Anda di halaman 1dari 13

PENGUAT LOGARITMIS DAN PENGALI ANALOG

4.1.Tujuan
Mampu memahami penguat logaritma &Antilogaritma,rangkaian pengali analog,
dan mampu menggunakan IC pengali analog sebagai modulasi & demodulasi, dan peng-
geser frekwensi.

4.2.Penguat logaritma dan Anti-logaritma


4.2.1.Penguat logaritma:
- Dengan dioda

If
R
Vi
-
I Vo
+

If = Is e VF/ ηVTdimana If = Arus maju dioda


Is = Arus saturasi
VF = Tegangan maju dioda
VT = Tegangan thermal dioda pada suhu ruang ≈ 0,026V.
η = konstanta.
VF/ ηVT
I = If dimana I = Vin /R , jadi Is e = Vin /R→ ln ( Vin/RIs) = ln (e VF/ ηVT) dan
VF = -Vo, maka Vo = - ηVT ln (Vin/RIs)

-Dengan Transistor:
Ic C E
R
Vi B IE
-
I Vo
+
Ic = IES e VBE / VT dimana Ic = arus collector; IES = Arus emitter saturasi.
VBE = Teg junction basis emitter, VT = Teg thermal ≈0,026V.
Ic ≈ IE dan I = Vin/R juga I = Ic; jadi Vin /R = IES e VBE / VT dan VBE = -Vo.
Maka Vo= - VT ln (Vin/R IES).

4.2.2.Penguat Antilogaritma:
-Dengan Dioda:
R
I

Vi
-
Vo
If
+

If = Is eVF/ ηVT dan I = -Vo/R sedangkan I = If, maka


Vo = -R.Is eVin/ ηVT
-Dengan Transistor:
R
I

Vi Ic
-
Vo
IE
+

Ic = IES e VBE / VT dan IE ≈ Ic, juga I = -Vo/R, maka Vo = -RIES e -Vin /VT.

4.3.Pengali Analog:
Salah satu pemakaian dari penguat logaritma dan Antilogaritma adalah untuk membentuk
pengali analog. Baik pengali analog maupun penguat logaritma digunakan pada aplikasi
proses sinyal analog. Penguat logaritma dan antilogaritma bisa digunakan untuk
membentuk operasi perkalian dan pembagian secara elektronik. Operasi tersebut
berdasarkan pada persamaan matematika sebagai berikut:
Ln (x.y) = ln x + ln y
Ln (x/y) = ln x – ln y.
Dengan persamaan ln (x.y) = ln x + ln y bisa dibentuk pengali analog yaitu dengan kedua
input x dan input y akan menghasilkan output yang merupakan hasil kali dari kedua input
x dan y. Dan blok diagramnya adalah:

x Ln x
Ln z=ln(xy)
= ln x + ln y
antilog z
Vo= xy
y Ln y

Rangkaian pengali analog dengan menggunakan penguat log dan antilog dengan elemen
dioda adalah sebagai berikut:

R
x
-

+ R
R R

-
-
R +
+
R Vo =k xy
y
-

Rangkaian pengali analog diatas sudah ada dalam bentuk komponen terpadu yaitu IC
pengali analog dengan symbol:

Vx x
xy/10 x Vo=kxy
y ATAU
y
Vy
Pengali analog adalah komponen terpadu (IC) yang mempunyai 2 terminal input x dan y,
dan satu terminal output yang merupakan hasil kali dari tegangan input x dan y, dan
dinyatakan oleh Vo= k.XY. Konstanta k disebut factor skala dan biasanya = 1/10.
Jadi Vo= (XY)/10. Agar didapat hasil terbaik, tegangan yang diterapkan ke input x
maupun input y tidak boleh melebihi +10V atau -10V terhadap ground. Batas 10V ini
juga berlaku untuk outputnya, sehingga factor skala biasanya merupakan kebalikan batas
tegangan atau 1/10.
Supply daya yang diberikan sama dengan yang diberikan pada opamp yaitu ±15V.
IC pengali analog antara lain: Ad 533, Ad 534, Ad 4200, XR 2208.
Pemakaian IC pengali analog antara lain:
1. Mengkuadratkan suatu sinyal.
2. Menghitung akar dari suatu sinyal
3. Membagi suatu sinyal dengan sinyal lain
4. Pengganda frekwensi
5. Mendeteksi beda sudut fasa antara 2 sinyal berfrekwensi sama
6. Modulasi dan Demodulasi amplitudo
7. Penggeser frekwensi.

4.4.Pemakaian pengali Analog


4.4.1.Mengkuadratkan suatu sinyal.

x Vo=kxy

y
Ei

Vo = Ei2 /10
4.4.2.Menghitung akar dari suatu sinyal
Vm = Vo2/10
-
x
y
Vm = Ez
R Vm
+
Jadi Vo =√(10Ez)
-
R
Ez + Vo
4.4.3.Membagi suatu sinyal dengan sinyal lain

x
Ei
+ y

R Vm
-

-
R
+ Vo
AC
Ez

Vm =Ez
Vm = (EiVo)/10
Jadi Vo = 10 Ez/Ei
4.4.4.Pengganda frekwensi
Pengganda frekwensi akan memberikan suatu tegangan output yang frekwensinya 2 kali
frekwensi tegangan input. Rangkaian pengganda frekwensi tidak boleh digabungkan
dengan sebuah rangkaian penala, karena rangkaian penala hanya bisa ditala kesatu frek-
wensi saja. Pengganda harus menggandakan suatu frekwensi. Pengali yang mendekati
sebuah pengganda, jika hanya ada satu frekwensi yang diterapkan ke kedua inputnya.
Pada rangkaian dibawah, tegangan gelombang sinus Ei diterapkan ke kedua input
pengali. Jika Ei dengan harga puncak 5V dan frekwensi10KHz, maka
Vo = Ei2 /10 = {52(sin 2π 10000t)2}/10.
Dengan menerapkan persamaan (sin 2πft)2= ½ - { cos 2(2πft)}/2.
Akan didapat Vo = 2,5 [ ½ -{ cos 2(2πft)}/2] = 1,25 – 1,25 cos 2π20000t.
Vo terdiri dari suku dc sebesar 1,25V, dan frekwensi yang digandakan menjadi 20000Hz,
berpuncak 1,25V.
Jika diinginkan menghilangkan tegangan dc, sebuah capacitor dapat dipasang antara RL
dan terminal output. Dan jika ingin mengukur tegangan dc, sebuah voltmeter dc dapat
dihubungkan ke Vo.

x Vo=kxy

y
AC
Ei=5 sin2π10000t
RL

4.4.5.Mendeteksi beda sudut fasa antara 2


sinyal berfrekwensi sama:
Jika 2 gelombang sinus berfrekwensi sama diterapkan ke input pengali, maka Vo
mempunyai komponen tegangan dc dan komponen ac yang frekwensinya 2x frekwensi
input. Tegangan dc tersebut sebanding dengan perbedaan sudut fasa θ antara Ex dan Ey.
Misalnya θ = 0, maka tidak ada perbedaan fasa antara Ex dan Ey, dan menghasilkan
tegangan dc sebesar (ExEy)/20. Dari gambar rangkaian dibawah dengan θ = 90, akan
menghasilkan tegangan dc sebesar 0V.

x Vo=kxy
Ey
y

Vo
dc
Ex

Ex = 4,47 sin (2π10000t + θ) dan Ey = 4,47 sin (2π10000t)


Dengan demikian dari kedua contoh diatas, komponen dc output adalah:
Vodc = [(Ex.Ey) cos θ] / 20 → jadi cos θ = 20Vdc / (ExEy).
Dengan mengukur komponen dc output, dan tegangan puncak kedua input diberikan,
maka beda fasa θ kedua input tersebut bisa ditentukan. Dengan mengatur hasil kali Ex
dan Ey menyamai 20V, bisa digunakan voltmeter dc dari 0V sampai 1V untuk membaca
cos θ dan mengkalibrasi dalam derajat dari table cos, yaitu Vodc = cos θ.

4.4.6.Modulasi Amplitudo:
Sinyal-sinyal data atau audio frekwensi rendah tidak dapat dipancarkan dari antena-
antena yang ukurannya cukup besar. Sinyal audio dapat dipancarkan dengan mengubah
atau memodulasi beberapa sifat dari suatu gelombang pembawa frekwensi tinggi. Jika
amplitudo gelombang pembawa tersebut dirubah menjadi sebanding dengan sinyal ter-
sebut, maka prosesnya disebut Modulasi Amplitudo (AM). Pengubahan frekwensi dari
gelombang pembawa dihasilkan dalam Modulasi Frekwensi (FM), dan pengubahan sudut
phasa dari gelombang pembawa dihasilkan dalam Modulasi sudut Phasa (PM). Sinyal
audio asal harus diambil kembali oleh sebuah proses yang disebut demododulasi atau
deteksi.
Pada rangkaian dibawah, tegangan input Ec diperkuat oleh suatu gain A yang tetap,
maka output penguat Vo merupakan hasil kali gain A dan Ec. Jika gain penguatnya
berubah-rubah dari 0 sampai suatu harga maximum dan kembali ke 0, berarti bahwa
penguat mengalikan tegangan input Ec dengan suatu harga (gain) yang berbeda pada
jangka waktu tertentu, maka Vo adalah amplitudo input Ec dikalikan dengan amplitudoA.
Proses ini contoh dari modulasi amplitudo, dan output Vo disebut sinyal termodulasi
amplitudo. Jadi untuk memperoleh suatu sinyal termodulasi amplitudo Vo, amplitudo
sinyal pembawa frekwensi tinggi Ec dirubah-rubah oleh sebuah sinyal data Em.
Dan jika Ec diterapkan ke sebuah input x pengali, dan Em yang mempunyai bentuk
yang sama seperti A diterapkan ke input y pengali tersebut, maka output Vo adalah Ec
dikali dengan sebuah tegangan yang berubah-rubah dari 0V sampai suatu harga
maximum dan kembali lagi ke 0V, jadi Vo mempunyai sampul yang sama seperti Em.
Dengan demikian pengali bisa dipandang sebagai sebuah piranti gain terkendali tegangan
maupun sebagai sebuah modulator amplitudo.
Suatu gelombang pembawa sinus frekwensi tinggi Ec = Ecp sin 2πfct diterapkan ke suatu
input pengali, dan sebuah sinyal data atau audio frekwensi rendah diterapkan ke input
kedua sebuah modulator yang akan disebut gelombang pemodulasi Em = Emp sin 2πfmt,
dimana Ecp adalah harga puncak gelombang pembawa dan fc adalah frekwensi
pembawa, sedangkan Emp adalah harga puncak gelombang pemodulasi dan fm adalah
frekwensi pemodulasi. Jika tegangan pembawa Ec diterapkan ke input x sebuah pengali
sebagai Ex, dan tegangan pemodulasi Em diterapkan ke input y sebuah pengali sebagai
Ey. Tegangan output Vo dinyatakan sebagai sebuah hasil kali adalah
Vo = (Em.Ec) /10 = [(Emp.Ecp)(sin 2πfmt)(sin 2πfct)] /10
Dengan menggunakan persamaan: (sin A)(sin B) = ½ [cos (A-B) – cos (A+B)].
Maka Vo = [(Emp.Ecp) cos 2π (fc - fm)] /20 - [(Emp.Ecp) cos 2π (fc + fm)] /20.
Persamaan Vo diatas terbentuk dari 2 gelombang sinus dengan frekwensi yang berbeda
dengan Em maupun dengan Ec, frekwensi tersebut adalah frekwensi jumlah (fc + fm) dan
frekwensi beda (fc - fm). Frekwensi jumlah dan frekwensi beda dalam Vo disebut
frekwensi sisi sebelah atas dan frekwensi sisi sebelah bawah karena pada grafik spectrum
frekwensi keduanya diatas dan dibawah frekwensi pembawa.
Bila ada lebih dari satu sinyal pemodulasi yang diterapkan ke input modulator
(input y), masing-masing akan menimbulkan frekwensi jumlah dan frekwensi beda pada
outputnya. Jadi akan ada 2 frekwensi sisi untuk setiap frekwensi input y, yang
ditempatkan secara simetris pada setiap sisi dari pembawa. Jika jangkauan frekwensi
pemodulasi diketahui, maka jangkauan frekwensi sisi yang dihasilkan bisa ditentukan.
Contoh: Jika jangkauan frekwensi pemodulasi berkisar antara 1 dan 4KHz, maka
frekwensi sisi sebelah bawah jatuh pada sebuah pita antara (10 -4)KHz = 6KH dan (10
-1) = 9KHz. Pita antara 6 dan 9 KHz disebut pita sisi sebelah bawah. Sedangkan
frekwensi sisi sebelah atas jatuh pada sebuah pita antara (10+1)KHz = 11KHz dan
(10+4)KHz = 14 KHz. Pita antara 11 KHz dan 14 KHz disebut pita sisi sebelah atas.
4.4.6.1.Modulasi Amplitudo Baku
Sinyal pemodulasi –Em diumpankan ke suatu input dari suatu penjumlah dan suatu
tegangan dc yang sama dengan harga puncak tegangan pembawa –Ecp diumpankan ke
input lain, output dari penjumlah tersebut diumpankan ke input y sebuah pengali dan
sinyal pembawa diumpankan ke input x, sedangkan pengali akan mengalikan Ex dengan
Ey, dan tegangan output merupakan tegangan AM Baku yang diberikan oleh persamaan
berikut:
Vo = [(Ecp2 sin 2πfct)/10 ] + [Ecp Emp( sin 2πfct)(sin 2πfmt)] /10.
= (Ecp2 sin 2πfct)/10 + [EcpEmp cos 2π (fc–fm)]/20 - [EcpEmp cos 2π (fc+fm)]/20.
= suku pembawa + frekwensi sisi sebelah bawah – frekwensi sisi sebelah atas.
Rangkaian Modulator Amplitudo (AM) Baku adalah:

-Emp sin 2 π fmt R R

R -
Ey
y Vo
+
AM Ex X
R
-Ecp AC Vo
Ecp sin 2π fct
seimbang

Contoh:
Ecp = Emp = 5V, frek pembawa fc = 10KHz, dan frekwensi pemodulasi fm = 1KHz,
maka output modulator AM baku adalah suku pembawa 2,5V pada 10KHz, frekwensi sisi
sebelah bawah 1,25V pada 9KHz, dan frekwensi sisi sebelah atas 1,25V pada 11KHz.

4.4.6.2. Modulasi AM seimbang


Pada gambar diatas saklar dipindahkan ke keadaan seimbang, maka Vo hanya mengan-
dung satu suku hasil kali, jadi Vo tidak mengandung frekwensi pembawa fc. Jenis
modulasi ini disebut modulasi seimbang dalam pengertian bahwa pembawanya telah
diseimbangkan, dam modulasi ini disebut modulasi pembawa tersembunyi, karena pem-
bawanya disembunyikan pada output.
Contoh:
Ecp = Emp = 5V, frekwensi pembawa fc = 10KHz dan frek pemodulasi fm = 1KHz,
maka output modulator seimbang adalah hanya terdiri frekwensi sisi sebelah bawah
1,25V pada 9KHz, dan frek sisi sebelah atas 1,25V pada 11KHz.
4.4.7.Demodulasi tegangan AM
Demodulasi atau deteksi adalah proses mengambil kembali suatu sinyal pemodulasi Em
dari tegangan output termodulasi Vo. Gelombang termodulasi AM diterapkan ke input y
sebuah pengali, dan setiap frekwensi input y tersebut dikalikan dengan frekwensi
pembawa input x, masing-masing akan menghasilkan suatu frekwensi jumlah dan beda.
Untuk menghasilkan frekw sinyal pemodulasi Em dapat digunakan sebuah LPF.
Jadi demodulator adalah sebuah pengali dengan frekwensi pembawa yang diterapkan ke
satu input, dan sinyal AM yang didemodulasikan diumpankan ke dalam input lainnya.
Output pengali tersebut diumpankan ke dalam sebuah LPF yang outputnya merupakan
sinyal data pemodulasi semula Em. Dengan demikian sebuah pengali ditambah sebuah
LPF dan sinyal pembawa merupakan sebuah demodulator.
Gambar rangkaian demodulator AM baku adalah:

Suku pembawa +
frek jumah + frek beda
y Vo2 Em
LPF
x
Ec

Contoh:
Output modulator AM baku (pembawa termodulasi) diterapkan ke input y adalah frekw
beda 9KHz pada 1,25V, frekw pembawa 10KHz pada 2,5V, dan frekw jumlah 11KHz
pada 1,25V. Sedangkan input x adalah frekwensi pembawa 10KHz pada 2,5V. Maka
output demodulator AM Vo2 seperti berikut:
Input y Output Vo2
D = 0,31V +
. 2,5Vpd 10KHz S = 0,31V pd 20KHz +
. S = 0,15V pd 19KHz +
Input x: 2,5V pd 10KHz 1,25V pd 9KHz D = 0,15V pd 1KHz +
D = 0,15V pd 1KHz +
1,25V pd 11KHz S = 0,15V pd 21KHz
Dengan LPF yg mempunyai fc=1KHz maka akan dihasilkan 0,15V pd 1KHz + 0,15V pd
1KHz = 0,3V pd 1KHz yang merupakan sinyal pemodulasi asal.
Gambar rangkaian demodulator AM seimbang adalah:

frek jumah + frek beda


x Vo2 Em
LPF
y
Ec

Contoh:
Output modulator AM seimbang diterapkan ke input y adalah frekw beda 9KHz pada
1,25V, dan frekw jumlah 11KHz pada 1,25V. Sedangkan input x adalah frekwensi
pembawa 10KHz pada 2,5V. Maka output demodulator AM Vo2 seperti berikut:
Input y Output Vo2
. S = 0,15V pd 19KHz +
Input x: 2,5V pd 10KHz1,25V pd 9KHz D = 0,15V pd 1KHz +
D = 0,15V pd 1KHz +
1,25V pd 11KHz S = 0,15V pd 21KHz
Dengan LPF yang mempunyai fc=1kHz maka akan dihasilkan 0,15V pd 1KHz + 0,15V
pd 1KHz = 0,3V pd IKHz yang merupakan sinyal pemodulasi.

4.4.8.Modulasi dan Demodulasi pita sisi tunggal:


Dengan menambahkan sebuah HPF pada output modulator, maka filter itu akan
menghilangkan semua frek sisi sebelah bawah, maka outputnya adalah pita sisi tunggal
(SSB). Modulator tersebut merupakan modulator pita sisi sisa.
Misalkan hanya ada satu frekwensi pemodulasi fm bersama dengan frekwensi
pembawa fc yang diterapkan ke modulator pita sisi tunggal, maka outputnya adalah frek
sisi sebelah atas tunggal (fc + Fm). Untuk mendemodulasikan sinyal ini dan mengambil
kembali fm, dengan menghubungkan (fc + fm) sinyal SSB itu ke salah satu input pengali
dan frekwensi pembawa fc ke input lainnya. Output demodulatornya akan mempunyai
suatu frek jumlah sebesar [(fc+fm)+fc] dan suatu frek beda sebesar [(fc+fm)–fc] = fm.
Dengan menghubungkan LPF pada output demodulator akan menghasilkan kembali
sinyal pemodulasi fm dan dengan mudah menghilangkan sinyal frek tinggi yang
frekwensinya adalah (2fc + fm).
4.4.9.Penggeser frekwensi:
Dalam rangkaian komunikasi, sering diperlukan untuk menggeser suatu frekwensi pem-
bawa fc bersama frek-frek yang dibawanya, turun ke frek antara f IF yang lebih rendah.
Sinyal pembawa yang termodulasi diterapkan ke input y, sebuah oscillator setempat di
setel ke suatu frekwensi fo, yang sama dengan jumlah dari frekwensi pembawa dan
frekwensi antara yang dikehendaki, dan diterapkan ke input y.
Gambar rangkain penggeser frekwensi adalah:

Fc + fm
fc Vo LPF Fif + fm
x
fc - fm atau Fif
y BPF Fif - fm
Fo = (Fc + Fif)
Se
tiap frekwensi yang ada pada input y digeser ke bawah dan ke atas menuju frekwensi
antara yang baru. Penetapan frekwensi antara sebelah bawah dapat dimurnikan oleh
sebuah filter. Jadi informasi yang terdapat dalam pembawa fc telah disimpan dan digeser
ke frekwensi antara atau pembawa lainnya. Prinsip penggeser frekwensi digunakan untuk
sebuah penerima AM Universal yang mendemodulasikan AM baku, menyeimbangkan
sinyal-sinyal pita sisi tunggal dan modulator.
Contoh:
Sinyal pembawa yang termodulasi diterapkan ke input y adalah frek jumlah 1V pada
1005KHz, frek pembawa 4V pada 1000KHz, dan frek beda 1V pada 995KHz. Sedangkan
input x adalah oscillator yang disetel untuk gelombang sinus 5V pada 1445KHz dengan
frekwensi antara yang diinginkan 455KHz.
Maka output pengali adalah frek antara sebelah atas sebesar 2450KHz berpuncak 0,25V,
2455KHz berpuncak 1V, dan 2460KHz berpuncak 0,25V. Dan frekwensi antara sebelah
bawah sebesar 450KHz berpuncak 0,25V, 455KHz berpuncak 1V, dan 460KHz
berpuncak 0,25V. Dengan menggunakan LPF atau BPF bisa menghasilkan 3 frekwensi
antara sebelah bawah saja, dan bila dikehendaki untuk menghasilkan 3 frekwensi antara
sebelah atas saja bisa digunakan HPF atau BPF
SOAL-SOAL:
1. Gambar rangkaian logaritma & Antilogaritma yang menghasilkan output x/y dengan
input x = 51,3V dan y = 7,5V. Jika pada rangkaian menggunakan dioda dengan harga
Is =50nA, η = 1. Hitung tegangan Vo?. Anggap masing-masing tahanan pd rangkaian
adalah 5K, kecuali tahanan feedback penguat antilog = 10K.(-0,06V dan -50μV)
2. Modulator seimbang dengan input Ex adalah gelombang sinus 15KHz berpuncak 8V,
dan Ey adalah gelombang sinus 3KHz berpuncak 5V. Tentukan outputnya?.
3. Jika frek pembawa15KHz dan frek pemodulasi berkisar antara 1 dan 2KHz. Tentukan
outputnya?
4. Modulator AM baku dengan frek pemodulasi 10KHz berpuncak 5V dan frek pembawa
100KHz berpuncak 8V. Tentukan outputnya?
5. Demodulator dengan input x adalah 3 gelombang sinus sebesar 5V pada 20KHz, 2V
pada 21KHz, 2V pada 19KHz. Dan dengan input y adalah besarnya 5V pada 20KHz.
Tentukan output pengali analog dan output filter?

Anda mungkin juga menyukai