Anda di halaman 1dari 41

BAB I

BANGUNAN KAYU DAN SIFAT-SIFAT KAYU

Tujuan Umum :

1. Pembaca memperoleh pengertian dasar mengenai bangunan kayu dan


sifat-sifat dari pada kayu.
2. Pembaca dapat menarik kesimpulan keuntungan dan kerugian pemakaian
kayu.

Tujuan Khusus :
1. Pembaca dapat menghitung kekuatan kayu berdasarkan bangunan kayu
dan sifat-sifat kayu.
2. Pembaca dapat mengembangkan penerapan kayu pada praktek.

A. BANGUNAN KAYU
Untuk mengerti sifat-sifat kayu sebagai bahan bangunan atau bahan konstruksi,
kita perlu mengerti bangunan kayu.
Pada penampang melintang pohon, terdapat beberapa macam bagian seperti pada
Gambar 1 yang terdiri dari :

I -1
1. Kulit
- Kulit luar (Outer bark), yaitu bagian yang telah mati dan tebal, gunanya
untuk melindungi bagian-bagian di sebelah dalam.
- Kulit bagian dalam (Inner bark) yang bersifat hidup dan tipis.

2. Kambium (Cambium)
Cambium merupakan lapisan tipis dan bening, melingkari kayu kearah luar
membentuk lapisan baru.

3. Kayu Gubal (Sapwood)


Bagian kayu yang masih hidup terletak sebelah dalam cambium, lunak,
berwarna terang dan tebalnya 1-20 cm atau lebih tergantung jenis pohon.

4. Kayu Teras (Heartwood)


Kayu teras, terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan
sel-sel hidup pada lingkaran kayu gubal bagian dalam, berwarna lebih gelap
dan merupakan inti yang kuat dan kukuh.

5. Hati (Pitch)
Hati, bagian ini biasanya sangat berguna untuk menentukan sesuatu jenis
pohon, letaknya di pusat lingkaran tahun dan bersifat rapuh.

6. Lingkaran tahun
Lingkaran tahun merupakan batas antara permulaan dan akhir musim,
melalui lingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur pohon.

7. Sel kayu

I -2
Kayu terdiri dari sel-sel yang menyusun jaringan-jaringan, memiliki bentuk
tersendiri, bentuknya seperti pipa dan sebagian besar arahnya memanjang
sejajar dengan arah memanjang batang.Sel-sel yang berarah tegak lurus
terhadap arah serat kayu disebut jari-jari teras atau jari-jari kayu (Wood
Rays).

8. Jenis pohon
Jenis pohon dapat digolongkan menjadi 2 golongan besar, yaitu :
- Pohon kayu lunak (Softwood), merupakan pohon yang berpori dan
umumnya jenis pohon berdaun jarum.
- Pohon kayu keras (Hardwood), merupakan pohon yang tidak berpori dan
umumnya berdaun lebar.

9. Macam-macam sel kayu


Ada beberapa macam sel kayu yang terdapat di dalam kayu lunak dan kayu
keras, yaitu :
a) Sel pada kayu lunak atau kayu berdaun jarum, terdiri dari :
a.1) Trakeda adalah sel berbentuk panjang dengan bagian ujung yang
mengecil sampai meruncing, sel-sel ini merupakan jaringan dasar dari
kayu berdaun jarum dan merupakan bagian terbesar dari kayu.
a.2) Parensima, mempunyai bentuk serupa pada kayu berdaun lebar, sel-
sel ini membentuk untaian-untaian ke arah vertikal dan susunannya lebih
sedikit dibanding susunan pada kayu berdaun lebar.
a.3) Kantong dammar, berada di dalam riap tumbuh, berupa rongga-
rongga berisi zat dammar yang padat dan cair.

I -3
I -4
Sel pada kayu keras atau kayu berdaun lebar, terdiri dari :

b.1) Pori atau sel pembuluh berupa serat adalah suatu sel yang berbentuk
tabung, saling berhubungan secara vertikal.Pada penampang lintang kayu,
pori akan terlihat berbentuk lubang kecil.
b.2) Parensima, adalah sel yang berbentuk seperti batu bata dengan
dinding sel yang tipis, arahnya membentuk jari-jari teras.

10. Mata kayu


Mata kayu adalah bagian tempat-tempat pertemuan batang pohon dan dahan
yang berbentuk bulat dan berwarna tua.Pengaruh mata kayu terhadap
kekuatannya tergantung dari pada macam konstruksi apakah sebagai batang
tarik, batang tekan atau sebagai batang lentur.Mata kayu pada umumnya
lebih keras dari pada bagian-bagian lainnya.
Mata kayu ada 2 macam, yaitu :
a) Mata kayu sehat, yaitu mata kayu yang tidak membusuk.

I -5
b) Mata kayu lepas, yaitu mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu.

B. SIFAT-SIFAT KAYU

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat berbeda-beda, bahkan
kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda. Oleh karena itu,
sebelum kayu dipergunakan sebaiknya sifat-sifat kayu diketahui terlebih dahulu,
sifat yang dimaksud adalah sifat-sifat sebagai berikut :
- Sifat Anatomi Kayu
- Sifat Fisik Kayu
- Sifat Mekanik Kayu
- Sifat Kimia Kayu
Dari sekian banyak sifat-sifat kayu berbeda satu dengan yang lain, ada beberapa
sifat yang umum terdapat pada semua kayu itu :
a. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa, hemiselulosa
(Unsur karbohidrat) serta lignin (Unsur non-karbohidrat).
b. Kayu bersifat anisotropic, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut 3 arah utamanya.
c. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat melepas
(kehilangan) atau bertambah (menyerap) kelembaban akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekitarnya.
d. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat terbakar bila dalam
keadaan kering.

I -6
1. Sifat Fisik Kayu
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah :
a. Berat jenis
b. Keawetan alami
c. Higroskopis
d. Berat
e. Kekerasan dan lain-lain

a. Berat jenis

o Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0,2


hingga 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat
kayu.
o Makin berat kayu itu umumnya makin kuat pula kayunya. Berat jenis
ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori.
o Berat jenis (Spesific gravity) diperoleh dari perbandingan kerapatan
jenis (Density) kayu dengan kerapatan jenis air pada suhu standar (4°
C).
o Kerapatan jenis kayu adalah perbandingan berat kayu kering tanur
atau kering udara dengan volume kayu.
o Kerapatan jenis air pada suhu standar 4C adalah 1 gr/cm3

Berat kayu keringtanur


Kerapatan jenis kayu=
Volume kayu

Berat kayu kering tanur atau Volume kayu


Berat jenis=
Kerapatan jenis air pada suhu standar

I -7
b. Keawetan alami kayu
Yang dimaksud dengan keawetan alam, yaitu ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan
makhluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu ternyata
berbeda-beda pula, dan tergantung banyak sedikitnya zat di dalam kayu yang
merupakan racun bagi perusak-perusak kayu.

No Kelas kuat I II III IV V


1 Selalu berhubungan 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat Sangat
dengan tanah pendek pendek
lembab
2 Hanya terbuka 20 tahun 15 tahun 10 Beberapa Sangat
terhadap angin dan tahun tahun pendek
iklim tetapi
dilindungi terhadap
pemasukan air

3 Dibawah atap ∞ ∞ Sangat Beberapa Pendek


(terlindung) tidak lama tahun
berhubungan
dengan tanah
lembab
4 Terlindung dan ∞ ∞ ∞ 20 tahun 20 tahun
dipelihara dengan
baik
5 Serangan atau Tidak Jarang Agak Sangat Sangat

I -8
termakan oleh cepat cepat cepat
rayap
6 Serangan termakan Tidak Tidak Hampir Tak Sangat
oleh beberapa tidak seberapa cepat
macam serangga
(bubuk kayu)

Table 1. Tingkat keawetan kayu

c. Higroskopik

Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau


melepas air atau kelembaban udara disekitarnya. Kandungan air
(Moisture Content) pada keadaan sampai mencapai kesetimbangan
(EMC = Equilibrium Moisture Content). Akibat keluar dan masuknya
air dari kayu, menyebabkan kayu akan menyusut dan mengembang.

d. Serat Kayu

Serat kayu merupakan bagian dari sifat kayu, yang menunjukkan arah
umum sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon
asal.Arah serat dapat ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat
pada permukaan kayu.Serat lurus, jika arah sel-sel kayu sejajar
dengan sumbu batang.Jika arah sel-sel kayu menyimpang atau
membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang dikatakan kayu itu
berserat miring atau mencong. Serat miring atau mencong dapat
dibagi menjadi :

I -9
- Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan
yang berselang seling, menyimpang ke kiri kemudian ke kanan
terhadap sumbu batang. Contoh : kayu renghas, kapur.
- Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gambaran
berombak. Contoh : kayu renghas, merbau.
- Serat terpilih; serat-serat kayu yang membuat gambaran
terpilin (puntiran), seolah-olah batang kayu dipilin mengelilingi
sumbu. Contoh : kayu, bintangur, kapur dammar.
- Serat diagonal; yaitu serat terdapat pada potongan kayu atau
papan, yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar
arah sumbu.

(GAMBAR)

e. Berat kayu

Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu
yang bersangkutan. Berdasarkan berat jenisnya kayu dapat
digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut :

Tabel 2. Kelas kuat didasarkan berat jenis kayu

Kelas berat kayu Berat jenis


a. Sangat berat Lebih besar dari 0,90
b. Berat 0,75 – 0,90
c. Agak berat 0,60 – 0,75
d. Ringan Lebih kecil dari 0,60
Sumber PKKI 1961

Contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat


adalah giam, balau dan kayu ringan adalah pinus dan balsa.

f. Kekerasan kayu

I - 10
Kekerasan kayu pada umumnya terdapat hubungan langsung antara
kekerasan kayu berat kayu.Kayu yang keras juga termasuk kayu yang
berat. Berdasarkan kekerasan kayu, jenis-jenis kayu dapat
digolongkan sebagai berikut :
- Kayu sangat keras, contoh : balau
- Kayu keras, contoh : kulim, pilang
- Kayu sedang kekerasannya, contoh : mahoni, meranti dan lain-
lain
- Kayu lunak, contoh : pinus, balsa dan lain-lain

2. Sifat Mekanik Kayu

Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk


menahan muatan dari luar.Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam
penggunaan kayu untuk konstruksi bangunan.Untuk membedakan
tegangannya, arah sumbu dibagi menjadi 3 (tiga) bagian seperti pada
gambar.Sifat mekanik kayu terdiri dari tegangan tarik, tekan, lentur, geser
dan punter yang berbeda-beda menurut arah serat tersebut.

a. Keteguhan atau kekuatan tarik

Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu yang
dinyatakan tegangan tarik untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu tersebut.Kekuatan tarik terbesar adalah pada arah sejajar
serat (σ tr¿ ). Kekuatan tarik tegak lurus serat (σ tr) lebih kecil dari pada
kekuatan tarik sejajar arah serat

b. Keteguhan tekan atau tegangan tekan

I - 11
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan
beban tekan.Keteguhan tekan dibedakan dalam dua macam tegangan
tekan yaitu tegangan tekan sejajar serat (σ tk ¿) dan tegangan tekan regak
lurus serat (σ tk).Tegangan tekan sejajar serat lebih besar dari pada
tegangan tekan tegak lurus serat.

c. Keteguhan geser

Yang dimaksud dengan keteguhan geser atau tegangan geser adalah suatu
ukuran kemampuan menahan gaya-gaya membuat suatu bagian kayu
bergeser.Tegangan geser dibedakan dalam tegangan geser sejajar serat (τ ¿
) dan tegangan geser tegak lurus serat (τ ❑).Pada tegangan geser tegak
lurus serat jauh lebih besar dari pada tegangan geser sejajar serat.

d. Keteguhan lentur atau tegangan lentur

Keteguhan lentur atau tegangan lentur adalah kekuatan kayu menahan


gaya-gaya yang berusaha melenturkan (melengkungkan) kayu (σ ¿).

e. Kekakuan

Kekakuan adalah suatu ukuran kekuatan untuk mampu menahan


perubahan bentuk atau lentur. Kekakuan tersebut dinyatakan dengan
istilah modulus elastisitas (E) atau modulus of elasticity (MOE).

f. Keteguhan belah

I - 12
 Keteguhan belah adalah suatu ukuran kayu menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang
terjadi karena adanya gaya yang berperan sebagai baji.

 Ukuran-ukuran yang dipakai untuk sifat-sifat mekanik dinyatakan dalam

kg
. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat mekanik kayu secara
cm2
garis besar dapat digolongkan 2 kelompok :

- Faktor luar kayu (eksternal) antara lain : pengawetan kayu,


kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan
jamur serta serangga perusak kayu.
- Faktor dalam kayu (internal) antara lain : berat jenis, cacat-cacat
berupa mata kayu, serat-serat miring/mencong dan lain sebagainya.
Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan dalam 5 (lima)
kelas kuat sebagai berikut :

Tabel 2. Kelas kekuatan menurut jenisnya

Keteguhan Keteguhan
Berat jenis kering lentur mutlak ( tekan mutlak (
Kelas kuat
udara kg kg
¿ )
cm2 cm2
I ≥ 0,90 ≥ 1100 ≥ 650
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 – 215
V < 0,30 < 360 < 215

3. Sifat Kimia Kayu

I - 13
Komponen kimia di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena
menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu.Susunan kimia kayu digunakan
sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu.
Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jamur terdiri
dari 3 (tiga) unsur :
- Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
- Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin
- Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan
dinamakan zat ekstraktif

C. KADAR AIR (MOISTURE CONTENT) DAN PENYUSUTAN KAYU

1. Kadar air kayu

Kayu bersifat higroskopik, sehingga banyaknya air dalam kayu selalu


berubah-ubah menurut udara/atmosfer sekelilingnya. Semua sifat fisik kayu
sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu.

Banyaknya air yang dikandung pada sepotong kayu disebut kadar air kayu
(Ka) dan dinyatakan dalam persen (%). Kandungan air kayu bervariasi antara
40 – 300%. Rumus penentuan kadar air :

berat air di dalam kayu


Ka ( % ) = X 100 %
berat kayu kering tanur

Standar untuk menentukan banyaknya air adalah dengan mengeringkan dalam


tanaur pada suhu 100-105℃, sampai mencapai berat kayu yang tetap. Dalam
keadaan ini kadar air kayu dianggap nol.

I - 14
W b−W 0
Ka ( % ) = X 100 %
W0
W b = berat kayu basah atau berat kayu awal

W 0 = berat kayu kering tanur atau kering udara

Pengukuran kadar air kayu dapat pula dilakukan dengan menggunakan alat
Hidrometer (alat pengukur kadar air kayu). Keadaan air yang terdapat di
dalam kayu terdiri atas 2 macam, yaitu :
a. Air bebas, yaitu air yang terdapat dalam rongga-rongga sel, paling
mudah dan lebih dahulu keluar. Air bebas umumnya tidak
mempengaruhi sifat dan bentuk kayu kecuali berat kayu.
b. Air terikat, yaitu air yang berada di dalam dinding-dinding sel kayu,
sangat sulit untuk melepaskan. Zat cair pada dinding-dinding sel
inilah yang berpengaruh terhadap sifat-sifat kayu (penyusutan kayu).
Bila air bebas telah keluar dan air terikat masih tertinggal, maka
dikatakan kayu telah mencapai titik jenuh serat (Fiber Saturation
Point/FSP). Tingkatan titik jenuh serat untuk semua kayu jenis kayu
tidak sama, tetapi umumnya berkisar antara kadar air kayu 25-30%.

 Kadar air maksimum

Pada kayu segarmaupun kayu dalam pemakaian maka dinding sel jenuh
dengan air dan pada akhirnya rongga sel akan terisi air bebas. Kadar air
maksimum tercapai bila semua rongga dinding sel dan rongga-rongga sel
telah jenuh dengan air.

1,5−BJ
Ka maksimum ( % )= X 100 %
1,5 x BJ

I - 15
1,5 = berat jenis zat kayu kering tanur = berat zat dinding sel kering tanur
BJ = berat jenis kayu berdasarkan berat dan volume, masing-masing pada
tanur

 Kadar air keseimbangan

Jika kayu yang berada pada suatu atmosfer dengan kelembaban tertentu pada
akhirnya akan mencapai suatu kadar air yang tetap, disebut kadar air
keseimbangan (Equilibrium Moisture Content).

Perubahan kadar air di permukaan kayu berlangsung sangat cepat,


sebaliknya perubahan kadar air di dalam kayu lebih lambat sebab waktu
yang dibutuhkan oleh air untuk berdifusi dari atau ke bagian luar kayu lebih
lama.
2. Penyusutan kayu

Penyusutan terjadi disebabkan pengurangan air di bawah titik jenuh serat


sehingga mengakibatkan dinding sel menyusut atau mengkerut.Perubahan
dimensi dinyatakan dalam persen (%) dari dimensi maksimum kayu.Maka
pengembangan dan penyusutan umumnya dinyatakan dalam persen dari
volume atau ukuran dalam keadaan basah atau diatas titik jenuh serat.

perubahan dimensiterhadap dimensi maksimum


Penyusu tan ( % )= X 100 %
dimensi maksimum

dimensi awal−dimensi akhir


Penyusutan ( % )= X 100 %
dimensi awal

I - 16
D. KERUSAKAN DAN CACAT-CACAT KAYU

a. Kerusakan kayu

Kerusakan pada kayu terjadi karena tindakan-tindakan atau karena keadaan


yang mengakibatkan :
- Kekuatan kayu menurun
- Harga kayu menurun
- Mutu kayu dan nilai pakai kayu berkurang atau kayu sama sekali tak
terpakai.

Kerusakan yang dimaksud antara lain : retak-retak, pecah, belah, serangan


jamur, serangan serangga dan kerusakan-kerusakan akibat perilaku manusia
yang kurang cermat dalam mengelola kayu.

b. Faktor-faktor perusak kayu

1. Secara alam oleh pohon itu sendiri selama proses pertumbuhannya


2. Dari luar :
- Biologis : serangga, jamur, cacing laut
- Non-biologis : faktor fisik, faktor mekanik, faktor kimia

Faktor fisik, misalnya : udara, cahaya matahari, air, panas, api dan lain
sebagainya.

I - 17
Faktor mekanik, misalnya : pukulan, gesekan, tekanan dan lain
sebagainya.
Faktor kimia, misalnya : asam dan basa

Selain faktor-faktor perusak kayu diatas, dapat pula ditambahkan, bahwa


faktor manusia sering mengambil bagian dalam kerusakan kayu.

c. Cacat-cacat kayu dan pengaruhnya

1. Cacat mata kayu, pengaruh cacat mata kayu, yaitu : mengurangi sifat
keteguhan/kekuatan kayu, menyulitkan pengerjaan karena kerasnya
penampang mata kayu, mengurangi keindahan permukaan kayu,
menyebabkan lubang pada lembaran-lembaran finir.
2. Pecah dan belah, cacat-cacat ini akan mengurangi keteguhan tarik dan
keteguhan geser.
3. Pecah busur dan pecah gelang, pengaruh akibat cacat ini serupa
dengan pengaruh cacat belah dan pecah.

E. PENGERINGAN KAYU

Pengeringan kayu adalah proses untuk mengeluarkan air yang terdapat di dalam
kayu. Kadar air kayu memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pemakaian
kayu.Oleh karena itu masalah pengeringan kayu merupakan faktor yang penting
pada kayu. Dengan adanya pengeringan kayu akan diperoleh keuntungan-
keuntungan sebagai berikut :
- Menjamin kesetabilan dimensi kayu
- Menambah kekuatan kayu
- Membuat kayu menjadi ringan
- Mencegah serangan jamur

I - 18
- Memudahkan pengerjaan kayu,antara lain : pengetaman,perekatan dan
finishing

 Macam-macam pengeringan

Kita mengenal dua cara pengeringan yang umum dipergunakan yaitu :


1. Pengeringan alam-udara
2. Pengeringan buatan

1. Pengeringan alam-udara

Kebaikannya : Biaya relatif murah,pelaksanaannya lebih mudah,pengeringan


dengan tenaga alam/udara (matahari),kapasitas sortimen tidak terbatas.

Keburukannya : Waktu yang diperlukan cukup lama ( tergantung cuaca ),


memerlukan areal/lapangan yang cukup luas,memerlukan persediaan kayu lebih
banyak,cacat-cacat yang timbul sulit diperbaiki kembali,kadar air akhir
umumnya masih cukup tinggi.

Penyusunan ( penumpukan)

Penyusunan atau penumpukan kayu pada waktu pengeringan ada dua cara yaitu :
a. Penumpukan secara vertical : - penumpukan silang
- penumpukan sandar

b. Penumpukan cara horizontal : - penumpukan sejajar


- penumpukan persegi

I - 19
- penumpukan bersilang
- penumpukan segitiga

2. Pengeringan buatan (Kiln drying)

Pengeringan buatan ini adalah pengeringan yang menggunakan oven atau


ruangan pemanas yang dapat dikendalikan suhunya sesuai dengan yang
diinginkan agar tidak terjadi cacat akibat proses pengeringan.Pekerjaan
pengeringan dengan kiln dapat dibagi dalam 4 tahap yaitu :
1. Tahap penyediaan alat-alat.
2. Tahap penumpukan/penyusunan kayu.
3. Tahap pengambilan contoh-contoh kayu pengamatan.
4. Tahap pekerjaan selama pengeringan berlangsung yaitu : penggunaan
jadwal pengeringan,pengaturan dan pengawasan suhu serta
kelembabab udara di dalam kiln.

F. PENGAWETAN KAYU

Alasan mengapa kayu diawetkan,karena kayu memiliki kelas awet alami tinggi
sangat sedikit dan sulit didapat dalam jumlah banyak,selain itu harganya cukup
mahal,sedangkan kelas keawetan III dan IV cukup banyak.

Tujuan pengawetan kayu adalah untuk memperbesar keawetan kayu sehingga


kayu yang mulanya memiliki umur pakai tidak panjang menjadi lebih panjang
dalam pemakaian,memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang berkeawetan
rendah.

I - 20
 Macam-macam pengawetan :
- Pengawetan sementara ( remanen)
- Pengawetan tetap ( permanen)

 Metode pengawetan
a. Pengawetan metode sederhana : - metode rendaman
- metode pencelupan
- metoda pemulasan
- metoda penyemprotan
- metode pembalutan

b. Pengawetan metode khusus : - metode proses sel penuh


- metode proses sel kosong

G. PEMILAHAN KAYU

Kayu , merupakan bahan alami yang berasal dari tumbuhan maka kayu memiliki
sifat-sifat yang berbeda, sehingga sebelum pengerjaan kayu harus dilakukan
pemilahan kayu agar diperoleh kayu yang memiliki kekuatan yang baik dan
keawetan yang baik pula. Pemilihan ada dua cara visual dan cara mekanik.

 Pemilahan cara visual

Pemilahan visual adalah cara pemilahan untuk memilih kayu agar sedikit
mungkin adanya cacat kayu,kemudian dinilai secara kualitatif pada keempat
sisinya serta kedua ujungya untuk menetapkan mutunya.kelas mutu kayu ada dua
yaitu kayu mutu A dan kayu mutu B

I - 21
No MUTU A MUTU B
.
1 Kadar air kering udara (12-18%,rata-rata Kadar air kering udara ≤ 30 %
15%)
2 Mata kayu : d1≤(1/6)h,d2≤(1/6)b,d1≤3.5 cm, Mata kayu :
d2≤3.5 cm d1≤(1/4)h,d2≤(1/4)b,d1≤ 5 cm, d2≤
5 cm
3 Wanvlak (Takikan) : el≤(1/10)b kalau b= Wanvlak : el≤(1/10)b kalau b= lebar
lebar balok. E2≤(1/10)h . kalau h =tinggi balok. E2≤(1/10)h . kalau h =tinggi
balok balok
4 Miring arah serat tgxx ≤1/10 Miring arah serat tgxx ≤1/7
5 Retak-retak : hr≤ (1/4)b,ht≤ (1/5)b Retak-retak : hr≤ (1/3)b,ht≤ (1/4)b

 Pemilahan secara mekanik

- Pemilahan secara mekanik adalah suatu metoda pengujian kualita kekuatan


kayu yang didasarkan penaksiran kekuatan kayu dengan mengukur
kekakuannya (stiffness). Pengukuran kekuatan kayu dilakukan tanpa merusak
integritas struktur kekuatannya atau disebut juga Non destructive test. Mesin
pemilah yang ada di indonesia saat ini dikenal dengan nama mesin pemilah
panter (Plank-sorter), bentuk terakhir mesin panter tersebut dikenal dengan
nama MPK-2( mesin pemilah kayu-2).

- Secara ringkas mesin panter terdiri dari 4 bagian utama ( Surjokusumo,1989)


yaitu :
a. Rangka pemikul yang dapat dilipat tingkas,rangka ini sebagai pemikul balok
atau papan yang akan diukur lendutan/defleksinya.
b. Deflektometer panter/MPK untuk mengukur lendutan,yang diletakan ditengah
rangka pemikul.
c. Alat pengungkit beban,khusus dibuat untuk memilah balok dengan beban
standar yang dibutuhkan lebih dari 20 kg.

I - 22
d. Beban standart beratnya tergantung ukuran kayu dan berat jenis papan/balok
yang akan dipilah.

- Bentang diambil 244 cm,yaitu sama dengan panjang panil kayu lapis.untuk
bentang ini dibutuhkan beban standar berkisar antara 4-20 kg bagi ukuran
yang biasa digunakan untuk konstruksi.

- Deflektometer panter dapat mengukur lendutan ±2,5 cm, agar deflektometer


dapat bekerja efektif sebaiknya lendutan berkisar antara 0,2 – 1,00 cm.

H. TEGANGAN YANG DIPERKENANKAN/DIIJINKAN ( PKKI 1961)

 Angka-angka tegangan yang diperkenankan :


1. Dalam tabel 4 diberikan angka-angka tegangan yang diperkenankan untuk
bermacam-macam kayu bermutu A yang dipergunakan dalam konstruksi yang
terlindung dan yang menahan muatan tetap.
2. Untuk kayu bermutu B,agka-angka dari tabel 4 harus digunakan dengan beban
0,75.
3. Apabila suatu jenis kayu termasuk dalam beberapa kelas kekuatan,maka
tegangan yang diperkenankan, apabila diambil dari daftar 4 harus didasarkan
kepada kelas kekuatan yang terendah atau diperhitungkan menurut tabel 5
berdasarkan berat jenis kering udara.
4. Apabila ada kesangsian mengenai jenis kayu,direksi dapat minta daftar tabel5
( PKKI-1961) berdasarkan jenis kayu kering udara.

 Muatan tetap adalah muatan yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan bergerak
yang bersifat tetap atau terus menerus. Sedangkan muatan tidak etap adalah
muatan uang berlangsung kurang dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat
tidak tetap.

I - 23
 Konstruksi terlindung adalah konstruksi yang dilindungi dari perubahan udara
yang besar,hujan dan matahari,sehingga tidak akan menjadi basah dan kadar
airnya tidak akan berubah-ubah banyak.

 Mempersiapkan contoh untuk menentukan berat jenis kering udara dari suatu
kelompok batang-batang kayu,pada umumnya pengambilan contoh harus
dilakukan demikian rupa,sehingga sifat-sifat dari contoh itu mendekati sifat rata-
rata dari seluruh kelompok. Oleh sebab itu dari suatu kelompok batang-batang
kayu diambil tanpa memilih dari tempat-tempat yang berlainan sekurang lima
batang coba. Dari masing-masing batang coba dibuat dua benda coba yang
ukurannya 1 cm x 8 cm x 10 cm,diambil dari kedua ujung batang coba tersebut.
Dari benda-benda coba tersebut dapat ditentukan berat jenis kering udara serta
kadar airnya.

Kelas Kuat ( Kg/cm2)


Tegangan
Kls I Kls II Kls III Kls IV
σlt 150 100 75 50
σtk//=σtr// 130 85 60 45
σtk tegak lurus 40 25 15 10
τ// 20 12 8 5

Tabel 5.Korelasi tegangan yang diperkenankan untuk kayu mutu A

σlt 170 g
σtk//=σtr// 150 g
σtk tegak lurus 40 g
τ// 20 g
g = berat jenis kering

I - 24
Tabel 6.Modulus Elastisisat ( Modulus Of Elastisity/MOE)

Kelas kuat kayu E(kg/cm2)


I 125.000
II 100.000
III 80.000
IV 60.000

 Pengaruh keadaan konstruksi dan sifat muatan terhadap tegangan yang


diperkenankan :

1. Tegangan-tegangan yang diperkenankan dalam tabel 4 harus digandakan


dengan :

a. Faktor 2/3
a.1. Untuk konstruksi yang selalu terendam dalam air.
a.2. Untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung,dan kemungkinan kadar
besar air kayu akan selalu tinggi.

b. Faktor 5/6
untuk konstruksi tidak terlindung,tetapi kayu itu dapat mengering dengan
cepat.

2. Tegangan yang diperkenankan dalam tabel 4 boleh digandakan dengan faktor


5/4 :

I - 25
a. Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap dan
muatan angin.

b. Untuk bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan


tetap dan muatan tidak tetap.
 Arah gaya yang membentuk sudut X dengan arah serat kayu,maka tegangan yang
diperkenankan harus dihitung menurut rumus dibawah ini :

σ = tegangan yang diperkenankan/diijinkan

tk = tekan

α = sudut antara gaya dengan arah serat kayu

I. PENETAPAN UKURAN KAYU


 Ukuran batang kayu

Batang-batang kayu dalam konstruksi rangka batang harus mempunyai ukuran 4


cm, sedangkan luas penampang 32cm2.Apabila batang-batang itu terdiri dari satu
bagian maka syarat-syarat tersebut berlaku untuk seluruh penampang.Untuk
konstruksi dengan paku atau perekat,syarat-syarat tersebut tidak berlaku.

 Perlemahan

a. Pada batang-batang tarik dan bagian-bagian konstruksi yang dibebani dengan


tegangan lentur,perlemahan-perlemahan akibat lubang-lubang untuk alat-alat
penyambung dan lain-lainnya harus diperhitungkan.

b. Untuk batang-batang yang tidak perlu diperhitungkan. Tetapi apabila didalam


kenyataannya pada batang-batang kayu tersebut terdapat lubang-lubang yang

I - 26
tidak tertutup,maka lubang-lubang tersebut harus diperhitungkan sebagai
perlemahan.

SOAL PENYELESAIAN BAB I

I. Sebutkan sifat-sifat kayu dan rumusan mencari sifat-sifat tersebut !


Jawab :
1. Sifat fisik
2. Sifat hygroskopis (kandungan air dalam kayu)
3. Sifat mekanis
1. Sifat fisik

Berat : d gr berat : d1 gr

γ = d/abc γ 1= d1/a1 b1 c1

Kesimpulan :

I - 27
γ < < < kecil : arti :kayu lemah

γ1 > > > besar : arti : kayu kuat

2. Sifat Hygroskopis
Kadar lengas x
Kadar air dalam kayu

x= [(1,15d-d1)/d1].100%

keterangan : x = kadar lengas kayu (dalam %)


d = berat benda kayu mula-mula (gr)
d1 = berat benda kering (gr)

3. Sifat mekanis
Sifat potensi gaya-gaya dalam kayu

keterangan :
1. Gaya axial = A = longitudinal
2. Gaya radial = R = tegak lurus serat
3. Gaya tangensial

Gaya-gaya axial A, radial R, tangensial T

I - 28
→ mempengaruhi modulus kenyal ε kuat tarik σ trk , kkuat desak σdsk , kuat
lentur dan puntiran.
II. Gambarkan grafik hubungan σtrk kuat tarik dan ε modulud kenyal dari baja
dan kayu
Jawab :

σpts = tegangan s/d baja atau kayu putus


ε = modulus kenyal = ΔL/L
= perbandingan perubahan panjang ΔL dengan panjang mula-mula L
(tanpa satuan )

Σ = tegangan (kg/cm2)

III. Sebutkan 4 kekuatan dari struktur kayu


Jawab :
1. σtr // > σtr ┴ : kekuatan tarik // > kekuatan tarik ┴
2. σtr // > σdsk // : kekuatan tarik // > kekuatan desak //
3. σdsk // > σdsk ┴ : kekuatan desak // > kekuatan desak ┴
4. τ ┴ > τ // : geser ┴ > geser //
kayu lebih kuat menahan gaya geser tegak lurus dari pada gaya geser
sejajar
sehingga kayu jarang runtuh akibat gaya geser.

Tanggal 17 september 2014

IV. Gambarkan diagram tegangan lentur dari suatu penampang balok kayu b/h ,
dengan beban merata.

I - 29
Keterangan gambar :
A : balok kayu dengan dimensi
B : diagram tegangan lentur fungsi kudrat
→diatas AS balok : Tekan
→dibawah AS balok : Tarik
C : diagram tegangan lentur yang dimodifikasi
→di atas AS balok (sepanjang x) = Tekan
→di bawah AS balok (sepanjang h-x) = Tarik

Gambar B
2/3 σdskx = ½ σtrk (h-x) σtrk/σdsk = n
4x = 3 σtrk/σdsk (h-x) kayu lebih kuat menahan tarik
4x = 3n(h-x) daripada desak
x/h = 3n/4+3n σtrk // σdsk //
n = σtrk/σdsk = 2-2.5
σtrk = 2σdsk

gambar C
diperoleh hubungan

x/h = n2+1/(n+1)2 diagram trapesium (dimodifikasi)

V. Gambarkan grafik hubungan pembebanan jangka pendek dan panjang versus


kekuatan kayu σ dengan faktor kenaikan (sb Y) waktu pembebanan T (sb X)
T = 1 detik s/d T = 50 tahun

Keterangan gambar :

I - 30
 Pembeban kejut
Sekonyong-konyong : beberapa detik saja
Δ faktor pengali σ = 1.8 s/d 2
 Jangka pendek
Beberapa menit saja
Pada pengujian laboratorium
Faktor pengali σ = 1,5 s/d 1,8
 Jangka sedang
Lama pembebanan satu tahun
Pembebanan pada perancah
 Jangka panjang
Lama pembebanan 10 tahun

VI. Sebutkan faktor-faktor pengali untuk angka-angka tegangan (σ,τ ) atau


kekuatan kayu sesuai daftar 2 pkki 1961 (hal 6)
Jawab :
Ada 2 faktor pengali (α,β,γ)
1. Faktor mutu α : α=1 mutu A , α=0,75 mutu B
2. Faktor keadaan β : β = 2/3 , β=5/6
3. Faktor sifat muatan γ : γ=5/4

Tegangan Kelas kuat Kayu jati


I II III IV V Tectona grandis
3
1. σlentur (kg/cm ) 150 100 75 50 - 130
2. σtekan // = τtrk //=τ 130 85 60 45 - 110
3. σtekan ┴ (kg/cm3) 40 25 15 10 - 30
4. τ // (kg/cm3) 20 12 8 5 - 15

σ= M/W W=1/6bh2

σ=M/I I=1/12bh3

VII. Tunjukan rumus besarnya kekuatan tegangan-tegangan pada kayu, jika


diketahui g:berat jenis kayu kering (pkki (1961)
Jawab :
1) σlentur = 170g (kg/cm2)

I - 31
2) σtekan =σtarik// = 150g(kg/cm2)
3) σtekan ┴ = 40g (kg/cm2)
4) τ// = 20g (kg/cm2)

misal g : berat jenis kayu kering : 0,7 kg/cm3


→ jadi nilai σlentur = 170g
= 170 (0.7) = 119 kg/cm3

I - 32
RESPONSI, TANYA JAWAB PENYELESAIAN SOAL

Sifat-sifat kayu
Sifat-sifat kayu ada 3, diantaranya:

1. Sifat physic
2. Sifat hygroscopis perlu diperhatikan dalam perancangan konstruksi kayu
3. Sifat mekanis

Untung dan rugi struktur kayu:

1. Keuntungan
 Kekuatan tinggi, berat ringan
 Daya tahan tinggi terhadap kimia dan listrik
 Mudah dikerjakan dan relatif murah
 Mudah diganti dan dilipat dalam waktu singkat
2. Kerugian
 Tidak homogen
1
I= bh3
12

 Cacat-cacat pada kayu, mata kayu


 Sudut serut

 Tak awet dalam kondisi-kondisi tertentu (rayap)


 Memuai dan menyusut dengan cepat tergantung dari kelembaban udara
 Untuk pembebanan lama, kayu mempunyai δ = zakking, lendutan yang
besar

δ=?

I - 33
 Mudah terbakar

PKKI tahun 1961

1. Kelas kayu I, II, III, IV


Lampiran I, hal. 35-57
2. Mutu kayu
A, B (Tabel I dan II)

Kriteria Perencanaan

a. Ditentukan struktur dengan kayu jati kelas kuat II


Kadar lengas (kadar air) = 22,75%
b. Kita lihat PKKI 1961 termasuk mutu B dwengan sifat-sifat sebagai berikut:
PS 3 point, PKKI 61
1. Kadar lengas kering udara ≤ 30%
1 1
2. Mata kayu d1 ≤ h d2 ≤ b
4 4
d1 ≤ 5 cm d2 ≤ 5 cm
3. Takikan (lubang)
1
e1 ≤ b, jika b lebar balok
10
1
e1 ≤ h, jika h tinggi balok
10
1
4. Arah serat tan α ≤
7
5. Retak-retak
1
a. HR ≤ b ht hr h
3
1
b. Ht ≤ b
4

δ > δ hitungan

Tegangan-tegangan yang diizinkan

δ = momen

ω = momen tahanan

Sambungan ada 3, yaitu:

I - 34
a. Dengan paku
b. Dengan baut Tabel I dan II PKKI 1961 (Hal. 61)
c. Sambungan gigi
1. Tegangan lentur (δlt = 130 kg/cm2)
2. Tegangan tekan sejajar (δtk = 110 kg/cm2)
3. Tegangan tarik sejajar (δtrk = 110 kg/cm2)
4. Tegangan tekan tegak lurus (δtk = 30 kg/cm2)
5. Tegangan geser (δ = 110 kg/cm2)

Rabu

Kriteria Perencanaan Struktur


Kayu
Soal I

Sebutkan sifat-sifat kayu dan rumusan mencari sifat-sifat tersebut!

Jawab:

1. Sifat Physis
2. Sifat Hygroskopis
3. Sifat Mekanis

Penjelasan:

1. Sifat Physis
berat kering d1 gr
γ 1= =
volume kering a1. b 1. c 1 cm3
Dilaboratorium c1
c
b b
b oven (24 jam) b1
a a1

I - 35
Ditimbang Ditimbang
Berat = d gr Berat = d1 gr
d gr d1 gr
γ= γ 1=
a . b .c cm3 a 1.b 1. c 1 cm3
Kesimpulan :
γ 1 <<< kecil arti kayu lemah
γ 1 >>> besar arti kayu kuat

2. Sifat Hygroskopis
Kadar lengas (x)
Kandungan air dalam kayu
1,15 d−d 1
x= .100 %
d1
dimana:
x = Kadar lengas kayu (%)
d = Berat benda mula-mula (gr)
d1= Berat benda kering udara (gr)

3. Sifat Mekanis
Sifat potensi gaya-gaya yang ada pada kayu

Balok Kayu

2 1

Sejajar serat

3 T

Keterangan:

I - 36
1. Axial = A atau L Longitudinal
2. Radial = ⏊ serat R
3. Tangensial = menyinggung arah serat

Gaya-gaya :
A (L) ; R ; dan tan mempengaruhi harga modulus kenyal ε. Kuat tarik (τ tr); kuat
desak (τds ¿ lentur dan puntiran.

Soal II

Gambarkan sket hubungan kuat tarik Kuat tarik (τ tr) dan modulus kenyal
ε dari kayu danbaja!
Jawab:

Kayu Baja
kg
σh ¿ σ putus Kuat tarik ( ¿
cm2

∆l ∆l
ε ε= ε=
l l

Keterangan;
L = panjang (m)
∆l = selisih panjang (m)
∆l m
ε= = tanpa satuan
l m

I - 37
Soal III

Sebutkan 4 kekuatan dari struktur kayu!

Jawab:

1. σh∕∕ > σh ⏊ → kekuatan tarik ∕∕ > kekuatan tarik ⏊


2. σh∕∕ > σds ⏊ → kekuatan tarik ∕∕ > kekuatan desak ∕∕
3. σds∕∕ > σds ⏊ → kekuatan desak ∕∕ > kekuatan desak ⏊
4. τ ⏊ > τ ∕∕ → Geser ⏊ > Geser ∕∕

*Kayu lebih tahan menahan gaya geser ⏊ daripada gaya geser ∕∕, sehingga kayu
jarang utuh akibat gaya geser.

Soal IV

Gambarkan diagram tegangan lentur kayu dari suatu penampang balok dengan beban
merata!

Jawab:
t
A q( ¿ Potongan A-A
m

A
h

m (+)
b
σtk σtk

Fb Fungsi

I - 38
h x kuadran

dimodifikasi

Fa

b σtr σtr

A B C

Keterangan gambar:

a. Balok dengan dimensi b x h

b. Diagram tegangan lentur fungsi kuadrat

c. Diagram tegangan lentur dimodifikasi untuk mudah dihitung

Gambar b

Luas Fb = luas Fa

2 1
σds . x= σh ( h−x )
3 2

σtr
2. 2. x = 3. ( h−x )
σds

4x = 3.n (h-x)

σtr
n=
σds

x n2+ 1
=
h ( n+1 )2 ¿
¿

Gambar c

Analogi dengan b diperoleh

x n2 + 1
= Diagram Trapesium
h ( n+1)2

I - 39
σtr
n=
σds

Soal V

Gambarkan hubungan grafik pembebanan jangka panjang versus kekuatan kayu


σ yang dapat dinaikanuntuk pembebanan waktu singkat .

Jawab:

- Faktor pengali σ
- Waktu pembebanan

*Catatan: σ Kayu dapat dinaikkan bila pembebanan jangka pendek

2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5

Soal VI

Sebutkan faktor faktor pengali untuk angka angka tegangan pada kayu pada tabel 3
PPKI 61.

Jawab :

1. Faktor mutu α

2. faktor keadaan β

3. faktor sifat muatan ɣ

I - 40
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
kuat kuat kuat kuat kuat
1 2 3 4 5 Jadi,
Tr 150 100 75 50 - 130
tk//=tr//=(kg/cm²) 130 85 60 45 - 110
tk⏊(kg/cm²) 40 25 15 10 - 30
(kg/cm²) 20 12 8 5 - 15

Angka angka di tabel harus digandakan (dikalikan) dengan ketiga faktor tersebut.

1. Faktor mutu α
Mutu a = 1
Mutu b = 0,75
2. Faktor keadaan β
2/3 = terendam air, tidak terlindung, kadar lengas tinggi
5/6 = kayu mengering dengan cepat, kadar lengas tinggi
3. Faktor sifat muatan ɣ
5/4 = bagian konstruksi dengan muatan tetap dan angin, bagian konstruksi
dengan muatan tetap dan tidak tetap.

I - 41

Anda mungkin juga menyukai