Anda di halaman 1dari 3

AKHMAD NAUFAL FARIKHAN

2011319030
EKOLOGI

1. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara
individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari
sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi,
jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka
itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon
merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.

Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam
satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari
struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan
payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka
margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.

2.

1. Penyebaran secara acak, jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila
faktor lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain
itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada
bentuk-brntuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan
trmbuhan.

2. Penyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan.


Penyebaran semacam ini terjadi apabila da persaingan yang kuat antara individu-
individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk
mendapatkan nutrisi  dan ruang.

3. Penyebaran secara berkelompok, penyebaran ini yang paling umum terdapat di alam,
terutama untuk hewan. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal di
antaranya:

a. Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal.


b. Respon dari organismeterhadap perubahan cuaca musiman akibat dari cara atau
proses reproduksi atau regenerasi.

c. Sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yng menunjang untuk terbentuknya


kelompok atau koloni
Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain
dalam populasi. Penyebaran atau distribusi individu dalam satu populasi
biasbermacam – macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu
: enyebaran secara acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran berkelompok
(Rahardjanto, 2001)

Penyebaran secara teratur (regular dispersion) dengan individu – individu yang kurang
lebih berjarak sama satu dengan yang lain, jarang terdapat di alam, tetapi umumnya
di dalam suatu ekosistem yang dikelola, dan disini tanaman atau pohon memang
sengaja datur seperti itu yaitu jarak yang sama untuk menghasilkan produk yang
optimal (Setiono, 1999).

Penyebaran acak (random dispersion) juga sangat jarang terjadi dialam. Penyebaran
semacam ini biasanya terjadi apabila factor lingkunganya sangat seragam unuk seluruh
daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat – sifat untuk berkelompok dai
organisme tersebut,, dalam tumbuhan ada bentuk – bentuk organ tertentu yang
menunjang untuk terjadinya pengelompokan tumbuhan (Surasana, 1990).

3. Tidak adanya makanan yang dibutuhkan


Iklim yang berubah
Menghindar dari predator

4. Salah satu faktor yang menjadi pembatas di dalam suatu ekosistem adalah tempratur,
dimana tempratur ini merupakan bagian dari klimat. Tempratur di dalam suatu ekosistem
akan berpengaruh secara langsung terhadap ternak, misalnya :
1.     Pengaruh tempratur terhadap pertumbuhan ternak, dimana pada suatu daerah yang
memilki tempratur yang tinggi dapat mengurangi nafsu makan. Sebaliknya, konsumsi air
meningkat akibat penguapan yang begitu tinggi pada tubuh ternak, sehingga ternak akan
kekurangan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan. Menurut Reksohadoprodjo,
(1995) bahwa bila stress klimat, menekan nafsu makan, mengurangi sengaman (konsumsi)
makanan dan waktu merenggut hijauan, maka akibatnya terjadi pengurangan produktivitas
ternak yang tercermin dari pertumbuhan ternak dan hasil air susu yang kurang. Selain itu,
lama ternak merumput di padang pengembalaan yang dipengaruhi secara langsung oleh
tempratur. Karena pada umunya ternak tidak tahan terhadap panas dalam waktu yang lama.
2.    Pengaruh tempratur terhadap reproduksi, tempratur udara tinggi atau perubahan
mendadak tempratur udara yang dapat terjadi terutama di daerah subtropik, dapat
berpengaruh langsung terhadap penampilan kemampuan reproduksi sapi dan basah udara
tinggi menunjang pengaruh tempratur tinggi. Dan kematian embrio atau pun fetus akan
terjadi akibat tempratur yang begitu tinggi.
3.    Pengaruh tempratur produksi susu, kebanyakan bukti dari percobaan mengatakan bahwa
produksi air susu, lemak, dan bahan solids nonfat berkurang dengan naiknya tempratur.
Klimat mempunyai pengaruh nyata terhadapa bahan solids tanpa lemak. Produksi air susu
sapi dari ternak kembar yang diteliti dan ditempatkan di daerah temprate adalah 44 % lebih
tinggi disbanding kembarnya yang ditempatkan di daerah tropik dan produksi lemaknya 56
% lebi tinggi (Reksohadoprodjo, 1995).
Akibat cekaman panas menyebabkan terjadinya penurunan konsumsi pakan, produksi susu
dan bobot badan. Penurunan tersebut dikarenakan ternak berusaha menurunkan produksi
panas, karena ada tambahan panas (heat gain) dari luar tubuh, dengan cara mengurangi
konsumsi pakan sehingga berakibat terhadap penurunan bobot badan. Pengaruh kondisi
lingkungan terhadap penambahan bobot badan, produksi susu, konsumsi
pakan (hay) Penurunan ini terjadi karena selama dalam cekaman panas di dalam tubuh sapi
justru terjadi katabolisme protein otot dan peningkatan Glucogenesis (Purwanto, 2007).
Sedangkan pengaruh tempratur secara tidak langsung terhadap ternak yaitu pengaruh
tempratur terhadap pakan (hijauan) terutama pada kualitas dan kuantitas pakan Sehingga
akan kekurangan sumber gizi yang dapat menurunkan produktivitas ternak.
5. Karena adanya faktor prefensi habitat dan tingkat mobilitas yang relatif rendah.

Anda mungkin juga menyukai