Presipitasi
Presipitasi
Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
II - 1
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Beberapa Beberapa
butir air butir air
Ukuran mengecil bertambah
butiran air karena besar karena
bertambah evaporasi saling beradu
besar dan melekat
satu sama lain
II - 2
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Udara Awan
panas
Hujan Siklonik, Terjadi jika massa udara yang relatif ringan bertemu dengan massa
udara yang relatif berat, maka udara panas yang lembab dan ringan akan bergerak ke atas
udara yang dingin dan berat sehingga terjadilah kondensasi dan terjadilah hujan. Hujan
siklonik mempunyai sifat terjadi dalam waktu pendek dan penyebaran terbatas.
Udara Awan
panas
Udara
dingin
Hujan Orografik, Jika massa udara lembab terangkat ke atas oleh angin yang terangkat
karena adanya gunung, pegunungan, daratan tinggi sehingga terbentuk awan dan hujan.
Sisi gunung yang dilalui oleh udara tersebut banyak mendapat hujan yang disebut lereng
hujan sedangkan sisi belakangnya yang dilalui udara keringdisebut lereng bayangan
hujan. Lihat gambar 3.
II - 3
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Awan
Daerah
bayangan
hujan
Tujuan pengukuran : mengukur banyaknya dan intensitas hujan yang turun pada
permukaan datar tanpa memperhatikan adanya infiltrasi, pengaliran atau penguapan.
II - 4
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
dalam corong dan yang tidak diukur, cincin bibir terbuat dari lembaga atau kuningan agar
tidak mudah berkarat, dengan adanya pipa pada corong, diharapkan kemungkinan
penguapan dapat di perkecil dan dapat diabaikan dalam menentukan tinggi hujan. Botol
penampung air hujan, penopang corong dan sebuah gelas ukur. Tiap hari / pagi hari,
corong penangkap hujan diangkat, botol diambill dan diganti yang kosong. Air di dalam
botol penampung diukur dengan memakai gelas ukur, untuk mengukur jumlah hujan
yang dinyatakan dalam mm atau (inch) tiap 1 hari atau 24 jam, misalnya h = 15 mm/24
jam. Sebelum pengukuran dilakukan harus sudah mempunyai data komulatif
sebelumnya (hujan kumulatif untuk periode 24 jam).
Sedangkan untuk berbagai keperluan dan analisa dibutuhkan intensitas hujan yang terjadi
dalam satuan waktu tertentu (mm/jam).
Penakar biasa
h > 1,5 m 𝑉
𝑑=
h < 0,4 m
𝐴
V
II - 5
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
A Perisai
H = 1 m (WHO)
H = 0,4 m (Inggris)
3m
Gambar 2.4 Alat pengukur/penakar hujan biasa
Pada hujan lebat, kemungkinan air berada pada tabung luber, sehingga hasil
pengukuran tidak memperlihatkan keadaan sebenarnya.
Sejumlah air (± 1%) tidak merupakan pengaruh hujan, misal proses kohesi.
Intensitas (jumlah hujan/satuan waktu) tidak bisa didapat dengan merata-ratakan
jumlah hujan dalam 1 hari/24 jam, karena pada umumnya hujan tidak turun terus-
menerus selama 24 jam dan nilai kederasan serta intensitas penuangan air yang
berbeda memberi pengaruh yang berbeda.
Harus diletakan di tempat yang bebas halangan, supaya tidak ada pengaruh hujan
tidak langsung misalnya : pengaruh air tumbuh-tumbuhan yang terbawa angin.
Umumnya 45% terhadap horizontal tidak ada halangan, atau alat tersebut di tempatkan
II - 6
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Prinsip kerja :
1. Bucket atau cawan atau tempat penampungan air diletakkan di atas pegas yang dapat
bergerak turun apabila dibebani (air hujan).
2. Pinsil atau alat tulis dikaitkan pada bucket dan dihubungkan dengan gulungan kertas
grafik.
3. Gulungan kertas grafis dapat selalu berputar dari tenaga baterai/accu.
4. Bila terjadi hujan, bucket akan bergerak turun karena beban air dan pinsil akan
menggores kertas grafis sehingga membentuk garis gratis turun sesuai dengan tingkat
kederasan hujan.
5. Intensitas hujan adalah perbandingan antara tinggi hujan dengan waktu hujan
II - 7
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
II - 8
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Sesuai dengan fungsinya atas ini dikategorikan menjadi penampung bagian atas
terdiri tabung dan corong.
II - 9
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
sumbu horizon. Apabila sebelah pihak terisi penuh, maka titik berat berubah, bucket
bergerak, air tumpah membawa pihak yang satunya kepada posisi di bawah corong,
dan seterusnya.
Kesulitan pengukuran laju presipitasi dalam kertas rekaman pada interval pendek
selama hujan lebat.
Alat ini harus dikalibrasi (ditera/dikoreksi) terhadap intensitas dengan
menggunakan alat penakar biasa.
Hujan yang tertampung cenderung mengandung karat dan kotoran dari
poros/sumbunya.
Tidak ada hujan yang tercatat selama bergeraknya penampung.
Prinsip kerja
II - 10
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
(pendekatan).
1. Hujan direkam secara otomatis, sehingga tidak perlu ditunggui terus menerus dan
dapat di letakkan pada lokasi yang jauh dari pengamat.
2. Hasil rekaman memberikan gambaran terhadap nilai itensitas setiap saat.
3. Dapat memperkecil kesalahan pembacaan.
KERUGIAN
II - 11
PS. Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
off
2. Sifat klimatologi daerah tersebut (misal ; homogen atau heterogen).
3. Keadaan daerah yang bersangkutan (misal : keadaan tanahnya yang memungkinkan
pengembangan pertanian dan sebagainya).
4. Jumlah pengamat.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian Presipitasi dan berikan contoh-contoh yang terjadi di bumi.
2. Sebutkan alat penakar hujan Automatik yang saudara ketahui dan jelaskan prinsip
cara bekerjanya.
3. Jelaskan cara-cara penempatan Pos Meteorologi dan alat penakar hujan di lapangan
dan berikan sketsanya.
4. Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing dari pemakaian alat penakar hujan
biasa dan alat penakar hujan automatik.
5. Jelaskan kriteria pemilihan pemakaian alat penakar hujan yang saudara rencanakan
dan berikan pertimbangannya.
II - 12