Anda di halaman 1dari 32

Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS

PT. Althaf Tata Laksana

BAGIAN

PENDEKATAN, METODOLOGI
E
DAN PROGRAM KERJA

E.1 PROSEDUR ADMINISTRASI PENGAWASAN

Sebagai bagian apresiasi dan inovasi kami dalam melaksanakan pekerjaan supervisi,
kami akan menerapkan pemahaman mengenai prodesur administrasi pengawasan
dalam melaksanakan setiap kegiatan.

Tujuan
Yaitu untuk mewujudkan hasil pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya, sesuai
spesifikasi, target waktu dengan biaya efisien.

Kewenangan-Kewenangan
Terbatas pada hal-hal yang sudah jelas dalam Kontrak (Syarat-Syarat Umum), Gambar
Kerja dan Spesifikasi, dan tidak boleh membuat penafsiran sendiri yang mengakibatkan
timbulnya masalah atau perubahan kontrak.
Pengawas tidak boleh menghambat/menghentikan pekerjaan tanpa alasan yang jelas,
kecuali yang dapat menimbulkan bahaya atau yang dapat merugikan pihak proyek atau
pihak lain yang lebih besar.

Fungsi
Sebagai sarana kontrol yang efektif dalam proses pengendalian pelaksanaan proyek, dan
merupakan sarana komunikasi antar Konsultan, Kontraktor dan unsur-unsur yang
terlibat dalam pelaksaanan pekerjaan di lapangan.

Penting
Kesalahan sekecil apapun dilapangan sebaiknya dihindari, karena dari masalah kecil
dapat menjadi awal masalah yang lebih besar hingga ke tingkat atas/pimpinan
team/perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan kegagalan proyek itu sendiri.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-1


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

1. Prosedure “Request for Inspection” atau “Request for Work”


Sebelum memulai setiap item pekerjaan, kontraktor diwajibkan menggunakan
permohonan (request) pelaksanaan, sekaligus sebagai pemberitahuan kepada Konsultan
Pengawas untuk melaksanakan pemeriksaan (inspection) terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tersebut.
Data-data yang perlu dituangkan dalam form isian permohonan standar terdiri dari:
 Nomor Request dan tanggal dibuat.
 Nama Proyek, nama Pekerjaan, No. Paket, Nama Kontraktor.
 Jenis Pekerjaan (Kind of works).
 No. Item Pembayaran (No. Pay Item).
 Lokasi Pekerjaan.
 Perkiraan volume (estimate quantity).
 Tanggal rencana pekerjaan dilaksanakan.
 Kolom keterangan, koreksi atau comment konsultan.
 Kolom tandatangan pengajuan, pemeriksa dan yang menyetujui.

Urutan proses pengajuan meliputi:


a. Kontraktor mengisi form Request for Inspection ditandatangani (Site
Manager/Super intendant) dan diserahkan kepada Konsultan.
b. Konsultan melalui stafnya (Senior/ Chief Inspector) untuk melakukan pengecekan
lapangan dan memastikan pekerjaan layak untuk dilaksanakan.
c. Konsultan (Site Engineer) memeriksa gambar kerja atau shop-drawing, apa sudah
sesuai dengan kondisi lapangan dan spesifikasi.
d. Bila belum sesuai, maka form dikembalikan dan kontraktor harus memperbaiki
sesuai koreksi/catatan/comment konsultan.
Hal-hal yang di periksa antara lain:

 Persiapan penyediaan material (kuantitas dan kualitasnya).


 Peralatan yang akan digunakan.
 Levelling, dimensi terhadap gambar desain.
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
 Sarana pendukung (tenda, pompa, sheet pile/turap, takaran campuran beton
(dolaag), gerobak dorong, talang, Mixer (molen), bak penampung campuran
beton, drum air, pagar pengaman, rambu pengaman, dll.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-2


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

e. Setelah persyaratan dinilai telah dapat dipenuhi oleh kontraktor dan pekerjaan
dianggap layak untuk dilaksanakan, kemudian ditandatangani oleh staf lapangan,
dan melaporkan hasil pemeriksaanya kepada atasan Konsultan.
f. Selanjutnya Konsultan akan menandatangani Request tersebut, dan segera
kontraktor memperbanyak menjadi 2 (dua) copy untuk diserahkan kepada konsultan
dan proyek dan pekerjaan siap dilaksanakan

2. Prosedure Request For Jmf (Job Mix Formula)


Sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor wajib mengajukan terlebih dahulu bahan
dasar material beton yang akan digunakan (khususnya material agregat halus dan kasar).
Persetujuan material oleh konsultan akan dilakukan setelah material tersebut memenuhi
persyaratan kimia dan fisika yang dibuktikan dengan hasil pengujian Laboratorium dan
bila tidak memenuhi syarat maka kontraktor harus mengajukan material alternatif lain
atau mengganti quarry.
Selanjutnya material disimpan di lapangan, dan proses perencanaan campuran beton
(Job Mix Formula) oleh Lab dapat diteruskan.

3. Prosedure Request For Day Works


Penggunaan Item Day works oleh kontraktor harus melalui pengajuan terlebih dahulu
(persetujuan konsultan).
Sebelum dimulainya pekerjaan kontraktor harus mengajukan permohonan dengan
mengisi form request for day work. Informasi yang perlu diisikan dalam form, antara
lain:
 Nomor Request dan tanggal dibuat.
 Nama Proyek, nama Pekerjaan, No. Paket, Nama Kontraktor.
 Uraian pekerjaan (Description of works).
 No. Item Pembayaran (No. Pay Item dan sub item).
 Lokasi Pekerjaan (location).
 Perkiraan volume (estimate quantity).
 Tanggal rencana pekerjaan dilaksanakan.
 Kolom penjelasan singkat metoda penanganan konstruksi.
 Kolom tandatangan pengajuan, pemeriksa dan yang menyetujui.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-3


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Informasi tambahan agar dilampirkan, misalnya: shop drawing, peta lokasi pekerjaan,
analisa pekerjaan,

4. Field/ Site Instruction


Site Instruction merupakan instruksi yang ditujukan kepada Kontraktor dengan maksud
dan tujuan supaya Kontraktor memperhatikan dan melaksanakan pekerjaan,
pembongkaran dan atau segera melaksanakan suatu pekerjaan.
Pada umumnya bentuk form isian Field Instruction berisi :

 Nomor dan tanggal Instruksi.


 Nama Proyek, Nama Pekerjaan, No. Paket, Nama Kontraktor.
 Ditujukan kepada (nama, jabatan).
 Jenis Pekerjaan (Kind of works).
 Lokasi Pekerjaan.
 Kolom keterangan Instruksi konsultan.
 Kolom tanggapan/comment Kontraktor.
Kolom tandatangan pemberi Instruksi dan penerima Instruksi.

5. Laporan Harian Kontraktor (Daily Report)


Merupakan sarana kontrol yang penting untuk mengetahui kegiatan di lapangan setiap
hari yang dibuat dan dilaporkan setiap hari dalam form (form standart).
Data yang tercantum dalam form laporan harian adalah:
 Status Laporan (Hari dan Tanggal).
 Nama Proyek, Nama Pekerjaan, No. Paket, No. Kontrak dan Nama Kontraktor.
 Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.
 Lokasi Pekerjaan, Nama Jalan, Kelurahan, Kecamatan dan nama Kota.
 Data Bahan Material yang didatangkan dan ditolak.
 Data Peralatan yang digunakan.
 Data cuaca (hujan, mendung, cerah).
 Kolom penandatangan (dibuat oleh Kontraktor, diperiksa Konsultan dan disetujui
Proyek).

Pengawas pekerjaan harus mempunyai catatan sendiri (buka diary lapangan), yang
mungkin dikemudian hari dapat menjadi bahan pengingat atau pembuktian penting dari
suatu masalah.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-4


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

6. Laporan Kemajuan Mingguan


Melaporkan kemajuan pekerjaan selama periode satu minggu (Senin s/d Minggu),
dengan isi laporan sebagai berikut:
 Cover, Nama Proyek dan Pekerjaan, No. Paket, Nama Kontraktor, No. Kontrak.
 Tanggal dan Periode Laporan.
 Data laporan progress selama satu minggu (minggu ini, total s/d minggu lalu dan
total sampai minggu ini).
 Terdiri dari lembar Perincian dan lembar Rekapitulasi.
 Kolom kuantitas pekerjaan, bobot masing-masing item pekerjaan.
 Pada lembar Rekapitulasi ditandatangani oleh tiga pihak (dibuat oleh kontraktor,
diperiksa oleh konsultan dan disetujui proyek).
 Dilampiri lembar back up data quantity dan back up data quality.
 Jadwal/Schedule rencana dan realisasi.
 Data rekaman cuaca selama seminggu.

Dengan dibuatnya laporan mingguan, diharapkan dalam ukuran skala mingguan setia
perkembangan kemajuan pekerjaan dapat dimonitor dan dievaluasi.

E.2 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

Sebagai dasar didalam melaksanakan pengawasan konstruksi, beberapa dokumen


haruslah dapat dimengerti serta disebarluaskan kepada seluruh aparat lapangan untuk
mendapatkan satu kesatuan bahasa dan tindakan. Adapun dokumen yang dimaksud
tersebut antara lain dokumen kontrak beserta dokumen penunjang lainnya, kerangka
acuan kerja serta kebijakan-kebijakan pemerintah setempat menyangkut pelaksanaan
kegiatan proyek.
Team Konsultan Supervisi berkewajiban melaksanakan pengawasan konstruksi,
inspeksi dan pengetesan atas semua material sesuai dengan dasar tersebut di atas.

Selama masa konstruksi, Team Konsultan Supervisi berkewajiban menerima dan


menyetujui hasil-hasil yang dicapai oleh Kontraktor setelah melalui pemeriksaan,
pengetesan dan pengukuran atas hasil-hasil tersebut, untuk selanjutnya dibuatkan Monthly
Certificate yang akan diperiksa dan disetujui oleh pihak Owner.
Tanggung jawab Team Konsultan Supervisi antara lain adalah sebagai berikut :

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-5


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

a. Team Supervisi mempunyai tanggung jawab penuh akan kualitas/mutu pekerjaan,


baik dalam hal mutu bahannya maupun ketepatan ukuran-ukurannya.
b. Team Supervisi mempunyai tanggung jawab untuk membuat pelaksanaan
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga dapat memperkecil jumlah biaya yang
direncanakan (original contract) atau maksimal sama, dengan pertimbangan masih
memenuhi syarat yang tersebut dalam ketentuan-ketentuan baik secara teknis
maupun dalam jadwal pelaksanaannya.
c. Team Supervisi harus melaksanakan administrasi (surat menyurat, dsb) yang
tertib, dan memenuhi tata laksana (procedure) yang telah ditentukan didalam
Terms of Reference ataupun Guide Lines.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-6


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

BAGAN ALIR PELAKSANAAN KERJA

MULAI

SURAT PERINTAH KERJA

PERSIAPAN
-Personil
-Administrasi
-Peralatan

MOBILISASI

KEGIATAN SEBELUM DAN PADA AWAL KONSTRUKSI


- Rekayasa & pemeriksaan kondisi lapangan
- Rencana kerja kontraktor
- Pemeriksaan rencana kemajuan kerja

KEGIATAN PADA WAKTU KONSTRUKSI BERLANGSUNG


- Pengawasan atas konstruksi
- Pengujian dan pemeriksaan bahan konstruksi
- Pemeriksaan dan pemberian persetujuan atas gambar kerja
- Administrasi, pencatatan dan estimasi
- Laporan bulanan

KEGIATAN PADA AKHIR KONSTRUKSI


- Final quantities dan as built drawing
- Penyerahan proyek / PHO
- Laporan akhir.

PENUTUPAN KONTRAK

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-7


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Secara detail kegiatan/aktifitas Team Supervisi dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Tahapan sebelum dan pada permulaan konstruksi.
a. Penelitian / Pemeriksaan Kondisi Lapangan.
Aktivitas tersebut di atas dimaksudkan untuk mengetahui dan mengenal
kondisi nyata dari proyek yang akan ditangani, baik kondisi secara umum maupun
kondisi yang lebih terperinci. Investigasi ini biasanya dilakukan baik secara bersama
antara Kontraktor dan Team Supervisi maupun sendiri-sendiri. Secara bersama
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran bersama tentang kondisi dan situasi
umum dari proyek yang akan ditangani yang kemudian dapat dipakai sebagai bahan
untuk menyiapkan rencana kerja. Sedang investigasi secara detail dimaksudkan untuk
mendapatkan data lapangan yang terperinci baik kondisi lapangan maupun bagian
lainnya yang kemudian dipakai dasar pengecekan Estimate quantity yang ada
maupun perencanaan konstruksi selanjutnya.
b. Rencana Kerja Kontraktor.
Kontraktor diwajibkan menyusun dan menyerahkan Rencana Kerja kepada
Team Supervisi untuk diperiksa dan disetujui.
Selain menyusun rencana kerja dan menyerahkan kepada Team Supervisi
untuk diperiksa dan disetujui, Kontraktor disarankan pula untuk menyiapkan metode
konstruksi untuk dibicarakan dan disetujui.
c. Pemeriksaan Rencana Kemajuan Kerja.
Rencana Kemajuan Kerja adalah suatu rencana yang didalam rencana
kemajuan kerja ini selain bar chart, prosentase progress baik rencana atau actual
harus tertulis didalam rencana tersebut. Bar-schedule masih dominan dipakai karena
bentuknya yang simple dan mudah diperbaiki apabila terjadi perubahan-perubahan,
baik perubahan konstruksi maupun perubahan volume pekerjaannya. Tetapi untuk
intern kontraktor, schedule dengan CPM mungkin akan lebih baik.
Setelah schedule ini selesai disiapkan maka harus diserahkan kepada Engineer untuk
diperiksa dan disetujui. Engineer akan memeriksa berdasarkan realita yang ada dan
kemudian setelah diperiksa dan disetujui, schedule tersebut harus pula diserahkan
pada Owner untuk mendapatkan persetujuan akhir.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-8


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Konsultan maupun Proyek mempunyai kewajiban melakukan monitoring kemajuan


pekerjaan Kontraktor, bila diketahui ternyata ada bagian-bagian penting dalam salah
satu kegiatan (terutama kegiatan yang dilalui jalur kritis), maka Konsultan/ Direksi wajib
menegur/mengingatkan kontraktor untuk segera melakukan langkah-langkah koreksi
atau percepatan (bila terlambat) agar realisasi kegiatan kembali mengikuti jalur rencana.
Selain itu kontraktor sebagai yang paling bertanggungjawab terhadap Jadwal Rencana
Pelaksanaan yang disusunnya, juga mutlak dan wajib melakukan monitoring, terutama
sebab-sebab keterlambatan.
Dapat dimengerti bahwa suatu Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang diajukan
sebelum pelaksanaan pekerjaan bukanlah rencana yang sempurna, dalam hal ini
keleluasaan untuk mengkoreksi mutlak diperlukan, asalkan kesalahan yang dilakukan
kontraktor pada saat pengajuan jadwal tersebut masih diterima kewajarannya.

Monitoring lapangan
Waktu pelaksanaan proyek di lapangan perlu dimonitor dengan cara sebagai berikut:
 Pencatatan kegiatan-kegiatan di lapangan secara rinci dan sistematis pada suatu
format tertentu untuk memungkinkan proses pengelolaan data selanjutnya.
 Pencatatan data mentah untuk perhitungan ataupun hasil kerja lapangan baik
peralatan ataupun tenaga kerja.
 Yang dimaksud data mentah adalah perkiraan kemajuan harian, jumlah quantity
dan tenaga kerja dalam satuan tertentu.
 Faktor luar lainnya, misalnya cuaca, keadaan lapangan, dsb.

Ini merupakan butir-butir penting yang wajib dan perlu tercantum pada laporan
lapangan. Data dari lapangan diolah dan dicocokkan dengan asumsi-asumsi pada
penyusunan Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan untuk kemudian dilakukan prediksi
dini kemungkinan terjadinya keterlambatan.
Banyak sekali Inspector lebih tertarik untuk mengawasi kualitas pekerjaan dengan
menghiraukan laporan yang menjadi tanggung jawabnya Sistem pelaporan yang baik
dan sistematik adalah kunci kesuksesan monitoring waktu.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-9


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Laporan “palsu” akan menyebabkan prediksi keliru pada monitoring waktu.


Dokumentasi untuk kejadian/kegiatan/lokasi penting sebagai rekaman visual akan lebih
banyak berbicara dari pada laporan. Untuk itu foto harus mencantumkan tanggal
kejadian. Lokasi pengambilan dan keterangan lainnya.

Keterlambatan
Sering terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sehingga diperlukan perpanjangan
waktu dalam penyelesaiannya. Keterlambatan bisa terjadi karena beberapa hal,
misalnya :
Kondisi cuaca.
Perbedaan kondisi lapangan.
Kelangkaan material.
Suspensi/pemberhentian pekerjaan sementara.
Perintah perubahan.
Pemogokan tenaga kerja (jarang terjadi).

1) Konsep Keterlambatan
Ada 2 (dua) macam keterlambatan:
Keterlambatan beralasan (Excusable delay)
Keterlambatan beralasan (Excusable delay) adalah jika keterlambatan yang terjadi
dikarenakan faktor diluar tanggung jawab kontraktor. Bila terjadi, maka kontraktor
berhak atas perpanjangan waktu.
Bila Direksi/Proyek tidak dapat memberikan perpanjangan waktu maka, pada keadaan
ini kontraktor harus melakukan percepatan pekerjaan agar tidak terlambat dengan
mendapat biaya percepatan.

Jadi tahapan evaluasi adalah :


1. Tentukan jenis keterlambatan apakah beralasan.
2. Kalau beralasan, Kontraktor berhak atas perpanjangan waktu.

Keterlambatan tak beralasan (Non excusable delay)

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-10


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Keterlambatan tak beralasan (Non-excusable delay) adalah jika keterlambatan yang


terjadi dikarenakan kesalahan atau tanggungjawab/ kontrol kontraktor.
Kontraktor tidak berhak atas perpanjangan waktu dan Kontraktor harus melakukan
percepatan pekerjaan atas biaya sendiri.

Keterlambatan

Keterlambatan
Keterlambatan Beralasan
Beralasan berkompensasi
Kesalahan Excusable delay Kesalahan Excusable
Compansable delay

Keterlambatan
Keterlambatan Tak Beralasan tak
Beralasan berkompensasi
Non Excusable delay Excusable non
Compansable delay

Percepatan Perpanjangan Waktu


Acceleration Extention Time

Gambar E – 2 Flowchart Keterlambatan

2. Tahap pada waktu konstruksi


a. Pengawasan atas konstruksi.
Team Konsultan Supervisi harus dapat melaksanakan pengawasan atas
pekerjaan-pekerjaan Kontraktor secara menerus dan menjamin bahwa pekerjaan-
pekerjaan tersebut telah sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Pengertian terhadap
gambar dan spesifikasi tersebut adalah sangat penting.
Untuk menjamin kelancaran pengawasan tersebut serta menjaga keserasian
kerjasama perlu adanya sistem komunikasi/informasi yang baik antara Kontraktor

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-11


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

dengan pihak Team Konsultan Supervisi, seperti penggunaan 'permintaan perkerjaan'


oleh Kontraktor, dan segala sesuatunya dilakukan secara tertulis. Dengan adanya
sistem komunikasi dan informasi yang baik dapat dihindari kesalah pahaman.
Jumlah volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak adalah
jumlah volume pekerjaan yang sebenarnya akan dilaksanakan oleh kontraktor untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban sesuai dengan kontrak. Semua pekerjaan yang telah
disetujui sepenuhnya harus dihitung oleh kontraktor bersama dengan Engineer.
Kontraktor harus membuat catatan-catatan dan gambar-gambar, mengenai
perhitungan-perhitungan untuk pekerjaan permanen tersebut dan menyerahkan
kepada Engineer untuk dibuat persetujuannya. Pihak Engineer haruslah dapat
mengetahui dengan pasti atas berapa besar kuantitas dari masing-masing item
pekerjaan secara akumulatif yang telah diselesaikan dengan baik sesuai dengan
syarat-syarat pelaksanaan teknis oleh pihak kontraktor.

b. Pengujian dan Pemeriksaan Bahan Konstruksi.

Segala jenis bahan dan material yang akan digunakan dalam konstruksi
harus diperiksa dan ditest terlebih dahulu sesuai dengan standar spesifikasi yang
berlaku.

Pemeriksaan dan pengetesan ini biasanya dilakukan oleh Kontraktor dan diawasi oleh
Team Konsultan Supervisi untuk selama waktu konstruksi. Pengujian-pengujian
tersebut dilaksanakan baik dilapangan maupun dilaboratorium.
Pekerjaan ini pada dasarnya juga merupakan pekerjaan pengawasan kuantitas dalam
hubungannya dengan prestasi kerja kontraktor dan pengawasan kualitas terhadap mutu
bahan konstruksi.
Berikut disajikan bagan alir prosedur penyiapan campuran beton (Job Mix Design) dan
Bagan Alir Pengendalian Mutu Beton dalam pelaksanaan di lapangan.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-12


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Beton

Agregat Pasta
60 - 80% Vol. Total 20 - 40% Vol. Total

Halus Halus Semen Air Udara


< 5 mm > 5 mm 7 – 15 % 12 – 19 % 1–6%
25 -45 Berat 55 -75 Berat
Total Agregat Total Agregat

WCR Gelembung Udara


Besar Tepat Kecil Besar

Syarat Beton Plastis Perwatan Keropos


workable
- Gradasi baik thp penggunaan semen - Waktu
pasta air - Suhu
- Tidak terdapat hal yang merusak - kelembapan
- Kualitas turun - Kualitas turun
- Kekuatan dan ketahanan cuaca cukup
- Kekuatan turun - Kekuatan turun
- Ketahanan cuaca - Ketahanan cuaca
turun turun

Proses
- Hidrasi
- Pengerasan
sempurna

Kualitas Agregat Kualitas Pasta

Kualitas Beton

Gambar E.3.– Flowchart Concrete Mix Design

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-13


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Permohonan
Pesetujuan
Quarry

Contoh material Uji Laboratorium


Beton

Agregat Semen Air


Halus dan Kasar

Ga Memenuhi Proce
Syarat
ss
Persetujuan
Material
(Konsultan)

- Penentuan karakteristik beton


Perencanaan (K125, K175, K225)
Campuran Beton - Komposisi campuran beton
-Slump

Pembuatan benda uji:


 Karakteristik
 Jumlah
 Umur

Evaluasi Test Uji Tekan


Beton ( umur 28
Kegagalan Hari)

Laporan/Rekomondasi
Laboratorium (JMF)

Persetujuan JMF (Konsultant)

Gambar E.4. Request Job Mix Design

Bentuk lain pengendalian mutu dapat dilakukan pada proses Kontraktor mengajukan
Request For Work, dimana kontrol dan pengecekan yang dilakukan mulai dari kesiapan
kontraktor dalam mempersiapkan pekerjaan (alat, dan stok material), checking lapangan
(dimensi dan elevasi), kesesuaian dengan shop drawing, dll, hingga mendapat
persetujuan dari Engineer.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-14


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Prosedur Pengendalian Mutu Campuran Beton Jenis Test Lab Site Freq.
Cara Pengendalian

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-15


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

c. Pemeriksaan dan Pemberian Persetujuan atas Gambar Kerja.

Gambar kerja perlu dipersiapkan oleh Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh Team
Konsultan Supervisi selama konstruksi berjalan. Hal ini dikarenakan Gambar yang
diterima sewaktu tender atau pada permulaan konstruksi adalah gambar-gambar
standar yang disiapkan sewaktu final engineering design, dimana ada kalanya
terdapatnya perubahan situasi dan kondisi lapangan yang memungkinkan adanya
perubahan-perubahan konstruksi.

Untuk menyiapkan gambar-gambar tersebut pihak kontraktor haruslah terlebih dahulu


mengadakan pengukuran dan pemetaan topograpi lapangan secara lengkap dan
Engineer harus dapat menguji kebenaran dan ketepatan atas data dan ikatan-ikatan
pengukuran yang ada. Dimana perlu pihak Engineer bisa memintakan tambahan
penyelidikan tanah, pengeboran dan lain-lain. Kontaktor tidak diperbolehkan untuk
memulai pelaksanaan konstruksi suatu jenis pekerjaan sebelum gambar kerja mendapat
persetujuan resmi dan tertulis dari pihak Engineer.
Engineer juga berkewajiban untuk menguji apakah kriteria-kriteria design dan
perhitungan-perhitungan dari konsultan terdahulu benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan dan dapat dilaksanakan. Apabila ditemukan kenyataan bahwa design yang ada
kurang bisa dipertanggung jawabkan baik secara konstruktif maupun secara ekonomis,
berkewajiban untuk segera berkonsultasi dengan pihak Owner dan mengusulkan
alternatif design yang lebih dapat dipertanggung jawabkan.

d. Administrasi, Pencatatan dan Estimasi.


Team Konsultan Supervisi harus secara lengkap mencatat hasil-hasil pengawasan
teknis yang dilakukannya, yang akan menyangkut langsung hubungan-hubungan
kontraktuil termasuk segala aspek hukumnya maupun segi-segi teknis/pengawasan
kontrol, testing material, volume pekerjaan selama proyek berjalan, dan estimasi
pembayaran

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-16


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

e. Laporan Bulanan
1. Laporan Bulanan.
Setiap bulannya Team Konsultan Supervisi harus dapat dan berkewajiban
untuk menyusun dan menyampaikan kepada Owner melalui Project Officer
laporan bulanan, dibuat dengan menggunakan form-form standar yang telah
ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Penajam Paser Utara . Informasi yang dapat
diketahui secara lengkap apa-apa yang terjadi, kemajuan-kemajuan fisik maupun
hasil yang dicapai, masalah-masalah yang dihadapi, tingkat penyerapan dana/
pembayaran, penyimpangan-penyimpangan dari rencana kerja yang terpaksa
harus dilakukan, dan bahkan
sebaiknya dilampiri dengan chart- chart maupun foto-foto untuk
kelengkapannya. Pelaporan tersebut tidak hanya terbatas pada hal-hal yang
menyangkut aktivitas dari pada Kontraktor tetapi juga Team Konsultan
Supervisi berkewajiban untuk melaporkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan konsultan supervisi.
Laporan ini harus sudah diterima oleh Proyek Peningkatan Saranan dan
Prasarana Fisik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Paling lambat tanggal
5 bulan berikutnya.

2. Laporan-Laporan lain.
Dalam hal-hal tertentu, Owner melalui Project Officer dapat memintakan pihak
Engineer untuk menyusun dan menyampaikan laporan-laporan tersendiri disamping
Laporan Bulanan.

Laporan-laporan khusus antara lain berupa :


- Kondisi tanah dan problemnya.
- Redesign yang dianggap perlu;
- Usaha savings;
- Evaluasi atas kemungkinan adanya time extension

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-17


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

- Evaluasi atas hal-hal yang terpaksa agak menyimpang dari Drawings atau
Specifications;
- dan lain-lain hal yang dipandang mutlak perlu oleh Project Officer.

3. Tahap pada akhir konstruksi.

a. Final Quantities dan As-Built Drawing.


Final quantity disini dimaksudkan semua kuantitas yang dicapai oleh
Kontraktor untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan plan dan spesifikasi setelah
diadakan pemeriksaan bersama antara Kontraktor dan Team Konsultan Supervisi.
Dari Final quantity ini nantinya akan dibuatkan Final Certificate.
As-Built Drawing atau biasa disebut Final Drawing adalah kesatuan antara Original
Drawing dan Construction Drawing beserta Supplentary Drawingnya, sehingga final
drawing betul-betul dapat memproyeksikan apa-apa yang dikerjakan selama proyek.

b. Persiapan Penyerahan Proyek/ Pekerjaan.


Bersama dengan Owner dan Kontraktor, Team Konsultan Supervisi
mengadakan inventarisasi atas segala pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
Kontraktor, disiapkan daftar tentang kekurangan-kekurangan serta kerusakan-
kerusakan atau biasa kita sebut List of Defect and Deficiencies. Berdasar List tersebut
Kontraktor diwajibkan memenuhi kekurangan-kekurangannya serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang ada. Team Supervisi mengawasi serta mencatat segala
kegiatan tersebut dan apabila dilihat semua kekurangan serta kerusakan yang ada
telah terselesaikan, segera memberitahu kepada Owner yang kemudian akan
membentuk Final Acceptance Committee yang akan memeriksa dan memberikan
penilaian akhir atas pekerjaan Kontraktor. Dalam hal ini, perlu dievaluasi/diteliti
apakah benar-benar proyek tersebut telah selesai, sesuai dengan apa yang
disyaratkan dalam Terms of reference dan/atau dokumen lain yang merupakan
persyaratan pelaksanaan proyek tersebut.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-18


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Pemberitahuan Konsultan
Penyelesaian Pekerjaan Layak Tembesan Proyek Tidak Layak
(Kontraktor)

Pemberitahuan
Kepada Proyek Untuk Check Perbaikan Pekerjaan
segera membentuk Kelayakan PHO (Kontraktor)
Team PHO Oleh Konsultan

Pembentukan Pemeriksaan Visual lapangan Konsultan menerbitkan


Team PHO Pemeriksaan Kualitas pekerjaan Sertifikat PHO

Perbaikan pekerjaan
sesuai hasil pemeriksaaan Dengan atau tanpa perbaikan sesuaai catatan
hasil pemeriksaan
Kontraktor pelaksanakan
Pemberitahuan
Pekerjaan Pemeliharaan Dalam kurun waktu yang ditentukan Kontraktor
Penyelesaian Pekerjaan
Pemeliharaan
(Defect Liability Period). harus membuat Statement at Completion (5
Selama 180 hari HK, terhitung sejak copy), lengkap As Built Drawing dan Back Up
(Kontraktor)
Dikeluarkannya
sertifikat PHO
Date (Quantity & Quality)

Layak Tidak Layak


Check
Pemberitahuan Kelayakan Kelayakan Perbaikan pekerjaan
Kepada Proyek Hasil Pemeliharaan (Kontraktor)
oleh Konsultan

Pemeriksaan Visual lapangan


Pembentukan Dalam waktu yang ditentukan Kontraktor harus
Pemeriksaan kualitas pekerjaan
Team PHO membuat Draf Final Statement (6 copy), lengkap
Kelengkapan Adminstrasi
Tidak Layak dengan Final As Built Drawing, Back Up Data
Layak (Quantity & Quality) & Dokumentasi.
Pemebritahuan Kontraktor harus
Selesai oleh Melakukan pekerjaan
Kontraktor Penyempurnaan /
perbaikan

Check oleh
Konsultan

Konsultan menerbitkan
sertifikat PHO

Gambar E – 5 Bagan Alir proses Serah Terima Pekerjaan

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-19


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

c. Laporan Akhir
Pada periode menjelang berakhirnya pelayanan jasa konsultan, maka perlu dipersiapkan
segala sesuatunya dalam rangka pembuatan suatu laporan akhir pekerjaan (Final
report). Segera setelah pelaksanaan Provisional Hand Over (PHO), maka Konsultan harus
menyerahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukima laporan akhir yang mencakup :
-Metode pelaksanaan fisik;
-Pelaksanaan pengawasan Teknis;
-Saran-saran untuk pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan;
-Semua masalah-masalah teknis yang ditemui;
-Masalah yang mungkin akan timbul serta saran penanggulangannya;
-Laporan visualisasi pekerjaan;
-Perkecilan As-Built Drawing.

Sesuai dengan perjanjian kontrak, Konsultan diwajibkan untuk menyerahkan Laporan


Akhir kepada Owner yang berisi uraian-uraian tersebut di atas dan biasanya terdiri dari
beberapa volume antara lain adalah sebagai berikut:
Volume 1 ... : U m u m
Volume 2 ... : Pengendalian Mutu
Volume 3 ... : As-Built Drawing

Semua laporan-laporan tersebut di atas adalah didasarkan pada pencatatan, laporan,


semua dokumen yang ada, baik hal-hal yang menyangkut persiapan pelaksanaan serta
sampai akhir proyek.

E.3 PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

Dalam suatu proyek pembangunan, ada 3 (tiga) pihak yang terlibat langsung di
lapangan yaitu Pemimpin Proyek, Konsultan pengawas, dan Kontraktor Pelaksana.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-20


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Pelaksanaan proyek selalu berpedoman pada Dokumen Proyek, yang dalam


masalah teknis akan berpedoman pada Spesifikasi. Dengan demikian hasil pelaksanaan
proyek tidak akan terlepas dari spesifikasi yang berlaku pada proyek yang bersangkutan.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan diperlukan sistem


quality assurance yang berguna untuk mencegah terjadinya kesalahan, dan menemukan
kesalahan pada saat yang tepat.

Quality Assurance adalah semua kegiatan yang diperlukan untuk memberikan rasa
percaya bahwa suatu konstruksi akan berfungsi dengan baik selama masa pelayanan.

Spesifikasi merupakan alat untuk menjamin quality assurance, karena di dalam


spesifikasi tercakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengujian produk.
Persyaratan teknik merupakan bagian terpenting dari Dokumen Proyek, khususnya
dalam bidang teknik. Pada garis besarnya berisi :

1. Gambaran atau Ruang Lingkup pekerjaan;


2. Bahan atau Material;
3. Metode Pelaksanaan dan Peralatan;
4. Syarat hasil akhir dan pengendalian mutu;
5. Cara pengukuran hasil kerja;
6. Cara pembayaran.

Spesifikasi adalah bagian dari Dokumen tender, dan merupakan suatu standar yang
berlaku untuk semua pekerjaan Konstruksi atau pekerjaan yang sejenis.. Jika terdapat
perbedaan teknis antara satu pekerjaan Konstruksi dengan yang lainnya, maka tidak
dapat dicantumkan dalam spesifikasi karena tidak standar, karenanya perlu dicantumkan
dalam dokumen lain yaitu Gambar Pelaksanaan dan jika perlu diterbitkan pula
Spesifikasi Khusus.

Ada beberapa hal yang sangat mendasar dari spesifikasi yang perlu dipahami oleh
semua pihak antara lain sebagai berikut :

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-21


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

1. Gambaran/Ruang Lingkup pekerjaan


- Mencakup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam
artikel/jenis pekerjaan yang dimaksud
- Umumnya yang tercakup lebih luas dari jenis pekerjaan itu sendiri
- Menentukan jenis peralatan yang diperlukan
- mempengaruhi struktur analisa harga satuan
2. Bahan/Material
- Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan
- Mencakup tata cara handling
3. Metode pelaksanaan dan Peralatan
- Sebelum pelaksanaan diharuskan melakukan percobaan
- Mengatur cara dan urutan pelaksanaan, peralatan yang disarankan,
keadaan cuaca, pengendalian mutu setiap tahap, dan sebagainya
4. Syarat Hasil Akhir
- Merupakan persyaratan yang utama sebelum pekerjaan tersebut
layak untuk diterima dan dibayar
- Bagian dari proses pengendalian mutu tahap akhir
5. Cara pengukuran Hasil kerja
- Mengandung unsur penyerderhanaan dan memperkecil
kemungkinan silang pencatat di lapangan
- Hasilnya umumnya lebih kecil dari apa yang telah dikerjakan (dari
sudut kuantitas)
- Mempengaruhi faktor koreksi dalam analisa harga satuan
6. Cara Pembayaran
- Mencakup satuan dari pembayaran
- Pembayaran dimaksudkan sebagai kompensasi dari tenaga kerja,
bahan, peralatan, dan sebagainya dalam rangka melaksanakan
seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam ruang lingkup
pekerjaan yang dimaksud

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-22


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Ada 2 (dua) hal pokok yang menjamin quality control (pengendalian mutu) dapat
berjalan dengan baik dan menghasilkan mutu pelaksanaan yang baik pula, yaitu:

1. Spesifikasi pengendalian mutu yang baik (lengkap, jelas dan sesuai);


2. Pelaksanaan pengendalian mutu secara baik dan tegas.

E.4 PENARAPAN K3 PROYEK KONSTRUKSI

Pemerintah telah sejak lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja,


yaitu melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan
perkembangan jaman, pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU 13/2003
tentangKetenagakerjaan. Undang undang ini mencakup berbagai hal dalam
perlindungan pekerja yaitu upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenagakerja, dan
termasuk juga masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Aspek ketenaga kerjaan dalam hal K3 pada bidang konstruksi,diatur melalui Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Peraturan ini mencakup ketentuan-
ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja secara umummaupun pada tiap
bagian konstruksi bangunan. Peraturan ini lebihditujukan untuk konstruksi bangunan,
sedangkan untuk jeniskonstruksi lainnya masih banyak aspek yang belum tersentuh.
Disamping itu, besarnya sanksi untuk pelanggaran terhadap peraturan inisangat minim
yaitu senilai seratus ribu rupiah.Sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan
Menakertrans tersebut, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri
Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.174/MEN/1986 -104/KPTS/1986:
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja padaTempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman
yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi” ini merupakan pedoman
yang dapat dianggap sebagai standar K3 untuk konstruksi di Indonesia.
secara berkala (setiap tahun). Peraturan atau pedoman teknis tersebut juga sangat
komprehensif dan mendetail. Hal lain yang dapat dicontoh adalah penerbitan brosur-
brosur penjelasan untuk menjawab secara spesifik berbagai isu utama yang muncul
dalam pelaksanaan pedoman teknis di lapangan. Pedoman yang dibuat dengan tujuan

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-23


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

untuk tercapainya keselamatan dan kesehatan kerja, bukan hanya sekedar sebagai
aturan, selayaknya secara terus menerus disempurnakan dan mengakomodasi masukan-
masukan dari pengalaman pelaku konstruksi di lapangan. Dengan demikian, pelaku
konstruksi akan secara sadar mengikuti peraturan untuk tujuan keselamatan dan
kesehatan kerjanya sendiri.

A. JENIS BAHAYA KONSTRUKSI

• Terbentur

Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau ditampar
sesuatu yang bergerak. Contohnya: terkena pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda
asing material.

• Membentur

Yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena atau bersentuhan dengan
beberapa objek. Contohnya : terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa-
pipa.

• Terperangkap (caught in, caught on, caught between)

Contoh dari caught inadalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki pekerja tersangkut
diantara papan-papan yang patah di lantai. Contoh dari caught on adalah kecelakaan
yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat. Sedangkan contoh dari caught
between adalah kecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut
bagian mesin yang bergerak.

• Jatuh dari ketinggian

Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang
lebih rendah. Contohnya: jatuh dari tangga atau atap.

• Jatuh dari ketinggian yang sama

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-24


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa tergelincir, tersandung,
jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.

• Pekerjaan yang terlalu berat

Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan pekerja seperti
mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material yang dilakukan diluar batas
kemampuan.

• Terkena aliran listrik

Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan anggota badan dengan
alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.

• Terbakar.

Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak dengan percikan
bunga api, atau dengan zat kimia yang panas

B. SEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI

1. Faktor Manusia

• Sangat dominan dilingkungan konstruksi.


• Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda.
• Pengetahuan tentang keselamatan rendah.

-Perlu penanganan khusus

Pencegahan :

• Pemilihan Tenaga Kerja-Pelatihan sebelum mulai kerja

• Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung

2.Faktor Lingkungan

• Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising yang berlebihan dapat


mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-25


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

• Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan


efektivitas kerja.

• Cuaca (panas, hujan).

Pencegahan:

• Dianjurkannya menggunakan penutup telinga dan masker pada pekerja.

3.Faktor Teknis

• Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya.
• Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan (substandards condition).

Pencegahan:

• Perencanaan Kerja yang baik

• Pemeliharaan dan perawatan peralatan

• Pengawasan dan pengujian peralatan kerja

• Penggunaan metoda dan teknikkonstruksi yang aman

• Penerapan Sistim Manajemen Mutu

C. STRATEGI PENERAPAN K3 DI PROYEK KONSTRUKSI

1. Kebijakan K3
• Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek.
• Memuat komitment dan dukungan manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3
dalam proyek.
• Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan digunakansebagai landasan
kebijakan proyek lainnya.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-26


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

2. Administratif dan Prosedur


• Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek.
• Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam proyek.
• Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk
tugas dan wewenang semua unsur terkait Organisasi dan SDM.
• Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3 yang besarnya sesuai
dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan.
• Organisasi K3 harus memiliki asses kepada penanggung jawab projek.
• Kontraktor harus memiliki personnel yang cukup yang bertanggung jawab
mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
• Kontraktor harus memiliki personel atau pekerja yang cakap dan kompeten
dalam menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja aman
untuk masing-masing kegiatan.
• Kontraktor harus memiliki kelengkapan dokumen kerja dan perijinan yang
berlaku.
• Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3
dalam perusahaan.
• Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan jenis pekerjaan
dalam kontrak yang akan dikerjakannya.

3. Identifikasi Bahaya
• Sebelum memulai suatu pekerjaan, harus dilakukan Identifikasi Bahaya guna
mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
• Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety
Departement.
• Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check List,
What If, Hazops, dan sebagainya.
• Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikandengan baik dan
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-27


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

4. Project Safety Review


• Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3
dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.
• Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan
sstandar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan.
• Kontraktor jika diperlukan harus melakukan project safety review untuk setiap
tahapan kegiatan kerja yang dilakukan, terutama bagi kontraktor EPC
(Engineering-Procurement-Construction).
• Project Safety Review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap
tahapan project secara sistimatis.

5. Pembinaan dan Pelatihan


• Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari level terendah sampai
level tertinggi.
• Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala.Pokok
Pembinaan dan Latihan :Kebijakan K3 proyek:
- Cara melakukan pekerjaan dengan aman
- Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat

6. Safety Committee (Panitia Pembina K3)


• Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam
perusahaan.
• Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan
kepedulian semua unsur terhadap K3
• Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau KomiteK3 (Safety
Committee).
• Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang ada dalam
kegiatan kerja.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-28


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

• Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan serta memberikan


masukan dan pertimbangan kepada manajemen untuk peningkatan K3 dalam
perusahaan

7. Promosi K3
• Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program- program Promosi
K3.
• Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para pekerja
proyek.
• Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin, lomba K3 dan sebagainya.
• Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja.

8. Safe Working Practices


• Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan berbahaya di
lingkungan proyek misalnya :
- Pekerjaan PengelasaN.
- Scaffolding
- Bekerja diketinggian
- Penggunaan Bahan Kimia berbahaya
- Bekerja diruangan tertutup
- Bekerja diperalatan mekanis dan sebagainya

9. Sistem Ijin Kerja


• Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu
dikembangkan sistim ijin kerja.
• Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telahmemiliki ijin kerja
yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau K3).
• jin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan
keselamatan yang diperlukan

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-29


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

10.Safety Inspection
• Merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa
tidak ada “unsafe act dan unsafe Condition” dilingkungan proyek.
• Inspeksi dilakukan secara berkala.
• Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau dibentuk Joint Inspection semua unsur dan
Sub Kontraktor.
11.Equipment Inspection
• Semua peralatan (mekanis, power tools, alat berat dsb) harus diperiksa oleh
ahlinya sebelum diijinkan digunakan dalam proyek.
• Semua alat yang telah diperiksa harus diberi sertifikat penggunaan dilengkapi
dengan label khusus.
• Pemeriksaan dilakukan secara berkala.

12.Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)


• Harus disusun pedoman Keselamatan Konstraktor/SubKontraktor.
• Subkontraktor harus memenuhi standar keselamatan yang telahditetapkan.
• Setiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3.
• Pekerja Subkontraktor harus dilatih mengenai K3 secara berkala.
• Contractor Safety:
- Kontraktor merupakan unsur penting dalam perusahaan sebagai mitra yang
membantu kegiatan operasi perusahaan.
- Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam menjalankan kegiatannya.
- Tenaga Kontraktor bersifat sementara.
- Kecelakaan yang menimpa kontraktor tinggi.
- Kelalaian yang dilakukan kontraktor dapat menimbulkan bahaya bagi operasi
perusahaan dan berakibat kecelakaan perusahaan.
- Kecelakaan yang menimpa kontraktor juga berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
• Perusahaan harus menerapkan Contractor Safety Management System (CSMS)
CSMS adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola kontraktor yang bekerja

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-30


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

di lingkungan perusahaan. CSMS merupakan sistim komprehensif dalam


pengelolaan kontraktor sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan.
13. Keselamatan Transportasi
 Kegiatan Proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi.
 Pembinaan dan Pengawasan transportasi diluar dan didalam lokasi Proyek.
 Semua kendaraan angkutan Proyek harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
14. Pengelolaan Lingkungan
• Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan dengan baik
mengacu dokumen Amdal/UKL dan UPL.
• Selama proyek berlangsung dampak negatif harus ditekan seminimal mungkin
untuk menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan.
15. Pengelolaan Limbah dan B3
• Kegiatan proyek menimbulkan limbah dalam jumlah besar, dalam berbagai
bentuk.
• Limbah harus dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya. Limbah harus segera
dikeluarkan dari lokasi proyek.
16. Keadaan Darurat
• Perlu disusun Prosedur keadaan darurat sesuai dengan kondisi dan sifat bahaya
proyek misalnya bahaya kebakaran, kecelakaan, peledakan dan sebagainya.
• SOP Darurat harus disosialisasikan dan dilatih kepada semua pekerja.

17. Accident Investigation and Reporting System


• Semua kecelakaan dan kejadian selama proyek harus diselidiki oleh petugas yang
terlatih dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar kejadian serupa
tidak terulang kembali.
• Semua kecelakaan/kejadian harus dicatat dan dibuat analisa serta statistik
kecelakaan.
• Digunakan sebagai bahan dalam rapat komite K3 Proyek.

18. Audit K3
• Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu proyek.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-31


Pengawasan Pembangunan Taman Budaya & Kuta Adat Paser USULAN TEKNIS
PT. Althaf Tata Laksana

• Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3


dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya.
• Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3

Alat Pelindung Diri Perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya.
Adapun bentuk peralatan dari alat pelindung:
a). Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
b). Safety belt
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat trasportasi.
c). Penutup telinga
Berfungsi sebagai penutup telinga ketika bekerja ditempat yang bising.
d). Kacamata pengamanan
Berfungsi sebagai pengamanan mata ketika bekerja dari percikan.
e). Pelindung wajah
Berfungsi sebagai pelindung wajah ketika bekerja.
f). Masker.
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihisap ditempat yang kualitas udaranya
kurang bagus.
g). Safety Shoes
Berfungsi mengurangi dampak dan menghindarkan terlukanya jari-jari kaki dari
hantaman,tusukan atau timpaan benda yang berat dan keras pada saat terjadi
kecelakaan kerja.

Bagian E PENDEKATAN DAN METODOLOGI E-32

Anda mungkin juga menyukai