Pdfslide - Tips Makalah Kendali Mutu
Pdfslide - Tips Makalah Kendali Mutu
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam rangka peningkatan kemajuan pelayanan Rumah Sakit berbagai
upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dimulai dengan
penambahan sarana, prasarana, peralatan kerja, sesuai dengan kemampuan
kerja, sesuai dengan kemampuan pemerintah (Depkes), serta peningkatan
kesadaran, kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan. Perlu disadari
bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat, tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatan pun
meningkat, di lain pihak pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik dibidang
diagnostik maupun pengobatan akan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan hak
tersebut maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh laboratoruim
Rumah Sakit akan semakin penting.
Rumah Sakit akan terpacu untuk memenuhi dan memberikan
pelayanan sesuai dengan pedoman dan standar yang ditetapkan sehingga mutu
pelayanan pun dapat dipertanggung-jawabkan. Undang undang No.23/1992
tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, sebagai penjabaran dariundang-
undang tersebut, salah satunya yaitu Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pelayanan Medik Nomor HK.006.06.3.5.00788 Tahun 1995 tentang
PelaksanaanAkreditasi antara lain:
1. Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengukuran yang diberikan
kepada Rumah Sakit oleh badan yang berwenang (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lain/KARS) karena telah
memenuhi standard yang telah ditentukan.
2. Khusus untuk akreditasi pelayanan laboratorium Klinik Rumah Sakit
agar memenuhi standard dan kriteria yang telah ditetapkan, perlu
adanya petugas pengelola laboratorium yang terlatih manajemennya,
teknis pelayanan yang sistematis dengan petugas yang professional
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam skala internasional, akreditasi laboratorium yang menggunakan
standard ISO/IEC Guide 17025:1999 untuk laboratorium penguji, dan ISO
15189:2003 untuk laboratorium medis/klinis, juga mewajibkan laboratorium
mengikuti Uji Profisiensi. Uji Profesiensi adalah “penentuan unjuk kerja
penguji laboratorium dengan cara membandingkan” atau“determination of
laboratory testingperformance by means of interlaboratory comparisons”
yang
tertuang dalam ISO Guide 43:1997,(Proficiency testing by interlaboratory
comparisons).
Salah satu program pengendalian mutu laboratorium adalah
pemantapan mutu laboratorium intra laboratorium (pemantapan mutu
internal). Tujuan pelaksanaan pemantapan mutu internal laboratorium adalah
mengendalikan hasil pemeriksaan laboratorium tiap hari dan untuk
mengetahui penyimpangan hasil laboratorium untuk segera diperbaiki.
Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapan mutu internal laboratorium
antara lain mutu presisi maupun akurasi hasil laboratorium akan meningkat,
kepercayaan dokter terhadap hasil laboratorium akan meningkat. Hasil
laboratorium yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan dalam
penatalaksanaan pengguna laboratorium. Manfaat lain yaitu pimpinan
laboratorium akan mudah melaksanakan pengawasan terhadap hasil
laboratorium. Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan
membawa pengaruh pada moril karyawan yang akan akhirnya akan
meningkatkan disiplin kerja di laboratorium tersebut (PATELKI,2006).
Masyarakat pengguna jasa laboratorium klinik, baik dokter maupun
pasien, kadangkala bertanya tentang cara memilih laboratorium yang selain
bekerja cepat dan tepat waktu, hasilnya pun dapat dipercaya. Masalah saat ini
bahwa kesadaran dalam melaksanakan pemantapan kualitas masih terbatas
pada keikutsertaan dalam program pemantapan mutu eksternal, dan belum
seluruhnya melakukan pemantapan mutu internal laboratorium (HKKI & PDS
PATKLIN, 1995).
Pemantapan Mutu Internal Laboratorium masih belum diketahui
bagaimana pelaksanaannya di masing - masing Laboratorium Klinik di kota
Banjarbaru. Menurut pendapat beberapa dokter umum pengguna jasa
laboratorium Rumah Sakit di Banjarbaru , mereka kadang meragukan
ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium tertentu, sehingga tidak jarang untuk
meminta pemeriksaan ulang terhadap pemeriksaan tersebut atau melakukan
cross check pada laboratorium lainnya. Menurut beberapa pengguna jasa yang
telah menggunakan pelayanan laboratorium swasta, kadang mereka tidak puas
dengan hasil pemeriksaan laboratorium karena tidak jarang mereka diminta
oleh dokter bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan lagi pada
laboratorium yang dianggap lebih baik.
Untuk dapat meyakinkan bahwa laboratorium memiliki kemampuan
teknis dalam menghasilkan data hasil uji yang akurat dan handal sehingga
memberikan kepercayaan pada pengguna jasa, laboratorium klinik swasta
sebaiknya mampu menetapkan manajemen mutu laboratorium sebagai hasil
analisis laboratorium yang dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu kegiatan terpenting dalam meningkatkan mutu laboratorium
yaitu dengan melakukan pemantapan mutu, istilah pemantapan mutu
merupakan pembakuan dari quality control. Dalam proses pengendalian mutu
laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik
dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam
pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih
cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang
mendapat perhatian.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kendali mutu dalam pra analitik ?
2. Apa saja pedoman yang terkait dengan kegiatan pra analitik?
3. Bagaimana prosedur pengambilan spesimen?
4. Apa saja SOP yang terkait dengan kegiatan pra analitik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kendali mutu dalam pra analitik
2. Untuk mengetahui adanya pedoman yang terkait dengan kegiatan pra
analitik
3. Untuk mengetahui prosedur pengambilan spesimen
4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya SOP yang terkait dengan kegiatan pra
analitik
D. Manfaat
1. Bagi Instansi Terkait
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan laboratorium.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan
3. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi tentang mutu dan kualitas pelyanan
laboratorium yang baik dan benar.
BAB II
PROFIL LABORATORIUM
A. SEJARAH INSTANSI
Nama Perusahaan / Pemrakarsa : RSU Mawar Banjarbaru
Jenis Badan Hukum : CV. PANASEA MAWAR
Alamat Perusahaan / Pemrakarsa : Jl. Panglima Batur No.52 Banjarbaru
Nomor Telepon : 0511- 4780717
Nomor Fax : 0511- 4774152
Status Pemodalan : Milik Perseorangan
Bidang Usaha dan atau kegiatan : Jasa Pelayanan Kesehatan
Penanggung Jawab / Direktur : Dr.Suwandi Yapari, MARS
Hematologi :
Golongan Darah :
- ABO
- Glukosa puasa
- Glukosa 2 J PP
- Glukosa Sewaktu
Liver :
- SGPT
- SGOT
- Cholinesterase
- Gamma GT
- Alkali fosfatase
- Bilirubin Total
- Bilirubin direk
- Bilirubin Indirek
- Protein
- Albumin
- Globulin
Lemak Darah :
- Kolesterol
- LDL
- HDL
- Trigliseride
Jantung :
- EKG
Ginjal :
- Asam Urat
- BUN / Urea
- Kreatinin
Imunologi Hepatitis :
- HbsAg dg Card/Stik
- Anti HBs
Urinalisa :
- Urin rutin
Analisa Feses :
- Feses rutin
Infeksi :
BAB III
METODE SURVEI
1. Subjek
Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang
diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa
Indonesia, 1989: 862). Adapun subyek penelitian dalam observasi ini
adalah kegiatan pra analitik yang dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit
Mawar.
2. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam survei adalah kuesioner dan wawancara
3. Responden
Responden dalam survei ini adalah Analis kesehatan tetap yang bekerja di
Laboratorium Rumah Sakit Mawar.
4. Tempat dan Waktu Survei
Survei dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit Mawar. Waktu survei
pada tanggal 26 september 2014.
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
B. PEMBAHASAN
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan
penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya
yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan
pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan
proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar
61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan
kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra
laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan
spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan
penyimpanan spesimen.
Pra analitik merupakan tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat
menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra
Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel,
perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan.
a) Persiapan pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien atau saat pasien datang ke Laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan. Dokter dibantu oleh tenaga Analis kesehatan
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus
dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak
menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis
tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang
diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil
laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan
penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi
bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan
baik.
e) Penyimpanan spesimen
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen
akan dikirim ke laboratorium lain
Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan
stabilitasnya
Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator
Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa
kali dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa.
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar,
suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum,
maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
Memberi bahan pengawet pada spesimen sesuai dengan jenis pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari keseluruhan proses tersebut, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki
Laboratorium Klinik Panasea Mawar diantaranya adalah penyediaan katalog
pemeriksaaan, SOP, pedoman-pedoman serta khusus.
SARAN