sering menjadi nuhnya dapat dilakukan sendiri dengan
menjadi alasan tidak adanya akses listrik ke training dari para engineer, dan listrik yang
banyak desa di Indonesia, karena penyam- dihasilkan dapat dijual ke PLN. Hasil
bungan listrik ke desa-desa yang sulit penjualan ini kembali ke masyarakat untuk
dijangkau dinilai tidak ekonomis oleh biaya-biaya pendidikan dan peningkatan
penyedia layanan energi. Meski begitu, perekonomian.

10
Apa rekomendasi IESR untuk pemenuhan kebutuhan energi di
P10
Indonesia dengan energi terbarukan?

Untuk pemerataan energi di Indonesia dengan pemanfaatan energi terbarukan, IESR


memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan 5. Pemerintah dapat menggunakan peng-


energi nasional secara konsisten melalui alihan subsidi energi sebagai sumber
penyusunan Rencana Pengembangan pendanaan alternatif untuk mendorong
Energi Terbarukan, instrumen penge- pengembangan energi terbarukan. Alo-
lolaan risiko proyek-proyek energi kasi 10-12% dana hasil pengalihan
terbarukan dan penganggaran yang subsidi setiap tahunnya selama 4 tahun
memadai untuk membangun proyek untuk instalasi listrik surya atap dapat
energi terbarukan off-grid di daerah 3T. melistriki hingga 1 juta rumah dengan
kapasitas 1 kWpeak (kWp) on-grid per
2. Pemerintah pusat perlu melibatkan
rumah.
pemerintah daerah dalam perencanaan,
pembangunan, dan evaluasi dalam 6. Pembelajaran penyediaan akses energi
program pengembangan energi ter- dengan energi terbarukan yang dila-
barukan sehingga proyek-proyek energi kukan oleh berbagai pihak dan lembaga
terbarukan mampu dikelola oleh peme- dapat dikumpulkan untuk dijadikan best
rintah daerah secara berkelanjutan. practice dan lessons learned untuk
duplikasi pemanfaatan energi terbaru-
3. Pemerintah perlu lebih aktif melibatkan
kan di tempat lain.
masyarakat, komunitas, dan pihak
swasta untuk menjangkau daerah-da- 7. Pemerintah, pemerintah daerah, dan
erah yang secara geografis sulit dikelola lembaga non-pemerintah perlu aktif
oleh pemerintah pusat; yang telah mendorong masyarakat secara umum
tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM untuk memahami energi ber-
No. 36/2016. Peran pemerintah adalah sih dan terbarukan serta terli-
memberikan kemudahan izin dan bat dalam pengelolaan program
penguatan kapasitas BUMD dan koperasi energi terbarukan.
masyarakat sebagai pengelola pem-
bangkit listrik skala kecil tersebar.

4. Pemerintah melalui kementerian dan


lembaga terkait perlu membuat ke-
bijakan yang menaungi produksi
teknologi energi terbarukan dalam ne-
geri dan merumuskan kebijakan insentif
keuangan untuk menciptakan iklim
investasi yang kondusif.

11
Tentang
STRATEGIC PARTNERSHIP FOR GREEN AND INCLUSIVE ENERGY

L
ebih dari satu milyar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses yang dapat diandalkan pada
energi yang bersih dan terjangkau. Pada awal tahun 2016, Hivos dengan Pemerintah Belanda
meluncurkan Strategic Partnership untuk Energi Bersih dan Inklusif untuk turut serta berperan
mengatasi tantangan tersebut. Strategic Partnership ini memiliki fokus pada lobi dan advokasi yang
diharapkan dapat mempengaruhi debat secara politik dan publik mengenai isu energi, dengan tujuan
akhir mendorong transisi menuju sistem energi yang lebih bersih dan lebih inklusif.
Untuk mendukung pencapaian target pemenuhan energi dan pengembangan energi bersih dan
inklusif, dorongan dari pihak eksternal terutama organisasi masyarakat sipil (civil society organizations/
CSO) baik yang bergerak di bidang energi maupun non energi, pihak swasta, dan kelompok pengguna
energi terbilang penting. Dorongan publik adalah komponen penting untuk memenuhi kebutuhan
energi bersih dan inklusif karena sektor energi cenderung memiliki nuansa politik yang kental dan
menarik banyak kelompok kepentingan. Tanpa adanya pelibatan CSO dan publik dalam merumuskan
kebijakan, target, dan prioritas pengembangan di sektor energi; juga melakukan pemantauan
perkembangan dan kualitas regulasi yang ada, perencanaan di sektor energi serta penerapannya akan
sulit untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Strategic Partnership ini dibangun dengan
berlandaskan kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dan penguatan kapasitas organisasi-
organisasi tersebut untuk melakukan advokasi isu energi bersih dan inklusif secara efektif. Program ini
mengedepankan kolaborasi dan akan berperan aktif mempengaruhi kebijakan di tingkat nasional,
regional, dan internasional.
Di Indonesia, Hivos bermitra dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) yang mewakili CSO
dengan fokus energi, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang mewakili kelompok konsumen,
dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) yang mewakili kelompok perempuan.

Diproduksi oleh:
Institute for Essential Services Reform
IESR adalah sebuah lembaga pemikir unik yang menggabungkan kajian mendalam
mengenai kebijakan, regulasi, dan aspek tekno-ekonomis di sistem energi dengan
kegiatan advokasi yang kuat untuk mempengaruhi para pemangku kepentingan utama
di Indonesia serta tingkat regional dan global.

IESR menghasilkan analisa berbasis fakta dan sains, bekerja sama dengan beragam
pemangku kepentingan (pemerintah, perusahaan, dan organisasi masyarakat sipil),
dan memberikan pendampingan serta peningkatan kapasitas bagi para pembuat
kebijakan dan pemangku kepentingan lain yang membutuhkan.

Jalan Tebet Barat Dalam VIII. No 20B


Jakarta Selatan, 12810
Indonesia

T. +62-21-22323069
F. +62-21-8317073

iesr.or.id @IESR @iesr.id @IESR.id

Anda mungkin juga menyukai