Anda di halaman 1dari 10

Nama : Kanida Fauziah

Npm/ Kelas : 183401120/ D


Mata Kuliah : Ekonomi Pertanian

1. Prinsip ekonomi benar-benar diperlukan dalam paradigma usaha tani sebagai way of life, ini
terjadi ketika cara para tani yang berusaha untuk memperoleh hasil dari pada usaha mereka di
bidang pertanian.

2. Pada konsep biaya semuanya penting baik biaya tetap, biaya tidak tetap/ variable, biaya
marjinal, dan biaya total ini semua saling berhubungan sehingga sama-sama penting.
Alasannya haruslah tetap memerhatikan antara biaya yang konstan dan ataupun yang
berfluktuasi agar total dari biaya tersebut dapat dihasilkan sesuai dan tidak ada kekeliruan.

3. Maksimasi keuntungan adalah keuntungan penuh yang berasal dari output yang telah di
produksi sebelumnya. Sedangkan, maksimasi produk adalah menghasilkan suatu barang dalam
melakukan tindakan terbaik dalam situasi kelangkaan.Walaupun dalam pertanian modern
sudah mengacu pada profit dan ini mengarah pada maksimasi keuntungan tetapi tetap
mempertimbangkan maksimasi produk. Kita tahu bahwa keuntungan tidak dapat lepas dari
maksimasi produk.

4. Diversifikasi pertanian adalah pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa aktivitas


lainnya yang menguntungkan secara ekonomi maupun lingkungan. Diversifikasi dapat menuju
kepada penanaman berbagai jenis tanaman dalam satu lahan, memelihara satu jenis hewan
ternak dalam satu kandang, hingga pemanfaatan lahan untuk tujuan komersial seperti restoran
yang menyajikan hasil pertanian. Diversifikasi pertanian diyakini dapat menjawab tantangan
pertanian saat ini karena pperubahan iklimmembawa ketidakpastian cuaca sehingga variasi
produksi dapat menyelamatkan pendapatan petani.

5. Ikhtisar Studi Kelayakan Usaha Tani Sayuran

 Pendapatan usaha tani sayuran kelompok Tani Jaya Desa Ciaruteun Ilir tahun 2013
mencapai Rp. 1.706.736.500.-/tahun dengan luas areal 16,7 Ha dan jumlah anggota
kelompok tani 28 orang atau setara dengan Rp. 3.649.993,/Ha/tahun/petani.
 Nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 2,99 dan nilai B/C ratio atas biaya total
sebesar 1,99. Dengan nilai R/C ratio atas biaya total sebesar 2,99 dan B/C ratio atas
biaya total sebesar 1,99 menunjukan bahwa kondisi usahatani sayuran ini layak
untuk dijalankan dan memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan.
 BEP produksi dari produksi total bayam 37.957 Kg, kangkung 42.839 kg, dan
caisim 47.580 kg serta BEP harga untuk bayam Rp. 1.726,-, kangkung Rp. 954,-,
dan caisim Rp. 1.805,-. Usahatani sayuran mendapat keuntungan dari selisih
produksi yang dihasilkan dari total produksi masingmasing untuk bayam 82.975
kg, kangkung 136.837, dan caisim 44.679 kg. Sedangkan selisih keuntungan harga
yang didapatkan petani masingmasing adalah bayam Rp. 3.774,-/Kg, kangkung Rp.
3.046,-/Kg, dan caisim Rp. 1.695,-/Kg.
 Berdasarkan hasil perhitungan pendapatan, R/C Rasio, B/C Rasio, dan Break Even
Point (BEP). Dengan R/C > 1, B/C > 0 serta BEP produksi di bawah produksi real
dan BEP harga dibawah harga real maka dapat diketahui bahwa usahatani sayuran
ini layak untuk dijalankan dan memiliki prospek usaha yang bagus untuk
dikembangkan.

6.
Input Variabel (L) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Product (TP) 15 40 81 108 129 144 150 152 144 130

a) - Average Product (AP)

AP = TP/L

Untuk L = 1 dan TP = 15, maka AP adalah


AP = 15/1 = 15
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 15 produk.

Untuk L = 2 dan TP = 40, maka AP adalah


AP = 40/2 = 20
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 20 produk.

Untuk L = 3 dan TP = 81, maka AP adalah


AP = 81/3 = 27
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 27 produk.

Untuk L = 4 dan TP = 108, maka AP adalah


AP = 108/4 = 27
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 27 produk.

Untuk L = 5 dan TP = 129, maka AP adalah


AP = 129/5 = 25.8 atau 26
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 26 produk.

Untuk L = 6 dan TP = 144, maka AP adalah


AP = 144/6 = 24
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 24 produk.

Untuk L = 7 dan TP = 150, maka AP adalah


AP = 150/7 = 21
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 21 produk.

Untuk L = 8 dan TP = 152, maka AP adalah


AP = 152/8 = 19
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 19 produk.
Untuk L = 9 dan TP = 144, maka AP adalah
AP = 144/9 = 16
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 16 produk.

Untuk L = 10 dan TP = 130, maka AP adalah


AP = 130/10 = 13
Artinya setiap tenaga kerja (L) menghasilkan 13 produk.

- Marginal Product (MP)

MP = TP/ L atau MP = (TP2-TP1)(L2-L1)

Untuk TP2 = 40, TP1 = 15 dan L2 = 2, L1 = 1, maka MP adalah


MP = (40-15)/(2-1)
MP = 20/1 = 20

Untuk TP2 = 81, TP1 = 40 dan L2 = 3, L1 = 2, maka MP adalah


MP = (81-40)/(3-2)
MP = 41/1 = 41

Untuk TP2 = 108, TP1 = 81 dan L2 = 4, L1 = 3, maka MP adalah


MP = (108-81)/(4-3)
MP = 17/1 = 17

Untuk TP2 = 129, TP1 = 108 dan L2 = 5, L1 = 4, maka MP adalah


MP = (129-108)/(5-4)
MP = 21/1 = 21

Untuk TP2 = 144, TP1 = 129 dan L2 = 6, L1 = 5, maka MP adalah


MP = (144-129)/(6-5)
MP = 15/1 = 15

Untuk TP2 = 150, TP1 = 144 dan L2 = 7, L1 = 6, maka MP adalah


MP = (150-144)/(7-6)
MP = 6/1 = 6

Untuk TP2 = 152, TP1 = 150 dan L2 = 8, L1 = 7, maka MP adalah


MP = (152-150)/(8-7)
MP = 2/1 = 2

Untuk TP2 = 144, TP1 = 152 dan L2 = 9, L1 = 8, maka MP adalah


MP = (144-152)/(9-8)
MP = -8/1 = -8
Untuk TP2 = 130, TP1 = 144 dan L2 = 10, L1 = 9, maka MP adalah
MP = (130-144)/(10-9)
MP = -14/1 = -14

Tenaga Kerja Total Product Average Marginal Tahap


Product Product Produksi
L TP AP MP
1 15 15 Tahap 1
2 40 20 20
3 81 27 41
4 108 27 17
5 129 26 21 Tahap 2
6 144 24 15
7 150 21 16
8 152 19 2 Tahap 3
9 144 16 -8
10 130 13 -14

Dari table dapat diketahui bahwa total produksi TP mencapai nilai maksimumnya
yaitu 150 ketika nilai marginal product MP nilai 16 dengan tenaga kerja sebanyak
7 tenaga kerja.

Sedangkan, average product AP mencapai nilai maksimumnya yaitu 27 ketika nilai


marginal product MP nilai 17 dengan jumlah tenaga kerja 4 tenaga kerja.
b) Kurva Fungsi Produksi Satu Input

c) The law of diminishing return menyatakan bahwa jika salah satu faktor produksi
ditambah terus menerus, maka produksi total akan bertambah terus (dengan
pertambahan semakin mengecil) sampai total produksi mencapai tingkat
maksimum dan bila ditambah lagi, maka produksi total akan semakin berkurang.

7.

Jumlah Produksi (Q) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


Total Cost (TC) 40 60 70 75 78 85 95 110 135 165 200

a.
Pasar persaingan sempurna, ini terjadi ketika perusahaan menjadi price taker. Ini menjadi dasar
harga tersebntuk saat P = AR = MR dengan kurva membentuk garis lurus.
b.
Q P FC VC TC AC AFC AVC MC PxQ TR/Q TR/Q TR- Total/Q
TC
TR AR MR Total Unit
0 20 40 0 40 - - - - 0 - - -40 0
1 20 40 20 60 60 40 20 20 20 20 20 -40 -40
2 20 40 30 70 35 20 15 10 40 20 20 -30 -15
3 20 40 35 75 25 13 12 5 60 20 20 -15 8
4 20 40 38 78 20 10 10 3 80 20 20 2 2
5 20 40 45 85 17 8 9 7 100 20 20 15 3
6 20 40 55 95 16 7 9 10 120 20 20 25 4
7 20 40 70 110 16 6 10 15 140 20 20 30 4
8 20 40 90 135 17 5 11 25 160 20 20 25 3
9 20 40 125 165 18 4 14 30 180 20 20 15 2
10 20 40 160 200 20 4 16 35 200 20 20 0 0

c.
Pendekatan Total
TR TC Laba Q
0 40 -40 0
20 60 -40 1
40 70 -30 2
60 75 -15 3
80 78 2 4
100 85 15 5
120 95 25 6
140 110 30 7
160 135 25 8
180 165 15 9
200 200 0 10
Pendekatan Satuan (Unit)
AR AC Laba Q
- - - 0
20 60 -40 1
20 35 -15 2
20 25 -5 3
20 20 1 4
20 17 3 5
20 16 4 6
20 16 4 7
20 17 3 8
20 18 2 9
20 20 0 10
d.
Perusahaan mendapat keuntungan maksimal pada saat tingkat output 7 unit karena P lebih
tinggi dibanding biaya rata – rata minimum (AC) sehingga perusaan masih mendapatkan
keuntpungan perunit yang lumayan.

Perusahaan mendapatkan keuntungan normal saat TC = TR yaitu pada tingkat output 10 kondisi
ini dikatakan perusahaan mempunyai keuntungan karena memiliki asset biaya tetap.

Perusahaan mendapatkan rugi minimum saat posisi harga dibawah AC dan diatas AVC yaitu pada
tingkat output 2,3,4,5,6,7,8 dan 9. Dalam keadaan ini perusahaan akan meneruskan usahanya
karena bila tidak, perusahaan akan mengalami kerugian lebih besar yaitu sebesar biaya tetap.
Perusahaan mengalami gulung tikar pada saat tingkat output 1 karena P = AVC pada posisi ini
perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar karena biaya yang dikeluarkan jauh lebih
besar dibanding hasil penjualan.
e.
Iklan dilaksanakan dengan tujuan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan
pelanggan lama. Seperti yang kita ketahui bahwa barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat
homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat
membedakan perfect competition adalah sebuah jenis pasar ekonomi dengan jumlah penjual dan
pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui
mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan
pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai peapakah suatu
barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C. Oleh karena itu, promosi dengan
iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai