LATIHAN PPH PASAL 21 KARYAWAN TETAP dan TIDAK TETAP.

1. Maskardi status K/2, dalam tahun 2019 memberikan jasa renovasi gedung kantor milik PT
Abadi. Nilai borongan renovasi gedung tersebutsebesar Rp 1.200.000,00 termasuk material dan
ongkos tenaga kerja, yang dibayar setiap bulan mulai bulan Mei s/d Oktober 2019.Untuk
merenovasi gedung tersebut Maskardi mempekerjakan tenaga harian lepas dengan upah
masing masing petugas sebesar Rp 200.000,00 perhari. Renovasi selesai dalam waktu 6 bulan
dan setiap pekerja bekerja selama 24 hari setiap bulan. Sedangkan pembelian material yang
digunakan untuk renovasi tersebut senilai Rp 500.000,00. Maskardi telah mempunyai NPWP dan
mempunyai penghasilan lain.Hitung Pph pasal 21 yang dipotong oleh PT Abadi dan Maskardi.

2. Soleh, TK/0, mulai bekerja pada PT Abadi bulan Desember 2019 sebagai tenaga harian lepas
dengan upah satuan untuk memindahkan stock barang.Dalam bulan Desember 2019 ia bekerja
selama 15 hari dan dapat memindahkan 300 batang besi dengan upah sebesar Rp 30.000,00
untuk setiap batang besi. Hitung PPh pasal 21 yang dipotong atas penghasilan Sol

3. Novita, belum menikah adalah tenaga harian lepas yang menerima upah harian dari PT Abadi.
Dalam bulan Oktober 2019 Novita bekerja selama 20 hari kerja dengan mendapat uang harian
sebesar 250.000,00 perhari.Novita belum punya NPWP Hitung Pph pasal 21 yang dipotong PT
Abadi.

4. Dan Wayne WNA Swiss ,kontrak kerja di PT Abadi sebagai teknisi mesin selama 4 bulan , t.m.t
¼-2019 s/d 31/8 -2019 Status sudah menikah,membawa serta istri dan anaknya seorang (usia
12 tahun) ke Indonesia.. Setiap bulan menerima gaji Rp 50.000.000,00 dan tunjangan
pengobatan Rp 1.000.000,00 , fasilitas rumah tinggal dan kendaraan perusahaan yang boleh
dibawa pulang.Mendapat penggantian untuk pemeliharaan rumah mobil R 600.000,00 (tidak
masuk daftar gaji)
5. Ratna, status kawin, tidak ada tanggungan keluarga, berhenti bekerja pada PT Abadi pada akhir
Desember 2018 .Mendapat pesangon sebesar Rp 70.000.000,00 yang diterima bersamaan
dengan diterimanya gaji terakhir Desember,pada tanggal 2 Januari 2019. Dalam tahun 2018
tiap bulan menerima gaji pokok Rp 7.000.000,00, Tunjangan Jabatan 20% dari gaji, dibayarkan
premi JAKK Rp 130.000,00, premi JAK Rp 100.000,00 , Iuran JHT dibayar perusahaan 3.7% dari
gaji dan ditanggung oleh Ratna 2% dari gaji.
6. Ranti, status kawin adalah agen sebuah perusahaan MLM dibidanng obat obatan herbal.Pada
awal Juli 2019 menerima komisi penjualan senilai Rp 20.000.000 , pada awal Oktober
memperoleh komisi lagi senilai Rp 40.000.000. Ranti sudah menyerahkan ke perusahaan
identitas diri berupa KTP dan KK..Hitung PPh pasal 21 yang dipotong atas komisi tersebut.

7. Rahadian adalah seorang perantara penjualan rumah ,dalam tahun 2019 besarnya komisi yang
diterima dari Tuan Ahmadi (pengusaha) senilai Rp 45.000.000 dan PT Karya senilai Rp
60.000.000. Hitung besarnya PPh pasal 21 atas komisi yang diterimanya.

8. Dr Sahala adalah seorang dokter yang berpraktek di RD Santosa Atas jasa tersebut yang
diberikan dr Sahala mendapat bagian 75% dan 25% nya merupakan bagian rumah sakit dari fee
yang dibayar pasien..Dr Sahala (K/1) baru mulai praktek di RS Santosa bulan agustus 2019. Data
penerimaan pembayaran dari pasien untuk bulan Agustus sampai Desember adalah sbb :
- Bulan Agustus……………………………..Rp 6.000.000
- Bulan September…………………………Rp 10.000.000
- Bulan Oktober……………………………..Rp 12.000.000
- Bulan November…………………………. Rp 15.000.000
- Bulan Desember …………………………..Rp 18.000.000 Hitung PPh pasal 21 yang dipotong atas
penghasilan dr Sahala
9. Faisal SE adalah seorang komisaris di PT Bandung Indah yang bukan pegawai tetap. Dalam
tahun 2019 pada tanggal 15 Desember menerima honorarium sebesar Rp 70.000.000 .Hitung Ph
pasal 21 atas honorarium yang diterimanya.

10. Ir Hambali adalah seorang arsitek yang mengerjakan suatu proyek selama 7 bulan. Adapun fee
yang diterimanya dalam tahun 2019 adalah sbb : bulan Mei 2019 menerima Rp 30.000.000,
bulan Juli menerima Rp 30.000.000 dan bulan Oktober Rp 40.000.000. Hitung PPh pasal 21 atas
penghasilannya .