Anda di halaman 1dari 7

Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

Jurnal MIPA

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM

PENGARUH SUPLEMENTASI MADU KELENGKENG TERHADAP KADAR TSA DAN


MDA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI TIMBAL (Pb)

Kamilatussaniah  A Yuniastuti, RS Iswari

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


_______________________ __________________________________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang berasal dari emisi pembakaran bahan bakar.
Diterima Agustus 2015 Peningkatan penggunaan bahan bakar pada mesin industri dan kendaraan bermotor
Disetujui September 2015 menyebabkan peningkatan kadar Pb di udara. Masuknya Pb ke dalam tubuh akan mengganggu
Dipublikasikan Oktober keseimbangan molekul lain sehingga menjadi radikal bebas. Ketidakseimbangan antara radikal
2015 bebas dengan antioksidan menyebabkan stres oksidatif yang ditandai dengan menurunnya total
_______________________ satus antioksidan (TSA) dan meningkatnya malondialdehid (MDA). Madu kelengkeng adalah
Keywords: suplemen kesehatan yang mengandung flavonoid, vitamin C, vitamin E dan beta karoten yang
Madu kelengkeng, Timbal berperan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh madu
(Pb), TSA, MDA kelengkeng terhadap kadar TSA dan MDA darah tikus putih yang diinduksi Pb. Desain penelitian
_____________________________ ini adalah eksperimental dengan 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang dibagi dalam 5
kelompok, yaitu kelompok A (tikus normal), B (tikus dengan induksi Pb 10 mg/kgBB) dan C, D, E
merupakan kelompok perlakuan suplementasi madu secara berturut-turut 0,45, 0,9, 1,8 ml/200
gramBB dan induksi Pb 10 mg/kgBB selama 14 hari. Data TSA dan MDA dianalisis menggunakan
one way anova dan uji LSD untuk mengetahui perbedaan setiap kelompok. Hasil penelitian
menunjukkan madu dengan dosis 1,8 ml/200 gramBB dapat meningkatkan kadar TSA dan
menurunkan kadar MDA secara signifikan. Simpulan dari penelitian ini adalah madu dapat
meningkatkan kadar TSA dan menurunkan kadar MDA pada tikus putih yang diinduksi Pb.

Abstract
__________________________________________________________________________________________
Lead (Pb) is heavy metal which comes from waste fuel emissions. Increased use of fuel in industrial
machinery and vehicles causes increased levels of lead in the air. The entry of Pb into the body will
disturb the ballance other molecules and became a free radicals. The imbalance between free
radicals and antioxidants cause oxidative stress which characterized by decreased total antioxidant
statue (TAS) and increased malondialdehid (MDA). Longan honey is health suplement which
contained flavonoids, vitamin C, vitamin E and beta carotene. This study aims to determine the effect
of longan honey against TAS and MDA levels of blood Pb-induced. This is an experimental research
design with 25 white male rats Wistar, divided into 5 groups: group A (normal), B (rats with induced
Pb 10 mg / kg) and the C, D, E is a group of honey supplementation treatment respectively 0.45, 0.9,
1.8 ml / 200 gramBB and induction of Pb 10 mg / kg for 14 days. TAS and MDA data were analyzed
using one-way ANOVA and LSD test to determine differences in each group. The results showed that
honey with a dose of 1.8 ml / 200 gramBB could increase levels of TAS and MDA levels were
significantly lowered. The conclusions of this study is the honey can increase levels of TSA and lower
levels of MDA in white rats induced Pb.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 0215-9945
Gedung D6 Lantai 1, Kampus Unnes Sekaran,
Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: kamilakaniza93@gmail.com

108
Kamilatussaniah, A Yuniastuti, RS Iswari / Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

PENDAHULUAN Masuknya Pb ke dalam tubuh akan


mempengaruhi kesehatan dan fungsi kemampuan
Madu kelengkeng merupakan salah satu darah untuk membentuk hemoglobin, gangguan
suplemen alternatif yang dapat berperan sebagai sistem syaraf, anemia, serta terjadinya kerusakan
antioksidan. Berdasarkan penelitian, madu pada hepar dan ginjal (Ardiyanto 2005). Timbal
kelengkeng memiliki aktivitas antiradikal bebas akan berikatan dengan eritrosit dan menyebabkan
sebesar 82,10% lebih besar dibandingkan dengan terjadinya stres oksidatif, yaitu bereaksinya
madu randu yaitu 69,37% untuk setiap 1 gram oksihemoglobin dengan Pb, menyebabkan
ekstrak pekat metanol (Parwata et al. 2010). Zat terjadinya hemolisis pada membran sel darah
gizi yang terkandung dalam madu kelengkeng merah. Struktur glutation (GSH) terdiri atas gugus
adalah karbohidrat, protein, asam amino, vitamin karboksil asam amino, gugus sulfihidril, serta dua
dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam ikatan peptida sebagai situs reaksi dengan logam.
madu yaitu vitamin B1, B2, B3, B6, C, A, E, Gugus fungsional –SH merupakan gugus terpenting
flavonoid, sedangkan mineral yang terkandung di yang dapat mengikat logam, terutama pengikatan
dalamnya antara lain Na, Ca, K, Mg, Cl, Fe, Zn dengan logam berat yang masuk dalam tubuh.
(Parwata et al. 2010). Madu kelengkeng banyak Glutation reductase (GR) merupakan enzim yang
mengandung metabolit sekunder yang bersifat berfungsi untuk mengubah gluthation disulfide
semi polar atau polar. Senyawa-senyawa kimia (GSSG) menjadi GSH. GR memiliki struktur ikatan
pada fraksi semi polar seperti golongan flavonoid disulfida. Pb sangat reaktif berikatan dengan gugus
selain memiliki ikatan rangkap majemuk juga –SH, terjadinya ikatan Pb dengan gugus SH
memiliki gugus hidroksi lebih banyak sehingga menyebabkan terjadinya penurunan biosintesis
memiliki potensi lebih tinggi untuk mengikat GR, sehingga kadar GSH menurun. Pengaruh Pb
radikal bebas. Flavonoid spesifik yang terkandung pada kadar enzim antioksidan lain, yaitu katalase
dalam madu kelengkeng adalah isoflavon (Asih et (CAT), gluthation peroxidase (GPx), superoksida
al. 2012). dismutase (SOD). Enzim GPx memerlukan
Madu mengandung berbagai macam selenium dalam melakukan fungsinya sebagai
antioksidan enzimatik, seperti glucose oxidase, antioksidan. Timbal memiliki kereaktifan yang
katalase (CAT) serta komponen antioksidan lain tinggi terhadap selenium. Adanya Pb yang berlebih
seperti asam askorbat, flavonoid, fenolik, dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya
karotenoid, asam organik serta senyawa polifenol pengikatan selenium, akibatnya aktivitas enzim
seperti caffeic acid, caffeic acid phenylester, chrysin, GPx menurun (Ercal et al. 2001).
galangin, quercetin, acacetin, kaempferol, Peningkatan radikal bebas yang melebihi
pinocembrin, pinobanksin dan apigenin (El-Hady normal, menyebabkan berkurangnya antioksidan
2013). yang berfungsi untuk menetralisir reactive oxygen
Polusi udara mengandung berbagai logam species (ROS), sehingga kadar total status
berat, salah satunya adalah timbal (Pb) yang antioksidan (TSA) dalam tubuh mengalami
berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan penurunan. Bila radikal bebas lebih tinggi daripada
bermotor dan emisi industri. Timbal terdapat di antioksidan maka terjadi ketidakstabilan oksidatif
alam dalam bentuk gas dan partikel. Timbal yang disebut stres oksidatif, yaitu terjadinya
anorganik terdapat paling banyak di udara, karena peningkatan peroksidasi lipid. Salah satu
merupakan hasil dari pembakaran tetraethyl Pb biomarker terjadinya stres oksidatif adalah
(TEL) dan tetramethyl Pb (TEMEL) yang tingginya kadar malondialdehid (MDA) akibat
terkandung dalam bahan bakar kendaraan proses peroksidasi lipid yang berlebihan di dalam
bermotor (Mardiani 2008). Hasil penelitian sel (Shofia et al. 2013).
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Madu kelengkeng diproduksi secara
(LAPAN) mengenai pencemaran udara di kontinyu di Indonesia, namun tingkat konsumsi
perkotaan, emisi transportasi terbukti sebagai madu kelengkeng di kalangan masyarakat masih
penyumbang pencemaran udara tertinggi di rendah, karena masyarakat belum banyak
Indonesia, yakni sekitar 85% (Gusnita 2012). mengetahui manfaat madu kelengkeng, sehingga

109
Kamilatussaniah, A Yuniastuti, RS Iswari / Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

diperlukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perbedaan masing-masing kelompok tersebut,


madu kelengkeng dalam meningkatkan TSA dan dilakukan uji lanjut LSD pada taraf kepercayaan
menurunkan kadar MDA. 95%. Hasil uji LSD menunjukkan terdapat
perbedaan kadar TSA dan MDA secara signifikan
METODE PENELITIAN pada setiap kelompok dengan taraf siginifkansi
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hasil pengukuran kadar TSA dan MDA disajikan
Gizi, Pusat Studi Pangan dan Gizi, UGM. Populasi pada Tabel 1.
dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan antar
norvegicus). Sampel dari penelitian ini adalah tikus kelompok perlakuan. Penelitian menunjukkan
putih galur Wistar berusia 2-3 bulan dengan berat bahwa pada kelompok A yaitu kelompok normal
badan 150-250 gram yang berasal dari memiliki kadar TSA tertinggi dan kadar MDA
Laboratoium Gizi, Pusat Studi Pangan dan Gizi terendah. Kelompok normal digunakan sebagai
UGM. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok kelompok kontrol untuk mengetahui kadar TSA
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 dan MDA pada keadaan normal tanpa
ekor tikus. Perlakuan dilakukan selama 14 hari suplementasi madu kelengkeng dan induksi Pb.
dengan pemberian Pb asetat berselang satu jam Pada kelompok B memiliki kadar TSA
setelah pemberian madu kelengkeng. Madu terendah dan MDA tertinggi. Kelompok B
kelengkeng disuplementasi dengan dosis untuk merupakan kelompok dengan induksi Pb dosis 10
setiap kelompok perlakuan adalah (a) 0,45 ml/200 mg/kgBB. Kadar TSA dan MDA pada kelompok B
gramBB, (b) 0,9 ml/200 gramBB dan (c) 1,8 berbeda nyata dengan kelompok normal maupun
ml/200 gramBB. kelompok pemberian madu kelengkeng.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kelompok C, D dan E merupakan kelompok
kadar TSA dan MDA darah tikus setelah 14 hari suplementasi madu kelengkeng dengan dosis (0,45
perlakuan. Kadar TSA diukur dengan ml/200 gramBB, 0,9 ml/200 gramBB dan 1,8
spektrofotometer pada panjang gelombang 600 ml/200 gramBB). Kelompok perlakuan madu
nm sesuai metode Randox Kit Laboratories. Kadar kelengkeng berbeda nyata dengan kelompok B
MDA diukur dengan metode TBARS pada panjang (kelompok induksi Pb 10 mg/kgBB). Kelompok
gelombang 532 nm. dengan perlakuan madu kelengkeng memiliki
Data kadar TSA dan MDA dianalisis dengan kadar TSA lebih tinggi dan memiliki kadar MDA
menggunakan one way anova dan dilanjutkan uji lebih rendah dibandingkan dengan kelompok B.
LSD untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Pada kelompok C merupakan kelompok
dengan pemberian madu kelengkeng dosis 0,45
HASIL DAN PEMBAHASAN ml/200 gramBB. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kadar TSA dan MDA yang diperoleh pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kelompok C berbeda dengan kelompok D dan E.
kelompok memiliki variasi kadar TSA dan MDA. Madu dosis 0,45 ml/200 gramBB mampu
Berdasarkan uji normalitas diketahui bahwa data meningkatkan kadar TSA dan menurunkan kadar
TSA dan MDA masing-masing berdistribusi normal. MDA dibandingkan dengan kelompok B (induksi
Hasil uji one way anova menunjukkan madu Pb 10 mg/kgBB tanpa suplementasi madu
berpengaruh terhadap kadar TSA dan MDA tikus kelengkeng).
putih yang diinduksi Pb. Untuk mengetahui letak

110
Kamilatussaniah, A Yuniastuti, RS Iswari / Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

Tabel 1. Kadar TSA dan MDA tikus


Kelompok Perlakuan Kadar TSA Kadar MDA
A Normal 1,79 ± 0,121a 1,34 ± 0,178a
B Pb 10 mg/kgBB 0,20 ± 0,076b 9,56 ± 0,236b
C Madu kelengkeng 0,45 ml/200gramBB + Pb 0,62 ± 0,125 c 6,33 ± 0,340c
10 mg/kgBB
D Madu kelengkeng 0,9 ml/200gramBB + Pb 1,00 ± 0,192d 5,10 ± 0,500d
10 mg/kgBB
E Madu kelengkeng 1,8 ml/200gramBB + Pb 1,41 ± 0,082e 3,45 ± 0,291e
10 mg/kgBB
Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pada setiap kelompok
dengan taraf ketelitian p<0,05

Pada kelompok D merupakan kelompok Berdasarkan sifatnya, Pb diketahui memiliki


dengan pemberian madu kelengkeng dosis 0,9 reaktifitas yang tinggi terhadap membran sel. Pb
ml/200 gramBB. Kadar TSA dan MDA kelompok D yang terikat oleh membran sel akan menyebabkan
berbeda nyata dengan kelompok C dan E. Madu integritas membran sel berkurang, karena Pb
dengan dosis 0,9 ml/200 gramBB memiliki kadar dapat bereaksi dengan asam lemak tak jenuh yang
TSA lebih tinggi dan kadar MDA lebih rendah merupakan salah satu penyusun membran sel
dibandingkan dengan kelompok C (madu dosis (Ercal et al. 2001). Selain itu, Pb dapat mengubah
0,45 ml/200 gramBB) dan kelompok B (induksi Pb panjang pendek rantai asam lemak tak jenuh.
10 mg/kgBB tanpa suplementasi madu Peningkatan Pb secara berlebihan yang masuk
kelengkeng). dalam tubuh mengakibatkan peningkatan reaksi
Kelompok E merupakan kelompok dengan antara Pb dengan asam lemak tak jenuh, dikenal
pemberian madu kelengkeng dosis 1,8 ml/200 dengan peroksidasi lipid (Endrinaldi & Asterina
gramBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2014). Reaksi peroksidasi lipid tersebut akan
madu dosis 1,8 ml/200 gramBB mampu menghasilkan senyawa MDA, sehingga terjadinya
meningkatkan kadar TSA dan menurunkan kadar peningkatan peroksidasi lipid menyebabkan
MDA tertinggi dibandingkan dengan kelompok peningkatan kadar MDA dalam tubuh.
perlakuan madu kelengkeng dosis lainnya (C dan Masuknya Pb ke dalam tubuh pada kadar
D) dan kelompok B (induksi Pb 10 mg/kgBB tanpa tertentu dapat menyebabkan terjadinya
suplementasi madu kelengkeng). perubahan pada beberapa molekul tubuh sehingga
Kelompok perlakuan madu kelengkeng pada akhirnya fungsi tubuh akan terganggu. Organ
dengan dosis 0,45 ml/200 gramBB (kelompok C), yang mengalami gangguan fungsi tubuh salah
0,9 ml/200 gramBB (kelompok B) dan 1,8 ml/200 satunya adalah hepar. Hepar merupakan organ
gramBB (kelompok E) terbukti mampu utama yang berfungsi untuk mendetoksifikasi
meningkatkan kadar TSA dan menurunkan kadar senyawa toksik yang terbawa masuk dalam tubuh
MDA pada tikus yang diinduksi Pb, namun belum melalui makanan maupun obat. Kerusakan hepar
sama dengan kadar TSA dan MDA kelompok yang disebabkan oleh Pb dapat menginduksi
normal (kelompok A), meskipun pada dosis madu pembentukan radikal bebas serta menurunkan
tertinggi. aktivitas dan produksi antioksidan endogen
Penurunan kadar TSA dan peningkatan dengan demikian akan terjadi stres oksidatif
kadar MDA pada kelompok B dapat terjadi karena (Gurer & Ercal 2000).
Pb yang diinduksikan akan menjadi radikal bebas Stres oksidatif merupakan suatu keadaan
dalam tubuh dan menyebabkan stres oksidatif. terjadinya ketidakseimbangan jumlah ROS dengan
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang antioksidan penangkal radikal bebas dalam tubuh,
tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung akibatnya terjadi peroksidasi lipid yang
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan berlebihan. Stres oksidatif terjadi apabila radikal
pada orbital terluarnya (Ratnayani et al. 2012). bebas lebih besar dibandingkan dengan yang dapat

111
Kamilatussaniah, A Yuniastuti, RS Iswari / Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

diredam oleh mekanisme pertahanan sel (Langseth dapat berperan sebagai antioksidan (Ercal et al.
et al. 1994). MDA terbentuk dari reaksi antara 2001). Pengaruh Pb dalam menurunkan
radikal bebas dengan asam lemak tak jenuh antioksidan enzim katalase terjadi secara tidak
penyusun membran sel. Terjadinya peningkatan langsung. Masuknya Pb di dalam tubuh dapat
radikal bebas dalam tubuh akan meningkatkan berpengaruh terhadap sintesis heme, dimana
terjadinya reaksi antara radikal bebas dengan heme merupakan salah satu komponen dalam
asam lemak tak jenuh tersebut, sehingga kadar sintesis enzim katalase. Pb menyebabkan
MDA meningkat. Keseimbangan antara radikal terganggunya proses sintesis heme (Ercal et al.
bebas dengan antioksidan dalam tubuh harus 2001; Flora et al. 2008). Suplementasi madu
seimbang, apabila radikal bebas di dalam tubuh kelengkeng yang dilakukan pada penelitian ini,
melebihi jumlah antioksidan endogen maka akan bertujuan untuk meningkatkan antioksidan dalam
menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Selain itu, menangkal radikal bebas yang disebabkan karena
peningkatan radikal bebas juga dapat Pb. Senyawa antioksidan yang terkandung di
menyebabkan ketidakseimbangan molekul lain. dalam madu akan bekerja secara sinergis untuk
MDA digunakan sebagai biomarker biologis menangkal radikal bebas, akibatnya kadar radikal
terjadinya stres oksidatif. Induksi Pb asetat yang bebas dan peroksidasi lipid akan diredam.
dilakukan menyebabkan terjadinya peningkatan Madu kelengkeng mengandung beberapa
radikal bebas dalam tubuh akibatnya terjadi stress vitamin yang berperan sebagai antioksidan, seperti
oksidatif (Gurer & Ercal 2000). vitamin C, vitamin E, dan beta karoten. Kandungan
Penurunan kadar TSA secara signifikan pada senyawa antioksidan tersebut bekerja secara
kelompok B dapat terjadi karena Pb menyebabkan sinergis untuk menangkal dan meredam radikal
terbentuknya ROS, seperti H2O2, RO-, NO-, ONOO, bebas. Aktivitas antioksidan dari vitamin C adalah
OH-. Peningkatan jumlah radikal bebas yang terjadi dengan memutus rantai ikatan radikal peroksi
secara terus menerus dapat meningkatkan dengan molekul lain, sehingga tidak terbentuk
pemakaian enzim antioksidan intraseluler rantai radikal peroksi lain (Rock et al. 1996).
(Wresdiyati et al. 2007). Hasil penelitian Berdasarkan Murray et al. (2003), vitamin C
menunjukkan kadar TSA pada kelompok B sebagai antioksidan tidak berperan secara
terendah dibandingkan dengan kelompok langsung, tetapi vitamin C diperlukan untuk
perlakuan suplementasi madu kelengkeng. mempertahankan agar kofaktor logam dapat
Penurunan antioksidan pada kelompok B dapat berada dalam keadaan tereduksi. Vitamin C
disebabkan karena terganggunya sintesis merupakan agen pereduksi yang mampu
antioksidan endogen karena Pb. mereduksi senyawa oksidan seperti NO serta
Glutation merupakan enzim terpenting oksidan lain. Vitamin C memiliki kemampuan
sebagai antioksidan endogen yang mampu untuk menangkal radikal bebas dengan mencegah
menangkap radikal bebas, namun Pb memiliki terjadinya peroksidasi lipid pada hati dan jaringan
afinitas dan kereaktifan yang tinggi terhadap (Patrick 2006).
kompleks gugus sulfihidril pada glutation, ketika Mekanisme beta karoten sebagai
gugus sulfidril tersebut terikat pada Pb akan antioksidan terjadi secara tidak langsung, yaitu
menyebabkan glutation kehilangan dengan melakukan perlindungan membran sel
kemampuannya sebagai antioksidan (Flora et al. serta menjaga integritas membran sel dengan
2008). Pengaruh Pb pada enzim antioksidan GPx radikal bebas, oleh karena itu peroksidasi lipid
terjadi karena Pb memiliki reaktivitas yang tinggi pada membran sel dapat dicegah (Latumahida et
terhadap selenium, dimana selenium merupakan al. 2011). Aktivitas antioksidan vitamin E yang
salah satu komponen pada enzim GPx agar dapat terkandung pada madu kelengkeng yaitu dengan
berperan sebagai antioksidan. Meningkatnya Pb di cara mentransfer atom hidrogen. Vitamin E
dalam tubuh akan menyebabkan Pb berikatan berperan sebagai antioksidan dengan menangkal
dengan selenium, akibatnya selenium di dalam dan menetralisir radikal bebas. Vitamin E
tubuh akan menurun. Ketidaktersediaanya merupakan antioksidan eksogen yang banyak
selenium dalam GPx akan menyebabkan GPx tidak terkandung pada tumbuhan dan bersifat lipofilik

112
Kamilatussaniah, A Yuniastuti, RS Iswari / Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

(Mostofa et al. 2010). Berdasarkan Packer (1991), antioksidan adalah melalui aktivasi nuclear factor
Vitamin E dapat menjaga dan melindungi stabilitas erythroid 2 related factor 2 (Nrf2) yang merupakan
membran sel dan mencegah lipoprotein pada gen yang berperan dalam sintesis enzim
membran sel sehingga tidak mengalami stres antioksidan endogen seperti gen SOD (Sumardika
oksidatif akibat radikal bebas. Alfa tokoferol & Jawi 2011).
mampu melindungi membran sel darah merah dan Adanya peningkatan antioksidan di dalam
daapt meningkatkan aktivitas enzim SOD dan tubuh karena suplementasi madu kelengkeng akan
katalase (Reed & Orrenius 1997). menurunkan kadar radikal bebas sehingga secara
Berdasarkan hasil penelitian Asih et al. tidak langsung peroksidasi lipid menurun dan
(2012) diketahui bahwa madu kelengkeng kadar MDA menurun. Hasil penelitian
mengandung senyawa antioksidan spesifik, yaitu menunjukkan bahwa pemberian madu kelengkeng
flavonoid. Madu kelengkeng mengandung bahan pada kelompok E, yaitu kelompok perlakuan
aktif antiradikal bebas yang bersifat polar dan dengan dosis 1,8 ml/200 gramBB mampu
semi polar. Senyawa kimia yang bersifat semi polar menurunkan kadar MDA dan meningkatkan kadar
memiliki struktur ikatan rangkap majemuk dan TSA secara signifikan. Berdasarkan hasil
memiliki gugus hidroksi lebih banyak sehingga penelitian, diketahui bahwa madu kelengkeng
lebih berpotensi untuk meredam radikal bebas. dengan dosis 1,8 ml/200 grBB dapat
Flavonoid merupakan salah satu metabolit meningkatkan kadar TSA dan menurunkan MDA
sekunder yang dihasilkan oleh tanaman. Senyawa secara signifikan dalam mengatasi radikal bebas
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan, termasuk yang dapat disebabkan oleh berbagai polutan.
dalam golongan senyawa fenolik yang bersifat Dosis tersebut setara dengan 100 ml pada
polar dan dapat larut dalam air. Flavonoid manusia, sehingga tidak dianjurkan untuk
memiliki aktivitas antioksidan yaitu penangkap meningkatkan dosis tersebut, karena dapat
radikal bebas serta peredam terbentuknya oksigen dimungkinkan dapat berpengaruh pada kadar
singlet (O-) (Trianggadewi 2010). Berdasarkan glukosa penderita diabetes atau seseorang yang
strukturnya, flavonoid memiliki lebih dari satu sudah berusia lanjut.
gugus fenol (gugus –OH dan aromatik) serta
mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi, SIMPULAN
sehingga mampu untuk menangkal radikal bebas
(Rahmah 2012). Suplementasi madu kelengkeng
Senyawa flavonoid yang terkandung dalam berpengaruh terhadap kadar TSA pada tikus putih
madu kelengkeng tersebut berperan dalam yang diinduksi timbal (Pb). Kadar TSA tertinggi
mekanisme penghambatan peroksidasi lipid. terdapat pada kelompok E (perlakuan dengan
Flavonoid mampu mendonorkan satu atom dosis madu 1,8 ml/200 gramBB). Suplementasi
hidrogen dari gugus hidroksil (OH) fenolik pada madu kelengkeng berpengaruh terhadap MDA
saat bereaksi dengan radikal bebas. Flavonoid pada tikus putih yang diinduksi timbal (Pb). Madu
pada madu kelengkeng berperan dalam dengan dosis 1,8 ml/200 gramBB mampu
menangkap dan menangkal radikal bebas menurunkan kadar MDA tertinggi.
(scavenger).
Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan DAFTAR PUSTAKA
terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan secara Ardiyanto D. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam
langsung terjadi dengan mendonorkan ion (Pb) dalam Darah Masyarakat yang Terpajan
hidrogen sehingga dapat menetralisir efek toksik Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan Lingkungan
2 (1): 67-76.
dari radikal bebas, sedangkan mekanisme secara
Asih IA, Ratnayani RK & Swardana IB. 2012. Isolasi dan
tidak langsung yaitu dengan meningkatkan
Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid dari
ekspresi gen antioksidan endogen melalui Madu Kelengkeng (Nephellium longata L). Jurnal
beberapa mekanisme (Sumardika & Jawi 2011). Kimia 6 (1): 72-78.
Salah satu mekanisme peningkatan ekspresi gen

113
Kamilatussaniah, A Yuniastuti, RS Iswari / Jurnal MIPA 38 (2) (2015): 108-114

Aulanni’am RA & Rahmah NL. 2012. The Potency of Parwata OAK, Ratnayani KAA, & Listya A. 2010. Aktivitas
Sargassum dulpicatum Bory Extract on Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta Karoten Pada
Inflammatory Bowel Disease Therapy in Rattus Madu Randu (Ceiba petandra) dan Madu
norvegicus. Journal of Life Science 6:144-154 Kelengkeng (Nephellium longata L). Jurnal Kimia
El-Hady. 2013. Honey Protect human Low Density 4 (1): 54-62.
Lipoprotein (LDL) from Peroxidation (In Vitro Patrick. 2006. Lead Toxicity Part II: The Role of Free
Study). Journal Pharmation Science 23 (2): 191- Radical Damage and The Use of Antioxidants in
197. the Pathology and Treatment of Lead Toxicity.
Endrinaldi & Asterina. 2014. Pengaruh Timbal (Pb) Alternative Medicine Review 11 (2): 114-127.
Terhadap Kadar MDA Serum Tikus Putih Jantan. Ratnayani KAA, Laksmiwati IAM, & Septian Ni PI. 2012.
Jurnal kesehatan 3 (3): 533-537. Kadar Total Senyawa Fenolat Pada Madu Randu
Ercal N, Orhan HG, & Burns NA. 2001. Toxic Metals and dan Madu Kelengkeng Serta Uji Aktivitas
Oxidative Stress Part I: Mechanism Involved in Antiradikal Bebas dengan Metode DPPH
Metal Induced Oxidative Damage. Journal of (Difenilpikril Hidrazil). Jurnal Kimia 6 (2): 163-
Curent Topic in Medicinal Chemistry 1: 529-539. 168.
Flora SJS, Megha M, & Ashish M. 2008. Heavy Metal Reed DJ, & Orrenius S. 1997. The role of methionine in
Induced Oxidative Stress and Its Possible glutathione biosynthesis by isolated hepatocytes.
Reversa; By Chelation Therapy. Indian Journal Biochem Biophys Res Commun 77:1257-1264.
Med Res 128: 501-523. Rock CL, Jacob RA, & Bowen PA. 1996. Update on
Gurer H & Ercal N. 2000. Can antioxidants be beneficial biological characteristics of the antioxidant
in the treatment of lead-poisoning? Free Radic. micronutrients: vitamin C, vitamin E and
Journal Biologi Med 29: 927–945. carotenoids. J. Am Diet Assoc 96 (7): 693-702.
Gusnita D. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Shofia V, Aulanni’am, & Mahdi C. 2013. Studi Pemberian
Di Udara dan Upaya Penghapusan Bensin Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum
Bertimbal. Berita Dirgantara 13 (3): 95-101. Prismaticum) terhadap Kadar Malondialdehid
Langseth L. 1994. Oxidants, Antioxidants, and Disease dan Gambaran Histologi Jaringan Ginjal pada
Prevention. Belgium: International Life Science Tikus (Rattus Norvegicus) Diabetes Melitus Tipe
Institute (ILSI) Press: 1-25. 1. Kimia Student Journal 1: 119-125.
Latumahida GJ, Kakisina P, & Moniharavopon M. 2011. Sumardika IW, & Jawi IM. 2011. Ekstrak Air Daun
Peran Madu Sebagai Antioksidan dalam Ubijalar Ungu Memperbaiki Profil Lipid dan
Mencegah Kerusakan Pankreas Mencit (Mus Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus Yang
musculus) Terpapar Asap rokok Kretek. Molusca Diberi Makanan Tinggi Kolesterol. Jurnal Ilmiah
medika 4 (1): 106-116. Kedokteran 43 (2): 67-70.
Mardiani HT. 2008. Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Trianggadewi DP. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw) Terhadap
Mencit. Tesis. Sumatera: Universitas Sumatera Kadar Kolesterol LDL Tikus Putih (Rattus
Utara. norvegicus) yang Diinduksi dengan Pakan
Mostafa MH, Osfor, Ibrahim HS, Mohamed YA, Ahamed Hiperkolesterolemia. Skripsi. Surakarta: Fakultas
SM, Azeem ASAE, & Hegazy AM. 2010. Effect of Kedokteran, Universitas Negeri Surakarta.
Alpha Acid and Vitamin E on Heavy Metals Wresdiyati T, Astawan M, Fithriani D, Adnyane IKM,
Intoxication in Male Albino Rats. Journal of Novelina S, & Satyaningtjas AS. 2007. Pengaruh
America Science. 6(8) : 56-63. a-tokoferol terhadap profil superoksida
Murray RK, Graner DK, Mayes PA, & Rodwell VW. 2003. dismutase (SOD) dan malondialdehida (MDA)
Biokimia Harper. Edisi 24. EGC, Jakarta: 611-613. pada jaringan hati tikus di bawah kondisi stres.
Packer L. 1991. Protective role of vitamin E in biological Jurnal Veteriner 8(4):202-209.
systems. Am J Clin Nutr 53:1050S-1055S.

114

Anda mungkin juga menyukai