Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIE SMPN 5


NEGARA DAN STRATEGI GURU UNTUK MENGATASINYA

I Putu Mas Dewantara


Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

mas.dewantara@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis (1) faktor penyebab kesulitan belajar
siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan (2) strategi guru untuk mengatasi faktor penyebab
kesulitan belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian
ini adalah seorang guru bahasa Indonesia kelas VII dan 32 orang siswa kelas VIIE SMPN 5 Negara.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi.
Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, serta penarikan
simpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa
dalam pembelajaran keterampilan berbicara berasal dari faktor motif/motivasi, kebiasaan belajar,
penguasaan komponen kebahasaan, penguasaan komponen isi, sikap mental, hubungan/interaksi antara
guru dan siswa, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan hubungan/interaksi antara siswa dan
siswa. Faktor yang paling dominan menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah sikap mental; dan (2)
Strategi guru untuk mengatasi faktor penyebab kesulitan belajar siswa meliputi strategi pembelajaran
ekspositori, strategi pembeajaran yang berpusat pada guru, strategi pembelajaran deduksi, dan strategi
pembelajaran heuristik.

Kata Kunci : kesulitan belajar, strategi pembelajaran, pembelajaran berbicara

Abstract

This study aims at describing and analyzing (1) the factors which the students‘ learning difficulties of and
(2) teachers' strategies to cope with students learning difficulties. This is sources descriptive qualitative.
The sources of data of this research is a bahasa Indonesia teacher of VII grade and 32 students in VIIE
class of SMPN 5 Negara. The methods of data collection used for this research is a interview and
observation. The data analysis was done trough tree step, the data reduction, data presentation, and
verification and conclusion. The result, of this research are (1) The factors which cause a student learning
ability in speaking are from motive/motivation factor, learning habits, the mastery of language components,
the mastery of content components, mental attitude, relationship/interaction between teachers and
students, teaching methods, instructional media, and relationship/interaction among students. The most
dominant factor which causes students learning difficulties is the students‘ mental attitude, (2) the learning
strategies implemented by the teacher include expository learning strategies, teacher center strategies,
deduction, and heuristics learning strategy.

Key Words : learning difficulties, learning strategies, learning speaking

1. Pendahuluan dengan guru bidang studi bahasa Indonesia,


ditemukan banyak siswa yang belum
Masalah kesulitan belajar (termasuk
mencapai nilai ketuntasan minimal 67,50
keterampilan berbicara) dijumpai pada siswa
dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
sekolah perkotaan maupun siswa sekolah
Suasana pembelajaran berbicara kurang
pedesaan (Djamarah, 2002a:200). Masalah
menggairahkan. Siswa terlihat pasif dan
ini terlihat pada siswa kelas VIIE SMPN 5
enggan untuk berbicara. Bahkan, ketika
Negara. Berdasarkan hasil wawancara
diminta mengacungkan tangan untuk
593
menjawab pertanyaan guru, tidak ada siswa guru bahasa Indonesia SMPN 5 Negara.
yang melakukannya. Pembelajaran Metode pengumpulan data yang digunakan
keterampilan berbicara tampaknya masih adalah metode wawancara dan observasi.
jauh dari tujuan yang telah ditargetkan. Metode wawancara digunakan untuk
Motivasi siswa yang rendah dan strategi mengumpulkan data mengenai kesulitan
pembelajaran yang kurang mampu menarik belajar siswa dan rasional guru dalam
minat siswa mungkin adalah dua dari memilih strategi pembelajaran, sedangkan
beberapa faktor penyebab pembelajaran metode observasi digunakan untuk
keterampilan berbicara kurang mengumpulkan data mengenai strategi
menggairahkan. Guru pun dituntut untuk guru.
meningkatkan profesionalismenya dalam
pembelajaran keterampilan berbicara. Guru Data yang diperoleh dalam penelitian
memiliki kewajiban memilih strategi ini diolah dengan analisis deskriptif kualitatif.
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi Analisis data dalam penelitian yang
yang sedang dihadapi dan dilaksanakan ini berlangsung bersamaan
mempertimbangkan setiap hal dalam dengan proses pengumpulan data.
pemilihan strategi pembelajaran agar tujuan Pengolahan data tersebut di antaranya
pembelajaran dapat tercapai secara optimal adalah melalui tiga tahap model alir, yaitu
dengan efektif dan efisien. reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data. Bungin (Ed) (2006:132) menyatakan
Strategi pembelajaran yang bahwa ketiga tahapan tersebut berlangsung
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran secara simultan.
keterampilan berbicara di kelas VIIE di
SMPN 5 Negara adalah strategi yang Teknik yang digunakan dalam
berpusat pada guru (teacher center memeriksa keabsahan data dan kejenuhan
strategies). Dilihat dari kegiatan pengelolaan data adalah ketekunan pengamatan dan
pesan atau materi pembelajaran, strategi triangulasi data. Triangulasi data yang
yang diterapkan oleh guru dikategorikan dilaksanakan menggunakan dua cara, yaitu
sebagai strategi pembelajaran ekspositoris. melalui sumber dan teori. Triangulasi melalui
Stretegi ini direalisasikan dengan sumber dilaksanakan dengan jalan (1)
penggunaan metode ceramah yang membandingkan data hasil wawancara
mendominasi pembelajaran. Kesempatan siswa dan hasil wawancara guru mengenai
siswa untuk berbicara sangat terbatas dan faktor kesulitan-kesulitan belajar yang
kesempatan tersebut tidak dimaksimalkan dialami siswa, (2) membandingkan data
oleh siswa. hasil pengamatan proses pembelajaran
keterampilan berbicara dengan hasil
Melihat banyaknya faktor yang wawancara guru mengenai strategi
mengakibatkan kesulitan belajar siswa pembelajaran yang diterapkan. Sementara
dalam pembelajaran keterampilan berbicara itu, triangulasi data melalui teori
dan berbagai alternatif strategi yang dapat dilaksanakan dengan jalan mengkaji hasil-
diupayakan oleh guru, tampaknya perlu hasil temuan penelitian berdasarkan teori-
dilakukan sebuah penelitian yang teori yang telah ada.
mengidentifikasi mengenai faktor penyebab
kesulitan belajar siswa dan strategi yang
diupayakan oeh guru untuk mengatasi 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. 3.1 Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbicara
2. Metode Penelitian
1) Motif/Motivasi
Penelitian ini merupakan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitatif. Data penelitian ini berupa motif/motivasi siswa yang mengalami
informasi atau rekaman mengenai faktor kesulitan belajar dalam pembelajaran
penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIIE keterampilan berbicara tergolong rendah.
SMPN 5 Negara dalam pembelajaran Hal ini dapat dilihat dari rendahnya
keterampilan berbicara dan strategi guru ketertarikan siswa dalam mengikuti
dalam upaya mengatasi kesulitan belajar pembelajaran keterampilan berbicara.
siswa. Oleh karena itu, sumber data dalam Temuan penelitian ini sejalan dengan
penelitian ini adalah siswa kelas VIIE dan
594
pendapat Sardiman (2006:84) bahwa hasil Kuswati (2010), Untari (2011), dan Sucita
belajar akan menjadi optimal kalau ada (2004) bahwa kebiasaan belajar merupakan
motivasi. Oleh karena itu, tepat dikatakan salah satu faktor penyebab siswa
bahwa motivasi adalah hal yang sangat mengalami kesulitan dalam belajarnya.
penting dalam belajar (Djiwandono,
2004:329; Djamarah, 2002a:114; Sanjaya, 3) Penguasaan Komponen Kebahasaan
2009a:249; Sardiman, 2006:84; Yamin, Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
2005:80). kemampuan siswa mengenai komponen
kebahasaan, yaitu menyangkut (a) lafal,
Hasil penelitian ini juga menunjukkan nada, intonasi, sendi, durasi, (b) diksi, (c)
bahwa siswa kurang bergairah mengikuti struktur kebahasaan, dan (d) gaya bahasa
pembelajaran walaupun siswa mengetahui masih sangat rendah. Yang menjadi tujuan
pentingnya memiliki keterampilan berbicara. utama siswa ketika berbicara di depan kelas
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan adalah dapat dengan cepat menyelesaikan
pendapat Yamin (2005:82) bahwa ―Orang pembicaraannya. Hal ini berakibat pada
akan termotivasi bila ia percaya bahwa hasil lafal, nada, sendi, dan durasi yang sering
tersebut mempunyai nilai positif baginya‖. diabaikan siswa. Komponen kebahasaan
Menyikapi hasil temuan dalam penelitian ini, yang juga memengaruhi kesulitan belajar
guru dituntut mampu membangkitkan dalam pembelajaran berbicara adalah diksi.
motivasi siswa dalam pembelajaran dengan Siswa sering merasa kehabisan kata-kata
berbagai teknik. Hasil penelitian dalam menyampaikan pembicaraannya.
menunjukkan motivasi belajar siswa rendah. Bahkan, penggunaan kosa kata bahasa Bali
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil kerap ditemui pada tuturan siswa karena
penelitian Syeku (2009) dan juga Untari siswa merasa kesulitan dalam mencari
(2011) bahwa terdapat pengaruh positif dan padanan bahasa Indonesianya. Sebagian
signifikan antara motivasi dan prestasi besar siswa yang mengalami kesulitan
belajar. belajar menggunakan bahasa Bali di
lingkungannya. Mengenai struktur bahasa
2) Kebiasaan Belajar dan gaya bahasa belum dipahami oleh
Hasil penelitian ini menunjukkan siswa.
bahwa kebiasaan belajar siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran 4) Penguasaan Komponen Isi
keterampilan berbicara tergolong kurang Dari empat komponen isi yang terdiri
baik. Siswa belajar hanya mengikuti jadwal atas (1) hubungan isi dengan topik, (2)
yang ada di sekolah dan itupun dilakukan struktur isi, (3) kualitas isi, dan (4) kuantitas
secara tidak teratur. Siswa akan belajar isi, hanya penguasaan komponen isi
keterampilan berbicara sesuai dengan ‗hubungan isi dengan topik‘ yang
jadwal sekolah jika ada PR atau jika menunjukkan penguasaan yang memadai.
besoknya akan dinilai. Kebiasaan belajar Melihat hasil temuan dari komponen isi
secara tidak teratur ini telah berdampak tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada hasil belajar keterampilan berbicara rendahnya kemampuan penguasaan
yang dimiliki siswa. Temuan ini sejalan komponen isi siswa merupakan salah satu
dengan pendapat Djamarah (2002a:9; faktor penyebab kesulitan belajar
2002b:10) bahwa salah satu faktor yang keterampilan berbicara siswa.
mengakibatkan kegagalan siswa dalam
mencapai prestasi belajar adalah 5) Sikap Mental
ketidakteraturan dalam belajar. Penelitian ini menemukan bahwa
siswa malu, takut, dan gerogi ketika tampil di
Dilihat dari cara, siswa-siswa yang depan teman-temannya. Siswa kurang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran memiliki rasa percaya diri dalam berbicara.
keterampilan berbicara menggunakan Rendahnya rasa percaya diri siswa
metode menghafal dalam belajarnya. disebabkan oleh kurangnya persiapan dan
Bahkan, banyak yang mengakui hanya kurangnya pemahaman terhadap unsur
belajar dengan teknik membaca dalam hati. kebahasaan dan nonkebahasaan yang
Penggunaan teknik membaca dalam hati berpengaruh dalam keterampilan berbicara.
tentunya kurang tepat digunakan untuk Selain itu, rasa kurang percaya diri juga
melatih keterampilan berbicara, khususnya dikarenakan oleh rendahnya pemahaman
dalam melatih pelafalan kata. Hasil siswa terhadap komponen isi dan kurangnya
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
595
pengalaman tampil berbicara di depan Ketiadaan media dalam pembelajaran diakui
umum. siswa bahwa mereka merasa tidak
6) Hubungan/Interaksi antara Guru dan bersemangat dalam pembelajaran
Murid berbicara. Kurang bersemangatnya peserta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa didik berdampak pada hasil belajar
hubungan/interaksi antara guru dan siswa keterampilan berbicara yang masih rendah.
dalam pembelajaran keterampilan berbicara Peserta didik mengalami kesulitan dalam
tergolong kurang. Hal ini dibuktikan dengan pembelajaran keterampilan berbicara.
tidak adanya tuntunan saat siswa sedang 9) Hubungan/Interaksi antara Siswa dan
menyusun pembicaraannya. Selain itu, guru Siswa
jarang melakukan interaksi dalam bentuk Dari hasi wawancara dengan siswa
tanya jawab. Alasan guru melakukan hal dan guru diperoleh hasil bahwa dalam
tersebut adalah karena siswa cenderung pembelajaran keterampilan berbicara,
diam ketika diminta untuk menjawab hubungan/interaksi antara siswa dan siswa
pertanyaan ataupun mengajukan pendapat. masih rendah. Hal ini terlihat dari sikap
Saat siswa diminta untuk menjawab siswa yang sibuk dengan pekerjaannya
pertanyaan, kelas akan menjadi tegang dan sendiri dan enggan berdiskusi dengan
siswa tidak berani menghadap ke depan. temannya. Sikap siswa yang demikian
Sejumlah cara dapat dilakukan oleh guru berdampak terhadap hasil belajar siswa.
untuk meningkatkan interaksi dengan siswa, Dunkin sebagaimana yang dikutip oleh
seperti yang disarankan oleh Mulyasa Sanjaya (2009b:54), mengatakan bahwa
(2003:186) melalui sembilan cara, di faktor sifat siswa (pupil properties) dapat
antaranya adalah memahami dan memengaruhi suatu proses pembelajaran.
menguasai bahan dan hubungannya Berdasarkan hasil temuan dan
dengan bahan lain dengan baik dan pembahasan yang dilakukan terhadap faktor
menghubungkan pengalaman yang lalu penyebab kesulitan belajar siswa terungkap
dengan bahan yang diajarkan. Sardiman bahwa dari sembilan faktor tersebut, faktor
(2006:147-150) juga mengajukan saran yang paling dominan menyebabkan
berhubungan dengan penciptaan kondisi kesulitan belajar siswa kelas VIIE SMPN 5
yang baik antara guru dan siswa, yaitu Negara dalam pembelajaran keterampilan
dengan melakukan contact-hours. berbicara adalah faktor sikap mental. Hal ini
7) Penggunaan Metode Mengajar tampak dari hasil observasi dan wawancara
Metode pembelajaran yang sudah terhadap guru dan siswa. Rasa malu, takut,
digunakan oleh guru dalam pembelajaran cemas, dan tidak percaya diri
keterampilan berbicara adalah metode mengakibatkan siswa sangat tertekan dalam
ceramah, penugasan, tanya jawab, dan mengikuti pembelajaran.
diskusi. Dari metode-metode tersebut, diakui
oleh guru bahwa metode ceramahlah yang 3.2 Strategi Guru untuk Mengatasi Faktor
paling sering digunakan. Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Penggunaan metode ceramah yang dalam Pembelajaran Keterampilan
mendominasi pembelajaran tampaknya Berbicara
telah menjadi salah satu faktor penyebab
kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Pada bagian ini pembahasan
keterampilan berbicara. Hasil penelitian ini mengenai strategi pembelajaran yang
senada dengan pendapat Djamarah dan diupayakan oleh guru untuk mengatasi
Zain (2002:87) bahwa penggunaan metode kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran
ceramah dengan tujuan pembelajaran agar keterampilan berbicara dilakukan per
siswa mampu memeragakan sesuatu, dalam kompetensi dasar yang diajarkan. Pertama,
hal ini mampu berbicara, kurang tepat kompetensi dasar ―Bercerita dengan urutan
digunakan karena hanya akan tercipta yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan
pembelajaran yang kurang kondusif (kurang mimik yang tepat‖. Hasil penelitian
efektif dan efisien), karena metode yang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
digunakan kurang menunjang tujuan yang yang dilakukan oleh guru adalah strategi
ingin dicapai. pembelajaran langsung (ekspositori).
8) Penggunaan Media Pembelajaran Pelaksanaan strategi ini adalah dengan
Dari hasil wawancara dengan siswa menerapkan metode ceramah, diskusi
dan guru diperoleh hasil bahwa guru belum kelompok, dan tanya jawab. Teknik yang
menggunakan media dalam pembelajaran. dilakukan oleh guru adalah meminta siswa
596
menemukan cerita di perpustakaan dan secara bersama-sama oleh anggota
memberikan gurauan di tengah-tengah kelompok terletak pada keterlibatan anggota
ceramah ataupun dalam tanya jawab dalam kelompok untuk menyumbangkan pemikiran
kelompok. dalam diskusi. Beberapa orang tampak
hanya diam atau bercanda ketika temannya
Kelemahan pelaksanaan metode yang lain sedang menyusun cerita.
ceramah yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran tersebut terletak pada tidak DePorter dkk. (2009:24) memberikan
adanya tanya jawab yang dilakukan oleh saran bahwa untuk menarik perhatian siswa,
guru. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan guru harus membangun hubungan, yaitu
dalam metode ceramah tentunya akan menarik rasa simpati dan saling pengertian.
memancing respons yang beragam dari Hubungan akan membangun jembatan
siswa, bisa saja respons itu sesuai ataupun menuju kehidupan bergairah siswa,
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. membuka jalan masuk dunia baru mereka,
Yang harus diingat oleh guru adalah mengetahui minat kuat mereka, dan
pemberian tanggapan terhadap respons berbicara dari hati ke hati. Membina
tersebut. Sanjaya (2009b:150) mengatakan hubungan bisa memudahkan guru
bahwa agar metode ceramah dapat efektif, melibatkan siswa, memudahkan
guru disarankan menanggapi respons pengelolaan kelas, memperpanjang waktu
dengan segera. Hal ini tentunya sejalan fokus, dan meningkatkan kegembiraan.
dengan pendapat kaum behavioristik bahwa
konsekuensi-konsekuensi yang segera Ketiga, kompetensi dasar
mengikuti perilaku akan lebih memengaruhi ―Menceritakan tokoh idola dengan
perilaku daripada konsekuensi-konsekuensi mengemukakan identitas tokoh,
yang lambat datangnya (Dahar, 1988:32). keunggulan, dan alasan mengidolakannya
dengan pilihan kata yang sesuai‖. Data hasil
Kedua, kompetensi dasar ―Bercerita penelitian menunjukkan bahwa strategi
dengan alat peraga‖. Hasil penelitian pembelajaran yang digunakan oleh guru
menunjukkan bahwa strategi yang adalah strategi pembelajaran deduksi.
digunakan oleh guru dalam pembelajaran Metode yang digunakan guru adalah
bercerita dengan alat peraga adalah strategi metode penugasan, ceramah, dan diskusi
pembelajaran ekspositori. Strategi kelompok. Tekniknya adalah dengan
pembelajaran ini diterapkan dengan metode menugaskan siswa membawa foto dan
ceramah, tanya jawab, dan diskusi identitas tokoh sebelum pembelajaran
kelompok. Dalam pembelajaran bercerita berlangsung. Teknik lain yang dilakukan
dengan alat peraga yang dilaksanakan, guru adalah dengan cara menyelipkan
terlihat bahwa guru merupakan orang yang gurauan saat melihat satu persatu foto tokoh
menjadi sumber informasi dalam yang dibawa siswa.
pembelajaran. Dengan kata lain,
pembelajaran berorientasi kepada guru Metode penugasan yang diterapkan
(teacher centered). Karena itu, strategi ini oleh guru dengan jalan menugasi siswa di
dapat pula dikategorikan sebagai strategi rumah untuk mencari foto dan identitas
pembeajaran yang berpusat pada guru tokoh, baik dilakukan untuk mempersiapkan
(teacher center strategies). siswa dalam mengikuti pembelajaran di
kelas. ―Pemaksaan belajar‖ melalui
Metode yang juga digunakan oleh penugasan inilah yang menjadi alasan guru
guru adalah metode diskusi kelompok. memilih metode ini. Selain itu, guru
Seperti pada pembelajaran sebelumnya, berkeinginan membuat siswa bergairah
pembentukan anggota kelompok dilakukan ketika diminta mengerjakan tugas mengenai
sendiri oleh siswa. Hal ini mengakibatkan sesuatu yang mereka sukai.
tidak terjadi heterogenitas baik dari segi
kemampuan maupun jenis kelamin. Tugas Kelamahan yang terlihat dalam
yang diberikan oleh guru dalam kelompok penerapan metode ceramah adalah tidak
adalah membuat sebuah cerita secara adanya pemberian contoh secara utuh
bersama-sama dan membuat gambar atau mengenai bagaimana cara menceritakan
rangkaian gambar dari cerita yang disusun. tokoh idola. Hal ini mengakibatkan siswa
Kelemahan yang terlihat dalam penerapan belum mengerti bagaimana cara
metode diskusi kelompok melalui teknik menceritakan tokoh idola.
pembuatan cerita dan media pembelajaran
597
Keempat, kompetensi dasar kurang menarik; (8) media pembelajaran
―Bertelepon dengan kalimat efektif dan yang belum dimanfaatkan oleh guru; dan (9)
bahasa yang santun‖. Strategi pembelajaran hubungan/interaksi antara siswa dan siswa
yang digunakan oleh guru, dilihat dari masih rendah.
kegiatan pengelolaan pesan atau materi,
adalah strategi pembelajaran heuristik atau Mengenai strategi pembelajaran yang
kuriorstik. Strategi ini direalisasikan dengan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
penerapan metode pemodelan, diskusi, dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tanya jawab. Tekniknya adalah dengan keterampilan berbicara dengan strategi-
menugaskan siswa sebagai model dan strategi yang diterapkan oleh guru belum
membagi siswa secara berpasangan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
juga menyelipkan lelucon dalam untuk belajar berkomunikasi secara
penjelasannya. maksimal. Hal ini mengakibatkan
pembelajaran berbicara belum mampu
Metode pemodelan dilaksanakan terarah pada tujuan atau hakikat
dengan menunjuk tiga pasang siswa secara pembelajaran bahasa yaitu belajar
bergiliran untuk bertelepon di depan kelas. berkomunikasi.
Metode pemodelan atau demonstrasi yang
dilakukan oleh siswa mampu menghindari
terjadinya verbalisme dalam pembelajaran. 5. Daftar Pustaka
Verbalisme dapat dihindari sebab siswa
sendiri sebagai model yang membawa Bungin, Burhan (Ed.). 2006. Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
dirinya untuk menemukan materi
Grafindo Persada.
pembelajaran. Keuntungan lain yang Dahar, Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar.
tampak dari penerapan metode ini adalah Jakarta: Depdikbud.
suasana kelas yang menggairahkan. DePorter, Bobbi dkk. 2009. Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quqntum Teaching di
Metode tanya jawab juga dipilih guru Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary
untuk mengarahkan siswa menemukan Nilandari. Quantum Teaching:
materi pembelajaran. Metode ini Orchestrating Student Success. 1999.
dilaksanakan setelah metode pemodelan Bandung: Kaifa.
berakhir. Tanya jawab dalam pelaksanaan Djamarah, Syaiful Bahri. 2002a. Psikologi
metode pemodelan perlu dilakukan dengan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan Djamarah, Syaiful Bahri. 2002b. Rahasia Sukses
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
yang spesifik untuk mengecek apakah siswa
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002.
tahu atau tidak akan apa yang sedang Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
berlangsung (Popham dan Baker, 2005:88). Cipta.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Kuswati, Eko. 2010. Hubungan antara Kebiasaan
Belajar dan Penilaian terhadap Sistem
4. Simpulan Evaluasi dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan
Berdasarkan fakta empiris yang Pengajaran, Volume 8 Nomor 1 Maret
diperoleh di lapangan dan didukung oleh 2010.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis
teori mengenai faktor-faktor penyebab
Kompetensi: Konsep, Karakter, dan
kesulitan belajar, dapat disimpulkan bahwa Implementasinya. Bandung: PT Remaja
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Rosdakarya.
kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Popham, James W. dan Eva L. Baker. 2005.
keterampilan berbicara berasal dari faktor Teknik Mengajar Secara Sistematis.
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal), Diterjemahkan oleh Amirul Hadi, dkk.
yaitu (1) motif/motivasi belajar siswa yang Jakarta: PT Rineka Cipta.
masih rendah; (2) kebiasaan belajar siswa Sanjaya, Wina. 2009a. Kurikulum dan
yang kurang baik; (3) penguasaan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
komponen kebahasaan masih rendah; (4)
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
penguasaan komponen isi masih rendah; (5) Sanjaya, Wina. 2009b. Strategi Pembelajaran
sikap mental siswa masih kurang baik; (6) Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
hubungan/interaksi antara guru dan siswa Jakarta: Kencana.
masih rendah; (7) metode mengajar guru
598
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. PT RajaGrafindo Persada.
Sucita, Dewa Nyoman. 2004. Identifikasi
Kesulitan Belajar Bahasa Bali pada Siswa
Kelas V SD Lab IKIP Negeri Singaraja
Tahun 2004. Tesis (tidak diterbitkan).
Program Pendidikan Bahasa Indonesi,
Program Pascasarjana, Undiksha.
Syeku. 2009. ―Pengaruh Pemberian Motivasi
dalam Proses Belajar Mengajar Terhadap
Hasil Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia Siswa Kelas I SLTP Negeri
2 Wonomulyo‖. Dalam
http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09
/24/pengaruh-pemberian-motivasi-dalam-
proses-belajar-mengajar-terhadap-hasil-
belajar-bahasa-dan-sastra-indonesia-
siswa-kelas-i-sltp-negeri-2-wonomulyo/.
Diakses 25 April 2012.
Untari, Wahyu. 2011. Hubungan antara Motivasi
Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Prestasi
Siswa tentang Metode Mengajar Guru
dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cawas Klaten
Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung
Persada Press.

599

Anda mungkin juga menyukai