Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

Judul Formulasi dan uji sifat fisis tablet vitamin C Dengan metode
granulasi kering
Jurnal CERATA Journal Of Pharmacy Science

Volume Dan Hal Vol. 4 (1)

Tahun 2016

Penulis Ganang Adi Nurcahyo, Rahmi Nurhaini, Yetti O. K.

Reviewer Nadya Nissa Priyana

Tanggal 22 September 2020

Prodi/NIM S1 Farmasi 5B/201808068

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bahan pelicin


yang paling baik pada sifat alir granul dan mengetahui uji sifat fisis
tablet vitamin C
Tempat dan Waktu -
Penelitian
Subyek Penelitian Pada penelitian ini Subyek yang digunakan yaitu tablet vit C

Alat Dan Bahan  Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Almari pengering
(Memmert) , Corong Stainless steel (Erweka modifikasi) ,
Disintergrator tester, Friabilator tester (Erweka yang
dimodifikasi) , Gelas Ukur (Pirex) , Hardness tester (Monsanto)
, Jangka sorong (Einhill) , Pengayak granul ukuran 12 mesh
(Stainless steel) , Stop watch (Diamond) , Timbangan digital
(Acis) , Vacuum cleaner (Sayata)
 Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
Serbuk Vitamin C (Brataco) , Laktosa (Brataco) ,Magnesium
Stearat (Brataco), Amylum Manihot (Brataco), Talk (Brataco) ,
Solutio gelatin 10% , Aquadest (Brataco).
Metode Penelitian  Metode Pembuatan tablet Vitamin C Dibuat campuran bahan
pengisi (granulatum simplek) dan bahan pengikat (solutio
gelatin), dicampur sampai terbentuk granul. Granul yang telah
dicampur diayak dengan ayakan 12 mesh, dikeringkan
kemudian diayak lagi. Ditambahkan zat aktif (vitamin C) dan
bahan pelicin (mg stearat dan talk) dalam formula I dan formula
II. Diuji sifat fisis granul, dibandingkan sifat fisis granul FI dan
FII. Formula granul yang mempunyai sifat fisis granul yang
paling baik dimasukan ke dalam corong alimentasi, dan
kemudian ditablet . Uji sifat fisis tablet.
 Pemeriksaan Sifat Alir Granul dengan cara menguji qaktu alir
dengan cara Ditimbang 100 gram granul lalu Granul
dituangkan ke dalam corong yang ujung tangkainya tertutup lalu
Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis ,
Mencatat lama waktu yang diperlukan dengan menggunakan
alat pencatat waktu (stopwatch), Diulang 3 kali. Lalu menguji
sudut diam dengan cara Ditimbang 100 gram granul, masukkan
secara pelan-pelan lewat lubang bagian atas, sementara bagian
bawah ditutup. Buka penutupnya, dan biarkan granul mengalir
keluar. Ukur tinggi kerucut yang terbentuk. kemudian Ulangi
percobaan sebanyak 3 kali. Setelah itu menuji pengetapan
dengan cara Dituang granul secara pelan-pelan ke dalam gelas
ukur sampai volume 100 ml, catat sebagai V1 .Pasang gelas
ukur pada alat, dan hidupkan motor. Mencatat perubahan
volume setelah pengetapan (V2) bila t = 5 menit. Pengetapan
diteruskan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume
sudah konstan). Lalu Mencatat tinggi granul.
 Uji Sifat Fisis Tablet
Uji keseragaman bobot Ditimbang 20 tablet satu per satu
dengan timbangan analitik merk Acis, kemudian dihitung bobot
rata-ratanya dan penyimpangan masing-masing tablet yang
ditimbang. Dihitung pula Cvnya.
Uji kekerasan tablet Tablet diletakan pada hardness tester
dengan posisi tablet berdiri, kemudian tuas alat ditekan secara
penuh. Kemudian dibaca skala yang dicapai saat tablet pecah.
Batas kekerasan tablet berkisar antara 4-6 kg
Uji kerapuhan tablet Ditimbang 20 tablet yang telah di bebas
debukan, kemudian dimasukan ke dalam silinder friabilator.
Alat uji friabilator di jalankan selama 4 menit atau 100 putaran.
Tablet kemudian di ambil dan di bebas debukan lagi, tablet
ditimbang kembali dan dihitung selisih bobotnya sebelum dan
sesudah diputar
Uji waktu hancur tablet Tablet dimasukkan satu persatu ke
dalam tabung alat uji disintregasi, kemudian alat digerakkan
naik turun secara teratur 30 kali tiap menit dalam medium air
suhu 36-38˚ C. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian
tablet yang tertinggal di atas kasa. Catat waktu hancurnya tablet
yang terakhir. Waktu hancur yang baik < 15 menit untuk tablet
tidak bersalut
Hasil Dan  Granul vitamin C yang dibuat memiliki waktu alir untuk
Pembahasan formula I 3,73 detik dan formula II 4,48 detik. Hal ini
menunjukkan waktu alir dari kedua formula memenuhi syarat
granul yang baik yaitu maksimal 10 detik untuk 100 g granul.
Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,035
dengan demikian signifikansi < 0,05 sehingga kedua formula
memiliki varian yang berbeda, perbedaan ini dapat disebabkan
karena penambahan bahan pelicin yang berlebih akan
mempercepat waktu alir granul tetapi penambahan bahan pelicin
yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet. Apabila granul mempunyai sifat alir yang baik,
maka pengisian pada ruang kempa akan menjadi konstan,
sehingga sediaan yang dihasilkan mempunyai bobot yang
seragam.
 Granul vitamin C yang dibuat mempunyai sudut diam untuk
formula I 33,6˚ dan untuk formula II 35,3˚. Hal ini menujukkan
sudut diam granul vitamin C yang dibuat telah memenuhi syarat
granul yang baik. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan
signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang
berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang berbeda.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena perbedaan konsentrasi
bahan pelicin yang digunakan, semakin besar bahan pelicin
yang digunakan maka sudut diam yang dibentuk akan semakin
besar.
 Granul vitamin C yang dibuat mempunyai indeks pengetapan
untuk formula I 9,6% dan untuk formula II 13%. Hai ini
menujukkan kedua formula granul vitamin C telah memenuhi
standar yaitu kurang dari 20%. Dari hasil uji statistik T-test
didapatkan signifikansi 0,007 dengan demikian signifikansi <
0,05 yang berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang
berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan karena perbedaan
konsentrasi bahan pelicin yang digunakan, semakin besar bahan
pelicin yang digunakan maka indeks pengetapan yang dibentuk
akan semakin besar
 Tablet vitamin C yang dibuat memiliki bobot rata-rata untuk
formula I 0,20 g dan formula II 0,19 g, kedua formula juga telah
memenuhi CV yang telah ditetapkan yaitu kurang dari 5%
(Anonim, 1979). Hal ini menunjukkan kedua formula
mempunyai keseragaman bobot yang memenuhi standart.
Begitu pula pada uji statistik T-test didapatkan signifikansi
0,823 dengan demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa
kedua formula memiliki varian yang sama.
 Tablet vitamin C yang dibuat memiliki kekerasan untuk formula
I 5 kg dan formula II 4,9 kg, hal ini menunjukkan kedua formula
mempunyai kekerasan yang memenuhi syarat. Begitu pula pada
uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,308 dengan
demikian signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa kedua formula
memiliki varian yang sama. Kekerasan tablet ini erat
hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu
hancur tablet.
 Tablet vitamin C yang dibuat memiliki kerapuhan untuk
formula I 2,26% dan formula II 3,50 %, hal ini menunjukkan
kedua formula mempunyai kerapuhan yang memenuhi standart.
Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,001
dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa kedua
formula menunjukan varian yang yang berbeda, hal ini mungkin
dikarenakan oleh jenis, kadar dan cara penambahan bahan
pengikat pada pembuatan granul yang akan berpengaruh juga
pada kerapuhan, waktu hancur dan disolusi tablet.
 Tablet vitamin C yang dibuat memiliki waktu hancur untuk
formula I 4,76 menit dan formula II 3,26 menit, hal ini
menunjukkan kedua formula mempunyai waktu hancur yang
memenuhi syarat. Dari hasil uji statistik T-test didapatkan
signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang
berarti bahwa kedua formula menunjukan varian yang yang
berbeda, hal ini mungkin juga dikarenakan oleh jenis, kadar dan
cara penambahan bahan pengikat pada proses pembuatan granul
yang berpengaruh pada waktu hancur tablet.
 Kualitas tablet dalam penelitian ini sudah cukup bagus, akan
tetapi pada tablet yang dihasilkan terdapat bercak-bercak hitam
pada bagian tepi luar tablet. Hal ini bisa dikarenakan serbuk
vitamin C yang digunakan adalah vitamin C uncoated yang
kualitasnya kurang bersih dan terdapat butiranbutiran kecil
hitam yang pada saat pengempakan tablet akan terjadi gesekan
kuat, hal tersebut mempengaruhi sifat dari tablet yang
mengakibatkan bercak noda hitam pada tepi luar tablet. Untuk
memperbaiki hal tersebut serbuk vitamin C uncoated dapat
diganti dengan serbuk vitamin C coated dengan memperhatikan
kualitas dari serbuk vitamin C.
 Dari hasil penelitian menunjukan bahwa formula I dengan
bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% dalam
pembuatan tablet vitamin C memberikan hasil yang berbeda
signifikan pada waktu alir, sudut diam, pengetapan, kerapuhan
dan waktu hancur tablet. Sedangkan keseragaman bobot dan
kekerasan tidak ada perbedaan yang signifikan. Bahan pelicin
Mg Stearat dan Talk (1:9) 3% pada formula II akan
memperlambat waktu alir, memperbesar indeks pengetapan dan
sudut diam, tetapi mempercepat waktu hancur tablet. Formula I
pada tablet yang telah diteliti lebih memiliki syarat sebagai
mutu tablet yang baik.
Kekuatan Penelitian Kelebihan jurnal ini yaitu Pada penelitian ini dasar teori yang
digunakan tepat dan hasil penelitian diuraikan dengan rinci dan
disertakan dengan referensi
Kelemahan Penelitian Kelemahan jurnal ini yaitu penulis tidak menjelaskan tempat
dan waktu penelitian
Kesimpulan Dari hasil penelitian Formula I dan formula II dengan bahan
pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% terdapat
perbedaan yang signifikan pada uji kerapuhan dan waktu hancur
tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
keseragaman bobot dan kekerasan tablet. Formula I pada tablet
yang telah diteliti memiliki syarat sebagai mutu tablet yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai