Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI KEUANGAN MENEGAH II

RESUME

LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTINJENSI

LIABILITAS JANGKA PENDEK

1. Apakah yang Dimaksud dengan Liabilitas?


IASB mendefinisikan liabilitas (liabilities) sebagai kewajiban perusahaan masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomik. Liabilitas memiliki 3
karakteistik:
1. Ini merupakan kewajiban kini
2. Ini timbul dari peristiwa masa lalu
3. Ini mengakibatkan arus keluar dari sumber daya (kas, barang, jasa).

2. Apa Liabilitas Jangka Pendek?


Liabilitas jangka pendek (current liabilities) dilaporkan jika salah satu dari dua kondisi
berikut terpenuhi:
1. Liabilitas tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normal
*siklus operasi: periode waktu yang berlalu antara perolehan barang dan jasa yang
telibat dalam proses manufaktur dan realisasi kas akhir yang dihasilkan dari penjualan
dan penagihan berikutnya.
2. Liabiltas tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah tanggal
pelaporan.

Berikut adalah beberapa liabilitas jangka pendek yang umum:

1. Utang usaha
Utang usaha (accounts payable) atau utang dagang (trade accounts payable) adalah
saldo yang harus dibayarkan kepada orang lain untuk barang, perlengkapan, atau jasa
yang dibeli dengan pembayaran kemudian (open account). Utang usaha timbul karena
jeda waktu antara penerimaan jasa atau perolehan hak atas asset dengan pembayaran.
Persyaratan penjualan (misalnya 2/20, n/30, atau 1/10, EOM)

2. Wesel bayar (notes payable)


Merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertetu di masa depan sesuai
tanggal yang ditetapkan. Wesel bayar mungkin timbul dari pembelian, pembiayaan,
atau transaksi lainnya. Perusahaan mengklasifikasikan wesel sebagai liabilitas jangka
pendek atau jangka panjang tergantung jatuh tempo pembayaran.

Penerbitan Wesel Bayar Bunga


Castle National Bank meminjamkan uang 100.000 pada 1 Maret 2011 kepada
Lanscape Co dengan nilai pokok 100.000, bunga 6%, dengan jangka waktu 4 bulan,
Lanscape mencatat kas:
Kas 100.000
Wesel bayar 100.000

Jika Landscape menyusun laporan keuangan setengah tahunan, perusahaan membuat


jurnal penyesuaian untuk mengakui beban Bunga dan utang bunga sebsar
(100.000*6%*4/12) pada tanggal 30 Juni, sbg berikut:
Beban bunga 2.000
Utang bunga 2.000

Landscape menyusun laporan keuangan secara bulanan, jurnal penyesuaian setiap


bulan: 500 (100.000*6%*1/12)
Saat jatuh tempo 1 Juli, Landscape harus membayar nilai nominal wesel 100.000
ditambah bunga 2.000
Landscape mencatat pembayaran wesel bayar dan bunga yang masih harus dibayar
sbg
Wesel bayar 100.000
Utang bunga 2.000
Kas 102.000

Penerbitan Wesel Bayar Tidak Berbunga


Pada saat jatuh tempo, peminjam membayar kembali jumlah yang lebih besar dari kas
yang diterima pada saat penerbitan.
Landscape mengeluarkan bayar tanpa bunga sebesar 102.000, empat bulan, kepada
Puri National Bank. Nilai sekarang wesel adalah 100.000. Landscape mencatat
transaksi ini pada tgl 1 Maret sbg berikut:
Kas 100.000
Wesel bayar 2.000

Landscape mengkredit akun wesel bunga pada nilai sekarang dari wesel yaitu
100.000, jika Landscape menyusun laporan keuangan setengah tahunan, perusahaan
mencatat jurnal penyesuaian pada 30 Juni, sbg berikut:
Beban bunga 2.000
Wesel bayar 2.000

Pada saat jatuh tempo 1 Juli, Landscape harus membayar nilai nominal wesel berikut:
Wesel Bayar 102.000
Kas 102.000

3. Bagian lancar dari utang jangka panjang


Delhaizfiscale Group (BEL) melaporkan bagian dari obligasi, wesel hipotek, dan
utang jangka panjang lain yang jatuh tempo dalam tahun berikutnya sebagai
lialibilitas jangka pendek. Delhaizfiscale tidak memasukkan utang jangka panjang
yang jatuh tempo saat ini sebagai lialibilitas jangka pendek jika utang:
a. Diselesaikann dengan asset yang diakumulasi untuk tujuan ini yang belum secara
benar ditampilkan sebagai asset lancar.
b. Dibiayai kembali atau diselesaikan dari uang yang diterima melalui utang baru
c. Dikonversi menjadi saham biasa.

4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan dibiayai kembali


Kriteria Pembiayaan Kembali:
Pada suatu waktu, profesi akuntansi mendukung pengecualian kewajiban jangka
pendek dari liabilitas jangka pendek jika dibiayai kembali. IASB telah
megembangkan kriteria menetukan keadaan di mana kewajiban jangka pendek dapat
dikeluarkan dari liabilitas jangka pendek dengan benar. Secara khusus, perusahaan
bisa mengecualikan kewajiban jangkssa pendek dari liabilitas jangka pendek jika
kondisi berikut tepenuhi:
1. Perusahaan harus berniat untuk membiayai kembali kewajiban atas dasar jangka
panjang
2. Perusahaan harus memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas setidaknya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

Niat untuk membiayai kembali jangka panjang berarti perusahaan bermaksud


membiayai kembali kewajiban jangka pendek sehingga akan memerlukan
penggunaan modal kerja selama tahun fiscal berikutnya.

5. Utang Dividen
Utang Dividen tunai adalah jumlah terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang
saham sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi. Pada tanggal pengumuman,
perusahaan mengasumsikan liabilitas yang menempatkan pemegang saham dalam
posisi kreditor atas sejumlah dividen yang diumumkan. Karena dividen tunai selalu
dibayarkan dalam satu tahun setelah pengumuman (biasanya 3 bulan) maka itu
diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar.

6. Uang Muka dan Deposito Pelanggan


Liabilitas lancar yang dapat mencakup  deposito kas yang dapat dikembalikan yang
diterima dari pelanggan dan karyawan. Perusahaan dapat menerima deposito dari
pelanggan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa atau sebagai penjamin
untuk menutup pembayaran liabilitas yang diharapkan di masa depan. Klasifikasi pos-
pos ini sebagai liabilitas lancar atau tidak lancar tergantung pada waktu antara tanggal
deposito dan pemutusan hubungan yang mensyaratkan deposito.
7. Pendapatan Diterima di Muka
Perusahaan memperhitungkan pendapatan diterima dimuka yang diterima sebelum
barang dikirimkan atau jasa dilakukan adalah dengan cara :
1. Ketika uang diterima, kas di debet dan akun liabilitas lancar yang
mengidentifikasi sumber pendapatan diterima dimuka di kredit.
2. Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima  di muka di debet, dan
akun pendapatan yang diterima di kredit.
8. Utang Pajak Penjualan
Terkadang penagihan pajak penjualan yang di kredit ke akun liabilitas tidak sama
dengan liabilitas yang dihitung oleh rumus pemerintah. Pada kasus ini, dibuat
penyesuaian atas akun liabilitas dengan mengakui keuntungan atau kerugian atas
penagihan pajak penjualan. Dalam banyak perusahaan, pajak penjualan dan jumlah
penjualan tidak dipisahkan pada waktu penjualan terjadi. Keduanya di kredit secara
total ke akun penjualan. Sehingga untuk merefleksikan secara benar jumlah penjualan
actual dan liabilitas untuk pajak penjualan, akun penjualan di debet sebesar pajak
penjualan yang terhutang kepada pemerintah atas penjualan itu dan akun hutang pajak
penjualan di kredit sebesar jumlah yang sama.
9. Hutang Pajak Penghasilan
Sebagian besar pajak penghasilan sesuai dengan jumlah laba tahunan. Dengan
menggunakan informasi terbaik dan pertimbangan yang tersedia, bisnis harus
mempersiapkan pengembalian pajak penghasilan dan menghitung utang pajak
penghasilan yang diperoleh dari operasi pada periode berjalan. Perusahaan harus
mengklasifikasikan utang pajak pada laba neto sebagai liabilitas jangka pendek, yang
dihitung pada pengembalian pajak.
10. Liabilitas Terkait Karyawan
1. Pemotongan Gaji
Jenis paling umum dari pemotongan gaji adalah pajak premi asuransi, tabungan
karyawan dan iuran serikat kerja. Jika jumlah dipotong belum diserahkan kepada
pihak yang berwenang pada akhir periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui
sebagai liabilitas lancar.
2. Absensi yang Dikompensasi
Absensi yang dikompensasi adalah absensi dari pekerjaan seperti cuti, sakit, dan
hari libur. Suatu liabilitas harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi
di masa depan.
3. Perjanjian Bonus
Tambahan atas gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan atas hasil kerja
atau jumlah laba tahunan perusahaan. Pemberian bonus kepada karyawan harus
dimasukkan sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih tahun berjalan.

PROVISI

Provisi adalah liabilitas yang waktu atau jumlahnyabelum pasti (sering disebut sebagai
liabilitas yang diestimasi). Jenis umum dari provisi adalah kewajiban yang berkaitan dengan
litigasi, jaminan atau garansi produk, restrukturisasi bisnis, dan kerusakan lingkungan.
Misalnya, Nestle group melaporkan CHF 3,663 juta, terutama untuk biaya restrukturisasi dan
litigasi. Perbedaan antara provisi dan liabilitas adalah bahwa provisi memiliki ketidakpastian
yang lebih besar mengenai waktu atau jumlah pengeluaran masa depan yang diperlukan
untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
A. PENGAKUAN PROVISI
Perusahaan mengakui beban dan liabilitas terkait untuk provisi hanya jika tiga syarat
berikut terpenuhi :
1. Garansi
2. . Kemungkinan besar (Proable) menyebaban arus kluarsumber daya dapat pemenuhan
kewajiban
3. Dapat diestimai dengan handal
Contoh Pengakuan
1. Dengan mendirikan pola praktek masa lalu, menerbitkan kebijakanatau pernyataan
yang cukup spesifik, perusahaan telah menunjukan kepada pihak lain bahwa ia akan
menerima tanggung jawab tertentu.
2. Sebagai hasil, perusahaan telah menciptakan harapan valid pada bagian dari pihak-
ihak lain yang akan melaksanakan tanggung jawab tersebut

B. TIPE VARIASI
1. Perkara hokum
2. Garansi
3. Premium
4. Lingkungan
5. Kontrak yang memberatkan
6. Restrukturasi

C. JENIS-JENIS UMUM PROVISI


1. Provisi Litigasi
Perusahaan harus mempertimbangka hal berikut dalam menentukan apakah akan
menerima kewajiban sehubungan dengn litigasi yang tertunda atau terancam dan
actual atau kemungkinan klaim dan penilaian.

 Periode waktu dimana penyebab yang mendasari tindakan terjadi


 Probabilitas asil yang tidak menguntungkan
 Kemampuan untuk membuat perkiraan yang wajar dari jumlah kerugian

Sehubungan dengan klaim dan penilaian, perusahaan harus menentukan :

 Tingkat probabilitas bahwa gugatan dapat diajukan atau klaim atau penilaian
dapat menegaskan
 Kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan

Jika keduanya adalah kemungkinan besar, jika kerugian diduga cukup, dan jika
penyebab aksi di tanggal pada atau sebelum tanggal laporan keuangan, maka
perusahaan harus mencatat kewajiban.
2. Garansi
Janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk membuat barang pada
kekurangan uantitas, kualitas, atau kinerja dalam suatu produk. Jika kemungkinan
besar bahwa pelanggan akan membuat klaim garansi dan perusahaan cukup dapat
memperkirakan biaya yang terlihat, perusahaan harus mencatat beban.

Dua metode dasar akuntansi untuk biaya garansi :


a. Metode Dasar Kas
Biaya beban garansi pasa saat terjadinya, karena itu tidak mungkin bahwa
kewajiban telah terjadi, atau tidak dapat cukup memperkirakan jumlah
kewajiban.

b. Metode Dasar Acrual


Mengisi biaya garansi untuk beban usaha pada tahun dijual. Metode ini
disebut sebaga pendekatan garansi beban (berlaku umum)
3. Premi dan Kupon
Tujuan perusahaan menawarkan premi, penawaran kupon, dan potongan harga untuk
merangsang penjualan. Dengan demikian perusahaan harus mengenakan biaya premi
dan kupon untuk dibebankan pada periode penjualan yang mendapatkan keuntungan
dari program tersebut. Umur manfaatnya belum tentu pada periode di mana
perusahaan menawarkan premi. Pada akhir periode akuntansi, banyak penawaran
premiyang mungkin masih beredar dan harus ditebus saat disajikan pada periode
berikutnya. Untuk mencerminkan liabilitas jangka pendek yang ada dan mengaitkan
biaya dengan pendapatan, perusahaan memperkirakan jumlah penawaran premi yang
beredar yang akan ditawarkan pelanggan untuk ditebus. Perusahaan kemudian
membebankan biaya penawaran premi ke beban premi. Hal ini mengkreditkan
kewajiban yang beredar ke suatu akun liabilitas premi.

4. Provisi Lingkungan
Pada banyak industri, konstruksi dan operasi aset berumur panjang melibatkan
kewajiban untuk menghentikan aset tersebut. Secara hukum, wajib membongkar dan
melepaskan peralatan tersebut pada akhir umur manfaatnya. .
Pengakuan Akuntansi Liabilitas Lingkungan
Perusahaan harus mengakui liabilitas lingkungan (environmental liability) ketika
memiliki kewajiban hukum sehubungan dengan tidak terpakainnya aset jangka
panjang dan saat aset dapat diestimasi secara wajar dengan jumlah liabilitas.
Peristiwa yang Menimbulkan Kewajiban
Contoh kewajiban hukum yang mewajibkan pengakuan atas liabilitas, tetapi tidak
terbatas, diantaranya adalah :
1. Melakukan decommissioning fasilitas nuklir.
2. Membongkar, memulihkan, dan reklamasi properti minyak dan gas bumi.
3. Biaya legal, reklamasi, dan pembersihan fasilitas penambangan tertentu.
4. Biaya legal dan biaya penampungan tempat pembuangan akhir.
Untuk memperoleh manfaat dari aset jangka panjang ini, perusahaan pada umumnya
berkewajiban untuk menanggung biaya yang terkait dengan penghentian penggunaan
aset, apakah perusahaan memperkerjakan pihak lain untuk melakukan kegiatan
penghentian atau melakukan kegiatan dengan tenaga kerja dan peralatannya sendiri.
Liabilitas lingkungan menimbulkan berbagai pola pengakuan.

Pengukuran. Perusahaan pada awalnya mengukur liabilitas lingkungan dengan


estimasi terbaik atas biaya masa depan. Perkiraan tersebut harus mencerminkan
jumlah yang akan dibayarkan perusahaan di pasar aktif untuk menyelesaikan
kewajibannya (nilai wajar). Sementara pasar aktif tidak ada untuk sebagian besar
liabilitas lingkungan, perusahaan harus memperkirakan nilai wajar berdasarkan
informasi terbaik yang tersedia. Sebagai alternatif, perusahaan dapat menggunakan
teknik nilai sekarang untuk memperkirakan nilai wajar.

Pengakuan dan Alokasi, untuk mencatat liabilitas lingkungan dalam laporan


keuangan, perusahaan memasukkan biaya yang terkait dengan liabilitas lingkungan
dalam jumlah tercatat aset jangka panjang yang terkait, dan mencatat liabilitas dalam
jumlah yang sama. Perusahaan mencatat biaya lingkungan sebagai bagian dari aset
terkait karena biaya ini terkait dengan pengoperasian aset dan diperlukan untuk
menyiapkan aset tersebut untuk tujuan penggunaanya. Oleh karena itu, aset spesifik
(tambang, lokasi pengeboran, lokasi tenaga nuklir) harus ditingkatkan karena manfaat
ekonomik masa depan berasal dari penggunaan aset produktif ini. Perusahaan tidak
boleh mencatat biaya lingkungan yang dikapitalisasi dalam akun terpisah karena tidak
ada manfaat ekonomik masa depan yang dapat dikaitkan dengan biaya ini sendiri.
Pada periode berikutnya, perusahaan mengalokasikan biaya perolehan aset sebagai
beban selama periode umur manfaat aset terkait. Perusahaan dapat menggunakan
metode garis lurus untuk alokasi ini, dan juga alokasi sistematisdan rasional lainnya.

5. Provisi Kontrak Memberatkan


Kontrak memberatkan (onerous contract) adalah kontrak dimana “ biaya yang tidak
dapat dihindari untuk memenuhi kewajiban melebihi manfaat ekonomik yang
diharapkan akan diterima”. Contoh kontrak yang memberatkan adalah kerugian yang
diakui pada komitmen pembelian yang tidak dapat dibatalkan dan tidak
menguntungkan terkait dengan intem persediaan. Biaya yang diharapkan harus
mencerminkan biaya neto terendah atas pemutusan kontrak, yaitu yang lebih rendah
dari (1) biaya untuk memenuhi kontrak, atau (2) kompensasi atau denda yang timbul
karena kegagalan untuk memenuhi kontrak.

6. Provisi Restrukturisasi
Akuntansi untuk provisi restrukturisasi (restructuring) masih kontroversial. Ketika
perusahaan membuat keputusan untuk merestrukturisasi sebagian dari operasinya,
perusahaan memiliki gpdaan untuk mengenakan biaya sebanyak mungkin terhadap
provisi ini, alasannya : banyak yang percaya bahwa analis sering mengabaikan biaya
ini karena bukan bagian dari operasi yang dilanjutkan sehingga agak tidak relevan
dalam menilai kinerja keseluruhan perusahaan.
Disisi lain, perusahaan terus mengalami perubahan, dan apa yang merupakan
restrukrisasi sering kali sulit untuk dinilai. Satu hal yang pasti perusahaan seharusnya
tidak diizinkan untuk menyediakan kerugian operasi dimasa depan pada periode
berjalan saat memperhitungkan biaya rekonstrukturisasi. Perusahaan tidak boleh
mengenakan biaya operasi dalam klasifikasi biaya restrukturisasi.
IFRS membatasi mengenai kapan provisi restrukturisasi dapat dicatat dan jenis biaya
apa yang dapat dimasukkan dalam provisi restrukturisasi. Restrukturisasi
didefinisikan sebagai
“program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen dan perubahan
material terkait (1) lingkup bisnis yang dilakukan oleh perusahaan; atau (2) cara
menjalankan bisnis tersebut. Contoh restrukturisasi adalah penjualan lini bisnis.

7. Asuransi Diri
Asuransi diri adalah item lain yang tidak diakui sebagai provisi. Asuransi diri (self-
insurance) bukan merupakan asuransi, tetapi resiko asumsi. Perusahaan yang
mengasumsikan risikonya sendiri menempatkan dirinya dalam posisi menaggung
beban atau kerugian pada saat terjadi.

PENGUNGKAPAN TERKAIT PROVISI

Perusahaan harus memberikan rekonsiliasi atas saldo awal dan akhir untuk setiap kelas
provisi utama, mengidentifikasi apa yang menyebabkan perubahan selama periode tersebut.
Provisi harus dijelaskan dan perkiraan waktu dari arus keluar diungkapkan. Pengungkapan
tentang ketidak pastian terkait dengan arus keluar yang diharapkan serta penggantian yang
diharapkan seharusnya diberikan.

KONTINJENSI

IFRS menggunakan istilah “kontinjensi” untuk liabilitas dan aset yang tidak diakui
dalam laporan keuangan.

A. LIABILITAS KONTINJENSI
Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena merupakan:
1. Kewajiban yang belum dipastikan sebagai kewajiban kini
2. Kewajiban kini yang tidak berkemungkinan besar bahwa pembayaran dilakukan
3. Kewajiban kini dimana estimasi yang andal atas kewajiban tersebut tidak dapat
dilakukan

Contoh liabilitas kontinjensi:


1. Perkara pengadilan dimana perusahaan mungkin mengalami kekalahan
2. Jaminan sehubungan dengan kolektabilitas piutang

Pedoman liabilitas kontinjensi

Hasil Probabilitas* Perlakuan Akuntansi


Dilaporkan sebagai
Hampir pasti Setidaknya 90%
liabilitas (provisi)
Kemungkinan besar (lebih mungkin Kemungkinan besar Dilaporkan sebagai
dibandingkan tidak) 51-89% liabilitas (provisi)
Mungkin tapi tidak kemungkinan Memerlukan
5-50%
besar pengungkapan
Tidak memerlukan
Jauh kemungkinan Kurang dari 5%
pengungkapan
*dalam praktiknya, presentase untuk hampir pasti dan jauh kemungkinan bisa saja berbeda
dengan presentase yang disajikan disini

Kecuali kemungkinan adanya arus keluar dalam penyelesaian yang jauh dari
kemungkinan, perusahaan harus mengungkapkan liabilitas kontinjensi pada akhir
periode pelaporan, memberikan deskripsi singkat tentang sifat liabilitas kontinjensi dan,
jika memungkinkan:

1. Estimasi pengaruh keuangannya


2. Indikasi ketidakpastian terkait dengan jumlah atau waktu setiap arus keluar
3. Kemungkinan penggantian

B. ASET KONTINJENSI

Aset kontinjensi adalah aset yang mungkin timbul dari kejadian masa lalu dan
keberadaannya akan dikonfirmasi dengan terjadinya atau tidak terjadinya kejadian tidak
pasti di masa yang akan datang dimana kejadian tersebut tidak sepenuhnya berada dalam
pengendalian perusahaan. Aset kontinjensi tidak diakui pada laporan posisi keuangan.

Aset kontinjensi pada umumnya adalah:

1. Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, donasi, atau bonus


2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah dalam sengketa pajak
3. Kasus pengendalian tertunda yang kemungkinan besar hasilnya menguntungkan

Pedoman aset kontinjensi


Hasil Probabilitas* Perlakuan Akuntansi
Dilaporkan sebagai aset
Hampir pasti Setidaknya 90%
(tidak ada kontinjensi)
Kemungkinan besar (lebih mungkin Kemungkinan besar
Pengungkapan
dibandingkan tidak) 51-89%
Mungkin tapi tidak kemungkinan Tidak memerlukan
5-50%
besar pengungkapan
Tidak memerlukan
Jauh kemungkinan Kurang dari 5%
pengungkapan
*dalam praktiknya, presentase untuk hampir pasti dan jauh kemungkinan bisa saja berbeda
dengan presentase yang disajikan disini

Penting agar pengungkapan aset kontinjensi tidak memberikan indikasi yang


menyesatkan tentang kemungkinan laba yang timbul.

PENYAJIAN DAN ANALISIS

A. PENYAJIAN LIABILITAS JANGKA PENDEK


Dalam praktiknya, liabilitas jangka pendek biasanya dicatat dan dilaporkan
dalam laporan keuangan dengan keseluruhan nilai jatuh temponya. Oleh karena
jangka waktunya yang biasanya kurang dari satu tahun, selisih antara nilai sekarang
dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar. Profesi menerima selisih tidak material
atas kelebihan liabilitas yang timbul.
Dalam liabilitas jangka pendek, perusahaan dapat menyajikan akun dalam
urutan jatuh tempo, jumlah, atau preferensi likuidasi. Perincian informasi tambahan
mengenai liabilitas jangka pendek harus cukup untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan penuh. Perusahaan harus secara jelas mengidentifikasi liabilitas yang
dijamin, serta menunjukkan aset terkait yang dijadikan agunan. Jika tanggal jatuh
tempo liabilitas dapat diperpanjang, perusahaan harus mengungkapkan perinciannya.
Perusahaan tidak boleh menyaling hapus liabilitas jangka pendek dengan aset yang
akan digunakan untuk likuidasi. Terakhir, bagian lancar dari utang jangka panjang
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek.

B. ANALISIS LIABILITAS JANGKA PENDEK


Untuk menilaI likuiditas, analisis menggunakan beberapa rasio dasar seperti
arus kas neto yang dihasilkan oleh aktivitas operasi terhadap liabilitas jagka pendek,
dan rasio perputaran untuk piutang dan persediaan. Dua rasio lain yang digunakan
untuk memeriksa likuiditas adalah
1. Rasio Lancar (current ratio)  rasio total aset lancar terhadap total liabilitas
jangka pendek. Rumusnya:
aset lancar
rasio lancar=
liabilitas jangka pendek
Rasio lancar yang memuaskan adalah tidak menyediakan informasi mengenai
bagian dari aset lancar yang dikaitkan dengan persediaan yang tidak terlalu ketat.
2. Rasio Cepat (acid test ratio)  berkaitan total liabilitas jangka pendek dengan
kas, investasi jangka pendek, dan piutang. Menghilangkan persediaan, bersama
dengan biaya dibayar dimuka, dari jumlah aset lancar dapat memberikan
informasi yang lebih baik untuk kreditor jangka pendek. Rumusnya:
( kas+investasi jangka pendek + piutang neto)
Acid test ratio=
liabilitas jangka pendek

Anda mungkin juga menyukai