Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU

BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus: RW 03 Kelurahan Sumurboto


Kecamatan Banyumanik Kota Semarang)
Syahnaz Rachmaningtyas, Syafrudin, Dwi Siwi Handayani *)
*) Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang-Semarang Kode Pos 50275
Telp. (024) 76480678 Fax. (024) 76480678
rachmasyahnaz@gmail.com

ABSTRAK
Perencanaan sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat terdiri dari
tahap penyiapan rencana dan tahap perencanaan aspek pengelolaan sampah. Tahap
penyiapan rencana diawali dengan kegiatan penyiapan masyarakat berupa
pemunculan wacana, survei, sosialisasi pendahuluan, studi banding ke KSM
Sampangan, dan dilaksanakannya forum rembuk warga. Tahap perencanaan
meliputi perencanaan aspek pengelolaan sampah, perencanaan implementasi, dan
perencanaan pasca implementasi pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah meliputi
kegiatan pewadahan sampah secara terpilah, kemudian sampah dikumpulkan setiap
hari oleh petugas pengumpul dengan gerobak yang dilengkapi dengan karung
pemilah dan dibawa ke gudang sampah untuk dipilah dan disimpan, selanjutnya
sampah sisa pemilahan dibawa ke TPS Murbei RW 02 Kelurahan Sumurboto dengan
gerobak. Sampah sisa makanan dikomposkan oleh masing-masing rumah tangga,
sedangkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dijual kembali setiap satu
minggu sekali. Penerapan perencanaan ini membutuhkan biaya sebesar Rp
69.152.400,00. Adapun pembiayaan pengelolaan sampah berasal dari iuran warga
dan penjualan sampah. Keuntungan bersih dari pengelolaan sampah dapat
digunakan untuk kepentingan sosial warga, atau meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman. Disisi lain, peraturan yang digunakan untuk pengelolaan sampah ini
mengacu pada Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 dan SOP Sistem
Pengelolaan Sampah RW 03 Kelurahan Sumurboto. Mengacu pada peraturan itu,
warga diharuskan melakukan pengurangan timbulan sampah dengan cara
mengurangi sikap konsumtif, melakukan pemilahan sampah, melaksanakan
pengomposan, membayar iuran bulanan, dan memberikan ide dan masukan demi
keberlangsungan pengelolaan sampah. Kegiatan pemilahan dan pengomposan di
sumber timbulan dilakukan secara bertahap setiap tahunnya. Setelah sistem
pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat diterapkan, tahap selanjutnya
adalah pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan sampah secara kontinyu
yang dilakukan oleh KSM RW 03.

Kata Kunci: Pengelolaan sampah, berbasis masyarakat

1
ABSTRACT

[Integrated Community-Based Solid Waste Management Planning (Case Study:


RW 03 Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik)] Integrated community-
based solid waste management consisted by preliminary stage and solid waste
management planing stage. Preparation stage begun with community preparing by
issue emergence, survey, introduction to community, comparative study to KSM
Sampangan, and commenced community forum. Planning stage consisted
management planing, implementation planning, and post-implemantation planning.
Solid waste management included sorting and containing act, daily waste will be
collected by cart with sorting sack equipped and carried to werehouse for sorting and
containing. The sorting residue will be carried to TPS Murbei RW 02 Kelurahan
Sumurboto with cart. Household waste will be composted by resident, meanwhile
valuable waste will be traded weekly. For the planning implementation cost, Rp
69.152.400,00 required. As for the management funding, it will be came from
community contribution and waste trading. The net gain of management will be used
for community itself and improvement of the residental environment. On the other
hand, the regulation referred on Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 and
standard operational procedure of waste management in RW 03 Kelurahan
Sumurboto. By referred on those regulation, community should be able to decrease
waste generation by become less consumptive, waste sorting, composting, paid
monthly contribution, and suggested ideas for the improvement of management.
Sorting and Composting will be done in phases every year, next stage was monitoring
and evaluation continously by KSM RW 03.

Keywords: waste management, community-based

LATAR BELAKANG keterbatasan pengumpulan, tidak


Permasalahan sampah di jarang warga membakar sampahnya di
Kelurahan Sumurboto adalah belum lahan kosong yang berakibat pada
terangkutnya seluruh sampah ke TPA pencemaran lingkungan.
yang mengakibatkan menumpuknya Dengan demikian, diperlukan
sampah di TPS. Oleh karena itu, perubahan pandangan masyarakat
dibutuhkan suatu sistem pengelolaan terhadap pengelolaan sampah.
sampah baru yang dapat mengurangi Masyarakat harus sadar akan
timbulan sampah ke TPS, yaitu dengan pentingnya pengelolaan sampah yang
pola reduce, reuse, recycle sejak dari baik, agar dapat dilibatkan dalam
sumber timbulan. Selain itu, Kelurahan penyelesaian masalah sampah yang
Sumurboto tidak memiliki lembaga ada di lingkungannya. Salah satunya
pengelolan di tingkat RW. Tidak adalah dengan sistem pengelolaan
adanya pengelola mengakibatkan sampah terpadu berbasis masyarakat.
keterbatasan jumlah petugas dan Belum adanya pengelolaan
armada pengumpulan. Dengan sampah di tingkat RW memberikan ide

2
untuk merencanakan pengelolaan KONDISI EKSISTING
sampah terpadu berbasis masyarakat PENGELOLAAN SAMPAH
pada tingkat RW. Dengan luas wilayah KELURAHAN SUMURBOTO
RW yang tidak terlalu luas, jumlah Menurut Seksi Pembangunan
penduduk yang tidak terlalu besar, dan Kelurahan Sumurboto, pada tahun
ikatan masyarakatnya masih cukup 2013 cakupan wilayah layanan
kuat, maka dipilih RW 03 Kelurahan pengelolaan sampah di Kelurahan
Sumurboto sebagai tempat Sumurboto adalah sebesar 100%.
perencanaan. Setiap harinya, dilakukan 3 ritasi
Perencanaan ini diharapkan pengangkutan sampah di Kelurahan
dapat dijadikan sebagai acuan Sumurboto dengan tiap ritasinya
mewujudkan pengelolaan sampah menggunakan truk berkapasitas 6m3.
terpadu berbasis masyarakat di RW 03 Persentase sampah yang terangkut ke
Kelurahan Sumurboto. TPA adalah sebesar 70,15% atau 18
m3/hari dari total timbulan sebesar
METODOLOGI 25,66 m3/hari yang dihasilkan di
1. Tahap Persiapan wilayah Kelurahan Sumurboto.
Tahapan persiapan meliputi studi Dari hasil pengambilan contoh
literatur, penyusunan dan pengajuan dan pengukuran, dapat disimpulkan
proposal, serta penyusunan bahwa besar timbulan per kapita
kuesioner penelitian. Kelurahan Sumurboto tahun 2014
2. Tahap Pelaksanaan adalah 0,296 kg/orang/hari atau 2,012
Tahap pelaksanaan meliputi l/orang/hari dengan 95,83% berupa
pengambilan dan pengolahan data. sampah organik (64,32% sisa
Pengambilan sampel timbulan dan makanan; 8,39% kertas; 1,81% kayu;
komposisi sampah menggunakan 0,72% kain; 0,40% karet; 20,19%
acuan SNI 19-3964-1994 tentang plastik) dan 4,17% sampah anorganik
Metode Pengambilan dan (1,69% logam; 1,14% kaca; 1,34%
Pengukuran Contoh Timbulan dan lain-lain).
Komposisi Sampah Perkotaan,
sedangkan responden kuesioner Proyeksi Penduduk dan Timbulan
ditentukan dengan pprobability Sampah RW 03 Kelurahan
sampling. Pengumpulan data dapat Sumurboto
dilakukan dengan interview Jumlah penduduk RW 03
(wawancara), kuesioner (angket), Kelurahan Sumurboto pada tahun
observasi (pengamatan), dan 2034 mencapai 2.338 orang. Timbulan
gabungan ketiganya. sampah per kapita pada tahun 2034
adalah 2,324 l/oang/hari atau 0,342
3. Tahap Penyusunan Laporan kg/orang/hari. Dengan demikian, dapat
Pada tahap penyusunan, dilakukan diketahui total timbulan sampah di
proses analisis data dan penyusunan RW 03 Kelurahan Sumurboto pada
laporan perencanaan. tahun 2034 adalah 799,596 kg/hari
atau 5,434 m3/hari

3
PERENCANAAN sedangkan sampah kertas, plastik,
Penyiapan Masyarakat logam, dan kaca melalui proses
Kegiatan yang dilakukan untuk pemilahan sebelum dijual kembali.
menyiapkan masyarakat adalah Sampah tidak layak jual dan residu
pemunculan wacana, survei, sosialisasi pemilahan kertas, plastik, logam, dan
pendahuluan, studi banding dan forum kaca dikumpulkan ke TPS Murbei RW
rembuk warga. 02 Kelurahan Sumurboto.Pelaksanaan
Meskipun jumlahnya sedikit, 3R dilakukan secara bertahap tiap
warga menyempatkan untuk hadir di tahunnya. Diketahui tingkat
kegiatan studi banding dan forum pelaksanaan 3R pada tahun 2014
rembuk warga menandakan bahwa adalah 0%, dan ditargetkan tingkat
warga peduli terhadap permasalahan pelaksanaan 3R pada tahun 2034
sampah, ingin mengetahui, dan terlibat sebesar 100%. Dengan demikian,
dalam perencanaan sistem pengelolaan kenaikan tingkat pelaksanaan 3R tiap
sampah terpadu berbasis masyarakat. tahunnya adalah 5% tiap tahun.
Dari kegiatan penyiapan masyarakat,
terjadi perubahan pengetahuan Aspek Teknik Operasional
mengenai pengelolaan sampah terpadu 1. Pewadahan dan Pemilahan
berbasis masyarakat. Sampah
Pewadahan dibagi menjadi
Perencanaan sampah tidak layak jual, sampah
Pada perencanaan ini, kertas, plastik, dan logam-kaca.
dilakukan pengelolaan sampah organik Masyarakat diwajibkan untuk
bahan kompos, organik non kompos, mengadakan wadah secara mandiri.
dan anorganik domestik di wilayah Sebelum dibuang, sampah tidak layak
RW 03. Sampah organik bahan jual dimasukkan dalam kresek dan
kompos adalah sisa makanan seperti diikat, sehingga memudahkan petugas
sisa sayur, sisa nasi, cangkang telur pengumpul sampah untuk mengambil
(dalam jumlah terbatas), dan sampah sampahnya. Sedangkan sampah kertas,
buah yang lunak. Sedangkan sampah plastik, dan logam-kaca dimasukkan
organik non kompos adalah kertas, dalam karung, sehingga pemakaian
kayu, kain, karet dan plastik. Sampah kresek dapat dikurangi. Karung
anorganik adalah logam, kaca, dan pemilah diletakkan didalam rumah
lain-lain. Yang termasuk dengan dengan cara digantung atau ditumpuk,
sampah lain-lain adalah pembalut, kemudian ditaruh di muka rumah pada
tulang dari sisa makan, styrofoam, saat jadwal pengumpulan sehingga
rambut, plester/perban, kapas, tisu, memudahkan petugas pengumpulan
debu/tanah hasil sapuan di rumah. mengambil dan mengembalikan
Untuk memudahkan penyebutan jenis karung tersebut. Dalam kegiatan ini
sampah, sampah kayu, karet, kain, dan dibutuhkan kresek berkapasitas 1 L,
sampah lain-lain selanjutnya disebut serta 3 karung kapasitas 5kg.
dengan sampah tidak layak jual.
Sampah organik bahan kompos
dimanfaatkan menjadi kompos,

4
Gambar 1 Skema Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
RW 03

2. Pengumpulan Sampah dengan petugas pengumpul sampah


Sumber Timbulan – Gudang dari sumber ke gudang sampah.
Sampah
Pengumpulan sampah dari 3. Pemindahan
sumber timbulan ke gudang sampah Sampah dipindahkan ke
dilakukan pada pukul 07.00 – 12.00 gudang sampah untuk menampung
WIB. Adapun alat yang digunakan sampah yang memiliki nilai jual sepeti
adalah gerobak dengan kapasitas bak kertas, plastik, kaca, dan logam.
1,12m3 (1,4 m x 0,8 m x 1 m) terbuka Kebutuhan luas lahan untuk gudang
dengan pintu belakang yang dilengkapi sampah adalah 28 m2. Petugas di
dengan 6 karung goni berkapasitas 100 gudang sampah direncanakan
kg untuk menyimpan sampah secara sebanyak 2 orang yang bertugas
terpilah. memilah dan mengatur penyimpanan
Dengan waktu pengumpulan sampah.
150 menit, diketahui dalam sehari
dilakukan 2 kali ritasi dengan
kebutuhan 2 unit gerobak per ritasinya.
Direncanakan petugas pengumpul
sampah sebanyak 2 orang.

Gudang Sampah – TPS Murbei


Pengumpulan sampah dari
gudang sampah ke TPS Murbei
dilakukan pada pukul 14.00-16.00
WIB . Dalam sehari dilakukan 2 ritasi
dengan kebutuhan 2 unit gerobak per
ritasinya. Petugas pengumpul sampah Gambar 2 Gudang Sampah
dari gudang sampah ke TPS sama

5
4. Pemanfaatan Sampah Setelah penuh, komposter didiamkan
Organik Non Kompos dan selama 30 hari untuk proses
Anorganik pematangan dan gunakan komposter
Saat ini warga RW 03 kedua untuk melakukan pengomposan.
Kelurahan Sumurboto memanfaatkan Kemudian, keluarkan 2/3 isi
sampah kertas, plastik, logam, dan komposter untuk digunakan dan
kaca dengan dijual langsung. Warga tinggalkan 1/3 isi komposter sebagai
sepakat melakukan penjualan yang penyerap air di proses pengomposan
lebih terorganisir. Tidak semua berikutnya. Kompos yang dihasilkan
sampah tersebut dapat dijual kembali, nantinya dapat digunakan untuk
sehingga dibutuhkan pemilahan pengomposan di rumah tangga lain.
sampah yang dapat dijual kembali dan Apabila warga memiliki ember
dibuang ke TPS. Sampah-sampah yang bekas, dapat digunakan untuk wadah
sudah dipilah, disimpan kemudian pengomposan sehingga dapat
dijual setiap satu minggu sekali mengurangi biaya pembelian wadah
dengan memanggil bandar lapak dari pengomposan. Komposter disediakan
Karangayu. oleh KSM, namun setiap rumah tangga
bertanggung jawab atas pembuatan,
Organik Bahan Kompos pemeliharaan komposter dan
Untuk sampah organik bahan keberlangsungan pengomposan di
kompos, direncanakan setiap rumah rumah tangga masing-masing dengan
tangga melakukan pengomposan arahan pengurus KSM.
dengan metode aerobic. Selanjutnya
kompos yang sudah jadi dapat Aspek Institusi
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil perencanaan aspek
Dibutuhkan 2 komposter 60 L per teknik operasional, dibutuhkan seksi-
rumah tangga untuk mengantisipasi seksi yang mengawasi setiap kegiatan
penuhnya salah satu komposter. operasional pengelolaan sampah, serta
Adapun alat dan bahan yang pembina, ketua, sekretaris dan
diperlukan untuk membuat komposter bendahara KSM. Adapun seksi yang
ini adalah: dibutuhkan adalah seksi pewadahan
 Ember plastik atau drum plastik 60 dan pengomposan untuk mengarahkan
liter, untuk wadah pengomposan. warga melakukan pweadahan dan
Wadah harus memiliki tutup. pengomposan di sumber timbulan,
 Kompos jadi, diletakkan di dasar seksi pengumpulan dan pemilahan
wadah sebagai penyerap air yang untuk mengoordinasi kegiatan
masih terbawa sampah. pengumpulan dan pemilahan, seksi
 Sekop, untuk mengaduk sampah. humas dan monitoring yang teridiri
Sampah sisa makanan setiap dari perwakilan setiap RT untuk
hari dicacah dan dimasukkan kedalam memonitoring kegiatan pengelolaan
komposter sampai penuh. Apabila sampah di RT masing-masing dan
terlalu basah, masukkan tanah, sekam sebagai penghubung KSM kepada
padi, serat kayu, atau daun kering, dan masyarakat. Dibutuhkan juga
aduk bersama sampah di komposter. pelaksana teknis pengumpulan dan
pemilahan sampah yang disebut

6
petugas pengumpul dan petugas Sumurboto adalah Rp 69.152.400,00,
pemilah. Struktur organisasi dalam dengan demikian iuran warga untuk
pengelolaan sampah terpadu berbasis pengadaan sistem pengelolaan ini
masyarakat di RW 03 Kelurahan adalah Rp 130.000,00 per KK. Iuran
Sumurboto seperti pada gambar bulanan yang harus dibayarkan sebesar
berikut: Rp 13.000,00
Keuntungan bersih pada tahun
2015 sebesar Rp 13.540.227,00.
Keuntungan meningkat hingga
mencapai Rp 21.573.397,00 pada
tahun 2019. Pada tahun 2020 – 2025
keuntungan bersih menurun hingga
hanya mencapai sebesar Rp
7.437.106,00, hal ini dikarenakan
pengelolaan sampah pada tahun
tersebut mengalami rugi. Pada tahun
2026 dan seterusnya keuntungan
bersih pengelolaan sampah meningkat
kembali, hal ini dikarenakan
penghasilan dari penjualan sampah
yang semakin meningkat sehingga
Gambar 3. Struktur Organisasi mengakibatkan laba dalam
KSM RW 03 Kelurahan Sumurboto pengelolaan sampah. Pada tahun 2034
keuntungan bersih pengelolaan
Aspek Pembiayaan sampah sebesar Rp 124.963.736,00.
Biaya untuk penerapan sistem Keuntungan bersih dari pengelolaan
pengelolaan sampah terpadu berbasis sampah ini dapat digunakan untuk
masyarakat di RW 03 Kelurahan kepentingan sosial warga, atau
Sumurboto berasal dari iuran warga meningkatkan kualitas lingkungan
yang dapat dicicil pembayarannya permukiman. Keadaan titik impas
kepada bendahara KSM. Dalam (Break Even Point), yaitu pendapatan
perencanaan sistem pengelolaan sama dengan pengeluaran terjadi pada
sampah terpadu berbasis masyarakat, tahun 2023.
diperlukan perhitungan rencana
anggaran biaya (RAB). RAB dihitung Aspek Peraturan
berdasarkan harga satuan barang. Sistem pengelolaan sampah
Harga barang tiap tahun dihitung terpadu berbasis masyarakat di RW 03
meningkat sesuai dengan rata-rata Kelurahan Sumurboto mengacu pada
kenaikan harga Kota Semarang sebesar Peraturan Daerah Kota Semarang No.
5,672%. 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Dari perhitungan, diketahui Sampah. Selain perda, perlu adanya
biaya untuk mengadakan sistem standar operasi dan prosedur (SOP)
pengelolaan sampah terpadu berbasis yang merupakan acuan untuk
masyarakat di RW 03 Kelurahan melakukan kegiatan yang bersifat
mengikat dan harus dipatuhi oleh

7
seluruh warga dan pengurus KSM.  Periode I (2015-2019): pelaksanaan
Dibutuhkan upaya agar warga 3R di 142 rumah tangga; ritasi
mengetahui peraturan terkait pengumpulan masing-masing 2
pengelolaan sampah, misalnya kali.
membahas pengelolaan sampah secara  Periode II (2020-2024):
rutin di forum pertemuan PKK, pelaksanaan 3R di 288 rumah
memberikan surat edaran ke masing- tangga; ritasi pengumpulan masing-
masing rumah tangga, dan memasang masing 2 kali.
peraturan di tempat yang dapat dilihat  Periode III (2025-2029:
banyak orang. pelaksanaan 3R di 436 rumah
tangga; ritasi pengumpulan masing-
Aspek Peran Serta Masyarakat masing 2 kali.
Bentuk peran serta yang dapat  Periode IV (2020-2034):
dilakukan masyarakat untuk pelaksanaan 3R di 584 rumah
mendukung pengelolaan sampah tangga; ritasi pengumpulan dari
terpadu berbasis masyarakat di RW 03 sumber ke gudang dilakukan 2 kali,
Kelurahan Sumurboto antara lain: sedangkan ritasi dari gudang ke
 Melakukan pengurangan timbulan TPS dilakukan 1 kali
sampah dengan cara mengurangi
sikap konsumtif yang dapat Rencana Pasca Implementasi
mengurangi jumlah timbulan Setelah sistem pengelolaan
sampah. sampah terpadu berbasis masyarakat
 Melakukan pemilahan sampah pada diterapkan, tahap selanjutnya adalah
sumber timbulan sesuai jenis monitoring secara kontinyu dan
sampah agar memudahkan untuk evaluasi pengelolaan sampah.
pemanfaatan kembali. Monitoring dilakukan untuk
 Melaksanakan pengomposan pada memastikan pengelolaan sampah
tiap rumah tangga. sudah berjalan dengan baik mulai dari
 Membayar iuran bulanan oleh pewadahan hingga pemanfaatan
setiap rumah tangga. sampah. Apabila pengelolaan tidak
 Memberikan ide dan masukan demi berjalan dengan baik, maka diadakan
pengembangan pengelolaan rapat evaluasi untuk membahas tindak
sampah. lanjut dari hasil monitoring.
Monitoring dilakukan secara rutin
Rencana Implementasi setiap satu bulan sekali oleh KSM RW
Secara umum, implementasi 03 Kelurahan Sumurboto.
sistem pengelolaan sampah terpadu
berbasis masyarakat di RW 03 setiap KESIMPULAN
periodenya tidak jauh berbeda, hanya 1. Timbulan sampah per kapita
ada penambahan rumah tangga Kelurahan Sumurboto tahun 2014
pelaksana 3R dan penurunan ritasi adalah 2,012 liter/orang/hari atau
pengumpulan dari gudang sampah ke 0,296 kg/orang/hari yang
TPS. didominasi sampah sisa makanan
dan plastik. Penanganan sampah

8
sampah saat ini dilakukan dengan berupa pemunculan wacana, survei,
cara warga memasukkan kedalam sosialisasi pendahuluan, studi
kantong plastik, karung, tong, bak banding ke KSM Sampangan, dan
permanen, ban bekas, atau ember dilaksanakannya forum rembuk
bekas. Selanjutnya sampah warga. Tahap perencanaan meliputi
dikumpulkan oleh petugas perencanaan aspek pengelolaan
pengumpul swasta ke TPS Murbei sampah, perencanaan implementasi,
RW 02 Kelurahan Sumurboto. dan perencanaan pasca
Petugas pengumpul sampah yang implementasi pengelolaan sampah.
juga warga setempat Pengelolaan sampah meliputi
mengumpulkan sampahnya di kegiatan pewadahan sampah logam-
pinggir jalan untuk diangkut dump kaca, plastik, kertas, dan sampah
truck DKP serta membawanya ke tidak layak jual terpilah yang
TPS Murbei RW 02. Pengangkutan menggunakan kresek atau karung
sampah dari TPS Murbei ke TPA dan disediakan secara mandiri,
Jatibarang dilakukan oleh DKP kemudian sampah dikumpulkan
dengan menggunakan 1 unit setiap hari oleh petugas pengumpul
armroll truck. Tahun 2013, kinerja dengan gerobak berkapasitas 1,12
pengangkutan sampah ke TPA m3 yang dilengkapi dengan 6
Jatibarang hanya mencapai 70,15%. karung pemilah dan dibawa ke
Adapun pembiayaan pengelolaan gudang sampah untuk dipilah dan
sampah di Kelurahan Sumurboto disimpan, selanjutnya sampah sisa
berasal dari penarikan retribusi pemilahan dibawa ke TPS Murbei
sebesar Rp 6.000 melalui PDAM dengan gerobak. Gudang sampah
guna membiayai pengangkutan RW 03 memiliki luas 28 m2.
sampah ke TPA dan iuran warga Sampah sisa makanan dikomposkan
yang berkisar antara Rp 20.000 oleh masing-masing rumah tangga,
hingga Rp 50.000 guna membiayai sedangkan sampah yang masih
pengumpulan sampah dari memiliki nilai ekonomi dijual
pewadahan ke TPS. Secara kembali setiap satu minggu sekali.
keseluruhan, peran serta masyarakat Masing-masing rumah tangga
pada pengelolaan sampah hanya disediakan 2 komposter
pada tahapan penyediaan wadah berkapasitas 60 L oleh KSM RW
sampah, pembayaran iuran, dan 03, namun untuk pelaksanaan
pembayaran retribusi. pengomposan dan pemeliharaan
2. Guna meningkatkan pelayanan komposter menjadi tanggung jawab
pengelolaan sampah, maka masing-masing rumah tangga.
dilakukan perencanaan sistem Untuk itu pada perencanaan ini
pengelolaan sampah terpadu dibutuhkan biaya investasi sebesar
berbasis masyarakat yang terdiri Rp 69.152.400,00 guna penerapan
dari tahap penyiapan rencana dan sistem pengelolaan sampah ini.
tahap perencanaan aspek Adapun pembiayaan pengelolaan
pengelolaan sampah. Tahap sampah berasal dari iuran warga
penyiapan rencana diawali dengan sebesar Rp 13.000,00 per bulan dan
kegiatan penyiapan masyarakat penjualan sampah. Keuntungan

9
bersih dari pengelolaan sampah Sumurboto sebagai tindak lanjut
dapat digunakan untuk kepentingan penelitian kaji tindak ini.
sosial warga, atau meningkatkan
kualitas lingkungan permukiman. DAFTAR PUSTAKA
Disisi lain, peraturan yang Badan Standar Nasional. 1994. SK
digunakan untuk pengelolaan SNI 19-3694-1994 Tentang
sampah ini mengacu pada Perda Metode Pengambilan Dan
Kota Semarang Nomor 6 Tahun Pengukuran Contoh Timbulan
2012 dan SOP Sistem Pengelolaan Dan Komposisi Sampah
Sampah RW 03 Kelurahan Perkotaan. Jakarta : Balitbang
Sumurboto. Mengacu pada DPU
peraturan itu, warga diharuskan Badan Standar Nasional. 2002. SK
melakukan pengurangan timbulan SNI 19-2454-2002 Tentang
sampah dengan cara mengurangi Tata Cara Teknik Operasional
sikap konsumtif, melakukan Pengolahan Sampah
pemilahan sampah, melaksanakan Perkotaan. Jakarta : Balitbang
pengomposan, membayar iuran DPU
bulanan, dan memberikan ide dan Badan Standar Nasional. 2008. SK
masukan demi keberlangsungan SNI 3242-2008 Tentang
pengelolaan sampah. Kegiatan Pengelolaan Sampah di
pemilahan dan pengomposan di Permukiman. Jakarta :
sumber timbulan dilakukan secara Balitbang DPU
bertahap setiap tahunnya. Setelah Dirjen Cipta Karya. 2008. Pedoman
sistem pengelolaan sampah terpadu 3R Berbasis Masyarakat di
berbasis masyarakat diterapkan, Kawasan Permukiman. Jakarta
tahap selanjutnya adalah : Departemen Pekerjaan
pelaksanaan monitoring dan Umum.
evaluasi pengelolaan sampah secara Dirjen Cipta Karya. 2012. Pedoman
kontinyu yang dilakukan oleh KSM Umum Penyelenggaraan
RW 03. Tempat Pengelolaan Sampah
3R Berbasis Masyarakat.
SARAN Jakarta: Departemen Pekerjaan
1. Dibutuhkan penelitian lanjutan Umum.
tentang evaluasi pendalaman Tchobanoglous, George. Theisen,
perilaku masyarakat RW 03 Hilary. Vigil, Samuel. 1993.
Kelurahan Sumurboto dalam Integrated Solid Waste
penerapan konsep 3R dalam management. New York :
pengelolaan sampah di McGraw-Hill
lingkungannya. USAID. 2006. Modul Pelatihan
2. Perlunya evaluasi secara kontinyu Pengelolaan Sampah Berbasis
terhadap pelaksanaan pengelolaan Masyarakat. Jakarta :
sampah terpadu berbasis Environmental Services
masyarakat di RW 03, baik oleh Program
KSM RW 03 Kelurahan Sumurboto
dan juga Pemerintah Kelurahan

10

Anda mungkin juga menyukai