Pengertian Management
Manajemen perubahan atau Management of Change adalah sebuah upaya dan
pendekatan yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis yang dimanfaatkan guna membantu
individu, tim ataupun organisasi dengan menerapkan sarana, sumber daya dan pengetahuan
dalam merealisasikan perubahan dari kondisi sekarang menuju suatu kondisi yang lebih baik
secara efisien dan efektif untuk memperkecil dampak dari proses perubahan itu.
Pada hakikatnya, manajemen perubahan adalah sebuah proses yang mengadopsi
pendekatan manajemen, yakni planning, organizing, actuating, dan controlling guna melakukan
suatu perubahan pada suatu perusahaan. Manajemen perubahan dilakukan untuk menghasilkan
solusi bisnis yang dibutuhkan agar bisa lebih sukses dengan cara yang juga lebih terorganisir
melalui metode pengelolaan dampak perubahan pada mereka yang berada di dalamnya
Pendekatan ini akan lebih fokus pada bagaimana seorang manajer perubahan
mampu memberikan pengaruh atau bertingkah laku dengan berbagai cara tertentu, agar
selanjutnya para anggota manajer mampu melakukan perubahan.
PENDEKATAN KEKUASAAN-KOERSIF
Pendekatan ini akan memaksa pihak manajemen perubahan untuk melakukan
caranya secara semena-mena oleh sebagian pihak secara naif oleh sebagian yang lain, dan
sering menjadi bentuk standar dalam manajemen perubahan. Pendekatan ini bisa juga
disebut sebagai pendekatan kekuatan penindas. Pendekatan ini memiliki risiko yang besar
dan potensi balasannya pun sangat besar.
PENDEKATAN LINGKUNGAN-ADAPTIF
Premis utama yang digunakan dalam pendekatan manajemen ini adalah bahwa
walaupun mereka berubah berdasarkan insting, namun mereka berusaha menghindari
segala bentuk kerugian, jadi sebenarnya mereka mempunyai kemampuan dalam
beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi baru.
Haines (2005) mengatakan terdapat beberapa fase yang dapat ditempuh dalam melakukan
manajemen perubahan, yaitu:
Konlik dalam organisasi adalah suatu kondisi dalam organisasi dimana terdapat
perbedaan pendapat atau pertentangan dalam menjalankan tugas untuk melaksanakan visi dan
misi organisasi. Konflik merupakan kondisi yang dapat menghambat proses pelaksanaan tugas
guna pencapaian tujuan organisasi. Konflik dapat terjadi dalam kondisi apapun, tidak terbatas
oleh tempat, waktu dan subjek.
Jenis-Jenis Konflik
Ada beberapa jenis konflik yang umum dan sering muncul dalam suatu
organisasi/perusahaan antara lain:
(1) konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict)
(2) konflik antar peranan (inter¬role conflict)
(3) konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang
(intersender conflict)
(4) konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan
(intrasender conflict).
Sumber Konflik
Berdasarkan sumbemya, konflik dalam organisasi muncul karena beberapa sebab
seperti:
(1) konflik antar individu
(2) konflik antar kelompok
(3) konflik individu
(4) konflik kelompok
(5) konflik kelompok dengan organisasi.
(6) konflik organisasi
1) Forming, Forming adalah tahap pembentukan sebuah tim baru. Pada tahap ini
anggota kelompok dalam organisasi menunjukkan rasa semangat. Di satu sisi ada
perasaan cemas dan mempertanyakan apakah dapat menunjukkan kinerja yang
diharapkan.
3) Norming, Selama tahap Norming, para anggota mulai menyadari bahwa perbedaan
pendapat membuat tim menjadi lebih kuat. Setiap individu mulai berani
menyampaikan ide dan dianggap sebagai hal yang membangun. Anggota tim dalam
sebuah organisasi mulai merasa menjadi bagian dari tim dan menikmati kohesivitas
kelompok.
4) Performing, Saat tahap ini, anggota kelompok merasa puas dengan pencapaian tim.
Menyadari kelebihan dan kelemahan masing-masing anggota. Lalu anggota tim
merasa lebih percaya diri dengan kelebihan individu dan teman satu kelompok.