Pola dilekatkan pada dua buah pelat, demikian juga saluran masuk,
saluran turun, pengalir dan penambah
Gambar 1.3.1 Pola pelat kup dan drag Gambar 1.3.2 Pola cetakan sapuan
Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Tiwan.html
Pola untuk benda coran bentuk silinder atau putar. Pola ini dibuat
dari pelat dengan sebuah penggeret atau pemutar ditengahnya.
Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Tiwan.html
Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Tiwan.html
Sumber : http://muhammadrizkyfauzan.blogspot.com/2017/01/sand-casting-
pengecoran-logam.html
Sumber : http://muhammadrizkyfauzan.blogspot.com/2017/01/sand-casting-
pengecoran-logam.html
Dalam proses penuangan lilin, tidak hanya dilakukan satu kali penuangan
cairan lilin kedalam cetakannya tetapi dilakukan sedikit penambahan
cairan lilin ketika cairan lilin di dalam cetakan mulai mengeras dan
permukaannya mulai menyusut. Hal ini dilakukan sampai permukaan lilin
terlihat tidak menyusut dan penambahan cairan lilin ini dilakukan
sebanyak 7 kali.
Ketika pencairan lilin batangan, api dinyalakan terlalu besar
sehingga cairan lilin yang dituang kedalam cetak anter lalu panas. Tujuan
awalnya supaya lilin cepat mencair, tetapi ini malah membuat proses
pemadatan lilin di dalam cetakan menjadi agak lama.
Batangan lilin yang dicairkan ketika dipanaskan juga diberi
pewarna. Ini bertujuan supaya ketika proses pencairannya nanti akan dapat
terlihat apakah masih ada sisa lilin di dalam rongga cetakan gips.
Gambar 2.3CetakanLilin
Sumber : https://samsudinrembank.blogspot.com/2010/04/pola-lilin-pada-
pengecoran-logam.html
4. CetakanLempung
Sumber : http://mechanicalsains.blogspot.com/2010/10/proses-pengecoran.html
5. Cetakan Furan
Pasir yang kering dan tajam dicampur dengan asam fosfor yang
dalam hal ini merupakan reagens pemercepat. Resin furan ditambahkan
secukupnya dan campuran diaduk hingga resin merata. Pasir dibentuk dan
dibiarkan mengeras yaitu sekitar 1 atau 2 jam.
6. CetakanLogam
Cetakan ini banyak digunakan pada cetakan die-casting (cetak-
tekan) logam dengan suhu lelehnya rendah. Cetakan mempunyai
permukaan yang licin.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
PENUANGAN LOGAM
Sumber : http://mechanicalsains.blogspot.com/2010/10/proses-pengecoran.html
7. Cetakan CO2
Pasir yang bersih dicampur dengan natrium silikat dan campuran
dipadatkan di sekitar pola, kemudian dialirkan gas CO2 dan campuran
akan mengeras. Cetakan CO2 digunakan untuk bentuk yang rumit dan
permukaan cetakannya licin.
Sumber : http://mechanicalsains.blogspot.com/2010/10/proses-pengecoran.html
D. JenisJenisBesi Cor
1. Besi Cor Kelabu
Besicor kelabu adalah besi cor yang kandungan karbonnya
bervariasi antara 2,5% - 4% sementara kandungan silicon antara 1% - 3%.
Sebagian besar grafik yang terbentuk pada besi cor jenis ini adalah
serpihan (flakes), yang sekitarnya dilingkupi matrik ferit atau perlit.
Secara umum bentuk mikro struktur besi cor kelabu tidak selalu sama, hal
ini dipengaruhi oleh komposisi atau pengaruh dari perlakuan panas.
Besi cor kelabu terbentuk dari paduan besi dan karbon dengan
laju pendinginan medium (dengan matrik berupa perlit) dan
pendinginan lambat (dengan matrik berupa ferit).
F10004 G1800(b) 3.4 – 3.7 0.5 – 0.8 2.8 – 2.3 0.15 0.15
F10005 G2500(b) 3.2 – 3.5 0.6 – 0.9 2.4 – 2.2 0.12 0.15
F10006 G3000(c) 3.1 – 3.4 0.6 – 0.9 2.3 – 1.9 0.10 0.15
F10007 G3500(c) 3.0 – 3.3 0.6 – 0.9 2.2 – 1.8 0.08 0.15
F10008 G4000(c) 3.0 – 3.3 0.7 – 1.0 2.1 – 1.8 0.07 0.15
Tabel 4.1 Komposisi Kimia Besi Cor Kelabu (ASM volume 1, 2005)
Uji
ASTM Uji Tarik TeganganGeser Kekerasa
n
A 48 class
MPa Ksi MPa Ksi HB
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
PENUANGAN LOGAM
Ferit
Grafit
Austen
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
it
PENUANGAN LOGAM
Matriks besi cor nodular bervariasi dari mulai struktur ferit yang
lunak dan ulet sampai dengan struktur perlit yang lebih keras serta kuat
bahkan struktur-struktur yang hanya dapat dicapai melalui penambahan
bahan paduan maupun melalui perlakuan panas seperti martensit dan
bainit.
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
CE = %C + 0.31 %Si.
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Dari gambar 11 dapat dilihat aspek penting lain dari mangan. Pada
coran yang tipis sampai tebal maksimum 25 mm pengaruh mangan dalam
membentuk karbida tereliminasi oleh naiknya kandungan silikon, dimana
untuk kandungan Si yang tinggi dapat ditetapkan jumlah mangan yang
cukup tinggi pula. Sedangkan untuk coran yang tebal hal tersebut tidak
dapat dilakukan mengingat kecenderungan akan terjadinya segregasi.
Sumber :https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
Jenispaduan Mg.
Temperatur pemaduan.
Metode pemaduan.
8. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan
massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi
sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi
massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas
sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat
tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.
9. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan scandium kealuminium membatasi pemuaian yang
terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduanberada
di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena
terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah di produksi
dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc
pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG,
dengan konsentrasi Scantara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).
10. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai
suatu “kecelakaan”. Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran
dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau
keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan
tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan
dalam jumlah yang sangat kecil.