Anda di halaman 1dari 12

FISIKA DASR

MAKALAH HUKUM STOKES

DISUSUN OLEH
Astiya Luxfi Rahmawati 26020115120033
Ajeng Rusmaharani 26020115120034
Annisa Rahma Firdaus 26020115120035
Eko W.P.Tampubolon 26020115120036
Eva Widayanti 26020115120045
Ema Septiani 26020115120046
Yonana Alodea Christy 26020115120047
Aldila Hawandaru D 26020115120052
Muhammad Ravian Wiraputra 26020115140073

ILMU KELAUTAN A
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN AN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Salah satu perbedaan antara jalan di dua tempat tersebut aalah ketika sobat
berjalan di
alam kolam renang rasanya akan lebih berat . Apa sebabnya ? Karena ada gesekan
antara kaki
dan badan kita engan fluia statis( air dalam kolam renang). Dari gesekan tersebut
timbul gaya
gesek atau gaya hambat, yang diteliti lebih lanjut oleh seorang ahli fisika asal
inggris bernama
Sir George Stokes satu setengah abad yang lampau(1845 M). Hukum stokes
adalah satu dari
berbagai solusi persamaan umum Navier-Stokes yang be;lum terselesaikan.
Kemungkinan
persamaan umum tersebut adalah satu-satunya persamaan pada tingkat Mekaniuka
Newtonian
atau fisika klasik yang belum terselesaikan.

Utamanya persamaan Navier-Stokes aalah persamaan differensial yang


menggambarkan
gerak tingkah fluida. Persamaan ini diturunkan dari penggunaan hukum ke-
2Newton terhadap
elemen fluida . Persamaan ini diturunkan dari penggunaan boy forces (gaya yang
melingkupi
seluruh volume benda), tekanan, dan gaya viskos. Hasil dari persamaan tersebut
sangat sulit
diselesaikan karena merupakan persamaan difrensial parsial yang tidak linier.

Secara umum, diperlukan beberapa asumsi ketika persamaan Navier-Stokes akan


dapat
digunakan. Stokes kemudian mengajukan solusi engan asumsi bahwa gaya
inersial adalah
teramat kecil an dapat diabaikan dibandingkan gaya viskos, yang mana ruas-ruas
berorde tinggi
(higher order terms) dapat dihilangkan , menghasilkan persamaan linier yang dapat

diselesaikan . Asumsi tambahan lain adalah partikel berupa bola padat, aliran
incompressible,
tidak adanya dinding atau partikel berdekatan , gerakan adalah konstan, dan
kecepatan fluida di
permukaan partikel adalah nol.

II. TUJUAN

1. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi gaya stokes


2. Dapat memahami penerapan hukum stokes
3. Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 HUKUM STOKES

Suatu benda jika dilepaskan dalam fluida dengan kekentalan tertentu maka benda

tersebut akan mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan derajat kekentalan dari
cairan / liquid
tersebut. Derajat kekentalan suatu cairan / liquid dikenal dengan sebutan
viskositas. Besar gaya
gesekan pada benda yang bergerak dalam fluida disamping bergantung pada
koefisien kekentalan
juga bergantung pada bentuk bendanya. Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya
gesekannya
oleh fluida dapat dirumuskan sebagai berikut

F = -6. π η r.v ………………………….(1)

Dimana :

F = gaya gesekan yang bekerja pada bola

η = koefisien kekentalan dari fluidaη

r = jari-jari bola

v = kecepatan relative bola terhadap fluida

Persamaan 1 ini dikenal sebagai hukum Stokes dan dalam penerapannya


memerlukan
beberapa syarat sebagai berikut :

1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (Ukurannya jauh lebih besar dari paa ukuran
2. Tidak
bola ) terjadi aliran turbulensi di dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak besar, sehingga aliran fluida masih bersifat laminar.
Jika sebuah bola padat rapat masanya ρ dan berjari-jari r dilepaskan tanpoa kecepatan

awal doi dalam zat cair kental yang massanya ρo ( ρ > ρo) , bola mula- mula akan

mendapat percepatan karena gaya berat dari bola dan percepatan ini akan
memperbesar
kecepatan bola. Bertambah besar kecepatan bola, menyebabkan gaya stokes
bertambah
besar juga. Sehingga pada suatu saat akan terjadi keseimbangan diantara gaya
gaya yang
bekerja pada bola . Kesetimbangan daya-daya ini menyebabkan bola bergerak
lurus
beraturan , yaitu bergerak dengan kecepatan yang tetap. Kecepatan yang tetap ini
disebut
kecepatan akhir atau kecepatan terminal dari bola.

Setelah gaya-gaya pada bola setimbang , kecepatan akhir v dari bola dapat
iturunkan
sebagai berikut :

2
2 r g ( ρ− ρo )
v=

Dengan: T : waktu jatu h bola dalam menempu h jarak d

d: jarak jatuh yang ditempuh bola

ρ : massa jenis bola

ρo : massa jenis cairan uji


2.2 PENERAPAN HUKUM STOKES

Hukum stokes adalah satu dari berbagai solusi persamaan umum Navier-Stokes
yang
belum terselesaikan. Kemungkinan persamaan umum tersebut adalah satu-satunya
persamaan
pada tingkat Mekanika Newtonian atau fisika klasik yang belum terselesaikan.

Utamanya persamaan Navier-Stokes adalah persamaan differensial yang


menggambarkan
gerak- tingkah fluida. Persamaan ini iturunkan dari penggunaan Hukum ke 2
Newton terhadap
elemen fluida yang mana gaya-gaya terlibat adalah body forces ( gaya yang
melingkupi seluruh
volume benda). , tekanan, dan gaya viskos. Hasil dari persamaan tersebut sangat
sulit
diselesaikan karena merupakan persamaan difrensial parsial yang tidak linier.

Secara umum, diperlukan beberapa asumsi ketika persamaan Navier-Stokes akan


dapat
digunakan. Stoke kemudian mengajukan solusi dengan asumsi bahwa gaya
inersial adalah
teramat kecil dan dapat diabaikan dibandingkan gaya viskositas yang mana ruas-
ruas berorde
tinggi dapat dihilangkan, menghasilkan persamaan linier yang dapat diselesaikan .
Asumsi
tambahan lain adalah partikel berupa bola-padat . aliran incompressible , tiak
aanya dinding atau
partikel berdekatan, gerakan adalah konstan, dan kecepatan fluida di permukaan
partikel adalah
nol. Singkatnya diperoleh hasil berupa hukum stokes.

Secara fisik kita lihat sebagai berikut, ada beberapa kejadian aliran yang mana
kecepatan
aliran adalah sangat lambat . Jika kondisi aliran lambat, maka kecepatan adalah
rendah. Ketika
kecepatan rendah, maka efek gaya inersial adalah rendah. Sedangkan efek gaya
viskositas
terlihat sebagai sifat kekentalan fluida relative tetap. Karenanya kondisi ini
bersifat laminar. Hal
ini bisa dilihat dari bilangan tak berdimensi Reynold , yang mana memperlihatkan
perbandingan
gaya inertial terhadap gaya viskos.

Re = gaya inersial / gaya viskos

ρVd
yang mana µ≫ ρVd
Re= µ

Atau , Reynold akan mendekati nilai nol. Dalam konteks ini, Re < 1 . Fakta
empiris
memperlihatkan bahwa aliran dengan bilangan Reynold , Re< 2320 adalah
bersifat laminar.
Karena hukum Stokes memperlihatkan Re < 1, maka penerapan hukum Stokes
adalah beraa pada
kondisi aliran laminar.Kondisi ketika gaya viskos jauh lebih besar disbanding
gaya inersial.
2.3 HUBUNGAN VISKOSITAS DENGAN HUKUM STOKES

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya


gesekan
di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluia
mengalir dan
makin sulit suatu benda bergerak di alam fluida tersebut. Di dalam zat cair,
viskositas dihasilkan
oleh gaya lkohesi antara molekul zat cair . Sedangkan dalam gas, viskositas
timbul sebagai
akibat tumbukan antara molekul gas

Viskositas atau Kekentalan Zat Cair

Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
2
koefisien viskositas . Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m atau pascal sekon (Pa

s) . Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang fluida sejati . Fluida
ideal tidak
mempunyai koefisien viskositas.

Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluia kental yang
koefisien

viskositasnya η , maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluia sebesar Fs=k

η v , engan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda.


Berasarkan
perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan
bahwa untuk benda
yang bentuk geometrisnya berupa bola nillai k= 6πr . Bila nilai k di masukkan
kedalam
persamaan , maka diperoleh persamaan seperti berikut
Fs = 6.π η rv

Persamaan tersebut kemuian dikenal sebagai Hukum Stokes.

Keterangan :

Fs : gaya gesekan stokes (N)

η: koefisien viskositas fluida (Pa s)

r: jari-jari bola (m)

v: kelajuan bola (m/s)

perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam fluida pada gambar dibawah . Gaya –
gaya yang
bekerja pada bola adalah gaya berat w , gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat
viskositas atau
gaya stokes Fs. Ketika dijatuhkan , bola bergerak dipercepat, namun ketika
kecepatannya
bertambah , gaya stokes juga bertambah.Akibatnya , pada suatu saat bola
mencapai keadaan
seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang isebut kecepatan
terminal.
Gaya gaya yang bekerja pada benda yang bergerak dalam fluida

Pada kecepatan terminal, resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol.

Misalnya sumbu vertical ke atas sebagai sumbu positif , maka pada saat kecepatan
termal
tercapai berlaku persamaan berikut

Untuk benda berbentuk

bola seperti pada gambardiatas, maka persamaannnya menjadi seperti berikut

Untuk benda berbentuk bola seperti pada gambar diatas, maka persamaannya
menjadi seperti
berikut.

Keterangan:

vT : kecepatan terminal (m/s)

η : koefisien viskositas fluida (Pa s)

R : jari-jari bola (m)

g : percepatan gravitasi (m/s2)


ρb : massa jenis bola (kg/m 3)

ρf: massa jenis fluida (kg/m 3)

Viskositas Fluida

Untuk viskositas beberapa fluida dapat kita lihat pada tabel berikut!

Pada tabel diatas terlihat bahwa air, udara, dan alkohol mempunyai koefisien kecil
sekali
dibandingkan dengan gliserin. Oleh karena itu, dalam perhitungan sering
diabaikan. Berdasarkan
eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada
kebanyakan fluida
makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya. Itu sebabnya di musim
dingin oli mesin
menjadi kental sehingga kadang-kadang mesin sukar dihidupkan karena terjadi
efek viskositas
pada oli mesin.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hukum stokes adalah satu dari berbagai solusi persamaan umum Navier-stokes
yang belum
terselesaikan . Hukum stokes adalah berbunyi bila sebuah bola bergerak dalam
suatu fluida yang
diam maka terhadap bola itu akan bekerja gaya geser dalam bentuk gaya gesekan
yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak bola tersebut

Anda mungkin juga menyukai