PEMBANGUNAN DESA-KOTA
MAKALAH
OLEH KELOMPOK 3 :
KELAS A - 2018
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatNya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Desa dan Kota ini dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu Ibu Dr. Novida Yenny, M.Si. yang
telah memberikan arahan demi terlaksananya makalah ini
Adapun isi makalah ini yaitu membahas “Potensi Fisik dan Non-Fisik Yang Dimiliki
Desa Maupun Kota Untuk Perencanaan Dan Pembangunan Desa-Kota”
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Penulis berharap adanya kritik ataupun saran dari Bapak, agar kedepannya penulis dapat
mengerjakan tugas selanjutnya lebih baik lagi. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih.
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut
bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
ditentukan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Potensi desa adalah segenap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
dimiliki desa sebagai modal dasar yang perlu dikelola dan dikembangkan bagi
kelangsungan dan perkembangan desa.
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta pemukiman
yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Sistem kota adalah
sekelompok kota-kota yang saling tergantung satu sama lain secara fungsional dalam
suatu wilayah dan berpengaruh terhadap wilayah sekitarnya. Sistem kota berisi tentang
distribusi kota, indeks dan keutamaan kota serta fungsi kota. Kota merupakan pusat
berbagai pelayanan bagi masyarakat, maka dari itu berbagai potensi yang dimiliki perlu
diketahui
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan potensi desa?
2. Bagaimana potensi desa dan kota dalam perencanaan dan pembangunandesa dan
kota?
3. Bagaimana masalah-masalah yang dihadapi terkait perencanaan dan pembangunan
desa-kota ?
C. TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui tentang materi yang akan dibahas yaitu tentang
potensi desa dan kota untuk perencanaan pembangunandesa dan kota, serta masalah yang
terkait dalam pembangunan desa dan kota yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DESA
Sebelum memasuk ke dalam potensi desa ada baiknya kita mengetahui kaitanya
tentang potensi desa dengan kota sebagai berikut
Mayoritas penduduk Indonesia berada di pedesaan. Oleh karena itu, dalam upaya
menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam membangun sarana serta prasarana
membutuhkan langkah yang tepat agar tidak membuat permasalahan di masyarakat.desa,
serta aparatur dan pamong desa. Secara lebih rinci potensi desa yang dibedakan menjadi
potensi fisik dan non disik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. POTENSI FISIK, Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya
alam yang ada di desa berupa :
a. Lahan, lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai
sumber bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media
bagi tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman
padi, jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu.
Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara,
batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
b. Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di dalamnya.
misalnya kesuburan tanah, bahan tambang, dan mineral.
c. Air, pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam
tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. berfungsi sebagai
pendukung kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup
untuk bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-hari. Strategi Pengembangan
d. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat
mempengaruhi setiap daerah. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju
karena kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu.
Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan sehingga corak
iklim sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa
e. Lingkungan geografis, seperti letak desa secara geografis, luas wilayah, jenis tanah,
tingkat kesuburan, sumber daya alam, dan penggunaan lahan sangat mempengaruhi
pengembangan suatu desa.
f. . Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan.
pada desa agraris ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.
g. Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada. Tingkat pendidikan, ketrampilan dan semangat hidup
masyarakat menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa.
2. POTENSI NONFISIK,
Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat
desa dan tata perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah lembaga desa, aparatur
desa, adat istiadat dan budaya. Suatu masyarakat desa yang hidup dalam waktu yang
lama akan membentuk tata kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi
oleh kondisi alam wilayah desa itu sendiri. Adapun potensi desa non fisik tersebut
antara lain:
Kota sebagai pusat pemerintahan ini berarti kota memiliki berbagai pusat
pengaturan atau pengendalian pemerintahan tingkat pusat, provinsi maupun
kabupaten atau kota. Maka dari itu kota yang digunakan sebagai pusat
pemerintahan dikenal sebagai ibukota negara, ibukota provinsi dan ibukota
kabupaten atau kota
Dari fungsi yang ada maka kota yang baik dalam perencaan kehidupan dan pembangunan
nya akan menghasilkan beberapa potensi sebagai berikut :
1. Potensi sosial, yakni fasilitas yang mampu menciptakan ketenangan hidup warga kota.
Sebagai contoh, rumah sakit, tempat ibadah, yayasan sosial maupun organisasi sosial.
2. Potensi budaya, yakni adanya sarana kesenian maupun pendidikan yang dapat memberi
gairah hidup bagi warga kota.
3. Potensi politik, yakni adanya aparatur kota yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam melayani masyarakat, lembaga politik maupun partai politik.
4. Potensi ekonomi, yakni adanya fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidup bagi
warga kota, contohnya pasar, pusat perbelanjaan, bank, kawasan industri maupun sarana
transportasi.
B. MASALAH PEMBANGUNAN DESA-KOTA
A. PERMASALAHAN DI DESA
1.Masalah Permukiman
Pada dasarnya kota terdiri dari bangunan tempat tinggal, perkantoran dan perniagaan.
Gambaran tentang satu kota selalu berupa susunan bangunan fisik yang berjejer sepanjang jalan
ekonomi, gugus perkantoran pemerintahan dan perniagaan, perkampungan atau permukiman
warga kota, rumah ibadah dan pertamanan. Seluruh bangunan fisik ini biasanya berkembang
lebih lambat dibanding dengan pertambahan penduduk kota, baik pertambahan penduduk kota
secara alami maupun karena derasnya arus urbanisasi (Marbun, 1994).
Selama ini kawasan pemukiman baru lebih ditekankan pada aspek fisik bangunannya
saja. Sedangkan permukiman lama yang sudah ada tumbuh dan berkembang dengan pesat tanpa
terkendali karena kurang adanya tertib dan pengawasan pembangunan. Kedua hal di atas tersebut
mengakibatkan semakin menurunnya kualitas permukiman dalam arti (Marbun, 1994):
2.Masalah Lingkungan
Laju urbanisasi dan pembangunan kota yang tinggi akan membawa dampak tersendiri
bagi lingkungan hidup di dalam maupun di sekitar kota. Perkembangan aktivitas ekonomi,
social, budaya dan jumlah penduduk membawa perubahan besar dalam keseimbangan
lingkungan hidup di kota. Aktivitas kota dan pertumbuhan penduduk tersebut telah menyita areal
taman, tanah kosong, hutan ladang di sekelilingnya untuk tempat tinggal, tempat usaha, tempat
pendidikan, kantor, ataupun tempat berolahraga dan untuk jalan. Hal ini otomatis memperburuk
keseimbangan lingkungan mulai dari menciutnya areal tanaman, merosotnya daya absorbsi tanah
yang kemudian sering berakibat banjir apabila hujan, sampai masalah sampah dengan segala
akibatnya.
Demikian pula dengan perkembangan industri dan teknologi mencemari lingkungan
dengan asap knalpopt kendaraan bermotor, jelaga dari cerobong pabrik, air buangan pabrik dan
segala buangan produk obat-obatan anti hama seperti DDT dan lain-lain. Sampah plastik juga
turut menambah permasalahan bagi lingkungan hidup karena tidak hancur lebur dengan tanah
seperti sampah daun atau sampah lainnya yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akibat dari
pembangunan kota dan perkembangan teknologi ini adalah timbulnya pencemaran lingkungan
yang berupa (Marbun, 1994):
a) Pencemaran udara;
b) Pencemaran air;
c) Pencemaran tanah;
d) Kebisingan.
Jhingan (2004) memasukkan pendidikan dan kesehatan sebagai salah satu unsur modal
manusia. Menurut Jhingan (2004) modal manusia adalah pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan seluruh rakyat suatu negara, termasuk juga kesehatan. Menurut Jhingan (2004)
dalam proses pertumbuhan, lazimnya orang lebih menekankan arti penting akumulasi modal
fisik. Harbison dan Meyers dalam Jhingan (2004) menjelaskan bahwa sekarang makin disadari
bahwa pertumbuhan persediaan modal nyata sampai batas-batas tertentu tergantung pada
pembentukan modal manusia yaitu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan seluruh rakyat suatu negara. Penanaman modal pada modal manusia (pendidikan
dan kesehatan) sangatlah penting. Jhingan (2004) mengatakan kebutuhan investasi pada
pembentukan modal manusia di dalam perekonomian terutama di negara terbelakang dan
berkembang menjadi penting karena ternyata investasi modal fisik secara besar-besaran ternyata
tidak mampu mempercepat laju pertumbuhan, lantaran sumber manusianya terbelakang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembangunan Fisik, Fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan juga prasarana
pemerintahan seperti: Jalan, Jembatan, Pasar, Pertanian, dan Irigrasi. Kondisi fisik ini dapat
berupa letak geografis, dan sumber-sumber daya alam. Letak geografis sebuah desa sangat
menentukan sekali percepatan didalam sebuah pembangunan. Letaknya strategis, dalam arti tidak
sulit untuk dijangkau akibat relif geografisnya. Kecepatan proses pembangunan dan
perkembangan suatu kelurahan juga sangat ditentukan oleh itensitas hubungannya dengan dunia
luar, mobilitas manusia dan budaya akan mempercepat perkembangan desa itu sendiri.
Pembangunan non fisik, Didalam pembangunan suatu wilayah bukan hanya melakukan
program pembangunan yang bergerak dibidang pembanguan fisik saja tetapi juga harus bergerak
dibidang pembangunan non fisik atau sosial. Bachtiar Effendi (2002:114) oleh karena itu,
pembangunan hendaknya harus adanya keseimbangan antara pembangunan fisik ataupun
pembangunan non fisiknya. Yang menjadi bagian dari pembangunan non fisik atau sosial yaitu :
Pembangunan manusia, Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan.
Pembangunan non fisik berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia itu sendiri.
Adapun pembangunan antara lain pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang
pendidikan, pembangunan di bidang ekonomi dan lain sebagainya. Pembangunan non fisik
mengedepankan sumberdaya manusia, dikarenakan dengan adanya pembangunan non fisik
menjadi dasar untuk melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan bertumpu
pada salah satu aspek saja, tetapi pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu sama lain.
B. SARAN
Muhlisah. 2015. Potensi fisik dan social wilayah Indonesia, dan potensi geografis untuk
ketahanan pangan. Diakses pada tanggal 22 september, dalam laman:
http://muhlisahlisah.blogspot.com/2014/12/makalah-potensi-fisik-dan-sosial.html
Guru geografi. 2020. 5 potensi fisik wilayah Indonesia. Diakses pada 22 september, dalam
laman: https://www.gurugeografi.id/2018/03/5-potensi-fisik-wilayah-
indonesia.html
Guru geografi. 2020. Pengertian potensi social wilayah Indonesia. Diakses pada 22
september, dalam laman: https://www.gurugeografi.id/2018/03/pengertian-
potensi-sosialwilayah.html