Anda di halaman 1dari 3

A.

KepemimpinanKolektif kolegial
1.Pengertian Kepemimpinan Kolektif
Para pakar mendefinisikan tentang kepemimpinan dengan berbeda-beda
pendapat,dari setiap perbedaan pendapat justru saling melengkapi satu sama
lain.Adapun beberapa pendapat tentang kepemimpinan antara lain:Secara
umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi,mendorong,mengajak,menuntun,
menggerakkan,kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh
itu,selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu
maksud atau tujuan tertentu.
Husna Asmara,kepemimpinan adalah segenap kegiatan dalam usaha
Mempengaruhi personil dilingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar
Melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh tangguung jawab dan ikhlas
Demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Max DePree mendefinisikan kepemimpinan adalah panggilan yang keluar dari hati,ia
Bukanlah sebuah jabatan (aposition) tetapi sebuah pekerjaan (ajob).
Amin Hadari dan M.Isom El-saha mengartikan kepemimpinan
Kolektif sebagai proses kepemimpinan kolaboratif yang saling
menguntungkan,yang memungkinkan seluruh elemen sebuah institusi turut
ambil bagian dalam membangun sebuah kepastian yang mengakomondasi
tujuan bersama. Kepemimpinan kolektif adalah metode memimpin yang
tidak bertumpu pada segelintir orang/tokoh yang menonjol, Karenasifat
organisasi serikat buruh tidak hanya milik anggotanya saja tapi juga milik
seluruh kaum buruh atau golongan yang diperjuangkannya. Kepemimpinan
kolektif adalah suatu sistem kebersamaan dalam berorganisasi yang saling
memberikan pengaruh berupa kontribusi, partisipasi, gagasan, pengalaman untuk tujuan
sistemik. Kepemimpinnan kolektif itu merupakan kegiatan
antar anggota yang berbeda tetapi saling erat perannya dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan kolektif merupakan kepemimpinan
yang tidak dijalankan oleh seorang dalam kapasitas jabatan apa saja,
kepemimpinan kolektif tidak sama dengan kepemimpinan birokrasi yang
cenderung sebagai pemimpin tunggal, kepemimpinan kolektif lebih banyak
diwarnai oleh nilai-nilai kolektivitas yang berbasis rasa keikhlasan dalam
bertanggungjawab untuk melaksanakan amanahnya. Kepemimpinan
kolektif sitem kepemimpinan dimana pengambilan keputusan dilakukan
secara bermusyaawarah bersama(kolektif), yang mana dalam hal ini semua
anggota atau pengurus harus ikut terlibat secara langsung.

Tujuan kepemimpinan kolektif


Adalah menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi
masyarakatnya, dengan membangun kelompok yang menanamkan pada
kepentingan bersama, mendorong memudahkan interaksi yang memuaskan.
Sebuah kepemimpinan kelompok yang efektif dapat memenuhi kebutuhan
anggotanya,dalam hal ini memiliki tujuan membuahkan kepastian dari setiap
kegiatan, kepemimpina rajin berkreasi dengan anggotanya, memiliki rasa
ketergantungan kepada anggota dengan tidak berlebihan.
Regulasi ini berasal dari dua kata yaitu kolektif dan kolegial.Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Kolektif berarti secara bersama dan Kolegial yang mempunyai arti akrab seperti
Teman sejawat.Dari arti tersebut kita dapat menarik bahwa pengertian Kolektif Kolegial
adalah kebersamaan seperti dalam pertemanan sejawat.Maksudnya adalah dalam
berorganisasi perlu bersama dalam derap dan langkah seperti halnya pertemanan seseorang.
Dalam regulasi kolektif kolegial ini semua anggota dinyatakan sama dalam setiap
Pengambilan keputusan begitu juga tanggungjawabnya.Artinya bahwa anggota mempunyai
Porsi sama dalam menyatakan pendapat terkait organisasinya. Dengan hal ini musyawarah
adalah salah satu yang mutlak diperlukan demi kepentingan organisasi yang memakai
regulasi ini.Selain musyawarah,dalam hal ini perlu juga anggota dari sebuah organisasi ini
mempunyai ikatan emosi yang cukup kuat antar anggota. Dengan mengetahui hal ini, dapat
kita ketahui bahwa peran ketua merupakan bukan hanya sebagai figur teladan dan simbol
kekuasaan yang penuh. Namun ketua juga dikatakan sama dengan anggota lainnya. Dalam
konsep ini dikatakan sama antara anggota dan ketua, namun dalam porsi tanggungjawab
teknis setiap program kerja berbeda. Ketika dalam organisasi ditemukan sebuah kesalahan,
bukan hanya ketua seorang yang dinyatakan bersalah dan dijadikan kambing hitam namun
juga anggota lainnya.

49HenrySoetopo,WatySoemanto,KepemimpinandanSupervisiPendidikan(Jakarta:Bina
Aksara,1984),1.
50DadiPermadi,Daeng Arifin,Kepemimpinan Transformasionaldan Komite Sekolah
(Bandung:
PT.SaranaPancakaryaNusa,2007)45.
51AndreasHarefa,MenjadiManusiaPembelajar(Jakarta:Kompas,2000),150.

Anda mungkin juga menyukai