Anda di halaman 1dari 15

BAB VI

HARGA POKOK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN

PERTEMUAN KESEMBILAN

i. Deskripsi Materi : Setelah mengikuti perkuliahan mengenai topik ini


diharapkan mahasiswa dapat memahami Harga Pokok
Bersama dan Produk Sampingan

ii. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliah mengenai topik ini


diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui Perbedaan antara Produk Bersama
dengan Produk Sampingan
2. Dapat Mengalokasikan Biaya Gabungan ke dalam
Produk Bersama dengan menggunakan berbagai
Metode
3. Mahasiswa Memahami Konsep Biaya Gabungan
4. Mahasiswa dapat membebankan biaya ke Produk
Sampingan.

iii. Sub Pokok Bahasan : Yang menjadi sub pokok bahasan


1. Pengertian produk bersama dan produk sampingan
2. Akuntansi untuk produk bersama
3. Akuntansi untuk produk sampingan
iv. Uraian Materi

Dalam beberapa bab yang lalu, pembahasan ditekankan pada masalah perhitungan
harga pokok dan nilai persediaan untuk suatu perusahaan yang memproduksi
produk tunggal. Pada bab ini pembahasan ditekankan dalam hal perhitungan harga
pokok dan nilai persediaan dari suatu perusahaan yang memproduksi beberapa
macam produk dan produk-produk tersebut diproses melalui suatu proses yang sama
dan diproduksi secara bersama.

1. Pengertian Biaya Bersama dan Biaya Bergabung


Pada bebeapa peusahaan seringkali dijumpai adanya suatu perusahaan yang
memproduksi beberapa produk. Masing-masing produk tersebut ada yang
produksinya dilakukan bersama-sama dengan produk lain, adapula tidak
bersama-sama dengan produk yang lain ( terpisah ). Umumnya didalam
memproduksi bermacam-macam produk tersebut timbul biaya bersama atau
biaya berrgabung.
Kadang-kadang pengertian biaya bersama ini dianggap sama dengan
pengertian biaya bergabung, dan sebenarnya keduanya adalah berbeda. Biaya
bersama (joint cost) adalah biaya yang dikorbankan untuk memproduksi
beberapa produk dengan melalui suatu proses yang sama dan berasal dari
bahan baku yang ssama serta di dalam waktu yang sama pula.
Apabila beberapa produk yang diproduksi melalui suatu proses atau departemen
yang sama tetapi berasal dari bahan baku yang berbeda dan produk-produk
tersebut diproduksi secara terrpisah (tidak dalam waktu yang sama) maka biaya
produksi yang terjadi tersebut dikatakan sebagai biaya bergabung (common
cost).
Baik biaya bersama ataupun biaya bergabung, pada umumnya keduanya
menghadapi masalah alokasi (pembagian) biaya, namun membagi biaya
bersama lebih sulit dari pada membagi biaya bergabung. Biaya bergabung dapat
dibagi (dialokasi) kepada beberapa produk yang dihasilkan dengan mudah
karena tiap-tiap produk tersebut dapat diproduksi secara terpisah sehingga dapat
ditelusuri besarnya penggunaan fasilitas oleh masing-masing produk dan
besarnya penggunaan fasilitas oleh masing-masing produk tersebut digunakan
sebagai dassar untuk membagi biaya bergabung.
Pembagian biaya bersama kepada produk-produk bersama mengalami
kesulitan karena produk-produk secara terpisah, oleh karena itu besarnya
penggunaan fasilitas oleh masing-masing produk bersama tersebut tidak dapat
diketahui sehingga alokasi atau pembagian biaya bersama kepada produk-
produk bersama tidak mempunyai dasar yang tepat (akurat), dengan kata lain
biaya bersama tidak dapat diikuti jejak alirannya ke produk-produk yang
dihasilkan.
Perbedaan pokok antara biaya bersama dan biaya bergabung adalah :
1. Produk-produk yang berasal dari biaya bersama, secara teknis tidak dapat
diproduksi secara terpisah, dengan kata lain apabila akan memproduksi
produk yang satu maka harus memproduksi produk yang lainnya pula.
Sedangkan produk-produk yang berasal dari biaya bergabung dapat
diproduksi secara terpisah.
2. Biaya bersama tidak dapat diikuti jejak aliran biayanya kepada produk-
produk bersama yng dihasilkan sedangkan biaya bergabung dapat diikuti
jejak alirannya ke produk-produk yang dihasilkan.
3. Biaya bersama itu meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik. Sedangkan biaya bergabung hanya terdiri dari biaya
overhead pabrik.

2. Produk Bersama dan Produk Sampingan


Produk – produk yang dihasilkan dari biaya bersama secara umum dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Produk bersama (joint product) yaitu dua atau lebih produk yang diproduk si
melalui suatu proses bersama dan masing-masing produk mempunyai nilai
relatif sama besar , sehingga sulit menentukan produk mana yang meupakan
paroduk utama (main product) dan produk mana yang merupakan produk
sampingan (by- product)
b. Produk sampingan (by-product) yaitu satu atau lebih produc yang mempunyai
nilai relatif keccil dari pada produk yang klain dan diproduksi secara bersama
dengan suatu produk yang nilainya lebih besar.
Pada umumnya suatu produk dikatakan produk utama (main product) produk
tersebut mempunyai nilai atau harga jual yang relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan produk-produk yang lain, yang dihasilkan dari proses
produksi yang sama. Selain itu produk utama biasanya merupakan tujuan utama
dari kegiatan proses produksi dan untuk memproduksi produk utama secara
teknis harus memproduksi pula produk lain.
3. Perhitungan Harga Pokok Produk Sampingan
Terdapat bermacam-macam metode untuk menghitung harga pokok produk
sampingan dan semua metode tersebut jika dikelompokan akan menjadi dua
kategori yaitu :
3.1. Dalam kategori yang pertama, biaya bersama tidak dialokasikan kepada
produk sampingan dn metode-metode perhitungan harga pokok produk
sampingan yang termasuk di dalam kategori pertama yaitu :
1. Hasil penjualan produk sampingan diperlukan sebagai salah satu
dibawah ini :
a. Pendapatan-pendapatan lain
b. Penambahan hasil penjualan produk utama
c. Mengurangi harga pokok produk utama yang terjual
d. Mengurangi harga pokok produksi produk utama.
Apabila produk sampingan sebelum dijual diproses terlebih dahulu
dan untuk menjualnya membutuhkan biaya (pemasaran dan
administrasi) maka hasil penjualan produk sampingan setelah
dikurangi biaya proses lebih lanjut (separable cost) dan biaya
pemasaran serta administrasi diperlukan salah satu diantara a
sampai dengan d.
Pada halaman berikut ini diberikan beberapa contoh laporan rugi laba,
dimana hasil penjualan produk sampingan diperlukan seperti perlakuan
a sampai dengan d.
2. Metode Nilai Ganti (Replaceement Cost)
Metode ini umumnya dipakai oleh perusahaan – perusahaan yang
mempergunakan produk sampingan untuk kegiatan proses produksi di
pabrik. Biaya produksi produk utama dikredit sebesar harga produk
sampingan yang digunakan dan debitnya adalah departeman yang
menggunakan produk sampingan tesebut. Besarnya harga produk
sampingan yang digunakan adalah didasarkan pada harga pengganti
atau harga beli apabila produk sampingan tersebut harus dibeli dipasar
3.2. Di dalam kategori kedua, biaya bersama dialoksikan kepada produk
sampingan, sehingga produk sampingan tersebut mempunyai harga pokok,
yaitu sebesar biaya bersama yang dialokasikan. Apabila produk sampingan
terseebut diproses lebih lanjut maka harga pokok dari produk sampingan
tersebut adalah sebesar biaya berssama yang dialokasikan ke produk
sampingan ditambah dengan biaya proses lebih lanjut. Contoh metode yang
termasuk dalam kategori ini adalah :
Metode Nilai Pasar (Market Value / Resversal Cost)
Metode Nilai Pasar ini pada dasarnya sama dengan metode 1 d (hasil
Penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurangan harga
pokok produksi produk utama). Hanya bedanya kalau pada metode 1 d ,
yang dikurangkan dari harga pokok produksi produk utama adalah hasil
penjualan yang sesungguhnya sedangkan di dalam metode nilai pasar,
yang dikurangkan dari harga pokok produksi produk utama adalah taksiran
nilai pasar produk sampingan. Perhitungan harga pokok produk utama dan
produk sampingan menurut metode nilai pasar dapat dilihat pada contoh
berikut.

KETERANGAN PRODUK UTAMA PRODUK


SAMPINGAN
Biaya Bahan ………………… Rp.10.000,00
Biaya Tenaga Kerja………….. 14.000,00
Biaya Overhead Pabrik 8.000,00
---------------
Biaya Produksi
(40.000 satuan) ……… Rp. 32.000,00
Nilai Pasar
( 5.000 satuan @ Rp.0,36 ) Rp. 1.800,00

Dikurangi :
- Taksiran laba kotor
( 20 % dari penjualan )…… Rp .360,00
- Taksiran biaya pemasaran
dan administrasi
( 5 % dari penjualan)…….. 90,00
------------
450,00
-------------
Rp.1.350,00

Taksiran Biaya Setelah Pemisahan :


Biaya Bahan…………………… Rp. 200,00
Biaya Tenaga Kerja…………… 240,00
Biaya Overhead Pabrik………... 60,00
----------------
500,00
--------------
Nilai Produk Sampingan Rp. 850,00
Yang harus dikurangkan
Dari biaya bersama…………… 850,00
-----------------
Harga Pokok Produk Utama Rp.31.150,00
=========
Ditambah :
Biaya sesungguhnya
Setelah pemisahan………….. 460,00
-------------
Harga Pokok Produk Sampingan ( 5.000 satuan )…………….. Rp. 390,00
==========

Contoh 1 ; Hasil penjualan produk sampingan diperlalukan sebagai


pendapatan lain-lain.

Produk ( produk utama, 10.000 @ Rp.4,00 )……………… Rp. 40.000,00

Harga pokok Produk Utama Yang Terjual :


Persediaan Awal (1.000 @ Rp.3,00 )…… Rp. 3.000,00
Biaya Produksi (11.000 @ Rp. 3,00 )………Rp. 33.000,00
-----------------
Rp. 36.000,00
Persediaan Akhir (2.000 @ Rp.3,00 ) 600,00
----------------- 30.000,00
---------------
Laba Kotor …………………………………………………………. Rp.10.000,00

Biaya Pemasaran dan Administrasi……………………………… 4.000,00


--------------
Pendapatan Operasi……………………………………………… . Rp. 6.000,00

Pendapatan lain-lain :
Penjualan Produk Sampingan………………………………… ….. 3.000,00
-------------
Pendapatan Bersih Sebelum Pajak……………………………… Rp. 9.000,00
==========

Contoh 2 : Hasil penjualan produk sampingan diperlukan sebagai


penambahan hasil penjualan.

Penjualan (produk utama, 10.000 @ Rp.4,00)………………….. Rp.40.000,00


Penjualam Produk Sampingan………………………………….. 3.000,00
-------------
Rp.43.000,00
Harga Pokok Produk Utama Yang Terjual :
Persedian Awal (1.000 @ Rp.3,00 )…… Rp. 3.000,00
Biaya Produksi ( 11.000 @ Rp.3,00 )…. 33.000,00
---------------
Rp.36.000,00
Persediaan Akhir (2.000 @ Rp.3,00 ) 6.000,00
-----------------
30.000,00
-----------
Laba Kotor…………………………………………………………. Rp.13.000,00
Biaya Pemasaran dan Administrasi……………………… ……… 4.000,00
---------------
Pendapatan Bersih Sebelum Pajak………………………… Rp. 9.000,00
=========

Contoh 3 : Hasil Penjualan produk sampingan diperlukan sebagai


Pengurangan t erhadap harga pokok produk utama yang terjual.

Penjualan ( Produk Utama, 10.000 @ Rp.4,00 )…………….. Rp. 40.000,00


Harga Pokok Produk Utama Yang Terjual :
Perseediaan Awal ( 1.000 @ Rp.3,00 )……. Rp. 3.000,00
Biaya Produksi (11.000 @ Rp.3,00)……… Rp.33.000,00
----------------
Rp.36.000,00
Persediaan Akhir (2.000 @ Rp.3,00) 6.000,00
Rp.30.000,00
Penjualan Produk Sampingan……………… Rp. 3.000,00
Rp. 27.000,00
Laba Kotor……………………………………………………… Rp. 13.000,00
Biaya Pemasaran dan Administrasi …………….……………… Rp. 4.000,00
Pendapatan Bersih Sebelum Pajak……………………………… Rp. 9.000,00

Contoh 4 : Hasil penjualan produk sampingan dipelukan sebagai


pengurangan terhdap harga pokok produksi produk utama.

Penjualan (produk utama, 10.000 @ Rp.4,00)…………… Rp. 40.000,00

Harga Pokok Produk Utama Yang Terjual :


Persediaan Awal (1.000 @ Rp.3,00)…… Rp. 3.000,00
Biaya Produksi
(11.000 @ Rp.3,00 )…. Rp.33.000,00
Penjualan Produk Sampingan…… 3.000,00
----------------
30.000,00
----------------
Rp. 33.000,00
Persediaan Akhir (2.000 @ Rp.2,75) 5.500,00
---------------- Rp. 27.500,00
----------------
Laba Kotor……………………………………………………… Rp. 12.500,00
Biaya Pemasaran dan Administrasi…………………………… . 4.000,00
-----------------
Pendapatan Bersih Sebelum Pajak……………………………... Rp . 8.500,00
============

4. Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama.

Terdapat beberapa metode untuk mengalokasikan biaya produksi bersama, antara


lain yaitu :

4.1. Metode Nilai Pasar atau Nilai Jual


Menurut metode ini biaya produksi bersama dibagi atas dasar
perrbandinngan jumlah nilai pasar dari masing-masing produk bersama.
Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh sebagai berikut :
Misalnya biaya bersama yang harus dibagi adalah sebesar Rp . 35.500,00

Produk Jumlah Harga Jual Jumlah Pembagian


Bersama Produksi Per Satuan Harga Jual Biaya Bersama*
( kg ) ( Rp. ) (Rp) (Rp )
------------ ------------ ------------ --------------- ---------------
X 2.000 2,50 5.000,00 10.000,00
Y 2.300 3,00 6.900,00 13.800,00

Z 2.250 2,60 5.850,00 11.700,00


--------------- ----------------
17.750,00 35.500,00
__________ ___________
--------------- -----------------

 ( 5.000,00 / 17.750,00 ) x Rp. 35.500,00 = Rp. 10.000,

Seringkali pada saat dipisahkan produk-produk bersama tidak mempunyai


harga jual atau harus diproses lebih dahulu setelah itu baru mempunyai harga
jual atau dapat dijual. Agar tidak menimbulkan kesulitan dalam membagi /
mengalokasikan biaya bersama maka dasar yang digunakan untuk membagi
biaya bersama adalah nilai dasar hipotesis setelah titik pemisah. Untuk
memberikan gambaran tentang prosedur tersebut, berikut ini diberikan
contoh, misalnya biaya bersama sebesar Rp. 540.000,00, harga pasar per
satuan dan biaya proses lebih lanjut adalah sebagai berikut :

Harga pasar Biaya Proses


Produk Per Satuan Lebih Lanjut
----------- ---------------- ------------------

X Rp. 1,00 Rp. 4.000,00


Y 10,00 20.000,00
Z 9,00 20.000,00

Harga Satuan Harga Biaya Harga Pembagian


Produk Pasar Produksi Pasar Proses Pasar By.
per (Rp) (Rp) Lajut Hepotesisi Bersama
satuan (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
X 1,00 20.000 20.000,00 4.000,00 16.000,00 40.000,00
Y 10,00 15.000 150.000,00 20.000,00 130.000,00 325.000,00
Z 9,00 10.000 90.000,00 20.000,00 70.000,00 175.000,00
216.000,00 540.000,00

 ( 16.000,00 / 216.000,00 ) x Rp. 540.000,00 = Rp. 40.000,00

4.2. Metode Unit Kuantitatif


Metode ini membagi biaya bersama dengan dasar satuan ukuran seperti
kilogram, ton, gallon dan sebagainya. Jika produk-produk bersama tidak diukur
dengan satuan ukuran yang sama maka produk-produk bersama tersebut
harus dikonservasikan kepada suatu ukuran yang dapat dipakai oleh semua
produk-produk bersama.

Contoh pemakaian metode ini adalah sebagai berikut :


Misalnya biaya bersama yang harus dibagi adalah sebesar Rp. 540.000,00.

Hasil Produksi Pembagian Jumlah Pembagian


Produk dari setiap Air Setelah Biaya
Ton bahan A (sisa )* Pembagian Bersama**
---------- ------------------ -------------- -------------- --------------------
X 20 liter 4 liter 24 liter Rp. 120.000,00
Y 30 liter 6 liter 36 liter Rp. 180.000,00
Z 40 liter 8 liter 48 liter Rp. 240.000,00
Air 18 liter ------ ------- --------
------------------- --------------- -------------- --------------------
108 liter 18 liter 108 liter Rp. 540.000,00
------------------- --------------- --------------- ---------------------
------------------- --------------- --------------- ----------------------

{ 20 / (108-18)} x 18 liter = 4 liter


--------
** ( 24 / 108 ) x Rp. 540.000,00 = Rp. 120.000,00
-----------------------
-------------------------

4.3. Metode Harga Pokok Rata-rata.

Metode ini membagi biaya bersama kepada ptoduk-produk bersama


berdasarkan harga pokok rata-rata, yang diperoleh dari membagi jumlah biaya
bersama dengan jumlah satuan produksi.
Untuk memberikan pengertian tentang metode ini berikut ini diberikan contoh
pemakaian metode ini.

Harga Pokok Biaya Bersama


Rata-ratta per satuan = ----------------------------------------
Jumlah Satuan Produksi

= Rp. 200.000,00
--------------------
100.000

= Rp. 2,00

4.3. Metode Rata-Rata Tertimbang

Di dalam metode ini setiap produk-produk bersama diberikan bobot tertentu.


Apabila bobot yang digunakan adalah harga jual dari masing-masing produk
bersama, maka metode ini sama dengan metode Metode Nilai Pasar atau Nilai
Jual

Misalnya : Produk Bersama Bobot


--------------------- ------------
A 5
B 10
C 9
D 11

Biaya bersama sebesar Rp. 540.000,00

Produk Satuan Bobot Jumlah Pembagian *)


Produksi Bobot Biaya bersama
---------- ------------ -------- ------------ -----------------------
A 20.000 5 100.000 Rp. 60.000,00
B 30.000 10 300.000 Rp. 180.000,00
C 25.000 9 225.000 Rp. 135.000,00
D 25.000 11 275.000 Rp.165.000,00
---------------- -------------------------
900.000 Rp 540.000,00
--------------- -----------------------

* 100.000
------------- x Rp. 540.000 = Rp. 60.000,00
900.000

Analisis Biaya Bersama Untuk Pengambilan Keputusan dan Analisis Keuntungan

Umumnya pengambilan keputusan di dalam prose analisa biaya bersama,


berhubungan dengan masalah apakah suatu produk lebih baik diproses lebih
lanjut kemudian dijual tanpa diproses lebih lanjut dan masalah memilih
alternatif proses produksi yang menguntungkan.
Apabila keputusan yang harus diambil berkaitan dengan masalah memilih
apakah produk tersebut sebaiknya diproses lebih lanjut kemudian dijual atau
langsung dijual tanpa diproses lebih lanjut maka dalam hal ini seorang manajer
hatus terlebih dahulu membandingkan jumlah penghasilan dan biaya dari kedua
alternatif tersebut yang mungkin akan dipilih. Di dalam hal ini pedoman yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut :

“ Suatu produk dapat diproses lebih lanjut apabila tambahan penghasilan (


revenue ) lebih besar daripada tambahan biaya ( cost )”.
Apabila keputusan yang harus diambil adalah masalah memilih alternatif proses
produksi yang menguntungkan maka pedoman yang dipakai adalah sebagai
berikut :
“ Suatu proses produksi dapat dipilih apabila prose produksi tersebut
mempunyai tambahan pendapatan ( income ) terbesar “.
v. Latihan Soal Essay

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :


a. Joint product cost dan joint cost
b. Joint product dan by-product
c. Split of point dan separable cost
d. Main product

2. Jelaskan secara singkat perlakuan akuntansi untuk hasil penjualan by product


3. Jelaskan, tentang alokasi joint cost berdasarkan metode – metode berikut ini :
a. Metode Market value
b. Metode Weighted average
c. Metode Quantitative Unit
d. Metode Average Units Cost

4. Kasus dibawah ini Sajikan perhitungan Laba Rugi dengan menggunakan 4 (empat)
macam metode akuntansi untuk produk sampingan.

PT. “GIOK” memberi anda informasi sebagai berikut :


Produk Utama :
Penjualan (20.000 unit @ Rp.10.000,-) ……………………… Rp. 200.000.000,-
Biaya Pemasaran ……………………………………………… Rp. 25.000.000,-
Persediaan akhir (5.000 unit @ Rp. 6.000,-) ……………… Rp. 30.000.000,-
Produk Sampingan :
Penjualan …………………………………………………………Rp. 5.000.000,-
Total Biaya produksi …………………………………………… Rp. 150.000.000,-
Biaya Administrasi ……………………………………………… Rp. 20.000.000,-

5. Perusahaan Pertambangan “NAGA” menghasilkan tiga produk bersama X,Y, dan


Z. Karena perbedaan tenaga kerja yang dibutuhkan, maka produk – produk
tersebut diberi bobot sendiri sendiri yaitu X 5 point, Y 8 point dan Z 6 point.
Informasi biaya yang diberikan adalah sebagai berikut :

Departemen A :
Bahan baku Rp. 60.000.000,-
Upah tenaga kerja Rp. 40.000.000,-
Overhead pabrik Rp. 20.000.000,-
Total biaya Rp.120.000.000,-

Jumlah unit yang dihasilkan :


Produk X 14.000 unit
Produk Y 10.000 unit
Produk Z 15.000 unit
Total unit 39.000 unit

DIMINTA :
1. Dengan menggunakan metode rata – rata tertimbang, alokasikanlah biaya
bersama di Departemen A
2. Tentukan bagaimanakah biaya bersama akan dialokasikan seandainya
produk tidak mempunyai bobot yang berbeda dan metode biaya rata – rata
sederhana perunit yang diperlukan.

6. Suatu perusahaan memproduksi produk bersama Y,Z dan produk sampingan X.


Biaya bersama untuk memproduksi ketiga produk tersebut adalah sebesar
Rp. 1.020.000,00 dan berjumlah 20.000 unit produk selesai, yang diproses di
Departemen Pembersih dengan biaya rata – rata sebesar Rp. 51,00. Biaya
produksi dialokasikan kepada produk Y dan Z berdasarkan metode nilai pasar,
dengan memperlihatkan pula biaya pengolahan lebih lanjut pada proses
berikutnya. Alokasi biaya untuk produk sampingan X mempergunakan metode
reversal cost.

Berikut ini data produksi, penjualan dan biaya :


X Y Z
Jumlah yang diproses 2.000 unit 8.000 unit 10.000 unit
Harga jual per unit Rp. 25,00 Rp. 100,00 Rp. 125,00
Biaya proses lebih lanjut per unit 5,00 25,00 35,00
Biaya administrasi dan penjualan per unit 5,00 - -
Laba operasi per unit 5,00 - -

DIMINTA : jumlah biaya bersama yang dialokasikan kepada produk – produk X,Y dan Z

7. PT. SALUT Palembang memproduksi produk dengan merek “AA”. Dalam


memproduksi produk tersebut dihasilkan pula produk sampingan yang dapat dijual
langsung dengan harga Rp. 1,25 per kg atau diproses lebih lanjut dan dijual
dengan harga jual Rp. 3,00 per kg. Untuk memproses lebih lanjut setiap kg produk
sampingan dibutuhkan biaya – biaya sebagai berikut :

- Biaya bahan ………………………Rp. 0,50


- Biaya tenaga kerja ……………….Rp. 0,60
- Biaya overhead pabrik …………..Rp. 0,55
Jumlah Rp. 1,65
Biaya – biaya produksi sebelum pemisahan terdiri dari :
- Biaya bahan ……………. Rp. 555.000,00
- Biaya tenaga kerja ….. Rp 452.500,00
- Biaya overhead pabrik … Rp. 378.500,00
Jumlah Rp. 1.386.000,00
Selama perode yang bersangkutan telah dihasilkan 170.000 kg produk ‘’AA’’ dan
26.000 kg produk sampingan.
Susunlah jurnal mengenai produk sampingan, jika :
1. Produk sampingan tidak dialokasi dengan sesuatu biaya, dan dijual dengan
harga Rp. 1,25 per kg serta tanpa diproses lebih lanjut
2. Ditetapkan harga pokok produk sampingan sebesar Rp. 1,25 per kg dan
mengurangkan biaya produksi produk utama dengan jumlah biaya yang
dialokasikan kepada produk sampingan tersebut.
3. Produk sampingan diproses lebih lanjut, tanpa dialokasi biaya sebelum titik
pemisah.
4. Produk sampingan diproses lebih lanjut dan dialokasi dengan biaya sebelum
titik pemisah, serta menggunakan metode nilai pasar atau nilai jual produk
utama sebesar Rp. 10,00

8. Perusahaan Perminyakan ‘’Corel’’ mempunyai tiga macam produk bersama A,B


dan C dan satu produk sampingan X. Titik pisah terjadi pada akhir proses di
Departemen I. Produk bersama A dan B tidak dapat dijual pada titik pisah karena
sebelumnya harus diproses di Departemen I. Produk bersama A dan B tidak dapat
dijual pada titik pisah karena sebelumnya harus diproses lagi. Alokasi atas biaya
produk bersama dilakukan dengan metode nilai pasar, sementara produk
sampingan dinilai dengan metode terbalik. Berikut ini adalah informasi biaya untuk
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2018

Biaya Eksperimen I
Bahan baku …………………………………….. Rp. 50.000.000,-
Upah tenaga kerja ………………………….. Rp. 20.000.000,-
Overhead pabrik …………………………….. Rp. 10.000.000,-
Jumlah biaya produksi ………. Rp. 80.000.000,-
Produksi periode berjalan
Produk A : 20.000 unit
Produk B : 20.000 unit
Produk C : 15.000 unit
Produk Sampingan X : 11.250 unit
Biaya Setelah titik pisah :
Produk A : Rp. 3.000.000,-
Produk B : Rp. 2.000.000,-
Produk Sampingan X : Rp. 1.000.000,-
Harga jual produk bersama :
Produk A : Rp. 1.750,- per-unit (Setelah titik pisah)
Produk B : Rp. 2.500,- per-unit (setelah titik pisah)
Produk C : Rp. 3.000,- per-unit (pada titik pisah)
Informasi produk sampingan :
Taksiran pendapatan Rp. 12.000.000,-
Taksiran laba kotor 15%
Biaya Administrasi dan Pemasaran Rp. 1.200.000,-
DIMINTA :
1. Hitung nilai produk sampingan yang harus dikreditkan ke biaya produksi
produk bersama
2. Alokasikan total biaya bersama diantara ketiga produk
3. Hitung total biaya dan biaya perunit produk bersama dan produk sampingan.

vi. Rangkuman

Pemerosesan secara simultan atau produksi berbagai produk yang dihasilkan dari
proses yang sama merupakan penyebab munculnya biaya produksi produk
gabungan/bersama.
Karakteristik produk utama adalah tingkat volume produksinya lebih tinggi atau lebih
banyak dari produk sampingan. Produk sampingan dapat dikalisifikasikan menjadi
dua kelompok sesuai dengan kondisi dimana dipasarkannya produk tersebut pada
saat titik pisah batas, yaitu : 1) Produk yang langsung dijual sesuai dengan bentuk
asalanya tanpa melalui proses lebih lanjut; 2) Agar dapat di jual produk tersebut
harus diproses lagi.

vii. Latihan (soal pilihan ganda)

1. Jika produk sampingan dibebankan biaya gabungan digunakan berapa


metode
a. Satu Metode
b. Dua Metode
c. Tiga Metode
d. Empat Metode
2. Penjualan produk sampingan akan berdampak pada :
a. Berkurangnya Beban Pokok Penjualan
b. Berkurangnya Biaya Produksi
c. Berkurangnya Resiko Kerugian
d. Bertambahnya Laba
3. Apabila Produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya dari biaya
gabungan maka menggunkan metode :
a. Metode Dengan Alokasi Biaya
b. Metode Tanpa Alokasi Biaya
c. Metode Penjualan
d. Semua Benar
4. Jika produk sampingan tersebut terjual, ada beberapa metode untuk
perlakuan pendapatan tersebut, salah satunya pendapatan kotor yang juga
memiliki sistem akuntansi pencatatan pengakuan penjualan, ada berapa
sistem :
a. Satu Sistem
b. Dua Sistem
c. Tiga Sistem
d. Empat Sistem
5. Pencatatan akuntansi produk sampingan dengan mendebet Kas dan
Pengkreditkan Barang Dalam Proses termasuk dalam :
a. Penjualan produk sampingan sebagai pengurang biaya produksi
b. Penjualan produk sampingan sebagai penambah pendapatan penjualan
c. Penjualan produk sampingan sebagai pengurang Beban Pokok Penjualan
d. Penjualan produk sampingan sebagai penambah pendapatan Non
Operasional

viii. Referensi

Carter william k.2006.cost accounting Edisi ke-14

Hongren.Charles T.George Foster dan Srikant M. Datar, Cost Accounting,A


Managerial Emphasis,2000 .Tenth Edition ,Englewood Cliffs,N.J.: Prentice-Hall

Mulyadi 2005 Akuntansi Biaya Edisi ke- 5 Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Supriyono 1999 Akuntansi Biaya Edisi Ke – 2 Yogyakarta : BPFE

Anda mungkin juga menyukai