Anda di halaman 1dari 62

Rangkuman b.

indonesia kelas 7

BAB 1
Belajar Mendeskripsikan.
-       Ciri ciri paragraf : diawali dengan huruf kapital, terdiri dari beberapa kalimat
(minimal 3 kalimat), kalimat pertama menjorok ke dalam.
-       Ciri teks deskripsi dari segi tujuan dan objek yang dideskripsikan :
-       Ciri tujuan teks deskripsi menggambarkan objek dengan cara memerinci objek secara
subjektif atau melukiskan kondisi objek dari sudut pandang penulis.
-       Ciri objek yang dideskripsikan, objek yang dibicarakan pada teks deskripsi bersifat
khusus (objek tertentu yang kemungkinan berbeda debgan objek lain).
-       Ciri isi : Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian bagian bagian objek, isi teks
deskripsi menggambarkan secara konkret, isi teks deskripsi bersufat personal dengan
kandungan emosi.
-       Jenis teks deskripsi, ditinjau dari bentuknya teks deskripsi dibedakan menjadi dua
kategori yaitu teks deskripi berdiri sendiri sebagai teks dan twks deskripsi yang
menjadi bagian teks lain (cerpen,novel, lagu, iklan).
-       Ciri teks deskripsi dari segi penggunaan bahasa :
-       Menggunakan kata khusus untuk mengonkretkan.
-       Menggunakan kalimat rincian untuk mengongkretkan.
-       Menggunakan kalimat sinonim dengan emosi kuat.
-       Menggunakan majas untuk melukiskan secara konkret.
-       Struktur teks tnggapan deskripsi mencakup : identifikasi, deskripsi bagian, dan
simpulan.
-       Identifikasi/gambaran umum, berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah
lahirnya, mekna nama, pernyataan umum tentang objek.
-       Deskripsi bagian, berisi perincian bagian objek tetapi diperinci berdasarkan
tanggapan sunjek penulis.
-       Deskripsi bagian :
-       Berdasarkan ruang, berisi perincian bagian ruang objek yang dideskripsikan.
-       Berdasarkan anggota bagian bagian objek, berisi perincian bagian yang
dideskripsikan.
-       Berdasarkan proses Sesutu berlangsung, berisiperincian bagian awal, mulai
meningkat, puncak (inti), penutup.
-       Deskripsi bagian berupa pemfokusan, berisi bagian yang paling disukai dari bagian
yang dideskripsikan.
-       Kata umum adalah kata yang ruang lingupnya luas dan dapat mencakup banyak hal.
-       Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit.
BAB 2
Memahami dan Mencipta Cerita Fantasi.
-       Fantasi aktif yaitu fantasi yang dikendalikan oleh pikiran dan kamauan. Contoh :
seorang perancang, pelukis, dan penulis.
-       Fantasi pasif yaitu fantasi yang tidak dikendalikan. Contoh : melamun.
-       Unsur karya satra :
-       Isntrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam .
-       Ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar
-       Macam macam unsur intrinsik :
1.    Tema dan amanat
-       Tema adalah inti cerita.
-       Amanat adalah pesan yang diambil dari suatu cerita.
2.    Penokohan dan perwatakan.
-       Protagonis adalah tokoh utama/baik.
-       Antagonis adalah tokoh jahat.
-       Tritagonis adalah tokoh penengah antara protaginis dan antagonis.
-       Figuran/sampingan adalah tikoh pengganti.
3.    Latar/setting dan macamnya :
-       Latar tempat.
-       Latar waktu.
-       Latar suasana.
4.    Alur/plot adalah urutan waktu.
-       Alur maju.
-       Alur mundur.
-       Flash back adalah sorot baik atau campuran.
5.    Gaya bahasa.
6.    Point of view/sudut pandang pengarang.
-            Macam macam unsur ekstrinsik
-       Idialisme pengarang
-       Politik ekonomi.
-       Social budaya.
-       Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan nyata ada dua kategori
fantasi total fantasi sebagian (irisan).
-       Cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada cerita
kategori ini semua yang terdapat pada ceritasemua tidak terjai dalam dunia nyata.
-       Cerita fantasi  irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih
menggunakan nama nama dalam kehidupan nyata.
-       Orientasi, ciri isi : pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik.
-       Komplikasi, ciri isi : hubungan sebab akibat sehingga masalah itu memuncak.
-       Resolusi, ciri isi : berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.
BAB 3
Mewariskan Budaya Melalui Teks Prosedur.
-       Tujuan teks prosedur menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar
pembaca/pemirsa dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah proses membuat
sesuatu, melakukan sutu pekerjaan, dan menggunakan alat.
-       Ciri teks prosedur dari segi isinya : penduan langkah langkah yang harus dilakuakan,
aturan atau batasan dalam hal bahan/kegiatan dalam melakukan kegiatan, si kegiatan
yang dilakukan secara urut.
-       Ciri bahasa yang digunakan : kalimat perintah pada teks prosedur, kalimat saran, dan
larangan agar diperoleh hasil maksimal, penggunaan kata dengan ukuran akurat,
menggunakan kelompok kalimat dengan batasan yang jelas.
-       Ciri kalimat perintah : intonasi pada tengah kalimat naik/maninggi, diakhiri dengan
tanda baca seru(!), kalimat perintah menggunakan pola invensi, biasanya menggunakan
partikel lah ataupun kan.
-       Adverbial atau kata keterangan adalah kelas kata yang memberikan keterangan
kepada kata lain, seperti verba (kata kerja), atau adjektifa (kata sifat).
-       Struktur teks prosedur :
1.    Judul
-       Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan.
-       Dapat berupa cara melakukan/menggunakan Sesutu.
2.    Pengantar yag menyatakan tujuan penulisan.
-       Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan.
-       Dapat berupa paragraph pengantar yang menyatakan tujuan penulisan.
3.    Bahan atau alat untuk melaksanakan suatu prosedur.
-       Dapat berupa daftar/rincian.
-       Dapat berupa paragraph.
-       Pada teks prosedut tertentu, misalnya prosedur melakukan Sesutu, tidak diperlukan
bahan dan alat.
4.    Langkah/tahapan dengan urutan yang benar.
-       Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran.
-       Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan : pertama,
kedua, ketiga,dst.
-       Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan waktu :
sekarang, kemudian, setelah itu, dst.
BAB 4
Menyimak Ilmu dalam Loporan Hasil Observasi.
-       Mengapa dikatakan laporan hasil observasi ?
-       Isi yang dibahas adalah ilmu tentang suatu objek/konsep.
-       Objek yang dibahas bersifat umum sehingga menjelaskan ciri umum.
-       Bertujuan menjelaskan dari sudut pandang ilmu.
-       Objek atau hal dibahas secara sistematis dari sudut ilmu.
-       Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberiakn informasi
tentang sutu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi/penelitian secara
sistematis.
-       Teks laporan hasil observasi menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa
adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis .
-       Teks laporan hasil observari biasanya dengan fakta fakta yang bias dibuktikan secara
ilmiah.
-       Struktur teks laporan hasil observasi : pernyataan umum (klasifikasi dan definisi),
deskripsi bagian, simpulan.
-       Pernyataan umum berisi definisi, kelas/kelompok, keterangan umum, atau informasi
tambahan tentang subjek yang dilaporkan.
-       Deskripsi bagian berisi perincian bagian bagian hal yang dilaporkan.
-       Simpulan berisi ringkasan umum hal yang dilaporkan (boleh ada dan tidak ada).
-       Kata tidal baku disebabkan oleh penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah
penerapan, tidak sesuai kaidah tata bentukkan, dan kosakata daerah.
-       Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan kaidah/struktur bahasa Indonesia
dan pilihan kata baku.       
BAB 5
Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di
daerah tertentu. Pada acara-acara  di televisi, kepiawaian membuat pantun masih
menjadi andalan untuk melucu. Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun.
Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang lagi
didengar.
Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam
tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal
maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. 

Pantun 1 
Air surut memungut bayam, 

Sayur diisi ke dalam kantung; 

Jangan diikuti tabiat ayam, 

Bertelur sebiji riuh sekampung.

Pantun 2 
Baik bergalas baik tidak, 

Buli-buli bertali benang; 

Baik berbalas baik tidak, 

Asal budi sama dikenang.

Gurindam 1
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai 

lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. 

Gurindam 2
Cahari olehmu akan sahabat, 

yang boleh dijadikan obat.

Syair 
Syair perahu 

Inilah gerangan suatu madah 

Mengarangkan syair terlalu indah 

Membetuli jalan tempat berpindah 


Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu 

Ialah perahu tamsil hidupmu 

Tiadalah berapa lama hidupmu 

Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman 

Hasilkan kemudi dengan pedoman 

Alat perahumu jua kerjakan 

Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu 

Hasilkan bekal air dan kayu 

Dayung pengayuh taruh di situ 

Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar 

Angkatlah pula sauh dan layar 

Pada beras bekal jantanlah taksir 

Niscaya sempurna jalan yang kabir

Karya: Hamzah Fansuri

Gurindam 
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal
dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula” atau “perumpamaan”.
Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang
dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah
gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting
sebagai warisan budaya. 

Ciri gurindam 
1. Terdiri atas dua baris dalam sebait.
2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak a-a, b-b, c-c, dan seterusnya.
4. Merupakan satu kesatuan yang utuh.
5. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.
6. Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris
pertama. 
7. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Pantun 
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah
(Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil
menghibur.

Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir
(menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi
nasihat. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau
menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu
atau dipojokkan. 

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah.
Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama
lainnya. 

Ciri-ciri pantun :
1. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
2. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b
4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Syair 
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke
Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair
berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang
menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi
dalam pengetahuan umum. 
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri
Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah
Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai,
Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair antara lain :


1. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
2. Tiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
3. Rima akhir setiap baris adalah a-a-a-a.
4. Semua baris adalah isi.
5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan. 
B. Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat
 Mencari makna kata sulit pada syair
 Menyimpulkan nilai-nilai moral yang terdapat pada syair di atas. 
C. Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada
Puisi Rakyat
Struktur pantun
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik
pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada
larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.

Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan
kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.

Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada
larik 3 dan  larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

Struktur gurindam
Struktur penyajian gurindam  dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat
(larik 1 apabila…) dan pada larik 2 kondisi / keaadaan jika syarat dilakukan.

Struktur Syair
Struktur penyajian syair  satu bait  terdiri atas 4 larik. Pola rima  sama (a-a-a-a). 
Keempat larik  syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan syair  tersebut larik 1 menggunakan kalimat 
untuk  menyapa  (menggunakan kata seru Hai ….)

Larik larik 2 dan 3merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa
pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan
ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3.
Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik
dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.

Kalimat Perintah 
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau
suruhan.

Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya

Kalimat saran 
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk
kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya). 

Contoh: 

Sebaiknya kau pikir dahulu 

Demi keputusan yang tepat

Kalimat ajakan 

Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk
melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari). 

Contoh: Marilah kita jaga agar lestari

Kalimat seru 
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran,
senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main). 

Contoh: 

Alangkah indahnya alam Indonesia ini. 

Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya   kita.

Kalimat larangan 
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak
melakukan kegiatan (jangan, hidari). 

Contoh: Janganlah berprasangka buruk kepada sesama.


Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat

Kata penghubung tujuan 


Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu
acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna). 

Kata penghubung sebab (kausal) 


Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab,
sebab itu, karena, dan oleh karena itu). 

Kata penghubung akibat 


Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab
peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. 

Kata penghubung syarat 


Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada
dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila,
asalkan, kalau, dan bilamana.

Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk 


Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.

Contoh Pagi-pagi saya sarapan.

Kalimat majemuk 
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat.
Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.

Kalimat majemuk hubungan syarat 


Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan. 

Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.

Kalimat majemuk hubungan tujuan 


Ditandai dengan : agar, supaya, biar. 
Contoh : Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.

Kalimat majemuk konsensip 


Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun 

Contoh : Walaupun  belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.

Kalimat majemuk hubungan penyebaban 


Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena 

Contoh : 

Hari ini aku bersedih karena  berpisah dengan sahabat.               

Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.

Kalimat majemuk hubungan perbandingan 


Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. 

Contoh :  Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.

Kalimat majemuk hubungan akibat 


Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka 

Contoh : Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.

Kalimat majemuk hubungan cara 


Contoh : 

Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup 

Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.

D. Menyajikan Puisi Rakyat Secara Lisan dan


Tulus
Langkah  membuat pantun 
1. Tentukan ide yang akan disampaikan  (kalau hidup bekerja keras kelak
hidupnya menjadi sukses). 
2. Menata ide menjadi dua larik (dengan bunyi akhir yang berbeda). 
3. Memilih kosakata yang diakhir dengan bunyi seperti dua larik. 
4. Membuat larik  sampiran dari benda/kondisi yang tidak berkaitan langsung
dengan isi.
5. Menata kembali kalimat/larik dengan rima dari kosakata yang  berima sama. 
6. Menata pantun secara logis.
Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat
pantun hanya saja  perlu disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.

BAB6
1. Mengenali Ciri Umum Fabel
 Fabel mengambil tokoh  para binatang.
 Watak tokoh para bnatang digambarkan ada yang  baik dan ada
yang buruk (seperti watak manusia).
 Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
 Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian
sebab-akibat. Rangkaian sebab- akibat  diurutkan dari awal sampai
akhir.
 Fabel menggunakan latar alam  (hutan, sungai, kolam, dll).
 Ciri bahasa yang digunakan (a) kalimat naratif/peristiwa (Katak
mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan
makanan di lubang), (b)  kalimat langsung yang berupa dialog para
tokoh, dan (c) menggunakan kata sehari-hari dalam situasi  tidak
formal (bahasa percakapan).
Unsur-unsur Fabel :
1. Tokoh:  orang/hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh
protagonis, atau antagonis, tokoh utama atau  tokoh pembantu).
2. Ciri tokoh utama adalah (1) sering dibicarakan; (2) sering  muncul;
dan (3) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita). Tokoh
pembantu adalah tokoh tambahan.
3. Penokohan: pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat
protagonis/yang  disukai atau tokoh antagonis/yang  tidak disukai.
4. Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik,
penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau
komentar/narasi  penulis terhadap tokoh.
5. Setting atau latar  adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana
dalam cerita. Ada tiga jenis latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan
latar sosial.
6. Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat
ditemukan dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh, atau
penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita
7. Amanat adalah pesan yang disampaikan  penulis secara tidak
langsung. Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap
permasalahan yang diangkat pada cerita.
Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi
pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang. Karakter binatang dalam
cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu
bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter
binatangnya.

Tokoh fabel adalah binatang. Fabel bertema kehidupan binatang.


Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam bebas yang tidak dapat
diubah menjadi latar rumah atau sekolah.

Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Tokoh
baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara atau
mendapatkan akibat dari perbuatannnya.

Konflik fabel disebabkan oleh pengkhianatan, kelicikan, penghinaan,


kesombongan, persahabatan, perilaku buruk yang akhirnya diperbaiki,
kecerdikan, keluarga, dan sebagainya.

Konflik-konflik tersebut mengemban amanat berupa nilai-nilai moral dan


karakter manusia yang baik Latar fabel berupa alam (hutan, sungai, kolam,
lembah, dan sebagainya). 

Sebagai teks narasi fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarik


dan menginspirasi. Alur pada tabel umumnya alur maju (dari awal bergerak
maju hingga terjadi akibat dari peristiwa sebelumnya). 

Dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis


menggunakan konjungsi pengurutan : sesudah, sebelum, lalu, mula-mula,
kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau akhirnya. Penggunaan  konjungsi
waktu bersamaan (sementara itu, seraya, sambil) 

Jenis fabel ada yang terdapat pesan eksplisit (ada koda) dan ada fabel
yang pesan pengarang tidak dicantumkan secara eksplisit.

2. Mengidentifikasi Jenis Fabel


Ditinjau dari pemberian watak  dan latarnya, dibedakan fabel alami dan
fabel adaptasi. 

Fabel  alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi


alam nyata.  Misalnya, kura-kura  diberi watak lamban,  singa  buas dan
ganas.  Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan,
sungai, kolam, dsb).  
Fabel  adaptasi adalah fabel  yang memberikan watak tokoh dengan
mengubah watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan  tempat-
tempat lain sebagai latar (di rumah,  di jalan raya). Misalnya, landak yang
pemalu berulang tahun di rumah makan. 

Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa
koda. 

Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit


pesan pengarang di akhir cerita. Sebaliknya, fabel tanpa koda tidak
memberikan secar eksplisit  pesan pengarang di akhir  cerita.

B. Menelaah Struktur Fabel


Keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut. 

 Orientasi Bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh,
latar tempat, dan waktu.
 Komplikasi Konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh
yang lain. Komplikasi menuju klimaks.
 Resolusi Bagian yang berisi pemecahan masalah.
 Koda (boleh ada boleh tidak) Bagian terakhir fabel yang berisi
perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik
dari cerita tersebut.
Kebahasaan :

 Menunjukkan latar dengan pilihan kata yang mudah diimajinasikan.


 Penggunaan sinonim dan antonym pada fabel
 Menelaah penggunaan kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada
orang yang dituju. Kalimat langsung ditandai dengan pemakaian tanda
petik (“ … “).

Ciri-ciri kalimat langsung mencakup


(a) menggunakan tanda petik,

(b) intonasi tinggi untuk tanda tanya, datar untuk kalimat berita, dan tanda
seru dilagukan dengan intonasi perintah,
(c) kata ganti orang pertama dan orang kedua. 

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau


memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita.

Ciri-ciri kalimat tidak langsung mencakup

(a) tidak menggunakan tanda petik,

(b) intonasi membacanya datar, 

(c) terdapat perubahan kata ganti orang. 

Cara Penulisan Kalimat Langsung


1.  Bagian kalimat langsung  diapit oleh tanda petik dua (“) bukan petik 
satu (‘).

2. Tanda petik penutup ditaruh setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat
petikan.

Contoh: Andi mengatakan, “Aku akan pergi ke sekolah besok.”   (Benar)


Andi mengatakan, “Aku akan pergi ke sekolah besok”.    (Salah)

3.  Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi
apabila bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan.

Contoh: Ulu berkata, “ Biarlah saya bernyayi sendiri.” 

4. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi
apabila bagian kalimat pengiring terletak setelah kalimat petikan. “Ulu, aku
tidak suka dengan hujan,” kata Semut lirih. 

5. Jika ada 2 kalimat petikan, huruf awal pada kalimat petikan pertama
menggunakan huruf kapital. Sedangkan pada kalimat petikan kedua
menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan.      
Contoh “Coba saja minta sama ayah,” kata ibu, “dia pasti akan
memberikannya.”

6. Tanda koma  TIDAK  dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari


bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Penulisan Kata Seru


Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. contoh :

 O, begitu?
 Wah, bukan main!
 Hati-hati, ya, nanti jatuh.
Penggunaan kata sandang si dan sang pada fable
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si
dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital.

Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan


dengan contoh berikut ini :

1. “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.


2. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.

BAB7
1. Mengenal Ciri Surat Pribadi dan Surat Dinas
Surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat) yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain sebagai pribadi bukan sebagai wakil atau urusan yang
berkaitan dengan kelembagaan/ kedinasan/ resmi.

Dalam surat pribadi ini, ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu tata etika atau sopan
santun. Khususnya jika kamu menulis kepada orang yang lebih dewasa atau orang
yang baru saja kamu kenal.

Surat pribadi berisi unsur tanggal surat, alamat surat, pembuka surat, pendahulua,
isi, dan penutup surat, serta nama pengirim  surat atau juga tanda tangan. 

Isi surat pribadi berkaitan dengan masalah pribadi menanyakan kabar, keperluan
pribadi, dan tujuan komunikasi pribadi yang lain.

2. Mengidentifikasi Ciri Surat Dinas


Surat dinas adalah surat yang ditulis dalam situasi formal dan untuk kepentingan
formal. Surat dinas ini dapat ditulis oleh pribadi atau atas nama suatu lembaga
pemerintahan, perusahaan, atau organisasi yang ditujukan kepada lembaga.

Dalam menulis surat dinas, ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu penggunaan
bahasanya. Bahasa yang digunakan pada surat dinas ini lebih mudah dibanding
surat pribadi. Surat resmi tidak memerlukan bahasa yang “berbunga-bunga”. Bahasa
surat resmi singkat dan jelas, serta berpola tetap.

Surat dinas hanya boleh ditulis oleh sebuah instansi kepada instansi lain atau
individu. Seseorang atas nama individu tidak diperbolehkan menulis surat dinas.
Oleh sebab itulah, pada surat dinas ada kepala surat dan nomor surat. 

Isi surat dinas berkaitan dengan topik kedinasan. Misalnya, undangan rapat,
permohonan maaf suatu instansi kepada orang/instansi/perusahaan, lamaran
pekerjaan, surat permintaan izin tidak masuk, izin menggunakan tempat, dan
sebagainya.

B. Menelaah Struktur dan Bahasa Surat


Pribadi dan Surat Dinas
Surat pribadi memiliki beberapa bagian, yaitu tanggal surat, salam pembuka, isi,
penutup, dan nama pengirim surat beserta tanda tangan. Pada bahasan ini kamu
tidak hanya mengidentifikasi surat pribadi dari bagian-bagiannya saja, tetapi juga
dari segi bahasa, dan isi/tujuan surat.

Berdasarkan surat pribadi di atas, ada beberapa bagian yang menjadi unsur
pembangun surat pribadi, yaitu (1) alamat dan tanggal surat, (2) salam pembuka, (3)
kalimat pembuka paragraf, (4) isi surat, (5) penutup surat, (6) salam akhir, dan (7)
nama dan tanda tangan.

Surat dinas berisi tentang keperluan kedinasan yang bersifat resmi. Sebelum kamu
mengetahui contoh surat dinas yang baik, terlebih dahulu kamu harus mengetahui
struktur surat dinas. Pada dasarnya struktur surat dinas tidak jauh berbeda dengan
surat pribadi.

Struktur surat dinas  :


 Kop surat 
 Nomor surat 
 Tanggal surat 
 Lampiran  
 Perihal  
 Alamat surat 
 Salam pembuka 
 Isi surat 
 Paragraf penutup 
 Nama dan tanda tangan pihak yang memperkuat surat 
 Nama dan tanda tangan penulis surat
Tujuan surat  :
 Bersifat mengundang
 Memohon dan meminta penjelasan.

Ciri Penggunaan Bahasa pada Surat Pribadi :

 Pilihan kata sapaan bersifat pribadi (kata emotif dan ekspresif)


 Bahasa surat pribadi tidak formal tetapi santun 
 Pilihan ragam bahasa tergantung siapa penerima surat
 Menggunakan sapaan (seperti orang bercakap) 
 Menggunakan kata ganti orang pertama (untuk pengirim) dan kata ganti
orang kedua untuk penerima

Ciri penggunaan Bahasa pada Surat Dinas :

 Pilihan kata sapaan bersifat formal 


 Bahasa ragam baku

Menelaah penulisan surat :

 Alamat : Alamat tidak boleh disingkat. Singkatan nama orang yang digunakan
sebagai nama jalan diperbolehkan untuk kepala surat, misal M.T. Haryono.    
Contoh : 

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN MALANG 

Jalan Bendungan  Sempor Nomor 28, Malang 65151, Telepon  (0341) 776345,
725511 

 Penanggalan Surat : penggunaan tanda titik pada akhir penanggalan,


pemakaian singkatan, penggunaan angka untuk bulan, dan penggunaan
nama kota tidak diperkenankan.
Contoh : 4 Juni 2015

 Hal surat : kata hal tidak perlu menggunakan titik.

Contoh : 

Hal: Permohonan penceramah (tidak ada titik setelah kata penceramah)


 Lampiran surat : tidak ditulis angka tidak diakhiri titik.  Kata lampiran yang
disingkat. memerlukan titik. 
Contoh : 

(1) Lampiran: Satu eksemplar 

(2) Lamp.: Satu eksemplar

 Alamat tujuan : Sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara di depan nama jabatan dan
gelar tidak diperlukan, Sapaan hanya dipergunakan untuk mengiringi nama
orang yang tidak diawali dengan gelar.
Contoh : 

(1) Yth. Dr. Tono 

Jalan Bendungan Sempor 1 

Malang 

(2) Yth. Direktur Jenderal Pajak 

Jalan Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya 

Tangerang Selatan

 Isi surat : Kesalahan penggunaan tanda koma (,)


Contoh : Kami segera memberitahu Saudara jika ada perubahan jadwal. (setelah
kata Saudara tanpa koma) 

 Penutup surat : Penulisan nama pejabat penanda tangan surat seharusnya


ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata tanpa ada  tanda lainnya,
baik berupa garis  bawah maupun tanda kurung. 
Contoh :

 (1) Direktur Jenderal, Sasmita   

 (2) a.n. Direktur Jenderal, Dian Putri

C. Menulis Surat Pribadi dan Surat Dinas


Kamu harus tahu pilihan ragam bahasa yang tepat dan sesuai untuk penerima dan
tujuanmu menulis surat. Ragam bahasa Indonesia baku biasanya digunakan untuk
tujuan yang bersifat serius, seperti turut berduka cita atau bersimpati atas musibah
yang diderita seseorang, dan/atau surat yang ditujukan kepada orang yang lebih tua.

Dalam menulis surat pribadi kamu juga perlu memerhatikan penggunaan salam
pembuka, kalimat pembuka paragraf pertama, dan kalimat penutup. Ketiga hal
tersebut mencerminkan etikamu. 

BAB8

A. Membaca dan Mengenali Unsur


Pembangun Buku Nonfiksi
Mengenali Unsur Buku
Bagian bagian yang ada pada kedua buku, entah itu data buku, informasi buku, isi
buku, dan lainnya.

Perbandingan Unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi


Membandingkan buku fiksi dan nonfiksi haruslah mengetahui keseluruhan unsur
buku. Ciri ciri buku fiksi adalah imajinatif, berbentuk novel atau cerpen, ditulis
dengan gaya bahasa, dan banyak konotatif. Sedangkan ciri ciri buku nonfiksi adalah
faktual, berbentuk tulisan ilmiah, menggunakan gaya bahasa formal, dan metode
penulisan denotatif. 

B. Merangkum Buku
Rangkuman adalah hasil menyarikan semua gagasan gagasan pokok atau intisari
suatu karangan atau buku menjadi bentuk yang ringkas atau pendek. Rangkuman
disebut juga sebagai ringkasan. Rangkuman tidak boleh mengubah ide pokok atau
gagasan pokok di teks aslinya.

Langkah Merangkum Berdasarkan Gagasan Pokok


 Bacalah informasi umum buku, seperti judul, pengarang, penerbit. Jika
berupa artikel, catat nama pengarang, nama media, dan tanggal terbit.
 Ketahui secara umum isi buku melalui daftar isi dan kata pengantar.
 Buku yang baik memiliki susunan berpikir yang terurai dengan baik dalam bab
dan sub bab. Setiap sub bab dijabarkan ke dalam paragraf. Setiap paragraf
memiliki satu pikiran utama.
 Berdasarkan butir nomor 3, maka kita dapat merangkum bacaan dari pokok
pokok  pikiran yang terdapat dalam setiap paragraf. Lihat kembali pelajaran di
kelas 7 tentang gagasan utama dan Gagasan rincian.
 Merangkum bacaan dapat dilakukan dengan menyusun pokok pikiran atau
gagasan utama di setiap paragraf.
 Format merangkum dengan teknik menentukan gagasan utama dan gagasan
rincian adalah judul buku, judul bab, judul sub bab, gagasan utama setiap
paragraf dalam sub bab (paragraf 1, paragraf 2, dst).
 Gagasan setiap paragraf dapat diungkapkan dalam satu kalimat. Merangkum
bacaan dapat dilakukan dengan menyusun setiap kalimat yang menjadi
gagasan utama atau pokok pikiran setiap paragraf ke dalam satu karangan.

Tips lain dalam merangkum buku atau bacaan ialah dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan di benak. Pertanyaan yang telah terjawabkan akan menjadi pokok pokok
isi buku atau tulisan tersebut.

Langkah Merangkum dengan Pemetaan Pikiran


 Tulis judul di tengah tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk
memudahkan mengingat judul tersebut.
 Buat cabang utama terkait topik tadi misalkan apa definisi mind map,
bagaimana  otak bekerja, apa itu kesuksesan, latihan apa yang bisa dilakukan
dan bagaimana aplikasinya.
 Teruskan dengan membuat cabang cabang utama lainnya dan gunakan
warna berbeda.
 Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin sedikit
semakin baik. Kalian mencatat bukan untuk menghafal melainkan untuk
memahami dengan bahasa sendiri.
 Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal hal yang saling
berhubungan.
 Gunakan garis garis lengkung dan alur yang nyaman buat. Tidak ada aturan
khusus dalam membuat peta pikiran.
 Jika ada hal hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, Kalian bisa
menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut.
 Merangkum akan mudah lagi bila ditambahkan dengan peta konsep yang
anda rancang sendiri. Menambahkan kata kunci dan label akan membuat
materi yang dirangkum bisa dengan mudah terpetakan dan ingat di kepala.
C. Menelaah Unsur Buku dan Membuat
Komentar
Unsur unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Dapat Dikomentari

Unsur Buku Nonfiksi yang dapat dikomentari:


 Bagian cover buku
 Rincian sub bab buku
 Judul sub bab
 Isi buku
 Cara menyajikan isi buku
 Bahasa yang digunakan
 Sistematika
Unsur Buku Fiksi yang dapat dikomentari:
 Bagian cover buku
 Rincian sub bab buku
 Judul sub bab
 Tokoh dan penokohan
 Tema cerita
 Bahasa yang digunakan
 Penyajian alur cerita
Pertanyaan Pemandu untuk Mengomentari
Dalam pembuatan resensi buku, harus dilakukannya tahap mengomentari. Saat
mengomentari buku, yang diperhatikan ialah kelebihan dan kekurangan buku.
Komentar ini nantinya bisa menjadi review untuk pembaca atau penulis yang akan
mengedit isi buku. 

Langkah Menulis Buku Non Fiksi


 Bacalah keseluruhan isi buku
 Jawablah pertanyaan; apa judul dan tema buku?
 Apa bidang ilmu yang dibahas dalam buku?
 Apa garis besar isi buku? Apa isi tiap bab?
 Apakah buku ditunjang oleh gambar atau foto, ilustrasi, tabel dan grafik?
Apakah cukup membantu memperjelas?
 Bagaimana penulis merinci menjadi sub bab buku? Apakah sistematika 
mudah diikuti?
 Apakah bahasanya mudah dipahami?
 Bagaimana penulis membuka dan mengakhiri tulisan?
Buku Fiksi
 Bacalah keseluruhan isi buku
 Jawablah pertanyaan; Bagaimana judul dan tema dikembangkan? Apakah
ada keunikan?
 Bagaimana pengarang mengembangkan latar cerita?
 Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
 Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
 Apakah kalimat-kalimatnya memiliki keunikan dan kekuatan untuk
membangun cerita?
 Tokoh mana yang paling kamu sukai dan mengapa?
Jawablah semua pertanyaan pertanyaan tersebut. Dalam usaha menjawab
pertanyaan itu, anda akan membaca isi buku dengan teliti. Mulai dari kata pengantar
hingga daftar isi. Sehingga makna yang terkandung di dalam buku bisa didapatkan.
Setelah itu, barulah resensi bisa dibuat dengan mudah.

D. Mengamati Contoh Komentar Terhadap


Buku Fiksi dan Nonfiksi
Membuat Pujian Terhadap Isi Buku
Dalam mengomentari isi buku, entah itu buku fiksi maupun nonfiksi harus
memperhatikan beberapa hal. Selain mengomentari dengan kritik, seorang
komentator atau resensator harus menghadirkan pujian terhadap isi buku. Berikut ini
adalah contoh pembuatan pujian terhadap isi buku.
 Buku ini wujud kepedulian penulis untuk mempromosikan keindahan alam
Indonesia.
 Ini adalah buku yang mengagumkan yang dapat mengubah hidup Anda.
 Kita akan menjadi lebih baik dengan menjadikan pembacaan dan
pemanfaatan buku ini sebagai syarat untuk siapa saja pada tingkat mana pun
dalam pelayanan masyarakat.
 Ia menulis dengan penuh wawasan dan ia peduli kepada manusia.
Membuat Kritikan Terhadap Isi Buku
Selain membuat pujian pujian terhadap isi buku, resensator juga membuat kritikan
terhadap isi buku. Kritikan ini ada yang bersifat menjatuhkan ataupun membangun.
Berikut ini adalah contoh kritikan terhadap kekurangan isi buku.

 Ada sedikit ketidaklogisan cara pengarang memunculkan tokoh.


 Sedikit kelemahan buku ini adalah penggunaan istilah istilah lokal yang cukup
banyak sehingga mengganggu pemahaman pembaca yang belum memahami
daerah tersebut.
Penilaian Khusus
Peniliaian khusus adalah penilaian yang dilakukan oleh resensator secara khusus
untuk isi buku tersebut. Jadi di penilaian ini ada beberapa bagian yang dinilai.
Diantaranya ialah isi, bahasa, dan tampilan fisik buku. 

Komentar dengan Disertai Ringkasan Buku


Komentar ini sedikit unik, karena kita bisa mengetahui apa isi buku tersebut +
penilaian terhadap isi buku tersebut. Jadi resensi jenis ini sangat cocok buat anda
yang ingin mengetahui keseluruhan isi buku dengan cepat. Biasanya yang
dihadirkan dalam komentar ini adalah cuplikan cerita yang menarik dan mampu
memikat pembaca untuk membaca bukunya secara utuh.

Struktur Komentar Terhadap Isi Buku


1. Data Buku: Membahas mengenai judul buku, jumlah halaman, penerbit, dan
sejenisnya.
2. Info singkat tentang terbitan atau edisi
3. Ringkasan cerita buku
4. Tanggapan penulis tentang cerita
5. Penilaian terhadap buku
6. Data penulis

RANGKUMAN BAHSA INDONESAI KELAS 8

BAB1

A. Menentukan Unsur Unsur Berita


1. Unsur unsur Berita
5W + 1H yaitu :

 What (Apa)
 Who (siapa)
 Where (dimana)
 When (kapan)
 Why (mengapa)
 How (Bagaimana)
Dapat disingkat ADIKSIMBA dalam mengingat Apa, DImana, SIapa, Mengapa, dan BAgaimana.

Unsur unsur berita juga bisa dijadikan pertanyaan. Pertanyaan pertanyaan ini
nantinya akan menjawab apa saja isi utama dari sebuah berita. Pertanyaan
pertanyaan yang diajukan juga tidak jauh dengan 5 W + 1 H. Pertanyaan pertanyaan
meliputi:

Peristiwa apa yang terjadi? Padatnya Pelabuhan Merak.

Siapa yang mengalami peristiwa itu? Truk truk pengangkut barang non sembako.

Di mana peristiwa itu terjadi? Di Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Kapan peristiwa itu terjadi? Sepuluh hari menjelang Lebaran, Sabtu, (15/11).

Mengapa peristiwa itu terjadi? Adanya larangan melintas bagi truk non sembako
pada 21–25 November.

Bagaimana proses terjadinya peristiwa? Proses tersebut menyebabkan antrean truk


di pintu masuk kapal.

B. Meringkas dan Menyimpulkan Berita


1. Langkah langkah meringkas berita :
 Mendengarkan atau membaca berita
 Mencatat pokok pokoknya (5 W + 1 H) 
 Menyampaikan kembali secara lengkap dan ringkas.
2. Penyimpulan Isi Berita
Kesimpulan  kata kata akhir dari suatu uraian. Di dalam kesimpulan harus memuat
unsur unsur berita dengan rumusan lebih ringkas. Dengan demikian, kesimpulan
tentang isi berita harus memanfaatkan ringkasan kita sebelumnya terhadap pokok
pokok informasi. Jadi di dalam meringkas berita, harus berpatokan pada
ADIKSIMBA atau 5 W 1 H.

Apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana inilah yang nantinya akan
menghasilkan sebuah kesimpulan berita.
3. Tanggapan terhadap Isi Berita
Tanggapan adalah sambutan terhadap suatu ucapan. Isinya bisa berupa kritik atau
komentar. Berkaitan dengan pemberitaan, aspek yang ditanggapi bisa berkenaan
dengan isi beritanya itu sendiri (kebenaran dan kelengkapan) dan kebahasaannya
(penggunaan kalimat dan pilihan kata). 

Contoh dari tanggapan terhadap isi berita


Contoh: Informasi yang disampaikan berita tadi malam masih diragukan
kebenarannya. Setelah saya cross check dengan berita dari sumber lainnya ada
yang berbeda, terutama di dalam penyampaian informasi jumlah korban. Jumlah
korban tidak sebanyak dengan yang diinformasikan dalam berita itu.

Contoh dari tanggapan terhadap bahasa berita


Bahasa yang disampaikan berita itu cukup jelas. Sebagai pendengar, mudah untuk
memahami informasi yang disampaikan penyampai berita.

C. Menemukan Struktur dan Kaidah Berita


1. Struktur Berita
Berdasarkan struktur atau susunannya, teks teks tersebut dapat kita kelompokkan
ke dalam dua bagian, yakni berupa informasi yang penting dan informasi yang tidak
penting.

Informasi penting disebut juga pokok pokok informasi atau unsur unsur berita
(utama). Dalam ilmu jurnalistik atau ilmu persuratkabaran, pokok pokok informasi
terangkum dalam rumus 5 W + 1 H.

Bagian ini disimpan pada bagian kepala berita (lead) dan tubuh berita. Adapun
susunan dari unsur unsur berita itu bisa variatif, misalnya ada yang didahului dengan
penyajian “apa”, ada pula yang diawali dengan “kapan”. 

Apa (what) peristiwanya?

Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?

Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?

Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?

Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?


Baimana (how) proses peristiwanya?

Informasi yang kurang penting yang lazim disebut pula uraian atau ekor berita.
Bagian ekor berada setelah kepala atau tubuh berita. Ekor berita yang dimaksudkan
berupa sejarah letusan Gunung Slamet serta informasi tentang banyak letusan.
Bagian ini tidak memiliki kaitan langsung dengan judul beritanya.

Dengan struktur penyajian yang semacam itulah, susunan informasi di dalam suatu
pemberitaan tersaji dalam pola piramida terbalik. Bagian awal merupakan bagian
pokok dan semakin kebawah berita itu merupakan rincian perinciannya yang
sifatnya cenderung tidak penting.

Oleh karena itu, jika kita tidak cukup waktu untuk mendengarkan keseluruhan
informasi, dengan hanya memperhatikan bagian awalnya, kita telah cukup
mendapatkan informasi pokok yang merangkum keseluruhan isi berita.

2. Kaidah kaidah Kebahasaan


 Penggunaan bahasa bersifat standar (baku). Hal ini dimaksudkan agar bisa
dipahami oleh banyak kalangan. Bahasa standar akan lebih mudah dipahami
ketimbang bahasa bahasa populer atau bahasa daerah. Bahasa semacam
inilah yang dihindari oleh media media.
 Penggunaan kalimat langsung sebagai variasi dari kalimat tidak langsungnya.
Contoh: “Masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendaki
dan beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah Gunung Slamet.” paparnya
 Penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai penerang kata yang
diikutinya. Contoh: Sejumlah staf Adpel Manado mengatakan bahwa Kepala
Adpel Manado sudah pulang.
 Penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang terkait dengan kegiatan
dari hasil pemikiran. Contoh: Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari
peristiwa peristiwa yang memilukan itu.
 Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat. Contoh: Sekitar pukul
12:45 WIB, langit Riau tampak mendung.
 Penggunaan konjungsi temporal atau penjumlahan. Contoh: Sekitar pukul 
12.45  WIB, Sabtu (15/3/2014), langit Riau tampak mendung. Tak lama
kemudian, hujan yang diharapkan semua masyarakat akhirnya pun turun.
Hujan yang turun di siang bolong ini memang tidak terlalu deras.
D. Menyampaikan Informasi dalam Bentuk
Berita
1. Pentingnya Berita
 Menyampaikan informasi penting
 Bisa berinteraksi satu sama lain
 Mempelajari ilmu baru
 Menyebarkan pengetahuan kepada khalayak umum
2. Penyampaian Berita 
Penyampaian berita kembali bersifat apa adanya, tanpa ada yang ditambah atau
dikurangi. Cukup dengan memahami ide ide pokok berita, dan menceritakan kembali
dengan bahasa sendiri. 

Langkah langkah penyampaian berita sebagai berikut : 

 Menentukan sumber berita. Yaitu peristiwa yang menarik dan menyangkut


kepentingan banyak orang.
 Mendatangi sumber berita. Yaitu mengamati langsung dan mewawancarai
orang orang yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.
 Mencatat fakta fakta dengan berkerangka pada pola 5 W + 1 H.
 Mengembangkan catatan itu menjadi sebuah teks berita yang utuh.
3. Penyuntingan Berita
Aspek aspek yang harus diperhatikan di dalam tahap penyuntingan berita sebagai
berikut :

 Kebenaran isi berita yang ditunjang oleh keakuratan fakta faktanya. Didapat
dari wawancara langsung dari sumber, meliput atau mendokumentasikan
setiap kejadian.
 Kelengkapan isi berita yang ditandai oleh hadirnya komponen komponen
berita yang terangkum dalam rumus ADIKSIMBA.
 Struktur penyusunan berita yang dimulai dari bagian yang penting ke bagian
yang kurang penting.
 Penggunaan bahasa yang terkait dengan keefektifan kalimat, kebakuan kata,
dan ketepatan ejaan dan tanda bacanya.

BAB2

A. Menentukan Unsur-Ubsur Iklan, Slogan,


dan Poster
1. Pengertian dan Fungsi Iklan, Slogan, dan Poster.
Iklan juga dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai suatu
barang dan jasa. Pada umumnya iklan disampaikan melalui media massa, seperti
televisi, radio, surat kabar, dan internet. Unsur yang ditampilkan adalah gambar,
gerak, kata kata atau suara.

Fungsi Iklan:

 Bagi perusahaan bisnis komersial, untuk menjual barang dan jasa.


 Bagi dunia perkantoran, untuk mendapatkan karyawan. 
 Bagi Pemerintah, untuk menyebarkan informasi dan memberikan  layanan
kepada masyarakat. 
 Bagi orang perorangan, untuk membeli dan menjual barang barang  pribadi.
Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang dipakai sebagai dasar tuntuntan
(pegangan hidup). Slogan sering pula disebut moto atau semboyan. Slogan lebih
mengutamakan kepadatan makna dan kehematan kata kata. Contohnya adalah
Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.

Poster adalah plakat (kata kata dan gambar) yang dipajang di tempat tempat umum.
Poster hampir sama dengan iklan, yakni pemberitahuan suatu ide, hal baru, atau hal
penting kepada khalayak.

Poster mengandalkan perpaduan gambar dan kata kata. Poster menggunakan kata
kata singkat, jelas, menarik, dan lengkap. Poster lebih tertuju pada tempat
pemasangannya di ruang ruang terbuka. 

2. Unsur Unsur Iklan, Slogan, dan Poster


Kesamaan dari iklan, slogan, dan poster ialah sama sama membujuk khalayak
umum untuk berbuat sesuatu. Namun ada beberapa perbedaan antara ketiganya,
berikut ini adalah penjelasannya.

Perbedaan antara iklan, slogan, dan poster :

 Iklan merupakan teks persuatif yang memadukan unsur gambar dengan kata
kata, unsur gerak, dan suara. 
 Slogan merupakan teks persuatif yang mengutamakan unsur kata kata. 
 Poster merupakan teks persuasif yang mengutamakan kekuatan gambar dan
kata kata; dipajang di tempat tempat umum.
B. Menyimpulkan Informasi dan Pesan dalam
Iklan
1. Unsur Unsur Pembentuk Iklan

   Unsur unsur pembentuk iklan :

 Sumber adalah pemasang iklan, yang berinisiatif, dan penyandang dana dari
pemasangan suatu iklan.
 Pesan adalah informasi yang disampaikan. Entah itu berupa pesan verbal
ataupun pesan non verbal.
 Media adalah sarana yang digunakan. Semisal media elektronik, media cetak,
dan lain sebagainya.
 Penerima adalah individu atau kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
atau objek iklan. 
 Efek adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima. Entah itu dalam
perilaku, kebiasaan, pola pikir, pola hidup, dan lain sebagainya.
 Umpan balik adalah tanggapan, reaksi, atau respons yang dikehendaki dari
penerima pesan. Seperti membeli produk, melakukan sesuatu, dan lain
sebagainya. 
2. Penyimpulan Maksud Suatu Iklan
Pola penyajian dan isi iklan sangatlah beragam. Berdasarkan isinya, seperti yang 
telah kamu pelajari pada bahasan terdahulu, ada iklan pemberitahuan, iklan layanan
masyarakat, dan iklan penawaran.

Klasifikasi periklanan lainnya sebagai berikut :


 Iklan strategis, digunakan untuk membangun merek ataupun citra  positif
suatu perusahaan. 
 Iklan taktis, dirancang untuk mendorong konsumen agar segera  melakukan
respons dengan merek tertentu. 

Berikut tujuan atau fungsi iklan lainnya :

 Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang


karakteristik suatu produk juga berbagai manfaat yang mereka peroleh. 
 Fungsi transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap sikap yang
dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola pola belanja, gaya hidup, teknik
teknik mencapai sukses.
3. Menceritakan Kembali Teks Iklan
Iklan merupakan teks yang ringkas. Semakin luas ruang yang diperlukan untuk
penayangannya, semakin besar biayanya. Oleh karena itu, kata kata dalam iklan
harus diperhitungkan keefektifannya. Materi iklan yang berlebihan justru akan
mengganggu keefektifan pesan itu sendiri. Khalayak cenderung tidak menyukai
sajian seperti itu karena terkesan menggurui.

C. Menelaah Pola, Struktur, dan Kaidah


Kebahasaan Iklan
1. Pola pola Penyajian Iklan
Dalam penyajian secara lisan, iklan dapat kamu simak melalui radio dan televisi.
Khususnya iklan di televisi maupun  dalam  laman laman  internet, iklan  merupakan
gabungan teks lisan, tertulis, dan gerak. Bentuk bentuk iklan  tersebut tentu saja
memiliki karakteristik masing masing dalam pola penyajiannya.

a. Iklan Media Cetak 


Karakter utama dari iklan adalah penggunaan bahasa tertulis di dalam penyampaian
pesan pesannya. Di samping mengutamakan kejelasan dalam kata katanya, iklan di
media cetak mengandalkan desain grafis, seperti warna dan bentuk huruf, tata letak,
serta gambar gambar. Iklan di media cetak memiliki beberapa macam berdasarkan
keluasan ruang atau space nya. 
 Iklan baris adalah iklan yang pemasangannya berupa baris baris. Teks yang
disajikannya sangat terbatas. Tidak ada gambar ataupun ilustrasi ilustrasi
dalam iklan ini. 
Contoh : 

JUAL RMH SEMI VILLA LS 174 BT 4 BH KOLAM, AIR BAGUS, CCK UTK
PERISTIRAHATAN HUB. 3283799 (TP)

 Iklan kolom adalah iklan yang pemasangannya dalam media berupa kolom
kolom. Oleh karena itu, bentuknya besar. Di samping menggunakan teks,
iklan ini sering pula menyertakan gambar dan berbagai ilustrasi menarik
lainnya.
 Iklan display merupakan iklan yang berisi hanya kata kata dan gambar, foto,
ataupun media media grafis lainnya. 

2. Iklan Elektronik

 Iklan radio, iklan ini mengandalkan efek suara, baik itu berupa tuturan, musik,
maupun bunyi bunyi. 
 Iklan televisi, iklan ini mengandung unsur suara, gambar, dan gerak.
 Iklan film, tersaji dalam judul film (produk sinema). Iklan film biasanya muncul
sebelum film utama diputar.
Menurut isinya, iklan diklasifikasikan dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut :

1. Iklan pemberitahuan, lebih terfokus pada kepentingan untuk memberitahu


khalayak mengenai suatu hal, baik itu yang berupa peristiwa, keadaan, atau
hal lainnya. Sebagai contoh pembubaran perusahaan, rapat umum
pemegang saham, dan masih banyak lagi yang lainnya.
2. Iklan layanan masyarakat, bertujuan memberikan penerangan atau
penjelasan kepada masyarakat. Sebagai contoh seperti iklan keluarga
berencana dan iklan bahaya narkotika.
3. Iklan Penawaran, bertujuan untuk menawarkan produk atau jasa. Seperti
iklan niaga dan iklan lowongan kerja.
4. Struktur Teks Iklan 

Bagian bagian Iklan :

 Pengenalan produk. Bagian ini dapat pula disebut sebagai judul teks. 
 Pernyataan persuatif, berisi pernyataan yang mendorong pembaca atau
pendengar berbuat sesuatu. 
 Slogan, gambar produk, nama, dan logo perusahaan 

3. Kaidah Kebahasaan Teks Iklan


 Persuasif, bersifat membujuk atau dorongan 
 Imperatif, bersifat permintaan, ajakan, dorongan, atau larangan. 
 Bahasa yang sederhana, mudah diingat, dan mudah dipahami.
 Berima, puitis
 Berkesan positif
D. Menulis Iklan 
1. Langkah langkah Penulisan
 Mulai dengan kata yang menarik.
 Menawarkan solusi
 Menunjukkan bukti
 Mengajukan harga
2. Penyuntingan Iklan
Memperhatikan kembali iklan yang telah disusun, baik itu berkaitan dengan isi,
struktur, maupun penggunaan bahasanya. Adakah bagian bagian yang harus
disempurnakan atau tidak.

Penyuntingan perlu dilakukan untuk mendapatkan karya tulis yang lebih baik.
Penyuntingan hampir sama dengan kegiatan dalam mengevaluasi.

BAB 3

. Mengenali Unsur – Unsur Teks Eksposisi


Unsur teks eksposisi akan memberikan gagasan, fakta, dan pola pola
pengembangannya dalam artikel ilmiah. Dengan mempelajari unsur unsur teks
eksposisi, diharapkan kamu akan paham dalam beberapa aspek mengenai informasi
teks eksposisis dan pola pengembagannya. 

1. Gagasan dan fakta dalam Teks Eksposisi 


Teks eksposisi memuat penilaian, dorongan, atau ajakan ajakan tertentu kepada
khalayak. Bentuk teks eksposisi, terutama di dalam media massa, dapat berupa
esai, tajuk rencana (editorial), ataupun tanggapan kritis.

Gagasan disebut juga ide ataupun pendapat. Isinya berupa pernyataan yang
mungkin berupa komentar, penilaian, saran, dorongan, dan bujukan. Contoh:  Jika
Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan Sumatera
akan musnah dan diikuti oleh musnahnya hutan Kalimantan.

Fakta adalah (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar
benar ada atau terjadi. Hal ini berfungsi untuk memperkuat gagasan sehingga
diharapkan lebih meyakinkan khalayak. Contoh: Selama bulan Januari sampai
Oktober, 45% dari keseluruhan titik kebakaran terkonsentrasi di Provinsi Riau.
2. Pola pola Pengembangan Teks Eksposisi
Dalam teks eksposisi, hubungan antar bagian dalam teks berpola sebab akibat.
Berikut pola yang dapat digunakan di dalam pengembangan teks eksposisi. : 

a. Pola umum khusus


Ide pokok bagian teksnya ditempatkan pada awal paragraf yang kemudian diikuti
oleh ide ide penjelas. Pola demikian dikenal sebagai paragraf deduktif. 

b. Pola khusus umum 


Bagian terakhir dalam bagian teks ini berfungsi sebagai simpulan atau rangkuman
dari pendapat pendapat yang dikemukakan sebelumnya. 

c. Pola ilustrasi 
Ilustrasi ilustrasi tersebut berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Dalam hal
ini pengalaman pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif
dalam meyakinkan kebenaran suatu gagasan. 

d. Pola perbandingan 
Untuk meyakinkan suatu pendapat, kamu dapat melakukan suatu perbandingan.
Benda benda, keadaan, atau yang lain ditentukan perbedaan ataupun kesamaannya
berdasarkan aspek tertentu. Dengan cara demikian, keyakinan pembaca atas
gagasan yang kita sampaikan akan lebih kuat.

B. Menyimpulkan Isi Teks Eksposisi


1. Gagasan Umum sebagai Dasar Penyimpulan Isi Teks
Pada umumnya bagian tersebut berada di antara tesis dan penegasan ulang.
Rangkaian gagasan dalam teks eksposisi ada yang berupa gagasan umum dan
gagasan khusus.

Gagasan umum, gagasan utama, atau ide pokok merupakan gagasan yang menjadi
dasar pengembangan suatu paragraf. Keberadaan gagasan umum suatu teks atau
paragraf dapat diketahui setelah membaca teks itu secara keseluruhan.

Namun demikian, tidak sedikit pula paragraf yang menempatkan gagasan umumnya
itu pada kalimat pertamanya. Teks seperti itu akan lebih cepat dan lebih mudah bagi
pembaca untuk memahami paragraf tersebut. 
Gagasan umum akan disertai gagasan gagasan khusus atau dapat pula disebut
gagasan pendukung atau gagasan penjelas. Gagasan gagasan pendukung
dikembangkan berdasarkan gagasan umum. Gagasan umum dijabarkan oleh lebih
dari satu gagasan khusus.

Contoh:
Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar benar sudah memprihatinkan. Dalam
kurun waktu 50 tahun, hutan Indonesia mengalami penurunan  luas sebesar 64 juta
hektare. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di Sulawesi telah memusnahkan.
Bagian yang bercetak tebal merupakan gagasan umum paragraf tersebut.
Sementara itu, kalimat kalimat lain berfungsi sebagai pendukung atau penjelas.

2. Jenis Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan


Umumnya
Gagasan gagasan umum teks memiliki letak yang berbeda beda. Ada yang di
bagian awal, bagian akhir, dan di bagian bagian lainnya. Berdasarkan letak gagasan
umum, paragraf terbaik ke dalam beberapa jenis. Berikut penjelasannya. 

a. Paragraf Deduktif 
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak di awal paragraf.
Gagasan umum atau gagasan utamanya dinyatakan dalam kalimat pertama.

b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf
atau pada kalimat penutup paragraf.

c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada kalimat
pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.
Kalimat terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari pernyataan yang
dikemukakan dalam kalimat pertama.

C. Menelaah Struktur dan Kaidah Teks


Eksposisi
1. Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi memiliki struktur dan kaidah kebahasaan tertentu. Pemahaman
struktur dan kaidahnya itu sangat  penting agar kita bisa membedakan teks
eksposisi dengan jenis teks lain.
 Tesis, yakni berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis
secara umum tentang topik yang akan dibahasnya. 
 Rangkaian argumen, berupa sejumlah pendapat atau argumen penulis
sebagai penjelasan atas tesis yang dikemukakan sebelumnya. Argumen
bersifat menguatkan fakta yang ada di dalam teks.
 Penegasan ulang, sebagai perumusan kembali secara ringkas. Bagian ini
sering pula disebut penutup atau simpulan.
 Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
1. Menggunakan kata kata teknis yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Istilah istilah ini muncul di dalam teks dalam bentuk kata yang berisikan
makna. Seperti hutan lindung, hutan alam, sektor kehutanan, dna lain
sebagainya. 
2. Menggunakan kata yang menunjukkan hubungan argumentasi. Misalnya, jika,
sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena itu. Ada juga
yang menyatakan hubungan kronologis dan perbandingan atau pertentangan,
seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, dan lain
sebagainya.
3. Menggunakan kata kerja mental. Seperti diharapkan, memprihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, dan
menyimpulkan.
4. Menggunakan kata kata perujukan. Semisal seperti “berdasarkan data…..”
5. Menggunakan kata kata persuasif. Seperti hendaklah, sebaiknya, perlu,
harus, dan lain lain. Terkadang juga sering menggunakan kata kata denotatif
yaitu kata yang bermakna sebenarnya. 
D. Menyajikan Teks Eksposisi
Teks eksposisi menyajikan sejumlah argumen. Teks eksposisis sendiri bertujuan
untuk menyakinkan orang lain terhadap suatu narasi. Di dalamnya harus disajikan
fakta untuk menyakinkan para pembaca mengenai argumen atau pendapat.

Sistematika penyajiannya, teks eksposisi diawali dengan penyajian tesis atau


masalah yang kemudian diikuti dengan rangkaian argumentasi atau pendapat
penulis. Dan disajikan pula sejumlah fakta untuk menguatkan dan menggunakan
penegasan ulang di akhir teks. 

Langkah langkah Penyajian


1. Menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas. 
2. Membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dipilih.
3. Mendaftar topik topik yang berkaitan dengan isu.
4. Menyusun kerangka karangan struktur teks eksposisi. 
5. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksposisi. 
6. Kegiatan Penyuntingan
Unsur unsur yang perlu disunting :
1. Aspek isi terkait dengan daya tarik isu, kelugasan argumen, dan kelengkapan
fakta. 
2. Aspek struktur penyajian terkait dengan kelengkapan dan ketepatan susunan
antarbagian teks. 
3. Aspek kaidah kebahasaan, terkait dengan ketepatan penggunaan kata sesuai
dengan karakteristik dari teks eksposisi.

BAB4
A. Menemukan Unsur – Unsur Pembentuk
Puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
mengutamakan keindahan kata kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal.

Atau definisi lain dari puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya
bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi yang indah tentunya harus memperhatikan gaya bahasa supaya dapat
memberikan makna yang mendalam. 

2. Unsur unsur Puisi

a. Majas dan Irama


Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk
menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan
kesan kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan,
pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.

Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang ulang. Irama
berfungsi untuk memberi jiwa pada kata kata dalam sebuah puisi yang pada
akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu,
dan bahagia. 

b. Penggunaan Kata kata Konotasi


Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah
mengalami penambahan penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,
maupun imajinasi, dan perasaan penyair.

c. Kata kata Berlambang


Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang
menyatakan maksud tertentu.

d. Pengimajinasian dalam Puisi


Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan
atau imajinasi. Pembaca seolah olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu
yang diungkapkan penyair.

B. Menyimpulkan Isi Puisi


1. Isi Puisi
Dengan mengenali unsur unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara
mendalam. Pengenalan unsur unsur fisik, seperti majas, kata kata konotatif,
perlambangan, dan pengimajiannya, memudahkan kita untuk mengetahui tema dan
amanatnya. Kita juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya terhadap
pembaca.

2. Jenis Jenis Puisi

a. Puisi Naratif
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke
dalam beberapa macam, yaitu balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi
cerita tentang orang orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Sedangkan, Romansa
adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah
percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.

b. Puisi Lirik
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. 
Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Warna warna di belakang
serenade itu melambang kan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan
kecewa.  Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
sesuatu keadaan. 

c. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan
atau peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Jenis
jenis puisi deskriptif adalah satire dan kritik sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap
suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan
sebaliknya. 

Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair
terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan
kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut. 
C. Memilih Unsur – Unsur Pembangun Puisi
Unsur unsur puisi meliputi majas, irama, kata kata konotasi, dan kata kata
berlambang. Unsur tersebut berfungsi sebagai unsur fisik puisi. Di samping itu, ada
pula unsur batin, yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur unsur fisik.

Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik. Dengan cara
demikian, akan tersingkap unsur batin, yang di dalamnya meliputi tema, amanat,
perasaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca.

Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok
persoalan atau pokok pikiran itu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga
menjadi landasan utama dalam puisinya.

Tema dapat pula berupa perasaan penyair terhadap kenyataan sosial budaya
sekitarnya. Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana protes atau pun sebagai
ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap lingkungan dan
masyarakatnya.

Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna
asalnya. Sedangkan makna konotasi adalah makna yang telah mengalami
penambahan atau pergeseran dari makna asalnya. 

D. Mari Berpuisi dengan Indah


1. Menulis Puisi

Langkah langkah menulis puisi :

 Menentukan gagasan menarik yang bisa dijadikan puisi. 


 Mencari kata kata yang tepat dan padat sehingga dapat mengekspresikan
puisi.
 Menggunakan kalimat konotasi.
 Berlatih terus menerus, karena jam terbang dalam berpuisi akan sangat
menentukan kualitas puisi yang dibuat.
 Beranikan mempublikasi puisi dalam majalah dinding, blog pribadi, ataupun
media massa. Tujuan puisi adalah untuk mengekspresikan, maka kamu harus
mempublikasikan supaya ekspresi kamu didengar. 

2. Pembacaan Puisi yang Baik


 Perhatikanlah judul puisi. 
 Lihatlah kata kata yang dominan. 
 Pahami makna makna konotatif yang ada dalam puisi itu. 
 Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan
memparafrasakannya.  
 Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi.
Setelah itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan kualitas
suara (vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara mengucapkan
kata kata dalam puisi itu, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.

Adapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas penghayatan dari
puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak mimik harus sesuai
dengan makna puisi yang akan dibacakan.

3. Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu. Antara puisi dengan
musik harus memiliki keselarasan. 

Dalam musikalisasi puisi, tidak boleh mengganti atau mengubah kata dalam larik
puisi. Hal itu disebabkan puisinya sudah tercipta. Dalam musikalisasi puisi
aransemen musik tidak boleh mengubah puisi.

Aransemen musik pasti dapat menangkap karakter puisi yang digubah. Puisi yang
bernuansa muram dan sedih ditampilkan dalam nada dan irama musik yang
bernuansa muram dan sedih pula. 

Kita harus memiliki kepekaan rasa sehingga dapat menyelaraskan karakter musik
dengan puisi yang dipilih sebagai lirik lagunya. Selain itu, kita tidak perlu terpaku
pada musikalisasi puisi yang ada. Kita dapat menciptakan aransemen lagu sendiri
yang berbeda dengan teman temanmu. Musik harus sesuai dengan karakter atau isi
puisi. 

Alat musik yang digunakan sebagai pengiringnya pun tidak harus selamanya alat
alat music modern melankan bisa berupa alat musik daerah. Apabila isi puisi itu
bercerita tentang suatu daerah, alat alat musik tersebut lebih tepat digunakan
daripada alat alat musik yang bernuansa modern.

BAB5

A. Menentukan Ciri – Ciri Teks Eksplanasi


1. Pengertian Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi, yakni teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau
proses terjadinya sesuatu. Dapat berupa sejarah perkembangan sebuah
kabupaten.
Selain proses perkembangan suatu tempat, teks eksplanasi dapat
ditemukan pada bacaan bacaan lain yang menjelaskan proses terjadinya
fenomena alam, sosial, atau budaya. Mungkin juga pada proses yang
berkenaan dengan tubuh manusia.

2. Ciri Ciri Teks Eksplanasi


Ciri ciri teks eksplanasi akan memberikan perbedaan antara teks eksposisi.
Teks ini memiliki keunikan, karena biasanya digunakan untuk menjelaskan
mengenai runtutan peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain. Ciri ciri
ini banyak ditemukan di teks teks sejarah, kronologi kejadian, dan masih
banyak lagi yang lainnya. 

 Teks terdiri atas paragraf paragraf.


 Setiap paragraf mengusung sebuah topik, yaitu tentang terjadinya
arus energi.
 Terdapat kalimat fakta dan dirangkaikan dengan pola kronologis
(urutan waktu) ataupun secara kausalitas (sebab akibat).

B. Meringkas Teks Eksplanasi


1. Menentukan Gagasan Umum Teks Eksplanasi
Untuk meringkas teks eksplanasi kita perlu mengawalinya dengan
memahami gagasan pokok (ide pokok) dari paragraf paragrafnya. 

Contoh:
Beberapa roket ruang angkasa menggunakan bahan padat untuk
mendorong, dan menekannya  ke depan.  Bahan  bakar  tersebut  lebih 
kuat  dibandingkan dengan bubuk mesiu, tetapi mempunyai cara kerja
yang sama. Sebagian besar pesawat luar angkasa menggunakan bahan
bakar cair. Bahan ini lebih serba guna daripada bahan padat.
Kalimat yang bercetak tebal adalah gagasan pokok dari paragraf tersebut.
Dan di kalimat selanjutnya merupakan penjelasan dari kalimat tersebut.

2. Langkah Langkah Meringkas Teks Eksplanasi


 Ringkasan disusun berdasarkan bagian bagian penting yang ada di
dalam teks.
 Mencari pokok, yang letaknya bisa di bagian awal ataupun pada
bagian akhir paragraf.
 Mencatat gagasan pokok tersebut.
 Memadukan dan menceritakan kembali dengan menggunakan kata
kata sendiri.
C. Menelaah Isi, Struktur, dan Kaidah Teks
Eksplanasi
1. Isi Teks Eksplanasi
Berdasarkan isinya, tampak bahwa teks eksplanasi menjelaskan suatu
proses atau berupa rangkaian suatu fenomena ataupun kejadian, baik itu
yang berkaitan dengan alam, sosial, ataupun budaya. Dalam
pemaparannya, teks tersebut mungkin merupakan jawaban dari
pertanyaan mengapa atau bagaimana. 

 Teks eksplanasi sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa,


uraiannya akan bersifat kausalitas.
 Teks eksplanasi sebagai jawaban atas pertanyaan bagaimana,
uraiannya akan bersifat kronologis.
2. Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi dibentuk oleh struktur yang diawali oleh pengenalan
fenomena, rangkaian peristiwa, hingga ulasan dari peristiwa tersebut.

a. Identifikasi fenomena, mengidentifikasi sesuatu yang akan


diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya,
dan fenomena fenomena lain.
Contoh: Awal pemerintahan Kabupaten Bandung, dimulai sejak Piagam
Sultan Agung Mataram pada  tanggal 20 April 1641.

b. Penggambaran rangkaian kejadian, sebagai perincian atas kejadian


yang relevan dengan identifikasi fenomena. Bagian ini dapat disusun
dengan pola kausalitas ataupun kronologis.
Contoh: Pada tahun 1575 yang berkuasa di daerah ini adalah 
pemerintahan  Islam. Dilanjutkan pemerintahan Mataram (1621–1677) dan
pemerintahan Belanda. Pada saat Mataram berkuasa itulah, nama
keprabuan diubah menjadi kabupaten
c. Ulasan, berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas
kejadian  yang dipaparkan sebelumnya.
Contoh: Dengan demikian tropisme sesungguhnya merupakan gerak dari
bagian tumbuhan yang disebabkan adanya rangsangan. Hal itu ternyata
berbeda dengan gerak pasti, arah gerak tropisme bergantung pada arah
datangnya rangsangan.
3. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
a. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh
sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
Contoh: 

Kerusakan  hutan  yang  terjadi  di  Indonesia,  terutama di Pulau Jawa, 


telah mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Kerusakan
tersebut disebabkan oleh maraknya penebang liar
yang mengakibatkan menurunnya fungsi hutan sebagai resapan air.
Kerusakan hutan tersebut juga disebabkan oleh pemilik hak pengusahaan
hutan (HPH) dalam melakukan reboisasi.
b. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti
kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

Contoh: 

Berdasarkan piagam itu, Sultan Agung diangkat Tumenggung


Wiraangunangun sebagai Bupati Bandung. Ketika itu, pemerintahan
Kabupaten Bandung berpusat di daerah Krapyak atau Bojongasih.
Tepatnya, di tepi Sungai Cikapundung, dekat muaranya yaitu Sungai
Citarum. Nama Krapyak kemudian berganti menjadi Citeureup. Nama itu
hingga kini tetap abadi menjadi salah satu nama desa di Dayeuhkolot.
c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya
pada kata ganti penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya,
Kabupaten Bandung, burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan
budaya Papua.

d. Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan,
sesuai dengan topik yang dibahasnya.

Contoh kata kata teknis sektor usaha dan bidang ekonomi (yang dicetak
tebal):

“Terpuruknya industri pariwisata saat ini, ternyata telah mendorong


masyarakat pedesaan  melirik sektor pertanian.  Banyak pemuda atau
pasangan muda yang dulu bekerja di  kota seperti Denpasar, Sanur atau
Kuta, kemudian memilih pulang ke kampung. Pasalnya, krisis akibat
terpuruknya pariwisata itu tidak hanya dirasakan industri pariwisata, tetapi
juga sektor kerajinan tangan dan peternakan.”
Kaidah kebahasaan teks eksplanasi terdiri dari kata teknis, konjungsi
kausalitas, kata benda jenis fenomena dan konjungsi kronologis. Berikut ini
adalah masing masing contoh dari kata di atas.
 Kata Teknis: Ekosistem, fotosintesis, ekologi
 Konjungsi Kausalitas: Sebab, karena, sehingga
 Kata Benda Jenis Fenomena: Gerhana, banjir, proses evolusi
 Konjungsi Kronologis: Kemudian, lalu
D. Menulis Teks Eksplanasi
1. Pola Pola Pengembangan Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi dapat disusun dengan berbagai pola, yaitu dengan pola
kronologis dan kausalitas. Kedua pola itu dapat pula divariasikan
penyusunannya. Kedua pola itu bisa saling melengkapi. Di samping itu,
mungkin pula hal itu terselingi dengan pola pola lainnya, seperti pola
definisi, ilustrasi, dan umum khusus.

2. Langkah langkah Menulis Teks Eksplanasi


 Menentukan topik atau suatu kejadian yang menarik, dikuasai, dan
aktual.
 Menyusun kerangka teks, yakni dengan mengembangkan topik
utama ke dalam rincian rincian topik yang lebih spesifik.
 Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait
dengan kejadian yang dituliskan dari berbagai sumber. Caranya ialah
dengan observasi lapangan, studi literatur, atau yang lainnya.
 Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks
eksplanasi yang lengkap dan utuh dengan memperhatikan struktur
bakunya.

BAB6

A. Menunjukkan Ciri – Ciri Ulasan


1. Pengertian Ulasan
Ulasan merupakan teks yang berfungsi untuk menimbang, menilai, dan
mengajukan kritik terhadap karya atau peristiwa yang diulas tersebut.
Objek tanggapan kritis dapat berupa novel atau cerpen, film atau drama,
lagu, lukisan, dan buku atau ilmu pengetahuan.
Pengertian Ulasan dari KBBI
 Ulasan Berita adalah ulasan di televisi mengenai berita berita yang
aktual. Disiarkan melalui televisi dan disaksikan oleh banyak orang.
 Ulasan Buku adalah pertimbangan mutu buku yang dalam
pembicaraannya lebih ditekankan pada penilaian ilmiah dengan
mengemukakan argumentasi yang cendekia. Atau nama lainnya
ialah resensi buku.
 Ulasan Pers adalah siaran yang berisi komentar atas tajuk tajuk
surat kabar. Hampir mirip seperti ulasan berita. Tapi ulasan pers
lebih ke mengomentari berita yang disampaikan lewat televisi.
2. Ciri Ciri Teks Ulasan
 Memakai kata hubung atau konjungsi penerang, seperti yaitu, yakni,
dan jika.
 Memakai kata konjungsi temporal, seperti selanjutnya, sejak,
semenjak, dan pada akhirnya.
 Memakai kata konjungsi pemicu, seperti karena dan sebab.
 Memakai kalimat pengakuan berbentuk referensi atau anjuran di
bagian akhir text. Umumnya diikuti dalam kata harus, seharusnya,
sebaiknya, dan jangan.
 Memakai kalimat karakter sikap, seperti halus, antagonis, protagonis,
nakal, panutan, eksotis, dan lain-lain.
 Memakai kata benda yang merujuk pada manusia, binatang atau
benda yang lain, dan ide atau pemahaman.
 Memakai kata kerja yang memiliki makna tindakan, proses atau
kondisi bukan karakter.
 Memakai kalimat metafora, yaitu penggunaan kata atau barisan kata
bukan arti sesungguhnya. Tetapi, satu majas atau lukisan berdasar
kesamaan dan perbedaan.
 Memakai kata referensi yang mengarah satu simpatisan spesifik.
 Memakai kalimat majemuk. Baik itu kalimat majemuk bertingkat atau
kalimat majemuk sama dengan.

Untuk memahami teks ulasan ini, kamu harus membaca beberapa teks
ulasan. Dengan membaca, kamu bisa memahami apa saja isi yang
terkandung di dalam teks tersebut. Baru kamu bisa menemukan ciri ciri
atau karakteristik dari teks ulasan.

B. Menjelaskan Kembali Teks Ulasan


1. Maksud Suatu Teks Ulasan
Teks ulasan ini memberikan manfaat :
 Menambah pengetahuan mengenai isi karya tersebut. Biasanya akan
karya itu akan dicuplik dengan pengetahuan.
 Meningkatkan pemahaman pada pembaca.
 Memunculkan sifat apresiatif terhadap karya orang lain. Sehingga
pembaca ulasan akan lebih respek kepada pekarya.
 Memperkuat daya kritis bagi pembaca ulasan.
 Menghargai suatu karya milik pekarya sehingga akan menghindari
tindakan yang merugikan bagi pekarya.
Manfaat yang paling khusus ialah memperkuat daya kritis. Memperkuat
daya kritis sudah termasuk memunculkan sikap apresiatif, meningkatkan
pemahaman dan menambah pengetahuan. Jadi urutan manfaatnya dari
yang terkecil hingga yang yang terbesar adalah menambah pengetahuan,
meningkatkan pemahaman, memunculkan sikap apresiatif, dan
memperkuat daya kritis. 

2. Kekurangan dan Kelebihan Suatu Teks Ulasan


Kekurangan teks ulasan bisa terjadi pada strukturnya yang tidak lengkap.
Misalnya, karena tidak menyebutkan identitas karya yang ditanggapi.
Kekurangannya itu mungkin pula terdapat pada isinya yang tidak jelas.
Selain itu, misal terdapat penyebutan nama grup yang tidak dikenal oleh
pembaca dan hal itu akan mengganggu pemahaman mereka. 

Kekurangan suatu teks mungkin pula dijumpai pada pilihan katanya.


Misalkan menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah. Kata kata
tersebut kemungkinan sulit dipahami oleh para pembaca. Oleh karena itu,
sebaiknya dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.

Teks ulasan tidak selalu mimiliki kekurangan. Di dalamnya tentu pula


terdapat sejumlah kelebihan. Hal itu terkait dengan kejelasan
penyampaiannya, penggunaan bahasa, dan kelebihan pada aspek aspek
yang lain.

Kelebihan dan Kekurangan Teks Ulasan (selain dari


pembahasan diatas):
Kelebihan:
 Bisa kritis terhadap suatu karya
 Pembaca bisa memiliki rasa menghargai terhadap karya orang lain
 Menambah wawasan bagi pembaca
Kekurangan:
 Pilihan kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia akan
menimbulkan multi tafsir atau pemahaman yang berbeda beda setiap
pembacanya
 Bobot informasi dalam teks ulasan suatu karya tergantung dari
pemahaman penulis tentang karya tersebut.
C. Menelaah Struktur dan Kaidah Teks Ulasan
1. Struktur Teks Ulasan
 Identitas karya (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal
halaman, dan ukuran buku).
 Orientasi dalam paragraf pertama, yakni dengan menjelaskan
keberadaannya sebagai novel yang mendapat penghargaan,
sekaligus mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak
kalangan.
 Sinopsis, berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman
penulis terhadap isi novel.
 Analisis berupa paparan tentang keberadaaan unsur unsur cerita,
seperti tema, penokohan, dan alur.
 Evaluasi berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu
karya. Semisal kelebihan karya tersebut adalah bahasanya mudah
dicerna. Sedangkan kekurangannya adalah novel sangat langka dan
sulit ditemukan di toko buku.
2. Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan
 Menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
Contoh: “Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan
Anwar. Ia menaruh dendam kepada Anwar dan berniat
membunuhnya.”
 Menggunakan konjungsi temporal, seperti sejak, semenjak,
kemudian, akhirnya. Contoh: “Sejak saat itulah, pemahaman Hasan
tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan
Tuhan.”
 Menggunakan konjungsi penyebab, seperti karena, sebab. Contoh:
“Akan tetapi, karena Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang
berbalik memengaruhi Hasan.”
 Menggunakan pernyataan pernyataan yang berupa saran atau
rekomendasi pada bagian akhir teks (jangan, hendaknya, harus).
Contoh:” Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita
malah tersesat. Bahkan, sampai mengingkari ajaran agama.”

D. Menyusun Teks Ulasan


Langkah Langkah Penyusunan
 Mencatat identitas buku atau karya yang akan diulas. Yang meliputi
judul, penulis, nama penerbit, tahun terbit, termasuk ketebalan. Kalau
perlu termasuk harga buku.
 Mencatat hal hal menarik atau penting dari isi buku. Hal yang penting
dari sebuah buku bisa ditemukan di pengantar, profil buku, dan lain
sebagainya.
 Menelaah kelebihan dan kelemahan isi buku. Seperti kelebihan buku,
sedikit sinopsis, isi pesan buku, desain cover, gaya bahasa, dan lain
sebagainya.
 Merumuskan kesimpulan tentang isi dan kesan kesan buku itu
secara keseluruhan. Ini bagian dari pendapat dari seorang reviewer
atau orang yang mengulas sebuah karya. Kesimpulan bisa
didapatkan saat kamu telah menyelesaikan semua isi buku atau
membaca sinopsi dari sumber lain.
 Membuat saran saran untuk pembaca. Buatlah saran untuk calon
pembaca. Saran itu semisal “Bacalah buku ini saat di pagi hari”
 Penuangan Catatan ke dalam Teks Ulasan Lengkap
Catatan itu dapat kamu jelaskan kembali dengan memperhatikan struktur
teks ulasan yang telah dipahami sebelumnya. Memperhatikan kaidah
kebahasaannya, seperti dalam hal penggunaan konjungsi penyebaban dan
temporal, kata kata penerang, dan pernyataan pernyataan yang bernada
saran.

BAB7

A. Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif


1. Pengertian Teks Persuasif
Teks persuasif adalah berisi ajakan atau bujukan. Pernyataan pernyataan di dalam
teks tersebut mendorong seseorang untuk mengikuti harapan atau keinginan
keinginan penulis. Sebagai tulisan yang bersifat ajakan, pernyataan pernyataan di
dalam teks tersebut cenderung “mempromosikan” sesuatu yang diperlukan
pembaca.
Di dalam teks persuasif terdapat pendapat pendapat seperti halnya di dalam teks
argumentatif. Mungkin pula tersaji fakta. Di dalam teks persuasif, baik pendapat
maupun fakta digunakan dalam rangka memengaruhi pembaca agar mau mengikuti
bujukan bujukan itu.

Di samping menggunakan fakta, penulis dapat pula menggunakan pendapat para


ahli. Juga bisa menggunakan cara lainnya yang sekiranya dapat memperkuat ajakan
atau imbauannya itu.

2. Ajakan dalam Teks Persuasif


Ajakan adalah kata kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan. Ajakan dapat
pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Di
samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan ajakannya itu
secara tersirat.
Walaupun tidak dinyatakan secara langsung, pembaca tetap akan memahami
bahwa teks itu berisi suatu ajakan atau bujukan agar pembacanya itu berbuat
sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya.

B. Menyimpulkan Isi Teks Persuasif


1. Simpulan Isi Teks Persuasif
Simpulan adalah rumusan akhir tentang sesuatu. Simpulan disusun berdasarkan
pemahaman atau penalaran kita terhadap keseluruhan isi teks itu. Karena isi teks
persuasi berkenaan dengan ajakan, kesimpulan tersebut tidak jauh dari jawaban
atas pertanyaan “Mengajak apa teks persuasi itu?”  

Contoh sebuah teks persuasif dan kesimpulannya.


Betapa sulitnya seorang pecandu rokok untuk menghentikan kebiasaan
merokoknya. Seberapa mahal pun harga rokok tidak dapat menghentikan mereka.
Misalnya, di Malaysia, harga 20 batang rokok dapat setara dengan lima persen
pendapatan buruh kasar. Di Shanghai, Cina, petani dan perokok menghabiskan
uang untuk membeli rokok lebih banyak daripada yang dipakai untuk membeli
gandum, daging, dan buah buah sebagai kebutuhan utama  mereka.  Hentikan
merokok sebelum candu rokok melekat pada diri Anda.

Simpulan untuk cuplikan teks tersebut adalah kita harus menghentikan kebiasaan
merokok agar tidak menjadi kecanduan.

2. Langkah langkah Penyimpulan Teks Persuasi


 Membaca keseluruhan isi teks, menemukan gagasan umum teks.
 Mencatat bagian bagian penting dari isi teks itu, di awal atau di akhir paragraf.
 Memahami hubungan logis antar bagian penting teks itu, hubungan kualitas.
 Merumuskan kesimpulan akhir isi teks secara ringkas dan jelas.
C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan
Teks Persuasif
1. Struktur Teks Persuasif
 Pengenalan isu, yakni berupa berupa pengantar atau penyampaian tentang
masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.
 Rangkaian argument, yakni berupa sejumlah pendapat penulis atau
pembicara terkait  dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya.
Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen
argumennya itu. 
 Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya
dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan
sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun
tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan
memperkuat ajakan ajakan itu.
 Penegasan kembali atas pernyataan pernyataan sebelumnya, yang biasanya
ditandai oleh ungkapan ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh
karena itulah.
2. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasif
Kaidah kebahasaan yang berfungsi sebagai penanda utama teks itu adalah
terdapatnya penyataan pernyataan  yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan,
dan sejenisnya.
1. Menggunakan kata kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan
topik yang dibahas. 
2. Menggunakan kata kata penghubung yang argumentatif. Misalnya, jika, sebab,
karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
3. Menggunakan kata kata kerja mental (diharapkan, memprihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan. 
4. Menggunakan kata kata perujukan (berdasarkan data….).

Contoh kalimat pendapat:


1. Kita memang belum bisa terbuka membicarakan soal seks dan kesehatan
reproduksi.
2. Kita bisa bertanggung jawab atas pilihan kita tadi sehingga tidak akan
menyesal di kemudian hari.
Contoh kalimat fakta:
1. Lewat situs situs tertentu di internet, beragam informasi yang kita butuhkan
bisa kita dapatkan.
2. Dari sepuluh itu, salah satunya adalah mendapatkan informasi yang tepat
mengenai reproduksi remaja.
D. Menulis Teks Persuasi
1. Penyiapan Bujukan, Ajakan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penulisannya adalah menyiapkan
sejumlah bujukan ataupun ajakan. Hal inilah yang juga berfungsi sebagai tema
utamanya. 

Contoh bujukan: 

a. Mari, belajar dengan baik.  


b. Ayo, kita pergi berwisata.  
c. Sayangilah orang tuamu. 
Pada umumnya seseorang bisa mengikuti suatu bujukan apabila dalam dirinya
sudah tertanam kepercayaan. Oleh karena itu, siapkan pula sejumlah fakta dan
pendapat yang bisa mendorong orang lain untuk melakukan sesuai dengan harapan
kita.

2. Memperhatikan Struktur dan Kaidah Teks Persuasi


Untuk menulis teks seperti itu, terlebih dahulu kita harus menentukan temanya, yakni
berupa bujukan utama yang hendak disampaikan kepada pembaca/pendengar.
Kemudian membuat perincian perinciannya. 
Contoh Teks:
Belajarlah dengan tata cara yang baik, yaitu, berdoalah sebelum belajar dengan niat
tulus akan belajar sungguh sungguh. Pusatkan pikiran ketika belajar. Ketika kamu
mulai merasa jenuh, berhentilah sejenak untuk menenangkan otak, bisa dengan
nonton televisi (minimal 10 menit), berdiri, duduk rileks, berjalan mengelilingi
ruangan, atau juga menggerak-gerakkan badan. Setelah itu,  belajarlah  kembali
dengan tenang.
Dilihat dari isinya, teks tersebut menyampaikan bujukan bujukan. Hal itu tampak
pada kata kata berikut: belajarlah, pusatkan perhatian, berhentilah, belajarlah.
Dengan karakteristiknya seperti demikian, teks tersebut tergolong ke dalam bentuk
persuasi.

Untuk menulis teks ulasan yang bagus, kamu harus menentukan tema, yakni berupa
bujukan utama yang hendak disampaikan. Apakah bujukan itu berupa beli produk,
melakukan hal, atau yang lainnya. Kemudian buatlah perincian perinciannya supaya
pembaca tahu apa yang disampaikan. 

Jadi, dapat disimpulkan langkah langkah penyusunan teks persuasi :

 Menentukan tema (bujukan utama).


 Menyusun perincian (pengenalan isi, rangkaian, pendapat atau fakta, ajakan,
dan penegasan kembali). 
 Mengumpulkan bahan (fakta dan pendapat).
 Mengembangkan teks (memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan). 

BAB8

A. Mendalami Unsur – Unsur Drama


1. Karakteristik Drama

Ciri utama drama sebagai berikut :

 Berupa cerita. 
 Berbentuk dialog. 
 Bertujuan untuk dipentaskan.
Istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat :

a. Sandiwara 
Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa
sandhi yang berarti ’rahasia’, dan warah yang berarti ’pengajaran’. Oleh Ki Hajar
Dewantara, istilah sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan dengan
perlambang, secara tidak langsung.

b. Lakon 
Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam
drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3)
perbuatan, kejadian, peristiwa. 
c. Tonil 
Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya ’pertunjukan’. Istilah ini
populer pada masa penjajahan Belanda. 

d. Sendratari 
Sendratari kepanjangan dari seni drama dan tari. Sendratari berarti pertunjukan
serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan
mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan. 

e. Tablo 
Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain,
dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

2. Unsur-unsur Drama

a. Alur 
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur
drama mencakup bagian-bagian 1) pengenalan cerita; 2) konflik awal; 3)
perkembangan konflik; dan 4) penyelesaian. 

b. Penokohan 
Penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh.
Dalam pementasan drama, drama mempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang
mengaktualisasikan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang didukung oleh latar
peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan menampilkan cerita dan pesan-pesan yang
ingin disampaikan. 

Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu.
 Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan
drama. 
 Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.
Berdasarkan segi perwatakannya, tokoh dan perannya dalam pementasan drama
terdiri empat macam.

 Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan nasib atau


watak selama pertunjukan.
 Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk menyertai,
melayani, atau mendukung kehadiran tokoh utama.
 Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari
awal hingga akhir dalam dalam suatu drama. 
 Tokoh serbabisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain.

c. Dialog 
Ketiga elemen yang tidak boleh dilupakan dalam dialog adalah tokoh, wawancang,
dan kramagung. 

 Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan


pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis. 
 Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh
cerita. 
 Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh. 

d. Latar 
Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam drama
dinyatakan dalam petunjuk pementasan. 

5. Bahasa 
Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa
menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.

B. Menafsirkan Kembali Isi Drama


1. Ada Drama dalam ”Tayangan” Sehari-hari
Ketika menikmati tayangan film pun kita tidak sekadar memperoleh hiburan, kita pun
dapat memperoleh sejumlah pelajaran hidup yang dapat pula kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kita pun perlu bersikap kritis atau melakukan penilaian-
penilaian terhadap tayangan itu atas baik buruknya terhadap kita sebagai
penontonnya.

2. Tanggapan untuk Pementasan Drama


Tanggapan yang baik tidak sekadar menyatakan setuju atau tidak setuju.
Tanggapan harus disertai dengan alasan-alasan yang logis dan meyakinkan. Selain
itu, tanggapan hendaknya menggunakan kata-kata santun yang tidak menyinggung
perasaan orang lain.
C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan
Teks Drama
1. Struktur Teks Drama
Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut :

1. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah


drama atau sandiwara. 
2. Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia,
problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan
persoalan hidupnya. Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai
dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi. 
 Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang
sedang sudah atau sedang terjadi.  
 Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya: gangguan-
gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang
dialami tokoh utamanya. 
 Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama, berupa babak
akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konflik-konflik yang
dialami para tokohnya. 
3. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk
menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah
seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.
2. Kaidah Kebahasaan Drama
1. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal),
seperti: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. 
2. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. 
3. Menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh, seperti : merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah,
kuat.

D. Menulis Teks Drama


1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada
Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena
ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kamu hanya mengubah
formatnya ke dalam bentuk dialog.

Oleh karena itu, tugas kamu dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkaian
cerita yang ada dalam novel ke dalam bentuk dialog. Adapun dalam dialog itu, ada
tiga unsur yang tidak boleh dilupakan, yakni tokoh, wawancang, dan kramagung.
2. Naskah Drama dengan Orisinalitas Ide
Langkah-langkah penulisannya tidak jauh berbeda dengan ketika menulis cerpen,
puisi, ataupun karya-karya fiksi lain. 

 Menentukan topik, yakni berupa suatu peristiwa yang menarik dan memiliki
konflik yang kuat. 
 Menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternya.
 Membuat kerangka alur, yang menarik dan tidak mudah ditebak (penuh
kejutan). 
 Mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memperhatikan
struktur dan kaidah kebahasaannya yang tepat.
3. Pementasan Karya Sendiri
Langkah-langkah pementasan drama berikut :

1. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang


akan dipentaskan. 
2. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat
mengenal masing-masing peran. 
3. Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan
dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain. 
4. Mendalami peran yang akan dimainkan. 
5. Blocking. Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara mengarahkan
dan mengatur pemain. 
6. Running. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai
pengaturan pentas. 
7. Gladi resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain dari awal
sampai akhir melakukan latihan akhir; tanpa ada kesalahan lagi. 
8. Pementasan. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi
panggung sudah lengkap.

BAB9

A. Membaca dan Mengenali Unsur


Pembangun Buku Nonfiksi
Mengenali Unsur Buku
Bagian bagian yang ada pada kedua buku, entah itu data buku, informasi buku, isi
buku, dan lainnya.

Perbandingan Unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi


Membandingkan buku fiksi dan nonfiksi haruslah mengetahui keseluruhan unsur
buku. Ciri ciri buku fiksi adalah imajinatif, berbentuk novel atau cerpen, ditulis
dengan gaya bahasa, dan banyak konotatif. Sedangkan ciri ciri buku nonfiksi adalah
faktual, berbentuk tulisan ilmiah, menggunakan gaya bahasa formal, dan metode
penulisan denotatif. 
B. Merangkum Buku
Rangkuman adalah hasil menyarikan semua gagasan gagasan pokok atau intisari
suatu karangan atau buku menjadi bentuk yang ringkas atau pendek. Rangkuman
disebut juga sebagai ringkasan. Rangkuman tidak boleh mengubah ide pokok atau
gagasan pokok di teks aslinya.

Langkah Merangkum Berdasarkan Gagasan Pokok


 Bacalah informasi umum buku, seperti judul, pengarang, penerbit. Jika
berupa artikel, catat nama pengarang, nama media, dan tanggal terbit.
 Ketahui secara umum isi buku melalui daftar isi dan kata pengantar.
 Buku yang baik memiliki susunan berpikir yang terurai dengan baik dalam bab
dan sub bab. Setiap sub bab dijabarkan ke dalam paragraf. Setiap paragraf
memiliki satu pikiran utama.
 Berdasarkan butir nomor 3, maka kita dapat merangkum bacaan dari pokok
pokok  pikiran yang terdapat dalam setiap paragraf. Lihat kembali pelajaran di
kelas 7 tentang gagasan utama dan Gagasan rincian.
 Merangkum bacaan dapat dilakukan dengan menyusun pokok pikiran atau
gagasan utama di setiap paragraf.
 Format merangkum dengan teknik menentukan gagasan utama dan gagasan
rincian adalah judul buku, judul bab, judul sub bab, gagasan utama setiap
paragraf dalam sub bab (paragraf 1, paragraf 2, dst).
 Gagasan setiap paragraf dapat diungkapkan dalam satu kalimat. Merangkum
bacaan dapat dilakukan dengan menyusun setiap kalimat yang menjadi
gagasan utama atau pokok pikiran setiap paragraf ke dalam satu karangan.
Tips lain dalam merangkum buku atau bacaan ialah dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan di benak. Pertanyaan yang telah terjawabkan akan menjadi pokok pokok
isi buku atau tulisan tersebut.

Langkah Merangkum dengan Pemetaan Pikiran


 Tulis judul di tengah tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk
memudahkan mengingat judul tersebut.
 Buat cabang utama terkait topik tadi misalkan apa definisi mind map,
bagaimana  otak bekerja, apa itu kesuksesan, latihan apa yang bisa dilakukan
dan bagaimana aplikasinya.
 Teruskan dengan membuat cabang cabang utama lainnya dan gunakan
warna berbeda.
 Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin sedikit
semakin baik. Kalian mencatat bukan untuk menghafal melainkan untuk
memahami dengan bahasa sendiri.
 Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal hal yang saling
berhubungan.
 Gunakan garis garis lengkung dan alur yang nyaman buat. Tidak ada aturan
khusus dalam membuat peta pikiran.
 Jika ada hal hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, Kalian bisa
menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut.
 Merangkum akan mudah lagi bila ditambahkan dengan peta konsep yang
anda rancang sendiri. Menambahkan kata kunci dan label akan membuat
materi yang dirangkum bisa dengan mudah terpetakan dan ingat di kepala.
C. Menelaah Unsur Buku dan Membuat
Komentar
Unsur unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Dapat Dikomentari

Unsur Buku Nonfiksi yang dapat dikomentari:


 Bagian cover buku
 Rincian sub bab buku
 Judul sub bab
 Isi buku
 Cara menyajikan isi buku
 Bahasa yang digunakan
 Sistematika
Unsur Buku Fiksi yang dapat dikomentari:
 Bagian cover buku
 Rincian sub bab buku
 Judul sub bab
 Tokoh dan penokohan
 Tema cerita
 Bahasa yang digunakan
 Penyajian alur cerita
Pertanyaan Pemandu untuk Mengomentari
Dalam pembuatan resensi buku, harus dilakukannya tahap mengomentari. Saat
mengomentari buku, yang diperhatikan ialah kelebihan dan kekurangan buku.
Komentar ini nantinya bisa menjadi review untuk pembaca atau penulis yang akan
mengedit isi buku. 

Langkah Menulis Buku Non Fiksi


 Bacalah keseluruhan isi buku
 Jawablah pertanyaan; apa judul dan tema buku?
 Apa bidang ilmu yang dibahas dalam buku?
 Apa garis besar isi buku? Apa isi tiap bab?
 Apakah buku ditunjang oleh gambar atau foto, ilustrasi, tabel dan grafik?
Apakah cukup membantu memperjelas?
 Bagaimana penulis merinci menjadi sub bab buku? Apakah sistematika 
mudah diikuti?
 Apakah bahasanya mudah dipahami?
 Bagaimana penulis membuka dan mengakhiri tulisan?
Buku Fiksi
 Bacalah keseluruhan isi buku
 Jawablah pertanyaan; Bagaimana judul dan tema dikembangkan? Apakah
ada keunikan?
 Bagaimana pengarang mengembangkan latar cerita?
 Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
 Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
 Apakah kalimat-kalimatnya memiliki keunikan dan kekuatan untuk
membangun cerita?
 Tokoh mana yang paling kamu sukai dan mengapa?
Jawablah semua pertanyaan pertanyaan tersebut. Dalam usaha menjawab
pertanyaan itu, anda akan membaca isi buku dengan teliti. Mulai dari kata pengantar
hingga daftar isi. Sehingga makna yang terkandung di dalam buku bisa didapatkan.
Setelah itu, barulah resensi bisa dibuat dengan mudah.

D. Mengamati Contoh Komentar Terhadap


Buku Fiksi dan Nonfiksi
Membuat Pujian Terhadap Isi Buku
Dalam mengomentari isi buku, entah itu buku fiksi maupun nonfiksi harus
memperhatikan beberapa hal. Selain mengomentari dengan kritik, seorang
komentator atau resensator harus menghadirkan pujian terhadap isi buku. Berikut ini
adalah contoh pembuatan pujian terhadap isi buku.

 Buku ini wujud kepedulian penulis untuk mempromosikan keindahan alam


Indonesia.
 Ini adalah buku yang mengagumkan yang dapat mengubah hidup Anda.
 Kita akan menjadi lebih baik dengan menjadikan pembacaan dan
pemanfaatan buku ini sebagai syarat untuk siapa saja pada tingkat mana pun
dalam pelayanan masyarakat.
 Ia menulis dengan penuh wawasan dan ia peduli kepada manusia.
Membuat Kritikan Terhadap Isi Buku
Selain membuat pujian pujian terhadap isi buku, resensator juga membuat kritikan
terhadap isi buku. Kritikan ini ada yang bersifat menjatuhkan ataupun membangun.
Berikut ini adalah contoh kritikan terhadap kekurangan isi buku.

 Ada sedikit ketidaklogisan cara pengarang memunculkan tokoh.


 Sedikit kelemahan buku ini adalah penggunaan istilah istilah lokal yang cukup
banyak sehingga mengganggu pemahaman pembaca yang belum memahami
daerah tersebut.
Penilaian Khusus
Peniliaian khusus adalah penilaian yang dilakukan oleh resensator secara khusus
untuk isi buku tersebut. Jadi di penilaian ini ada beberapa bagian yang dinilai.
Diantaranya ialah isi, bahasa, dan tampilan fisik buku. 

Komentar dengan Disertai Ringkasan Buku


Komentar ini sedikit unik, karena kita bisa mengetahui apa isi buku tersebut +
penilaian terhadap isi buku tersebut. Jadi resensi jenis ini sangat cocok buat anda
yang ingin mengetahui keseluruhan isi buku dengan cepat. Biasanya yang
dihadirkan dalam komentar ini adalah cuplikan cerita yang menarik dan mampu
memikat pembaca untuk membaca bukunya secara utuh.

Struktur Komentar Terhadap Isi Buku


1. Data Buku: Membahas mengenai judul buku, jumlah halaman, penerbit, dan
sejenisnya.
2. Info singkat tentang terbitan atau edisi
3. Ringkasan cerita buku
4. Tanggapan penulis tentang cerita
5. Penilaian terhadap buku
6. Data penulis
RANGKUMAN KELAS 9

BAB 1

Mengidentifikasi Informasi Laporan Percobaan


Laporan adalah teks yang menajikan informasi tentang sesuatu sebagaimana
adanya. Informasi yang dihasilkan adalah hasil observasi dan analisis yang
sistematis.
Menyimpulkan Informasi Laporan Percobaan
Catatan informasi digunakan untuk menjawab atau menyimpulkan informasi yang
diperoleh dengan mencari informasi yang lebih jelas dan lengkap maka kita akan
mudah dalam menyimpulkan hasil laporan percobaan.

Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Laporan


Percobaan
dalam membuat laporan percobaan, ada beberapa struktur yang harus kamu
perhatikan agar laporan percobaan yang kamu buat sesuai dengan standar dalam
penyusunan laporan percobaan. Berikut struktur dari laporan percobaan.

Struktur laporan percobaan terdiri dari :


 Pernyataan umum : menentukan klasifikasi aspek dari sesuatu.
 Uraian : menggambarkan sesuatu yang dibahas secara rinci, bagian per
bagian.
Ciri-ciri kebahasaaan : 
 Memperkenalkan aspek umum atau kelompok. 
 Menggunakan kata tugas hunungan logis. 
 Menggunkana kalimat aktif.
 Menggunakan kata kerja aktif.
 Tidak ada urutan waktu, tetapi ada urutan kegiatan.
 Menggunakan kata benda dan frasa benda dibanding kata ganti orang.
 Menggunakan istilah teknis.
 Menyertakan foto, diagram, peta, dst.
Menyajikan Laporan Percobaan
Biasanya laporan percobaan terdiri dari penjelasan mengenai percobaan yang akan
dilakukan, alat bahan yang akan digunakan, dan prosedur percobaan.

BAB2

Mengidentifikasi Informasi Tentang Pidato


Persuasif
Pidato persuasif adalah cara mengungkapkan pendapat secara jelas dan logis.
Tujuan pidato ersuasif adalah untuk meyakinkan audiensi untuk melakukan sesuatu.
Persiapan menulis dimulai dari mempelajari topic yang akan dibicarakan, memahami
tujuan, dan memahami audiensi.
Cara memersuasi :
 Etika : gunakan pendekatan etika
 Emosi : gugah perasaan audiensi
 Logika : buat masuk akal
Menyimpulkan Hasil Identifikasi Pidato Persuasif
Unsur yang harus diperhatikan untuk mendapatkan simpulan dari pidato persuasif,
sebagai berikut:

 Pembukaan : merebut perhatian, hubungan dengan audiensi, kelayakan,


tujuan, peta jalan.
 Isi dari pidato
 Penutup
Menelaah Pidato Persuasif
Model pidato persuasif Severn Suzuki :

 Pendahuluan
 Memperkenalkan diri yang mengesankan
 Latar belakang utama
 Pengantar ke pokok persoalan dengan model repetisi
 Model repetisi dengan pengulangan kata :
 Inti repetisi
 Pertanyaan empati 
 Penyajian fakta yan terbantahkan
 Inti dari pidato untuk dunia
 Argumen-argumen
 Pesan penutup
Menuangkan Gagasan, Pikiran, Arahan, atau
Pesan dalam Pidato Persuasif
Dalah menyusun pidator persuasif ada beberapa struktur yang harus diperhatikan
agar sesuai dengan kaidah dalam penyusunan pidato persuasif. Berikut struktur isi
dalam menyusun pidato persuasif : 

 Pernyataan posisi: pendapat/pendirian yang diambil penulis terhadap suatu


persoalan.
 Tahap argument: argument perlu dikembangkan dan didukung secara logis,
dibuktikan dengan alasan.
 Penguatan pernyataan posisi : menekankan pikiran utama dengan
penggunaan suara berbeda, argument dikembangkan secara logis dan
didukung oleh bukti-bukti, penyajian menggunakan powerpoint sangat
membantu. 
Ciri kebahasaan :
 Nominalisasi (pembendaan)
 Bentuk Pasif dan Kata ganti orang
 Kosakata yang digunakan istilah teknis, sinonim dan antonym, kata benda
abstrak, kata emotif.

BAB3

Mengidentifikasi Cerita Pendek


Membaca dan memahami cerpen serta menikmati unsur-unsur yang ada di
dalamnya seperti alur yang disajikan, sikap dan karakter tokoh yang bercerita atau
tokoh yang diceritakan, da nisi cerita tentang sesuatu yang baik. 

Menyimpulkan Unsur-unsur Cerita Pendek


Cerpen biasanya mengangkat persoalan kehidupan manusia secara khusus. Tema
cerpen beralah dari persoalan keseharian hingga ke renungan filosofis dari
kehidupan nyata. Tokoh dan latar bisa saja direkayasa demi keindahan cerpen. 

Ciri cerpen ditandai dengan jumlah karakter yang relatif kecil mencakup satu
tindakan dengan fokus tematik. Unsur yang ada dalam cerpen adalah  latar, sudut
pandang penceritaan, tokoh, dan alur. 
Struktur dan Aspek Kebahasaan Cerita Pendek
 Orientasi : penentuan peristiwa; gambaran visual latar, atmosfer, dan waktu
kisah; pengenalan karakter dan arah menuju komplikasi .
 Rangkaian peristiwa : kisah berlanjut melalui peristiwa tak terduga
 Komplikasi : puncak konflik, tokoh utama mengarah ke solusi. 
 Resolusi : solusi untuk masalah dicapai berhasil. Cara pengarang mengakhiri
cerita.
Mengungkapkan Pengalaman dan Gagasan dalam
Bentuk Cerita Pendek
 Modifikasi cerpen
 Melanjutkan cerpen
 Membuat cerpen

BAB4
Mengidentifikasi Informasi Teks Tanggapan
Syarat tanggapam itu harus objektif dan santun. Objektif berarti menanggapi sesuatu
berdasarkan apa yang sesungguhna, fakta, dan kenyataan. Santun berarti cara
menyampaikan tanggapan itu harus berdampak positif dengan cara dan bahasa
yang baik. 

Menyimpulkan Informasi Isi Teks Tanggapan


Memberikan tanggapan berkaitan dengan pujian atau kritik dengan urutan penyajian
tanggapan.

Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Tanggapan

Struktur : 

 Konteks : apa yang ditanggapi, dimana dan kapann peristiwa itu terjadi. 
 Deskripsi : apa dan bagaiaman sesuatu terealisasi
 Penilaian : apa yang dipikirkan tentang itu. 
Bahasa : Bahasa deskriptif (kata yang mengungkapkan penilaian).

pujian dapat membawa perasaan positif yang disebabkan seseorang telah


memperhatikan sesuatu karyamu, perbuatanmu, ucapanmu, dirimu yang dianggap
memiliki nilai. 

Cara memuji secara tepat :

 Tulus, bukan basa-basi.


 Hormati, hargai.
 Waktu yang tepat.
 Berikan rasa nyaman.
Kritik dapat meningkatkan karakter orang dan menghindari menyalahkan dan
menyerang pribadi. Kritik konstruktif memiliki nada positif dan fokus pada tujuan
yang jelas dan dapat dicapai. Kritk yang harus dihindari adalah kritik yang mencari
kesalahan, merendahkan, menjelekkan, dan menyakiti orang.

Cara memberikan kritik yang membangun :

 Mulai dengan cara positif seperti memuji, dan menunjukkan apresiasi yang
jujur dan  tulus,
 Tidak menunjukkan emosi negatif.
 Hindari bahasa negative seperti menyalahkan, dan menyerang pribadi.
Fokus utama kritik ada pada keunggulan, bukan menunjukkan kelemahan
keburukan. Kritik yang berfoks pada kelemahan bukanlah kritik melainkan mencaci.
Alternatif dari kritik adalah saran. Saran bersifat positif, dapat dilihat sebagai
bantuan.

Model teks tanggapan tulisan, ulasan (pujian) karya seni 

 Konteks
 Deskripsi dan penilaian

Model teks tanggapan tulisan, kritik : kritik sastra

 Konteks
 Konteks pengarang dan karyanya.
 Deskripsi pengarang dan karyanya
 Deskripsi karya
 Penilaian terhadap karya
 Penilaian terhadap penerbitan

BAB5
Mengidentifikasi Informasi Teks Diskusi
 Membaca dengan teliti 
 Menentukan pokok pikiran paragraph
 Mendiskusikan jika ada yang mau didiskusikan
Menyimpulkan Isi Teks Diskusi
Menyimpulkan isi teks dengan memperhatikan struktur dari teksdiskusi. Biasanya
kesimpulan teks diskusi berada di akhir teks.

Menelaah Teks Diskusi


Struktur teks eksposisi :

 Pendahuluan
 Pikiran utama
 Alasan dan bukti pendukung
 Simpulan 
Struktur teks diskusi :
 Pendahuluan
 Gagasan utama satu sudut pandang.
 Gagasan utama sudut pandang lain.
 Simpulan 

Ciri kebahasaan teks diskusi :

 Kalimat yang digunakan dalam teks diskusi yang menunjukkan waktu


sekarang karena biasanya berbicaara tentang permasalahan actual. 
 Kata yang mewakili perasaan membawa emosi dari pandangan penulis dan
pikiran.
 Kata emotif 
 Bahasa evaluative untuk mengkaji argument dan bukti pendukung
 Derajat kepastian
 Konjungsi dan penanda kohesi-koherensi

Konjungsi 
Berfungsi untuk menghubungkan dua pikiran atau dua pengertian

 Dan, menandai hubungan setara, penambahan


 Atau, menandai hubunganpemilihan
 Tetapi, menandai hubungan pertentangan, perlawanan.
Menyajikan Teks Diskusi 

Cara untuk menarik  perhatian pembaca :

 Gunakan judul dengan bahasa yang menarik perhatian


 Mulai pendahuluan dengan pernyataan retoris
 Mulai pendahuluan dengan bahasa yang sarat emotif
 Mulai pendahuluan dengan pengggunaan kata ganti personal untuk
melibatkan pembaca
 Mulai pendahuluan dengan pernyataan topic yang jelas

BAB6
Mengidentifikasi Informasi Cerita Inspiratif
Inspiratif adalah percikan ide-ide kreatif (ilham) akibat hasil proses belajar dan peduli
kepada sekeliling kita. Cerita inspiratf biasanya dibuat oleh seseorang yang sudah
dalam taraf bijak. Bijak dapat dihasilkan oleh pengamatan dan pengalaman yang
menyentuh hati. Bijak juga dapat dibentuk oleh perjuangan hidup yang keras dan
penuh tantangan. 
Menyimpulkan Informasi Cerita Inspiratif 
 Orientasi : pengantar cerita
 Perumitan peristiwa : peristiwa menuju ke puncak cerita
 Komplikasi : puncak cerita
 Resolusi : peristiwa menyadarkan tentang kebaikan
 Koda : penutup ceita, kesimpulan, pesan moral. 
Menelaah Cerita Inspiratif
Cerita inspirasimu bisa saja berasal dari pengalaman nyata yang pernah kamu
alami, atau cerita motivasi tentang orang lain yang telah memengaruhimu secara
positif. Mungkin juga ceritamu bukan tentang orang, tetapi tentang hewan yang
penuh kasih sayang, atau hasil imajinasi.

Tidak perlu kata-kata bergaya atau menggunakan semua aturan tata bahasa yang
rumit. Sederhana saja, sampaikan pesan dan emosimu sebagaimana kamu lihat dan
rasakan. Hal ini akan membuat ceritamu alami dengan gayamu sendiri dan terkesan
akrab.

Mengungkapkan Gagasan dalam Bentuk Cerita Inspiratif


 Mencermati cerita
 Mengembangkan Cerita Inspiratif
 Menyusun Cerita Inspiratif

Anda mungkin juga menyukai