Anda di halaman 1dari 18

2020

Modul Praktikum
Fisika Dasar 1
Modul 1 – Pengukuran dan Ketidakpastian

Penyusun:
NENNI MONA ARUAN
I GDE EKA DIRGAYUSSA
RIZAL H.M. SINAGA
JEKSON PARULIAN SITANGGANG

Laboratorium Fisika Dasar


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
Gedung Bioteknologi: GD 811, Jl Sisingamangaraja, Tobasamosir -22381, Sumatera Utara
telp +62632331234, fax +626323311116, www.del.ac.id
INSTITUTTEKNOLOGIDEL
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
Modul I : PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

A. Tugas Pendahuluan
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Suatu benda berbentuk bola kecil diukur diameternya menggunakan mikrometer skrup seperti
terlihat pada gambar di bawah ini. Cara membaca skala mikrometer skrup
yang tepat dari pengukuran diameter benda tersebut adalah .....

2. Sebuah benda diukur dengan jangka sorong. Jika skala pada pengukuran ditunjukkan pada
gambar di bawah ini, maka panjang benda tersebut adalah .....

3. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0.08050 banyaknya angka
penting dari pengukuran tersebut adalah……
4. Hasil perkalian luas suatu benda dengan panjang 8.33 cm dan lebar 1.1 cm menurut angka
penting adalah ……

B. Tes Awal
Tes awal diberikan sehari sebelum jadwal praktikum.

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 1 of 17


C. Pelaksanaan Praktikum
Pendahuluan
Fisika mempelajari tentang fenomena-fenomena alam secara kualitatif dan kuantitaif, karenanya
masalah pengukuran terhadap besaran fisis mempunyai arti penting. Mengukur adalah
membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis sejenis yang dapat dianggap sebagai tolok
ukurnya (besaran standar).Oleh sebab itu tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui harga/nilai
antara besaran yang diukur dengan besaran yang dianggap tolok ukurnya.Dalam kenyataannya nilai
pembanding yang sesungguhnya tidak pernah diketahui sehingga hasil pengukuran yang benar tidak
pernah diketahui.Setiap kali melakukan pengukuran yang diulang-ulang dengan teliti, hasilnya
hampir selalu berbeda meskipun selisihnya sangat kecil. Karenanya dalam proses pengukuran selalu
terdapat kesalahan atau ralat (”error”). Usaha yang harus dilakukan dalam setiap pengukuran adalah
memperoleh kesalahan tersebut sekecil mungkin. Kesimpulan yang diambil dari suatu kumpulan data,
khususnya seberapa yakin kepercayaan kita akan kesimpulan tersebut sangat bergantung dari
seberapa baik kita memahami dan mengontrol ketidakpastian dalam pengukuran. Oleh karena itu,
topik dalam eksperimen ini akan menjadi fondasi dasar, tidak hanya dalam eksperimen fisika dasar
tapi dalam bidang ilmu lainnya karena kita selalu berhubungan dengan data dan bagaimana
mengukur suatu besaran yang ingin diamati.

I. Tujuan
 Menggunakan dan memahami alat-alat pengukuran dasar.
 Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
 Mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka penting dalam pengolahan hasil
pengukuran.

II. Alat dan Bahan


Penggaris 1 buah
Jangka sorong 1 buah
Mikrometer 1 buah
Dynamometer 1 buah (tidak dibawa ke meja praktikum)
Neraca digital 1 buah
Statif dan klem universal 1 buah
Beban gantung 50 gram 1 buah
Kelereng 2 buah
Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 2 of 17
Persiapan
 Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul ini.
 Kerjakan tugas pendahuluan yang telah diberikan. Setiap anggota kelompok harus
mengerjakan tugas pendahuluan dan dikumpulkan sesaat sebelum memulai praktikum.
 Buatlah rancangan tabel pengamatan agar dapat digunakan untuk menuliskan data praktikum.
Tabel pengamatan harus dibuat sebelum memulai praktikum. Setiap praktikan harus membuat
masing-masing tabel pengamatan. Diakhir praktikum, tabel tersebut harus di tandatangani oleh
asisten praktikum. Setiap kelompok harus menyerahkan satu copy tabel pengamatan kepada
asisten untuk disimpan.

III. Teori Dasar


Pengamatan besaran-besaran fisis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara suatu variabel
dan tujuan lainnya dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Oleh karena itu, pengukuran sangat
penting dilakukan dalam berbagai bidang ilmu termasuk fisika. Agar pengamatan menjadi teliti,
maka pengukuran harus dilakukan dengan tepat dan cermat. Dengan demikian gejala ataupun
peristiwa yang terjadi dapat diprediksi dengan lebih akurat. Meskipun telah diupayakan secara
hati-hati, pengukuran akan selalu disertai dengan ketidakpastian. Yang dimaskud dengan
ketidakpastian disini adalah, kita tidak bisa menentukan secara tepat hasil dari suatu pengukuran.
Beberapa penyebab ketidakpastian adalah kesalahan kalibrasi alat ukur, fluktuasi parameter
pengukuran, kesalahan paralaks, kesalahan titik nol dan Nilai Skala Terkecil (NST). Kesalahan
juga dapat terjadi karena lingkungan yang saling mempengaruhi dan tingkat keterampilan
pengamat yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan suatu metode mengukur dengan benar
sehingga diperoleh hasil pengukuran seteliti mungkin. Selain itu, diperlukan pengetahuan
bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya.
Alat ukur adalah suatu perangkat yang dipergunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
variabel fisis. Alat ukur dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu alat ukur analog dan alat ukur
digital. Hasil dari alat ukur analog merupakan hasil pengukuran bernilai kontinu. Contoh dari alat
ukur analog adalah pengukuran arus listrik yang ditunjukkan dalam bentuk skala berupa nilai
jarum pada ampermeter. Alat ukur digital menunjukkan hasil pengukuran bernilai diskrit dalam
jumlah digit tertentu.
Dalam praktikum pengukuran dasar dibutuhkan beberapa alat ukur dasar, seperti: jangka sorong,
mikrometer skrup, penggaris, stopwatch, dynamometer dan neraca digital. Masing masing alat
ukur tersebut memiliki cara tersendiri dalam pengoperasiannya serta cara untuk membaca hasil

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 3 of 17


pengukurannya. Terdapat beberapa pengertian yang sering ditemukan dalam dalam pengukuran
yaitu:
1. Presisi, yaitu tingkat atau derajat yang membedakan suatu alat pengukuran tertentu
dibandingkan dengan alat ukur lainnya.
2. Akurasi, yaitu kecermatan suatu alat ukur untuk membaca pada nilai yang sebenarnya.
3. Kepekaan, yaitu ratio dari sinyal tanggapan alat ukur terhadap perubahan input dari variabel
yang diukur.
4. Resolusi, yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu diukur oleh suatu alat
ukur.
5. Kesalahan, yaitu penyimpangan dari nilai sebenarnya dalam variabel yang diukur.

Nilai Skala Terkecil (NST)


Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Nilai ini disebut
sebagai nilai skala terkecil (NST). Ketelitian suatu alat ukur bergantung pada nilai skala terkecil.
Sebagai contoh pada gambar dibawah ini adalah mistar yang memiliki skala terkecil 1 mm.

Gambar 1. Skala pada mistar.

Skala Nonius
Untuk meningkatkan ketelitian dari suatu alat ukur, manusia berusaha menemukan cara-cara baru
sehingga alat ukur tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Skala nonius digunakan untuk
meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala
utama dengan sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis skala nonius berimpit dengan
skala utama. Untuk memahami bagaimana ide dari skala nonius, perhatikan gambar alat ukur
panjang berikut ini.

0 cm 1 cm
Skala utama

Skala nonius

∆𝑁
Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 4 of 17
Tampak bahwa titik nol pada skala utama dengan skala nonius berimpit, sedangkan skala 0 lainnya
pada nonius berimput di skala 0,9 cm di skala utama. Maka panjang tiap bagian skala nonius (∆ )
dapat dihitung sebagai:

Lalu bagaimana skala terkecil yang dapat diukur oleh alat ukur tersebut? Perhatikan gambar berikut
ini. Ketika skala nonius digeser ke kiri sehingga angka ”1” pada skala nonius berimpit dengan strip
garis skala utama, maka akan didapat hasil pengukuran terkecil dari alat ukur ini.

0 ∆𝑈
cm 1 cm
Skala utama

Skala nonius

Hasil pengukuran terkecil

Maka hasil pengukuran terkecil yang dapat diukur adalah


∆ ∆
Jadi panjang terkecil yang dapat diukur adalah 0,1 mm yang biasanya tertulis pada alat ukur seperti
jangka sorong. Untuk lebih memahami bagaimana hasil pengukuran mengggunakan jangka sorong,
perhatikan gambar berikut ini.

Skala nonius

Skala utama

Gambar 2. Cara pembacaan skala utama dan skala nonius.

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 5 of 17


Pada gambar 2, hasil pembacaan pada skala utama (U) (pembacaan tanpa nonius) adalah 6,7 satuan,
sedangkan pada skala nonius (N) nilai yang berimpit dengan skala utama adalah adalah angka 7.
Maka hasil nilai yang terbaca adalah:

( )

Ketidakpastian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap pengukuran selalu disertai dengan
ketidakpastian. Karena itu, pengukuran akan mengalami gangguan, sehingga sulit atau tidak
mungkin memperoleh nilai sebenarnya dalam suatu pengukuran. Ketidakpastian terdiri dari dua
bagian, yakni ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif. Masing-masing ketidakpastian
tersebut dapat digunakan dalam pengukuran berulang maupun dalam pengukuran tunggal.

Ketidakpastian Mutlak
Keterbatasan alat ukur menyebabkan ketidakpastian.

Pengukuran Tunggal
Dalam satu kali pengukuran terhadap variabel (pengukuran tunggal), maka ketidakpastiannya

umumnya dinyatakan sebagai setengah dari nilai skala terkecilnya ( ) . Misalkan suatu

pengukuran besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:


x  12 nilai skala terkecil (1)

Di mana x adalah nilai ketidakpastian pengukuran, sehingga hasil pengukurannya dapat dilaporkan
sebagai:
∆ (2)
Pengukuran Berulang
Untuk pengukuran berulang, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan menggunakan kesalahan
setengah rentang atau dapat juga menyatakannya dengan menggunakan standar deviasi.

Ketidakpastian setengah rentang


Pada pengukuran berulang, cara menghitung ketidakpastian berbeda dengan pengukuran tunggal.
Dengan menggunakan metode kesalahan setengah rentang, maka ketidapastian dari suatu pengukran
berulang dapat di peroleh. Caranya adalah sebagai berikut:

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 6 of 17


- Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran berulang pada besaran yang akan diukur. Misalnya
dilakukan pengukuran sebanyak n kali, yaitu .
- Kemudian mencari nilai rata – ratanya ̅
n

x i
x i 1
(3)
n
- Ketidakpastian pengukuran dapat dituliskan sebagai:
x max  x min
x  (4)
2
Di mana xmax adalah nilai data terbesar (maksimum) dan xmin adalah nilai data terkecil. Dengan
demikian, maka untuk menyatakan hasilnya dapat dilaporkan sebagai:
X  x  x (5)
Ketidakpastian pengukuran dengan standar deviasi
Dalam menyatakan kesalahan dengan standar deviasi (simpangan baku), maka kesalahan tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan:
2
n n  n 
 x i  x
2
n 
i 1
xi2
 xi 
 i 1 

i 1
Sx  
n 1 n(n  1)
(6)
Sehingga lapoaran hasil pengukran dilaporkan sebagai:
X  x  Sx (7)
Arti dari persamaan (7) adalah bahwa nilai pengukuran yang benar dari besaran X adalah terletak
dalam selang ( x  S x ) dengan ( x  S x ).

Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif didefinisikan sebagai perbandingan ketidakpastian mutlak dengan hasil
pengukuran yang dapat dinyatakan sebagai:
x
KTP relatif  (8)
x
Dengan demikian, maka hasil pengukuran dapat dinyatakan sebagai:
X  x  ( KTP relatif  100%) (9)
Perambatan Ketidakpastian (Ketidakpastian pada Fungsi Variabel)
Jika variabel dalam pengukuran merupakan fungsi dari variabel lain yang juga memiliki
ketidakpastian, maka variabel tersebut tentu akan memiliki ketidakpastian. Kedaaan seperti ini

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 7 of 17


disebut sebagai perambatan ketidakpastian. Ketidakpastian variabel yang merupakan hasil operasi
variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini.

Nilai yang KTP Relatif


Angka Berarti Hasil Penulisan
terukur (%)
0,1 4 (1,341  0,001)  103

1,341 x 103 1 3 (1,34  0,01)  10 3

10 2 (1,3  0,1)  103

Tabel 1. Perambatan Ketidakpastian

Variabel Operasi Hasil Ketidakpastian


Penjumlahan p  ab  p   a  b

Pengurangan q  a b  q   a  b

∆ r a b
Perkalian r  ab  
∆ r a b
a  s a b
Pembagian s  
b s a b
t a
Pangkat t  an n
t a

Angka penting (Significant Figures)


Angka penting adalah jumlah digit angka yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran. Angka penting
berkaitan dengan ketidakpastian relatif (dalam %). Apabila ketidakpastian relatif semakin kecil,
maka hal tersebut menjukkan bahwa mutu pengukuran semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa
ketelitian pengukuran semakin tinggi. Secara praktis, hubungan antara ketidakpastian (KTP relatif)
dengan angka penting (AB) adalah:
AB=1 – log(KTP relatif) (10)

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 8 of 17


IV. Prosedur Percobaan
Saat praktikum di Laboratorium Fisika Dasar, praktikan akan berlatih untuk menggunakan alat ukur
dasar yaitu penggaris, jangka sorong, mikrometer, dynamometer dan neraca digital, kemudian
mengolah data hasil pegukuran dan melaporkan hasil pengukuran tersebut.
1. Tuliskan alat dan bahan yang akan dipinjam pada daftar peminjaman alat.
2. Ambil alat dan bahan yang dibutuhkan dan bawa ke meja praktikum.

Penentuan Nilai Skala Terkecil (NST)


3. Perhatikan semua alat ukur yang akan anda gunakan. Tentukanlah Nilai Skala Terkecil dan
ketidakpastian terhadap alat ukur yakni penggaris, jangka sorong, mikrometer, dynamometer
dan neraca digital berikut satuannya. Tuliskan dalam tabel pengamatan 1.
Tabel 1 – NST alat ukur dasar
No. Nama Alat Ukur NST Ketidakpastian alat ukur
1. Penggaris
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer
4. Dynamometer
5. Neraca Digital

4. Cek setiap alat ukur, apakah skala awal sudah tepat di angka nol? Jika tidak, lakukan kalibrasi
skala nol terlebih dahulu. Mintalah bantuan asisten praktikum jika anda mengalami kesulitan.

Pengukuran Dimensi dan Massa Bahan


5. Ambilah beban berbentuk silinder, lakukan pengukuran dimensi beban gantung yaitu
diamater dan tebalnya masing-masing sebanyak 10 kali dengan menggunakan jangka sorong,
mikrometer dan mistar. Catat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 9 of 17


Tabel 2 – Hasil pengukuran beban gantung.
Massa beban gantung: .............................
Alat Ukur yang digunakan
Pengukuran Jangka Sorong Mikrometer Sekrup Mistar
Ke - Diameter Tebal Diameter Tebal Diameter Tebal
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
1.
2.
3.
4..
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Catatan:
Contoh tabel isian untuk pengamatan yang lengkap seperti ini hanya diberikan untuk
percobaan 1. Pada percobaan selanjutnya tidak semua tabel isian untuk pengamatan
diberikan dalam petunjuk praktikum, praktikan harus merancang sendiri bentuk tabel isian
pengamatannya mengikuti langkah pada percobaan dalam petunjuk praktikum.

Rancanglah tabel pengamatan sebelum anda melakukan praktikum.


6. Lakukan pengukuran diameter kelereng sebanyak 10 kali dengan menggunakan mikrometer
sekrup, jangka sorong dan mistar. Tuliskan hasil pengukuran yang didapat dalam tabel
pengamatan yang dibuat.
7. Masih dengan beban gantung dan kelereng yang telah anda ukur dimensi panjangnya, lakukan
pengukuran massa beban gantung dan kelereng dengan neraca digital dan dynamometer.
Lakukan pengukuran berulang untuk masing-masing benda sebanyak 10 kali, kemudian tuliskan
dalam tabel pengamatan yang telah dibuat.

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 10 of 17


8. Setelah semua data selesai didapat, rapikan kembali alat dan bahan dan dikembalikan ke tempat
peminjaman. Jangan lupa untuk cek kembali barang yang anda pinjam apakah sudah sesuai
dengan sewaktu peminjaman diawal.
V. Tabel Data
Tabel data sudah dilampirkan pada setiap percobaan
VI. Laporan Praktikum

Pada laporan praktikum, sertakanlah hasil pengamatan praktikum Anda di Laboratorium dengan
kelengkapan data dan jawablah pertayaan sebagai berikut:
1. Catatalah dimensi beban gantung (diameter dan tebal) dan kelereng (diameter). Catatlah
ketidakpastian mutlaknya.
2. Tentukanlah volume dari beban gantung dan kelereng berdasarkan data dari masing-masing
alat ukur yang digunakan. Tentukan KTP nya dengan menggunakan perambatan
ketidakpastiannya (nilai volume dan KTP mutlaknya), Harga volume dilaporkan dalam
bentuk KTP relatif (pakai konsep angka berarti)
3. Tentukanlah massa bahan dengan pengukuran tunggal (KTP mutlak ½ sekala terkecil).
Tentukan rapat massa beban gantung dan kelereng dengan formula   m / V . Gunakanlah
pertambatan ketidakpastian. Konversikan nilai KTP massa ke dalam bentuk KTP relatif.
4. Apakah anda menemukan ada benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur yang
digunakan sewaktu praktikum?
5. Bandingkan hasil pengukuran diameter dan tebal beban gantung dengan menggunakan
mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
- Manakah hasil pengukuran yang memiliki standar deviasi paling besar? Nyatakan
perbedaan tersebut dan jelaskan analisis saudara.
- Manakah hasil pengukuran yang memiliki ketelitian paling baik? Nyatakan perbedaan
tersebut dan jelaskan analisis saudara.

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 11 of 17


Lampiran
Pengetahuan mengenai ketidakpastian pengukuran ini bertujuan agar praktikan
berkompetensi mengenal konsep dasarnya. Disamping itu, dapat mengetahui juga
batasan-batasan (range) yang diperlukan dalam melakukan perhitungan, baik itu oleh
laboratorium penguji ataupun laboratorium kalibrasi.
Memang peran ketidakpastian pengukuran sangat penting guna menjaga mutu hasil
uji agar penyajian data terukur betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih
lagi bagi laboratorium penguji/kalibrasi yang telah menggunakan sistem manajemen
mutu laboratorium ISO/IEC 17025:2008 dan ISO 15189.
a. Konsep Dasar Ketidakpastian Pengukuran
1. Pengukuran Kuantitatif
Sesungguhnya nilai yang diperoleh pada pengukuran kuantitatif merupakan
suatu perkiraan terhadap nilai benar (true value) dari sifat yang diukur.
2. Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada penyimpangan nilai benar :
 Ketidaksempurnaan alat uji / alat ukur
 Ketidaksempurnaan metode pengujian/pengukuran
 Pengaruh personil (operator)
 Kondisi lingkungan
3. Hasil pengukuran kuantitatif merupakan perkiraan saja, namun demikian
berguna untuk mengecek mutu produk.
4. Hasil analisis kuantitatif harus dapat diterima oleh semua pengguna.
5. Untuk meningkatkan mutu hasil analisis harus ada indikator mutu yang
memenuhi syarat antara lain :
 Dapat diterapkan secara universal
 Tetap / sesuai
 Dapat diukur
 Mempunyai arti yang jelas
Dari beberapa konsep diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator yang
memenuhi syarat tersebut adalah ketidakpastian.

b. Ketidakpastian
Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang
nilai yang didalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur. Jadi bisa

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 12 of 17


diartikan bahwa hasil pengukuran kuantitatif tidak tepat bila dilaporkan sebagai
satu angka atau nilai tunggal, misalnya “pH = 3,7”. Dari hasil pengukuran
tersebut kita tidak yakin bahwa nilai tersebut benar, namun akan lebih yakin jika
nilai tersebut adalah nilai perkiraan .

c. Kesalahan (error)
Definisi dari kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil individual dengan
nilai benar.
Sebenarnya nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak diketahui
dengan pasti. Dalam hal ini ketidakpastian dan kesalahan adalah dua konsep yang
sangat berbeda.

Berdasarkan penggolongannya, „kesalahan‟ dapat dibagi menjadi 2 yaitu


kesalahan acak dan kesalahan sistematik :
1. Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan yang bersumber dari variasi
yang bersifat acak dan dapat terjadi diluar kendali personil yang melakukan
pengukuran. Faktor kesalahan acak ini sebenarnya dapat dikurangi dengan
melakukan banyak pengulangan pengukuran.
2. Kesalahan Sistematik (sistematic error) atau „bias‟ sifatnya konstan atau dapat
bervariasi yang dapat diramalkan. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan
cara pengulangan pengukuran. Walau dapat dikoreksi, tetapi tidak bisa tepat
atau eksak. Pada prinsipnya kita tidak bisa mengelak dari adanya
ketidakpastian pada kesalahan sistematis ini. Jika kita mengetahui faktor
kesalahan ini, sangatlah bermanfaat karena dapat digunakan untuk koreksi
hasil pengukuran yang juga harus diperkirakan. Nah, dari perkiraan itu dapat
digunakan untuk perhitungan ketidakpastian.

d. Akurasi dan Presisi


Akurasi adalah kedekatan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan nilai benar
dari kuantitas yagg diukur. Akurasi ini menyatakan ukuran seberapa dekat hasil
pengukuran terhadap nilai benar yang diperkirakan. Sedangkan presisi adalah
kedekatan suatu rangkaian pengukuran berulang satu sama lain. Presisi
merupakan ukuran penyebaran / dispersi suatu kumpulan hasil pengukuran.

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 13 of 17


Disamping itu presisi diterapkan pada pengukuran berulang tanpa menghiraukan
letak nilai rata-rata terhadap nilai benar.
Presisi sendiri diukur dalam bentuk replicability, repeatability, reproducibility.
Variabel Replicability Repeatability Reproducibility

Sub spl S/B S/B S/B

Sampel S S S

Analis S 1 B& B

Alat S 2S B

Hari S S/B

Lab S S B

e. Estimasi Ketidakpastian
Melalui pendekatan sistematik, garis besar estimasi/evaluasi ketidakpastian
adalah mengkuantitasikan kesalahan dan mengkombinasikan (menggabungkan)
kesalahan-kesalahan tadi.
Proses estimasi sendiri meliputi 5 tahapan :
1. Penetapan spesifik
2. Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian
3. Menentukan ketidakpastian baku
4. Penggabungan ketidakpastian baku, dan
5. Perhitungan ketidakpastian yang diperluas

a. Penetapan spesifikasi
Maksudnya adalah kuantitas yang diukur atau diuji didefinisikan, artinya
diberi spesifikasi dalam bentuk formula atau persamaan. Misalnya :
konsentrasi = berat / volume larutan.

b. Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian


Ketidakpastian pengukuran bersumber dari :
 Kesalahan acak
 Kesalahan sistematik

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 14 of 17


Sumber-sumber ketidakpastian harus diidentifikasi secara individual, sebelum
menentukan ketidakpastian pengukuran secara menyeluruh.
Jika kita masuk pada bab estimasi (kuantifikasi) ketidakpastian yang
bersumber dari individual maka estimasi ini akan melalui 2 tipe evaluasi yaitu
evaluasi tipe A dan evaluasi tipe B.
Evaluasi tipe A.
 Merupakan evaluasi komponen acak (random)
 Nilai ketidakpastian diperoleh dari pengukuran berulang (via eksperimen)
 Nilai ketidakpastian baku = μ = deviasi standar
Evaluasi tipe B
 Merupakan evaluasi komponen random + sistematik
 Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
 Nilai ketidakpastian diperoleh dari sumber informasi, misal :
 Sertifikat kalibrasi
 Spesifikasi alat / bahan
 Handbook
 Catalog

3. Penentuan Nilai Ketidakpastian Baku


a. μ = Quoted Ucertainty / faktor cakupan,
Jika QU sebagai faktor cakupan x deviasi standar
b. μ = QU/2
Jika Q.U. dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 %, populasi data
memiliki distribusi normal
c. μ=QU/√3
Jika kita yakin bahwa kesalahan yang lebih besar lebih mungkin terjadi,
populasi data memiliki distribusi rectangular.
d. μ=QU/√6
Jika yakin bahwa kesalahan yang lebih kecil lebih mungkin
terjadipopulasi data memiliki distribusi triangular.

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 15 of 17


4. Kombinasi (Penggabungan) Ketidakpastian Baku
Semua ketidakpastian baku dari masing-masing sumber individual
dikombinasikan/digabungkan agar didapat nilai ketidakpastian yang
menyeluruh.
Terdapat 3 aturan untuk melakukan proses penggabungan :

Aturan 1
Untuk penjumlahan atau pengurangan
Model : Y = a + b + c (a,b,c bisa positif atau negatif)
Model : Y = a + b + c (a,b,c dapat positif atau negatif)
Ketidakpastian baku gabungan :
μy = √ [ μa2 + μb2 + μc2 ]
Contoh :
Y=a+b+c
a = 9,27 μa = ± 0,011
b = -2,33 μb = ± 0,013
c = 5,11 μc = ± 0,012
μy = √ [ μa2 + μb2 + μc2 ]
Y = 9,27 + (-2,33) + 5,11 = 12,05
μy = √ [0,0112 + 0,0132 + 0,0122]
= √ [0,000121 + 0,000169 + 0,000144]
= √ 0,000434
= ± 0,020833
Y = 12,05 ± 0,02

Aturan 2
• Perkalian atau pembagian
Y = a.b.c atau Y = a/b.c
• Ketidakpastian baku gabungan :
μy = Y √ [ (μa /a)2 + (μb/b)2 + (μc /c)2 ]
Contoh :
Y = a.b.c.
• μy = Y √ [ (μa /a)2 + (μb/b)2 + (μc /c)2 ]
Y = 9,27 X – 2,33 X 5,11 = -110,3714

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 16 of 17


• μy = -110,3714 √ [(0,011 /9,27)2+(0,013/-2,33)2+(0,012 /5,11)2 ]
μy = ± 0,6808
Y = -110,37 ± 0,68

Aturan 3
• Pangkat :
Y = an ( a = yang diukur, n = bil tetap)
• Ketidakpastian baku gabungan :
μy = (nY μa ) / a
Persamaan Umum
Jika tidak dapat menggunakan ketiga aturan di atas, maka digunakan
persamaan :
• μy = √ [ (dy /dp)2 x (μb/Y)2 + (dy /dq)2 x(μQ /Y)2 ]

5. Ketidakpastian Yang Diperluas


U = μC x k
k : faktor cakupan
Nilai k = 2 (ini yang umum digunakan, distribusi normal 95%)

Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 17 of 17

Anda mungkin juga menyukai