Anda di halaman 1dari 11

Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai bagian integral dari perencanaan dalam
keputusan utama yang harus diambil selama proses perencanaan karena hal ini
merupakan tindakan alternative didalam dasar manajerial dari sebuah bagian dalam
pengambilan keputusan.

Karateristik keputusan manajerial

Karateristik didalam pengambilan keputusan yang dimiliki oleh seseorang mampu


memberikan pengaruh besar bagi setiap pembuatan keputusan yang dibuat, suatu
keputusan akan menjadi lebih bermutu dan sesuai dengan harapan jika keputusan tersebut
dibuat dengan memahami berbagai karateristik dari para pemakai keputusan untuk
mengambil keputusan diperlukan suatu system pendukung untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.

Tipe pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan (decision making ) adalah tindakan managemen dalam pemilihan


alternative untuk mencapai sasaran yang terbagi kedalam 3 tipe seperti berikut:

1. keputusan terprogram: keputusan yang di program cenderung terstruktur dengan


baik,rutin, dan berulang . serta terjadi secara teratur keputusan ini biasanya dibuat
pada tingkatan yang lebih rendah dalam organisasi , memiliki konsekuensi jangka
pendek dan didasarkan pada informasi yang tersedia. Contohnya: keputusan
pemesanan barang,keputusan penagihan utang,dan lain lain.
2. keputusan setengah terprogram : keputusan yang sebagian dapat di program ,
sebagian berulang ulang dan rutin, dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang
terperinci. Contoh: keputusan membeli system computer yang lebih canggih
,kebutuhan dana alokasi promosi.
3. keputusan tidak terprogram: keputusan yang tidak terjadi berulang ulang dan tidak
selalu terjadi, keputusan ini terjadi di managemen tingkat atas didalam organisasi.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur , tidak mudah untuk
didapatkan ,tidak mudah tersedia , dan memiliki konsekuensi jangka panjang, dan
membutuhkan tingkat penilaian dan kreatifitas yang biasanya berasal dari
lingkungan luar.
Kondisi pengambilan keputusan

1. Kondisi pasti ( certainty) adalah kondisi dimana pihak management atau manager
memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui hasil keputusan sebelum
keputusan tersebut dibuat. Manager mengetahui dengan jelas alternative yang
tersedia serta kondisi dan konsekuensi dari tindakan pengambilan keputusan
tersebut. Kemungkkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan dalam kondisi ini
pasti relative kecil.b
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan
dalam kondisi pasti ini diantaranya seperti program linear atau analisis jaringan
kerja yaitu CPM (Critical Path Method) atau PERT (Project Evaluation and Review
Technique).
2. Kondisi Risiko (Risk)
Ketika seorang Manajer tidak memiliki informasi yang lengkap dalam mengambil
suatu keputusan maka timbulah risiko (Risk). Manajer yang bersangkutan mungkin
memahami permasalahan yang terjadi dan juga memiliki alternatifnya, namun
manajer tidak dapat memastikan apakah alternatif-alternatif yang diberikan
tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesuai dengan hasil yang
diharapkannya. Dalam situasi risiko ini, manajer harus menentukan probabilitas
yang terkait dengan setiap alternatif atas dasar informasi yang tersedia dan juga
berdasarkan pengalamannya. Teknik yang sering digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam kondisi Risiko ini teknik probabilitas seperti model keputusan
probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik.
3. Kondisi Tidak Pasti (Uncertainty)
Dibawah kondisi Tidak Pasti, Keputusan yang diambil penuh dengan ketidakpastian,
probabilitas hasil dari pengambilan keputusan tersebut tidak diketahui. Kondisi
tidak pasti ini bisa saja timbul dikarenakan minimnya informasi yang diterima.
Manajer yang mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti ini harus membuat
asumsi tertentu tentang situasi yang dihadapi untuk memberikan kerangka yang
wajar untuk pengambilan keputusan. Intuisi, penilaian dan pengalaman Manager
tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian ini.

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan dalam kondisi


tidak pasti ini diantaranya seperti Metode Maximax, Metode Maximin, Metode
Regret, Metode Laplace dan Metode Realisme
Jenis Jenis Konflik

Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles
Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal,
konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi

A. Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila
pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi
sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:

1. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing


2. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan.
3. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan
tujuan yang diinginkan.

Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan.

Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :

1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua


pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu
hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

B. Konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang


lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan
kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.

Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum


oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma
produktivitas kelompok dimana ia berada. Konflik antara kelompok dalam
organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di
dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja
manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik antara
organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-
negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut
dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan
servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

C. Konflik antar perorangan

Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain
atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan
perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap
anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap.
Misalnya seorang manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja
manajer produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka
tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa
menyebabkan ketidak selarasan dalam pengambilan keputusan

D. Konflik Antar Kelompok

Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok.


Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja
yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok
mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer
merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan
pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan
integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.

E. Konflik antar organisasi

Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini
tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang
sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap
kinerja suatu organisasi.
Proses pengambilan keputusan

1. Identifikasi atau diagnosis masalah:  tahap pertama dalam proses pengambilan


keputusan adalah mengakui bahwa masalah atau tindakan harus diambil,
masalah adalah pembeda antara keadaan yang ada saat ini dan keadaan yang
diharapkan. upaya dalam identifikasi masalah dapat menggunakan kan berbagai
sumber data, membandingkan kinerja organisasi dengan kinerja historis hal ini
mengacu pada   sebelum mengambil tindakan harus diikuti dalam perbaikan
situasi,   diagnosis diperlukan dalam memilih dan menilai materi yang relevan
dan tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.
2.  identifikasi   solusi alternatif:  dalam hal ini mengidentifikasi berbagai alternatif
untuk memperluas opsi untuk organisasi sehingga dapat menghasilkan solusi
yang lebih tepat  dari sebelumnya karena dalam lingkungan bisnis Saat ini
semakin banyak organisasi yang menerapkan solusi khusus untuk meningkatkan 
keunggulan kompetitif. dibutuhkannya sebuah keputusan alternatif dengan
tujuan sebagai solusi baru.
3.  mengevaluasi alternatif : evaluasi yang dilakukan oleh manajer dalam
menentukan alternatif terbaik,  mempertimbangkan kelebihan  kekurangan biaya
dan manfaat dalam setiap opsi. karena di dalam setiap aspek memiliki dampak
positif dan negatif yang harus  diseimbangkan  dan diantisipasi oleh manajer.  hal
ini tergantung pada  kondisi  yang   harus  dievaluasi berdasarkan kasus atau
analisis ilmiah.  sebagian besar Organisasi mencoba  mengkombinasikan 
keduanya  yang Maksudnya saat mengevaluasi alternatif manajer dapat
mempertimbangkan konsekuensi potensial dari beberapa alternatif yang
berbeda.
4. Pilihan alternative: Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk
memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertim- bangan yang matang
atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama
karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau
sebaliknya.Pengambilan keputusan oleh pimpinan, kaitannya dengan pemilihan
alternatif pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam
lembaga pendidikan. Hal ini karena kekuasaan pimpinan tidak dapat
dioperasionalkan apa- bila tidak didukung dan dibantu oleh seluruh personal
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda.
5. Pelaksanaan keputusan: Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin
harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima
dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
Pelaksanaan pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan
yang mesti ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang.
6. Proses evaluasi keputusan: Proses evaluasi harus berlangsung di semua tingkat
manajerial. Langkah ini memungkinkan manajer untuk melihat hasil keputusan dan
mengidentifikasi penyesuaian apa pun yang perlu dijalankan. Dalam hampir semua
kasus beberapa bentuk penyesuaian akan dilakukan untuk memastikan hasil yang
lebih menguntungkan. Evaluasi dan umpan balik bukanlah kegiatan satu kali,
namun, dan mereka harus membentuk bagian dari proses yang sedang berlangsung.
Ketika kondisi berubah, keputusan harus dievaluasi kembali untuk memastikan
bahwa mereka masihyang paling tepat untukorganisasi. Ini juga membantu manajer
untuk belajar tentang membuat keputusan yang sehat dengan mempertimbangkan
pengalaman masa lalu. Evaluasi akuisisi bisnis baru akan diukur pada keberhasilan
dan profitabilitas usaha. Sebagai tujuan utama dari keputusan ini adalah untuk
meningkatkan peluang pertumbuhan, organisasi harus hati-hati memantau tingkat
pertumbuhan. Tionorganisa, setelah mengakuisisi bisnis baru, akan memberi makan
kembali pengalamannya ke dalam proses pengambilan keputusan berikutnya yang
dihadapinya.

Hambatan dalam membuat keputusan yang baik


1. Kendala yang bersumber pada diri
Kendala yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada
diri pengambil keputusan yang berrsangkutan sendiri. Kedala yang paling
sering menampakkan diri adalah ketidak mampuan seseorang untuk
bertindak tegas. Sering seorang manajer membiarkan dirinya diliputi oleh
keragu-raguan yang sedemikian menguasai cara berfikir dan cara
bertindaknya.
Seorang Manajer yang ragu-ragu dalam bertindak akan
mengakibatkan :
a. Ia menyerahkan pengambilan keputusan kepada para bawahannya, yang sering
dibenarkan dengan dalih pendelegasian wewenang
b. Ia mengangkat pemasalahan ketingkat yang lebih tinggi sehingga pimpinan pada
hirarki yang lebih ataslah yang kemudian mengambil keputusan
c. Ia mencari alasan sedemikian rupa, sehingga peranan mengambil keputusan itu
bergeser secara horizontal kepada manajer lain yang setingkat.
2. Kegagalan dimasa lalu
Berbagai cara yang dapat dilakukan manajer dalam mengendalikan
trauma kegagalan masa lalu adalah :
a. Pembentukan panitia ad-hoc.
b. Penyerahan tugas menyelesaikan masalah kepada sekelompok tenaga
ahli dalam organisasi.
c. Pengarahan tenaga konsultan diluar organisasi
Penciptaan prosedur pengambilan keputusan yang sangat formal,
sehingga proses pengambilan keputusan menjadi tugas dan tanggung
jawab yang sifatnya kolektif, dan tidak lagi merupakan tanggung jawab
manajer yang bersangkutan.
3. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi
Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam
pengambilan keputusan dapat menjadi kendala yang harus
disingkirkan.
Informasi yang diberikan harus lengkap, mutakhir, dapat dipercaya,
terolah dengan baik, dan tersimpan dengan rapi.
4. Konsultasi yang Berlebihan
Para ahli telah menemukan tujuh cara untuk melibatkan orang lain
dlam proses pengambilan keputusan :
a. Konsultasi yang bersifat memberitahukan.
b. Konsultasi yang bersifat menjual.
c. Konsultasi yang memancing reaksi orang lain.
d. Konsultasi yang bersifat minta pertimbangan orang lain.
e. Konsulasi dengan partisisi aktif pihak lain.
f. Konsultasi dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain.
g. Konsultasi yang bersifat pendelegasian.
5. Faktor ketidak pastian
Ketidakpastian akan menjadi kendala karena :
Kurangnya keyakinan dalam diri seorang manajer yang bersangkutan
tentang hasil yang akan diperoleh
b. Prefensi pribadi manajer yang bersangkutan atas alternatif yang
mungkin ditempuh, yang bisa saja berbeda dari alternatif-alternatif
yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah
c. Manajer yang bersangkutan meragukan apakah keputusan baru
diperlukan
6. Keterlibatan kelompok
Kelemahan utama yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak orang
dalam proses pengambilan keputusan adalah :
a. Karena keinginan pihak-pihak yang terlibat, dan dengan itikad yang
sesungguhnya baik untuk berperan serta, proses pengambilan
keputusan dapat menjadi sangat lamban
b. Sering timbul polarisasi pandangan dikalangan mereka yang
terlibat,
yang pada gilirannya mempersulit tercapainya mufakat tentang :
1) Berbagai langkah dalam pengambilan keputusan.
2) Hasil tindakan yang akan diambil.
3) Resiko yang mungkin timbul.
4) Beban yang harus dipikul oleh organisasi dalam benuk
penggunaan sumberdaya dan dana.
7. Ketidakjelasan peranan
Ketidakjelasan peranan dapat berakibat pada berbagai hal yang
negatif seperti :
a. Kemungkinan seseorang bertindak melampaui batas-batas
wewenang
yang sesungguhnya dimiliki
Kemungkinan keragu-raguan bertindak karena ketidakpastian apakah
tindakan yang hendak diambilnya masih dalam batasan wewenang
yang dimilikinya
c. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan
d. Kemungkinan terjadinya duplikasi
e. Kenungkinan tidak lancarnya koordinasi
f. Laporan yang tidak ditangani sebagaimana mestinya
8. Kemalasan
Beberapa hal yandapat dilakukan untuk melawan kemalasan :
a. Berlatih untuk tidak membiarkan diri selalu diliputi oleh sikap
ragu-
ragu.
b. Berarti senang bersikap tegas dan bangga atas sikap tersebut.
c. Berlatih untuk secara cepat untuk mendeteksi keragu-raguan, dan
mampu mempertimbangkan secara cepat konsekuensi yang mungkin
timbul karena sikap keraguan tersebut.
d. Malatih dir dan memusatkan perhatian pada pemechan masalah
dan
kemampuan mendefenisikan situasi problematis yang dihadapi
secara tepat.
e. Apabila tahap bertindak untuk memutuskan telah dicapai dalam
proses pengambilan keputusan , melatih diri memusatkan perhatian
pada waktu dan tenaga yang ada padanya dan kurang berorientasi
pada proses konsutasi yang melibatkan banyak pihak.
f. Melatih diri untuk mengikuti suatu prosedur tertentu baik untuk
pemecahan masalah maupun untuk pengamblan keputusan tanpa
menutp pintu terhadap ide batu, atau teknik baru.
Menggunakan sarana dan prasarana yang memadai untuk
mengidentifikasikan dan menilai kelebihan, serta kekurangan setiap
alternatif yang dipertimbangkan untuk ditempuh
h. Membiasakan diri untuk tidak memusatkan perhatian, waktu, dan
tenaga pada hal-hal yang tidak penting, atau diperkirakan tidak akan
mempunyai dampak kuat secara negatif terhadap kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran.
i. Melatih diri untuk berfiki secara sistematis dalam seluruh proses
pengambilan keputusan.
j. Melatih diri untuk bertindak dengan tingkat kecepatan yang tinggi,
terutma dalam memperhitungkan berbagai ramifikasi atua
percabangan yang akan timbul dari suatu keputusan yang akan
diambil.
9. Kekurang mampuan mengelola waktu.
Penelitian dan pengalaman menunjukkan, bahwa kemampuan
seseorang mengambil keputusan yng efektif dan rasional banyak
ditentukan oleh kemmpuan mengatur waktu yang tersedia baginya
dengan baik. Apabila seseorang merasa, bahwa ia tidak mempunya
cukup
waktu untuk melakukan semua tugas yang dipercayan kepadanya,
dengan
pengambilan keputusan sebagai salah satu tugas yang terpenting,
sering
terbukti bhwa kekuranga waktu adalah akibat kekurang mampuannya
untuk mengatur diri sendiri

Pendekatan pengambilan keputusan


Empat pendekatan yang paling popular untuk studi pengambilan keputusan
adalah: model rasional,rasionalitas terikat,model politik, dan ekskalasi terhadap
komitmen .
1. Model rasional

Pengambilan keputusan secara rasional, merupakan sebuah keputusan yang


diambil dengan menggunakan pendekatan rasional atau melakukan
rasionalisasi dengan menggunakan logika atau pemikiran yang terpola.
Pengambilan keputusan secara rasional adalah memperhatikan konsistensi
dan memaksimalkan hasil yang seringkali terjadi dalam batasan-batasan
yang spesifik dengan melakukan analisa situasi dan analisa keputusan
2. Rasionalitas terikat
Pendekatan yang lebih realistic untuk menjelaskan begaimana manager
membuat keputusan adalah konsep rasionalitas terikat , yang menyatakan
bahwa manager membuat keputusan yang rasional namun terbatas (terikat)
oleh kemampuanya memproses informasi.
3. model politik
model politik berkonsentrasi pada dampak politik organisasi pada
pengambilan keputusan. Karna dalam hal politik kekuasaaan memainkan
peran penting dalam proses pengambilan keputusan. Karena kekuasaan
sendiri adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam konteks
kekuatan organisasi
4. eskalasi terhadap komitmen
eskalasikomitmen adalah suatu pengambilan keputusan untuk
meningkatkan atau memperluas komitmen terhadap suatu proyek atau
investasi tertentu meskipun proyek atau investasi tersebut mengindikasikan
kegagalan.
Eskalasi komitmen terhadap keputusan yang gagal seringkali dikaitkan
denganpembenaran diri dan perasaan tanggung jawab pribadi atas
keputusan tersebut. Ketika individu secara pribadi bertanggung jawab atas
konsekuensi negatif, mereka dapat memutuskan untuk meningkatkan
investasi sumber daya dalam tindakan yang dipilih sebelumnya.

pengambilan keputusan dalam grup/ kelompok


Istilah grup atau kelompok kerja atau divisi mengacu pada 2 atau lebih orang
(sampai 10 orang lebih) yang bertugas mengerjakan sesuatu tugas tertentu
dan bekerja sebagai satu unit. Sifatnya bisa sementara atau permanen.
Meningkatkan pengambilan keputusan grup
Walaupun kebanyakan organisasi sudah menggunakan sistem informasi
terbaru yang memudahkan untuk mengambil keputusan, namun
pengambilan keputusan dalam group sangat penting. Pertemuan tatap muka
diantara anggota group merupakan elemen dasar mencapai kesepakatan
dalam pengambilan keputusan.

Kelebihan pengambilan keputusan dalam group

1. Grup lebih baik daripada individu pada pemahaman masalah. Orang


mudah dinilai pada keputusan dimana mereka juga terlibat di
dalamnya.
2. Grup lebih baik dibandingkan individu dalam menangkap kesalahan
yang terjadi.
3. Grup memilih lebih banyak informasi (knowledge) daripada 1 orang
anggota.
4. Grup dapat mengkombinasi knowledge tadi dan membuat knowledge
Sebagai hasilnya, ada banyak alternatif untuk penyelesaian masalah,
dan solusi yang lebih baik dapat diturunkan. Sinergi dapat dihasilkan.
5. Bekerja dalam grup dapat merangsang partisipan dan prosesnya.
Anggota grup akan menempelkan egonya dalam keputusan yang
diambil, sehingga mereka akan bersungguh-sungguh dalam
implementasinya.
6. Partisipasi para anggota dalam keputusan berarti bahwa akan terjadi
lebih sedikit penolakan dalam implementasi
7. Kecenderungan resiko dapat diseimbangkan. Grup melunakkan resiko
tinggi yang diambil dan mendorong ke arah konservatif.

Meningkatkan pengambilan keputusan grup


Efektivitas suatu keputusan ditentukan 2 hal:
1. Kwalitas keputusan
2. Pelaksanaan keputusan tersebut atau siapa yang melaksanakan
keputusan tersebut

Anda mungkin juga menyukai