Abstrak
Diklat berbasis kompetensi diselenggarakan untuk mengatasi diskrepansi kompetensi PNS agar
kemampuan PNS lulusan diklat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Salah satu komponen dalam
diklat berbasis kompetensi adalah kurikulum yang berbasis kompetensi berdasar pada kebutuhan akan
kompetensi peserta diklat. Dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan jaman berikut situasi dan
kondisi di masyarakat, pengembangan kurikulum diklat perlu dilakukan. Pengembangannya tetap
menyesuaikan dengan landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan filosofis, psikologis, sosiologis
dan IPTEK. Pengembangan kurikulum diklat berbasis kompetensi juga menyesuaikan dengan model
kurikulum yang dikehendaki, sehingga kurikulum tersebut nantinya dapat menghasilkan lulusan diklat
dengan kemampuan sesuai yang diinginkan. Pengembangan kurikulum diklat berbasis kompetensi pada
akhirnya diharapkan dapat membangun profesionalisme dan kompetensi PNS dalam menjawab tantangan
di masa depan.Dengan demikian diklat akan menghasilkan lulusan, dalam hal ini PNS, yang profesional
dan kompeten.
Abstract
Competency-based training is held to overcome the discrepancy of civil servant competence to the ability
of civil servants graduate training in accordance with the expected competencies. One component of
competency-based training is a competency-based curriculum based on competency needs of training
participants. In order to meet the demands of the development of the times following the situation and
conditions in the community, the development of training curriculum needs to be done. Its development
still adjusts to the curriculum development foundation, namely philosophical, psychological, sociological
and science and technology. Development of competency-based training curriculum also adapts to the
desired curriculum model, so that the curriculum will be able to produce training graduates with the desired
ability. Development of competency-based training curriculum is ultimately expected to build the
professionalism and competence of civil servants in answering challenges in the future. Thus the training
will produce graduates, in this case civil servants, who are professional and competent.
156
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 156-164
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p156-164
membuat PNS juga harus selalu mengembangkan pengembangan demi terwujudnya kepemerintahan
kapasitas dirinya. yang baik.
Pengembangan kapasitas dan kompetensi PNS Hal yang penting dari tujuan diklat di atas adalah bahwa
dapat dilakukan melalui kegiatan diklat karena melalui setelah mengikuti diklat peserta dapat merubah
diklat kesenjangan kompetensi PNS antara harapan dan pengetahuan, sikap dan perilakunya. Implikasinya adalah
kenyataannya dapat dijembatani. Di lain pihak lembaga bahwa dengan diklat perubahan ada pada ranah kognitif,
diklat pemerintah juga harus menyesuaikan diklat yang afektif dan psikomotorik dari peserta diklat yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan tuntutan terhadap PNS. digambarkan dalam bagan berikut ini:
Keberhasilan diklat itu sendiri tergantung pada berbagai KOGNITIF -
komponen. Menurut Abu Saman Lubis, keberhasilan
PERUBAHAN
PENGETAHUAN
PESERTA
suatu proses pembelajaran dipengaruhi banyak faktor,
DIKLAT
yakni:( 1) siswa/peserta didik, (2) guru/narasumber; (3) AFEKTIF - SIKAP
tujuan; (4) materi; (5) metode; (6) sarana/alat; (7)
evaluasi; (8) lingkungan/konteks; (9) pengelola
pendidikan, (10) struktur/jenjang; serta (11) kurikulum PSIKOMOTORIK
dan fasilitas. Tiap komponen tersebut saling terkait antara KETERAMPILAN
satu dengan lainnya. Tidak ada komponen yang dapat
berdiri sendiri. Proses pembelajaran tidak akan berhasil Gambar 1. Tujuan Diklat
apabila semua komponen lainnya ada tetapi siswa/peserta
didik tidak ada. Begitupun tanpa kurikulum suatu Diklat diselenggarakan agar setelah mengikuti
pembelajaran tidak akan berhasil karena tidak akan ada diklat peserta yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu;
arah dan tujuannya. yang sebelumnya kurang responsif dan bertanggung
Kurikulum memegang peranan penting dalam jawab pada pekerjaannya menjadi lebih responsif dan
keberhasilan diklat. Seiring dengan tantangan yang bertanggung jawab, dan mempunyai sikap positif dalam
dihadapi di masa mendatang, kurikulum diklat juga bekerja; yang sebelumnya bermalas-malasan menjadi
memerlukan penyesuaian dan perngembangan sehingga rajin, kreatif, mau bekerjasama dan inovatif dalam
kegiatan diklat dapat menghasilkan PNS yang profesional perilaku kerjanya.
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Sedangkan yang disebut kompetensi pada
. dasarnya adalah integrasi pengetahuan, keterampilan,
PEMBAHASAN nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
1. Diklat dan Kurikulum Diklat Berbasis berpikir dan bertindak (Arifin 2015). Selanjutnya (Arifin
Kompetensi 2015) menjabarkan bahwa kebiasaan berpikir dan
a. Diklat Berbasis Kompetensi bertindak secara konsisten dan terus menerus
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) adalah suatu memungkinkan seserorang menjadi kompeten, dalam arti
kegiatan yang disengaja dan terencana yang memiliki pengetahuan, sikap dan nilai-nilai dasar untuk
diprogramkan dan dikembangkan untuk memberikan melakukan sesuatu. Kompetensi juga diartikan sebagai
bekal pengetahuan dan pengalaman bagi seorang pengetahuan, keterampilan, dan kemampuand yang
karyawan atau pegawai khususnya pegawai negeri sipil dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dengan maksud untuk membentuk pribadi yang prestatif, dirinya, sehingga dia dapat menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, dan bertanggung jawab serta profesional kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
dalam bidang kerja dan jabatan yang dipercayakan baiknya. Kompetensi dalam PP No. 31 Tahun 2006
padanya (LAN 2015) tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (SPKN)
Adapun tujuan dari diklat berdasarkan PP No. 101 diartikan sebagai kemampuan kerja setiap individu yang
tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
PNS adalah untuk mengembangkan pengetahuan, kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
keterampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan Merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional
tugas pemerintah dan pembangunan dengan sebaik- Indonesia (SKKNI), Standar Kompetensi Kerja Pegawai
baiknya. Tujuan ini dijabarkan sebagai berikut: Negeri Sipil (SKKPNS) adalah rumusan kemampuan
1). Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap perilaku untuk dapat melaksanakan tugas dan/atau keahlian serta sikap kerja yang berdasarkan
jabatan secara profesional dengan dilandasi pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Perka
instansi. BKN No. 22 Tahun 2011). Selanjutnya dalam SPKN,
2). Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pelatihan berbasis kompetensi kerja dirumuskan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan
bangsa kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan,
3). Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. Diklat
pemberdayaan masyarakat. berbasis kompetensi sendiri dapat diartikan sebagai
4). Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola piker proses kegiatan kegiatan yang terencana dan sistematis
dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan untuk meningkatkan kompetensi kerja berupa
157
Pengembangan Kurikulum Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Berbasis Kompetensi dalam Membangun Profesionalisme ...
Widi Asih Nurhajati & Bachtiar Sjaiful Bachri
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku secara Training (MOT) dan penyelenggaranya mengikuti
profesional dalam kegiatan diklat sehingga mampu Training Officer Course (TOC). Selain itu
menunjukkan kinerjanya sesuai dengan atau di atas implementasi diklat juga perlu memperhatikan bahwa
standar yang ditentukan (LAN 2015). Karakteristik diklat kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi kegiatan
berbasis kompetensi yang tercantum dalam SPKN adalah konkrit yang membuat baik peserta diklat maupun
sebagai berikut: pengajar dapat mengembangkan potensi dan
1). Penekanannya pada apa yang dapat dilakukan kompetensinya.
seseorang setelah mengikuti pelatihan (output) e). Evaluate Training (Evaluasi Diklat)
2). Berdasarkan standar kompetensi kerja Evaluasi diklat perlu dilakukan dilakukan untuk
3). Pelatihan tersebut memberikan keahlian dan mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu diklat
kemampuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan sehingga nantinya pembuat kebijakan dapat
suatu pekerjaan memutuskan apakah diklat tersebut sudah tepat dan
4). Pelatihan dapat berupa on-job, off-job, ataupun bisa dilanjutkan atau masih ada yang kurang sehingga
kombinasi keduanya perlu direvisi atau justru harus dihentikan
5). Waktu bukanlah satu-satunya faktor penentu
tercapainya kompetensi Jadi jika digambarkan skema diklat berbasis
6). Pengakuan pada kompetensi yang sudah dimiliki kompetensi bagi PNS adalah sebagai berikut:
dengan melakukan uji kompetensi yang dilakukan
oleh lembaga yang telah terakreditasi ANALISI
S
7). Kriteria penilaian disusun berdasarkan standar KOMPE KEBUT DESAIN
kompetensi kerja SKK TENSI KURIKUL
UHAN
PNS UM
8). Penilaian dilakukan setelah peserta siap dinilai dalam DIHARA DIKLAT
bentuk uji kompetensi PKAN
9). Fokus pada kemampuan untuk mentransfer
pengetahuan dan keahliannya di tempat kerja
Diklat berbasis kompetensi diharapkan dapat
menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas DISKREP
ANSI PENGEMBA
serta produktivitas SDM dan agar organisasi dapat KOMPET NGAN
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan secara ENSI MATERIAL/
efektif dan efisien. Ada 5 (lima) komponen dalam diklat BAHAN
berbasis kompetensi yang biasa disingkat dengan DIKLAT
ADDIE, yaitu:
a). Analyse Needs (Analisa Kebutuhan) PERENCANAA
N TAHUNAN
Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) adalah suatu proses M DAN
yang sistematis dalam mengidentifikasi ketimpangan O PENYELENGG
antara sasaran dengan keadaan yang nyata atau T ARAAN
diskrepansi antara kinerja standar dengan kinerja T
O PELAKS
nyata yang penyelesaiannya melalui pelatihan atau ANAAN
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan, C
DIKLAT
keterampilan dan sikap yang dapat ditingkatkan
melalui diklat.
b). Design Curriculum (Desain Krikulum) ON-
JOB
Desain kurikulum dirancang agar alumni diklat dapat OFF-
memiliki kompetensi yang baik, keterampilan yang JOB KBM
memadai, pengembangan moral yang terpuji, ON+
OFF
pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan hidup - EVALUAS
yang sehat, semangat bekerjasama yang kompak, dan I DIKLAT
JO
apresiasi estetika yang tinggi terhadap dunia sekitar. B
c). Develop Material (Pengembangan Material/Bahan
Diklat)
Pengembangan bahan diklat sangat diperlukan karena
bahan/material diklat ini mengandung substansi
PNS
kemampuan yang akan dicapai oleh peserta diklat KOMPE OUTP
serta memperlancar proses pembelajaran agar TEN
UT
berlangsung lebih efektif dan efisien. PNS
d). Implement Training (Pelaksanaan Diklat) PROFES
IONAL
Pada tahap ini perlu dibuat perencanaan tahunan dan Gambar 2. Alur Diklat Berbasis Kompetensi
perencanaan diklat. Diklat perlu direncanakan dan
dikelola oleh pengelola dan penyelenggara diklat
yang kompeten, dimana untuk mencapai standar
kompetensi pengelolanya mengikuti Management of
158
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 156-164
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p156-164
159
Pengembangan Kurikulum Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Berbasis Kompetensi dalam Membangun Profesionalisme ...
Widi Asih Nurhajati & Bachtiar Sjaiful Bachri
160
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 156-164
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p156-164
NO MATA DIKLAT
MATA PELAJARAN Dari ketiga struktur kurikulum tersebut dapat kita
T P L JML lihat perbedaan yang signifikan. Pada kurikulum 2013
12 Pembinaan PPKBD/Sub PPKBD/ 4 2 10 16
Poktan jumlah jam pelajaran (JP) pada teori menempati porsi
13 Pencatatan dan Pelaporan Program 2 4 6 12 cukup besar yakni 71 JP, sementara kurikulum 2015
KB sebesar 50 JP dan pengembangan dari Perwakilan
14 Teknik Konseling 2 4 4 10 BKKBN Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 sejumlah
C PENUNJANG:
15 Dinamika Kelompok 4 4 - 8 57 JP. Hal tersebut menunjukkan adanya pergeseran
16 Pembinaan Jabatan Fungsional 2 4 - 6 paradigma dimana awalnya diklat memberikan porsi
Penyuluh KB besar pada teori yang fokus pada ranah kognitif.
17 Muatan Lokal 4 - - 4 Sementara pada kurikulum 2015 dan 2016 lebih
18 Plan of Action (POA) - 2 - 2
menekankan pada praktek, baik praktek dalam kelas
maupun praktek lapangan. Dari aspek afektif pada
Keterangan:
kurikulum 2013 tidak menunjukkan secara spesifik
1 jam pelajaran = 45 menit Pembukaan dan Penutupan =
perubahan sikap yang diinginkan, hanya menyebutkan
4 JP
adanya perubahan sikap peserta tentang program KB di
Total = 164 + 4 = 168 JP Waktu pelatihan= 21 hari
wilayah masing-masing, Sementara pada kurikulum 2015
efektif (3 minggu)
secara spesifik menyebutkan bahwa setelah mengikuti
diklat peserta diharapkan memiliki komitmen dalam
c) Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Dasar Bidang
pengelolaan program kependudukan dan KB. Dalam
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan
kurikulum 2016 aspek kognitif yang ingin dicapai adalah
Pembangunan Keluarga Bagi Penyuluh KB
peserta bersikap dinamis, kreatif, motivatif dan mandiri
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Tahun
terkait dengan pengelolaan program KKBPK di
2016
wilayahnya.
Tabel 3 Kurikulum Pelatihan Dasar PKB Tahun 2015
MATA PELAJARAN
Selain itu yang membedakan antara ketiga
NO MATA DIKLAT kurikulum tersebut adalah pada skema praktek
T P L JML
A. WAWASAN lapangannya, Pada kurikulum 2013 dan 2015 praktek
1. Program KKBPK 2 - - 2 lapangan dilakukan dengan setting lokasi yang sudah
2. Implikasi Masalah Kependudukan 4 - - 4 diatur oleh penyelenggara. Sementara pengembangan
terhadap Pembangunan
B. INTI yang dilakukan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa
3. Operasional Program KB - KR era 4 - 4 Timur, praktek lapangan dilakukan di tempat kerja
4. BPJS 4 - - 8 masing-masing dengan setidaknya pejabat struktural
5. Anatomi Fisiologi dan Metode 2 4 4 10 setingkat Eselon IV sebagai mentor. Disini Perwakilan
6. Kontrasepsi 4 4 4 14
7. Program Pembangunan Keluarga ( 6 BKKBN Provinsi Jawa Timur mencoba mengadopsi pola
KS- PK ) 2 2 4 8 diklat kepemimpinan II, III, dan IV yang menggunakan
8. Pendataan Keluarga dan Pemetaan 2 2 4 8 sistem on-off serta melibatkan atasannya sebagai mentor.
9. Potensi Wilayah 2 - 4 6 Dengan sistem tersebut diharapkan calon PKB yang
10. Mekanisme Operasional Lini 2 2 6 10
11. Lapangan 2 4 6 12 mengikuti diklat ini menjadi PKB yang profesional dan
12. Tehnik Penggerakan Partisipasi 4 4 6 14 kompeten sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
13. Masyarakat 2 6 6 14 PKB. Selain itu SKPD-KB sebagai pengguna juga ikut
14. Advokasi dan KIE 2 4 6 12 terlibat dalam pembinaan PKB di kabupaten/kota
15. Pembinaan IMP dan Poktan 4 2 - 6
Perencanaan Strategis masing-masing. Dibawah ini adalah tabel strategi
16. Pencatatan dan Pelaporan Program 4 - - 4 pelaksanaan diklatnya:
17. KKBPK 1 3 - 4 Tabel 4. Strategi Pendidikan dan Pelatihan Dasar Bidang
Konseling Praktis Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan
Tehnik Penyuluhan
Revolusi Mental ( Integritas, Pembangunan Keluarga Bagi Penyuluh KB Perwakilan
Gotong Royong dan BKKBN Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
Etos Kerja )
Revitalisasi Posyandu
Teknik Presentasi
C. AKTUALISASI
18. Dinamika Kelompok 1 3 - 4
19. Pembinaan Jabatan Fungsional 4 - - 4
Penyuluh KB
20. Mempresentasikan hasil praktek - 8 - 8
21. lapangan
Karya Tulis Ilmiah 4 - - 4
22. RTL 1 3 - 4
Keterangan:
1 jam pelajaran = 45 menit Pembukaan dan Penutupan =
4 JP
Total = 164 + 4 = 168 JP Waktu pelatihan= 21 hari
efektif (3 minggu)
161
Pengembangan Kurikulum Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Berbasis Kompetensi dalam Membangun Profesionalisme ...
Widi Asih Nurhajati & Bachtiar Sjaiful Bachri
162
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017 Halaman: 156-164
e-ISSN: 2527-6891
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jp.v2n2.p156-164
163
Pengembangan Kurikulum Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Berbasis Kompetensi dalam Membangun Profesionalisme ...
Widi Asih Nurhajati & Bachtiar Sjaiful Bachri
164