Anda di halaman 1dari 11

JURNAL READING

Efektifitas Terapi Asmaul Husna Terhadap Penurunan


Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur
Di Rsud Provinsi Riau

Disusun dalam rangka memenuhi tugas

stase Keperawatan Dasar

OLEH :
Kelompok 2

Fengki ayu lestari


Nurwulan Sari
Muh. Faisal Dg Munir
Irnayanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel
Efektifitas Terapi Asmaul Husna Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Pasien Fraktur Di Rsud Provinsi Riau

2. Kata Kunci
Asmaul Husna therapy, pain

3. Penulis
Putri Wulandini, Andalia Roza, Santi Riska Safitri

4. Publisher
Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (375-382) :
http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.3116

5. Telaah Step 1 ( Fokus Penelitian)

Problem Laporan World Health Organization (WHO)


melaporkan bahwa sekitar 1,24 juta orang meninggal
setiap tahun akibat kecelakaan, dengan 20-50 juta orang
mengalami cedera non-fatal.1,2 Secara global, cedera
lalu lintas jalan dilaporkan sebagai penyebab utama
kematian di antara kaum muda berusia 15–29 tahun dan
termasuk di antara tiga penyebab kematian tertinggi di
antara orang berusia 15-44 tahun(WHO, 2016)

Menurut laporan dari riset kesehatan dasar tahun 2018


proporsi anggota tubuh terbanyak yang mengalami
cedera adalah bagian anggota gerak bawah yakni
sebesar 67,9 % dan anggota gerak bawah sebesar 32,7
% (Kemenkes,2019). Selain itu proporsi kecacatan fisik
yang disebabkan oleh cedera menyababkan sebanyak
9,2 % memilki bekas luka yang mengganggu
kenyamanan, 0,6% mengalami kehilangan anggota
badan dan 0,5% mengalami kehilangan fungsi panca
indra (Kemenkes, 2019).

Salah satu manifestasi klinis dari fraktur adalah nyeri.


Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan
yang sering kali dialami oleh individu yang
didefinisikan dalam berbagai perspektif (Andarmoyo,
2013). Mengantisipasi nyeri pada pasien fraktur dapat
dilakukan secara farmakologis yaitu dengan
menggunakan obat-obatan dan nonfarmakologis. Salah
satu pengobatan nonfarmakologis yaitu dengan teknik
distraksi (Firman, 2012).

Distraksi adalah memfokuskan perhatian klien pada


sesuatu selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa
distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian
klien ke hal-hal diluar nyeri. Dengan demikian
diharapkan, klien tidak terfokus pada nyeri lagi dan
dapat menurunkan kewaspadaan klien terhadap nyeri
bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
(Andarmoyo, 2013).

Salah satu bentuk teknik distraksi yang sering


digunakan adalah distraksi pendengaran. Distraksi
pendengaran biasanya dilakukan dengan mendengarkan
suara alam atau instruksi meditasi dan juga dapat
berupa suara-suara yang mengandung unsur-unsur
spiritual sesuai dengan keyakinan yang dianut (Perry &
Potter, 2008).

Suara-suara yang mengandung unsur spiritual tersebut


seperti mendengarkan Al-Qur’an, salah satu yang
terkandung dalam Al-Qur’an yaitu Asmaul Husna.
Asmaul Husna secara harfiah ialah nama, sebutan, gelar
Allah ‫ ﷻ‬yang baik dan agung sesuai dengan sifat
sifat-Nya. Membaca atau mendengar Asmaul Husna
memiliki banyak manfaat dan setiap nama nama yang
terkandung dalam Asmaul Husna memiliki manfaat atau
khasiat tersendiri (Al-Ashqiya, 2011).

Salah satu manfaat dari Asmaul Husna yaitu untuk


penyembuhan. Nama-nama yang terkandung dalam
Asmaul Husna bermanfaat untuk penyembuhan tersebut
yaitu As-Salam (Maha Penyelamat), Al-Ghafur (Maha
Pengampun), Asy-Syakur (Maha Penerima syukur), Al-
Majid (Maha Mulia), Al-Hayyu (Maha Hidup). Berkata
Ibnu Qoyyim dalam kitabnya Tibbun Nabawi
“Keyakinan adalah doa” sehingga dalam mengucapkan
setiap nama-nama asmaul husna dengan keyakinan
dapat memberikan efek doa dan menentramkan
pembacanya (Nafisa, 2011: Ibnu Qoyyim, 2018).
Mendengarkan bacaan Asmaul Husna dapat digunakan
dalam menangani kecemasan atau nyeri pada berbagai
penyakit. Secara aplikatif mendengarkan Asmaul Husna
tidak sulit dilakukan, serta mudah dan cepat
dilaksanakan. Terapi ini dapat dijadikan terapi
pelengkap bagi terapi farmakologi. ( Lukman, 2012).

Intervention Terapi Asmaul Husna


Comparsion Tidak terdapat intervensi pembanding dalam penelitian
Intervention ini, dan pada penelitian ini peneliti hanya membagi
menjadi 2 kelompok yakni kelompok kontrol dan
kelompok intervensi
Outcome Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata pemberian terapi asmaul husna pada
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pada terapi Asmaul Husna pada pasien
fraktur rata-rata skala nyeri sebelum diberikan terapi
Asmaul Husna adalah 5,2667 dan setelah diberikan
terapi asmaul husna adalah 4,0000. Hasil uji statistic
didapatkan nila p-Value= 0,000 dengan nilai a = 0,05
berarti p-Value 0,000 < 0,005 sehingga Ha gagal
ditolak. Nilai standard deviasi pada kelompok
intervensi pada saat pre test yakni 0.70373 dan saat post
test yakni 0.75593 (Wulandini, 2018)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian


terapi Asmaul Husna memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan skala nyeri pada pasien
fraktur. Saat diberikan terapi asmaul husna selama 15
menit pada responden sebagian responden mengatakan
terapi ini menenangkan fikiran dan membuat mereka
nyaman (Wulandini, 2018).

Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat perbandingan


keefektifan terapi Asmaul Husna terhadap penurunan
skala nyeri pada pasien fraktur. Rata rata perubahan
skala nyeri sebesar 4.00, saat diberikan terapi Asmaul
Husna pada responden. Menurut Asmadi (2008) teknik
relaksasi maupun distraksi didasarkan pada keyakinan
bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang
pikiran karena terkena nyeri atau kondisi penyakitnya.

Terapi Asmaul Husna dapat menurunkan nyeri


fisiologis, stress dan kecemasan dengan mengalihkan
perhatian seseorang dari nyeri (Wulandini, 2018).

6. Telaah Step 2 ( Validitas)

Recruitment Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum


Daerah (RSUD) ruangan Dahlia Kabupaten Riau.

Pada penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah


seluruh pasien yang mengalami nyeri akibat fraktur di
ruangan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Arifin Achmad. Dari survey awal jumlah pasien fraktur
diruangan Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad ini pada tahun 2015 bulan Januari hingga
September adalah 306 kasus. Pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
Pengambilan sampel dilakukan mulai bulan Februari
hingga Maret 2016. Jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu lima belas untuk kelompok eksperimen dan lima
belas untuk kelompok kontrol. (Wulandini, 2018).

Pada penelitian ini peneliti tidak menuliskan kriteria


inklusi dan ekslusi dari sampel yang digunakan

Secara statistika dinyatakan bahwa ukuran sampel yang


semakin besar diharapkan akan memberikan hasil yang
semakin baik. Dengan sampel yang besar, mean dan
standar deviasi yang diperoleh mempunyai probabilitas
yang tinggi untuk menyerupai mean dan standar deviasi
populasi. Hal ini karena jumlah sampel ada kaitannya
dengan pengujian hipotesis statistika. Meskipun sampel
yang besar akan semakin baik, sampel yang kecil bila
dipilih secara acak dapat mencerminkan pula populasi
dengan akurat. Khusus untuk penelitian eksperimen dan
komparatif, menurut Borg and Gall diperlukan sampel
15-30 responden setiap kelompok (Alwi,2015.)

Time Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Maret sampai


26 Maret
Maintenance Pada kedua kelompok dalam penelitian diawali dengan
pengukuran sebelum pemberian perlakuan (Pre test)
dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran
kembali (Post test) (Wulandini, 2018)
Dalam penelitian ini peneliti menuliskan jika pemberian
intervensi terapi asmaul husna diberikan pada sampel
selama 15 menit.

Pada penelitian ini juga peneliti mengacuh pada


penelitian-penelitian serupa yang seperti terapi musick
terapi murottal yang memberikan intervensi selama 15
menit. Mendengarkan musik harus didengarkan
minimal 15 menit supaya dapat memberikan efek
terapeutik. (Firman, 2012).

Pada penelitian lain disebutkan terapi asmaul husna


dapat diberikan dengan langka-langka:
a. Atur lingkungan dan kondisi sekitar pasien,
usahakan dalam kondisi tenang .
b. Pasien diposisikan dengan posisi berbaring
c. Pasien diperdengarkan lantunan Amaul husna
sambil pasien menyimak teks asmaul husna
sekitar 11 menit dan dilalukan setia 1 kali/ hari
salama 3 minggu pada waktu petang (antara
waktu magrib dan waktu isya) dengan posisi
pasien berbaring menggunakan MP3 yang
dihubungkan melalui headset. (Afifah, 2018)
Measurement Pada penelitian ini peneliti tidak menuliskan jenis
instrument yang digunakan untuk mengukur skala nyeri
sebelum dan sesudah Intervensi.

Jenis penelitian yang digunakan yakni quasy


eksperiment dengan rancangan pre test and post test
design with control. Rancangan ini bertujuan untuk
membandingkan hasil yang didapat sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan.

Uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji


Dependen T-Test dan Independen T-Test

Prosedur dan hasil dalam penelitian telah sesuai dengan


tujuan awal dari penelitan yakni untuk mengetahui
efektivtas terapi amaul husna pada pasien yang
mengalami fraktur

7. Tealaah Step 3 (Aplikabilitas)


Terapi Asmaul husna merupakan salah-satu jenis dari terapi distraksi
pendengaran untuk mengalihkan rasa sakit yang dialami oleh pasien.
Terapi asmaul husna sendiri juga merupakan bagian terapi spiritual yang
dapat memberikan efek ketenangan dan menurunkan keecemasan bagi
pendengarnya
Dalam langka-langka pengaplikasiaan terapi ini tidak membutuhkan
biaya dan alat yang dapat membebankan pasien. Pasien cukup diajarkan
dan diberikan bahan audio terapi asmaul husna yang dapat sendiri
dengarkan melalui smartphone yang mereka memiliki, selain itu, waktu
yang digunakan dalam terapi ini juga tidak terlalu lama yakni sekitar 15
menit dan akan lebih mendukung jika situasi sekitar pasien dapat lebih
tenang. Sehingga menurut analisator terapi asmaul husna ini dapat sangat
memunngkinkan untuk diberikan pada pasien yang mengalami nyeri
fraktur yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Selain itu dari segi tersedianya sumber daya manusia juga jangan
memungkinkan untuk diberikan karena dalam pengaplikasi intervensi ini
tidak dibutuhkan tenaga yang tersertfikasi untuk melakukan intervensi ini,
sehingga semua perawat yang ada dapat memberikan intervensi ini.

8. Telaah Step 4 (Kelebihan dan Kekurangan)


Kelebihan
a. Intervensi spiritualitas yang masih sangat jarang di implmentasikan di
Rumah sakit dapat menjadikan intervensi menjadi salah satu dari
bagian intervensi nonfarmakologis yang efektif untuk pasien yang
mengalami nyeri fraktur
b. Desain penelitian yang digunakan sesuai dengan jenis penelitian yang
dilakukan
Kekurangan
a. Penulis tidak menyebutkan jenis instrument yang digunakan untuk
mengukur sebelum dan sesudah intervensi di berikan
b. Penulis tidak memaparkan hasil uji validitas dan relibilitas dari
intrumen yang digunakan
c. Penulis tidak menuliskan secara rinci SOP bagaimana intervensi
diberikan
d. Penulis juga tidak menuliskan kiriteria inklusi dan kriteria eksluasi
pada penelitian
Daftar Pustaka

Afifa, Vina Asma., Sagiran., Sri Sumaryani. 2018. Pengaruh memperdengarkan


Asmaul Husna Terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi Di RSUD Kota Yogyakarta. Jurnal Dinamika
Kesehatan Vol 9 No 2
Alwi, Idrus. 2015. Kriteria Empirik Dalam Menentukan Ukuran Sampel Pada
Pengujian Hipotesis Statistika Dan Analisis Butir. Jurnal Formatif 2(2):
140-148

Al-Ashqiya. (2011). Quantum Asmaul Husna For Entrepreneur. Yogyakarta :


pustaka raja

Andarmoyo, Sulistyo. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri.


Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA

Firman. (2012). Distraksi tersedia di http://distraksipadapengolahannyeri.co.id\

Ibnu Qoyyim. 2018. Metode Pengoabatan Nabi. Jakarta : Griya Ilmu

Lakman. (2012). Pengaruh Intervensi Dzikir Asmaul Husna Terhadap Tingkat


Kecemasan Klien Sindrom Koroner Akut Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Tersedia din dari http://pustaka.unpad.co.id//pengar uh-
intervensi-dzikir-asmaulhusna.html

Nafisa. (2011). Asmaul Husnah Untuk Ibu Hamil. Jakarta : RinekaCipta

Kemenkes. 2019. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Perry & Potter. (2008), Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Wulandini, Putri., Andalia Roza., Santi Riska Safitri. 2018. Efektifitas Terapi
Asmaul Husna Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di
Rsud Provinsi Riau. Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (375-382) :
http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.3116

Anda mungkin juga menyukai