Anda di halaman 1dari 8

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763

http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

ANALISIS TOKSIKOLOGI FORENSIK : KASUS KEMATIAN


AKIBAT PENGGUNAAN PROPOFOL

Ida Ayu Putu Surya Dewi1, Ni Made Widi Astuti1,2,


Pande Made Nova Armita Sari1,2
1
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik
Universitas Udayana
2
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Udayana
E-mail: suryadewi154@yahoo.co.id

ABSTRACT
Some newspapers (mostly forensics) report cases of abuse, accidental overdoses or criminal
purposes with propofol. Propofol is a drug that can reduce anxiety and stress, leading to relaxation
and sleep or loss of consciousness. Suicides and intentional and unintentional killings related to the
use of propofol have been widely reported. A number of analytical methods have been used to detect
and measure the concentration of propofol in biological specimens. Forensic toxicology analysis of
death cases related to the use of propofol is carried out from the process of preparing samples
(biological specimens), conducting screening tests, ascertainment tests, determination, and
interpretation of data.
Keywords: forensic toxicology analysis, propofol, death

PENDAHULUAN
Propofol merupakan salah satu interaksi reseptor GABAA yang
obat yang berfungsi hipnosis yang digunakan untuk induksi anestesi dan
harus diberikan melalui jalur sedatif pada unit perawatan intensif.
intravena dan memiliki masa kerja Propofol merupakan anestesi yang
singkat. Propofol merupakan obat sering digunakan karena memiliki
yang dapat mengurangi anxietas dan aksi yang cepat dan umumnya dikenal
tegangan, dan memicu relaksasi dan aman untuk anestesi maupun sedasi
tidur atau kehilangan kesadaran. [1]. Propofol sedikit larut dalam air
Karena itulah, pemberian propofol dengan pH sekitar 6-8,5. Propofol
harus diberikan hanya oleh ahli medis memiliki nama kimia 2,6-
terlatih dan dengan fasilitas diisopropilfenol. Zat anastesi yang
monitoring yang memadai untuk berinteraksi dengan reseptor Gamma
memantau jalan napas, tekanan darah Amino Butyric Acid (GABA) ini
dan irama jantung. Hal ini disebabkan diperkenalkan di Amerika Serikat
karena propofol dapat menyebabkan pada tahun 1989. Propofol popular
apnea (henti napas) sementara dan karena mempunyai onset kerja yang
vasodilatasi yang menyebabkan cepat, durasi singkat, akumulasi obat
turunnya tekanan darah. minimal dan kualitas pulih sadar baik
Propofol (2,6-diisopropilfenol) tanpa sakit kepala dan gejala sisa
adalah obat sedatif hipnotik melalui psikomotor minimal. Propofol

68
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

mempunyai sifat antiemetik serta senyawa propofol melalui aspek


efektif memperpanjang sedasi pasien analisis toksikologi forensic yang
dalam kondisi kegawatdaruratan. meliputi uji penapisan, uji konfirmasi,
Oleh karena itu, propofol menjadi dan uji determinasi. Selain itu dalam
pilihan para ahli anastesi untuk penanganan kasus kematian juga
induksi anestesi. Dosis sub-anestetik perlu memperhatikan aspek
dari propofol menunjukkan sifat farmakokinetik dan farmakologi dari
antiemetik dan dapat digunakan untuk penggunaan senyawa yang diduga
mengobati mual dan muntah pasca sebagai penyebab kematian.
operasi.
KASUS KEMATIAN AKIBAT
PENGGUNAAN PROPOFOL
Penyalahgunaan propofol sering
menyebabkan kematian karena
onsetnya yang cepat menyebabkan
ketidaksadaran dan apnea setelah
Gambar 1. Struktur Kimia Propofol diinjeksikan. Tiga puluh tujuh persen
dari 38 kasus pelanggaran yang
Sejak 1992, beberapa surat kabar dipublikasikan antara tahun 1992 dan
(terutama forensik) melaporkan kasus 2007 adalah kematian akibat
pelecehan, overdosis tidak sengaja penyalahgunaan propofol. Mayoritas
atau bunuh diri atau tujuan kriminal kematian terkait propofol ini adalah
dengan propofol. Analisis propofol akibat overdosis yang tidak disengaja
penting baik dalam kedokteran klinis atau bunuh diri yang disengaja. Hal
maupun toksikologi forensik. yang menarik dari beberapa kasus
Berbagai metode telah dilaporkan adalah kadar propofol dalam darah
untuk kuantifikasi propofol dalam pada sebagian besar kematian terkait
plasma atau darah: kromatografi gas- propofol berada dalam atau di bawah
spektrometri massa (GC-MS) dengan kisaran terapeutik (1,3-6,8 µg⁄mL),
derivatisasi dan kromatografi cair menunjukkan bahwa mekanisme
kinerja tinggi (HPLC) dengan UV kematian kemungkinan karena
atau deteksi fluoresensi. Selain itu, depresi pernapasan yang selanjutnya
beberapa analisis propofol dalam mengalami hipoksia [3].
plasma menggunakan metode Sebagian besar, kasus
kromatografi cair / spektrometri penyalahgunaan propofol ini
massa (LC-MS) atau cair- melibatkan penggunaan obat dengan
kromatografi / spektrometri massa tujuan untuk menghilangkan stress
tandem (LC-MS/MS) juga telah dan mengurangi insomnia.
dilaporkan [2]. Penggunaan propofol secara terus
Sebagai seorang toksikolog menerus dapat menyebabkan
forensik, diperlukan suatu terjadinya ketergantungan terhadap
kompetensi untuk dapat menangani obat. Ciri-ciri pengguna yang
kasus kematian akibat keracunan memiliki ketergantungan terhadap
yang diduga disebabkan oleh penggunaan propofol dalam aspek
69
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

psikologis yang dialami setelah diambil sampel darah, urine, empedu,


diinjeksikan yaitu umumnya terjadi otak dan hati. Analisis pada kasus ini
euforia, hilangnya stres dan perasaan menggunakan metode GC-MS dan
tegang, sering berkhayal dan GC-MS/TOF yang membuktikan
bermimpi, serta terjadi dis-inhibisi bahwa senyawa yang terlibat adalah
seksual. Efek propofol ini propofol [5].
menyebabkan keinginan obat dan Selain kasus bunuh diri, terdapat
kehilangan kontrol atas jumlah dan pula beberapa kasus pembunuhan
frekuensi obat yang diinjeksikan serta terkait propofol. Seorang wanita 24
penggunaan propofol yang terus- tahun ditemukan tewas di rumahnya
menerus meskipun terdapat pada 2005 di dekat Gainesville,
konsekuensi yang merugikan. Florida dan ditemukannya pula jarum
Kematian akibat kecelakaan atau suntik dan dua botol propofol kosong
kesalahan dalam penggunaan ditemukan di dalam tas plastik di
propofol juga dilaporkan. Dilaporkan sebelah tempat sampah yang terletak
bahwa seorang perawat ICU laki-laki di luar rumahnya. Otopsi
berusia 26 tahun ditemukan tewas di menunjukkan adanya luka tusukan
apartemennya dan disekitarnya tepat di fossa antecubital kiri dengan
terdapat beberapa botol propofol yang perdarahan subkutan. Analisis
kosong dan/atau sebagian masih toksikologis mendeteksi propofol
berisi sediaan propofol, serta dalam darah (4,3 µg⁄mL). Pemeriksa
ditemukan dua jarum suntik. medis menyimpulkan bahwa
Pemeriksaan luar menunjukkan kematian wanita itu adalah
beberapa bekas luka bekas luka di pembunuhan yang disebabkan oleh
lengan, pergelangan tangan, dan pemberian propofol dengan dosis
tangannya. Propofol terdeteksi pada yang menyebabkan kematian yang
rambut (1,05 - 3,5 µg⁄g), darah (5,3 diberikan oleh seorang yang ahli
µg⁄mL), urin (5,4 µg⁄mL), otak (7,6 - dalam melakukan injeksi [7].
8,1 µg⁄g), dan hati (27 µg⁄g) dengan
menggunakan metode kromatografi ASPEK FARMAKOLOGI DAN
gas yang dikombinasikan dengan FARMAKOKINETIK
spektrofotometri massa [4]. PROPOFOL
Kasus kematian akibat Propofol umumnya digunakan
penggunaan propofol lainnya yaitu dalam pengaturan rumah sakit di
seorang perawat wanita (41 tahun), seluruh dunia sebagai agen anestesi
ditemukan dalam keadaan duduk dan sedatif secara intravena. Dalam
pada sebuah kursi didekat tempat sebuah survei, ahli anestesi
tidur hotel dan ditemukan 4 vial 10 menggunakan propofol pada 50%
mg/mL dan 2 vial 20 mg/mL propofol pasien yang menjalani operasi
didekat lokasi kejadian lengkap jantung. Obat ini diberikan sebagai
dengan syringe dan needle, serta anestesi umum dengan cara
terdapat bekas suntikan akupuntur menginjeksikan dosis tunggal atau
pada siku kiri, lengan bawah, tangan sebagai dapat pula diberikan dengan
dan kaki, dan pada tahap otopsi, dosis lanjutan melalui infus untuk
70
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

mempertahankan anestesi. Pemberian dikatakan bahwa propofol


propofol ini juga dapat dilakukan diekskresikan dengan cepat setelah
secara injeksi bolus intermiten untuk injeksi dan tidak terakumulasi di
menargetkan tingkat sedasi yang dalam tubuh bahkan pada pasien
diinginkan. Karena menginduksi dengan penyakit ginjal atau hati.
ketidaksadaran dengan cepat dan Adapun aspek farmakokinetik dari
mudah dititrasi, propofol telah propofol meliputi absorpsi, distribusi,
diterima secara luas untuk digunakan metabolisme, dan eliminasi (eksresi)
dalam anestesi. Selain diindikasikan [3].
untuk penggunaan klinis sebagai agen a. Absorpsi
anestesi dan sedasi, propofol juga Propofol sangat bagus diberikan
telah digunakan untuk mengobati secara intravena karena propofol
kejang refrakter (status epilepticus), memiliki ketersediaan hayati oral
migrain refraktori dan sakit kepala yang rendah yang disebabkan oleh
tegang, penarikan alkohol berat, dan first pass effect yang tinggi. Sehingga
telah digunakan untuk memfasilitasi dapat dikatakan bahwa proses
detoksifikasi opiat secara cepat. absorpsi tidak terjadi pada pemberian
Farmakokinetik propofol propofol secara intravena karena
dijelaskan oleh model farmakokinetik propofol langsung masuk ke dalam
tiga kompartemen yaitu kompartemen sistem peredaran darah [3].
pusat (plasma), kompartemen b. Distribusi
distribusi cepat, dan kompartemen Propofol yang diberikan secara
distribusi lambat (kompartemen intravena sangat terikat pada protein
dalam dengan komposemen terbatas). plasma (albumin) dan eritrosit.
Setelah injeksi, propofol dengan cepat Sebesar 50% diduga bahwa propofol
didistribusikan dan diekskresikan. lebih terikat pada eritrosit
Waktu paruh awal propofol adalah 8 dibandingkan dengan protein plasma.
menit, waktu paruh redistribusinya Propofol dapat menembus barrier
yaitu antara 30 hingga 70 menit, dan otak sehingga menyebabkan
waktu paruh eliminasi hingga 23 jam. terjadinya kehilangan kesadaran.
Waktu paruh eliminasi lebih lama Kecepatan induksi propofol
dikarenakan oleh pengembalian bergantung pada beberapa faktor,
propofol yang lambat dari salah satunya adalah faktor curah
kompartemen yang dalam dan tidak jantung pasien dan laju infus. Ketika
berkontribusi secara signifikan dilakukan pemberian propofol
terhadap efek klinis. Propofol secara melalui infus, terjadi proses ditribusi
cepat terkonjugasi di hati menjadi awal yang cepat, kemudian terjadi
glukuronida dan sulfat, yang redistribusi ke dan dari kompartemen
kemudian diekskresikan sebagai distribusi lambat yang disebabkan
senyawa tidak aktif oleh ginjal. oleh kelarutan propofol dalam lemak
Kurang dari 1% diekskresikan yang tinggi. Kompartemen ini
sebagai obat yang tidak berubah memiliki kapasitas besar untuk
dalam urin, dan 2% diekskresikan menyerap propofol, yang
dalam feses. Sehingga dapat
71
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

menghasilkan volume distribusi yang berdasarkan laporan mengenai


sangat besar pada kondisi tunak [3]. penyalahgunaan propofol dan
c. Metabolisme ketergantungan obat tersebut.
Propofol termetabolisme di hati. Berdasarkan beberapa penelitian,
Sebesar 70% propofol terkonjugasi yang memiliki insiden terbesar
menjadi bentuk propofol glukuronida terkena penyalahgunaan obat
oleh uridin 50-difosfat (UDP) terlarang adalah seorang ahli anastesi
glukurononitransferase, dan sekitar karena sangat mudah mendapatkan
29% propofol dihidroksilasi menjadi obat yang sering digunakan sebagai
2,6-diisopropil-1,4-quinol (4-hidroksi terapi klinis ini. Mengevaluasi efek
propofol). Metabolit propofol farmakologi dan patofisiologi
selanjutnya dikonjugasi untuk mengenai intoksikasi propofol
membentuk 4- (2,6diisopropyl-1,4- merupakan tantangan bagi para ahli
quinol) -sulfat, 1- (2,6-diisopropyl- toksikologi dan patologis forensik.
1,4quinol) -glucuronide dan 4- (2,6- Para ahli harus mengutamakan
diisopropyl-1, 4-quinol) glucuronide. pentingnya pemeriksaan toksikologi
Metabolit utama tidak memiliki pada setiap kematian mendadak dari
aktivitas hipnotik. Hati berperan seseorang yang termasuk dalam
sangat efisien dalam proses proses pemeriksaan medikolegal.
metabolisme propofol dan Propofol dapat dideteksi dalam darah
menyebabkan proses metabolisme lengkap, plasma, serum, jaringan,
tersebut bergantung pada pertahanan urin, ASI, rambut, dan napas yang
perfusi hati. Setiap terjadi penurunan dihembuskan.
aliran darah di hati makan secara Dari segi aspek analisis
bersamaan akan menurunkan laju toksikologi forensik, terdapat
metabolisme propofol [3]. beberapa pengujian yang dapat
d. Eliminasi (ekskresi) digunakan untuk analisis kematian
Setelah dimetabolisme, sekitar akibat propofol. Uji skrining dapat
88% propofol diekskresikan dalam dilakukan dengan “general unknown
urin kurang lebih selama 5 hari. test” (pendekatan terbuka) maupun
Kurang dari 0,3% dari propofol yang dengan pendekatan yang dtargetkan.
diberikan langsung diekskresikan. Pendekatan terbuka dengan “general
Propofol juga diekskresikan melalui unknown test” dilakukan apabila
pernafasan. Jumlah propofol yang berdasarkan deskripsi kasus tidak
diekskresikan dengan cara ini sangat didapatkan senyawa spesifik yang
kecil [3]. menjadi target, sementara pendekatan
yang ditargetkan dilakukan apabila
METODE ANALISIS berdasarkan deskripsi kasus
TOKSIKOLOGI FORENSIK ditemukan senyawa spesifik yang
KASUS PROPOFOL menjadi target [8].
Penyalahgunaan propofol dalam Uji konfirmasi atau uji pemastian
dunia forensik belum sepenuhnya ini bertujuan untuk memastikan
dipublikasikan, hanya terdapat identitas analit yang terlibat dalam
beberapa informasi saja yang ada kasus kematian [8]. Berbagai metode
72
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

telah dilaporkan untuk kuantifikasi rendah; Namun, ekstraksi fase padat


propofol dalam plasma atau darah: telah terbukti memperkuat
kromatografi gas-spektrometri massa sensitivitasnya. Baru-baru ini, metode
(GC-MS) dengan derivatisasi dan HPLC dikombinasikan dengan
kromatografi cair kinerja tinggi deteksi spektrometri massa tandem
(HPLC) dengan UV atau deteksi (MS) telah dikembangkan dan
fluoresensi. Selain itu, beberapa divalidasi untuk deteksi propofol
analisis propofol dalam plasma dalam plasma. Analisis menggunakan
menggunakan metode kromatografi GC dengan deteksi ionisasi nyala,
cair / spektrometri massa (LC-MS) deteksi MS, GC kapiler, dan GC
atau cair-kromatografi / spektrometri ruang kepala dengan ekstraksi fase
massa tandem (LC-MS/MS) juga padat juga telah digunakan untuk
telah dilaporkan [2]. kuantifikasi propofol dalam darah dan
Uji LC-MS atau LC-MS/MS plasma.
menawarkan keuntungan yang cukup Pada salah satu analisis kasus
besar dengan kinerja yang kuat yaitu kematian akibat propofol, uji
dari segi kecepatan, selektivitas, konfirmasi yang dilakukan yaitu
sensitivitas dan ketahanan. Penyiapan menggunakan metode GC-MS dan
sampelnya lebih sederhana dan cepat, GC-MS/TOF. Sebelum dilakukan
termasuk proses pengendapan protein analisis menggunakan teknik GC-
dan/atau ekstraksi sebelum analisis MS, dilakukan derivatisasi terlebih
kromatografi. Tujuan dari proses dahulu dengan metode siliasi dengan
tersebut adalah untuk menambahkan reagen penyumbang
mengembangkan dan memvalidasi silil berupa N,O-bis-(Trimetilsilil)
tinggi sederhana dan efisien baru Trifluoroasetamid-Trimetilklorosilan
melalui uji LC-MS untuk kuantifikasi (BSTFA 1%-TMCS). Analisis
cepat propofol dalam seluruh darah dengan derivatisasi ini menunjukkan
manusia, dengan aplikasi besar dalam reprodusibilitas yang rendah, dan
pemantauan klinis pasien atau dalam setelah dilakukan pengembangan
analisis forensik. metode menggunakan GC-MS tanpa
HPLC dengan deteksi ultraviolet derivatisasi diperoleh dua senyawa
(UV), fluoresensi, atau elektrokimia interferen yang terdeteksi dan dapat
biasanya digunakan untuk mengukur mengganggu analisis kuantitatif,
propofol dalam darah lengkap dan yakni asam kaprat dalam sampel
plasma. Persiapan sampel untuk darah dan nikotin dalam sampel urin.
HPLC dan GC membutuhkan Oleh karena itu, dipilih metode GC-
ekstraksi cair-cair atau ekstraksi fase MS/TOF untuk menghasilkan suatu
padat (30). Ekstraksi cair-cair hasil temuan analisis dengan
membosankan dan memakan waktu, menghilangkan dua senyawa
dan sensitivitas dapat dipengaruhi interferen yang terdeteksi pada
oleh interferensi dengan konstituen analisis menggunakan GC-MS.
plasma. HPLC dengan deteksi UV Berdasarkan uji pemastian yang
tidak terlalu sensitif untuk analisis dilakukan dengan menggunakan GC-
kadar propofol dalam darah yang MS dan GC-MS/TOF maka dapat
73
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

disimpulkan bahwa senyawa atau berkisar 24%-30% dan efek ini


analit yang menjadi tersangka yaitu tergantung dosis yang diberikan. Efek
propofol yang dibuktikan dengan ini tentunya akan mempercepat
ditemukannya konsentrasi di darah kematian dengan penggunaan
melebihi dari batas konsentrasi lethal propofol dosis tinggi.
dan ditemukan pula propofol di urine
mengalami hidrolisis [5] KESIMPULAN
Pada interpretasi temuan analisis Propofol (2,6-diisopropilfenol)
pada kasus kematian, seorang adalah obat sedatif hipnotik yang
toksikolog forensik dituntut mampu digunakan untuk induksi anestesi dan
menjawab pertanyaan spesifik seperti sedatif pada unit perawatan intensif.
rute pemakaian toksikan, apakah Propofol sering digunakan karena
konsentrasi toksikan yang ditetapkan memiliki aksi yang cepat dan
cukup sebagai menyebabkan umumnya dikenal aman untuk
kematian, penetapan rute pemakaian anestesi maupun sedasi. Mayoritas
biasanya diperoleh dari analisis kematian terkait propofol ini adalah
berbagai spesimen, dimana pada akibat overdosis yang tidak disengaja
umumnya konsentrasi toksikan yang atau bunuh diri yang disengaja.
lebih tinggi ditemukan di daerah rute Seorang toksikolog forensik,
pemakaian. Propofol secara cepat memerlukan suatu kompetensi untuk
terdistribusi ke dalam jaringan, dan dapat menangani kasus kematian
propofol dapat mengalami fase akibat senyawa propofol melalui uji
distribusi lebih lambat ketika terjadi penapisan, uji konfirmasi, dan uji
konjugasi dihati sebelum dikeluarkan determinasi. Selain itu juga perlu
melalui urine. Konjugat yang tidak diperhatikan aspek farmakokinetik
aktif dari propofol dideteksi di urine dan farmakologi dari penggunaan
sebagai obat yang tidak berubah, senyawa yang diduga sebagai
propofol glucuronide 1-glucuronide, penyebab kematian.
4-glucuronide dan 4- konjugat sulfat
dari 2,6-diisopropil 1,4-quinol [6]. DAFTAR PUSTAKA
Hasil kuantitatif determinasi yang [1] Roussin, A., J. Montastruca, dan
menandakan bahwa kematian terjadi M. Lapeyre-Mestre.
dikarenakan masuknya senyawa Pharmacological and Clinical
propofol dengan ditemukannya Evidences on the Potential for
konsentrasi didarah melebihi dari Abuse and Dependence of
batas konsentrasi lethal [6]. Dalam Propofol: A Review of the
menginterpretasikan hasil temuannya Literature. Fundamental and
seorang toksikolog forensik harus Clinical Pharmacology. 2007.
mengulas kembali efek toksik dan 21: 459–465.
farmakologi yang ditimbulkan oleh [2] Vlase, L., D-S. Popa, C.
analit khususnya pada kasus ini yakni Siserman, D. Zaharia. High-
efek dari propofol. Efek dari propofol throughput toxicological analysis
yakni dapat menyebabkan depresi of propofol in human whole
pernafasan sampai henti nafas blood by LC-MS. Romanian
74
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2019; 9 (2) : 68 – 75 e-ISSN 2657-0815, p-ISSN 1979-1763
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

Journal of Legal Medicine, Vol.


19 (2). 2011.
[3] Levy, Richard J. Clinical Effects
and Lethal and Forensic Aspects
of Propofol. Journal of Forensic
Science, Vol 56. 2011.
[4] Iwersen-Bergmann, S, Rçsner P,
Kuhnau HC, Junge M, Schmoldt
A. Death after excessive propofol
abuse. Int J Legal Med. 2001.
114:248–51.
[5] Procaccianti, P., F. Farè, A.
Argo, E. Casagni, S. Arnoldi, S.
Facheris, G. L. Visconti, G.
Roda, dan V. Gambaro.
Determination of Propofol by
GC/MS and Fast GC/MS-TOF in
Two Cases of Poisoning. Journal
of Analytical Toxicology. 2017.
1-6.
[6] Clark. Analysis Drug and
Poisons. London :
Pharmaceutical Press. 2011.
[7] Kirby, R.R., Colaw J.M.,
Douglas M.M. Death from
Propofol : Accident, Suicide, or
Murder?. Anesth Analg, Vol 108
(4). 2009.
[8] Wirasuta, I M. A. G. Analisis
Toksikologi Forensik dan
Interpretasi Temuan Analisis.
Indonesian Journal of Legal and
Forensic Sciences, Vol. 1(1).
2008.

75
Ida Ayu Putu Surya Dewi, Ni Made Widi Astuti, Pande Made Nova Armita Sari.
Departemen Toksikolgi Forensik, Laboratorium Toksikologi Forensik Universitas Udayana
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai