Anda di halaman 1dari 58

B A B IX

STRUKTUR PASAR

1
Tujuan Instruksional Khusus.
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan berbagai jenis pasar.
2. Menyebutkan ciri-ciri pasar.
3. Membedakan jenis-jenis pasar dalam perekonomian.
4. Menghitung maksimisasi keuntungan dengan
menggunakan dua pendekatan dan menggambarkan
kurvanya.
5. Menghitung minimisasi kerugian dan
menggambarkan kurvanya.
2
Pasar

Pasar adalah interaksi antara


para penjual dan para pembeli
yang potensial, atau bertemunya
antara supply dan demand.

3
 Dua bentuk ekstrim pasar adalah pasar
persaingan sempurna/ persaingan
murni ( perfect competition ) dan pasar
monopoli / monopoli murni.

 Diantara dua bentuk ekstrim ini


terdapat banyak sekali macam bentuk
atau pengaturan pasar yang mirip satu
dengan lainnya.

4
Hampir tidak mungkin untuk menganalisanya
satu persatu, oleh karena itu kita bisa lebih
realistis dengan hanya membatasi pada empat
bentuk atau model pasar utama yaitu :

 Pasar Persaingan sempurna.


 Pasar monopoli.
 Pasar Persaingan monopolistis.
 Pasar oligopoli.

5
Pasar Persaingan Sempurna.

 Pasar persaingan sempurna


merupakan pasar yang
terdapat banyak sekali
perusahaan / produsen yang
masing-masing menawarkan
bagian yang sangat kecil dari
output / produksi pasar dan
juga banyak sekali pembeli.

6
Ciri-ciri pasar persaingan
sempurna adalah :
1. Jumlah perusahaan yang ada dalam
industri tersebut sangat banyak sekali
dan demikian juga para pembelinya.
2. Setiap perusahaan adalah pengambil
harga ( Price Taker ).
3. Menghasilkan barang yang
homogen /serupa.
4. Setiap perusahaan mudah keluar
masuk.
5. Pembeli mempunyai pengetahuan
yang sempurna mengenai pasar.
7
Permintaan pasar dan permintaan
perusahaan.

 Setiap perusahaan adalah pengambil


harga jadi setiap perusahaan tidak bisa
menentukan harga, setiap perusahaan
hanya menerima saja harga yang terjadi
oleh interaksi antar penjual dan pembeli
yang ada dipasar.
 Jadi kalau digambarkan dengan grafik
maka kurva permintaannya seperti terlihat
pada gambar berikut ini :

8
Gambar 9.1
Permintaan Perusahaan dan Permintaan pasar
(i) permintaan Perusahaan (ii) permintaan pasar

harga
harga

D S

100 d 100

0 Jumlah barang 0 100.000 Jumlah barang

Gambar 9.1(i) terlihat bahwa kurva permintaan


perusahaan yang berada pada pasar persaingan sempurna
berbentuk sejajar dengan garis horizontal jadi perusahaan bisa
menjual berapapun jumlah barang pada harga yang sama.
Gambar 9.1(ii) Permintaan dan penawaran suatu
barang yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang
berada dalam pasar persaingan sempurna. 9
Pemaksimuman keuntungan dalam jangka pendek .
- Pendekatan Penerimaan Total dan biaya total ( TR-TC

Tabel : Tingkat Output Keuntungan Maksimum


Bagi Produsen Persaingan Sempurna

Q P TR TFC TVC TC  KET


0 4 0 40 0 40 -40

10 4 40 40 60 100 -60

20 4 80 40 90 130 -50

30 4 120 40 110 150 -30

40 4 160 40 120 160 0 Titik Impas (BEP)

50 4 200 40 130 170 30


60 4 240 40 145 185 55
70 4 280 40 165 205 75 Laba maksimum

80 4 320 40 220 260 60


90 4 360 40 320 360 0 Titik Impas (BEP)
10
100 4 400 40 440 480 -80 Rugi Maksimum
Gambar 9.2
Pendapatan dan biaya total
TC TR

360 BEP

280

Laba maksimum

205 Laba
BEP
160
40 rugi

0 40 70 90 Kuantitas output ( Q )

11
Gambar 9.3
Kurva Keuntungan dan kerugian total
75 laba Maksimum

Keuntungan/
Kerugian total

0 40 70 90 Kuantitas output ( Q )

-40

-80 kerugian
maksimum

12
Minimisasi kerugian dalam jangka jangka pendek .
- Pendekatan penerimaan total dan biaya total.

Misalkan harga output turun menjadi Rp.2,50, maka perusahaan akan


menderita kerugian, lihat data pada tabel berikut ini :
Tabel 9.2.Tingkat output kerugian min bagi produsen persaingan sempurna
Q P TR TFC TVC TC  KET
0 2,5 0 40 0 40 -40

10 2,5 25 40 60 100 -75


20 2,5 50 40 90 130 -80
30 2,5 75 40 110 150 -75
40 2,5 100 40 120 160 -60
50 2,5 125 40 130 170 -45
60 2,5 150 40 145 185 -35
70 2.5 175 40 165 205 -30 Kerugian min

80 2.5 200 40 220 260 -60


90 2,5 225 40 320 360 -135
100 2,5 250 40 440 480 -230

13
 Pada Tabel 9.2 terlihat bahwa kerugian minimum
terjadi pada tingkat output sebanyak 70 unit , pada
tingkat output lainnya kerugian total lebih besar.

 Pada situasi seperti ini perusahaan masih ber


produksi pada output 70 unit dan kerugian minimum
sebesar Rp. 30,- dari pada dia menghentikan
produksinya atau menutup usahanya, maka kerugian
yang akan ditanggungnya lebih besar lagi yaitu
sebesar biaya tetapnya Rp. 40,-.

 Penutupan perusahaan bisa terjadi bila


kerugian minimumnya lebih besar dari biaya tetap
total yang harus ditanggung bila perusahaan
tersebut menghentikan usahanya. Hal ini dapat
terjadi bila harga outputnya sangat rendah sekali,
misalkan didalam contoh berikut bahwa harga
output turun menjadi Rp. 2,- Seperti yang terlihat
pada Tabel dibawah ini
14
Tabel 9.3
Tingkat output penutupan perusahaan
bagi produsen persaingan sempurna

Q P TR TFC TVC TC  KET


0 2 0 40 0 40 -40

10 2 20 40 60 100 -80
20 2 40 40 90 130 -90

30 2 60 40 110 150 -90


40 2 80 40 120 160 -80

50 2 100 40 130 170 -70


60 2 120 40 145 185 -65 kerugian min
70 2 140 40 165 205 -65

80 2 160 40 220 260 -100


90 2 180 40 320 360 -180
100 2 200 40 440 480 -280

Kerugian minimum terjadi pada output sebesar 60 unit atau 70 unit yaitu
Rp. 65,- , pada posisi ini sebaiknya perusahaan menghentikan
perusahaannya dari pada harus meneruskan produksinya karena kerugian
minimumnya yang harus ditanggungnya sudah lebih besar dari biaya tetap
totalnya ( kerugian min > TFC ), jadi kalau perusahaan tersebut
menghentikan usahanya kerugiannya akan lebih kecil yaitu sebesar 15Rp.
40,-
Jadi dapat disimpulkan bahwa
 perusahaan akan tetap berproduksi
walaupun memperoleh kerugian
minimum bila TR > TVC atau kerugian
minimumnya < TFC.
 akan menghentikan produksi atau
menutup perusahaannya ( mencapai titik
Shut Down Point/Titik gulung tikar ) bila
TR = TVC atau dimana kerugian
minimum > TFC. Bila TR = TVC atau bila
kerugian = TFC, maka tidak ada bedanya
apakah perusahaan ingin menutup
usahanya ataukah ber produksi
melanjutkan usahanya 16
 Maksimisasi keuntungan jangka pendek Pendekatan MR = MC
 Contoh angka :

Tabel 9.4
Maksimumisasi keuntungan pada perusahaan persaingan sempurna
Pendekatan MR = MC

Q P=MR (Rp) MC (Rp) AFC (Rp) AVC(Rp) AC(Rp) /Unit (Rp)  Total (Rp )

0 4
10 4 6 4 6 10 -6 -60
20 4 3 2 4,5 6,50 -2,5 -50
30 4 2 1,33 3,67 5 -1 -30
40 4 1 1 3 4 0 0
50 4 1 0,8 2,60 3,40 0,6 30
60 4 1,5 0,67 2,50 3,17 0,83 50
70 4 2,5 0,57 2,43 3 1 70
75 4 4 0,53 2,49 3,03 0,97 73
80 4 4 0,50 2,63 3,13 0,87 69,30
90 4 11 0,44 3,56 4 -0 0

17
Gambar 9.4
 Kurva biaya dan pendapatan marginal
Maksimisasi keuntungan

MC

MR dan MC

B A E d=P=MR

AC
D
C AVC

0 75 Kuantitas output(Q)

Keuntungan maksimum tercapai pada titik E dimana MR = MC dan


MC menaik. Pada titik A juga MR = MC, tetapi pada output ini
perusahaan meminimumkan kerugian totalnya selama
perusahaan berproduksi pada tingkat dimana AC < dari MR atau P.
18
 Minimisasi Kerugian jangka pendek pendekatan MR = MC.
 Harga pasar persatuan output bisa saja turun sehingga perusahaan menderita kerugian. Dalam
situasi seperti ini perusahaan tetap ber produksi pada tingkat output dimana kerugiannya minimum.
 Misalkan harga output persatuannya turun menjadi Rp 2,5 ,- seperti terlihat pada Tabel 9.5 dibawah
ini :

Tabel 9.5
Minimisasi kerugian pada perusahaan persaingan sempurna
Pendekatan MR = MC

Q P=MR (Rp) MC (Rp) AFC (Rp) AVC(Rp) AC(Rp) /Unit (Rp)  Total (Rp )

0 2,5

10 2,5 6 4 6 10 -7,5 -75


20 2,5 3 2 4,5 6,50 -4 -80

30 2,5 2 1,33 3,67 5 -2,5 -75


40 2,5 1 1 3 4 -1,5 -60

50 2,5 1 0,8 2,60 3,40 -0,90 -45


60 2,5 1,5 0,67 2,50 3,17 -0,67 -40
70 2,5 2,5 0,57 2,43 3 -0,50 -35
75 2,5 4 0,53 2,49 3,03 -0,52 -39,5
80 2,5 4 0,50 2,63 3,13 -0,63 -50,40
90 2,5 11 0,44 3,56 4 -1,50 -135 19
Gambar 9.5.
Kurva Biaya dan pendapatan marginal serta biaya rata-
rata
Minimisasi kerugian
MR dan MC

MC
AC

AVC
B
C
E d=P=MR
2,5 D

0 70 Kuantitas output ( Q )

Pada Gambar 9.5 Diatas perusahaan berproduksi pada tingkat output yang meminimumkan
kerugiannya. Pada harga Rp.2,50,- kurva MR berada dibawah kurva AC. Pada perusahaan persaingan
sempurna MR = P tidak dapat menutupi AC nya. Pada setiap output yang di produksinya perusahaan
menderita kerugian yang dapat diminimumkan pada tingkat output sebesar 70 unit yaitu sebesar Rp.
35,- ( BCDE ). Pada tingkat output yang lain kerugian totalnya lebih besar. Namun perusahaan tidak
akan menutup usahanya meskipun ia menderita kerugian, hal ini disebabkan kalau perusahaan tersebut
20
menghentikan usahanya/menutup usahanya maka kerugiannya akan lebih besar yaitu sebesar Rp. 40,-
yaitu sebesar biaya tetapnya ( TFC ).
Misalkan harga output turun lagi menjadi Rp. 2,-/unit sementara biaya-biyanya tidak
berubah, seperti terlihat pada Tabel 9.6 dibawah ini :

Tabel 9.6
Penutupan perusahaan agar diperoleh kerugian minimum
pada perusahaan persaingan ssempurna
Pendekatan MR = MC

Q P=MR MC AFC AVC AC  / unit  Total


Unit Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

0 2
10 2 6 4 6 10 -8 -80
20 2 3 2 4,5 6,50 -4,5 -90
30 2 2 1,33 3,67 5 -3 -90
40 2 1 1 3 4 -2 -80
50 2 1 0,8 2,60 3,40 -1,4 -70
60 2 1,5 0,67 2,50 3,17 -1,17 -70
70 2 2,5 0,57 2,43 3 -1 -70
75 2 4 0,53 2,49 3,03 -1,02 -77
80 2 4 0,50 2,63 3,13 -1,13 -900
90 2 11 0,44 3,56 4 -2 -180

21
Gambar 9.6
Kurva Biaya dan pendapatan marginal serta biaya rata-rata
Penutupan perusahaan

MR dan MC
Pada Gambar 9.6 Terlihat
bahwa harga atau MR lebih
rendah dari pada kurva AVC.
AC Kerugian totalnya > TFC, bila
perusahaan menghentikan
MC produksinya. Kerugian
minimum yang harus
AVC
ditanggung perusahaan kalau
dia memproduksi pada output
70 unit adalah Rp. 70,-
sedangkan kalau perusahaan
menghentikan produksinya
d=P=MR kerugian yang akan
2 ditanggungnya hanya Rp.40,-
yaitu sebesar biaya tetapnya .

0 Kuantitas output (Q)

Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan pada pasar persaingan sempurna


akan memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan kerugiannya dalam
jangka pendek dengan memproduksi pada tingkat output dimana MR ( = P ) =
MC dengan syarat P > AVC , jika P < AVC maka perusahaan akan menghentikan
22
produksinya.
Gambar 9.4 Gambar 9.5.
Kurva biaya dan pendapatan marginal Kurva Biaya dan pendapatan
marginal serta biaya rata-rata
Maksimisasi keuntungan
MR dan MC

Minimisasi kerugian
MC

MR dan MC
4 B E D=P=MR MC

AC AC
D
C
AVC AVC

E
C
2,5 D d=P=MR
0 75 Kuantitas output(Q)

AC
0 70
Kuantitas output ( Q )
MR dan MC

AVC

Gambar 9.6Kurva Biaya dan pendapatan


d=P=MR
2 marginal serta biaya rata-rata
Penutupan perusahaan

0 Kuantitas output (Q)


23
Maksimisasi keuntungan jangka panjang.

 Seperti pada analisis jangka pendek, analisis jangka panjang melihat bagaimana
penyesuaian-penyesuaian yang terjadi akan mempengaruhi harga maupun kuantitas
output yang di produksinya. Bila keseimbangan jangka panjang tercapai maka P = MC
jangka panjang dan output akan di produksi pada tingkat dimana AC adalah minimum.
Keuntungan Normal :
Misalkan harga keseimbangan
masuk keluarnya perusahaan ke dan dari industri.
pasar mula-mula Rp.4 pada D1
dan S1, kemudian D naik menjadi
D2 harga naik menjadi P2 Rp. 5
perusahaan memperoleh
Gambar 9.7 : Keuntungan ekonomis dan posisi keuntungan ekonomis sebesar
keseimbangan jangka panjang Rp. 1/satuan output hal ini akan
(a) Perusahaan individual (b) Industri
menarik perusahaan baru untuk
masuk ke dalam industri tsb shg
harga dan biaya
harga dan biaya

S1 menjadi S2 hal ini


menghentikan masuknya
MC S1 perusahaan baru P menjadi Rp. 4
D2 sehingga perusahaan hanya
AC
D1 S2 memperoleh keuntungan normal
MR2 = d2 5 saja.. Output total naik dari 75
5
menjadi 120 satuan jumlah
E1 produsen naik dari 10 perusahaan
4 MR1 = d1 5 menjadi 16 perusahaan.
E2
Sementara itu tingkat output
perusahaan yang semula adalah
7,5 satuan naik menjadi 8 satuan
karena adanya kenaikkan
permintaan pasar , namun
0 7,5 8,0 0 75 120 kemudian output perusahaan
24
turun lagi menjadi 7,5 satuan
Kuantitas Output (Q) Kuantitas Output (Q)
Gambar 9.8
Kerugian ekonomis dan posisi keseimbangan jangka panjang

(a) Perusahaan individual (b) Industri


harga dan biaya
harga dan biaya
MC
AC S2
D1
D2
S1
4 MR2 = d2 4

3 MR2 = d2 3

0 8,5 0 8,5 120


Kuantitas Output (Q)
Kuantitas Output (Q)

Jika perusahaan menderita kerugian, maka perusahaan-


perusahaan akan keluar dari industri tsb sehingga akhirnya
perusahaan akan memperoleh keuntungan normal saja

25
Berdasarkan pada sifat perubahan ongkos produksi dalam jangka
panjang, kurva penawaran industri dalam pasar persaingan
sempurna dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu yang
dipengaruhi oleh ongkos produksi yang bersifat :

a. Ongkos tetap ( Constant Cost ).


Kenaikkan atau penurunan permintaan tidak akan merubah harga
keseimbangan jangka panjang.
Gambar 9.9
Kurva penawaran pasar dalam jangka panjang untuk
pasar persaingan sempurna yang ongkosnya tetap ( constant )
harga D2
D1 D3 D4

E0 E1 E2 E3
4 S

0 60 75 120 150
Kuantitas output (Q)

Garis S yang sejajar dengan sumbu datar merupakan kurva


penawaraan jangka panjang yang muncul dalam industri apabila 26

ongkos produksi tidak mengalami perubahan didalam jangka panjang.


b. Ongkos yang semakin naik ( Increasing Cost)
Gambar 9.10
Kurva penawaran jangka panjang dalam
S
industri yang ongkosnya meningkat
Pada Gambar 9.10 menunjukkan
harga E2 semakin banyak jumlah barang
P2 E1 yang dihasilkan , semakin tinggi
P1
E0 ongkos produksi per unit. Kurva S
D2
P0 yang naik dari kiri bawah kekanan
D1 atas adalah kurva penawaran
D0 jangka panjang dalam industri.

0 Q1 Q2 Q3

Kuantitas output (Q)


c. Ongkos yang semakin berkurang( Decreasing Cost)
Gambar 9.11
S Kurva penawaran jangka panjang dalam
industri yang ongkosnya menurun
E0
P0 E1 Pada Gambar 9.11 menunjukkan ongkos
P1 yang semakin menurun apabila produksi
bertambah. Kurva S merupakan kurva
P2 E2 penawaran jangka panjang yang
bentuknya menurun dari kiri atas
kekanan bawah yang menggambarkan
semakin banyak jumlah barang yang di
0
Q0 Q1 Q2
produksi maka ongkosnya semakin
27
menurun.
Pasar Monopoli.

 Padabentuknya yang ekstrim pasar


monopoli (Persaingan tidak
sempurna ) adalah keadaan dimana
hanya ada satu perusahaan yang
merupakan produsen penjual suatu
barang, tidak ada barang pengganti
yang baik atau yang dekat.

28
Ciri-ciri pasar monopoli.

1.Pasar monopoli adalah industri


satu firma.
2.Tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip.
3.Tidak ada kemungkinan untuk
masuk kedalam industri.
4.Dapat menguasai/menentukan
harga ( Price Setter )
5.Promosi iklan kurang diperlukan.
29
Faktor-faktor yang
menimbulkan monopoli.

a. Pemilikan sumber daya yang unik,


b. Skala ekonomis ,
c. Monopoli alamiah/natural monopoly
d. Melalui undang-undang

30
Kesalahan Tafsir tentang harga
oleh perusahaan monopoli.

 bahwa perusahaan monopoli selalu


berusaha menetapkan harga yang
setinggi-tingginya dan mencari
keuntungan persatuan output
terbesar.
 Perusahaan monopoli selalu
memperoleh keuntungan
ekonomis 31
Pasar Persaingan Monopolistis

• Persaingan monopolistis
didefinisikan sebagai bentuk
organisasi pasar yang
memproduksi barang yang
berbeda corak.

32
Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistis

1. Terdapat banyak penjual, tetapi tidak


sebanyak pada pasar persaingan sempurna
2. Memproduksi barang yang berbeda corak,.
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan
mempengaruhi harga,
4. Untuk masuk kedalam industri relatif
mudah, tetapi tidak semudah pada
persaingan sempurna.
5. Persaingan dengan mempromosi secara
iklan sangat aktif,

33
Pasar Oligopoli.
• Pasar oligopoli adalah bentuk
organisasi pasar dimana hanya ada
beberapa atau sejumlah kecil
produsen/penjual saja, sedangkan
konsumennya atau pembelinya
banyak sekali. Jika hanya terdapat
dua produsen atau penjual maka
dimanakan pasar duopoli.

34
Ciri-ciri pasar oligopoli:

• Menghasilkan barang standard /


berbeda corak.
• Kekuasaan menentukan harga
adakalanya lemah adakalanya
sangat kuat.
• Pada umumnya perlu melakukan
promosi secara iklan

35
Maksimisasi keuntungan.

Dua pendekatan :
1. Pendekatan penerimaan total
dan biaya total ( TR dan TC ).
2. Pendekatan penerimaan
marginal dan biaya marginal
( MR = MC )

36
• Masimisasi laba Pendekatan
penerimaan total dan biaya total (TR
dan TC).

• Pada pendekatan ini dipilih tingkat


produksi dan sekaligus tingkat harga
yang memberikan selisih terbesar
antara pendapatan total dan biaya
totalnya.

37
Contoh : dengan angka dan grafik.
Tabel 9.7
Permintaan, biaya, pendapatan dan keuntungan perusahaan monopoli

Q P TR MR TC MC AC  / unit  Total
Unit ( Rp ) ( Rp ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
)
0 12 0 10 -10 -10
1 11 11 11 17 7 17 -6 -6
2 10 20 9 18 1 9 1 2
3 9 27 7 21 3 7 2 6
4 8 32 5 30 9 7,5 0,5 2
5 7 35 3 48 18 9,6 -2,6 -13

38
Gambar 9.12
Hasil penjualan total, ongkos total dan
keuntungan maksimum
27
A
Pendapatan dan biaya total

TC

Laba total sebesar Rp. 6,-


21
B

TR
10

0 3 Kuantitas Output (Q)

39
Maksimisasi laba pendekatan MR = MC
 Dengan pendekatan marginal, laba maksimal
diperoleh pada tingkat output dimana MR = MC
 bila MR > MC maka satuan output tambahan
yang di produsir masih memberikan tambahan
pada keuntungan total karena tambahan
pendapatan masih lebih besar dari pada
tambahan biaya
 Bila MR = MC maka satuan tambahan output
yang di produksi sama besarnya dengan
tambahan biaya yang diperlukan untuk
memproduksinya.
 Bila MR < MC, berarti keuntungan total
berkurang dan tidak lagi mencapai maksimal.
40
Gambar 9.13 :
Maksimisasi keuntungan pendekatan MR = MC

Harga dan biaya


MC

AC Hasil penjualan total OD x OQ


D A atau ODAQ biaya total OC x
9 OQ (OCBQ ) laba maks ABCD
keuntungan

B
7 C

D
MR

0 3Q Kuantitas Output ( Q )

Pada titik A, tingkat output yang memberikan keuntungan


maksimal pada output 3 unit dan tingkat harga Rp.9,-/unit dan biaya
rata-ratanya sebesar Rp.7,-dan keuntungan totalnya adalah Rp.6,-
(ABCD)
Situasi keuntungan ekonomis yang diperoleh perusahaan
monopoli dapat dipertahankan dalam jangka panjang karena adanya
hambatan atau rintangan bagi perusahaan lain untuk masuk kedalam
industri tersebut meskipun pada pasar tersebut terdapat keuntungan
41
ekonomis.
Seperti juga halnya dengan pasar
persaingan sempurna didalam
jangka pendek ada tiga
kemungkinan yang dapat berlaku
yaitu memperoleh keuntungan
normal atau melebihi normal, rugi
tetapi masih bisa berproduksi

42
Gambar 9.14
Perusahaan monopoli dalam keadaan tidak
memperoleh keuntungan

( i ) Keuntungan Normal ( ii ) Kerugian

P MC1
P AC
DO MCO

P1 A
P E ACO D1
kerugian Biaya total
OQ1 X OP1
=OQ1AP1
C B

DO=AR

MRO D1 =AR
MR1
O QO Q O Q1 Q
Perusahaan monopoli mendapat untung Perusahaan monopoli rugi
normal, berlaku apabila kurva AC menyinggung minimum jika memproduksi
kurva D pd tingkat produksi dimana MR=MC sebanyak Q1 karena MR1=MC1, 43
(produksi terbaik pd Q0 jika berbeda maka kerugian P1ABC,jika memproduksi selain
perusahaan akan rugi Q1 akan rugi lebih besar
Keseimbangan Jangka Pendek Pasar
persaingan monopolistis

Keseimbangan yang dicapai suatu


perusahaan dalam Pasar persaingan
monopolistis sama dengan monopoli,
bedanya pada pasar monopoli yang
dihadapi adalah permintaan seluruh
pasar, sedangkan dalam persaingan
monopolistis, permintaan yang dihadapi
perusahaan adalah sebagian dari
keseluruhan permintaan pasar

44
Gambar 9.15
Keseimbangan perusahaan persaingan monopolistis dalam jangka pendek
(i) Perusahaan mengalami kerugian
(i) Perusahaan memperoleh untung
MC
D AC MC AC
dan

B
P A P AVC
Keuntungan max D C A
C B
Harga
biaya

D
MR

MR

0 Q Kuantitas Output ( Q )
0 Q Kuantitas Output ( Q )
Pada Gambar 9.15 (i) keadaan
dimana perusahaan memperoleh Pada Gambar 9.15 (ii) perusahaan
memperoleh kerugian yang diminimumkan
keuntungan maksimum apabila
apabila MC = MR yaitu produksi sebanyak Q
memproduksi pada tingkat dan harga sebesar P, kerugian totalnya
dimana MR = MC sebesar PABC. Bila kerugian minimumnya >
Maka keuntungan maksimum AVC maka perusahaan menghentikan
tercapai apabila jumlah produksi produksinya dan keluar dari dalam industri
sebanyak Q dan harga adalah P, baik dalam jangka pendek maupun dalam
segi empat PABC merupakan jangka panjang, disini kurva AVC seluruhnya
45
berada diatas kurva permintaannya.
keuntungan maksimum.
 Bila kerugian yang dideritanya adalah sebesar
biaya tetapnya ( TFC ) maka tidak ada bedanya
apakah perusahaan menghentikan produksinya
atau meneruskan produksinya, kerugiannya
sama saja yaitu sebesar biaya tetapnya. Disini
kurva AC menyinggung kurva pendapatannya
dan kerugiannya adalah sebesar PC, tepat pada
tingkat output dimana MR = MC.
 Bila kerugian < TFC maka perusahaan
dalam jangka pendek akan terus berproduksi
karena kerugiannya lebih kecil dari pada bila ia
menghentikan produksinya. Hal ini bisa terlihat
pada Gambar 9.15 (ii) dimana jika perusahaan
menghentikan produksinya maka ia akan
menderita kerugian sebesar PD, sedangkan
kalau ia masih berproduksi kerugiannya bisa
diminimumkan yaitu hanya sebesar PC
46
Keseimbangan Jangka Panjang perusahaan
persaingan monopolistis
Gambar 9.16
Keimbangan jangka panjang perusahaan persaingan monopolistis
Keuntungan normal

MC
AC
Harga dan biaya

Dalam keseimbangan
jangka panjang
P0 perusahaan persaingan
monopolistis tidak
C0 memperoleh keuntungan
ekonomis tetapi hanya
D memperoleh keuntungan
normal saja.
MR

0 Qo Kuantitas Output ( Q )

Pada Gambar 9.16 terlihat bahwa kuantitas yang diproduksi


sebanyak Qo dan harga adalah Po dimana MR = MC dan kurva
Ac menyinggung kurva permintaan. Hal ini karena dalam
jangka panjang ada kemungkinan perusahaan-perusahaan 47

baru akan masuk


Pasar Oligopoli

 Pasar oligopoli adalah bentuk


organisasi pasar dimana hanya
ada beberapa atau sejumlah kecil
produsen/penjual saja, sedangkan
konsumennya atau pembelinya
banyak sekali. Jika hanya terdapat
dua produsen atau penjual maka
dinamakan pasar duopoli.
48
Ciri-ciri pasar oligopoli:

a.Menghasilkan barang
standard / berbeda corak.
b.Kekuasaan menentukan
harga adakalanya lemah
adakalanya sangat kuat.
c.Pada umumnya perlu
melakukan promosi secara
iklan.
49
Kurva permintaan dalam oligopoli Misalnya perusahaan
menurunkan harga ke P1, maka
D1 permintaan akan bertambah ,
D2 kalau perusahaan lain tdk
A menurunkan harga, maka
A1 permintaan bertambah ke C1,
Akan tetapi sekiranya
E perusahaan lain mengikuti
harga

P0
menurunkan harga permintaan
hanya bertambah pada C. Hal
P1 C1 yang sama juga akan berlaku jika
C harga turun lagi menjadi P2

P2 B1
B D1
D2

0 Q0 JUMLAH BARANG
Dalam gambar kurva D1D1 menggambarkan permintaan suatu
perusahaan oligopoli, misal perusahaan lain tidak melakukan perubahan
harga, walaupun perusahaan yg pertama melakukan perubahan harga.
Kurva D2D2 adalah permintaan yang dihadapi perusahaan oligopoli
apabila dimisalkan perubahan harga yang dilakukan diikuti oleh
perusahaan lain. Seterusnya misalkan pada permulaannya harga yang50
berlaku di pasar adalah P0, maka jumlah permintaan adalah Qo
Kurva pemintaan patah

Dalam suatu industri monopoli dimana hanya


terdapat tiga perusahaan saja ( X, Y, Z )maka
terdapat saling ketergantungan diantara
mereka. Bila salah satu perusahaan
menurunkan atau menaikkan harga maka
perusahaan saingannya akan ikut menurunkan
atau menaikkan harga jika mereka tidak
melakukan kesepakatan.
Reaksi para pesaing yaitu perusahaan Y
dan Z mungkin berupa perubahan harga yang
sama dengan perubahan harga yang semula
dilakukan oleh perusahaan X. kurva
permintaan perusahaan terlihat pada gambar
dibawah ini :
51
Kurva pemintaan patah

D
h
a
r MR1
g
a

MR1

52
Contoh :
Diketahui biaya produksi total dalam jangka
pendek adalah sbb :
TC = 2000 + (10 Q + 5 Q) – (3 Q2 + 3 Q2 ) + Q3
Dari data tersebut diatas :
•Hitunglah Biaya Tetap Totalnya pada output
10.000 dan 20.000 unit
•Biaya produksi tetap rata-ratanya pada
output 100 dan 200 unit.
•Biaya Variabel rata-ratanya pada output 10
dan 20 unit.
•Biaya Totalnya pada Output 5 dan 10 unit.
•Biaya marjinalnya pada output 5 dan 10 unit

53
 . Jika diketahui suatu perusahaan mempunyai kurva
permintaan :
2 Q = 200 – 2P dan jumlah output dan ongkosnya sbb :
Q = 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80
TVC = 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700,
800
TFC = 300
Dari data diatas anda diminta untuk menghitung :
 Tingkat output terbaik bagi perusahaan tersebut dalam
jagka pendek
 Berapa laba maksimum
 Berapa MR dan MC untuk setiap tingkat output
 Berapa AVC, AFC, AC untuk setiap tingkat output

54
 Contoh :
Diketahui harga jual suatu barang sebesar Rp. 50,-
Biaya tetap rata-rata sebesar Rp. 10,- biaya variabel
rata-ratanya sebesar 70 % dari harga jualnya.
Ditanya :
a. Hitunglah berapa unit barang yang harus
dihasilkan jika produsen tersebut ingin
memperoleh laba sebesar Rp. 6.000,-
b. Jika biaya tetap totalnya sebesar Rp. 1.500,- berapa
barang yang harus dihasilkan supaya produsen
tersebut berada dalam keadaan BEP.
c. Gambarkan kurva BEP tersebut diatas
d. Berapa biaya rata-ratanya.

55
Soal-Soal
1. Jelaskan Perbedaan antara permintaan industri secara keseluruhan
dengan permintaan dengan satu perusahaan saja.
2. Bagaimana bentuk kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna
dan pasar monopoli gambarkan kurvanya.
3. Mengapa pada pasar persaingan sempurna perusahaan tidak bisa
mendapat keuntungan diatas normal, jelaskan.
4. Suatu perusahaan persaingan sempurna mempunyai data sebagai
berikut :
Output perusahaan adalah : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
sedangkan
P = MR = Rp.10,- Total biaya tetapnya adalah Rp. 20
Total ongkos adalah 20, 28, 34, 38, 40, 44, 51, 62, 76, 96, 128.
Dari data diatas anda diminta untuk menghitung :
a. Hitunglah TVC, AVC, AFC, AC, MC DAN TR, gambarkan kurvanya
masing- masing.
b. Dengan pendekatan TR dan TC, pada output berapa terjadi BEP dan
laba maksimum tunjukkan dalam kurva.
c. Dengan pendekatan MR = MC, tunjukkan area keuntungan
maksimum dalam kurva.
56
5. Apa yang menyebabkan suatu perusahaan bisa menjadi
monopoli
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan monopoli alamiah
7. Bagaimana bentuk kurva permintaan pasar monopoli, dan
jelaskan mengapa demikian
8. Didalam persaingan monopolistis suatu perusahaaan
hanya bisa memperoleh keuntungan normal saja, jelaskan
mengapa demikian.
9. Apa perbedaan pasar persaingan sempurna dengan pasar
persaingan monopolistis.
10. Mengapa dalam pasar oligopoli kurva permintaan yang
dihadapi perusahaan yang tidak mengadakan kesepakatan
akan berbentuk patah, jelaskan.
11.Apakah perusahaan pada pasar oligopoli mempunyai
kekuasaan untuk menentukan harga

57
58

Anda mungkin juga menyukai