1

OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 4 AYAT (2)

(BERSIFAT FINAL)

Penghasilan dari Penghasilan Penghasilan Penghasilan dari

Persewaan Tanah & dari dari Jasa Pengalihan Hak
atau Bangunan atas Tanah &/
Hadiah Undian Konstruksi
(PP No. 29 Thn 1996 Bangunan
(PP No. 132 (PP No. 51 (PP No. 48 Thn 1994 jo.
Jo. PP No.5 Tahun
PPh PASAL 4 ayat (2) 2002) Thn 2000) Thn 2008) PP No. 71 Thn 2008 )

YANG DIBAYARKAN OLEH BENDAHARA

DIPOTONG DGN DIPOTONG DIPOTONG DGN TARIF 1. DIPOTONG DGN TARIF

TARIF DGN TARIF PELAKSANAAN : 5% DARI JUMLAH BRUTO*
- 2% DARI JUMLAH BRUTO* UTK YG KECUALI < Rp 60 jt
10% DARI 25% DARI
MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA KECIL
JUMLAH BRUTO* JUMLAH BRUTO* - 4% DARI JUMLAH BRUTO* UTK TIDAK 2. DIPOTONG DGN TARIF
MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA 1% JUMLAH BRUTO*
- 3% DARI JUMLAH BRUTO YG MEMILIKI KHUSUS UNTUK RUMAH
KUALIFIKASI MENENGAH DAN BESAR SEDERHANA &
RUMAH SUSUN SEDERHANA
PERENCANAAN & PENGAWASAN :
- 4% DARI JUMLAH BRUTO* UTK YG
MEMILIKI KLASIFIKASI USAHA
1 *jumlah bruto tidak - 6% DARI JUMLAH BRUTO* UTK 2
termasuk PPN YG TDK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA

bens 2001 1
1

OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 4 AYAT (2) PENGHASILAN DARI PERSEWAAN

TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
Penghasilan Penghasilan dari ( PP No. 29 TAHUN 1996 jo. PP No.5 Tahun 2002 )
Penghasilan dari Penghasilan
Transaksi derivatif dari Bunga Penjualan saham
Bunga Simpanan
berupa Kontrak Penghasilan deposito & (PP No. 41 Thn
Koperasi yg
berjangka yg dari Bunga dibayar kpd
Tabungan serta 1994 jo.
Diperdagangkan di Diskonto SBI
Bursa
Obligasi anggotanya
(PP No. 11 Thn
PP No. 17 Thn
1997)
DASAR HUKUM
(PP No. 17 Thn (PP No. 16 (PP No. 15 Thn
2000)
2009) Thn 2009) 2009)

PERATURAN KEPUTUSAN KEPUTUSAN

YANG DITERIMA OLEH PENERIMA PENGHASILAN PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN DIRJEN PAJAK

DIPUNGUT DGN DIPOTONG 20%

No. : 394/
DIPOTONG DIPOTONG DIPOTONG DGN
TARIF
20% DARI JUMLAH DARIJUMLAH TARIF 0,1% DARI PP No. 29 KMK.04/1994 KEP-50/PJ/1996
2,5% DARI 5% s.d 20% BRUTO, KEC.
MARGIN AWAL (lihat PP BRUTO* UNTUK
JUMLAH DEPO/TAB
JUMLAH TAHUN 1996 jo. jo.
BUNGA > Rp 240.000/ BRUTO* NILAI
(LIHAT PP 17 THN 2009) No.16/2009) DAN SBI TIDAK TRANSAKSI PP No.5 Tahun 2002 No. : 120/ KEP-227/PJ/2002
BULAN MELEBIHI Rp 7 JUTA
(lihat PP No.15/2009) & BUNGA YG
KMK.03/2002
DITERIMA DANA
PENSIUN,
PERBANKAN DAN
*jumlah bruto tidak DLM RANGKA RS 3 4
termasuk PPN DAN RSS TERTENTU

bens 2001 2
1

OBJEK PPh TIDAK TERMASUK OBJEK

PERSEWAAN TANAH DAN ATAU BANGUNAN
YG
PENGHASILAN YG MERUPAKAN
DITERIMA/DIPEROLEH
OBJEK PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
(PAJAK DAERAH)
ORANG PRIBADI BADAN YAITU PELAYANAN YG DISEDIAKAN DGN PEMBAYARAN DI HOTEL ATAU
RESTORAN, TERMASUK :

DARI PERSEWAAN 1. FASILITAS PENGINAPAN ATAU FASILITAS TINGGAL JANGKA PENDEK;

TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
2. PELAYANAN PENUNJANG SBG KELENGKAPAN FASILITAS PENGINAPAN ATAU
BERUPA TINGGAL JANGKA PENDEK YG SIFATNYA MEMBERIKAN KEMUDAHAN DAN
KENYAMANAN
* TANAH * KONDOMINIUM 3. JASA PERSEWAAN RUANG UNTUK KEGIATAN ACARA ATAU PERTEMUAN
* RUMAH * GEDUNG PERKANTORAN/ HOTEL
* RUMAH SUSUN PERTEMUAN/PERTOKOAN
* RUMAH TOKO TERMASUK BAGIANNYA
* APARTEMEN * RUMAH KANTOR
* TOKO * GUDANG DAN BANGUNAN INDUSTRI
5 6

bens 2001 3
1

BESARNYA TARIF PERSEWAAN

PELUNASAN PPh TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
PENYEWA
YANG MENYEWAKAN

ORANG ORANG PRIBADI YANG BADAN DENGAN

DITETAPKAN OLEH DIRJEN PAJAK (KEP-50/PJ/1996) ORANG
PRIBADI BADAN KEPEMILIKAN
PRIBADI
ORANG PRIBADI
* BADAN PEMERINTAH
* SUBJEK PAJAK BADAN
BUKAN DALAM NEGERI 10% 10% 10%
SUBJEK * PENYELENGGARA KEGIATAN
PAJAK * BENTUK USAHA TETAP
* KERJA SAMA OPERASI DARI JUMLAH BRUTO NILAI PERSEWAAN
* PERWAKILAN PERUSAHAAN
LUAR NEGERI LAINNYA
SEMUA JUMLAH YG DIBAYARKAN/TERUTANG OLEH PENYEWA DGN NAMA DAN
PEMBAYARAN DALAM BENTUK APAPUN YG BERKAITAN DGN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YG
SENDIRI PEMOTONGAN DISEWA TERMASUK :
BIAYA PERAWATAN; BIAYA PEMELIHARAAN; BIAYA KEAMANAN; BIAYA FASILITAS
LAINNYA DAN SERVICE CHARGE BAIK YG PERJANJIANNYA DIBUAT SECARA
TERPISAH/DISATUKAN
OLEH PIHAK YG OLEH
7 8
MENYEWAKAN PENYEWA

bens 2001 4
1

KEWAJIBAN PENYEWA Contoh SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat (2) baru (mulai 1-10-2009)
SEBAGAI PEMOTONG PAJAK

PENYEWA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK WAJIB :

MEMOTONG PPh PADA SAAT PEMBAYARAN ATAU TERUTANGNYA

SEWA, DAN MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL

MENYETORKAN PPh YG TELAH DIPOTONG DGN MENGGUNAKAN SSP

PADA BANK PERSEPSI/KANTOR POS , SELAMBAT-LAMBATNYA
TGL 10 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN
MEMBAYARAN/TERUTANGNYA SEWA

MELAPORKAN PEMOTONGAN/PENYETORAN KPD KEPALA KPP

SETEMPAT, SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 20 BULAN BERIKUTNYA
SETELAH BULAN PEMBAYARAN/ TERUTANGNYA SEWA
DENGAN
LAPORAN PEMOTONGAN/PENYETORAN PPh ATAS PERSEWAAN
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DENGAN DILAMPIRI :
- LEMBAR KE-3 SSP;
- LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN
9 10

bens 2001 5
1

Contoh Daftar Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2) baru (mulai 1-10-2009) Contoh Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2) baru (mulai 1-10-2009)

11 12

bens 2001 6
1

PENGERTIAN-PENGERTIAN
PAJAK PENGHASILAN ATAS Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
PENGHASILAN ATAS USAHA JASA KONSTRUKSI konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa
konsultansi pengawasan konstruksi.

Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan

DASAR HUKUM perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-
masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau
bentuk fisik lain.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2008
DAN PERUBAHANNYA YAITU PERATURAN PEMERINTAH Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan
NOMOR 40 TAHUN 2009
yang dinyatakan ahli yg profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yg
mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan
fisik lain.
BERLAKU PER 1 AGUSTUS 2008 Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan
yang dinyatakan ahli yg p[rofesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yg
mampu menyelenggarakan kegiatannya utk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di
dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan
dlm model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan
(engineering, procurement and construction) serta model penggabungan
perencanaan dan pembangunan (design and build).
13 14

bens 2001 7
1

PENGERTIAN-PENGERTIAN SUBJEK PAJAK

USAHA JASA KONSTRUKSI

Pengawasan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau SUBJEK PAJAK
badan yang dinyatakan ahli yg profesional di bidang pengawasan jasa
konstruksi, yg mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan
diserahterimakan.
WP Orang Pribadi WP Badan BUT
Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk
usaha tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi. YANG BERGERAK DI BIDANG
Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan termasuk bentuk
usaha tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa
kontruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, - JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI
dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya - JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
- JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI
Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam suatu
kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan

15 16

bens 2001 8
1

TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh

PELUNASAN PPh USAHA JASA KONSTRUKSI
USAHA JASA KONSTRUKSI

IMBALAN JASA PEMBERI HASIL

KONSTRUKSI
• BADAN PEMERINTAH,
FINAL • SUBJEK PAJAK BADAN DALAM
NEGERI,
• PENYELENGGARA KEGIATAN
• BUT • ORANG PRIBADI
JASA JASA • KERJASAMA OPERASI • BUKAN SUBJEK PAJAK
PERENCANAAN • PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR
PELAKSANAAN & PENGAWASAN NEGERI LAINNYA
• ORANG PRIBADI YANG DITETAPKAN
OLEH
YG MEMILIKI YG TIDAK MEMILIKI YG MEMILIKI YG MEMILIKI YG TIDAK MEMILIKI DIRJEN PAJAK
KUALIFIKASI KUALIFIKASI KUALIFIKASI USAHA KUALIFIKASI KUALIFIKASI
USAHA KECIL USAHA MENENGAH ATAU USAHA USAHA
KUALIFIKASI BESAR PELUNASAN PPh MELALUI

2% 4% 3% 4% 6%
PEMOTONGAN OLEH PENYETORAN SENDIRI OLEH
PEMBERI HASIL PEMBERI JASA
DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH PENERIMAAN YG
17 18
MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK TIDAK TERMASUK PPN

bens 2001 9
1

KEKURANGAN PPh USAHA JASA KONSTRUKSI KEKURANGAN PPh USAHA JASA KONSTRUKSI
TIDAK DILUNASI
PEMBERI HASIL
SELISIH PPh YG TIDAK DIBAYAR
PENGGUNA JASA
• BADAN PEMERINTAH,
• SUBJEK PAJAK BADAN DALAM
NEGERI, TIDAK TERUTANG PPh FINAL
• PENYELENGGARA KEGIATAN
• BUT • ORANG PRIBADI
• KERJASAMA OPERASI • BUKAN SUBJEK PAJAK SYARAT DIKENAKAN
• PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR DICATAT SEBAGAI PIUTANG YANG PPh FINAL
NEGERI LAINNYA
NYATA-NYATA TIDAK DAPAT DITAGIH APABILA
• ORANG PRIBADI YANG DITETAPKAN PIUTANG TSB
OLEH (PASAL 6 AYAT (1) HURUF H UU PPh
DIRJEN PAJAK
DAPAT DITAGIH
KEMBALI
PELUNASAN PPh MELALUI

PENYETORAN SENDIRI OLEH

PENYEDIA JASA
19 20

bens 2001 10
1

TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN

PENGHASILAN LAIN YANG DITERIMA WAJIB PAJAK YANG
PELAPORAN PPh OLEH PEMBERI HASIL
BERGERAK DI BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI
PEMBERI HASIL YG DITUNJUK SBG PEMOTONG WAJIB :
PENGHASILAN DARI PENGHASILAN LAIN KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN
LUAR NEGERI YG PAJAKNYA DI LUAR USAHA JASA SELISIH KURS DARI KEGIATAN
TERUTANG DAN DIBAYAR KONSTRUKSI USAHA JASA KONSTRUKSI MEMOTONG PPh PADA SAAT PEMBAYARAN UANG MUKA DAN TERMIJN, DAN
DI LUAR NEGERI TERMASUK DLM MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL
PERHITUNGAN NILAI KONTRAK

MENYETORKAN PPh YG TELAH DIPOTONG DENGAN MENGGUNAKAN SSP PADA

DAPAT DIKREDITKAN BANK PERSEPSI / KANTOR POS , SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 10 BULAN
DIKENAKAN TARIF
TERHADAP PAJAK YG BERIKUTNYA SETELAH BULAN PEMBAYARAN IMBALAN
BERDASARKAN DIKENAKAN PPh FINAL
TERUTANG BERDASARKAN
UU PPh
UU PPh MELAPORKAN PEMOTONGAN/PENYETORAN KPD KPP SETEMPAT,
SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 20 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN
PEMBAYARAN IMBALAN
WAJIB MELAKUKAN
DENGAN
PENCATATAN
YG TERPISAH LAPORAN PEMOTONGAN/PENYETORAN PPh ATAS PENGHASILAN
ATAS BIAYA YG TIMBUL DARI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN DILAMPIRI :
- LEMBAR KE-3 SSP;
- LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN
21 22

bens 2001 11
1

TATA CARA PENYETORAN DAN

PELAPORAN PPh OLEH PEMBERI JASA PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN

KEWAJIBAN PEMBERI JASA :

DASAR HUKUM
MENYETOR SENDIRI PPh TERUTANG KE BANK PERSEPSI/KANTOR
POS DENGAN SSP SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL
15 BULAN BERIKUTNYA
PERATURAN KEPUTUSAN
MELAPORKAN PENYETORAN PPh KE KPP SELAMBAT-LAMBATNYA PEMERINTAH DIRJEN PAJAK
TGL 20 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN DITERIMANYA
IMBALAN

PP No. 138
TAHUN 2000 KEP-395/PJ./2001
LAPORAN BULANAN PPh BAGI
WP YANG BERGERAK DI BIDANG
USAHA JASA KONSTRUKSI
DILAMPIRI LEMBAR KE 3 SSP

23 24

bens 2001 12
1

PENGERTIAN-PENGERTIAN
Perbedaan
No Jenis Hadiah Definisi
 Hadiah .
termasuk hadiah dari undian, pekerjaan, dan 1. Hadiah undian hadiah dengan nama dan dalam
kegiatan seperti hadiah undian tabungan, bentuk apapun yang diberikan melalui
hadiah dari pertandingan olahraga dan lain undian
sebagainya. 2. Hadiah atau hadiah atau penghargaan yang
penghargaan diberikan melalui suatu perlombaan
perlombaan atau adu ketangkasan
 Penghargaan
adalah imbalan yang diberikan sehubungan
dengan kegiatan tertentu, misalnya imbalan 3. Hadiah hadiah dengan nama dan dalam
yang diterima sehubungan dengan penemuan sehubungan bentuk apapun yang diberikan
benda-benda purbakala. dengan sehubungan dengan pekerjaan, jasa
pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
dan kegiatan penerima hadiah
4. Penghargaan imbalan yang diberikan sehubungan
dengan prestasi dalam kegiatan
25 tertentu 26

bens 2001 13
1

Tarif Tidak termasuk

Hadiah dan Penghargaan
No Jenis Hadiah Tarif Sifat
.
1. Hadiah Undian 25% Final
 hadiah langsung dalam penjualan barang
atau jasa sepanjang diberikan kepada
semua pembeli atau konsumen akhir
2. Hadiah atau OPDN Psl. 17 Tidak Final Syarat :
penghargaan (PPh 21)
 tanpa diundi dan
perlombaan,
penghargaan, dan WPLN non BUT Tidak Final  hadiah tersebut diterima langsung oleh
hadiah 20% (PPh 26) konsumen akhir pada saat pembelian
sehubungan barang atau jasa.
dengan
pekerjaan, jasa,
WP BDN DN/BUT Tidak Final
dan kegiatan
15% (PPh 23)

27 28

bens 2001 14
1

Contoh Bukti Potong PPh Pasal 4 Ayat (2) baru (mulai 1-10-2009)

29 30

bens 2001 15