Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS POTENSI FISIK DAN NON-FISIK UNTUK PERENCANAAN DAN

PEMBANGUNAN DESA-KOTA

MAKALAH

Dosen Pengampu : Dr. Novida Yenny, M.Si

OLEH KELOMPOK 3 :

AZZAHRA AULIA WIDIANTI ( 3183331021 )

DWI IRFANSYAH ( 3181131004 )

DEWI NELLY SIMANJUNTAK ( 3193131017 )

HAMZAH MAULANA ( 3183131017 )

JASON OFHEL HUTABARAT ( 3193331016 )

KELAS A - 2018

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatNya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Desa dan Kota ini dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu Ibu Dr. Novida Yenny, M.Si. yang
telah memberikan arahan demi terlaksananya makalah ini

Adapun isi makalah ini yaitu membahas “Potensi Fisik dan Non-Fisik Yang Dimiliki
Desa Maupun Kota Untuk Perencanaan Dan Pembangunan Desa-Kota”

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Penulis berharap adanya kritik ataupun saran dari Bapak, agar kedepannya penulis dapat
mengerjakan tugas selanjutnya lebih baik lagi. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2020

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. POTENSI DESA – KOTA UNTUK PERENCANAAN / PEMBANGUNAN DESA –


KOTA YANG LEBIH BAIK..................................................................................
B. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI TERKAIT DENGAN PERENCANAAN
DAN PEMBANGUNAN DESA-KOTA.................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut
bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
ditentukan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Potensi desa adalah segenap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
dimiliki desa sebagai modal dasar yang perlu dikelola dan dikembangkan bagi
kelangsungan dan perkembangan desa.
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta pemukiman
yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Sistem kota adalah
sekelompok kota-kota yang saling tergantung satu sama lain secara fungsional dalam
suatu wilayah dan berpengaruh terhadap wilayah sekitarnya. Sistem kota berisi tentang
distribusi kota, indeks dan keutamaan kota serta fungsi kota. Kota merupakan pusat
berbagai pelayanan bagi masyarakat, maka dari itu berbagai potensi yang dimiliki perlu
diketahui
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan potensi desa?
2. Bagaimana potensi desa dan kota dalam perencanaan dan pembangunandesa dan
kota?
3. Bagaimana masalah-masalah yang dihadapi terkait perencanaan dan pembangunan
desa-kota ?

C. TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui tentang materi yang akan dibahas yaitu tentang
potensi desa dan kota untuk perencanaan pembangunandesa dan kota, serta masalah yang
terkait dalam pembangunan desa dan kota yang lebih baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. POTENSI FISIK DAN NON-FISIK UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA-


KOTA

1. DESA

Potensi adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang mempunyai


kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Jadi Potensi desa adalah daya, kekuatan,
kesanggupan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu desa yang mempunyai
kemungkinan untuk dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Sebelum memasuk ke dalam potensi desa ada baiknya kita mengetahui kaitanya
tentang potensi desa dengan kota sebagai berikut

a. Desa sebagai sumber bahan mentah maupun bahan pangan bagi kota


Dalam hubungan kota desa, desa adalah daerah belakang atau hinterland,
yakni suatu daerah yang memiliki fungsi penghasil bahan makanan pokok,
contohnya jagung, ketela, padi, kacang, buah, sayuran serta kedelai. Secara
ekonomis desa juga sebagai lumbung bahan mentah bagi industri yang ada di
kota.
Desa adalah tempat produksi bahan pangan. Oleh karena itu, sangat
penting peran masyarakat desa dalam pencapaian swasembada pangan. Desa juga
memiliki peran dalam pembangunan yakni terletak pada ekonomi.

b. Desa berfungsi sebagai sumber tenaga kerja bagi kota


Dalam pembangunan tentu saja tenaga kerja menjadi sesuatu yang
penting. Jika membicarakan tenaga kerja tentu tidak akan lepas dari usia
produktif.
c. Desa sebagai mitra pembangunan bagi kota
Jika dilihat dari tingkat pendidikan serta teknologi warga desa tergolong
belum berkembang. Namun, secara umum desa telah mendapat pengaruh dari
kehidupan di perkotaan. Hal tersebut menyebabkan wujud desa mengalami
banyak perubahan.
Pada Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS tahun 2013, Indonesia
memiliki setidaknya 80.714 desa. Dimana, desa – desa tersebut tersebar pada
6.982 kecamatan, 413 kabupaten, serta 98 kota di 33 provinsi. Tidak hanya
sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi desa – desa tersebut juga berhubungan
dengan kondisi lingkungan serta mata pencarian, yang membutuhkan perhatian
juga pengkajian dengan seksama.

Mayoritas penduduk Indonesia berada di pedesaan. Oleh karena itu, dalam upaya
menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam membangun sarana serta prasarana
membutuhkan langkah yang tepat agar tidak membuat permasalahan di masyarakat.desa,
serta aparatur dan pamong desa. Secara lebih rinci potensi desa yang dibedakan menjadi
potensi fisik dan non disik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. POTENSI FISIK, Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya
alam yang ada di desa berupa :

a. Lahan, lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai
sumber bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media
bagi tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman
padi, jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu.
Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara,
batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
b. Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di dalamnya.
misalnya kesuburan tanah, bahan tambang, dan mineral.
c. Air, pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam
tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. berfungsi sebagai
pendukung kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup
untuk bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-hari. Strategi Pengembangan
d. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat
mempengaruhi setiap daerah. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju
karena kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu.
Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan sehingga corak
iklim sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa
e. Lingkungan geografis, seperti letak desa secara geografis, luas wilayah, jenis tanah,
tingkat kesuburan, sumber daya alam, dan penggunaan lahan sangat mempengaruhi
pengembangan suatu desa.
f. . Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan.
pada desa agraris ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.
g. Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada. Tingkat pendidikan, ketrampilan dan semangat hidup
masyarakat menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa.

2. POTENSI NONFISIK,

Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat
desa dan tata perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah lembaga desa, aparatur
desa, adat istiadat dan budaya. Suatu masyarakat desa yang hidup dalam waktu yang
lama akan membentuk tata kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi
oleh kondisi alam wilayah desa itu sendiri. Adapun potensi desa non fisik tersebut
antara lain:

a. Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam


ikatan kekeluargaan yang erat (gemeinschaft) merupakan landasan yang kokoh bagi
kelangsungan program pembangunan dan merupakan kekuatan dalam membangun
pedesaan.
b. Lembaga dan Organisasi Sosial, lembaga atau organisasi sosial merupakan suatu
badan Jurnal Sungkai Vol.5 No.1, Edisi Februari 2017 Hal : 32-52 38 perkumpulan
yang membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
1. Lembaga desa, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, Rukun
Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), Karang Taruna dan lain-lain
2. Lembaga pendidikan, seperti sekolah, perpustakaan desa, kelompencapir,
penyuluhan, simulasi,dan lain-lain.
3. Lembaga Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA.
4. Lembaga Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), BadanUsaha Milik
Desa (BUMDes), Pasar Desa, dan lumbung desa.
c. Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran dan ketertiban
pemerintahan desa. peranannya sangat penting bagi perubahan dan tingkat
perkembangan desa. Contohnya : kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan
lainlain. Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan faktor penunjang
peranan desa sebagai hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi
masyarakat kota. Sedangkan Berdasarkan potensinya wilayah pedesaan digolongkan
menjadi tiga:
1. wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat didaerah berpotensi subur, topografi
rata, dan dilengkapi dengan irigasi teknis
2. wilayah desa berpotensi sedang, terdapat didaerah dengan lahan pertanian
agak subur, topografi tidak rata, serta irigasi sebagian teknis dan semiteknis
3. wilayah desa berpotensi rendah, terdapat didaerah pertanian tidak subur,
topografi kasar (perbukitan) dan sumber air bergantung pada curah hujan.
2. KOTA

Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang memiliki kegiatan utama selain


bidang pertanian. Dimana, fungsi kawasan tersebut sebagai tempat pelayanan sosial,
pelayanan jasa pemerintahan, dan kegiatan ekonomi, sesuai UU No. 22 Tahun 1999.
Berdasar undang – undang tersebut memiliki 3 fungsi yakni kota sebagai pusat
pemerintah, kota sebagai pusat pendidikan dan kota sebagai pusat informasi.

a. Kota sebagai Pusat Pemerintah

Perkembangan kota membutuhkan aparat berkemampuan yang sangat


memadai dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tersebut baik
yang bersifat pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan yang memiliki sifat
administratif maupun kebutuhan sosial budaya.

Kota sebagai pusat pemerintahan ini berarti kota memiliki berbagai pusat
pengaturan atau pengendalian pemerintahan tingkat pusat, provinsi maupun
kabupaten atau kota. Maka dari itu kota yang digunakan sebagai pusat
pemerintahan dikenal sebagai ibukota negara, ibukota provinsi dan ibukota
kabupaten atau kota

b. Kota sebagai Pusat Pendidikan


Indonesia mengalami perkembangan pendidikan yang cukup pesat sejak
zaman penjajahan. Jika kita belajar sejarah bangsa, maka kita dapat mengetahui
bagaimana sekolah –sekolah awalnya berkembang di wilayah perkotaan, terutama
di kota –kota besar. Perkembangan sekolah di kota –kota besar ini umumnya
terjadi lantaran terbatasnya kalangan yang bisa mengenyam pendidikan.
Di jaman penjajahan Belanda dan Jepang, hanya kalangan tertentu,
contohnya bangsawan, yang bisa menikmati pendidikan di sekolah. Namun, hal
ini kemudian berubah ketika Indonesia telah merdeka. Kemerdekaan Indonesia
turut mengubah pola pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan dapat terus
berkembang hingga sekarang ini.
Kini, semua kalangan bisa belajar dan menempuh pendidikan setinggi
mungkin, selama masih memiliki kemampuan otak atau potensi yang cukup. Ini
pula yang membuat pendidikan terus berkembang hingga mencapai seluruh
pelosok tanah air. Pusat –pusat pendidikan yang menyebar di berbagai wilayah di
Indonesia dalam beragam jenjang dan jenis pendidikan ini kini bisa dinikmati
masyarakat luas di Indonesia.
c. Kota sebagai Pusat Informasi
Pembangunan adalah hal yang terus berlangsung secara
berkesinambungan. Untuk bisa mewujudkan pembangunan ini, baik yang
dilaksanakan di daerah perkotaan maupun pedesaan, kita membutuhkan informasi
yang cepat dan akurat. Keberadaan masyarakat Indonesia yang kebanyakan
tinggal di pedesaan mengharuskan pemerintah untuk bisa membangun wilayah
pedesaan. Dengan adanya sumber informasi yang cepat dan akurat, maka
pembangunan di wilayah pedesaan ini dapat berlangsung dengan lebih baik.
Informasi yang masuk ke wilayah pedesaan juga harus cukup bervariasi,
dan kebanyakan berasal dari wilayah perkotaan. Dengan begitu, masyarakat desa
bisa mendapatkan pengaruh dari bentuk –bentuk kemajuan yang telah lebih dulu
berkembang di wilayah perkotaan.
Berbagai informasi yang berasal dari wilayah perkotaan menuju ke
pedesaan ini bisa dilakukan lewat berbagai media. Beberapa media yang bisa
digunakan sebagai sarana informasi ini misalnya majalah, koran, radio, televisi,
koran, dan internet

Dari fungsi yang ada maka kota yang baik dalam perencaan kehidupan dan pembangunan
nya akan menghasilkan beberapa potensi sebagai berikut :

1. Potensi sosial, yakni fasilitas yang mampu menciptakan ketenangan hidup warga kota.
Sebagai contoh, rumah sakit, tempat ibadah, yayasan sosial maupun organisasi sosial.

2. Potensi budaya, yakni adanya sarana kesenian maupun pendidikan yang dapat memberi
gairah hidup bagi warga kota.

3. Potensi politik, yakni adanya aparatur kota yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam melayani masyarakat, lembaga politik maupun partai politik.
4. Potensi ekonomi, yakni adanya fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidup bagi
warga kota, contohnya pasar, pusat perbelanjaan, bank, kawasan industri maupun sarana
transportasi.
B. MASALAH PEMBANGUNAN DESA-KOTA

A. PERMASALAHAN DI DESA

1. Permasalahan Dalam Pembangunan Desa Secara umum permasalahan- permasalahan


dalam pembangunan desa adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dipedesaan yang masih rendah
b. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik di desa dan kawasan
pedesaan yang belum memadai
c. Ketidakberdayaan masyarakat pedesaan akibat faktor ekonomi maupun non
ekonomi
d. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan desa yang memerlukan penyesuaian dengan
amanat UU Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Desa
e. Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber pangan yang
terancam berkurang
f. Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat kurangnya
akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan maupun pemasarah hasil
produksi masyarakat desa
g. Masih lemahnya antar pelaku pembangunan untuk mempercepat pembangunan
daerah tertinggal
h. Rendahnya produktivitas masyarakat dipedesaan
i. Kurangnya aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusat pertumbuhan wilayah
belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM).
2. Permasalahan Kehidupan di Desa Umumnya permasalahan- permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan di desa adalah sebagai berikut:
a. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
b. Terbatasnya aksesibilitas dan rendahnya kualitas layanan pendidikan
c. Terbatasnya aksesibilitas dan rendahnya kualitas layanan kesehatan
d. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha
e. Terbatasnya aksesibilitas layanan perumahan dan sanitasi
f. Terbatasnya aksesibilitas layanan air bersih
g. Besarnya beban tanggungan keluarga; dan ketidaksetaraan dan ketidakadilan
gender
h. Lemahnya jaminan rasa aman
i. Terbatasnya sarana dan prasana wilayah
j. Lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah
k. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam, serta terbatasnya
aksesibilitas sumber daya alam
l. Lemahnya partisipasi Tentunya setiap desa memiliki permasalahan-permasalah
yang dihadapi dalam kehidupan berbeda-beda.
B.PERMASALAHAN KOTA

1.Masalah Permukiman

Pada dasarnya kota terdiri dari bangunan tempat tinggal, perkantoran dan perniagaan.
Gambaran tentang satu kota selalu berupa susunan bangunan fisik yang berjejer sepanjang jalan
ekonomi, gugus perkantoran pemerintahan dan perniagaan, perkampungan atau permukiman
warga kota, rumah ibadah dan pertamanan. Seluruh bangunan fisik ini biasanya berkembang
lebih lambat dibanding dengan pertambahan penduduk kota, baik pertambahan penduduk kota
secara alami maupun karena derasnya arus urbanisasi (Marbun, 1994).

Selama ini kawasan pemukiman baru lebih ditekankan pada aspek fisik bangunannya
saja. Sedangkan permukiman lama yang sudah ada tumbuh dan berkembang dengan pesat tanpa
terkendali karena kurang adanya tertib dan pengawasan pembangunan. Kedua hal di atas tersebut
mengakibatkan semakin menurunnya kualitas permukiman dalam arti (Marbun, 1994):

1. Kepadatan bangunan yang terlalu tinggi.


2. Lenyapnya taman-taman dan ruang terbuka.
3. Tidak mencukupinya jaringan air bersih, listrik dan pembuangan air kotor.
4. Berkurangnya tingkat pelayanan dan fasilitas umum seperti sekolah, tempat pertemuan
dan olahraga, rekreasi, dan lain-lain.
5. Hilangnya ciri-ciri khas atau karakter spesifik dari daerah permukiman tertentu.

2.Masalah Lingkungan

Laju urbanisasi dan pembangunan kota yang tinggi akan membawa dampak tersendiri
bagi lingkungan hidup di dalam maupun di sekitar kota. Perkembangan aktivitas ekonomi,
social, budaya dan jumlah penduduk membawa perubahan besar dalam keseimbangan
lingkungan hidup di kota. Aktivitas kota dan pertumbuhan penduduk tersebut telah menyita areal
taman, tanah kosong, hutan ladang di sekelilingnya untuk tempat tinggal, tempat usaha, tempat
pendidikan, kantor, ataupun tempat berolahraga dan untuk jalan. Hal ini otomatis memperburuk
keseimbangan lingkungan mulai dari menciutnya areal tanaman, merosotnya daya absorbsi tanah
yang kemudian sering berakibat banjir apabila hujan, sampai masalah sampah dengan segala
akibatnya.
Demikian pula dengan perkembangan industri dan teknologi mencemari lingkungan
dengan asap knalpopt kendaraan bermotor, jelaga dari cerobong pabrik, air buangan pabrik dan
segala buangan produk obat-obatan anti hama seperti DDT dan lain-lain. Sampah plastik juga
turut menambah permasalahan bagi lingkungan hidup karena tidak hancur lebur dengan tanah
seperti sampah daun atau sampah lainnya yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akibat dari
pembangunan kota dan perkembangan teknologi ini adalah timbulnya pencemaran lingkungan
yang berupa (Marbun, 1994):

a) Pencemaran udara;
b) Pencemaran air;
c) Pencemaran tanah;
d) Kebisingan.

3. Masalah Pendidikan Dan Kesehatan

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Kesehatan


merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal pokok untuk menggapai kehidupan
yang memuaskan dan berharga; keduanya adalah hal yang fundamental untuk membentuk
kemampuan manusia yang lebih luas yang berada pada inti pembangunan. Pendidikan
memainkan peranan utama dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk
menyerap teknologi modern untuk mengembangkan kapasitas agara tercipta pertumbuhan serta
pembangunan yang berkelanjutan. Demikian pula halnya dengan kesehatan, kesehatan
merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas, sementara keberhasilan pendidikan juga
bertumpu pada kesehatan yang baik. Oleh karena itu kesehatan dan pendidikan juga dapat dilihat
sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital sebagai input fungsi produksi
agregat. Peran gandanya sebagai input maupun output menyebabkan kesehatan dan pendidikan
sangat penting dalam pembangunan ekonomi (Todaro dan Smith, 2006).

Jhingan (2004) memasukkan pendidikan dan kesehatan sebagai salah satu unsur modal
manusia. Menurut Jhingan (2004) modal manusia adalah pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan seluruh rakyat suatu negara, termasuk juga kesehatan. Menurut Jhingan (2004)
dalam proses pertumbuhan, lazimnya orang lebih menekankan arti penting akumulasi modal
fisik. Harbison dan Meyers dalam Jhingan (2004) menjelaskan bahwa sekarang makin disadari
bahwa pertumbuhan persediaan modal nyata sampai batas-batas tertentu tergantung pada
pembentukan modal manusia yaitu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan seluruh rakyat suatu negara. Penanaman modal pada modal manusia (pendidikan
dan kesehatan) sangatlah penting. Jhingan (2004) mengatakan kebutuhan investasi pada
pembentukan modal manusia di dalam perekonomian terutama di negara terbelakang dan
berkembang menjadi penting karena ternyata investasi modal fisik secara besar-besaran ternyata
tidak mampu mempercepat laju pertumbuhan, lantaran sumber manusianya terbelakang.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembangunan Fisik, Fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan juga prasarana
pemerintahan seperti: Jalan, Jembatan, Pasar, Pertanian, dan Irigrasi. Kondisi fisik ini dapat
berupa letak geografis, dan sumber-sumber daya alam. Letak geografis sebuah desa sangat
menentukan sekali percepatan didalam sebuah pembangunan. Letaknya strategis, dalam arti tidak
sulit untuk dijangkau akibat relif geografisnya. Kecepatan proses pembangunan dan
perkembangan suatu kelurahan juga sangat ditentukan oleh itensitas hubungannya dengan dunia
luar, mobilitas manusia dan budaya akan mempercepat perkembangan desa itu sendiri.

Pembangunan non fisik, Didalam pembangunan suatu wilayah bukan hanya melakukan
program pembangunan yang bergerak dibidang pembanguan fisik saja tetapi juga harus bergerak
dibidang pembangunan non fisik atau sosial. Bachtiar Effendi (2002:114) oleh karena itu,
pembangunan hendaknya harus adanya keseimbangan antara pembangunan fisik ataupun
pembangunan non fisiknya. Yang menjadi bagian dari pembangunan non fisik atau sosial yaitu :
Pembangunan manusia, Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan.

Pembangunan non fisik berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia itu sendiri.
Adapun pembangunan antara lain pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang
pendidikan, pembangunan di bidang ekonomi dan lain sebagainya. Pembangunan non fisik
mengedepankan sumberdaya manusia, dikarenakan dengan adanya pembangunan non fisik
menjadi dasar untuk melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan bertumpu
pada salah satu aspek saja, tetapi pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu sama lain.

B. SARAN

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya.


Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Sungkai Vol.5 No.1, Edisi Februari 2017 Hal : 32-52 40

Muhlisah. 2015. Potensi fisik dan social wilayah Indonesia, dan potensi geografis untuk
ketahanan pangan. Diakses pada tanggal 22 september, dalam laman:
http://muhlisahlisah.blogspot.com/2014/12/makalah-potensi-fisik-dan-sosial.html

Guru geografi. 2020. 5 potensi fisik wilayah Indonesia. Diakses pada 22 september, dalam
laman: https://www.gurugeografi.id/2018/03/5-potensi-fisik-wilayah-
indonesia.html

Guru geografi. 2020. Pengertian potensi social wilayah Indonesia. Diakses pada 22
september, dalam laman: https://www.gurugeografi.id/2018/03/pengertian-
potensi-sosialwilayah.html

Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan Daerah Otonom Berkeadilan (Cetakan Pertama).


Yogyakarta: PT. Uhindo dan Offset

Anda mungkin juga menyukai