Modul Pengukuran Dan Ketidakpastian
Modul Pengukuran Dan Ketidakpastian
Modul Praktikum
Fisika Dasar 1
Modul 1 – Pengukuran dan Ketidakpastian
Penyusun:
NENNI MONA ARUAN
I GDE EKA DIRGAYUSSA
RIZAL H.M. SINAGA
JEKSON PARULIAN SITANGGANG
A. Tugas Pendahuluan
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Suatu benda berbentuk bola kecil diukur diameternya menggunakan mikrometer skrup seperti
terlihat pada gambar di bawah ini. Cara membaca skala mikrometer skrup
yang tepat dari pengukuran diameter benda tersebut adalah .....
2. Sebuah benda diukur dengan jangka sorong. Jika skala pada pengukuran ditunjukkan pada
gambar di bawah ini, maka panjang benda tersebut adalah .....
3. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0.08050 banyaknya angka
penting dari pengukuran tersebut adalah……
4. Hasil perkalian luas suatu benda dengan panjang 8.33 cm dan lebar 1.1 cm menurut angka
penting adalah ……
B. Tes Awal
Tes awal diberikan sehari sebelum jadwal praktikum.
I. Tujuan
Menggunakan dan memahami alat-alat pengukuran dasar.
Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
Mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan angka penting dalam pengolahan hasil
pengukuran.
Skala Nonius
Untuk meningkatkan ketelitian dari suatu alat ukur, manusia berusaha menemukan cara-cara baru
sehingga alat ukur tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Skala nonius digunakan untuk
meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala
utama dengan sejumlah skala nonius yang akan menyebabkan garis skala nonius berimpit dengan
skala utama. Untuk memahami bagaimana ide dari skala nonius, perhatikan gambar alat ukur
panjang berikut ini.
0 cm 1 cm
Skala utama
Skala nonius
∆𝑁
Laboratorium Fisika Dasar – IT Del 2016 | Page 4 of 17
Tampak bahwa titik nol pada skala utama dengan skala nonius berimpit, sedangkan skala 0 lainnya
pada nonius berimput di skala 0,9 cm di skala utama. Maka panjang tiap bagian skala nonius (∆ )
dapat dihitung sebagai:
Lalu bagaimana skala terkecil yang dapat diukur oleh alat ukur tersebut? Perhatikan gambar berikut
ini. Ketika skala nonius digeser ke kiri sehingga angka ”1” pada skala nonius berimpit dengan strip
garis skala utama, maka akan didapat hasil pengukuran terkecil dari alat ukur ini.
0 ∆𝑈
cm 1 cm
Skala utama
Skala nonius
Skala nonius
Skala utama
( )
Ketidakpastian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap pengukuran selalu disertai dengan
ketidakpastian. Karena itu, pengukuran akan mengalami gangguan, sehingga sulit atau tidak
mungkin memperoleh nilai sebenarnya dalam suatu pengukuran. Ketidakpastian terdiri dari dua
bagian, yakni ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif. Masing-masing ketidakpastian
tersebut dapat digunakan dalam pengukuran berulang maupun dalam pengukuran tunggal.
Ketidakpastian Mutlak
Keterbatasan alat ukur menyebabkan ketidakpastian.
Pengukuran Tunggal
Dalam satu kali pengukuran terhadap variabel (pengukuran tunggal), maka ketidakpastiannya
umumnya dinyatakan sebagai setengah dari nilai skala terkecilnya ( ) . Misalkan suatu
Di mana x adalah nilai ketidakpastian pengukuran, sehingga hasil pengukurannya dapat dilaporkan
sebagai:
∆ (2)
Pengukuran Berulang
Untuk pengukuran berulang, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan menggunakan kesalahan
setengah rentang atau dapat juga menyatakannya dengan menggunakan standar deviasi.
x i
x i 1
(3)
n
- Ketidakpastian pengukuran dapat dituliskan sebagai:
x max x min
x (4)
2
Di mana xmax adalah nilai data terbesar (maksimum) dan xmin adalah nilai data terkecil. Dengan
demikian, maka untuk menyatakan hasilnya dapat dilaporkan sebagai:
X x x (5)
Ketidakpastian pengukuran dengan standar deviasi
Dalam menyatakan kesalahan dengan standar deviasi (simpangan baku), maka kesalahan tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan:
2
n n n
x i x
2
n
i 1
xi2
xi
i 1
i 1
Sx
n 1 n(n 1)
(6)
Sehingga lapoaran hasil pengukran dilaporkan sebagai:
X x Sx (7)
Arti dari persamaan (7) adalah bahwa nilai pengukuran yang benar dari besaran X adalah terletak
dalam selang ( x S x ) dengan ( x S x ).
Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif didefinisikan sebagai perbandingan ketidakpastian mutlak dengan hasil
pengukuran yang dapat dinyatakan sebagai:
x
KTP relatif (8)
x
Dengan demikian, maka hasil pengukuran dapat dinyatakan sebagai:
X x ( KTP relatif 100%) (9)
Perambatan Ketidakpastian (Ketidakpastian pada Fungsi Variabel)
Jika variabel dalam pengukuran merupakan fungsi dari variabel lain yang juga memiliki
ketidakpastian, maka variabel tersebut tentu akan memiliki ketidakpastian. Kedaaan seperti ini
Pengurangan q a b q a b
∆ r a b
Perkalian r ab
∆ r a b
a s a b
Pembagian s
b s a b
t a
Pangkat t an n
t a
4. Cek setiap alat ukur, apakah skala awal sudah tepat di angka nol? Jika tidak, lakukan kalibrasi
skala nol terlebih dahulu. Mintalah bantuan asisten praktikum jika anda mengalami kesulitan.
Catatan:
Contoh tabel isian untuk pengamatan yang lengkap seperti ini hanya diberikan untuk
percobaan 1. Pada percobaan selanjutnya tidak semua tabel isian untuk pengamatan
diberikan dalam petunjuk praktikum, praktikan harus merancang sendiri bentuk tabel isian
pengamatannya mengikuti langkah pada percobaan dalam petunjuk praktikum.
Pada laporan praktikum, sertakanlah hasil pengamatan praktikum Anda di Laboratorium dengan
kelengkapan data dan jawablah pertayaan sebagai berikut:
1. Catatalah dimensi beban gantung (diameter dan tebal) dan kelereng (diameter). Catatlah
ketidakpastian mutlaknya.
2. Tentukanlah volume dari beban gantung dan kelereng berdasarkan data dari masing-masing
alat ukur yang digunakan. Tentukan KTP nya dengan menggunakan perambatan
ketidakpastiannya (nilai volume dan KTP mutlaknya), Harga volume dilaporkan dalam
bentuk KTP relatif (pakai konsep angka berarti)
3. Tentukanlah massa bahan dengan pengukuran tunggal (KTP mutlak ½ sekala terkecil).
Tentukan rapat massa beban gantung dan kelereng dengan formula m / V . Gunakanlah
pertambatan ketidakpastian. Konversikan nilai KTP massa ke dalam bentuk KTP relatif.
4. Apakah anda menemukan ada benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur yang
digunakan sewaktu praktikum?
5. Bandingkan hasil pengukuran diameter dan tebal beban gantung dengan menggunakan
mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
- Manakah hasil pengukuran yang memiliki standar deviasi paling besar? Nyatakan
perbedaan tersebut dan jelaskan analisis saudara.
- Manakah hasil pengukuran yang memiliki ketelitian paling baik? Nyatakan perbedaan
tersebut dan jelaskan analisis saudara.
b. Ketidakpastian
Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang
nilai yang didalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur. Jadi bisa
c. Kesalahan (error)
Definisi dari kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil individual dengan
nilai benar.
Sebenarnya nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak diketahui
dengan pasti. Dalam hal ini ketidakpastian dan kesalahan adalah dua konsep yang
sangat berbeda.
Sampel S S S
Analis S 1 B& B
Alat S 2S B
Hari S S/B
Lab S S B
e. Estimasi Ketidakpastian
Melalui pendekatan sistematik, garis besar estimasi/evaluasi ketidakpastian
adalah mengkuantitasikan kesalahan dan mengkombinasikan (menggabungkan)
kesalahan-kesalahan tadi.
Proses estimasi sendiri meliputi 5 tahapan :
1. Penetapan spesifik
2. Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian
3. Menentukan ketidakpastian baku
4. Penggabungan ketidakpastian baku, dan
5. Perhitungan ketidakpastian yang diperluas
a. Penetapan spesifikasi
Maksudnya adalah kuantitas yang diukur atau diuji didefinisikan, artinya
diberi spesifikasi dalam bentuk formula atau persamaan. Misalnya :
konsentrasi = berat / volume larutan.
Aturan 1
Untuk penjumlahan atau pengurangan
Model : Y = a + b + c (a,b,c bisa positif atau negatif)
Model : Y = a + b + c (a,b,c dapat positif atau negatif)
Ketidakpastian baku gabungan :
μy = √ [ μa2 + μb2 + μc2 ]
Contoh :
Y=a+b+c
a = 9,27 μa = ± 0,011
b = -2,33 μb = ± 0,013
c = 5,11 μc = ± 0,012
μy = √ [ μa2 + μb2 + μc2 ]
Y = 9,27 + (-2,33) + 5,11 = 12,05
μy = √ [0,0112 + 0,0132 + 0,0122]
= √ [0,000121 + 0,000169 + 0,000144]
= √ 0,000434
= ± 0,020833
Y = 12,05 ± 0,02
Aturan 2
• Perkalian atau pembagian
Y = a.b.c atau Y = a/b.c
• Ketidakpastian baku gabungan :
μy = Y √ [ (μa /a)2 + (μb/b)2 + (μc /c)2 ]
Contoh :
Y = a.b.c.
• μy = Y √ [ (μa /a)2 + (μb/b)2 + (μc /c)2 ]
Y = 9,27 X – 2,33 X 5,11 = -110,3714
Aturan 3
• Pangkat :
Y = an ( a = yang diukur, n = bil tetap)
• Ketidakpastian baku gabungan :
μy = (nY μa ) / a
Persamaan Umum
Jika tidak dapat menggunakan ketiga aturan di atas, maka digunakan
persamaan :
• μy = √ [ (dy /dp)2 x (μb/Y)2 + (dy /dq)2 x(μQ /Y)2 ]