Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGUKURAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR

NAMA : Annisa Azzahra Ritonga


NIM ; PO.71.33.1.19.044
TINGKAT : IB
DOSEN : Ebagustian Tamzil, S.Kep.Ns.,M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengukuran TSS” ini
tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas pencemaran lingkungan.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk membangun wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palembang, 24 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II 2
Definisi Total suspended solid (TSS) 2
Tujuan Pemeriksaan Total suspended solid (TSS) 2
Tata cara Total suspended solid (TSS) 2
Hasil Normal Pemeriksaan Total suspended solid (TSS) 8
BAB III 9
Kesimpulan 9
Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah
tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
daya dukungnya. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah
terpusat (point sources) dan limbah tersebar (non point sources). Limbah terpusat seperti limbah
industri, limbah usaha peternakan, limbah perhotelan, dan limbah rumah sakit. Sedangkan limbah
tersebar seperti limbah pertanian, limbah perkebunan dan limbah domestik.

Air limbah domestik mengandung lebih dari 90% cairan. Zat yang terdapat dalam air
buangan diantaranya adalah unsur-unsur organik tersuspensi maupun terlarut seperti protein,
karbohidrat lemak dan juga unsur-unsur organik seperti butiran, garam, dan metal serta
mikroorganisme. Pencemaran paling dominan di badan air adalah limbah domestik dengan
presentasi pencemaran limbah tersebut mencapai 60 – 70%. Oleh karena itu sebelum dibuang ke
badan air harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat memenuhi standar baku mutu yang berlaku
dan tidak menimbulkan pencemaran.

Limbah cair domestik berasal dari hasil buangan perumahan, buangan perdagangan,
perkantoran, dan sejenisnya. Menurut PerMenLHK No.68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik, limbah domestik memiliki beberapa parameter salah satunya TSS (Total
Suspended Solid). Untuk mengetahui batas ambang dari TSS ini harus dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan metoda gravimetri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Total suspended solid (TSS) ?
2. Apa tujuan pemeriksaan Total suspended solid (TSS) ?
3. Bagaimana cara pemeriksaan Total suspended solid (TSS) ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Total suspended solid (TSS) ?
2. Mengetahui tujuan pemeriksaan Total suspended solid (TSS) ?
3. Mengetahui cara pemeriksaan Total suspended solid (TSS) ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertin Total Suspended Solid (TSS)


TSS adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran
partikel maaksimal 2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS
adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya
dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. Peningkatan TSS akan meningkatkan tingkat
kekeruhan yang selanjutnya menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan.
Kurangnya intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan akibat tingginya TSS yang
akan menghambat pertumbuhan fitoplankton. Padatan tersuspensi ini juga bisa berdampak
negatif terhadap ekosistem perairan, hasil tangkapan nelayan maupun potensi lainnya seperti
kegiatan budi daya perikanan.
Jika suatu perairan memiliki nilai kekeruhan atau total suspended solid yang tinggi
maka semakin rendah nilai produktivitas suatu perairan tersebut. Hal ini berkaitan erat
dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme perairan. Banyaknya aktivitas manusia di
sekitar perairan yang bisa menghasilkan limbah bahan pencemar masuk ke dalam perairan
yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kondisi kehidupan perairan laut. Nilai
TSS ini merupakan salah satu bagian yang berperan dalam menentukan kualitas lingkungan
suatu perairan.
B. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui sebaran total suspended solid permukaan
perairan. Kegunaan dari pemeriksaan ini diharapkan dapat memberikan informasi serta dapat
mengetahui tingginya tingkat kekeruhan di suatu perairan yang dapat menghambat masuknya
cahaya matahari ke dalam air sehinga kondisi kehidupan di perairan akan terganggu.
C. Tata Cara Pemeriksaan
1. Alat
a. Desikator yang berisi silika gel

Silika gel desikator

2
b. Oven, untuk pengoperasian pada suhu 103°C sampai dengan 105°C.

c. Timbangan analitik degan ketelitian 0,1mg.

d. Pengaduk magnetik.

e. Pipet volum.

3
f. Gelas ukur.
g. Cawan aluminium.

h. Cawan Porselen/Cawan gooch.

i. penjepit.

j. Kaca arloji.

4
k. Pompa vacum.
l. botol plastik polietilen

2. Bahan
a. Kertas saring whatman grade 934 AH dengan, dengan ukuran pori 1,5µm.

b. Air suling
3. Persiapan dan pengawetan sampel uji
a. Persiapan sampel uji
b. Gunakan wadah gelas atau botol plastik polietilen atau yang setara.
c. Pengawetan sampel
d. Awetkan sampel uji pada suhu 4°C, untuk meminimalkan dekomposisi mikrobiologikal
terhadap padatan. Sampel uji sebaiknya disimpan tidak lebih dari 24jam.
e. Pengurangan gangguan
1. Pisahkan partikel besar yang mengapung

5
2. Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mengering membentuk kerak dan
menjebak air, untuk itu batasi sampel uji agar tidak menghasilkan residu lebih dari 200mg.
3. Untuk sampel uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas residu yang
menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat yang terlarut telah benar-benar
dihilangkan.
4. Hindari melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk mencegah
penyumbatan oleh zat koloid yang terperangkap pada saringan.
4. Persiapan pengujian
Persiapan kertas saringan atau cawan gooch.
a. letakkan kertas saring pada peralatan filtrasi. Pasang vakum dan wadah pencuci dengan
air suling berlebih 20ml. lanjutkan penyedotan untuk menghilangkan semua sisa air,
matikan vakum, dan hentikan pencucian.
b. pindahkan kertas saring dai peralatan filtrasi kewadah timbang alumunium. Jika
digunakan cawan gooch dapat langsung dikeringkan.
c. keringkan dalam oven pada suhu 103°C sampai dengan 105°C selama 1 jam, dinginkan
dalam desikator kemudian timbang.
d. ulangi langkah pada butir C sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan
berat lebih kecil dari 4% terhadap penimmbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
5. Prosedur
a. Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum, basahi saringan dengan sedikit air
suling.
b. Aduk sampel uji dengan pengaduk magnetik untuk memperoleh sampel yang lebih
homogen .
c. Pipet sampel uji dengan volume terntentu, pada waktu sampel di aduk dengan pengaduk
magnetik.
d. Cuci kertas saring atau saringan dengan 3x10 ml air suling, biarkan kering sempurna,
dan lanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit agar diperoleh penyaringan
sempurna. Sampel uji dengan padatan terlarut yang tinggi memerlukan pencucian
tambahan.
e. pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring dan pindahkan ke
wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Jika digunakan cawan gooch pindahkan
cawan dari rangkaian alatnya.
f. Keringkan dalam oven setidaknya selama 1 jam pada suhu 103°C sampai dengan 105°C,
dinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan timbang.
6
g. Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan penimbangan
sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap
penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
CATATAN 1: Jika filtrasi sempurna membutuhkan waktu 10 menit, perbesar
diameter kertas saring atau kurangi volume sampel uji.
CATATAN 2: Ukur volume contoh uji yang menghasilkan berat kering residu 2,5 mg
sampai dengan 200mg. jika volume yang di saring tidak memenuhi hasil minimum,
perbesar volume sampel uji sampai 1000ml.
h. Perhitungan

Keterangan:
A adalah berat kertas saring + residu kering, satuan mg
B adalah berat kertas saring, satuan mg.
i. Jaminan mutu
1. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
2. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
j. Pengendalian mutu
1. Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi
2. Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis. Perbedaan persen relatif
terhadap dua penentuan (replikasi) adalah di bawah 5%, dengan menggunakan persamaan
berikut:

Keterangan:
X1 adalah kandungan padatan tersuspensi pada penentuan pertama
X2 adalah kandungan padatan tersuspensi pada penentuan kedua.
Bila nilai RPD lebih besar 5%, penentuan ini harus diulang.

7
D. HASIL NORMAL PEMERIKSAAN
Pada pengukuran total padatan tersuspensi (TSS), besarnya kadar total padatan
tersuspensi pada limbah cair domestik telah memenuhi baku mutu limbah cair domestik
apabila sudah sesuai dengan PerMenLHK No.68 tahun 2016. Dimana persyaratan kadar
maksimum yang diperoleh untuk total padatan tersuspensi (TSS) adalah 30 mg/L. nilai
TSS berupa limbah cair tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan, terutama TSS
dapat menyebabkan nilai kekeruhan yang akan menghambat penetrasi cahaya matahari
kekolam air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
TSS adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran
partikel maaksimal 2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid yang dapat
mempengaruhi kekeruhan perairan. Kegunaan dari pemeriksaan ini diharapkan dapat
memberikan informasi serta dapat mengetahui tingginya tingkat kekeruhan di suatu perairan
yang dapat menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air sehinga kondisi kehidupan
di perairan akan terganggu, karena nilai TSS ini merupakan salah satu bagian yang berperan
dalam menentukan kualitas lingkungan suatu perairan.
B. Saran
1. Manusia harus selalu menjaga lingkungan agar tidak terjadi pencemaran.
2. Setiap pemeriksaan hendaknya dilakukan dengan ketelitian agar hasilnya akurat.
3. Jika suatu perairan sudah tercemar adabaiknya segera ditangani dan beri himbuan kepada
masyarakat agar mengurangi aktivitas yang dapat mengakibatkan pencemaran tersebut
terulang kembali.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/40834/3/BAB%20I.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
FisikaLingkungan_k1_restu.pdf
https://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/01/11/total-suspended-solid-tss-2/

10

Anda mungkin juga menyukai