Proposal S.O.
Proposal S.O.
Oleh :
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang
Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat
secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan
memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada obat injeksi yang
disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal
pemberian. Resep dari dokter diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah
mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat.
Karena hal tersebut diatas, mahasiswa profesi Ners 2017 berencana akan
maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada
pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi
jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa
43
terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga
serta resiko kerugian baik secara materimaupun non material dapat dihindari, pada
tersebut,kami akan melaksanakan sentralisasi obat sesuai dengan proposal agar sistematis
dan terarah.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
2. Tujuan Khusus
1) Mampu meningkatkan pemahaman perawat dan mahasiswa dalam menerapkan
pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip6 6T dan 1W (tepat
pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat
dokumentasi dan waspadalah efek samping obat).
2) Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat
primer dan perawat associate dalam mengelola sentralisasi obat dengan prinsip
6T dan 1W.
3) Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat sesuai dengan
program terapi.
4) Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan
yang diberikan.
5) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
1.3 Manfaat
1. Bagi Klien
44
1) Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
2) Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
3) Mencegah tertukarnya obat
2. Bagi perawat
1) Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2) Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
3) Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
3. Bagi institusi
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
2) Terciptanya model asuhan keperawatan professional
45
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat,
terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi.
2) Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
5) Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
6) Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
46
7) Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
9) Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
3. Penerimaan obat.
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambil
oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
2) Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau pasien
dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis,
4. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
1) Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat
( Nusalam 2016 )
5. Pembagaian obat
47
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian
obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
3) Ada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat –
obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
7. Obat Khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup
48
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan
didinding.
d. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis
etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang teratur dengan
baik merupakan bagaian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar
49
diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam buku
5) Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari
pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral
50
2.4 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
( Nursalam, 2007 )
DOKTER PERAWAT
PASIEN /
KELUARGA
Surat persetujuan
Pendekatan
sentralisasi obat
perawat
dari perawat
FARMASI /
APOTEK
PASIEN /
KELUARGA
Lembar serah terima
obat
Buku serah terima/
Masuk obat
PP / perawat
yang menerima
Pengaturan dan
pengelolaan oleh
perawat
Pasien / Keluarga
Keterangan :
:Garis Komando
: Garis Koordinasi
51
Bagan 2.1 Alur pelaksanaan sentralisasi obat
2.5 Peran/Tugas
2.5.1 Kepala Ruangan
1) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
2) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
3) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2.5.2 Katim
1) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
2) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
2.5.3 Perawat pelaksana
Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.
2.6 Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua selama mahasiswa praktek di
RSUD Dr. Soedono Madiun. Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat
adalah ruangan nurse station.
2.7 Instrument
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari/kotak sentralisasi obat, tempat obat
3. Lembar/ buku serah terima obat
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
52
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
1. Rencana pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat
Hari/ tanggal : Rabu, 27 Maret 2019
Jam : 10.00
Tempat : Ruangan Wijaya Kusuma E
Topik : Sentralisasi obat
2. Pengorganisasian
Observer : Sri Suhartiningsih., S.Kep.,Ns.,M.Kes
Kepala ruangan : Kholistya
PP : Andhika
PA : Ella
Pasien : Roshella
Keluarga pasien : Habib
Dokumentasi : Qurrotu Ainin
53
3. Mekanisme Kegiatan (Sentralisasi Obat)
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Katim mendatangi Karu & menyatakan 10 menit Nurse PP
mau mengadakan sentralisasi obat oral Station
dan injeksi
2. Karu menanyakan persiapan SO
3. Katim menyebutkan hal-hal yang sudah
disiapkan
4. Karu memeriksa kelengkapan Karu
administrasi sentralisasi obat (meliputi:
informed consent, formulir pemberian
obat oral dan injeksi, lembar serah
terima obat)
Pelaksanaan 1. Karu mendatangi bed pasien yang akan 30 menit Bed Karu
di adakan sentralisasi obat pasien
2. Katim meminta satu/dua orang keluarga Katim
pasien untuk dijelaskan tentang Nurse
sentralisasi obat secara umum di nurse Station
station
3. Katim menjelaskan bagaimana PP
pensentralisasian obat
4. PP memberikan informed consent pada Perawat
keluarga pasien Asosiet
5. Katim bersama keluarga mencatat
jumlah obat dan menyimpan obat PP
6. Katim&perawat pelaksana bersama
sama melakukan pendokumentasian PP &
pemberian obat Perawat
Asosiet
Penutup 1. Katim melaporkan kepada Karu dengan 15 menit Nurse Karu
membawa semua kelengkapan SO Station
2. Karu mengecek informed concent dan
lembar serah terima obat
3. Karu mengevaluasi pada Katim tentang
pelaksanaan sentralisasi obat
4. Instrumen
1) Alat tulis
2) Rekam medik
3) Format sentra
5. Kriteria evaluasi
1) Struktur (input) :
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang ners station
Persiapan dilakukan sebelumnya.
Perawat yang betugas.
2) Proses
Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan
dan pasien yang menyetujui informe consent untuk dilakukan sentralisasi obat.
Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
3) Hasil
Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
Mencegah terjadinya Medication Error.
Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
SURAT PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
( ) ( )
DAFTAR PUSTAKA