Anda di halaman 1dari 149

Buku character building ini adalah buku ajar yang disusun oleh penulis sebagai

upaya memberikan kesadaran kepada generasi muda dalam meningkatkan


dan mengembangkan karakter positif diri. Buku ini mengulas betapa pentingnya
pembentukan karakter untuk menjadikan seseorang pribadi yang lebih baik.
Sebagai makhluk sosial, banyak langkah-langkah yang dapat diterapkan dan
sekaligus bagaimana cara kita untuk menempatkan atau menyesuaikan diri
ditengah-tengah masyarakat. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai test
kepribadian untuk mengukur tingkat kepribadian seseorang dan juga dilengkapi
dengan latihan soal di setiap pembahasannya. Tujuan dari tes-tes tersebut
yakni memberikan gambaran kepada pembaca agar mampu mendeteksi diri
sendiri sehingga dapat dijadikan bahan koreksi untuk pengembangan dan
perbaikan karakter diri secara terus menerus. Setelah membaca buku ini,
diharapkan pembaca mampu mensyukuri setiap anugerah yang Tuhan berikan
padanya, lalu memanfaatkan dengan maksimal potensi yang ia miliki untuk
terus menjadi pribadi, mandiri, kreatif, berinovasi dan melakuakn perbaikan
secara terus menerus.

Nurmalasari,SE,MM kelahiran Pontianak tanggal 17 September 1987merupakan anak ke lima dari lima
bersaudara, mala sapaannya adalah lulusan Magister Manajemen Universitas Tanjungpura Pontianak
tahun 2010. Diawal karirnya merupakan seorang dosen tetap di Universitas Bina Sarana Informatika
kampus kota Pontianak sejak tahun 2013 dan aktif diberbagai bidang seperti pembinaan mahasiswa
dalam bidang akademik, pembinaan dan pendampingan mahasiswa berwirausaha. Dengan hobinya
traveling banyak mendapatkan pengalaman, ide dan gagasan serta pengalaman hidup yang berarti yang
dapat dituangkan didalam buku ini. Seorang dosen yang masih aktif sampai sekarang dengan
kegiatannya mengajar dengan matakuliah yang diampuhnya adalah entrepreneurship dan character
building. Buku ini merupakan buku pertama beliau ciptakan Bersama rekan sekerjanya yaitu ibu Wanty
Eka Jayanti,M.Si,M.Pd, dengan motivasi dan ketekunan untuk terus belajar maka harapannya buku ini dapat membantu
sebagai tambahan teori khususnya dibidang character building serta dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Wanty Eka Jayanti, M.Si, M.Pd. merupakan salah satu dosen di Universitas BSI Kampus Kota
Pontianak sejak tahun 2011. Lulusan magister sains Unisbank Semarang dan Magister Pendidikan
Universitas Negeri Semarang ini merupakan penulis kedua dalam buku ini. Buku ini adalah buku ketiga
karya dari ibu dari seorang putri bernama Azmya Imtiyaz Arumi ini. Mengampu mata kuliah Character
Building dan aktif mengisi motivasi diberbagai kalangan masyarakat sejak beberapa tahun terakhir
terakhir ini membuatnya ingin dapat mengenyam Pendidikan berikutnya agar dapat terus semakin
bermanfaat dalam mecerdaskan anak bangsa. Berawal dari salah satu tugas seorang dosen, wanita
pencinta traveling ini kemudian mulai belajar dan menyukai untuk menulis buku. Beberapa draft buku
berikutnya pun direncanakan akan diselesaikan oleh wanita kelahiran Putussibau, 9 Oktober 1987 ini. Ia
berharap setiap kalimat yang tertuang dalam buku-bukunya mampu menginspirasi dan bermanfaat serta menjadi amal
jariyah bagi dirinya.

ISBN: 978-623-228-476-0

Buku ini diterbitkan atas kerjasama dengan


Universitas Bina Sarana Informatika
BAB I
MENGENAL DIRI SENDIRI

Langkah pertama dalam usaha membangun relasi yang baik dengan diri

sendiri adalah dengan mengenal diri sendiri. Dengan begitu kita tahu siapa kita

sebenarnya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita. Cara

mengenal diri sendiri, dengan mengawali pertanyaan “siapakah aku”? pertanyaan

ini merupakan awal yang baik untuk mencari jawaban tentang jati diri dan rahasia

diri sendiri. Walaupun pertanyaan “siapakah aku” dapat didekati dari banyak sudut

pemahaman, seperti:agama, filsafat, antropologi, psikologi, budaya, dan

sebagainya, namun umumnya pertanyaan tersebut lebih dikenal sebagai pertanyaan

filosofis tentang manusia, yang melahirkan sederetan pertanyaan mendasar yang

lain, seperti: dari mana asalnya manusia itu, mau kemana dia sudah mati, apa makna

hidupnya didunia ini, apa arti kematian bagi manusia, dan sebagainya. Dalam bahan

ini, pertanyaan “siapakah aku” lebih banyak didekati dari sudut pandang psikologis,

dan tidak dimaksud atau didekati sebagai pertanyaan filosofis, sehingga

pemahaman yang ingin dicapai juga bukanlah terutama pemahaman filosofis

tentang manusia.

Pertanyaan : “siapakah aku” ditempatkan sebagai titik tolak untuk mendalami

pokok bahasan pertama (mengenal diri sendiri). Pertanyaan ini dapat menjadi

pendorong untuk mencari tahu lebih banyak tentang diri sendiri (dari segi fisik dan

psikis), sebagaimana dialami secara nyata dalam hidup keseharian.

“Kenali dirimu” merupakan topik pembuka dari pokok bahasan pertama

“mengenal diri sendiri”. Judul ini merupakan penegasan tentang apa yang penting

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 1
dan pertama kita lakukan terhadap diri kita sendiri. Ungkapan yang bernada

imperatif itu lebih dikenal sebagai berasal dari seorang filsuf Yunani Kuno,

bernama Socrates. Ungkapan “Kenalilah Dirimu” menyampaikan pesan yang

sangat menantang kepada kita, agar kita sesuai dengan keistimewaan yang ada pada

kita mau terus berusaha mencari tahu tentang rahasia diri kita sendiri, tentang

kebenaran yang terkandung didalamnya. Walau ungkapan tersebut tidak kita dalami

seluas dan sedalam yang dimaksud oleh socrates, namun ungkapan tersebut tetap

relevan bagi kita. Kebenaran itu merupakan “kacamata” atau “frame” yang

membuat orang mampu berkomunikasi dengan orang lain secara otentik, tanpa

kepalsuan, tanpa topeng.

1.1 Pengertian Mengenal Diri

Manusia merupakan sebuah pertanyaan besar baginya sendiri. Ada ungkapan

yang mengatakan “manusia sebuah misteri”. Ungkapan ini ada benarnya, karena

dalam ungkapan tersebut terkandung pengertian bahwa manusia bukan sesuatu

yang dapat habis atau selesai dibahas. Walau ada cukup banyak ilmu yang

membahas manusia dari berbagai seginya, namun siapakah siapakah manusia itu

tetap tak bisa terungkapkan seluruhnya.

Orang yang telah mengenal dirinya akan mudah mengenal orang lain. Karena

mampu memahami orang lain, maka mampu menyesuaikan dirinya dengan

berbagai gaya (style) orang yang berbeda. Jadinya menjadi orang yang cerdas

secara personal (PQ).

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 2
“Mengenal diri” tidak dimaksud mengenal segalanya tentang diri,

sebagaimana telah dikatakan bahwa hal itu tidak mungkin. Mengenal diri di sini

lebih baik dimengerti sebagai suatu keberhasilan seseorang memahami hal-hal

pokok dan penting tentang realitas dirinya, baik dari segi fisik maupun psikis, serta

hal-hal penting lain yang berkaitan dengan itu sebagaimana dialami dalam

kehidupan nyata sehari-hari. Pemahaman ini merupakan landasan penting bagi

penentuan atau pengambilan sikap yang tepat dan benar dalam memandang dan

memperlakukan diri sendiri. Mengenal diri berarti memahami kekhasan fisiknya,

kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah yang

dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri

dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Mengenal diri disini adalah guna

mengetahui apa kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Ketika kita memiliki kunci

apa yang menjadi titik lemah dan titik kuat dari pribadi diri kita, kita akan mampu

memanage diri sendiri. Menjadi kan tiap titik kekuatan sebagai mesin, dan

menjadikan setiap titik lemah sebagai salah satu focus yang harus dihadapi dan

untuk dihandle. Sebagai contoh, ketika kita merasa bahwa “diri saya tidak

menyukai hal-hal yang penuh tantangan”, maka sebagai “diri saya sendiri”, kita

perlu mencari solusi dengan menimbulkan alas an yang mampu memotivasi diri

sehingga mampu melewati hal-hal yang penuh tantangan. Pada akhirnya hal yang

dipaksa dengan dicari celah penyebab alasannya ini, akan menjadi sebuah

keterbiasaan yang tak lagi menjadi sesuatu yang kita suka.

Tujuan atau manfaat mengenal diri harus dikaitkan dengan tugas mulia

manusia untuk mengembangkan dirinya. Pengembangan diri merupakan salah satu

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 3
tujuan dari pembelajaran. Sebagai makhluk sosial, belajar adalah bagian dari

kehidupan. “long life education”. Ada juga kata lain “belajar dari buaian, sampai

hingga ke liang lahat”. Kalimat-kalimat tadi adalah motivasi untuk setiap pribadi

manusia agar senantiasa terus belajardan belajar untuk mempersiapkan diri. Belajar,

bukan ditujukan untuk menciptakan diri yang sempurna sebagai makhluk hidup

saja. Namun menjadi pribadi yang pembelajar sejati ditujuan untuk kesiapan diri

menghadapi bahwa kehidupan bukanlah sebuah kekekalan. Setiap manusia yang

mampu mengenali diri, akan mampu membangun pribadinya yang memiliki tujuan,

berdiri kokoh, dan mampu bertahan serta memahami tujuan kehidupan. Salah satu

tujuan dari membangun diri adalah untuk membentuk identitas diri agar mampu

memiliki tempat dilingkungannya berada. sebagai Cara berada khas manusia adalah

bereksistensi, yang secara terus-menerus berada dalam proses menjadi diri sendiri.

Sebab manusia adalah sesuatu yang “sudah” dan sekaligus “belum”, yang “faktual”

dan yang “potensial”; suatu realitas yang masih harus dibentuk terus-menerus,

tanpa henti, tanpa akhir. Ini lah mengapa manusia disebut sebagai makhluk

pembelajar.

Disamping kenyataan faktualnya yang sekarang, manusia terbuka untuk

banyak kemungkinan (potensial) dimasa depan. Kita sedang berada pada suatu titik

dalam rentangan yang panjang antara yang sudah dan yang belum, antara masa lalu

dan masa depan. Dalam rangka mewujudkan kemungkinan potensial itu, manusia

harus mengambil perannya. Bagaimana wujudnya, kecepatannya, mutunya, dan

sebagainya, sangat ditentukan oleh peran yang dimainkan seseorang dalam

merealisirnya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 4
Untuk perwujudan kemungkinan-kemungkinan pengembangan diri ini, harus

didasarkan pada kenyataan faktual personal yang bersangkutan. Data faktual ini

berfungsi sebagai pengarah. Perkembangan seseorang bukanlah perkembangan

sembarangan, tanpa landasan dan arah yang jelas. Keberhasilan seseorang

mewujudkan hal tertentu dalam dirinya (sebagai dokter, peneliti, guru dan

sebagainya) tidak lain karena apa yang dia miliki secara potensial sekarang

direalisir dengan bantuan arahan dari apa yang sudah dia miliki sebelumnya. Inilah

yang dimaksud kekuatan mengenal diri. Ketika sesorang mampu mengenal dirinya,

tau kekuatan-kekuatan diri, hal-hal yang disukai dan diminati, serta menjadi

potensi, makai a akan tau kemana arah pribadinya. Sebagai contoh ketika sesorang

menyukai hal-hal yang berhubungan dengan eksperimen, menyukai untuk

mengamati, menemukan hal-hal baru, suka melakukan uji coba, maka ia bisa

mengambil peluang bahwa dirinya memiliki potensi sebagai peneliti.

Selain sebagai arahan, data faktual diri sesorang berfungsi juga sebagai pembatas,

dengannya tidak semua kemungkinan dapat diwujudkan. Seseorang yang kakinya

cacat tidak akan bisa menjadi seorang pemain bola kaki yang handal. Keadaan

dirinya membatasinya untuk merealisir kemungkinan itu. Maka orang itu pun tidak

perlu bermimpi untuk menjadi pemain bola kaki yang profesional.

Manfaat dan tujuan mengenal diri:

1. Seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya, dan sekaligus kemungkinan-

kemungkinannya, serta (diharapkan) mengetahui peran apa yang harus dia

mainkan untuk mewujudkannya.

2. Seseorang mampu mendeteksi potensi diri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 5
3. Seseorang mampu mengetahu titik-titik lemah diri untuk kemudian berusaha

meminimalisir nya

4. Sebaliknya, orang yang tidak mengenal dirinya, tidak mengetahui apa yang

harus dikerjakan dan dikembangkannya.

5. Tidak memahami posisi diri akan membuatnya sulit mengarahkan diri kepada

tujuan hidupnya, sehingga gagal dalam pergumulan hidupnya.

Salah satu manfaat praktis dari mengenal diri adalah memungkinkan

seseorang berkenalan akrab dengan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakat

pribadinya. Ini amat membantu bagi seseorang dalam kehidupannya dan dapat

mencegahnya, misalnya, dari memilih bidang studi atau pekerjaan yang secara

interen tidak sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang Tuhan anugerahkan

kepadanya.

Hal itu sangat berharga bagi seseorang untuk memahami bahwa ia tidak

berdiri sendiri secara teologis. Ini penting, karena dapat membantu seseorang untuk

memahami; tak peduli betapa berkuasa atau tingginya status seseorang dalam hidup

ini.ada banyaknya kejadian dalam kehidupan di mana orang tidak mempunyai

kontrol. Tetapi, yang lebih penting adalah nilai rohani dari pengenalan diri, di mana

orang yang mengenal diri sangat kecil kemungkinannya untuk berkubang dalam

kesombongan, kebanggaan, yang tak sepatutnya. Orang yang berhubungan erat

dengan dirinya sendiri dan Tuhannya, jauh lebih baik dalam memperbaiki aspek

dirinya yang dapat diperbaiki, dan yang memang memerlukan perbaikan. Ia lebih

dapat menilai kelemahan-kelemahan dan kekuatannya, dan bersyukur atas

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 6
nikmatnya. Pengenalan diri adalah suatu sistem yang sangat efektif bagi perbaikan

diri.

Manfaat dari pengenalan diri adalah seseorang dapat mengetahui bahwa ia

ciptaan Tuhan yang amat berharga, dapat mengenal karakteristik-karakteristik yang

eksklusif, yang memungkinkan orang melihat dengan jelas siapa mereka, dapat

memahami bahwa kita tidak diciptakan secara kebetulan. Apabila kita merenung

secara mendalam tentang diri kita sendiri, kita akan sampai pada suatu kesimpulan

yang tak terelakkan bahwa Tuhanlah yang menciptakan semua, dan kita tidak

mungkin menjadi ada dengan sendirinya. Melalui pengenalan diri kita mampu

memupuk dan mengembangkan kesadaran diri kita. Bila tidak demikian maka

faktor-faktor luar dapat mempengaruhi kita dalam cara-cara yang tak dapat kita

kendalikan. Dan melalui pengenalan diri juga dapat memahami bahwa segala

sesuatu kecuali manusia mempunyai watak fitriah yang tak dapat berubah.

1.2 Mengenal Ciri-ciri Dasar Fisik

Mengenal diri tidak lepas dari usaha yang disengaja, seperti yang sedang kita

lakukan sekarang ini. Kita dapat mengenal diri sendiri dengan bantuan ilmu

pengetahuan dan teknologi; dengan bantuan teman dan pengalaman beraneka

ragam tentang diri sendiri dalam beradaptasi dengan lingkungan.

1. Melalui sejarah perkembangan diri

Kita dapat mempelajari uraian mengenai sejarah perkembangan manusia,

seperti evolusi perkembangan fisik manusia. Di situ kita mendapat pemahaman

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 7
tentang banyak hal mengenai diri kita, bukan saja menyangkut perkembangan

fisik manusia melainkan juga perkembangan peradabannya, sebagai hasil dari

perpaduan perkembangan baik fisik maupun psikisnya.

2. Melalui penulusuran bakat dan kepribadian

Kita juga dapat mengenal diri melalui cara penulusuran bakat dan kepribadian.

Terdapat beberapa tipe kepribadian dengan ciri-cirinya yang khas. Setiap

orang, selain merupakan perpaduan dari beberapa tipe, juga memiliki sifat-sifat

tertentu yang dominan sehingga dapat digolongkan pada tipe tertentu. Sifat-

sifat khas ini akan mewarnai penampilan seseorang dalam hidupnya, menyertai

seseorang dalam berhadapan dengan lingkungannya, kejadian-kejadian yang

melibatkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Begitu juga sifat-

sifat khas ini dapat ikut menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang.

Melalui metode penulusuran bakat, seseorang dapat dengan baik mengetahui

bakat-bakat dominannya, yang sering menjadi pedoman dalam penerimaan

tugas serta tanggungjawab yang akan diembannya.

3. Melalui pengalaman sehari-hari

Pengalaman-pengalaman nyata juga dapat mendai jalan untuk mengenal diri

sendiri. Kesabaran atau ketidaksabaran dalam antrian, kesidaan untuk

mengalah, kegigihan dalam mewujudkan cita-cita, ketekunan dalam tugas,

kesetiaan menepati janji, kepekaan terhadap lingkungan, dan sebagainya. kita

dapat melihat diri sendiri dengan meninjau kembali pengalaman-pengalaman

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

4. Melalui kebersamaan dengan orang lain

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 8
Kita dapat juga mengenal diri sendiri melalui kebersamaan dengan orang lain.

Kita dapat meneropong diri dengan membandingkannya dengan orang lain.

Dengan itu kita dapat melihat persamaan dan perbedaan kita dengan orang lain,

yang sekaligus memperlihatkan kekhususan diri kita.

5. Melalui kaca mata orang lain

Selain beberapa cara yang telah dikemukakan, kita juga dapat mengenal diri

melalui “kaca mata” orang lain, teman, sahabat, dan orang-orang lain yang

dekat dengan kita, mengenai bagaimana kesan dan penilaian mereka terhadap

diri kita. Kadang-kadang orang lain objektif mengenal dir kita dari pada kita

sendiri.

6. Melalui refleksi pribadi

Cara yang tidak kalah baiknya untuk mengenal diri sendiri adalah dengan

melakukan refleksi pribadi tentang diri sendiri. Cara ini bisa dialkukan kapan

kita mau, kapan kita bisa ambil waktu khusus tanpa mengganggu jadwal

penting lain. Ada cukup banyak orang yang melakukan hal ini dalam bentuk

retret atau rekoleksi, tafakur, atau bentuk rohani lainnya. Terserah mana yang

dirasakan paling cocok untuk dirinya sendiri.

Demikianlah ada bermacam-macam cara yang terbuka bagi kita dalam usaha

mengenal diri sendiri. Perpaduan dari berbagai cara itu dapat memberi kita

pemahaman yang semakin baik tentang diri kita. Pemahaman yang semakin baik

terhadap diri sendiri akan membantu dalam rangka menerima dan mengembangkan

diri sendiri.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman 9
Orang yang sudah semakin baik mengenal tentang dirinya, dia punya

gambaran yang semakin jelas tentang dirinya. Ketika dia merenungkan sekali lagi

ppertanyaan “siapakah aku”, dia langsung punya gambaran dalam hatinya tentang

siapakah dia dengan berbagai kekuatan dan kekurangan didalamnya. Bahkan

seandainya dia mau atau diminta, dia dapat menetapkan simbol dirinya. Artinya,

dia dapat mengibaratkan dirinya sebagai sesuatu ayng dalam banyak hal memiliki

“kesamaan” dengan dirinya (walau diri kita tetap tidak identik dengan simbol itu

sendiri).

Berdasarkan pengenalan yang semakin baik itu kita dapat menentukan simbol

dari kita, dapat mengibaratkan diri kita dengan sesuatu hal, yang menurut

pengamatan kita, sesuatu itu “menyerupai” diri kita (walau simbol itu sendiri tetap

bukanlah diri kita).

Perlu dikatakan juga bahwa gambaran (konsep) dan simbol diri yang berhasil

dibuat seharusnya muncul dari pemahaman dan pengenalan yang semakin baik

tentang diri sendiri. Dengan demikian, maka konsep dan simbol itu, dalam beberapa

waktu kemudian (mungkin cepat atau lama) dapat saja berubah. Perubahan tersebut

dapat terjadi berkat adanya pemahaman dan pengenalan yang semakin baik

(bertambah) tentang diri sendiri. Penyebab lain adalah adanya perubahan dalam diri

seseorang. Dari pengenalan diri yang sudah ada sebelumnya, ada kemungkinan

seseorang telah melakukan pengelolaan yang baik terhadap dirinya, khususnya

dalam menangani kelemahan yang ada pada dirinya. Setelah berjalan beberapa

waktu, sesudah menjalani usaha perbaikan yang sungguh-sungguh, orang tersebut

mengalami perubahan yang berarti, bahkan drastis. Tadinya mengenal dirinya

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
10
sebagai penakut, tidak punya pendirian, mandiri dan sebagainya. dapat dimengerti

bahwa konsep dan simbol dirinya sebelumnya. Semuanya bertolak dari pemahaman

dan pengenalan diri yang semakin baik.

1.3 Kepribadian/watak/tempramen

Kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang menanpilkan sisi yang

didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi yang didapat dari

pendidikan, pengalaman hidup, dan lingkungan.

“Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu yang terdiri dari sistem-

sistem psikofisik yang menenntukan tingkah-laku dan pikirannya secara

karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.”(G. Allport)

Organisasi dinamis: maksudnya bahwa kepribadian itu selalu berkembang

dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan

menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Psikofisik: maksudnya

organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam

suatu kesatuan.Menentukan: menunjukkan bahwa kepribadian mengandung

kecendrungan-kecendrungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam

tingkah laku individu. Karakteristik (khas,unik): menunjukkan sifat individualis.

Tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri

terhadap lingkungan, yang berarti tidak ada dua orang yang mempunyai

kepribadian yang sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian

menghubungkan/mengantarai individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
11
kadang-kadang menguasainya). Disini kepribadian mempunyai fungsi adaptasi dan

menentukan.

Watak sebagai totalitas dari keadaan-keadaan dan cara bereaksi jiwa terhadap

perangsang.(G. Ewald). Secara teoritis dia membedakan antara watak yang dibawa

sejak lahir dan watak yang diperoleh.

a. Watak yang dibawa sejak lahir, yaitu: Aspek yang merupakan dasar daripada

watak, sangat berhubungan dengan keadaan fsiologis, yakni kualitas susnan

syaraf pusat.

b. Watak yang diperoleh, yaitu: Watak yang telah dipengaruhi oleh lingkungan,

pengalaman dan pendidikan.

Membentuk watak harus dimulai sejak bayi dalam kandungan karena sejak

genetik bayi dapat “mewarisi” sifat dan sikap orang tuanya (keturunan dan

leluhurnya), dalam wujud juga bakat, kecerdasan, dan temperamen., melalui

pendidikan, pengalaman, dan perjalanan hidup, membentuk watak harus dilakukan

secara terus menerus, berkesinambungan dan berkelanjutan, serta pada tingkat

sosial setingi apa pun (character building is a never ending process). Untuk itu

sebagai orang tua (terutama ibu) merupakan suatu keharusan mendidik anak-

anaknya dengan hal-hal yang baik dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa

balita, meniti remaja, sampai dengan akhir hayat. Upaya pembentukan watak harus

dilanjutkan.

Adapun dasar pemikiran pembentukan watak yaitu:

Membentuk watak dengan pendekatan bottom up. Pendekatan yang menggunakan

jalur dari bawah keatas dan diawali dari diri sendiri harus dirancang dengan sebaik-

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
12
baiknya. Dalam penjabarannya kita gunakan suatu falsafat yang dijabarkan melalui

tiga landasan operasional yang akan menjadi acuan.

1. Falsafah

Mengembangkan pribadi secara utuh menjadi seorang warga negara,

wiraswasta, maupun aparat pemerintah yang dapat diandalkan. Tumpuan dari

pengembangan pribadi adalah Iman dan Taqwa, dengan himbauan untuk

menjalankan agama (sesuai yang dipahami) secara benar dan sungguh-sungguh,

konsisten dan dengan menerapkan upaya membentuk watak secara bottom up.

2. Landasan operasioanal

a. Menumbuhkembangkan kehidupan pribadi yang utuh, menyeluruh, dan

mantap dalam kaitannya antara pribadi, keluarga maupun lingkungan melalui

“pembinaan ketahanan secara bottom up”.

b. Mengembangkan pemikiran, sikap, dan perilaku dengan memadukan IQ, EQ,

dan SQ untuk menerapkan AQ.

c. Membina Kinerja Pribadi “Pembinaan Keberhasilan secara Seimbang”

sehingga diperoleh keberhasilan kehidupan pribadi, keluarga, sosial dan

profesi.

3. Hasil

Dengan “Menemukan dan membangun Jati Diri”, yang berarti kembali pada

fitrah, kita mampu membuka mata hati, sehingga tuntutan Illahi yang

terpancarkan melalui Ruh atau Rohul kudus (bagi yang beragama nasrani) dapat

terpancar dengan baik serta memberi warna pada pemikiran, sikap dan perilaku

kita. Membangun jati diri yang merupakan langkah awal dari upaya

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
13
berkesinambungan, berkelanjutan dan tiada hentinya membentuk watak akan

memampukan kita mengembangkan 5 prinsip atau sikap dasar yaitu: Jujur,

Terbuka, Berani Mengambil Risiko dan Bertanggung Jawab, Memenuhi

Komitmen, dan Kemampuan Berbagi/Sharing

“Temperamen dilihat sebagai disposisi yang sangat erat hubungannya dengan

faktor-faktor biologis atau fsiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami

modifikasi di dalam perkembangan.” Menurut allport Temperamen adalah gejala

karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya terkena

rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana

hatinya, segala cara dari pada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini

bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari

keturunan.

Menurut G. Ewald “Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan

dengan konstitusi jasmani.”

Ada empat jenis temperamen :

1. Sanguinis. Ditandai dengan sifat:hangat, meluap-luap, lincah, bersemangat dan

pribadi yang “menyenangkan”. Pada dasarnya mau menerima.

Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan, yang

membangkitkan respons yang meledak-ledak. Perasaan lebih berperan dari pada

pikiran refleksif dalam membentuk keputusan. Orang sanguinis sangat ramah

kepada orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat

ekstrovert.

Kekuatan :

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
14
Emosi: kepribadian yang menarik, suka berbicara, menghidupkan situasi, rasa

humor yang hebat, emosional dan demonstratif, antusias dan ekspresif, periang

dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos,

hidup dimasa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu ceria.

Di pekerjaan: sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat

di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, mengilhami

orang lain untuk ikut, mempesona orang lain untuk bekerja.

Sebagai teman: mudah berteman, mencitai orang, suka dipuji, tampak

menyenangkan, dicemburui orang lain, bukan pendendam, cepat minta maaf,

mencegah saat membosankan, suka kegiatan spontan.

Sebagai orang tua: membuat rumah menyenangkan, menjadi teman bagi anak-

anak, mengubah bencana menjadi humor, merupakan pemimpin sirkus.

Kelemahan:

Tidak ada tindak lanjut, orang tanpa kesalahan (mereka tidak benar-benar

percaya bahwa mereka punya kesalahan besar), mereka tidak benar-benar

menerima diri secara serius, suka bicara banyak, mementingkan diri sendiri,

punya ingatan yang belum dikembangkan, tidak tetap pikiran dan pelupa,

menyela dan menjawab untuk orang lain, tidak tertib dan tampak dewasa.

2. Koleris. Seorang choleris tampil hangat, serba cepat, aktif, praktis, berkemauan

keras, sanggup mencukupi keperluannya sendiri, dan sangat independen. Dia

cenderung tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat

keputusan bagi dirimya dan bagi orang lain. Seperti seorang sanguinis, seorang

choleris adalah seorang ektrovertnya seorang sanguinis. Seorang choleris hidup

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
15
dengan aktif. Dia tidak butuh digerakkan dari luar, malah mempengaruhi

lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisi-

ambisinya yang tak pernah surut.

Kekuatan:

Emosi: berbakat memimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan,

harus memperbaiki kesalahan, berkemauan perubahan, harus memperbaiki

kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, tidak emosional dalam bertindak, tidak

mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa

menjalankan apa saja.

Dipekerjaan: berorientasi target, melihat seluruh gambaran, terorganisasi dengan

baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak,

mendelegasikan pekerjaan, menekankan hasil, membuat target, merangsang

kegiatan, berkembang karena saingan.

Sebagai teman: tidak terlalu perlu teman, mau bekerja untuk kegiatan, mau

memimpin dan mengorganisir, biasanya selalu benar, unggul dalam keadaan

darurat. Sebagai orang tua: memberikan kepemimpinan kuat, menetapkan

tujuan, memotivasi keluarga sebagai kelompok, tahu jawaban yang benar,

mengorganisir rumah tangga.

Kelemahannya:

Tuan tanpa salah (orang lain yang salah), pekerja keras (terlalu), harus

terkendali, tidak ahu bagaimana cara menangani orang lain.

3. Melankolis. Si melankolis adalah seorang yang paling “kaya” diantara semua

temperamen. Dia seorang analisis, suka berkorban, bertipe perfeksionis dengan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
16
sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati

keindahan karya seni melebihi seorang melankolis. Sebenarnya dia mudah

menjadi introvert, tetapi ketika perasaannya lebih dominan, dia masuk ke dalam

bermacam-macam keadaan jiwa. Kadang-kadang mengangkatnya pada

kegembiraan yang tinggi yang membuatnya bertindak lebih ektrovert. Akan

tetapi pada saat lain dia akan murung dan depresi, dan selama periode ini dia

menarik diri (withdrawn), dan bisa menjadi seorang yang begitu antagonistis

(bersifat bermusuhan).

Kekuatan :

Emosi: mendalam dan penuh pikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung

jenius, berbakat dan kreatif, artistik atau musikal, filosofis dan puitis,

menghargai keindahan, perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh

keasadaran, idealis.

Dipekerjaan: berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian,

gigih dan cermat, tertib dan terorganisasi, teratur dan rapi, ekonomis, melihat

masalah, mendapat pemecahan kreatif, perlu menyesuaikan apa yang dimulai,

suka diagram, grafik, bagan, dan daftar.

Sebagai teman: hati-hati dalam berteman, puas tinggal dilatar belakang,

menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa

memecahkan masalah orang lain, sangat memperhatikan orang lain, terharu oleh

air mata belaskasihan, mencari teman hidup ideal.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
17
Sebagai orang tua: menetapkan standar tinggi, ingin segalanya dilakukan dengan

benar, menjaga rumah selalu rapi, merapikan barang anak-anak, mengorbankan

keinginan sendiri untuk yang lain, mendorong inteligensi dan bakat.

Kelemahan:

Mudah tertekan, punya citra diri rendah, suka menunda-nunda, mengajukan

tuntutan yang tidak realistis kepada orang lain.

4. Phlegmantis. Si phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan,

tak pernah merasa terganggu dengan suatu titik didih yang sedemikian tinggi

sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang

mudah bergaul, dan paling menyenangkan diantara semua temperamen.

Phlegmantis berkaitan dengan apa yang dipikirkan oleh Hippocrates mengenai

cairan dalam badan yang menghasilkan yang “tenang.” “dingin,” “pelan,”

temperamen yang memiliki keseimbangan yang baik. Baginya hidup adalah

suatu kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan.

Dia begitu tenang dan agak diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut,

bagaimana pun keadaan sekitarnya.

Kekuatan:

Emosi: rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, sabar, seimbang,

konsisten, cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia

menerima kehidupan, serba guna.

Di pekerjaan: cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan

administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah

tekanan, menemukan cara yang mudah.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
18
Sebagai teman: mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung,

pendengar yang baik, selera humor yang menggigit, suka mengawasi orang,

punya banyak teman, punya belaskasihan dan perhatian.

Sebagai orang tua: menjadi orang tua yang baik, menyediakan waktu bagi anak-

anak, tidak tergesa-gesa, bisa mengambil yang baik dari yang buruk, tidak

mudah marah.

Kelemahan:

Seperti tidak ada masalah, melawan perubahan, tampaknya malas, punya

kemauan baja yang tenang, tampaknya tidak berpendirian.

LATIHAN

Apa profil kepribadian/temperamen saya?

Bacalah sifat-sifat berikut dan tandailah setiap sifat dengan melingkari angka 10

untuk sifat-sifat yang paling jelas tampak dalam diri anda, dan angka 1 untuk sifat-

sifat yang paling kurang tampak dalam diri anda. Kemudian jumlahkan.

Sanguinis Kholeris

Periang, ramah 12345678910 Mantap 12345678910

Mudah patuh 12345678910 Berdiri sendiri 12345678910

Tulus 12345678910 Produktif 12345678910

Sikap Positif 12345678910 Tegas 12345678910

Hangat 12345678910 Praktis 12345678910

Cerewet 12345678910 Orientasi ke tujuan 12345678910

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
19
Bersemangat 12345678910 Optimis 12345678910

Jarang cemas 12345678910 Rela ambil resiko 12345678910

Berbelas kasihan 12345678910 Percaya diri 12345678910

Dermawan 12345678910 Rela memimpin 12345678910

Tidak disiplin 12345678910 Tak mudah bersimpati 12345678910

Mudah terpengaruh 12345678910 Tidak memahami org 12345678910

Gelisah 12345678910 Memaksakan peraturan 12345678910

Tidak teratur 12345678910 Tidak suka memuji 12345678910

Tdk bertanggung jwab 12345678910 Suka menguasai 12345678910

Terus terang 12345678910 Mau menang sendiri 12345678910

Ingin menonjol 12345678910 Ingat diri sendiri 12345678910

Membesarkan masalah 12345678910 Bangga diri 12345678910

Penakut 12345678910 Licik 12345678910

Tidak produktif 12345678910 Kejam 12345678910

Jumlah Nilai ........../200 ……...% Jumlah Nilai ............/200 ……..…%

Melankholis Phlegmantis

Berbakat Alam 12345678910 Tenang, pendiam 12345678910

Suka menganalisis 12345678910 Mudah bergaul 12345678910

Perfeksionis 12345678910 Mudah disenangi 12345678910

Bertindak sesuai nurani 12345678910 Diplomatis 12345678910

Setia 12345678910 Efisien, teratur 12345678910

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
20
Nilai estetika 12345678910 Dipercaya, statbis, kuno 12345678910

Idealis 12345678910 Praktis 12345678910

Perasa 12345678910 Segan memimpin 12345678910

Suka berkorban 12345678910 Suka melucu 12345678910

Disiplin 12345678910 Tidak punya motivasi 12345678910

Pemurung 12345678910 Tidak bergairah 12345678910

Berpikir negatif 12345678910 Menghindari konflik 12345678910

Suka kritik 12345678910 Pengamat 12345678910

Menentang perubahan 12345678910 Egois 12345678910

Terlalu sadar diri 12345678910 Kikir/pelit 12345678910

Sukar diduga 12345678910 Keras kepala 12345678910

Pendendam 12345678910 Berhati-hati 12345678910

Kurang percaya diri 12345678910 Sulit memutuskan 12345678910

Tidak ramah 12345678910 Takut mengembil resiko 12345678910

Teoritis 12345678910 Kuno 12345678910

Jumlah Nilai ........../200 ........... % Jumlah Nilai .........../200 ............ %

Untuk setiap jenis temperamen, jumlahkan angka-angka yang telah Anda lingkari,

lalu dibagi 200, kali 100. Hasil itu menunjukkan bahwa dari keseluruhan sifat-sifat

yang terkandung dalam temperamen tersebut, anda memiliki sekian persen

diantaranya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
21
Kalau mau tahu persentasi setiap temperamen yang anda miliki (dari keseluruhan

empat temperamen), pertama: jumlahkan semua hasil prosentasi dari empat

temperamen, lalu prosentasi dari setiap temperamen bagikan dengan jumlah

keseluruhan tadi, dan kalikan 100. Lakukan hal yang sama untuk setiap jenis

temperamen. Hasilnya memperlihatkan perbandingan prosentasi keempat

temperamen dalam diri Anda.

1.4 Mengenal Bakat

A. Pengertian Bakat

Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak

lahir. Unsur rohani ini dapat atau tidak berkembang turut ditentukan oleh keadaan

di luar diri seseorang (lingkungan), & didukung oleh keinginan kuat yang dimiliki

oleh orang itu untuk mengembangkan atau tidak mengembangkannya.

Bakat adalah suatu bentuk kemampuan khusus, yang memungkinkan seseorang

memperoleh keuntungan dari hasil pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi.

Kalau personality dipahami sebagai totalitas manusia yang unik, maka bakat

merupakan salah satu dari personality itu.

Bakat merupakan potensi, dan bukan sesuatu yang sudah betul-betul nyata dengan

jelas. Bakat lebih sebagai kemungkinan, yang masih harus diwujudkan. Kita tidak

dengan sendirinya mengetahui bakat kita, walau sebenarnya kita memilikinya, dan

dapat mewujudkannya ketika kita menggali dan mengembangkannya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
22
Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu (atau

tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah (atau sulit) dan

sukses (atau tidak pernah sukses).

Cara Mengenal Bakat

• Melalui pengalaman: Ketika mencoba hal tertentu, ternyata mengalami

banyak kemajuan.

• Mengikuti test bakat, yang sekarang tersedia beberapa test kemampuan /

kecerdasan.

• Memadukan antara pengalaman dan test bakat, kadang hasilnya lebih

meyakinkan.

• Ruang lingkup kecerdasan

B. Kecerdasan Sebagai Bakat

Kecerdasan dapat dilihat sebagai bakat yang memungkinkan seseorang

menguasai kemampuan tertentu atas aneka macam ketrampilan. Kecerdasan

sebenarnya merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta

kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu. Sesungguhnya, Anda

jauh lebih cerdas dari yang Anda sadari. Setiap manusia normal dapat

mengembangkan ketujuh jenis kemampuan kecerdasan sampai kepada tingkat

penguasaan tertentu.

Jenis kecerdasan:

1. Kecerdasan liguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan

kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair dan pengacara. Orang yang cerdas

dalam bidang ini dapat berargumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
23
mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kadang-kadang

mereka mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai

fakta. Mereka gemar membaca, dapat menulis dengan jelas dan dpt

mengartikan bahasa tulisan secara jelas.

2. Kecerdasan logis-matematis Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika.

Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram computer.

Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis matematis mencakup kemampuan

dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan

hipotesis.

3. Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang mencakup kemampuan berpikir

dalam gambar serta kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan

kembali berbagai macam aspek dunia visual. Orang dengan tingkat kecerdasan

spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap

detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan bgt hidup.

4. Kecerdasan musical adalah kecerdasan yang ditandai dengan kemampuan

untuk menyerap, menghargai dan menciptakan irama dan melodi. Dimiliki oleh

orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti

irama musik.

5. Kecerdasan kinestetik-jasmani Adalah kecerdasan fisik yang mencakup bakat

dalam mengendalikan gerak tubuh dalam menangani benda. Memiliki

keterampilan menjahit. Mereka juga menikmati kegiatan fisik seperti berjalan

kaki, menari, berlari, berenang. Mereka adalah orang-orang yg cekatan. Indra

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
24
perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala

sesuatu.

6. Kecerdasan antar pribadi adalah kemampuan untuk memahami dan

bekerjasama dengan orang lain. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan

untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana hati dan hasrat org lain. Bisa

mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yg besar. Mereka

mempunyai kemampuan untuk memahami org lain dan melihat dunia dari

sudut pandang orang yang bersangkutan.

7. Kecerdasan intrapribadi Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan untuk

memahami diri sendiri dan percaya kepada diri sendiri. Anak-anak dengan

kecerdasan intrapribadi tinggi umumnya lebih suka bermain sendiri,

berkehendak kuat, dan tidak mudah dipengaruhi maupun diatur, bahkan

mungkin kerap kali dicap keras kepala atau pemberontak. Padahal, yang

sebenarnya diinginkan oleh anak-anak ini adalah melakukan segala sesuatu

dengan caranya sendiri.

C. Hal-hal yang mempengaruhi Bakat

1. Unsur genetik

Bakat dan perkembangannya ditentukan oleh banyak hal, namun faktor genetik

memegang peranan utama. Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan

fungsi otak. Bila otak kiri yang dominan, segala tindakan dan pekerjaan,

termasuk bakat, adalah yang berhubungan dengan masalah verbal, intelektual,

sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan

masalah spasial, non verbal, estetik dan artistis serta atletis.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
25
2. Latihan

Latihan merupakan hal terpenting kedua yang mempengaruhi bakat. Burung

bisa terbang dengan baik, selain mempunyai genetik untuk terbang, dia pun

harus belajar terbang. Sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah masih harus

diasah melalui latihan. Kita baru dapat mengetahui seseorang berbakat atau

tidak setelah benar-benar melakukan latihan sehingga yang berbakat akan cepat

menguasai latihan itu, sedangkan yang tidak berbakat akan mengalami

kesulitan.

3. Struktur tubuh

Bentuk tubuh, struktur dan kondisi berbagai bagian tubuh seseorang juga ikut

berpengaruuh pada bakat orang itu.

D. Pola hubungan bakat dan kreativitas

1. Anak yang berbakat tetapi tidak kreatif

Bakatnya tampak pada perilaku dalam periode yang singkat, kemudian

terpendam. Hal itu terjadi pada anak berusia 3-5 tahun.

2. Anak yang berbakat & kreatif

Pada anak ini tampak indikator kemudahan dalam melakukan berbagai hal.

Pada periode ini perlu diberi dorongan yang baik, indikator tersebut tampak

melimpah pada perilaku anak dan tidak terbatas pada pemberian reaksi atau

tanggapan terhadap permintaan orang lain. Periode ini berlangsung dari usia

6 hingga 12 atau 13 tahun.

3. Remaja yang kreatif tetapi tidak berbakat

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
26
Hal itu berlangsung pada usia 13-20 tahun dan terlihat pada bentuk-bentuk

aktivitas yang kreatif, tetapi tidak sempurna. Misalnya dia terlibat dalam

penulisan puisi atau cerita, atau menggagas kreasi-kreasi ilmiah. Baisanya

kreasi-kreasinya itu tidak punya daya pikat yang tinggi.

4. Orang dewasa yang kreatif dan berbakat

Hal itu terjadi pada usia 20 tahun dan seterusnya, yang terlihat pada aktifitas

yang kreatif dari mereka, dengan hasil yang lebih sempurna (optimal).

Hasil-hasil karya mereka mengundang kekaguman orang, karena memang

memiliki daya pikat yang tinggi.

E. Mengembangkan Bakat

1. Perlu mengetahui bakat

a. Untuk mengetahui potensi diri

Ada cukup banyak orang yang terlambat atau sama sekali tidak mengetahui

dengan baik bakat-bakat yang mereka miliki. Ibarat seseorang yang tidak sadar

bahwa di dalam lemarinya sebenarnya tersedia barang miliknya sendiri, yang

dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Ketika suatu kegiatan atau tantangan

ditawarkan kepadanya, dengan cepat mengabaikannya karena berpikir bahwa

dia tidak punya perlengkapan untuk itu. Padahal, kalau saja dia membongkar

lemari tadi, dia akan menjadi salah seorang peserta yang sukses dalam kegiatan

itu, karena ternyata perlengkapan yang diperlukan untuk mengikuti kegiatan

tadi, tersimpan dengan baik dalam lemarinya. Tapi apa mau dikata, dia terlambat

menyadarinya atau sama sekali tak pernah menyadarinya.

b. Untuk merencakan masa depan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
27
Masa depan perlu direncanakan, yang dalam pemilihan sasaran dengan segala

tuntutannya harus dikaitkan dengan sumber daya yang tersedia. Pemahaman

yang baik atas sumber daya yang dimiliki (atau yang mungkin dapat dimiliki)

kita lebih mampu dan berani merencanakan masa depan kita. Melanjutkan studi

atau kursus keterampilan, memilih tempat tinggal, menetapkan cita-cita,

menentukan target, dan sebagainya, sebaiknya dilakukan atas dasar pemahaman

memadai atas bakat atau kemampuan potensial yang dimiliki.

c. Untuk menentukan tugas atau kegiatan

Orang mau sukses dalam tugas atau kegiatan yang diikutinya. Oleh karena itu

penentuan atau pemilihan tugas dan kegiatan yang akan kita laksanakan

sebaiknya dikaitkan dengan bakat atau kemampuan yang kita miliki. Hal ini pasti

membawa keuntungan bagi kita karena kita dapat lebih kreatif di dalamnya, dan

hasilnya pun dapat lebih optimal, dibanding dengan kalau kita mengerjakannya

tanpa ditopang oleh bakat dan minat yang cukup.

2. Cara mengembangkan bakat

a. Perlu keberanian

Keberanian merupakan salah satu modal untuk sukses, tidak terkecuali bagi

orang yang punya bakat sekali pun. Keberanian membuat kita mampu

menghadapi tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis

maupun kendala-kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memapukan

kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan

bukan sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak

bertanggung jawab. Berani memulai, berani gagal, berani berkorban (perasaan,

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
28
waktu, tenaga, pikiran, dan sebagainya.), berani bertarung, adalah wujud-wujud

nyata dari keberanian.

b. Perlu didukung latihan

latiahn adalah kunci dari keberhasilan. Seperti telah dikatakan di atas bawah

bakat justru baru kelihatan seusdah berlatih. Kemajuan pesat yang dicapai dalam

latihan memperlihatkan bahwa orang itu memang berbakat di situ. Tetapi

kemampuan ini akan tenggelam dan hilang manakala tidak diaktualkan melalu

latihan. Dalam latihanlah bakat-bakat tadi menajdi nyata. Latihan di sini bukan

saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan

setiap usaha yang kelihatan secara fisik.

c, Perlu didukung lingkungan

Ada cukup banyak anak atau orang yang berbakat untuk salah satu atau beberapa

bidang. Namun karena lingkungan tidak mendukung, maka bakatnya tidak

punya kesempatan untuk berkembang. Lingkungan disini tentu dalam arti yang

sangat luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya, dan kondisi sosial lainnya, yang

turut berperan dalam usaha pengembangan bakat. Dukungan dari semuanya ini

sangat diperlukan. Oleh akrena itu, kalau kita ingin mengembangkan bakat-

bakat kita, kita perlu memikirkan dukungan apa yang kita butuhkan. Lalu kita

menginventarisir dukungan yang tersedia, apakah mencukupi atau belum,

apakah perlu mencari tambahan dukungan, dalam bentuk apa? Baru sesudah itu

kita memikirkan atau mengatur bagaimana memanfaatkan dukungan itu dengan

baik.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
29
d. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat & cara

mengatasinya

Diatas sudah dikatakan bahwa pengembangan bakat sangat memerlukan

dukungan lingkungan. Tetapi justru dukungan dari lingkungan inilah yang sering

tidak memadai. Mungkin keluarga tidak mendukung, biaya tidak mencukupi,

fasilitas tidak memadai, tempat tinggal dan lokasi tempat latihan berjauhan, atau

kendala-kendala sosial lainnya. Di sini sekali lagi kita perlu mengidentifikasi

dengan baik kendala-kendala yang ada, kita kategorikan mana yang mudah

diatasi dan mana yang sulit. Kemudian kita mulai memikirkan jalan keluar untuk

mengatasi kendala-kendala itu. Ingat: “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan”.

Test bakat/kecerdasan

Dibawah ini dicantumkan daftar kuesioner yang dapat di gunakan untuk memeriksa

kecerdasan yang kita miliki. Berilah suatu tanda di depan pernyataan yang sesuai

dengan diri anda. Jumlahkanlah pilihan anda untuk setiap jenis kecerdasan.

a. Kecerdasan Linguistik

Tulisan-tulisan sangat penting bagi saya

Saya dapat mendengar kata-kata di kepala saya sebelum saya membaca,

berbicara atau menulis

Saya mendapatkan lebih banyak dari mendengarkan radio atau kaset

daripada menonton film

Saya tidak mengalami kesulitan dalam permainan kata seperti scrable,

anagram,Dll

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
30
Saya senang menghibur diri sendiri atau orang lain dengan lelucon,

sajak, lucu lucuan atau permainan kata

Orang lain sering meminta saya untuk menjelaskan makna kata dalam

tulisan atau pembicaraan saya

Saya lebih senang pelajaran bahasa, studi sosial, sejarah, lebih mudah

daripada matematika, dan ilmu alam

Saya lebih senang membaca kata-kata di papan reklame daripada

pemandangan

Dalam percakapan saya sering mengungkapkan segala sesuatu yang

pernah saya baca atau dengar

Saya pernah menulis karangan yang amat saya banggakan yang mndapat

pengakuan/pujian dari orang lain

Jumlah

b. Kecerdasan Logis-Matematis

Dengan mudah saya dapat menghitung angka-angka dalam benak

saya

Matematika dan sains merupakan pelajaran favorit saya

Saya senang permaianan logika atau permainan yang menggunakan

matematis

Saya suka mengadakan percobaan kecil-kecilan, saya menyenaangi

perobaan fisika, matematika

Saya suka mencari pola keteraturan, atau urutan logis dari sesuatu

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
31
Saya menaruh minat atas perkembangan baru dalam sains

Saya berpendapat bahwa hampir segala sesuatu mempunyai

penjelasan yang masuk akal

Kadang-kadang saya berpikir dalam konsep yang jelas, abstrak, tanpa

kata, tanpa gambar

Saya sering salah dalam penalaran yang diakatakan orang

Saya lebih suka bla segala sesuatu sudah diukur, dikelompokan,

dianalisis, dikuantifikasikan dengan teratur

Jumlah

c. Kecerdasan Spasial

Saya sering melihat gambar visual yang jelas dalam keadaan mata

tertutup

Saya peka terhadap warna

Saya sering menggunakan camcorder/camera untuk merekam apa

yang saya lihat di sekitar saya

Saya gemar mengerjakan puzzle, maze dan teka-teki visual lainnya

Saya mengalami mimpi yang begitu nyata di malam hari

Biasanya, saya cepat mengenali jalan di wilayah yang tidak saya

kenali

Saya suka menggambar atau mencoret-coret

Bagi saya, matematika bangunan ruang lebih mudah daripada

aritmatik

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
32
Saya dapat dengan mudah melihat sesuatu dari pandangan helikopter

view

Saya lebih suka melihat bahan bacaan yang banyak gambarnya

Jumlah

d. Kecerdasan Fisik-Kinestetik

Saya melakukan salah satu kegiatan olahraga secara teratur

Saya tidak betah duduk diam untuk berlama-lama

Saya suka bekerja dengan kedua tangan saya dalam kegiatan kongkrit,

seperti menjahit, merakit, dll

Sering ide terbaik saya muncul kalau saya berada di luar rumah,

berjalan-jalan, joging/ ketika berolahraga

Sering kali saya menghabiskan waktu luang di luar rumah

Seringkali saya menggunakan gerak-gerik tangan atau bahasa tubuh

lain ketika berbicara dengan orang lain

Saya suka menggambakan diri sendiri sebagai orang yang mempunyai

koordinasi tubuh terbaik

Saya harus mempraktekan keterampilan baru bukan sekedar membaca

atau menonton film tentang hal itu

Saya senang naik permainan yang mendebarkan, jetcoster atau iklim

petualangan yang menegangkan

Saya harus menyentuh berbagai macam benda agar saya mengetahui

lebih banyak tentang benda tsb.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
33
Jumlah

e. Kecerdasan Musikal

Jika bernyanyi suara saya terbilang merdu

Saya dapat membedakan nada musik yang fals

Saya sangat senang mendengar musik di radio, piringan, MP3, CD,

atau kaset

Saya dapat memainkan salah stu alat musik

Hidup saya akan lebih sengsara bila tidak ada musik

Kadang-kadang tanpa sadar, saya melantumkan lagu iklan televisi

atau lagu lain sewaktu saya berjalan-jalan

Dengan mudah saya dapat mengikuti irama musik dengan alat perkusi

sederhana

Saya banyak mengenal melodi dari berbagai lagu dan karya musik

Kalau saya mendengar karya musik sebanyak satu/dua x, biasanya

saya dapat menyenyikan kembali dgn baik

Saya sering mengetuk-ngetuk atau melantumkan melodi secara

terpotong-potong sambil belajar atau lainnya

Jumlah

f. Kecerdasan Antarpribadi

Saya sering diminta sebagai penasihat dari teman-teman dalam

belajar, kehidupan, dlsb

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
34
Saya lebih menyukai olahraga berkelompok seperti sepakbola, basket,

daripada perorangan berenang, lari

Saya cenderung mencari orang lain utk bersama memecahkan

masalah daripada memecahkan masalah sendiri

Saya lebih suka bermain bersama utk mengisi waktu daripada

bermain sendiri, seperti soliter, dsb.

Saya tertantang utk mengajari orang lain, atau kelompok orang

tentang apa yang dapat saya kerjakan

Saya menganggap diri saya sebagai pemimpin ( atau orang lain

menyebut saya pemimpin )

Saya senang berada bersama orang lain

Saya suka terlihat dalam kegiatan sosial yang berhubungan dengan

pekerjaan, tempat ibadah, atau di kampus

Saya lebih suka menghabiskan waktu bersama orang lain daripada

menyendiri

Saya mempunyai minimal tiga orang sahabat dekat

Jumlah

g. Kecerdasan Intrapribadi

Saya secara teratur melakukan meditasi, merenung, utk memikirkan

masalah kehidupan

Saya telah mengikuti sesi bimbingan atau seminar pengembangan

pribadi utk lebih mengenal diri saya

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
35
Saya mempunyai pendapat yang membuat saya berbeda dengan orang

lain

Saya mempunyai hobi atau minat khusus yang saya simpan rapat-

rapat untuk diri saya sendiri

Saya mempunyai sasaran penting dalam hidup saya yang saya

renungkan secara berkala

Saya mempunyai pandangan yang realistik tentang kelemahan dan

kekuatan saya (dari feedback orang lain )

Saya lebih suka menghabiskan waktu sendirian di kesunyian daripada

berkumpul bersama dalam kemewahan

Saya menganggap saya berkemauan keras dan berpikiran mandiri

Saya mempunyai buku harian atau jurnal utk merekam peristiwa

kehidupan saya

Saya berwiraswasta atau sekurang-kurangnya amat ingin memulai

usaha sendiri

Jumlah

Setelah mengisi daftar pertanyaan diatas, lihatlah dalam kecerdasan mana Anda

lebih unggul. Anda mungkin unggul di salah satu atau lebih kecerdasan, tapi yang

jelas Anda memliki kecerdasan dengan campuran yang unik dari ke tujuh

kecerdasan itu. Bandingkanlah hasil pemeriksaan di atas dengan hasil penelusuran

lain tentang bakat atau kecerdasan anda. Hadapilah semuanya hasil-hasil itu dengan

sikap yang bijak. Syukurilah dan tetaplah optimis menjalani kehidupan Anda!

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
36
1.5 Mengenal Kekuatan dan Kelemahan Diri Sendiri

Setiap manusia memiliki kelemahan serta kekuatan. Manusia merupakan

makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang diberi akal dan pikiran oleh

Tuhan, begitu pula diberi kodrat yang sama yaitu mempunyai kelebihan dan

kelemahan karena semuanya merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa dan

selanjutnya tugas kita untuk memahami dan mengembangkannya. Hal inilah yang

menjadikan manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial.

Adanya kelebihan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang menyebabkan kita

sebagai makhluk tidak bisa hidup sendirian. Maka, jika ada orang yang

menyombongkan diri merasa dirinya adalah orang yang paling hebat dan paling

bisa itu sangat memalukan. Dan sebaliknya, tidak pantas pula jika ada orang yang

merasa paling bodoh, paling miskin, merasa rendah diri dan paling tidak berharga

di hadapan orang lain.

Jika kita menyadari bahwa setiap orang memilki kelebihan dan kelemahan,

maka setiap orang akan selalu rendah hati dan menghargai hak asasi sesama

manusia. Bagaimana cara untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dirisendiri.

Cara yang paling tepat digunakan adalah dengan cara melakukan introspeksi diri

sendiri atau merenungkan diri untuk melihat kemampuan diri sendiri secara jujur.

Untuk melakukan introspeksi diri memang bukan hal yang gampang,

perlu bantuan orang lain terutama orang-orang di sekitar kita untuk memberikan

penilaian secara jujur kepada diri kita. Namun dalam hal

ini pun tidak mudah. Sebab kadangkala di sekitar kita cenderung mengatakan tidak

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
37
sejujurnya dan cenderung menyenangkan hati kita. Hal yang penting untuk

melakukan introspeksi adalah :

1. Jangan pernah menilai orang lain lemah, sebelum kita menemukan kelemahan

diri sendiri.

2. Intropeksi diri dengannya adalah untuk memperbaiki diri sendiri agar lebih

baik dalam bersikap dan bertingkah laku.

3. Memperhatikan dan menerima kritikan dari orang lain, walaupun kritikan itu

pedih, namun pada hakikatnya kritikan itu bersifat membangun membentuk

mentalitas diri.

4. Menggunakan bantuan alat ukur seperti kusioner atau angket yang dibuat untuk

menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh lembaga psikologi.

Dengan mengetahui kelebihan diri sendiri, maka kita dapat termotiasi dalam

mengembangkannya sebagai bentuk dorangan kekuatan tercapainya kesejahteraan

bagi kehidupan sekarang maupun di masa mendatang. Selain dengan mengetahui

kelebihan diri, dengan mengetahui kelamahan yang dimiliki juga bermanfaat

dalam hal :

1. Membatasi sikap dan perilaku diri

2. Memudahkan dalam mencari jalan keluar yang terbaik

3. Menjadikan kelemahan sebagai pemacu semangat untuk meningkatkan

kemampuan yang menjadi kelebihan kita sehingga kelemahan bukanlah

sebagai penghambat.

4. Mengakui kelebihan orang lain

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
38
LATIHAN SOAL :

1. Merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir

merupakan pengertian dari....

a. Bakat

b. Potensi

c. Kekuasaan

d. Motivasi

e. Watak

2. Suatu sifat yang dapat timbul dari rasa bangga diri yang berlebihan karena

prestasi, status sosial, kecantikan, materi adalah sikap

a. Suka marah

b. Iri

c. Ingkar janji

d. Sombong

e. Genit

3.Merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu (atau

tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah (atau sulit) dan

sukses (atau tidak pernah sukses) merupakan salah satu pengertian…..

a. Minat

b. Bakat

c. Kepribadian

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
39
d. Refleksi diri

e. Kecerdasan

4. Salah satu kecerdasan yang dimiliki oleh manusia adalah….

a. Kecerdasan berhitung

b. Kecerdasan Memahami

c. Kecerdasan bahasa

d. Kecerdasan Linguistik

e. Kecerdasan Bicara

5. Mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan diri sendiri dapat dilakukan

dengan…..

a. Meratapi Diri

b. Introspeksi Diri

c. Melihat kekuatan Orang lain

d. Melihat Kelemahan orang lain

e. Meniru orang Lain

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
40
BAB II

DESKRIPSI DIRI

2.1 Pentingnya Menerima Diri

Menerima diri sendiri adalah suatu sikap memandang, melihat sebagaimana

adanya dan menerima secara baik disertai rasa percaya diri dan bangga, sambil terus

berusaha demi kemajuan dirinya. Mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan

atribut dalam hidup ini memang susah-susah, gampang. karena ternyata ada

sebagian orang yang memandang bahwa hidup ini adalah proses, ada juga yang

memandang bahwa hidup haruslah “result oriented”, hasil harus real, nyata dan ada

juga yang menggabungkan keduanya. Sepertinya tidak ada yang salah dengan

pilihan-pilihan itu, bukankah inilah yang membuat cerita hidup jadi makin seru.

Apapun pilihannya, semoga pilihan itu selalu mendekatkan kita pada sang pencipta.

Lalu apa hubungannya dengan mencintai diri sendiri? Mencintai diri sendiri

di sini sebenarnya lebih dimaksudkan kepada penerimaan atas diri sendiri, atas

keadaan/kondisi, strenght and weakness, begitupun juga kejadian dan sejarah dalam

hidup. Kita sebut saja self acceptance ya. Harapannya, dengan menerima diri kita

sendiri sepenuhnya kita bisa selalu bersyukur Sang Pencipta.

Menjadi diri sendiri artinya menerima setiap kekurangan ataupun kelebihan

dalam diri kita. Banyak sekali orang yang tak mau menerima identitasnya sendiri,

entah itu dari segi fisik, emosional, maupun ekonomi. Sungguh miris. Ketika

seseorang menolak untuk menerima dirinya sendiri, sudah dipastikan mereka tidak

akan merasakan kehidupan yang sebenarnya. Mereka akan selalu membohongi jiwa

mereka

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
41
Merasa tertekan karena harus menyesuaikan diri berdasarkan apa yang

orang lain inginkan. Merasa rendah diri karena tidak dapat meraih apa yang orang

lain raih. Terus meratapi nasib, mungkin sempat berpikir bahwa ini karena

takdir. Pikiran menjadi tertutup karena terus menerus memikirkan bagaimana

caranya agar mencapai lebih dari orang lain capai namun ujungnya tetap sama

karena kenyataannya hal itu masih jauh di ujung sana. Jangan lupakan tentang diri

kita sendiri, kita diciptakan dan tumbuh dengan minat, bakat, motivasi,

pengetahuan yang berbeda. Kita tidak mungkin menjadi sama seperti mereka.

Kitalah yang harus memahami dan menerimanya. Jika kita menerimanya

maka kita akan mendapatkan beberapa hal yang dapat manfaat untuk hidup kita

kedepannya. Menerima diri dapat dimengerti sebagai suatu sikap memandang diri

sendiri sebagaimana adanaya dan memperlakukannya secara baik disertai rasa

senang serta bangga sambil terus mengusahakan kemajuannya.

Menerima diri sendiri memerlukan kesadaran dan kemauan melihat fakta-fakta

yang ada pada diri kita, baik secara fisik maupun psikis, menyangkut berbagi

kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada, menerimanya secara total tanpa

kekecewaan. Pernyataan ini tidak dimaksudkan bahwa kita perlu memiliki kemauan

untuk melakukan perubahan atau perbaikan, berlaku pasif dan pasrah menerima

nasib, tetapi menerima diri harus dianggap sebagai suatu prakondisi menuju

perubahan demi kebaikan lebih lanjut dari diri sendiri. Karena kita adalah kita

seperti apa adanya. Tetapi kita tidak terus seperti itu, kita harus berkembang.

Oleh karena itu, kita sebaiknya mengembangkan sikap menerima diri sendiri dan

mengembangkan potensi-potensi baik yang kita miliki. Kita harus melakukan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
42
sesuatu untuk hidup kita, karena kita sendirilah yang dapat mengubah hidup kita,

dan bukan orang lain.

Dalam hidup ini kita semua pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat

kesalahan atau kekurangan seperti kesalahan dalam berbicara, dalam bertingkah

laku dan sebagainya, yang membuat kecewa dan menjadikan kita kurang

menghargai diri sendiri.

Menghargai diri sendiri dapat diartikan suatu sikap menghormati dan menjaga

diri sendiri, tidak membiarkannya terlantar dan menjadi beban orang lain, serta

tidak membiarkannya diperalat atau dimanipulasi oleh orang lain.

menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus diusahakan atau

diperjuangkan. Butuh kerja keras untuk menerima diri apa adanya. Tujuannya

adalah supaya memiliki pertumbuhan mental yang baik, mampu menerima orang

lain apa adanya, menjalin relasi interpersonal yang lebih baik, serta dapat

menikmati hidup.

Adapun kekuatan deskripsi diri sebagai berikut :

1. Orang yang melakukan suatu hal yang baru dan berani dengan tekad besar

untuk menguasainya [ADVENTUROUS].

2. Penuh kehidupan,sering menggunakan isyarat tangan, lengan,wajah secara

hidup [ANIMATED].

3. Mudah menyesuaikan diri dan senang dalam situasi [ADAPTABLE].

4. Suka menyelidiki bagian-bagian hubungan yang logis dan semestinya

[ANALYTICAL].

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
43
5. Melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai lainnya

[PERSISTENT]

6. Penuh kesenangan dan selera humor yang baik [PLAYFUL]

7. Meyakinkan orang dengan logika dan fakta,bukannya pesona atau

kekuasaan [PERSUASIVE]

8. Tampak tidak terganggu dan tenang serta menghindari setiap kekacauan

[PEACEFULL]

9. Dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa

banyak perlu mengemukakan pendapatnya sendiri [SUBMISSIVE]

10. Bersedia mengorbankan dirinya demi atau untuk memenuhi kebutuhan

orang lain [SELF-SACRIFICING]

11. Orang yang memandang bersama orang lain sebagai kesempatan untuk

bersikap manis dan menghibur,bukannya sebagai tantangan atau

kesempatan bisnis [SOCIABLE]

12. Orang yang yakin akan caranya sendiri [STRONG-WILLED]

13. Menghargai keperluan dan perasaan orang lain [CONSIDERATE]

14. Mempunyai perasaan emosional tetapi jarang memperlihatkannya

[CONTROLLED]

15. Mengubah setiap situasi,kejadian,atau permainan menjadi kontes dan selalu

bermain untuk menang ! [COMPETITIVE]

16. Bisa merebut hati orang dengan pesona kepribadiannya [CONVINCING]

17. Memperbaharui dan membantu atau membuat orang lain merasa senang

[REFRESHING]

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
44
18. Memperlakukan orang lain dengan rasa segan,kehormatan dan penghargaan

[RESPECTFULL]

19. Menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme [RESERVED]

20. Bisa bertindak cepat dan efektif dalam segala situasi [RESOURCEFULL]

21. Orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja [SATISFIED]

22. Secara intensif memperhatikan orang lain dan apa yang terjadi

[SENSITIVE]

23. Orang mandiri yang sepenuhnya mengandalkan kemampuan, penilaian, dan

sumber daya dirinya [SELF-RELIANT]

24. Penuh kehidupan dan gairah [SPIRITED]

25. Memilih untuk mempersiapkan aturan-aturan yang terinci sebelumnya dlm

menyelesaikan proyek atw target,dan lebih menyukai keterlibatan dng

tahap2 perencanaan & produk jadi,bukannya melaksanakan tugas

[PLANNER]

26. Tidak terpengaruh oleh penundaan,tetap tenang dan toleran [PATIENT]

27. Mengetahui segala-segalanya beres kalau dia yang memimpin [POSITIVE]

28. Mendorong atau memaksakan orang lain mengikuti, bergabung, atau

menanam investasi melalui pesona kepribadiannya [PROMOTER]

29. Yakin,jarang-jarang goyah [SURE]

30. Memilih agar semua kehidupan merupakan kegiatan yang impulsif,tidak

dipikirkan lebih dahulu dan tidak di hambat oleh rencana

[SPONTANEOUS]

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
45
31. Membuat dan menjalankan rencana sehari-hari, tidak menyukai rencananya

terganggu [SCHEDULED]

32. Pendiam, tidak mudah terbawa kedalam sebuah percakapan [SHY]

2.2. Metode Deskripsi Diri

Dalam mendeskripsikan diri dapat dilakukan dengan menggunakan metode

MBTI. Diantara sekian banyak tes kepribadian yang paling akurat dan paling

banyak digunakan adalah MBTI (Myers Brigss Type Indicator). MBTI

dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan Isabel Brigss Myers berdasarkan

teori kepribadian dari Carl Gustav Jung. MBTI bersandar pada empat dimensi

utama yang saling berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif.

Berikut gambar empat skala kecenderungan MBTI adalah :

1. Ekstrovert (E) vs. Introvert (I)

Dimensi IE untuk melihat orientasi energi apakah ke dalam atau keluar.

Ekstrovert artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini

senang bergaul, menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang

lain dan berfokus pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi yang

menyukai dunia dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung,

membaca, menulis dan tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang.

Individu dengan tipe kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan

fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back

office

2) Sensing (S) vs. Intuition (I)

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
46
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses

data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat

data apa adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkrit

serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus

pada masa kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang

ini. Individu sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detil aplikatif. Tipe

intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan , pemikir abstrak,

konseptual serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe

intuition berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik dan berfokus pada masa

depan atau apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini inovatif, penuh

insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka

panjang.

3) Thinking (T) vs. Feeling (F)

Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan.

Thinking adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam

mengambil keputusan, cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan

kaku dan keras kepala, menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk

melakukan analisa serta menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling

adalah tipe kepribadian yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang

diyakini pada saat pengambilan keputusan. tipe ini berorientasi pada hubungan

dan subjektif. Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan

menginginkan harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan

memelihara hubungan.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
47
4) Judging (J) vs. Perceiving (P)

Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging

pada hal ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu

pada rencana yang sistemis, senantiasa berfikir dan bertindak teratur. Tipe

judging tidak suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe

ini bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur dan perncanaan step by step.

Tipe perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaftif dan bertindak

secara acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak

bukanlah suatu masalah bagi bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan

dan situasi mendadak.

Berikut ini adalah kegunaan dari Myer-Brigss Type indicator adalah :

a. Bimbingan Konseling : Test ini sangat berguna untuk pengembangan karier.

Test ini dapat juga digunakan untuk panduan untuk memilih jurusan di

perguruan tinggi atau bakan profesi yang sesuai dengan kepribadian.

b. Pengembangan diri : Dengan test ini individu dapat melihat kelbihan dan

kekurangan yang terdapat dalam diri sendiri. Individu dapat lebih fokus untuk

mengembangkan kelebihan kita dan memperbaiki sisi negatif dalam diri.

c. Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik : Test ini juga dapat

memperbaiki hubungan dan cara pandang individu terhadap orang disekitarnya.

Individu akan dapat memahami dan meneerima perbedaan yang dimiliki oleh

orang lain.

16 Tipe Kepribadian Menurut Myer-Brigss Type Indicator Test

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
48
Berikut ini merupakan gambar 16 tipe kepribadian yang telah dideskripsikan

menurut Myers-Brigss Type Indicator Test.

Gambar 2.1

Myers-Brigss Type Indicator Test

Keterangan :

1. ISTJ (Bertanggung jawab)

a. Serius tenang dan stabil

b. Senang pada fakta, logis dan objektif

c. Pendengar yang baik, setia hanya mau berbagi pada orang terdekat

d. Memegang aturan, standart dan prosedur yang telah ditetapkan

2. ISFJ (Setia)

a. Penuh pertimbangan, hati-hati, teliti dan akurat

b. Serius, tenang, stabil dan sensitive

c. Punya kemampuan mengorganisasi, detail, sangat bertanggung jawab dan

dapat diandalkan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
49
3. ISTP (Pragmatis)

a. Tenang, pendiam, cenderung kaku, dingin

b. Logis, rasional, kritis dan objektif

c. Mampu menghadapi perubahan dengan cepat dan tenang

d. Mampu menganalisa, mengorganisir dan mendelegasikan.

4. ISFP (Artistik)

a. Berpikir simple, praktis, fleksibel, sensitif dan ramah

b. Menghindari konflik, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilainya pada

orang lain

c. Biasanya tidak mau memimpin, tetapi menjadi pelaksana atau pengikut

yang setia

d. Menunjukkan perhatian lebih banyak melalui tindakan dibandingkan kata-

kata

5. INFJ (Reflektif)

a. Perhatian, empati, sensitif dan berkomitmen pada sebuah hubungan

b. Sukses karena ketekunan, originalitas dan total dalam mengerjakan tugas

untuk mendapatkan hasil terbaik

c. Idealis, perfeksionis, memegamg teguh prinsip

d. Visioner, penuh ide dan kreatif

6. INTJ (Independen)

a. Visioner, punya perencanaan praktis, dan biasanya memiliki ide-ide

originalitas serta dorongan yang kuat untuk mencapainya.

b. Mandiri dan percaya diri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
50
c. Punya kemampuan yang baik dalam menganalisa sesuatu

d. Skeptis, kritis, logis dan kadang-kadang keras kepala

e. Punya keinginan untuk berkembang dan lebih maju dari orang lain

7. INFP (Idealis)

a. Sangat perhatian dan peka dengan perasaan orang lain

b. Penuh dengan antusiasme dan kesetian kepada orang terdekatnya saja

c. Cenderung idealis dan perfeksionis

8. INTP (Konseptual)

a. Sangat menghargai intelektualitas dan pengetahuan

b. Suka memecahkan masalah dengan logika dan analisa

c. Lebih suka bekerja sendiri

d. Cenderung kritis, skeptis, pesimis dan mudah curiga pada orang lain

9. ESTP (Spontan)

a. Spontan, aktif, enerjik , cekatan, sigap dan antusias

b. Kominukator, asertif, memiliki interpersonal skill yang tinggi

c. Mampu menghadapi masalah, konflik dan kritik

d. Mudah beradaptasi, toleran dan konservatif tentang nilai-nilai

10. ESFP (Murah hati)

a. Mudah berteman, bersahabat , ramah , hangat dan menyenangkan

b. Optimis, ceria dan suka menjadi pusat perhatian

c. Mempunyai interpersonal skill yang baik dan mudah simpatik

d. Menghindari konflik dan menjaga keharmonisan suatu hubungan

11. ENFP (Optimis)

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
51
a. Ramah, hangat, enerjik

b. Imaginatif, penuh ide, kreatif dan inovatif

c. Pandai berkomunikasi, senang bersosialisasi dan membawa suasana positif

12. ENTP (Inovatif)

a. Gesit, kreatif, cerdik dan logis

b. Fleksibel, mempunyai banyak cara menghadapi tantangan

c. Kurang konsisten, cenderung melakukan pekerjaan baru yang lebih menarik

daripada yang sebelumnya

d. Punya keinginan kuat untuk mengembangkan diri

13. ESTJ (Konservatif)

a. Praktis, realistis dan cenderung berpegang pada fakta

b. Sangat sistematis

c. Cenderung kaku dalam mengerjakan suatu tugas

d. Disiplin dan pekerja keras

14. ESFJ (Harmonis)

a. Hangat, banyak berbicara dan biasanya populer

b. Teliti dan rajin

c. Santai dalam mengerjakan sesuatu dan sederhana

d. Selalu melakukan sesuatu yang manis bagi orang lain tanpa memikirkan diri

sendiri

15. ENFJ (Meyakinkan)

a. Kreatif, imajinatif, peka dan sensitif

b. Pandai bergaul, meyakinkan, ramah

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
52
c. Menyukai variasi dan tantangan baru

d. Butuh apresiasi dan penerimaan

16. ENTJ (Pemimpin alami)

a. Dominan, kuat kemauannya, perfeksionis

b. Tangguh, disiplin dan sangat menghargai komitmen

c. Berbakat pemimpin

d. Cenderun menutupi perasaan dan menyembunyikan kelemahan

2.3 Bahaya Menolak diri sendiri

Penolakan terhadap diri sendiri banyak bersumber dari kekecewaan dan

ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Akibatnya, seseorang dalam banyak hal

menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di balik penampilannya yang semu.

Menolak diri dapat muncul dalam bentuk perlakuan negatif terhadap dri sendiri,

seperti: tidak jujur pada diri sendiri, menyembunyikan kegagalan, mencari-cari

alasan di luar dirinya, berupaya dengan cara agar menjadi pusat perhatian, dan

sebagainya. Jadi menolak diri dapat diungkapkan seperti: tidak menerima

kenyataan diri sendiri, tidak jujur pada diri sendiri, menyembunyikan kegagalan,

mencari-cari alasan di luar diri sendiri, ingin menjadi pusat perhatian,

membanggakan prestasi orang lain, melempar kesalahan, dan membenci diri

sendiri.

Menurut Andrew Matthew dalam bukunya Being Happy Teenager

mengatakan bahwa: Biasanya orang yang menolak diri sendiri menerapkan salah

satu dari dua strategi yaitu: Sering mengritik orang lain dan sering mengritik diri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
53
sendiri.

Setelah mengetahui apa itu menolak diri dan bagaimana ciri orang yang

menolak diri, maka pada bagian berikut akan kita tinjau akibat yang timbul dari

sikap menolak diri sendiri.

1. putus asa yang disebabkan karena kita hanya menghakimi diri sendiri bahwa kita

adalah orang yang jelek, gagal, bernasib buruk dan sebagainya.

2. kecewa dengan diri sendiri yang disebabkan karena kita sering membandingkan

kelemahan-kelemahan kita dengan kelebihan-kelebihan orang lain, dan tidak

bersyukur atas apa yang kita miliki dalam diri kita.

3. bunuh diri yang disebabkan karena kita tidak memberi kesempatan kepada diri

kita untuk berkembang mencapai kondisi terbaik yang dapat dicapai. Lalu kita

mencari jalan pintas untuk mengakhiri hidup sendiri, karena merasa tidak

memiliki sesuatu yang dibanggakan.

Sedangkan ciri-ciri menolak diri yang pertama adalah sering mengeritik orang

lain. Orang seperti ini akan berpikir bahwa dengan mengeritik orang lain, dia

merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri. Terkadang dia tidak menyadari mengapa

melakukanya. Oleh karena itu tetep berpikir positif terhadap kritikan.ciri yang

kedua sering mengeritik diri sendiri. Orang seperti ini akan berpikir bahwa dengan

mengeritik diri sendiri, orang lain akan membalas dengan memujinya, dan itulah

yang dia harapkan, ketiga adalah Putus asa. Hal ini disebabkan karena kita selalu

menghakimi diri sendiri bahwa kita kurang beruntung, jelek, gagal, bernasib buruk,

kita selalu merasa bahwa kita tidak memiliki kemungkinan untuk bernasib baik.

Keempat adalah Kecewa dengan diri sendiri. Hal ini karena kita sering

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
54
membanding-bandingkan kelemahan-kelemahan kita dengan kelebihan-kelebihan

orang lain, sehingga kita kurang bersyukur atas apa yang sudah kita miliki dalam

diri kita, dan yang terakhir bunuh diri.Hal ini dikarenakan kita tidak memberi

kesempatan pada diri sendiri untuk berkembang mencapai hasil yang maksimal

dalam setiap usaha kita, sehingga yang ada hanyalah rasa putus asa dan kita mencari

jalan pintas untuk mengahiri hidup karena merasa tidak bisa memiliki sesuatu yang

bisa dibanggakan.

Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri? Tidak pernah puas dengan

apa yang diperoleh dan dimilikinya? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri

bahkan usaha orang lain? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit

untuk menerima diri sendiri. Barangkali anda berasal dari keluarga dimana orang

tua lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Anda tumbuh

menjadi orang yang tidak terbiasa untuk cepat puas, selalu merasa kurang, dan

akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada kekurangan di dalamnya. Apa

pun kondisi anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju dan

berkembang, anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.

Kita harus melakukan sesuatu untuk hidup kita, karena kita sendirilah yang

dapat mengubah hidup kita, bukanlah orang lain

2.4 Menghargai diri sendiri

Salah satu hal yang membantu kita menerima diri sendiri adalah dengan

menghargai diri sendiri. Bentuk-bentuk dari sikap menghargai diri sendiri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
55
adalah dengan menjauhkan diri dari tindakan-tindakan tercela.

Mengembangkan perasaan yang kuat terhadap menghargai diri sendiri dapat

membantu Anda memaksimalkan potensi Anda, mengembangkan hubungan

yang sehat, dan membuat semua orang di sekitar Anda melihat Anda sebagai

seseorang yang patut untuk dihormati. Jika Anda benar-benar ingin

menghormati diri sendiri, Anda harus menerima diri Anda sendiri, dan berusaha

menjadi seseorang yang Anda impikan. Berusahalah memahami cara untuk

merasa bahagia dengan diri sendiri dan buatlah agar orang lain memperlakukan

Anda dengan pantas. Salah satu penghalang seseorang untuk menghargai diri

sendiri adalah rasa rendah diri, yang dapat dimengerti sebagai suatu sikap

negatif memandang diri sendiri rendah. Orang yang rendah diri senantiasa

dikejar-kejar oleh kekurangan-kekurangan yang menghantui, baik kekurangan

itu sungguh-sungguh ada ataupun hanya karena dibayangkan oleh diri kita

sendiri. Adapaun cara menghargai diri sendiri adalah sebagai berikut:

1. Kenali dan pamahi diri sendiri, semakin mampu Anda melihat dan menghargai

betapa uniknya diri Anda, dan Anda juga akan makin menghormati diri sendiri.

2. Memaafkan diri sendiri. Jika Anda ingin menghargai diri sendiri, maka Anda

harus bisa memaafkan diri sendiri untuk hal-hal yang telah Anda lakukan di

masa lalu yang tidak membanggakan. Akuilah bahwa apa yang Anda lakukan

adalah salah, minta maaf terhadap orang lain jika dibutuhkan, dan kembali

melangkah lagi

3. Menerima diri sendiri. Buatlah diri Anda merasa nyaman dengan diri sendiri,

belajar untuk mengasihi dan menerima diri Anda apa adanya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
56
4. Membangun rasa percaya diri. Membangun rasa percaya diri membutuhkan

banyak usaha, tetapi melakukan beberapa hal sederhana setiap harinya dapat

membantu Anda memulainya

5. Bersikap positif. Sikap positif dapat membuat atau menghancurkan kesuksesan

Anda, serta pikiran Anda mengenai diri sendiri

6. Berhentilah bersaing dengan semua orang. Salah satu alasan Anda mungkin

kurang menghargai diri sendiri dikarenakan Anda merasa bernasib kurang

beruntung.

7. Jangan iri hati. Berhentilah berharap Anda memiliki apa yang dimiliki oleh

orang lain dan berusahalah untuk mencapai apa yang benar-benar Anda

inginkan.

8. percayalah pada keputusan. Anda harus percaya pada keputusan yang Anda

buat. Pertahankan keyakinan Anda dengan teguh dan berusahalah untuk

memahami diri sendiri untuk mengetahui apa yang benar-benar membuat Anda

bahagia.

9. Belajarlah untuk menerima kritikan. Jika seseorang memberi masukan yang

membantu dan bersifat membangun, evaluasi apa yang mereka katakan. Anda

akan dapat menggunakan masukan tersebut untuk memperbaiki diri. Kritik yang

membangun dapat membantu Anda mencapai tujuan untuk menjadi seseorang

yang lebih baik

10. Jangan biarkan orang lain menghasut Anda. kebahagiaan dan kepuasan diri

harus datang dari diri sendiri. Jangan biarkan orang lain memberitahu siapa diri

Anda, membuat Anda merasa kecil, atau membuat Anda mempertanyakan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
57
keyakinan Anda. Jika Anda ingin menghargai diri sendiri, maka Anda harus

percaya bahwa Anda telah mengambil keputusan yang benar, dan belajar untuk

membiarkan para pembenci untuk membenci Anda.

Adapun Faktor-Faktor Penyebab Orang Tidak Menghargai Diri penghalang

seseorang untuk tidak menghargai diri sendiri adalah rasa rendah diri, yang dapat

dimengerti sebagai suatu sikap negatif memandang diri sendiri rendah. Orang yang

rendah diri senantiasa dikejar-kejar oleh kekurangan-kekurangan yang menghantui,

baik kekurangan itu sungguh-sungguh ada ataupun hanya karena dibayangkan oleh

diri kita sendiri. Faktor dari luar mengapa seseorang tidak mampu menghargai

dirinya sendiri karena orang disekitarnya telah memberikan stereotip bahwa dia

orang yang tidak baik. Sehingga pandangan orang tersebut akan melekat pada

dirinya yang akan berakibat memandang rendah dirinya sendiri. Selain itu kebiasan

orang tua, baik positif atau negatif, dapat mempengaruhi perkembangan kebiasaan-

kebiasaan yang sama dari persepsi diri pada anak-anak mereka.

2.5 Menjadi diri sendiri

Mengenal diri sendiri adalah awal kebenaran.socrates mengistilahkannya dengan

GNOOTI SEAUTON,(know your self).orang perlu mengenal siapa dirinya yang

sebenarnya sehingga ia mengenal kebenaran.

kebenaran itu merupakan kacamata atau frame yang membuat orang mampu

berkomunikasi dengan orang lain secara otentik tanpa kepalsuan,tanpa topeng.

Orang yang telah mengenal dirinya akan mudah mengenal orang lain, karen mampu

memahami orang lain, maka mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai gaya

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
58
(style) orang yang berbeda. jadinya menjadi orang yang cerdas secara personal

(PQ).

Mengenal diri berarti memahami fisiknya,kepribadian,watak dan tempramen,

mengenal bakat-bakat alamiah yang di milikinya serta punya gambaran atau konsep

yang jelas tentang dirinya sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya.

Tujuan mengenal diri adalah agar seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya dan

sekaligus kemungkinan-kemungkinannya serta di harapkan mengetahui peran apa

yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya. Sebaliknya oreang yang tidak

mengenal dirinya sendiri tidak mengetahui apa yang harus di kerjakan dan di

kembangkannya serta tidak memahami posisi diri akan membuatnya sulit

mengarahkan diri kepada tujuan hidupnya, sehigga gagal dalam pergumulan

hidupnya. Ada beberapa cara untuk mengenal diri diantaranya:

1. bersikap terbuka (open minded) terhadap kritik saran orang lain,dan mau

menerima apa adanya demi perkembangan dirinya,tidak defensive.

2. melalui penelusuran bakat dan kepribadian

3. melalui pengalaman sehari-hari melalui kebersamaan dengan orang lain

4. melalui refleksi dan perenungan diri pribadi merumuskan potret diri

sendiri.

Pengenalan akan fisik menyadarkan diri untuk menerima diri apa adanya

dengan penerimaan diri orang bisa sukses karena ia mau mengembangkan diri

berangkat dari yang ada padanya tidak menyalahkan keadaan fisiknya kemudian

menjadi percaya diri mampu berusaha menjadi berkah bagmasyarakat dan i sesama

-mengapa harus menjadi diri sendiri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
59
-cara menjadi diri sendiri

LATIHAN

1. Memperbaharui dan membantu atau membuat orang lain merasa senang

merupakan sikap…

a. Sensitive

b. Loyal

c. Leader

d. Taker

e. Refreshing

2. Sikap periang dan dapat meyakinkan dirinya serta orang lain bahwa segala-

galanya akan beres merupakan sikap…

a. Adaptable

b. Competitive

c. Optimistic

d. Sensitive

e. Obliging

3. Punya rasa humor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja menjadi

peristiwa yang menyenangkan merupakan sikap….

a. Competitive

b. Sensitive

c. Adaptable

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
60
d. Refreshing

e. Funny

4. Percaya diri dan yakin akan kemampuan dan suksesnya sendiri merupakan

sikap….

a. Funny

b. Adaptable

c. Confident

d. Worrier

e. Sensitive

5. Sikap mudah menyesuaikan diri dan senang dalam berbagai situiasi merupakan

sikap….

a. Animated

b. Obliging

c. Mevor

d. Adaptable

e. Talker

BAB III

MENGEMBANGKAN DIRI

3.1 Pengertian Mengembangkan Diri

Arti mengembangkan diri adalah: Suatu usaha sengaja dan terus menerus,

tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk membuat daya-

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
61
potensi diri (jasmani rohani) dapat terwujud secara baik dan optimal, yang

menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya. Usaha besar ini

merupakan konsekuensi dari kedudukannya sebagai manusia, yang diberi akal

budi.Tujuan yang ingin dicapai dengan usaha pengembangan diri ini adalah:

Realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki diri sendiri,

(jasmani rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang dewasa, yang

membuat dia sanggup membangun relasi yang semakin baik dengan dirinya, dunia,

sesama dan Tuhan. Usaha ini melibatkan diri manusia sepenuhnya dan

menggunakan daya dukung yang tersedia baginya. Adapun Cara Mengembangkan

Diri sebagai berikut :

a. Mengenal dan menerima diri

Cara untuk mengembangkan diri sendiri adalah dengan berusaha mengenal diri

sendiri, lalu menerimanya sebagaimana adanya. Dalam pengenalan diri, kita diberi

pemahaman memadai tentang keadaan diri kita yang sebenarnya beserta daya

potensi yang kita miliki. Dalam penerimaan diri, kita diberi rasa bangga dan optimis

tentang diri kita. Mengenal dan menerima diri, membuka pintu bagi usaha

mengembangkan sendiri.

b. Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri

Usaha mengembangkan diri adalah usaha yang disengaja, yang berlangsung tanpa

henti. Hal itu tentu tidak mungkin terlaksana tanpa kemauan dan motivasi sebgaia

penggeraknya. Usaha mengembangkan diri pasti menghadapi banyak tantangan.

Tanpa kemauan keras, maka tantangan yang sedikit saja dapat mematahkan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
62
semangat seseorang. Kemauan keras tampak dalam kegigihan seseorang mengatasi

tantangan-tantangan yang dihadapinya dalam rangka mengembangkan dirinya.

c. Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka

Ada bermacam-macam kemungkinan dan fasilitas yang terbuka bagi usaha-usaha

mengembangkan diri sendiri, termasuk kesediaan mencari dan menggunakan

dukungan dari orang atau pihak lain.

Sering banyak waktu, peluang dan kesempatan, berlalu begitu saja, tanpa sempat

kita memanfaatkannya. Kesempatan emas ini sering disia-siakan begitu saja.

d. Belajar dari kesalahan

Pengembangan diri sebaiknya disertai tindakan korektif, yakni perbaikan terus-

menerus, ayng kadangkala disertai dengan tuntutan berat, seperti hukuman,

tuntutan untuk melakukan sesuatu atau justru untuk tidak melakukan

sesuatu(pengendalian diri). Pengalaman-pengalaman masa lalu, terutama

kegagalan, merupakan masukan berharga untuk kemajuan berikutnya. Koreksi ini

dapat kita lakuakn sendiri dan juga dengan bantuan orang lain. Hal penting disini

adalah kesediaan kita untuk menerima kritik dan meresponnya secara positif.

Hal-hal penting yang perlu dikembangkan sebagai bentuk konkrit pengembangan

diri sendiri adalah:

1. Mental yang sehat

Mental yang mudah beradaptasi dengan situasi dan lingkungan sekitarnya, yang

ammpu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, mental kuat yang tidak mudah

menyerah, tahan tekanan, menyukai tantangan, optimis dan sportif serta dapat

memahami realitas secara semestinya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
63
2. Integritas diri

Usaha membangun harmonisasi antara berbagai dimensi diri (fisik, psikis, dan

sosial), serta mengoptimalkan realisasi dari potensi-potensi diri yang dimiliki,

sehingga terwujudlah seorang pribadi yang matang dan seimbang.

3. Mandiri, kreatif, dan inovatif

Kemampuan menentukan sikap; menata diri sendiri; dapat membuat penilaian

kritis; dapat mengambil keputusan dan tindakan sendiri; mau belajar terus menerus;

punya daya kreativitas memadai; ingin mencoba, menyukai dan terbuka untuk hal-

hal baru.

4. Motivasi diri

Suatu daya dorong senantiasa menjadi penggerak dalam setiap usaha

mengembangkan diri sendiri. Motivasi inilah yang diharapkan dimiliki, yang

senantiasa menyertai segala usaha untuk memajukan diri sendiri. Berkaitan dengan

motivasi ini, disiplin diri menjadi penting, disiplin merupakan pendukung bagi

motivasi.

Keempat aspek di atas, merupakan satu rangkaian terpadu yang saling

mendukung dan melengkapi. Untuk mengembangkan diri dengan baik mutlak

dibutuhkan mental yang sehat. Pengembangan diri harus merupakan usaha untuk

semakin mengintegrasikan diri sendiri, dengan membawa serta dimensi-dimensi

dasariah diri ke arah perkembangan yang seimbang. Perkembangan diri justru

semakin menampakkan wujudnya dengan meningkatkan kemandirian, jiwa kreatif

dan semangat inovatif seseorang dalam menjalankan hidupnya. Membangun mental

yang sehat, mewujudkan integritas diri, hidup mandiri, kreatif dan inovaatif, hanya

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
64
mungkin terlaksana dan membuahkan hasil apabila didukung oleh motivasi yang

kuat dalam menjalankannya.

Kekuatan dan Ketahanan Mental Pemaparan yang disajikan berikut ini diambil dari

buku Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang, karangan Paul

G. Stolz, 2000.

1.Adversity Quotient (AQ): Penentu utama untuk sukses

2.Quitters, Campers, dan Climbers

3.Adversity Response Profile (ARP)

Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari

500 referensi, Paul G. Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EQ,

SQ yakni AQ. Menurutnya, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan.

Bagaimana mengubah hambatan menjadi peluang. Atau dengan kata lain, seseorang

yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya

dibandingkan orang yang AQ-nya rendah.

Sebagai gambaran, Stoltz memakai terminologi para pendaki gunung. Dalam hal

ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:

1. Quitter (yang menyerah). Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan

hidup. Mereka mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan.

2. Camper (berkemah di tengah perjalanan) Mereka berani melakukan pekerjaan

yang berisiko, tetapi risiko yang aman dan terukur. Cepat puas, dan berhenti di

tengah jalan.

3. Climber (pendaki yang mencapai puncak). Berani menghadapi risiko dan

menuntaskan pekerjaannya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
65
Untuk dunia pekerjaan dan kehidupan sangatlah jelas. Banyak pekerja yang

intelektualnya (IQ) rendah bisa saja mengalahkan mereka yang ber IQ tinggi tetapi

tidak punya semangat dan keberanian untuk menghadapi masalah dan bertindak.

Dengan AQ dapat dianalisis bagaimana para karyawan / pekerja mampu mengubah

tantangan menjadi sebuah peluang yang akan meningkatkan produktifitas dan

keuntungan perusahaan.

Itu tadi uraian singkat tentang Adversity Quotient. Bagaimana dengan Anda?

“winner never quits and quitter never wins”

“Pemenang dak pernah menyerah dan orang yang gampang menyerah tidak

pernah menang "

David Cambell Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang

mendatangkan hasil dengan kandungan ciri:

a) Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan terobosan

baru

b) Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong,

memecahkan masalah, mengurangi hambatan

c) Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.

3.2 Integritas diri

Integritas diri adalah Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang

seimbang dan sinergis atas berbagai dimensi diri.Terwujudnya perkembangan diri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
66
pribadi secara utuh, tanpa satu pun aspek atau dimensi yang terabaikan.Adanya

perhatian yang seimbang, tepat dan proporsional terhadap semua dimensi diri.

Dimensi yang paling nyata dalam diri manusia, dalam arti dapat dilihat, diraba,

dipegang, dan sebagainya. Dimensi ini berkaitan dengan hal-hal bersifat material

dengan kebutuhan utama makan, sandang dan papan.Dimensi

jiwa/psikisMerupakan dimensi dasar kedua dari manusia yang hakekatnya adalah

aspek kejiwaan yang meliputi pemikiran, inteligensi, hal-hal yang berkaitan dengan

emosi, unsur-unsur kerohanian atau hal-hal yang mencakup unsur batiniah lainnya.

Dimensi jiwa/psikis memiliki tiga unsur yaitu:

1.Kecerdasan Intelektual (IQ = Intellectual Quotient)Dikaitkan dengan kecerdasan

otak, pemikiran rasional dan logis, serta dihubungkan secara ketat dengan ranking

akademis.Diillustrasikan dengan komputer, yang memiliki tingkat “IQ” yang

tinggi, dapat beroperasi secara cepat, hampir tanpa kesalahanBerada di wilayah

otak, merupakan bawaan lahir, cenderung bersifat seri dan mekanistis.

2.Kecerdasan Emosional (EQ) = Emotional Quotient

Lebih banyak menyumbang bagi kesuksesan seseorangMerupakan kemampuan

untuk memotivasi diri, yang membuat bertahan menghadapi frustrasi, dapat

mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu

mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan

kemampuan berpikir.Yang memampukan orang dapat bekerjasama, dapat bekerja

di bawah tekanan, serta mampu melakukan hal-hal yang sulit dan berat sekali

pun.Peranannya cukup penting karena emosional lebih berpengaruh terhadap diri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
67
sendiri dibandingkan dengan IQ. Jika IQ tinggi belum tentu dapat berhasil jika tidak

diimbangi dengan penguasaan EQ yang matang.

3.Kecerdasan Spiritual (SQ) = Spiritual Quotient

Sebagai Spiritual Intelligence, bahkan disebut sebagai The Ultimate

Intelligence.Merupakan pikiran yang terilhami, pengetahuan akan kebenaran yang

paling dalamDapat juga dipahami sebagai kekuatan intuisi yang tajam, yang

mampu melihat jauh ke depan atau lebih dalam.Yang membuat orang: hidup lebih

toleran, terbuka dan jujur, berlaku adil dan penuh cinta, mampu meraih kebahagiaan

spiritual.

Dimensi Sosial walau tidak semudah untuk menerima dua dimensi

terdahulu (badan-jiwa, fisik-psikis) sebagai dimensi esensial diri manusia, namun

dimensi sosial sudah semakin dipahami dan diakui sebagai satu dimensi dasariah

kehidupan manusia di dunia ini.Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan

dimensi sosial manusia meliputi kebutuhan akan penerimaan, dicintai dan

mencintai, pengakuan dan persahabatan serta segala bentuk hubungan sosial

lainnya.

Adapun manfaat dari integritas diri yang pertama secara fisik kita akan

merasa sehat dan bugar, yang kedua secara intelektual otak kita terlatih berpikir

secara ilmiah, yang ketiga secara emosional kita menjadi manusia yang termotivasi,

mampu menyesuaikan diri terhadap situasi apa pun, keempat secara spiritual kita

mampu memaknai berbagai pengalaman kita, mampu melihat berbagai fenomena

kehidupan dalam perspektif yang lebih dalam, utuh dan menyeluruh dan yang

kelima secara sosial kita semakin mampu membangun hubungan kemanusiaan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
68
Dalam Meningkatkan Integritas Diri ada beberapa dimensi antara lain :

1. Dimensi fisik: Meningkatkan pemeliharaan dan kesehatan fisik (secara negatif

dan positif).

2. Dimensi intelektual: belajar terus menerus tentang hal-hal yang positif

3. Dimensi emosional: mengenal, membangun dan mengendalikan emosi diri.

4. Dimensi spiritual: memperdalam penghayatan religius dan pembinaan hati

nurani

5. Dimensi sosial: memberi perhatian yang semakin besar dan baik terhadap

sesama.

Pribadi yang terintegritas selalu tampil dengan fisik yang tampak segar dan

bugar, dapat diandalkan secara intelektual, tidak gampang terbawa emosi, dapat

hidup di berbagai situasi yang berbeda, bersikap arif dan bijaksana dalam bertindak,

memiliki kehidupan rohani yang mendalam, luwes dalam pergaulan, orang lain

merasa senang dan beruntung dapat bergaul dengan dia

3.3 Mandiri, kreatif, inovatif

Hidup mandiri, kreatif dan inovatif adalah sebuah wujud dari kematangan

pribadi, hanya orang yang mandiri yang mampu mengembangkan kreatifitas

bahkan inovasi. Banyak kemajuan di dunia ini terjadi karena adanya kreatifitas,

yang menghasilkan penemuan-penemuan baru di berbagai bidang kehidupanHidup

mandiri, kreatif dan inovatif akan memampukan kita berkontribusi banyak dalam

kehidupan ini; mampu memikirkan kemungkinan dan mewujudkannya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
69
Pengertian mandiri adalah suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan

kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata

guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan

hidupnya dan sesamanya. Ciri-ciri mandiri adalah percaya diri, mampu bekerja

sendiri, menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya, dan

menghargai waktuTanggung jawab

Mandiri terlihat jelas dalam dunia kerja. Orang mandiri umumnya dalam

kehidupan kemasyarakatan tampil sebagai manusia wiraswasta atau wirausaha

(enterpreneurship). Manusia mandiri akan mengembangkan cara berpikir positif,

memandang masa depan dengan penuh optimis, memiliki pengetahuan, menguasai

keterampilan dan memiliki kehendak yang kuat.Manfaat hidup

mandiriKemandirian disini bermakna bahwa saya dalam proses mengenal-

menerima dan mengembangkan diri tidak menggantungkan diri pada orang lain.

Saya menjadi independen, dengan itu saya tetap membangun hubungan sosial

dengan sesama manusia

Kreatif terbagi atas kreativitas yang umumnya dimiliki secara alamiah seperti

artistik, menulis buku, melukis, menggubah musik, dan sebagainya.Kreativitas

penemuan seperti yang dialami oleh Archimedes saat keluar dari kamar mandinya

dan berteriak “Eureka” atau saat lahirnya konsep produk baru.Kreativitas umum

yang memandang dunia sekitar dari sudut pandang yang berbeda.

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli antara lain:

Kreativitas adalah pemikiran kreatif merupakan penggabungan kembali batas-batas

pikiran. Kreativitas melibatkan energi pikiran, melibatkan penemuan dan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
70
produktivitas yang antusias.Merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk

ciri-ciri aptitude (kemampuan berpikir kreatif) maupun non-aptitude (afektif), baik

dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang

semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Sedangkan menurut David Cambell Ph.D; kreativitas adalah kegiatan

mendatangkan hasil dengan kandungan ciri inovatif, berguna dan dapat

dimengerti.James R Evan; kreativitas adalah ketrerampilan untuk menemukan

pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi dari

dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran.Michael A. West; kreativitas

merupakan pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang

berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik.

Utami Munandar (dalam Hawadi, 2001) menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir

kreatif yaitu keterampilan berpikir lancar, definisi mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, penyeleasaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau

saran untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban,

perilaku mengajukan pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada

pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, bekerja lebih

cepat, dan dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu objek

atau situasi.

1. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) adalah menghasilkan gagasan,

jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. dapat melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
71
bedaMampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran, perilaku

memberikan macam-macam interpretasi terhadap suatu gambar, cerita atau

masalah, menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda,

jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang

berbeda untuk memecahkannyaMampu mengubah arah berpikir dalam

mambahas atau mendiskusikan situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda

atau bertentangan dari mayoritas kelompok.

2. Keterampilan berpikir rasional adalah mampu melahirkan ungkapan yang

baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri,

mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-

unsur, perilaku memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah

terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara lama dan berusaha

memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikikir lain daripada yang

lain, lebih senang mensistesis daripada menganalisa situasi, memilih a-simetri

dalam menggambarkan atau membuat desain.

3. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi adalah mampu memperkaya

dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau

memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih

menarik, Perilaku Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci,

Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, Mencoba menguji detil-

detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, Mempunyai rasa keindahan yang

kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana,

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
72
Menambahkan garis-garis atau warna-warna dan detil-detil terhadap gambarnya

sendiri atau orang lain.

4. Keterampilan menilai (mengevaluasi) adalah menentukan patokan penilaian

sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau

suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang

terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya,

perilaku memberikan pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri,

menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu

menanyakan“mengapa?”Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan

untuk mencapai suatu keputusan, pada waktu tertentu tidak menghasilkan

gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, Merancang suatu rencana

kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.

Adapun Unsur-unsur dari Kreativitas sebagai berikut :

1. Percaya diri, ada tiga jenis yaitu berkaitan dengan perilaku; percaya bahwa ia

mampu bertindak menyelesaikan pekerjaan, berkaitan dengan emosi; percaya

bahwa ia mampu mengendalikan emosi dalam bertindak pada orang lain. Rasa

percaya diri timbul pada pribadi seseorang bilamana orang yang bersangkutan

mengenal dirinya dan bertekad mengubah diri dalam menghadapi berbagai

tantangan hidup. Intuisi Pengetahuan batiniah yang memiliki daya visualisasi

kreatif dimana terletak daya cipta yang tak terbatas dalam diri kita. Seseorang

yang mampu mengenal dan mengendalikan intuisi akan mampu bekerja secara

kreatif dan efektif di segala bidang.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
73
2. Inovatif, pada hakekatnya manusia inovatif adalah juga manusia kreatif, karena

inovatif hanya merupakan langkah lanjut dari kreatifitas. Ditandai oleh

keberanian untuk selalu mencoba walau beberapa kali mengalami kegagalan.

Biasanya memiliki inisiatif tinggi untuk mendorong kemajuan berkat

kreativitasnya. Orang yang selalu bertanya dan berusaha menemukan

jawabannya, lebih senang memusatkan perhatiannya pada jenis pekerjaan di

laboratorium atau di pusat-pusat penelitian dan pengembangan

Jiwa kreatif merupakan bawaan lahirJuga bisa muncul dan berkembang karena

tuntutan lingkungan, juga bisa diusahakan dengan sengaja, terdorong oleh

keinginan mau maju untuk memacu kreatifitas kita, kita dapat belajar dari orang-

orang yang telah mewujudkan hal mengesankan berkat kreatifitas mereka, dengan

melakukan hal-hal yang disenangi maka dapat menumbuhkan daya pikir yang

kreatif untuk melakukannya

LATIHAN

1. Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan

berbagai cara dan bentuk, untuk membuat daya-potensi diri (jasmani rohani)

dapat terwujud secara baik dan optimal, yang menghantar seseorang pada taraf

kedewasaan sesungguhnya disebut dengan...

a. Mengembangkan diri

b. Motivasi diri

c. Semangat Diri

d. Keteguhan Diri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
74
e. Integritas diri

2. Yang termasuk kedalam Cara Mengembangkan Diri adalah.....

a. Berhenti belajar dan berlaku acuh

b.Memiliki kelebihan materi

c.Memanfaatkan orang lain

d.Selalu melakukan kesalahan

e. Mengenal dan menerima diri

3. Salah satu faktor yang dapat memupuk Kekuatan dan Ketahanan Mental menurut

Paul G. Stolz adalah.....

a. Ability

b. Low profile

c. Mention

d. Power

e. Adversity Response Profile (ARP)

4. Salah satu manfaat integritas diri adalah.....

a. Secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah

b. Adanya perhatian yang seimbang, tepat, proporsional terhadap dimensi diri

c. Dapat bekerja di bawah tekanan

d. Tidak gampang terbawa emosi

e. tidak gampang lelah

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
75
5. Mandiri selalu berhubungan dengan manusia yang sedang melaksanakan

kegiatan tersendiri. Jadi mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali.....

a. Tanggung jawab

b. Menghargai waktu

c. Seenaknya sendiri

d. Percaya diri

e. Penuh optimis

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
76
BAB IV

MOTIVASI, SIKAP & PERILAKU SOSIAL

4.1 Pengertian Motivasi

Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan

kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan

yang diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya.

Teori Motivasi

beberapa teori motivasi antara lain adalah :

1. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan,

kenikmatan. Seperti dikatakan oleh M Ngalim Purwanto bahwa : “Hedonisme

adalah aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama

pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone).

Menurut pandangan teori ini manusia pada hakekatnya adalah mahluk yang

mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Orang yang

menganut teori ini setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, orang

tersebut cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan

kesenangan dari pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, kesengsaraan,

penderitaan dan segala sesuatu yang mengakibatkan tidak enak.

Pengaruh dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan

cenderung menghindar dari hal-hal yang sulit dan yang menyusahkan diri sendiri

dan yang mengandung hal-hal yang beresiko berat, dan lebih suka melakukan

sesuatu yang mendatangkan kenangan baginya. Sebagai contoh, siswa di suatu

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
77
kelas akan bertepuk tangan bila mereka mendengar guru yang akan mengajar

matematika tidak akan masuk dikarenakan sakit, seorang karyawan segan bekerja

dengan baik dan malas bekerja, akan tetapi menuntut gaji dan upah yang tinggi.

Dan masih banyak lagi contobh yang lain yang menunjukkan bahwa motivasi iti

sngat diperlukan menurut teori Hedonisme, para siswa dan karyawan tersebut pada

contoh di atas harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau bekerja

dengan baik, dengan menenuhi kesenangannya.

2. Teori Naluri

Manusia sebagai individu hidup dalam suatu dunia yang bukan dirinya

sendiri, tetapi mutlak di perlukan untuk hidupnya, untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya, melangsungkan dan mengembangkan, manusia membutuhkan makanan,

udara, ilmu, pengetahuan, juga persahabatan, persekutuan dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan hidup dan kehidupan. Daya-daya yang mendorong manusia

dari dalam untuk melaksanakan perbuatan itu disebut naluri atau dorongan nafsu.

Menurut M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa : “Naluri (dorongan

nafsu) adalah kekuatan pendorong maju yang memaksakan dan mengejar kepuasan

dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-

nilai tertentu”. Naluri merupakan kekuatan di dalam diri manusia yang mendorong

kita untuk maju dan memiliki benda-benda dan nilai-nilai itu. Naluri adalah bentuk

penjelmaan hidup tertentu, manusia sebagai mahluk yang sadar akan diri sendiri,

akan tetapi menyadari bahwa ia didorong, ia merasa bahwa ada sesuatu di dalam

dirinya yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dalam garis besarnya naluri

(dorongan nafsu) dapat dibagi menjadi tiga golongan :

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
78
a. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan diri : Mencari makan jika ia lapar,

menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari

perlindungan diri untuk hidup aman.

b. Naluri (dorongan nafsu) mengembangkan diri : Dorongan ingin tahu, melatih dan

mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang

menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan makin tinggi.

c. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan dan mengembangkan jenis : manusia

secara sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga agar jenisnya dan keturunannya

tetap berkembang dan hidup. Naluri ini terjelma dalam penjodohan dan

perkawinan. Serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak-anak.

tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau

digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk

memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu

dikembangkan. Contoh, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering

diejek dan dihina oleh teman-temannya karena ia dianggap bodoh di dalam

kelasnya. (naluri mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut tidak berkembang ke

arah yang negatif, kita perlu memberi motivasi, misalnya menyediakan situasi yang

dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-

teman sekelasnya.

Sering kita melihat seseorang bertingkah dalam melakukan sesuatu karena

didorong oleh lebih dari satu naluri pokok sekaligus, sehingga sukar bagi kita untuk

menetukan naluri pokok mana yang lebih dominan mendorong orang tersebut

melakukan tindakannya yang demikian itu. Sebagai contoh seorang pelajar sangat

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
79
tekun dan rajin belajar meskipun ia hidup diidalam kemiskinan bersama

keluarganya. Hal apakah yang mendorong pelajar tersebut sangat rajin dan tekun

belajar? Mungkin karena ia benar-benar ingin menjadi pandai (naluri

mengembangkan diri) tetapi mungkin juga karena ia ingin meningkatkan karir

pekerjaannya sehingga pada saatnya ia dapat hidupsenang bersama keluarganya dan

dapat membiayai anak-anaknya di sekolah nanti (naluri mengembangjan dan

mempertahankan jenis, dan naluri mempertahankan diri).

3.Teori Reaksi

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak

berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari

dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar bila banyak dari

lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh sebab itu teori ini

disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang

pendidik (guru) akan memotivasi anak didiknya, pendidik (guru) itu hendaknya

mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan anak-anak

didiknya.

Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat

mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bereaksi

atau bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi sesuatu

masalah. Kita mengetahui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai mavam

suku yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

banyak kemungkinan seorang guru di suatu sekolah akan menghadapi beberapa

macam anak didik yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
80
perlu adanya pelayanan dan pendekatan yang berbeda-beda pula, termasuk

pelayanan dalam pemberian motivasi terhadap mereka.

4.Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara Teori Naluri dan Teori Reaksi. Daya

pendorong adalah semacam Naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas

terhadap suatu arah yang umum, misalnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin

yang lain. Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong

pada jenis kelamin yang lain. Namun cara-cara yang digunakan dalam mengajar

kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlain-lainan bagi tiap-tiap individu

menurut latar belakang kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu menurut teori

ini bila seorang pendidik (guru) ingin memotivasi anak didiknya ia harus

mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang

dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. Memotivasi anak didik

yang sejak kecil tinggal di daerah pedalaman dan terpencil kemungkinan besar

berbeda dengan cara memberikan motivasi kepada anak yang dibesarkan dan hidup

di kota-kota besar yang sudah maju diberbagai bidang walaupun masalah yang

dihadapi oleh siswa itu sama.

5. Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada

hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Baik kebutuhan phisik maupun

kebutuhan psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seorang pendidik (guru)

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
81
bermaksud memotivasi siswa ia harus berusaha mengetahui lebih dahulu apa

kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

Sekarang ini telah banyak teoritisi psikologi yang telah mengemukakan

teori-teorinya tentang kebutuhan dasar manusia. Salah satu dari teori motivasi yang

dikaitkan dengan kebutuhan individu adalah model hierarki kebutuhan yang

diusulkan Abraham Maslow. Menurut teori ini kebutuhan orang bergantung pada

apa yang telah mereka miliki, dalam pengertian, suatu kebutuhan yang telah

terpenuhi bukan faktor motivator lagi. Kebutuhan lebih rendah harus dipuaskan

sebelum kebutuhan tingkat yang lebih tinggi mengendalikan perilaku. Kebutuhan

manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan, dari yang terendah ke yang

tinggi, yakni: kebutuhan fisiologis, keamanan, rasa memiliki, penghargaan dan

aktualisasi diri. Untuk lebih jelasnya lihat keterangan di bawah ini:

Hirarki kebutuhan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1

Hirarki Kebutuhan Maslow

Gambar di atas menegaskan bahwa kebutuhan paling rendah, menurut

Maslow, adalah : “Kebutuhan fisiologis kemudian dilanjutkan dengan kebutuhan

yang lebih tinggi yaitu kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
82
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri bisa juga disebut

kebutuhan pertumbuhan, merupakan kebutuhan tertinggi”.9

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas dapat kita jelaskan kebutuhan apa

yang masuk dalam tiap-tiap tingkatan kebutuhan itu :

a. Kebutuhan fisiologis, meliputi: kebutuhan akan makanan, minuman, trempat

tinggal dans embuh dari rasa sakit

b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi: kebutuhan akan kemerdekaan

dari ancaman, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam

c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial, dan kasih sayang, meliputi: kebutuhan akan

persahabatan, berkelompok, interaksi dan kasih sayang

d. Kebutuhan akan penghargaan, meliputi: kebutuhan akan harga diri dan

penghargaan dari pihak lain;

e. Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi: kebutuhan untuk memenuhi diri melalui

mmemkasimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.

Teori ini memperlihatkan bahwa kebuthuhan manusia mengenal skala prioritas,

dimulai dengan kebutuhan dasar, yang banyak berkaitan dengan unsur biologis,

dilanjutkan dengan kebutuhan lebih tinggi, yang banyak berkaitan dengan unsur

kejiwaan atau kerohanian. Kebutuhan-kebutuhan lebih rendah lebih dulu dipenuhi

sebelum naik ke kebutuhan yang lebih tinggi, dan demikian seterusnya. Kebutuhan-

kebutuhan yang sudah terpenuhi berhenti menjadi motivator, dan beralih ke

kebutuhan yang lebih tinggi yang masih belum terpenuhi.

Tingkat atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksudkan sebagai

suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
83
acuan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk

memprakirakan tingkat kebutuhan mana yang dapat dipakai untuk mendorong

seseorang yang akan dimotivasi bertindak melakukan sesuatu.

Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati bahwa kebutuhan

manusia itu berbeda-beda, faktor-faktor yang mempengaruhi adanya tingkat

kebutuhan itu antara lain latar belakang pendidikan, tinggi rendahnya kedudukan,

pengalaman masa lampau, pandangan atau filsafat hidup, cita-cita dan harapan

masa depan dari tiap-tiap individu.

Berdasarkan urutan tingkat kebutuhan menurut teori Maslow, kehidupan tiap

manusia dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada mulanya kebutuhan manusia yang

paling mendesak adalah kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, papan dan

kesehatan. Jika kebutuhan-kebutuhan fisiologis ini telah terpenuhi, maka

kebutuhan-kebutuhan yang mendesak adalah kebutuhan yang mendesak, amak

timbul kebutuhan lain yang mendesak yaitu kebutuhan akan penghargaan.

Demikian seterusnya sampai kepada tingkat kebutuhan aktualisasi diri, ingin

menjadi orang terkenal dan ternama. Namun janganlah diartikan bahwa kehidupan

manusia itu akan mengikuti urutan kelima tingkat kebutuhan fisiologis sampai

dengan tingkat kebutuhan aktualisasi diri, proses kehidupan manusia itu berbeda-

beda dan tidak selalu menuruti garis lurus yang meningkat, kadang-kadang

melompat dari tingkat kebutuhan tertentu ke tingkat kebutuhan lain dengan

melampaui tingkat kebutuhan tertentu yang lain dengan melampaui tingkat

kebutuhan yang berbeda diatasnya. Atau pula kemungkinan terjadi lompatan balik

dari tingkat kebutuhan yang lebih tinggi ke tingkat kebutuhan di bawahnya. Dengan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
84
demikian pada saat-saat tertentu tingkat kebutuhan seseorang berbeda dengan

orang-orang lain.

4.2 Cara Memotivasi Diri

1.Memotivasi diri melalui rasa percaya diri

Percaya diri pertama-tama ditujukan pada kepercayaan bahwa kita emmiliki

otak yang luar biasa kehebatannya, melebihi kemampuan alat tercanggih sekalipun,

buatan manusia. Inilah aset kita yang paling berharga. Apa yang kita masukkan ke

dalam otak kita, itulah yang akan kita dapatkan kembali. Otak adalah kawasan

penyimpanan yang kapasitasnya luar baisa, namun perlu berhati-hati dalam

mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan

pengalaman negatif. Mereka telah secara terus menerus menanamkan masukan

‘saya tidak’, didukung dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak mampu.

Maka ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak

mereka, ketikad itanya, mengirimkan jawaban: “tidak, kamu tidak mampu” atau

tanggapan lain yang senada dengan itu. Untuk itu, ada beberapa hal yang berkaitan

dengan pembangunan motivasi diri dengan membangun kepercayaan akan

kemampuan diri sendiri.

a. Hindari mencari-cari alasan

Ada begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dnegan mengajukan

alasan yang tidak masuk akal dan sama sekali salah, seperti:

• “saya tidak bisa”

• “saya tidak mampu, sebab…”

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
85
• “pendidikan saya belum memadai”

• “Saya merasa belum mantap”

• “saya sudah terlalu tua”

• “saya masih terlalu muda”

• “kesehatan saya sering terganggu”

• “saya bukan orang yang beruntung”

• “saya selalu bertindak salah”

• “latar belakang pendidikan saya tidaks esuai”

• Dan sebagainya, dan sebagainya.

Singkirkan semua dari perbendaharaan pikiran dan perkataan mengenai hal-

hal yang justru merugikan kita sendiri. Jangan membuat-buat alasan. Sebab, siapa

pun, dapat mencari-cari alasan bagi hampir segalanya. Itu mungkin sangat

menyenangkan dan mungkin kadang-kadang dapat menentramkan hati, tapi alasan-

alasan sungguh dapat menghambat orang, tidak termotivasi untuk mencapai

sasarannya. Seseorang percaya diri adalah seseorang yang percaya pada

kemampuannya untuk melakukan sesuatu tugas tertentu dan mencoba untuk

mengubah kemampuan yang dirasakan menjadi hasil yang nyata.

b. Gunakan daya imajinasi

Kita pernah mendengar ungkapan:”melihat dulu, baru percaya” apakah

ungkapan ini relevan dalam rangka usaha pengembangan diri? Rasanya tidak

relevan! Membuat kita serba terlambat dan ketinggalan! Kita perlu jauhkan

ungkapan itu. Otak kita, dengan kapasitasnya yang tak terbatas, dapat membantu

kita dengan tanpa batasan, memcapai ambisi hidup, jiak kita memberinya

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
86
kesempatan. Biarkan otak anda menggambarkan diri Anda sebagai pribadi yang

anda inginkan. Semakin anda memikirkan itu semua semakin besar kepastian akan

suatu hasil yang positif. Sebaliknya, jika anda terus-menerus membiarkan pikiran

Anda dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan

kesehatan yang buruk, anda hampir pasti akan mengalami penyakit yang anda

pikirkan itu. Maka gunakanlah daya imajinasi otak anda. Yakinkan diri anda bahwa

yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan jelas adalah hal positif.

c. Jangan takut gagal

Menghadapi suatu peluang atau tantangan baru, kita dapat saja mengkaji

apa kemungkinan terburuk yang dapat terjadi, alias gagal. Bersamaan dengan itu,

kita juga perlu memikirkan cara-cara menanganinya apabila kemungkinan terburuk

itu terjadi. Dengan demikian, kita telah siap menghadapi dengan satu atau lebih

alternatif pemecahan. Setelah melakukan pengkajian semacam itu, kita selanjutnya

memusatkan perhatian hanya pada rencana menuju suskes. Jadi ungkapan “jangan

takut gagal” bukan bermaksud agar kita tidak perlu berpikir tentang kegagalan, dan

hanya berpikir positif saja tentang keberhasilan. Sebab, tindakan ini jauh dari sikap

realistis tentang hidup. Takut pada kegagalan, emang tidak boleh, akan tetapi kita

boleh, bahkan penting memikirkannya, termasuk alternatif pemecahan kalau hal ini

terjadi. Takut gagal akan mengurangi kepercayaan drii, dan dengan sendirinya juga

akan mengurangi motivasi diri sendiri.

d. Perhatikan penampilan

Penampilan lahiriah dapat memberi pengaruh besar bagi kepercayaan diri

sendiri, dan dengan demikian pada motivasi diri. Orang yang yakin akan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
87
penampilannya akan lebih gampang mendapatkan kepercayaan dirinya sehingga

lebih termotivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang diinginkannya.

Penampilan pertama dikaitkan dengan hal berpakaian. Anda bayangkan ketika

dalam sebuah pertemuan resmi, di ama semua orang yang ahdir memakai pakaian

resmi, sementara Anda hanya mengenakan pakaian baisa saja. Pasti bahwa pikiran

Anda terganggu oleh penampilan Anda sendiri, membuat kepercayaan diri Anda

tidak muncul, sehingga Anda jadi enggan melakukan aktivitas-aktivitas berarti,

termasuk berlalu-lalang di tengah-tengah orang-orang itu.

Memperbaiki penampilan dalam hal berpakaian bukan dimaksudkan supaya

kita berlebihan dalam membelanjakan uang demi penampilan, yang jelas hanya

memuaskan ego kita semata. Seperti banyak hal alin, di sini pun kita perlu realistis,

tidak berlebihan dan juga tidak terlalu mengabaikannya. Intinya dalah masih dalam

batas-batas kewajaran.

2. Memotivasi diri dengan menentukan sasaran

Tidak banyak orang yang selalu berhasil menentukan sasaran atau target apa

yang yang ingin mereka capai sehingga mereka juga tidak memiliki arah yang jelas

di mana tenaga hendak diarahkan. Sasaran atau target yang sudah kita tetapkan, bisa

berada di depan dan juga di belakang kita. Suatu saat, kita mengejar target ayng

terbentang di depan kita. Tapi ketika kita lalai mengejarnya, target itu balik

mengejar kita dan mengingatkan kita agar kita bangkit mengejarnya. Jadi di sini

tampak bahwa suatu target yang baik dapat berperan penting untuk menggerakkan

kita.

3. Memotivasi diri dengan menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
88
Disamping keuda cara diatas, ada satu cara praktis yang dapat dilakukan,

yaitu dengan menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih.

Setiap orang sekurang-kurangnya dalam suatu hal yang kecil pernah meraih sukses

dalam hidupnya. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa dia memiliki peluang untuk

meraih hal yang sama di masa depan. Dalam keragu-raguan akan kemampuan diri

sendiri, sukses masa lalu dapat menjadi bahan bakar yang dapat mengobarkan

kepercayaan pada diri sendiri. Mengingat-ingat sukses masa lalu tidak

dimaksudkan agar terlena dengan keberhasilan masa lalu, melainkan mau menimba

kekuatan tersembunyi dari sana, untuk dapat yakin bahwa di masa depan pun sukses

dapat diraih.

4.3 JENDELA JOHARI

Teori Jendela Johari

Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat

dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif

kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini

berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari

proses komunikasi. Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep

Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan

orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. „Jendela‟ tersebut terdiri dari

matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka

maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
89
buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari. Keempat gambar dapat

dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.3

Gambar Jendela Johari

Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain

seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Area terbuka

merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita

sendiri dan orang lain. Bagi orang yang telah mengenal potensi dan kemampuan

dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya sangatlah mudah untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain sehingga

orang dengan Type ini pasti selalu menemui kesuksesan setiap langkahnya, karena

orang lain tahu kemampuannya begitu juga dirinya sendiri. Ketika memulai sebuah

hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita.

Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal

sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan

menguntungkan hubungan interpersonal kita.

Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita

tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara kita tahu

kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan

komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama kemampuan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
90
kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah terbuka. Misalnya bagaimana cara

mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan

mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita

memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan

bagus dalam bekerja tim. merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.

Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup

bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan,

keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area,

biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat

orang lain miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan

mengurangi tingkat kepercayaan orang. merujuk kepada perilaku, perasaan, dan

motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri.

Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak

mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain

melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan.

Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita.

Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil

sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari

pengalaman.

LATIHAN

1. Salah satu Hirarki kebutuhan menurut Maslow antara lain:

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
91
a. Sikap

b. Manipulasi

c. Imbalan

d. Aktualisasi diri

e. Emosi

2. Memotivasi diri melalui rasa percaya diri dapat dilakukan dengan cara:

a. Bersikap sombong

b. Meremehkan orang lain

c. Emosional

d. Rendah diri

e. Memperhatikan Penampilan

3. Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan

kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan

yang diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya

a. Motivasi

b. Watak

c. Tempramen

d. Bakat

e. Potensi

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
92
4. Dalam Jendela Johari daerah yang diri sendiri tahu dan orang lain tahu

merupakan daerah.....

a. Daerah tersembunyi

b. Daerah terbuka

c. Daerah buta

d. Daerah tak sadar

e. Daerah abu-abu

5. Puncak tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah….

a. Fisiologi

b. Rasa memiliki

c. Keamanan dan Keselamatan

d. Aktualisasi Diri

e. Penghargaan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
93
BAB V

LINGKUNGAN SOSIAL

5.1 Pengertian lingkungan Sosial

Lingkungan sosial tempat kita tinggal dan berada bersama yang lain ada

bermacam-macam, mulai dari lingkungan sosial tempat kita untuk pertama kalinya

mengadakan kontak sosial, smapai lingkungan yang lebih luas yang semakin sulit

ditentukan batas-batasnya. Lingkungan sosial yang paling dekat dengan kita serta

paling berpengaruh dalam kehidupan kita adalah lingkungan sosial yakni keluarga,

yang kemudian dilanjutkan dengan lingkungan kelompok pertemanan atau

kelompok permainan. Kelaurga adalah lingkungan paling utama di mana kita

mengalami kedekatan dan kebersamaan yang snagta intensif, lingkungan tempat

kita menjalani proses sosialisasi berbagai nilai dasar kemanusiaan. Kelompok

pertemanan atau kelompok permainan merupakan lingkungan sosial awal juga, di

mana suasana akrab dan ekkeluargaan merupakan ciri khasnya. Kelompok ini

merupakan lingkungan di mana seseorang mulai belajar memasuki dunia luar yang

lebih luas.

Walaupun lingkungan keluarga dan kelompok pertemanan atau kelompok

permainan kita golongkan sebagai lingkungan sosial awal, namun dalam

pembahasan selanjutnya kita lebih banyak menyoroti lingkungan keluarga saja,

akrena itulah yang menjadi fokus utama dalam bahan ini. Menyoroti kehidupan

sebuah keluarga tidak lain menyoroti kehidupan kita sendiri dalam kaitan erat

dengan ornag-orang yang dalam banyak hal paling dekat dengan kita, hidup dan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
94
tinggal dalam satu komunitas yang sangat eksklusif sifatnya. Sering digambarkan

bahwa kehidupan seseorang, dengan segala warna dan karakteristiknya yang khas,

sangat ditentukan oleh suasana keluarga darimana dia berasal. Ada yang dididik

dan dibesarkan dalam keluarga baik-baik, dan ada juga yang berlatar-belakang

keluarga berantakan. Namun perlu disadari juga, sebagai seorang anggota penuh

sebuah keluarga, kita bukan hanya penerima apsif keadaan keluarga kita sendiri.

Kita masing-masing adalah bagian tak terpisahkan, subyek dan tokoh yang turut

menentukan terciptanya suasana tertentu dalam keluarga kita.

1. Keluarga

Dasar pembentukan keluarga

keluarga merupakan satuan hidup sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai

makhluk sosial. Keluarga terbentuk melalui ikatan perkawinan atau oleh hubungan

darah. Ada yang disebut keluarga inti (nuclear family), di mana anggotanya terdiri

dari atas ayah dan ibu beserta anak-anak kandung mereka atau anak-anak yang

diadopsi dan dianggap serta diperlakukan sebagai anak kandung sendiri. Ada juga

keluarga yang anggotanya tidak hanya terdiri dari keluarga inti, melainkan di

dalamnya masih ada anggota lain seperti kakek-nenek, cucu, kemenakan, tante,

sepupu, dan sebagainya. sementara bisa terjadi juga bahwa sebuah keluarga tidak

memiliki keluarga ini, melainkan hanya terdiri dari orang-orang yang memiliki

hubungan darah satu sama lain, seperti: kakek dans atu cucu atau lebih, dua atau

tiga bersaudara, nenek menantu dan cucu, dan lain sebagainya. apapun jenisnya

yang dimaskud bukan terutama dalam arti teritorial (kedekatan tempat) melainkan

kategorial (umpamanya teman bermain, teman sekelas, teman seprofesi, kelompok

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
95
gaul, dan lain-lain kelompok yang berbentuk khusus seperti itu). Para anggota dari

kelompok ini memiliki kedekatan khsusus, sehingga dapat saling mempengaruhi

satu sama lain.

Bentuk-bentuk perkawinan

a. Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami/istri

b. Dilihat dari segi asal suami-istri:

1. Perkawinan eksogami

2. Perkawinan endogami

3. Perkawinan homogami

4. Perkawinan heterogami

c. Bentuk-bentuk lain:

1. Garis keturunan

2. Tempat tinggal

2. Kelompok dekat (in group)

Keluarga

a. Dasar pembentukan keluarga

b. Bentuk-bentuk perkawinan

1. Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami/istri

Monogami

Monogami adalah suatu bentuk perkawinan / pernikahan di mana si suami

tidak menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan lelaki lain.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
96
Jadi singkatnya monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan seorang

wanita tanpa ada ikatan penikahan lain.

Poligami

Poligami adalah bentuk perkawinan di mana seorang pria menikahi

beberapa wanita atau seorang perempuan menikah dengan beberapa laki-laki.

Berikut ini poligami akan kita golongkan menjadi dua jenis :

a.Poligini : Satu orang laki-laki memiliki banyak isteri. Disebut poligini sororat jika

istrinya kakak beradik kandung dan disebut non-sororat jika para istri bukan kakak

adik.

b.Poliandri : Satu orang perempuan memiliki banyak suami. Disebut poliandri

fraternal jika si suami beradik kakak dan disebut non-fraternal bila suami-suami

tidak ada hubungan kakak adik kandung.

2. Dilihat dari segi asal suami-istri:

Eksogami

Perkawinan eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku,

kekerabatan dalam lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua

macam, yakni : a. Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih

lingkungan bertindak sebagai pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan

suku batak dan ambon. b. Eksogami connobium symetris apabila pada dua atau

lebih lingkungan saling tukar-menukar jodoh bagi para pemuda.

Endogami

Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan

dalam lingkungan yang sama.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
97
Homogami

Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama

seperti contoh pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar

/ pedagang.

Heterogami

Heterogami adalah perkawinan antar kelas sosial yang berbeda seperti

misalnya anak bangsawan menikah dengan anak petani

a) Bentuk-bentuk lain:

1) Garis keturunan

2) Tempat tinggal

1. Cross Cousin

Cross Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang

berbeda jenis kelamin.

2. Parallel Cousin

Parallel Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang sama

jenis kelaminnya

Unsur-unsur kebudayaan Kluckhohn, berpendapat ada 7 unsur kebudayaan:

a. Peralatan & perlengkapan hidup manusia

b. Mata pencaharian hidup & sistem-sistem ekonomi

c. Sistem kemasyarakatan

d. Bahasa

e. Kesenian

f. Sistem pengetahuan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
98
g. Religi

5.2 Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat adalah sekelompok individu yang secara langsung atau tidak langsung

saling berhubungan sehingga merupakan sebuah satuan kehidupan yang berkaitan

antara sesamanya dalam sebuah satuan kehidupan yang dimana mempunyai

kebudayaan tersendiri, berbeda dari kebudayaan yang dipunyai oleh masyarakat

lain. Sebagai satuan kehidupan, sebuah masyarakat biasanya menempati sebuah

wilayah yang menjadi tempatnya hidup dan lestarinya masyarakat tersebut, karena

warga masyarakat tersebut hidup dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang

ada dalam wilayah tempat mereka itu hidup untk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidup mereka sebagai manusia. masyarakat sendiri itu berasal dari bahasa arab

“musyarokah” yaitu persekutuan atau sekelompok (perkumpulan antara individu

dan individu lainnya). Masyarakat merupakan komponen utama dari studi sosiologi

dan kehidupan sehari-hari,masyarakat terdiri dari orang-orang yang berinteraksi

dan berbagai budaya yang sama. Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi

manusia dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat

tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat

itu sendiri. Kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang

merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.

Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang

mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan

dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
99
1. Alat-alat produktif

2. Senjata

3. Wadah

4. Makanan dan minuman

5. Pakaian dan perhiasan

6. Tempat berlindung dan perumahan

7. Alat-alat transport

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya

bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang

lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi

dirinya sendiri. Kebiasaan merupakan suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan

seseorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu

rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-

tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.

Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula

struktur normatif atau menurut Ralph Linton, designs for lifing (garis-garis atau

petunjuk dalam hidup). Yang dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis-

garis pokok tentang perilaku atau blueprint for behavior, yang menetapkan

peraturan-peraturan mengenai apa yang seharusnya dilakukan, apa yang seharusnya

dilarang dan sebagainya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
100
5.3 Komunikasi Sosial

Komunikasi Sosial adalah mengisyaratkan bahwa komunikasi penting

untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketergantungan, antara lain

lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Melalui komunikasi sosial kita bisa berkerja sama dengan anggota masyarakat

(keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara

secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

Adapun beberapa fungsi komunikasi sosial yakni:

1. Pembentukan Konsep Diri

2. Pernyataan eksistensi diri

3. Untuk Kelangsungan Hidup

4. Membangun hubungan sosial

5. Memperoleh kebahagiaan

Dari fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasanya memang sangat dibutuhkan

kecakapan dan kemampuan dalam membangun komunikasi sosial. Komunikasi

sosial juga selayaknya dibangun di atas adab, moral, etika dan kesopan santunan.

Dengan demikian, setiap pribadi atau makhluk sosial dapat menimbang dan

memilah mana pilihan yang tepat dalam proses komunikasi sosial. Hal ini dilakukan

tentu saja untuk membangun hubungan dan interaksi sosial yang indah tanpa

adanya gesekan-gesekan sosial. Meski gesekan sosial adalh lumrah dalam hidup

bermasyarakat, namun dengan adanya nilai dan norma manusi, maka seharusnya

gesekan-gesekan itu dapat diminimalisir dan atau dihindari.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
101
5.4 Nilai dan Norma Sosial

Norma sosial adalah patokan perilaku yang memuat nilai-nilai sosial dalam

kelompok masyarakat tertentu. norma sosial bisa disebut dengan

peraturan sosial yang bersifat memaksa individu untuk menjalaninya, sehingga

dalam menjalankan interaksi sosial, mereka tetap di dalam ruang lingkup nilai

sosial yang telah berlaku.

Kenapa daalm interaksi sosial harus menjunjung tinggi norma?

Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sempurna segara raga dan jiwa.

Namun bukan makhluk sempurna dalam akal dan akhlak. Oleh karena itu sejak dini

manusia sebagai makhluk sosial harus mau dan memaksa diri terus belajar dan

menerapkan norma dalam interaksi sosial. Peraturan sosial ini sendiri sudah ada

sejak masa nenek moyang kita. Dalam Bahasa jawa dikenal dengan unggah ungguh.

Dalam Bahasa Indonesia kita sering mendengar Bahasa tata krama. Salah satunya

mengatur pemilihan Bahasa, mimic, nada dan irama saat membangun komunikasi

dengan orang lain. Orang yang sedang bahagia memiliki mimic dan intonasi

berbeda dengan sesrorang yang sedang gusar. Namun dengan adanya norma yang

mengatur, maka sesorang tanpa sadar mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri di

mana dan bagaimana seharusnya ia bersikap.

Inilah mengapa sangat penting bagi manusia sejak dini hingga tua

menjunjung tinggi norma dalam masyarakat.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
102
LATIHAN

1. Bentuk perkawinan dimana suami memiliki istri lebih dari satu orang adalah

a. Monogami

b. Poligini

c. Poliandri

d. Poligami

e. Heterogami

2. Perkawinan yang terjadi antara orang dengan suku, golongan, ras atau agama

yang sama (kawin di dalam golongan sendiri adalah jenis perkawinan

a.Perkawinan heterogami

b.Perkawinan eksogami

c.Perkawinan homogami

d.Perkawinan endogami

e.Perkawinan Heterogen

3. Perkawinan yang terjadi antara orang yang berlainan suku, golongan, ras atau

agama (kawin di luar kelompok sendiri) adalah jenis perkawinan :

a.Perkawinan endogami

b.Perkawinan eksogami

c. Perkawinan homogami

d. Perkawinan Poligami

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
103
e. Perkawinan heterogami

4. Perkawinan antara orang yang berlainan lapisan sosialnya adalah perkawinan

a. Perkawinan endogami

b. Perkawinan eksogami

c. Perkawinan homogami

d. Pekawinan heterogami

e. Perkawinan Monogami

5. Bentuk perkawinan dimana suami memiliki istri lebih dari satu orang adalah

a. Monogami

b. Poligini

c. Heterogami

d. Poligami

e. Poliandri

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
104
BAB VI

INTERAKSI SOSIAL

6.1 Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan

yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial

itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang

ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing

– masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita

harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari

hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari

individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran.

Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi

sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak

adanya komunikasiataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada

kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain,

tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling

berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari

suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–

kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

Syarat Interaksi Sosial

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
105
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi social mungkin terjadi tanpa adanya

dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi

Kontak Sosial

Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang

artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti

bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu

terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak

sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon,

radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat

utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.

Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah

pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu

pertentangan atau konflik.

Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi

apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak

antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau

pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi

apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan

melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang

ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW

menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke

rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
106
• Komunikasi Sosial

Komunikasi dari kata Latin, communicatio, artinya hal memberitahukan,

pemberitahuan, hal memberi bagian dalam, pertukaran. Sosial berasal dari kata

Latin, socius, yang artinya teman atau kawan. Komunikasi sosial dapat diartinya

secara umum sebagai suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok yang

dilakukan dengan cara verbal maupun non-verbal dengan maksud untuk

menyampaikan sesuatu pesan, dengan cara yang dapat dipahami oleh kedua belah

pihak dan yang mampu menghasilkan tanggapan yang dapat dimengerti oleh kedua

belah pihak

Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam

komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan,

gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada

lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.

Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran

kepada pihak lain.

Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau

perasaan.

Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa

informasi, instruksi, dan perasaan.

Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa

lisan, tulisan, gambar, dan film.

Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah

mendapatkan pesan dari komunikator.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
107
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah

sebagai berikut.

Encoding

Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan

dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata,

istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator

harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.

Penyampaian

Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat

dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan

dari keduanya.

Decoding

Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar

yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

Faktor Dasar Terbentuknya Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi,

sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati.

Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan

maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan

alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk

mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan

gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
108
tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang

lain. Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu

seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal

study), antropologi, ekonomi, sosiologidan filsafat. Hal ini berkaitan dengan

fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan

manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada

generasi selanjutnya.

Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau

sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-

komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan

kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan

diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada

komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan

menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal

terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya

mudah.

Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu

kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau

melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat,

sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang

dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
109
Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan

berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.

Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan

perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang

terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang

yang terkena musibah tersebut.

Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata

perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang

sangat intens/dalam. Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi-

relasi sosial lainnya, menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana

hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas

suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia

atau relasi–relasi sosial, suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,

baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok–kelompok

dan antar kelompok masyarakat itu sendiri, menciptakan segi dinamika dari

sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu

bentuk konkrit, komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai–nilai sosial di

dalam suatumasyarakat, telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana

proses–proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.

Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara

berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok

manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan

tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
110
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut

inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem di dalam

kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial.

Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat

terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman

baru yang dirasakan oleh masing–masing individu. Hal ini membuat

kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat dalam kehidupan

maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran di dalam

berkomunikasi di antara warga–warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat

membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa

yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini

mempunyai lambang–lambang yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus

dalam memahami lamabang–lambang tersebut oleh masyarakat.Karena

kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu,setiap masyarakat dapat

membentuk kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.

6.2 Pengertian Nilai

1. Nilai pada umumnya

Definisi “nilai”, agak sulit diungkapkan K.Bertens, dalam bukunya ETIKA

mencoba menerangkannya kurang lebih seperti uraian berikut ini. Dalam hati, kita

pahami nilai itu sebagai yang punya konotasi positif, sesuatu yang baik, yang

berharga, yang memiliki suatu arti. Nilai adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan

atau perjuangkan, sesuatu yang kita setuju dan kita sukai, yang menarik dan yang

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
111
punya arti. Seorang filsuf Jerman-Amerika, Hans Jonas, melukiskan nilai itu

sebagai the addressee of a yes, “sesuatu yang ditujukan dengan ‘ya’kita”. Jadi, nilai

merupakan sesuatu yang kita iyakan. Sebaliknya sesuatu yang tidak kita iyakan,

yang kita jauhi, dan ingin kita hindari adalah lawan dari nilai, dan oleh karena itu

kita hindari adalah lawan dari nilai, dan oleh karena itu kita sebut “non-nilai” atau

disvalue. Namun kalau tetap harus diusahakan pengungkapan pengertiannya secara

eksplisit, maka nilai itu dapat dimengerti sebagai konsepsi yang dihayati seseorang

(bisa juga kelompok) mengenai apa yang penting atau kurang penting, apa yang

lebih baik atau kurang baik, apa yang lebih benar atau kurang benar.

a. Nilai berkaitan dengan fakta

Nilai bukan sesuatu yang tergantung di awang-awang, lepas dari obyek yang

dinilai. Nilai berkaitan erat dengan fakta, obyek berupa hal atau keadaan (peristiwa

atau kejadian). Kita andaikan saja bahwa pada waktu tertentu di masa lalu pernah

terjadi gempa dahsyat. Fakta itu bisa diungkat seobjektif mungkin dengan data

faktual dan akurat. Namun selain sebagai suatu fakta, peristiwa itu dapat juga

menjadi objek penilaian, sebagai yang bernilai atau non-nilai. Bagi wartawan foto

yang hadir ditempat waktu kejadian sedang berlangsung, letusan tadi merupakan

suatu kesempatan emas untuk diabadikan, karena merupakan suatu hal yang langka,

yang sekarang terjadi persis didepan matanya. Jadi bagi wartawan itu, peristiwa tadi

merupakan “nilai”. Beda halnya dengan petani, yang memiliki sawah luas

terbentang di kaki lereng gunung yang meletus itu, letusan gunung tadi jelas

merupakan ancaman bagi kepentingan mereka. Jadi, “non-nilai”. Tim pendaki

gunung terpaksa kecewa karena harus membatalkan perjalanannya (=non-nilai);

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
112
dan bagi profesor geologi yang kebetulan meninjau daerah itu mendadak mendapat

objek penelitian yang tidak disangka-sangka sebelumnya (=nilai)

b. Nilai berkaitan dengan subyek yang menilai

Contoh diatas memperlihatkan kaitan erat antara fakto dan nilai, sekaligus

memperlihatkan bahwa fakta itu mendahului nilai. Fakta adalah menyangkut ciri-

ciri objektif saja. Dengan kehadiran subyek maka nilai mulai muncul. Nilai selalu

berkaitan dengan seseorang yang menilai. Suatu nilai hanya mugnkin dengan

adanya subyek yang menilai. Lepas dari subyek yang menilai, maka kita tidak bisa

berbicara tentang nilai. Nilai selalu berkaitan dengan penilaian yang diberikan oleh

seseorang terhadap suatu hal, peristiwa atau kejadian. Kalau tidak ada subyek maka

tidak ada nilai. Baik manusia hadir atau tidak, gunung tadi tetap meletus. Bahwa

hal itu punya nilai “indah”, “merugikan”,dsb. Dimungkinkan hanya karena

kehadiran subyek. Lepas sari kehadiran subyek yang menilai maka suatu peristiwa,

kejadian atau fakta apa saja, dalam dirinya sendiri adalah netral.

c. Nilai bersifat praktis-pragmantis

Selain bahwa suatu nilai tergantung dari penilaian subyek yang menilai,

kenyataan lain dapat kita lihat adalah bahwa penilaian selalu berkaitan dengan

aktivitas si subyek yang ingin membuat sesuatu dalam kaitan dengan fakta yang

ada. Atau dengan kata lain, suatu penilaian berkaitan dengan kegunaan bagi si

subyek. Lepas dari kegunaan baginya, agak sulit terjadi bahwa seseorang akan

memberi penilaian yang meyakinkan, baik atau buruk terhadap suatu kenyataan

atau kejadian. Fotografer tadi sulit kita pikirkan bahwa dia memberi nilai baik

kepada letusan itu lepas dari manfaat yang dia peroleh dari kejadian itu, yakni

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
113
sebagai peristiwa langka yang ingin dia abadikan. Begitu juga para petani di kaki

gunung itu, sulit kita pikirkan bahwa mereka memberi nilai jelek pada letusan tadi

lepas dari kaitannya dengan sawah mereka yang rusak total akibat letusan tersebut.

Nilai pragmantisnya semakin jelas lagi di mana subyek yang berbeda akan member

nilai berbeda terhadapt kejadian, peristiwa atau fakta yang sama.

d. Nilai secara potensial ada pada obyek

Walau nilai sangat ditentukan oleh kehadiran si subyek dan tergantung dari

subyek, namun dapat dikatakan juga bahwa nilai itu secara potensial ada pada

obyek yang dinilai. Nilai baik atau nilai buruk yang diberikan oleh sisubyek hanya

mungkin karena hal itu sudah secara potensial dimiliki oleh obyek. Orang hanya

dapat bebas member nilai tertentu pada obyek karena hal itu dimiliki oleh obyek

secara potensial memiliki lebih dari satu nilai, yang untuk pengungkapannya

membutuhkan kehadiran si subyek. Nilai apa pun yang terungkap sangat tergantung

pada subyek.

2. Sifat Khas Suatu nilai

Setiap nilai sepertinya punya daya yang dapat menggerakkan kehendak

seseorang untuk mewujudkannya. Nilai estetis, umpamanya selalu menggerakkan

dan mendesak kehendak seseorang untuk mewujudkannya dalam sebuah lukisan,

syair atau nyanyian yang bagus. Nilai yang tadinya tidak kelihatan menjadi

kelihatan dalam sebuah lukisan yang indah. Tidak hanya sampai disitu, keindahan

yang terpancar dalam lukisan tadi mendesak kehendak manusia untuk tidak

menyembunyikan umpamanya memasukkan lukisan itu kedalam kardus lalu

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
114
menyimpannya dalam lemari melainkan supaya dia diapajang atau ditempatkan di

tempat di mana orang banyak dapat melihat dan mengaguminya.

Hal yang sama berlaku untuk semua nilai, namun untuk suatu nilai moral,

sifat ini lebih serius lagi. Nilai estetis tadi, walau menggerakkan hati kita untuk

menuangkkannya dalam suatu lukisan, untuk memajangnya di tempat yang

kelihatan, bahkan membawanya di tempat pameran, namun kalau kita tidak

memperdulikan desakan itu, tidak menjadi masalah, kita tidak merasa bersalah

karenanya.lain halnya dengan nilai moral, umpamanya niali keadilan atau

kejujuran, desakannya jauh lebih serius dari pada desakan dari nilai-nilai lain, dan

tidak berhenti mendesak kehendak kita selama kita belum mewujudkannya. Kita

seakan bertanggungjawab untuk mewujudkannya. Kita merasa bersalah dan tidak

dibuatnya tenang selama kita belum bertindak mewujudkannya.

6.3 Pengertian Norma

1. Norma pada umumnya

Norma dapat dimengerti dalam artinya yang asangat sederhana, yakni suatu

alat berbentuk segi tiga (carpenter’s square), sejenis siku-siku yang biasanya

dipakai oleh tukang bangunan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan-

bahan bangunan yang sedang mereka kerjakan sudah sesuai dengan yang mereka

inginkan atau belum, sudah lurus atau sama dengan yang lain atau belum, sudah

lurus atau sama dengan yang lain atau belum dan lain sebagainya. dengan

pengertian umum dan sederhana ini maka berbagai alat ukur yang kita kenal

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
115
sekarang ini, yang terbuat dari berbagai bahan dasar dengan berbagai ukuran dan

bentuk, dapat juga disebut norma.

2. Norma sebagai kaidah pertimbangan penilaian

Nilai merupakan sesuatu yang paling dasar, sesuatu yang bersifat hakiki,

intisari atau makna yang terdalam. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, yang

berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat ideal.

Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu menjadi konkret dan nyata, maka perlu

dirumuskan yang lebih konkret dalam wujud norma. Aturan-aturan berupa perintah

dan larangan yang terdapat dalam norma itu didasarkan pada suatu nilai yang oleh

masyarakat dianggap baik, benar, bermanfaat, serta dijunjung tinggi. Jadi,

hubungan antara nilai dengan norma terletak pada dijadikannya nilai sebagai

sumber dari aturan-aturan yang menuntun tingkah laku manusia agar harapan-

harapannya dapat menjadi kenyataan.

Jenis-jenis norma perilaku:

a. Norma khusus

Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang maupun aktivitas

tertentu misalnya aturan bermain, aturan kunjungan pada pasien di rumah sakit,

aturan mengikuti kuliah, dan lainnya.

b. Norma umum

Lebih bersifat umum dan universal yang dapat dibagi menjadi; norma sopan

santun/etiket, norma hukum, dan norma moral.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
116
1. Norma sopan santun, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap

lahiriah seperti makan, minum, tata cara bertamu, menerima tamu, memberi

sambutan, dan lainnya.

2. Norma hokum, ini adalah norma yang daya ikatnya lebih tinggi dibanding

daya ikat norma sopan santun. Norma hukum bersifat positif, tertulis, dan

diundangkan. Kapan mulai berlakunya bisa diketahui dengan pasti.

Pelaksanaannya dapat dipaksakan serta dituntut pelanggarannya. Selanjutnya,

norma ini dapat saja diubah atau bahkan dicabut bila ternyata sudah tidak aktual

lagi dengan kondisi yang sudah banyak berubah. Norma hukum adalah norma-

norma yang berlaku dalam hidup bernegara dan bermasyarakat.

3. Norma moral, Norma moral merupakan norma yanga agak sulit dipahami

begitu saja. Norma moral berada dalam hati sanubari kita, yang berfungsi

memberitahu kita mana yang baik dan yang buruk, mana yang benar dan yang

salah secara moral. Norma moral ditandai dengan ciri-ciri berikut: mulai

berlakunya tidak dapat dipastikan; belum tentu dapat dipaksakan dan situntut

pelanggarannya; tidak dapat dicabut walau semakin sedikit orang yang

menghayatinya. Norma moral berlaku mengikat secara moral, dalam arti

mengikat batin seseorang. Kalau apa yang sudah kita sadari sebagai suatu hal

yang baik, yang harus kita lakukan, namun kita tidak melakukannya; atau yang

sudah kita sadari sebagai sesuatu yang tidak boleh kita lakukan, namun kita

melakukannya, maka kita akan merasa bersalah karenanya, batin kita akan

terganggu, tidak tenang dan gelisah. Perasaan ini menjadi tanda bahwa kita telah

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
117
melakukan pelanggaran yang bernuansa moral. Hal itu terjadi walau tidak ada

satu orang pun yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan tersebut.

Perbandingan antara ketiga norma umum

Dibandingkan dengan kedua norma lainnya, norma moral berlaku lebih

umum, mutlak dan universal. Bagi manusia, norma moral merupakan norma

tertinggi, terutama karena sifatnya yang menentukan bagi baik-buruknya manusia

dari sudut etis. Dibanding dengan norma sopan santun, yang sifatnya relatif saja,

norma moral lebih bersifat absolut. Norma-norma sopan santun lebih bersifat

batiniah. Norma sopan santun lebih memperhatikan tentang cara suatu perbuatan

dilakukan, sedangkan norma moral lebih berkaitan dengan boleh tidaknya suatu

tindakan dilakukan. Norma sopan santun hanya berlaku dalam pergaulan,

sedangkan norma moral tetap berlaku, dengan atau tanpa kehadiran orang lain.

Dalam kaitan dengan norma hukum, harus diakatakan bahwa norma moral

merupakan dasar dari norma hukum. Dengan begitu, norma hukum atau undang-

undang tidak boleh bertentangan dengan norma moral. Norma hukum harus

dipandang sebagai suatu penjabaran atau konkretisasi dari normal moral. Norma

hukum yang bertentangan dengan norma moral akan kehilangan kekuatannya, dan

tidak pantas untuk ditaati. Norma hukum dapat saja dicabut kalau sudah tidak

relevan lagi. Tetapi norma moral tetap berlaku walau semakin sedikit orang yang

menghayatinya.

Norma moral ‘tidak boleh bohon’, ‘janji harus ditepati’, berlakulah dengan

adil’, dan sebagainya, tetap saja berlaku, dan tidak akan dicabut, walau dalam

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
118
kenyataan norma-norma itu semakin sulit dihayati dan dilanggar dimana-mana,

misalnya semakin sulit dihayati dan dilanggar dimana-mana, misalnya semakin

banyak orang berbohong, melanggar janji dan berlaku tidak adil.

Kaitan Nilai dan Norma

Antara niali dan norma terdapat kaitan yang erat. Nilai merupakan sesuatu

yang tidak kelihatan, yang hanya dapat diekspresikan melalui suatu norma. Di

belakang suatu norma terbentang suatu nilai yang hendak dibela atau dijunjung

tinggi. Lepas dari nilai yang ada di belakangnya, maka suatu norma tidak ada

maknanya. Norma “jangan membunuh” hanya punya arti karena norma itu

membela dan melindungi nilai tertentu, yakni: nyawa atau kehidupan itu sendiri.

Lepas dari nilai “kehidupan, maka norma ‘jangan membunuh’ tidak ada maknanya.

“kehidupan” itu adalah nilai atau yang bernilai dan norma “jangan membunuh”

justru berperan untuk memelihara nilai kehidupan itu. Maka kewajiban untuk

mentaati norma “jangan membunuh: bukan demi norma itu sendiri, melainkan demi

nilai yang terbentang di belakangnya, yaitu nyawa manusia. Hal seperti ini berlaku

untuk semua norma.

1. Norma sebagai penampakan nilai

Nilai itu sesuatu yang tersembunyi dimata kita, tidak kelihatan. Namun dengan

perantara norma, nilai itu menjadi tampil, berada di depan kita. Ketika kita sedang

berhadapan dengan suatu norma, kita langsung kontak dengan nilai dengan nilai

tertentu yang terbentang di belakangnya. Berhadapan dengan rambu-rambu lalu

lintas (trafic light) yang adalah norma, kita sebenarnya langsung dihadapkan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
119
dengan nilai yang mau dibela atau ditegakkan dalam aturan itu, yakni nilai

keteraturan atau ketertiban. Nilai keterataturan inilah yang ingin kita pelihara dan

wujudkan bersama, khususnya di tempat tertentu di persimpangan jalan yang ramai.

Dengan mentaati rambu-rambu tadi sebenarnya yang ingin kita tegakkan adalah

ketertiban dan keteraturan (=nilai) agar dapat terpelihara dengan baik. Jadi, dalam

dan melalui suatu norma, nilai menjadi tampil kelihatan, bahkan dengan cara

eksplisit.

2. Norma sebagai pelindung nilai

Nilai dipelihara dengan dan di dalam norma. Norma berperan untuk melindungi

nilai. Norma “jangan membunuh” berperan untuk melindungi nilai tertentu yakni

kehidupan atau nyawa manusia itu sendiri. Norma ‘rambu-rambu lalu lintas’

berperan untuk memelihara ketertiban, yang merupakan niali bagi kita. Jadi norma-

norma apa pun yang dihadapkan kepada kita selalu berperan untuk memelihara dan

melindungi nilai tertentu, agar tidak dilecehkan, sebaliknya, ditaati dan dijunjung

tinggi atau dilaksanakan. Maka melaksanakan suatu norma adalah agar nilai

tertentu terlindungi terpelihara dan terhindar dari pengrusakan/pelanggaran nilai

keadilan menjadi terpelihara dengan memtaati aturan-aturan seperti: “berilah

kepada dia apa yang menjadi haknya”, “jangan pilih kasih”, jangan berat sebelah

dalam menilai”, dan sebagainya. hanya dengan mentaati norma atau aturan-aturan

seperti itulah nilai keadilan dapat terlindungi, dalam arti terlaksana dengan nyata.

3. Norma yang berpotensi menyembunyikan atau mengaburkan nilai

Norma tidak selamanya tampil untuk membela atau melindungi nilai. Ada

kemungkinan suatu norma menyembunyikan atau mengaburkan nilai yang

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
120
sebenarnya mau dipelihara atau dilindungi. Kalau itu tejadi maka suatu norma

buakn lagi berperan mendekatkan nilai kepada orang atau sebaliknya, tetapi

semakin menjauhkan nilai dari orang, atau sebaliknya, semakin menjauhkan orang

dari nilai. Kita ambil contoh:

“mengemukakan pendapat di depan umum”, merupakan hak setiap pribadi, dan

oleh karenanya kita anggap sebagai “nilai” yang perlu kita pelihara atau tegakkan

bersama. Misalnya, muncul suatu aturan atau undang-uindang yang mengharuskan

seseorang melapor terlebih dahulu kepada yang berwajib 1 x 24 jam sebelum

mengemukakan pendapatnya. Sekalipun pihak yang mengeluarkan undang-undang

tadi secara tegas mengatakan bahwa undang-undang tadi secara tegas mengatakan

bahwa undang-undang itu bermaksud untuk menjamin terlaksananya kebebasan

mengemukakan pendapat di depan umur, namun kalau didalami secara cermat,

ternyata justru sebaliknya yang terjadi, yakni kebebasan mengemukakan pendapat

tadi menjadi terhambatoleh adanya norma atau peraturan tersebut. Karena itu, dapat

kita katakan bahwa aturan atau undang-undang tadi bukan mengekspresikan nilai,

membela, memelihara atau melindunginya, melainkan sebaliknya, mengaburkan

atau menyembunyikannya. Undang-undang seperti itu bukan lagi mendekatkan

nilai kepada orang melainkan menjauhkan dan menyembunyikannya.

6.4 Konflik sosial

Pertentangan, percekcokan, perselisihan atau ketidaksamaan pendapat antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat. Konflik dapat terjadi antar kelompok

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
121
masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya ataupun konflik yang timbul

dalam hubungan antar pribadi Konflik antarkelompok masyarakat terjadi atas:

1.Konflik antarkelompok umat beragama

2.Konflik antarsuku

Cara mengelola konflik: Johnson dalam Supratiknya, (1999) dan Hardjana, (2001)

3. Gaya Ikan Hiu: senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima

solusi konflik yang ia sodorkan.

4. Gaya Burung Hantu: konflik merupakan masalah yang harus dicari

pemecahannya yang sejalan dengan tujuan-tujuan pribadi maupun lawannya.

5. Gaya Rubah: senang mencari kompromi.

6. Gaya Kura-kura: menarik diri dan bersembunyi dibalik tempurung badannya

untuk menghindari konflik.

7. Gaya Kancil: gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi

kerukunan.

Pedoman memilih cara pengelolaan konflik:

a. Bila tujuan penting, sedang hubungan baik tidak penting, pakailah Gaya Ikan

Hiu

b. Bila tujuan amat penting dan hubungan baik juga amat penting, pergunakanlah

Gaya Burung Hantu.

c. Bila tujuan kepentingannya sedang-sedang saja dan hubungan baik juga sedang-

sedang saja kepentingannya, manfaatkanlah Gaya Rubah.

d. Bila tujuan tidak penting dan hubungan baik juga tidak penting, pilihlah Gaya

Kura-kura.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
122
e. Bila tujuan tidak penting, tetapi hubungan baik penting, laksanakanlah Gaya

Kancil.

LATIHAN

1. Komunikasi dalam bahasa latin berarti…

a. Communicatio

b. Comunica

c. Communicare

d. Comuna

e. Common

2. Sosial dalam bahasa Latin berarti….

a. Socius

b. Sosial

c. Social

d. Sociale

e. Socias

3. Senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima solusi konflik yang

ia sodorkan merupakan cara mengelola konflik dengan gaya.....

a. Gaya burung hantu

b. Gaya kura-kura

c. Gaya kancil

d. Gaya rubah

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
123
e. Gaya ikan hiu

4. Gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan

merupakan cara mengelola konflik dengan gaya.....

a. Gaya burung hantu

b. Gaya kura-kura

c. Gaya kancil

d. Gaya rubah

e. Gaya ikan hiu

5. Kaitan nilai dan norma adalah

a.Norma sebagai hukum

b.Norma sebagai moral

c.Norma sebagai pelindung nilai

d.Norma sebagai sopan santun

e.Norma sebagai norma

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
124
BAB VII

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Tindak pidana korupsi, secara umum dapat dikatakan bagian dari unsur-unsur

perbuatan melawan hukum; penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau

sarana; upaya memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; dan merugikan

keuangan atau perekonomian negara.

7.1 Pengertian Korupsi

Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 yaitu perbuatan seseorang, yang

dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan menyalah

gunakan jabatan atau kedudukan. Berikutnya pengertian tersebut diperbaharui

dalam UU No.31 Tahun 1999 bahwasanya korupsi adalah setiap orang yang dengan

sengaja dengan melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan

kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Sementara UU No. 20 Tahun

2001 menegaskan Korupsi merupakan tindakan melawan hukum dengan maksud

memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara

atau perekonomian negara.

Pengertian Korupsi Menurut Nye, J.S dalam Corruption and political

development adalah sebagai perilaku yang menyimpang dari aturan etis formal

yang menyangkut tindakan seseorang dalam posisi otoritas publik yang disebabkan

oleh motif pertimbangan pribadi, seperti kekayaan, kekuasaan dan status. Senada

dengan Nye, JS Pengertian Korupsi Menurut The Lexicon Webster Dictionary

sendiri adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, tidak

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
125
bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau

memfitnah.

Pada dasaranya korupsi tiidak melulu bicara soal uang atau menggelapkan

uang yang bukan milik sendiri. Namun korupsi merupakan tindkaan yang

menguntungkan diri sendiri atau menguntungkan orang lain dengan merugikan

orang lainnya. Sebagai contoh, jika sesorang memiliki jam kerja di kantor wajib

selama 8 jam perhari, sementara di tengah jam kerja, ia meninggalkan kantornya

untuk urusan pribadi yang tidak dapat ditolerir oleh kantornya, makai a tengah

melakukan korupsi waktu keja. Sama halnya dengan contoh-contoh penggunaan

uang negara oleh sebagian orang untuk memperkaya diri sendiri atau menyuap

orang lain untuk melancarkan urusan diri sendiri. Saat ini di negara Indonesia telah

berdiri sebuah Lembaga dengan nama Komisi Pemberantas Korupsi yang berdiri

sejak tahun 2003. Lembaga ini bertugas untuk menangani kasus-kasus korupsi

hingga keakar-akarnya. Tidak sedikit masyarakat biasa hingga pejabat kakap yang

terjerat atau tertangkap tangan oleh KPK. Hal ini dilakukan karena adanya kasus

yang terus menerus menggerus hak atau harta rakyat dan negara untuk oknum-

oknum tertentu. Negara komit dengan adanya Lembaga KPK diharapkan mampu

mengurangi kerugian negara akibat rendahnya moral oknum-oknum tadi.

7.2 Faktor Penyebab Korupsi

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya tindak korupsi.

Mengenai kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibanding dengan

kebutuhan hidup yang makin hari makin meningkat pernah di kupas oleh B

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
126
Soedarsono yang menyatakan antara lain " pada umumnya orang menghubung-

hubungkan tumbuh suburnya korupsi sebab yang paling gampang dihubungkan

adalah kurangnya gaji pejabat-pejabat....." namun B Soedarsono juga sadar bahwa

hal tersebut tidaklah mutlak karena banyaknya faktor yang bekerja dan saling

memengaruhi satu sama lain. Kurangnya gaji bukanlah faktor yang paling

menentukan, orang-orang yang berkecukupan banyak yang melakukan korupsi.

Namun kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri memang faktor yang paling

menonjol dalam arti merata dan meluasnya korupsi di Indonesia, hal ini

dikemukakan oleh Guy J Parker dalam tulisannya berjudul "Indonesia 1979: The

Record of three decades (Asia Survey Vol. XX No. 2, 1980: 123). Begitu pula J.W

Schoorl mengatakan bahwa " di Indonesia di bagian pertama tahun 1960 situasi

begitu merosot sehingga untuk sebagian besar golongan dari pegawai, gaji sebulan

hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapat dipahami bahwa

dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari tambahan dan banyak di

antaranya mereka mendapatkan dengan meminta uang ekstra untuk pelayanan yang

diberikan". Pada dasarnya secara rinci, factor penyebab korupsi dapat dibagi

menjadi dua sisi. Yakni factor internal dan faktor eksternal.

Secara eksternal, banyak hal yang menjadi pemicu besarnya peluang untuk

melakukan pelanggaran dalam bentuk tindak korupsi. Salah satunya sbb:

Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah

Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari

pendanaan politik yang normal.

Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
127
Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".

Lemahnya ketertiban hukum.

Lemahnya profesi hukum.

Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

Lemahnya pengawasan

Minimnya sosok teladan

Gaji yang kecil

Sementara beberapa faktor internal yang dapat menjadi pemicu terjadinya tindak

korupsi antara lain sebagai berikut:

Sifat tamak. Adanya hasrat yang menggebu untuk memperkaya diri sendiri atau

mendapatkan kehidupan layak dengan cara pintas

Perilaku konsumtif tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai

moral yang lemah sehingga cenderung mudah tergoda untuk melakukan tindakan

korupsi ketika ada kesempatan

Pendidikan karakter yang minim baik dari keluarga maupun dari Lembaga

Pendidikan formal

Keterbiasaan untuk melakukan kecurangan-kecurangan kecil yang tidak ada

teguran atau punishment sejak kecil

Faktor-faktir ini pada dasarnya hanya sebagain kecil. Masih ada banyak lagi faktor

yang tak disadari menjadi pemicu terjadinya pelanggaran korupsi. Misalnya saja

adanya pelaku korupsi yang melakukan tindakan tersebut, karena keterpaksaan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
128
kondisi lingkungan atau faktor ketidak mampuan untuk menolak suap dari atasan

atau teman dekat.

7.3 Bentuk-bentuk Korupsi

Seperti yang sudah dijelaskan di awal bab ini, bahwasanya tindakan korupsi tidak

melulu hanya yang berhubungan dengan penggelapan uang saja, namun ada

beberapa jenis lainnya juga. Dalam UU No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi, ada tiga puluh jenis tindakan yang bisa dikategorikan

sebagai tindak korupsi. Namun secara ringkas, tindkaan-tindakan itu bisa

dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

- Kerugian dari keuntungan negara

- Suap menyuap (sogok/ pelicin)

- Penggelapan dalam jabatan

- Pemerasan

- Perbuatan Curang

- Benturan Kepentingan dalam pengadaaan

- Gratifikasi (pemberian hadiah)

- Pembiayaan kampanye

- Pembelian Suara

- Nepotisme (tidak mempertimbangkan prestasi, kualifikasi, dll)

- Penyalahgunaan jabatan untuk merekayasa data

Banyak lagi bentuk-bentuk korupsi yang bisa dilakukan dan terjadi dalam

kehidupan sehari-hari manusia tanpa sadar. Sebagai contoh, mahasiswa yang dating

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
129
kuliah terlambat dikarenakan bangun kesiangan, merupakan bentuk korupsi waktu

yang merugikan orang lain. Karena ketika mahasiswa yang terlambat tersebut

masuk kelas, maka kegiatan belajar mengajar di kelas akan terganggu dan berjeda

sejenak. Oleh karena itu upaya melatih diri untuk menghindari dari kebiasaan

tindak korupsi bisa dilakukan sejak dini.

7.4 Upaya Penanggulangan Korupsi

Generasi Penerus bangsa khususnya mahasiswa adalah merupakan agent of

change yang paling menentukan kondisi zaman tersebut dimasa depan.

Sesungguhnya sejarah pernah membuktikan bahwa sebagian perjalanan bangsa ini

tidak lepas dari peran pemuda yang menjadi bagian kekuatan perubahan. Tokoh-

tokoh sumpah pemudah 1928 telah memberikan nasionalisme bahasa, bangsa dan

tanah air yang satu yaitu Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda memberikan

inspirasi tanpa batas mengenai gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan di

Indonesia. Peran tokoh-tokoh pemuda lainnya adalah proklamasi kemerdekaan

tahun 1945, lahirnya orde baru tahun 1966, dan reformasi tahun 1998 yang tidak

dapat dipunggkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa

tampil didepan sebagai penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan prinsip

yang mereka pegang dan jalankan. Saat ini dan hingga masa depan ysala satu

masalh pokok masyarakat adalah tingkat korupsi di negara aiNdonesia. Disini

dituntutlah peran mahasiswa yang pernah mengenyam bangku Pendidikan tinggi

agar menunjukkan tingkat kecintaannya terhadap negara. Bahwasanya para

pahlawan telah berjuang habis-habisan demi memerdekakan negara Indonesai dari

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
130
penjajahan, maka selayaknya mahasiswa dan generasi bangsa menunujukkan

kemampuannya menjaga amanah para pahlawan dengan tidak mengambil dan

menjaga kekayaan bangsa Indonesia.

Selain mahasiswa, Pemerintah pun telah memiliki Lembaga anti korupsi

sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di awal bab ini. . Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Komisi Anti Korupsi yang diinisiasi

berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002.

Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:

- Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi.

- Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi.

- Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana

korupsi.

- Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

- Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

(KPK.go.id)

Masyarakat, termasuk mahasiswa, dan Lembaga anti Korupsi, sama-sama

memiliki peran penting dalam upaya pemberantasan Korupsi. Kenapa? Sebab

kelangsungan dan kestabilan negara berada ditangan seluruh penduduknya.

Pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat harus mampu menjalin kerjasama yang

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
131
tinggi untuk membangun komunikasi dalam upaya menjaga kestabilan bangsa.

Semua pihak menjadi stakeholder untuk melawan korupsi dan menjadi agen yang

melawan dengan keras tindakan korupsi.

Selain itu ada hal lain yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan

korupsi melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu caranya yakni misalnya

dengan menyediakan sistem yang dapat di kases oleh masyarakat untuk

mendapatkan informasi tentang kebijakan pemerintah terkait dengan kepentingan

masyarakat. Dengan demikian memaksa pemerintah untuk mentransparansikan dan

senantiasa mensosialisaikan berjalannya kebijakan-kebijakan masyarakat tersebut.

Cara lain dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan memberikan sosialisasi

serta kampanye untuk memberikan pemahaman akan dampak serta cara memahami

korupsi. Pemerintah juga sebaiknya mamapu menyediakan system serta

penghargaan juga perlindungan kepada masyarakat untuk melaporkan tanda-tanda

mencurigakan dari tindakan korupsi. Selanjutnya adanya kebebasan dari

pemerintah untuk masyarakat turut berpartisipasi dalam LSM-LSM maupun NGOs

yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku pejabat pemerintah

maupun parlemen.

Upaya lain yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan tindak korupsi

adalah dengan melakukan pengembangan instrument-instrumen hukum.

Berdasarkan hasil survei lembaga konsultan PERC yang berbasis di Hong Kong

menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang paling korup di antara 12

negara Asia. Predikat negara terkorup diberikan karena nilai Indonesia hampir

menyentuh angka mutlak 10 dengan skor 9,25 (nilai 10 merupakan nilai tertinggi

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
132
atau terkorup). Pada tahun 2005, Indonesia masih termasuk dalam tiga teratas

negara terkorup di Asia. Peringkat negara terkorup setelah Indonesia, berdasarkan

hasil survei yang dilakukan PERC, yaitu India (8,9) dan Vietnam (8,67). Thailand,

Malaysia dan China berada pada posisi sejajar di peringkat keempat yang terbersih.

Sebaliknya, negara yang terbersih tingkat korupsinya adalah Singapura (0,5)

disusul Jepang (3,5), Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.Rentang skor dari nol

sampai 10, di mana skor nol adalah mewakili posisi terbaik, sedangkan skor 10

merupakan posisi skor terburuk. Ini merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh

PERC untuk menilai kecenderungan korupsi di Asia dari tahun ke tahun.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah berupaya banyak dalam mengatasi

praktek-praktek korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan melalui berbagai

kebijakan berupa peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi yaitu Undang-

Undang Dasar 1945 sampai dengan Undang-Undang tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, pemerintah juga membentuk

komisi-komisi yang berhubungan langsung dengan pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana korupsi seperti Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara

(KPKPN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Instrumen-instrumen hokum

pun terus dikeembangkan melalui penggodogkan UU tentang Korupsi.

Peningkatatan kualitas ketegasan Lembaga-lemabaga dan LSM anti korupsi untuk

memberikan hokum secara merata dan tidak tebang pilih terhadap siapapun pelaku

tindak korupsi.

Terakhir yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan korupsi oleh

seluruh warga Indonesia beserta pemerintahan adalah dengan melakukan

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
133
monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan dan juga pelaksanaan

kebijakan oleh pejabat-pejabat pemerintah. Melakukan pengawasan dengan ketat

dan juga melakukan evaluasi secara tepat akan emmbantu memberikan shock terapi

terhadap pelaku korupsi dan memperkecil peluang-peuang korupsi.

LATIHAN

1. Tindak pidana korupsi, secara umum dapat dikatakan bagian dari …

a. Korporasi

b. Koordinasi

c. Komunikasi

d. Korelasi

e. Komparasi

2. Yang bukan Faktor penyebab korupsi secara eksternal adalah….

a. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar

b. Minimnya Pendidikan karakter

c. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil

d. Minimnya sosok teladan

e. Gaji yang kecil

3. Berikut yang bukan bentuk-bentuk korupsi adalah…..

a. Kerugian dari keuntungan negara

b. Pemerasan

c. Pencurian

d. Perbuatan curang

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
134
e. Pembiayaan kampanye

4. Pada Thun berapakah KPK berdiri?

a. 1998

b. 1999

c. 2000

d. 2003

e. 2005

5. dibawah ini siapa yang tidak memiliki kepentingan untuk mengawasi dan

memberantas korupsi?

a.Mahasiswa

b.Masyarakat

c.Lembaga anti korupsi

d.LSM

e.NASA

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
135
DAFTAR PUSTAKA

Atosokhi, Antonius dkk, 2003, Character Building Jilid I Relasi dengan Diri
Sendiri, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Atosokhi, Antonius dkk, 2003, Character Building Jilid II Relasi dengan Sesama,
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/sekilas-komisi-pemberantasan-korupsi

Shomali, Muhammad, 2002, Mengenal Diri. PT. Lentera Basritama. Jakarta

Soedarsono, Soemarno,2002, Character Building Membentuk Watak. PT. Elex


Media Komputindo.Jakarta.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
136
RIWAYAT PENULIS

1900680 Character Building penulis 1


bernama Nurmalasari,SE,MM Merupakan
kelahiran Pontianak tanggal 17 September
1987 anak ke lima dari lima bersaudara, mala
sapaannya adalah lulusan Magister
Manajemen Universitas Tanjungpura
Pontianak tahun 2010. Diawal karirnya
merupakan seorang dosen tetap di Universitas
Bina Sarana Informatika kampus kota
Pontianak sejak tahun 2013 dan aktif diberbagai bidang seperti pembinaan
mahasiswa dalam bidang akademik, pembinaan dan pendampingan
mahasiswa berwirausaha. Dengan hobinya traveling banyak mendapatkan
pengalaman, ide dan gagasan serta pengalaman hidup yang berarti yang
dapat dituangkan didalam buku ini. Seorang dosen yang masih aktif sampai
sekarang dengan kegiatannya mengajar dengan matakuliah yang
diampuhnya adalah entrepreneurship dan character building. Buku ini
merupakan buku pertama beliau ciptakan Bersama rekan sekerjanya yaitu
ibu Wanty Eka Jayanti,M.Si,M.Pd, dengan motivasi dan ketekunan untuk
terus belajar maka harapannya buku ini dapat membantu sebagai
tambahan teori khususnya dibidang character building serta dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
137
Wanty Eka Jayanti, M.Si, M. Pd.

1900680 Character Building penulis 2


bernama Wanty Eka Jayanti, M.Si, M.Pd.
merupakan salah satu dosen di Universitas
BSI Kampus Kota Pontianak sejak tahun
2011. Lulusan magister sains Unisbank
Semarang dan Magister Pendidikan

Universitas Negeri Semarang ini merupakan penulis kedua dalam buku


ini. Buku ini adalah buku ketiga karya dari ibu dari seorang putri
bernama Azmya Imtiyaz Arumi ini. Mengampu mata kuliah Character
Building dan aktif mengisi motivasi diberbagai kalangan masyarakat
sejak beberapa tahun terakhir terakhir ini membuatnya ingin dapat
mengenyam Pendidikan berikutnya agar dapat terus semakin
bermanfaat dalam mecerdaskan anak bangsa. Berawal dari salah satu
tugas seorang dosen, wanita pencinta traveling ini kemudian mulai
belajar dan menyukai untuk menulis buku. Beberapa draft buku
berikutnya pun direncanakan akan diselesaikan oleh wanita kelahiran
Putussibau, 9 Oktober 1987 ini. Ia berharap setiap kalimat yang
tertuang dalam buku-bukunya mampu menginspirasi dan bermanfaat
serta menjadi amal jariyah bagi dirinya.

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
138
INDEX

bakat, 2, 5, 6, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 25, 34


Integritas, 2, 38, 39, 40, 43
Intelektual, 39
Kepribadian, 2, 9, 24, 29
Mengenal diri, 5, 7, 34
Norma, 2, 3, 58, 65, 66, 67, 68, 69
sosial, 3, 5, 9, 10, 18, 19, 21, 22, 23, 27, 38, 40, 41, 48, 54, 56, 57, 58, 60, 61, 62,
63, 68
Watak, 9, 23, 53, 77

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
139
GLOSARIUM

Bakat kemampuan yang ada di dalam diri seseorang sejak lahir


dimana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk
mempelajari sesuatu dengan cepat dan dengan hasil yang
baik
Integritas suatu kepribadian seseorang yang bertindak secara
konsisten dan utuh, baik dalam perkataan maupun
perbuatan, sesuai dengan nilai-nilai dan kode
etik. Seseorang dianggap berintegritas ketika ia memiliki
kepribadian dan karakter berikut
Intelektual cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan; (yang) mempunyai kecerdasan tinggi;
cendekiawan; totalitas pengertian atau kesadaran,
terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman
Kepribadian ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada
orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian
pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut
“berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan,
pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak
punya kepribadian”.
Mengenal Diri usaha untuk memahami diri sendiri disebut konsep diri
(self-concept). Konsep diri adalah tentang "siapa aku"
dan "bagaimana aku merasa tentang diriku"
Norma kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berperilaku dan
berinteraksi antar manusia di dalam suatu kelompok
masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama-sama
Sosial rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber
dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang
digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar
manusia.
Watak sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran
dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat

Modul Character Building – NRR & WEJ | UBSI Kampus Kota Pontianak Halaman
140

Anda mungkin juga menyukai