Anda di halaman 1dari 7

REGULASI TERKAIT PELAYANAN FARMASI YANG WAJIB DIKETAHUI

1. Peraturan dasar:
a. UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. PP No 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
 Sebagai Landasan Pelayanan Kefarmasian yang Bermutu dan memperkuat otoritas
dan kewenangan praktek kefarmasian oleh Apoteker
2. Peraturan tentang Obat
a. Peraturan ttg obat, obat jadi, obat paten, obat standar, obat asli, obat baru
i. SP Menkes RI No. 193/keb/BVII/71
b. Penggolongan Obat menurut UU:
i. Permenkes Nomor 917/ MENKES/PER/X/1993
ii. Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/VI/2000
c. Obat Keras
i. UU obat Keras Nomor. St.1937 No.541
d. Penggolongan Obat DOWA:
i. No. 1 Keputusan Menkes nomor : 347/MenKes/SK/VII/1990
ii. No. 2 Kepmenkes no 924 tahun 1993
iii. Kepmenkes no 925 tahun 1993 tentang perubahan gol. OWA No.1, memuat
perubahan gol. obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula
OWA berubah menjadi OBT atau OB
iv. No. 3 Kepmenkes no 1176 tahun 1999
e. Narkotika:
i. UU No. 35/2009 ttg Narkotika
ii. PMK No 7/2018 ttg Perubahan Gol. Narkotika (yang terbaru PMK No. 5/2020)
1. Obat baru Narkotika gol. 1:
a. Sebelumnya Psikotropika: Ekstasi (MDMA), Lisergida (LSD),
Psilosibina, Amfetamin, Deksamfetamin, Metamfetamin
b. Sebelumnya OK: Karisoprodol
iii. Permenkes No. 3 tahun 2015 ttg Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika
f. Psikotropika
i. UU No 5 tahun 1997 ttg Psikotropika
ii. PMK No. 3/2017 ttg Perubahan Gol. Psikotropika
g. Prekursor
i. PP No 44 Tahun 2010 tentang Prekursor
ii. Per Ka BPOM Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Prekursor
Farmasi Dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi
 terbaru Perka BPOM no. 4 thn 2018 ttg Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan
Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian:
obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep baru, tercantum di
poin 4.4, 4.5, 4.22 untuk obat NPP dan 4.19, 4.20 untuk Narkotika saja
h. OOT
i. Peraturan BPOM No. 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan OOT
3. Peraturan tentang Sarana Farmasi dan Pelayanan Kefarmasian
a. Rumah Sakit
i. UU no. 44 thn 2009 ttg RS,
ii. Permenkes no. 72 thn 2016 ttg Standar Layanan Farmasi di RS
iii. Pedoman Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di RS tahun 2019
b. Apotek
i. Permenkes no. 9 thn 2017 tth Apotek,
ii. Permenkes no. 73 thn 2016 ttg Standar Layanan Farmasi di Apotek
iii. Pedoman Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek tahun 2019
c. Puskesmas
i. Permenkes no. 43 thn 2019 ttg Puskesmas,
ii. Permenkes no 74 thn 2016 ttg Standar Layanan Farmasi di Puskesmas
iii. Pedoman Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas tahun 2019
d. Klinik
i. Permenkes no. 9 thn 2014 ttg Klinik
4. Peraturan tentang Tenaga Kefarmasian
a. UU No. 36 /2014 ttg Tenaga Kesehatan
i. Pasal 44 (1) : Setiap tenaga kesehatan yg menjalankan praktik wajib memiliki
STR
ii. Pasal 46 : Setiap tenaga kesehatan yg menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin, dalam bentuk SIP yang diberikan oeh Pemerintah
Kab/kota
b. PP No. 51/2009 Pekerjaan Kefarmasian
i. Pasal 52 ayat (2): Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek,
Puskesmas, atau instalasi farmasi rumah sakit harus menggunakan Surat Izin
Praktik berupa SIPA dan SIK untuk yang Apoteker di fasilitas kefarmasian diluar
Apotek dan instalasi farmasi rumah sakit
c. Permenkes No. 889/MENKES/PER/V/2011 Tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik,
dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
i. Pasal 1: Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat tanda registrasi., berupa STRA bagi Apoteker dan STRTTK
bagi tenaga teknis kefarmmasian
d. Permenkes No.31 thn 2016 ttg Perubahan PMK No.889 thn 2011 ttg Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin KerjaTenaga Kefarmasian.
i. Pasal 17 : Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja,
yaitu SIP Apoteker dan SIP Tenaga Teknis Kefarmasian. Penerapan  Integrasi
STRA Online dengan Penerbitan SIPA
5. Sistem Kesehatan Nasional:
a. Perpres No. 72/ 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
b. PMK 28 tahun 2014 ttg Pedoman pelaksanaan program JKN, Kebijakan Pengelolaan dan
Pelayanan Obat
c. PMK 59 Tahun 2014 ttg standar tariff JKN dan program rujuk balik
d. Formularium Nasional: SK Menkes No. 328/Menkes/SK/IX/2013 tanggal 19 September
2013

e. Kewajiban Menuliskan Obat generic:


i. PP 51 thn 2009 pasal 24 b
ii. Surat keputusan nomor 085/Menkes/SK/I/89 tentang kewajiban menulis resep
dan/ atau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah.
iii. Peraturan Menteri Kesehatan no 02.02/Menkes/068/I/2010: semua fasilitas
kesehatan pemerintah wajib menuliskan resep dan atau menggunakan obat
generik.
6. Lainnya:
a. Daftar Obat Keadaan Darurat pada Praktik Mandiri Dokter: Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/263/2018
b. Penyelenggaraan Imunisasi: Permenkes No. 12/2017
c. Peraturan tentang Obat Tradisional, Kosmetik, dan Alat Kesehatan (CARI SENDIRI)
d. Peraturan mengenai Industri Farmasi, Registrasi Obat dan Distribusi Obat/PBF (CARI
SENDIRI)
e. TERBARU!! PP RI NOMOR 47 TAHUN 2O2I TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG
PERUMAHSAKITAN, pasal 6 (2) dan pasal 9 --> Apoteker di RS diakui sebagai tenaga
farmasi sebagai hasil dari Usulan Perubahan Permenkes No.3 Tahun 2020 tentang
Klasifikasi dan Perizinan RS yang menggantikan PMK no. 30 thn 2019. Perbedaannya,
pelayanan farmasi pada PMK tahun 2019 masuk kategori pelayanan penunjang medik
sedangkan PMK 2020 masuk kategori pelayanan nonmedik.
ETIK PROFESI

1. Lafal Sumpah Janji Apoteker: PP No. 20 tahun 1962,


https://ropeg.kemkes.go.id/download/pp196220.pdf
2. Sumpah TTK. https://pafi.or.id/media/upload/20200306053147_466.pdf
3. Kode Etik Apoteker Indonesia, https://tetieco.files.wordpress.com/2011/09/kode-etik-apoteker-
indonesia.pdf
4. Kode Etik Tenaga Teknis Kefarmasian: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
573/MENKES/SK/VI/2008, http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Perilaku-dan-Etika-Farmasi-Komprehensif.pdf

SUMPAH APOTEKER

1. SAYA BERSUMPAH / BERJANJI AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA KEPENTINGAN


PERIKEMANUASIAAN TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN.
2. SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI KARENA PEKERJAAN SAYA DAN
KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER.
3. SEKALIPUN DIANCAM, SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN PENGETAHUAN KEFARMASIAN SAYA
UNTUK SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN.
4. SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK – BAIKNYA SESUAI DENGAN MARTABAT DAN
TRADISI LUHUR JABATAN KEFARMASIAN.
5. DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR DENGAN SUNGGUH – SUNGGUH
SUPAYA TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN,
KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN SOSIAL.
6. SAYA IKRAR SUMPAH / JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN PENUH KEINSYAFAN

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

MUKADIMAH

Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan
keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya
selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan
moral yaitu :

Kode Etik Apoteker Indonesia


BAB I
KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Sumpah/Janji
Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.
Pasal 2
Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya.
Pasal 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di
bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan
diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di Bidang
Kesehatan pada umumnya dan di Bidang Farmasi pada khususnya.

BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA

Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk hidup insani.

BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan Kode Etik.
Pasal 12
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik
sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal
rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAINNYA

Pasal 13
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan
hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas Kesehatan.
Pasal 14
Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.

BAB V
PENUTUP

Pasal 15
Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia
dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja
maupun idtak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker
tersebut wajib mengakui danmenerima sanksi dari pemerintah, Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi yang
menanganinya yaitu ISFI dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ditetapkan di :Denpasar
Pada tanggal:18 Juni 2005

Anda mungkin juga menyukai