Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN ANALISIS KASUS PELECEHAN TERHADAP

LAMBANG NEGARA

DISUSUN OLEH :
MUHAMAD IQBAL ALGUSYAIRI
2011031056

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
i

LAPORAN ANALISIS KASUS PELECEHAN TERHADAP


LAMBANG NEGARA
(Salah satu tugas 1 analisis kasus pada mata kuliah Pendidikan Pancasila)

DISUSUN OLEH :
MUHAMAD IQBAL ALGUSYAIRI
2011031056

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala karena atas berkat Rahmat dan Pertolongan-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan tugas laporan analisis kasus yang diberikan oleh dosen
sebagai salah satu tugas 1 dengan judul “Laporan Analisis Kasus Pelecehan
Terhadap Lambang Negara” ini.
Laporan ini memuat salah satu kasus pelecehan terhadap lambang negara
beserta tanggapan masyarakat atas kasus tersebut. Lambang negara merupakan
sesuatu yang sakral bagi negara Indonesia dan tidak bisa dilecehkan dan dihinakan
begitu saja. Harapan penulis terhadap penyusunan laporan ini adalah semoga
pembaca dapat mendapatkan wawasan baru, menumbuhkan kesadaran diri terhadap
lambang negara dan senantiasa menjauhkan diri beserta orang-orang sekitarnya
terhadap kegiatan melecehkan lambang negara.
Didalam penulisan, penulis menyadari bahwa laporan ini tentunya masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan ketidaksesuaian dalam penulisan laporan ini. Harapan penulis agar
pembaca berkenan menyampaikan kritik dan sarannya agar dapat membantu
penulis mampu menjadi lebih baik lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Lampung Tengah, 29 Oktober 2020

Muhamad Iqbal Algusyairi


iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

COVER JUDUL ................................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................5
1.3 Metode Penulisan .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................5
2.1 Uraian Kasus ....................................................................................................5
2.2 Tanggapan Masyarakat ...................................................................................6
2.3 Hasil Analisis ..................................................................................................15
BAB III PENUTUP ........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................17
3.2 Saran ...............................................................................................................18
REFERENSI...................................................................................................................19
LAMPIRAN ...................................................................................................................20
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lambang merupakan tanda pengenal tetap yang menyatakan sifat, keadaan,


dan sebagainya, sehingga dapat disebutkan bahwa lambang negara merupakan
tanda pengenal suatu negara yang menyatakan sifat dan keadaan daripada suatu
negara. Menurut Wikipedia, lambang negara merupakan sebuah tradisi dari
negara-negara Eropa, yang merupakan desain tertentu yang digunakan oleh
orang atau sekelompok orang tertentu dan digunakan untuk bermacam-macam
tujuan.

Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh


ke kanan, perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung menggunakan
rantai pada leher burung Garuda, dan pita putih yang dicengkram oleh kaki
burung Garuda yang bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
memiliki arti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Lambang ini dirancang
oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian bentuknya disempurnakan
oleh Presiden Soekarno.

Pemakaian burung Garuda sebagai lambang negara diresmikan pada tanggal


11 Februari 1950 pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat. Lambang
negara ini juga telah diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No.
43 tahun 1958.

Lambang negara memiliki elemen berupa :

- Garuda
Burung Garuda yang merupakan burung mistis mitologi Hindu yang
berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6.
Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan dan warna emas pada
2

burung garuda melambangkan kemegahan atau kejayaan. Pada burung


Garuda, masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai
makna tanggal kemerdekaan negara, yakni tanggal 17. Bulu ekor berjumlah
8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara, yaitu bulan Agustus.
Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di
lehernya berjumlah 45 helai yang memiliki makna tahun kemerdekaan
negara, yaitu tahun 1945. Sehingga semua jumlah bulu yang ada di setiap
bagian burung Garuda melambangkan tanggal kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan melambangkan bahwa
Indonesia akan menjadi negara yang menjunjung kebenaran dan
bermaksud agar Indonesia tidak menempuh jalan yang salah. Sayap yang
membentang melambangkan siap terbang ke angkasa. Burung Garuda
dengan sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan
dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan
Negara.

- Perisai

Perisai merupakan gambaran dari perjuangan, pertahanan, dan perlindungan


diri untuk mencapai tujuan. Di tengahnya terdapat garis hitam tebal yang
memiliki arti Indonesia adalah negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa.
Perisai yang memiliki warna dasar merah putih yang menggambarkan
warna bendera kebangsaan Indonesia. Pada perisai tersebut terdapat lima
buah ruang yang berisi simbol-simbol yang mewujudkan dasar Negara
Pancasila.

Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pada perisai di


lambang negara tersebut terdapat lima simbol yang mempunyai arti
berbeda.

 Bintang melambangkan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.


 Rantai melambangkan prinsip Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Pohon Beringin adalah prinsip Persatuan Indonesia.
3

 Kepala Banteng melambangkan prinsip demokrasi yang dipimpin oleh


kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
 Padi dan Kapas melambangkan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

- Pita Bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”

Kedua kaki Burung Garuda yang mencengkeram pita putih yang bertuliskan
“Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan ini diambil dari buku Sutasoma,
karangan Empu Tantular. Bhinneka Tunggal Ika, bermakna ”berbeda-beda
tetapi satu tujuan”. Negara Indonesia terdiri atas banyak pulau yang dihuni
oleh beragam suku bangsa dengan adat istiadat dan bahasa yang berbeda-
beda. Bangsa Indonesia juga menganut berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berbagai kenyataan tersebut menunjukkan
bahwa kehidupan di Indonesia begitu beragam, terdapat berbagai perbedaan
di antara yang satu dengan yang lain. Meskipun demikian, Indonesia
merupakan negara kesatuan, satu nusa, satu bangsa, dan menjunjung satu
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia itu juga satu jiwa dan
satu pandangan hidup. Keadaan yang berbeda-beda tetapi dapat bersatu ini
menunjukkan bahwa masing-masing pihak memiliki toleransi,
kegotongroyongan, saling menghargai, dan saling menghormati, sehingga
terciptalah persatuan dan kesatuan yang ada di Indonesia.

Kedudukan lambang negara Indonesia telah diatur pada Undang-Undang


Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan. Selain itu lambang negara juga sudah dicantumkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 36A.
Pertimbangan yang menjadi latar belakang pengesahan UU 24/2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan adalah:

a. bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan


Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi
bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara
4

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan
Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan
dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. bahwa pengaturan tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia belum diatur di dalam bentuk undang-undang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan;

Meskipun demikian, masih terdapat beberapa pelecehan dan penghinaan


terhadap lambang negara seperti yang akan dibahas saat ini. Hal itu
menunjukkan kurangnya kesadaran berbangsa dan bernegara seseorang dalam
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam UU No. 24 tahun 2009, Lambang Negara Indonesia juga tentunya


dilindungi oleh negara dari pihak-pihak yang mencoba menodai kehormatan
Lambang Negara tepatnya pada pasal ke 57 yang berbunyi :

“Setiap orang dilarang:

a. mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara


dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan
Lambang Negara;
b. menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan
bentuk, warna, dan perbandingan ukuran;
c. membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan,
organisasi dan/atau perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang
Negara; dan
d. menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam
Undang-Undang ini.”
5

Bagi pihak yang melakukan pelanggaran terhadap pasal 57 ini akan


mendapatkan ketentuan pidana sesuai dengan yang tercantum pada pasal 68
UU No. 24 tahun 2009, yang berbunyi :

“Setiap orang yang mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak


Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan
kehormatan Lambang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).”

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan laporan ini yaitu :
1. Mengetahui Lambang Negara Indonesia dan ketentuan yang
mengaturnya.
2. Mengetahui salah satu kasus pelecehan terhadap Lambang Negara di
Indonesia.
3. Mengetahui tanggapan masyarakat sekitar terkait pelecehan terhadap
Lambang Negara.
4. Untuk membahas tindakan preventif yang harus dilakukan demi
mencegah terjadinya kembali kasus pelecehan terhadap Lambang Negara.

1.3 Metode Penulisan


Metode Penulisan yang dipakai dalam karya tulis ini adalah :

1. Pengumpulan Data dan Informasi


Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan cara
melakukan pencarian media-media pemberitaan online dengan sumber
yang relevan. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari media
elektronik dan hasil wawancara terhadap beberapa responden.
2. Analisis Tanggapan Masyarakat
6

Setelah mendapatkan data wawancara terhadap responden maka penulis


melakukan analisis terhadap tanggapan dan pendapat responden dengan
metode analisis wacana.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uraian Kasus

Lambang Negara merupakan salah satu hal yang tidak boleh dinodai, dihina,
ataupun direndahkan. Namun, berbeda dengan seorang pemuda bernama Sahat
Safiih Gurning yang berasal dari Toba Samosir, Sumatera Utara. Pemuda
tersebut kini telah diadili di Pengadilan Negeri Baliga dan mendekam dibalik
jeruji besi akibat tindakannya yang dianggap telah melakukan pelecehan
terhadap lambang negara, yakni Pancasila.

Dilansir dari media online detik.com, melalui akun Facebook-nya, Pemuda


tersebut mengubah dasar negara Indonesia, yakni Pancasila menjadi Pancagila.
Dalam posting-an Sahat di akun Facebook-nya, ia menuliskan ‘Pancasila itu
hanya lambang negara mimpi, yang benar adalah Pancagila’. Selain itu, dalam
posting-an tersebut, ia juga memajang foto dirinya yang sedang berpose
menendang burung garuda Pancasila dengan kaki kanannya. Ia telah mengubah
Pancasila dengan ‘Pancagila’ yang berisi :
1. Keuangan Yang Maha Kuasa.
2. Korupsi Yang Adil dan Merata.
3. Persatuan Mafia Hukum Indonesia.
4. Kekuasaan Yang Dipimpin Oleh Nafsu Kebejatan Dalam
Persengkongkolan dan Kepurak-purakan.
5. Kenyamanan Sosial Bagi Seluruh Keluarga Pejabat dan Wakil Rakyat.

Kasus Pemuda ini pun semakin menarik perhatian masyarakat khususnya di


dunia maya, lantaran kasusnya mengingatkan kasus seorang publik figur dalam
6

sebuah acara televisi, yang mana publik figur tersebut dianggap melecehkan
lambang negara dengan beberapa pernyataannya yang kontroversional.

Meskipun demikian, pengacara Sahat Safiih, Kirno Sialllagan melakukan


pembelaan dengan menyebut bahwa tulisan yang diposting kliennya bukan
termasuk penghinaan, melainkan sebagai bentuk kritik terhadap keadaan
negara ini.

“Itu bukan penghinaan tetapi ekspresi karena kesalnya dengan negara ini,
melihat kondisi negara ini yang katanya Pancasila, tapi pejabatnya tidak bersih.
Itu kritikan,” ujarnya. “Itu kebebasan mengeluarkan pendapat, bukan berarti
Pancasila yang dihina,” ujarnya kembali.

Atas perbuatannya, Safiih didakwa melakukan Pasal 68 UU No 24 tahun 2009


tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang
berbunyi :

“Setiap orang yang mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak


Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan
kehormatan Lambang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a,
dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp
500.000.000”

2.2 Tanggapan Masyarakat

Beberapa uraian kasus di atas menimbulkan beberapa pertanyaan yang akan


ditanyakan kepada beberapa responden.

Berikut adalah data wawancara dari beberapa responden :

1. Nama : Eka Feby Wulandari


Umur : 18
Profesi : Mahasiswa
Eka Feby memiliki jawaban sebagai berikut :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
7

1) Menurut saya, pelecehan lambang negara tersebut merupakan


tindakan yang salah.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Menurut saya perbuatannya termasuk perbuatan yang salah,


seharusnya Sahat Safiih tidak melakukan tindakan tersebut.

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Menegurnya.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Masih kurang.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Memberikan tindakan yang benar-benar tegas!

2. Nama : Anang
Umur : 31
Profesi : Freelancer
Anang memiliki jawaban sebagai berikut :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
1) Tanggapan saya, Sahat Safiih sudah dikategorikan bersalah dalam
melakukan penyampaian kritik karena terlalu kasar dan telah
menghina lambang negara yang seharusnya dibanggakan.
8

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Jika dikategorikan sebagai berpendapat, Sahat tidak bersalah karena


ia menyuarakan pendapatnya terhadap kebijakan pemerintah negara
yang menurutnya kurang efektif dengan situasi saat ini.

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Sebaiknya memberikan himbauan dan pengarahan serta pengetahuan


tentang UU atau kebijakan yang sudah di tetapkan tentang batasan-
batasan dalam memberikan kritik dan saran untuk negara kepada
orang tersebut.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Jika saya katakan dengan jujur, undang-undang yang sudah dibuat itu
termasuk sudah berat. Sebaiknya pelaku yang telah melakukan
pelanggaran di berikan sanksi sosial, pengarahan, dan jika perlu
dikenakan denda.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Memberikan edukasi cinta tanah air terhadap negara sendiri yang di


terapkan di lingkungan sosial maupun lingkungan belajar.

3. Nama : Ersan Yoga Adi Pratama


Umur : 19
Profesi : Pekerja Harian Lepas
Ersan memberikan jawaban seperti di bawah ini :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
9

1) Menurut saya, itu bukan merupakan bentuk pelecehan terhadap


lambang negara, akan tetapi bentuk kritikan dari rakyat untuk para
petinggi di sana yang hanya mementingkan diri sendiri dan membuat
rakyat menderita. Pancasila yang harusnya menjadi pedoman bangsa
tapi seakan tak berguna karena telah ternodai tangan kotor para
pejabat dan persekongkolannya.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Tentu tindakan wajar, karena setiap warga negara dibebaskan untuk


berpendapat dan menyuarakan pendapat di muka umum.

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Laporkan kepada pihak yang berwajib.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Mungkin karena hukuman yang tak seberapa dibanding dengan


pelecehan lambang negara sehingga masih saja terdapat oknum yang
berani melakukan pelanggaran.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Membuat hukuman yang lebih membuat orang tidak berani


melakukan pelecehan terhadap lambang negara.

4. Nama : Retno Shelvy Anggraini


Umur : 17
Profesi : Pelajar SMK
Retno menyampaikan jawaban sebagai berikut :
10

Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara


yang dilakukan Sahat Safiih?
1) Menurut saya, yang dilakukan Sahat tidak sepenuhnya salah, karena
hal tersebut merupakan merupakan bentuk ekspresi dari Sahat untuk
mengkritik wakil rakyat.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Menurut saya, tindakan Sahat merupakan tindakan yang wajar.

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Tanyakan alasan ia melakukan hal tersebut, jika pure melecehkan,


maka sudah seharusnya dilaporkan kepada pihak berwajib.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Menurut saya, UU tersebut sudah cukup mengintimidasi.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Lebih berhati-hati dalam bertutur kata dalam membicarakan lambang


negara.

5. Nama : Erni Rismawati SW


Umur : 18
Profesi : Operator Kampung
Erni menyampaikan jawaban seperti berikut :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
11

1) Menurut saya,tindakan tersebut merupakan tindakan yang sangat


melecehkan negara, bahkan lambang negara tanah kelahiran, tempat
ia dilahirkan bisa dihina dengan begitu buruk.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Menurut saya, tindakan tersebut merupakan hal yang sangat salah,


jika ingin berpendapat sebaiknya dan seharusnya tidak melakukan hal
yang dapat melecehkan dan merugikan pihak lain, apalagi
melecehkan lambang negara, benda mati yang memang seharusnya
menjadi pedoman dalam bernegara.

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Sebaiknya, hal yang harus dilakukan adalah memberikan teguran,


nasihat, dan tidak ikut menyebarkan hal yang tidak patut untuk
dipertontonkan tersebut, dan jika memang pelecehan tersebut masih
dilakukan, sebaiknya laporkan ke pihak yang berwajib.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Menurut saya, tidak ada yang kurang dengan undang-undang tentang


pelecehan lambang negara, hanya kesadaran masyarakat saja yang
kurang.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Cara untuk bisa meminimalisir pelecehan terhadap lambang negara


yaitu dengan cara :
- Pemerintah sebaiknya tidak membuat ataupun menyetujui sebuah
pendapat yang dapat merugikan masyarakat sehingga masyarakat
12

meluapkan kekesalannya kepada lambang negara dan juga pedoman


negara.
- Dengan membuat sebuah himbauan tentang pentingnya menjaga
dan merawat lambang dan pedoman negara melalui siaran TV, media
sosial, dan pamflet agar dapat mengingatkan pentingnya untuk
menjaga dan merawat serta menambah kecintaan terhadap negara.

6. Nama : Astu Asmawati


Umur : 19
Profesi : Pramuniaga
Astu menyampaikan jawaban seperti di bawah ini :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
1) Menurut saya , itu sangat tidak baik dan melanggar hukum.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Menurut saya, itu tindakan yang salah. Yang dikatakan kebebasan


dalam berpendapat itu harus memiliki etika juga.

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Yang kita lakukan sebaiknya ditegur terlebih dahulu, namun jika


sudah kelewatan kita harus melapor kepada pihak yang berwajib.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Menurut saya undang-undang itu sudah benar, hanya saja terkadang


dari masyarakat lingkungan sekitar kurang berpartisipasi dan
menghargai.
13

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Sebaiknya pikirkan terlebih dahulu jika ingin melakukan sesuatu.


Kebebasan berpendapat itu memang hak namun harus memiliki etika
juga. Jangan sampai lambang negara sendiri dilecehkan. Kita
dibesarkan di tanah Indonesia, bukan tanah negara lain. Walaupun
kita emosi dengan aparat negara, jangan sampai kita melecehkan
lambang negara karena yang bersalah adalah aparatnya bukan negara
dan lambang negaranya. Justru dengan cara anarkis tersebut
menunjukkan dirinya sebagai manusia yang tidak memiliki harga
diri.

7. Nama : Nadila
Umur : 18
Profesi : Karyawan Apotek
Nadila memiliki jawaban sebagai berikut :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
1) Menurut saya pelecehan lambang negara itu adalah hal yang sangat
buruk dan mencerminkan seseorang tidak mencintai negaranya,
karena lambang negara itu adalah identitas negara, jika identitas
negara di permainkan dengan alasan apapun, orang tersebut harus
dihukum karena sudah ada undang-undang yang mengaturnya, jika
tidak dihukum maka akan ada kasus-kasus lainnya tentang pelecehan
lambang negara.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) menurut saya setiap orang bebas mengemukakan pendapat, akan


tetapi cara yang ia lakukan adalah salah.
14

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Jika secara pribadi, yang Saya lakukan cukup mengingatkan bahwa


yang ia lakukan itu salah.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Kurang.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Undang-undang harus lebih diperkuat agar tidak ada yang berani


melanggar, lalu untuk pihak yang sudah melanggar harus dihukum
agar tidak ada yang melanggar lagi.

8. Nama : Awid
Umur : 18
Profesi : Mahasiswa
Awid menyampaikan jawabannya sebagai berikut :
Bagaimana tanggapan Anda terkait pelecehan terhadap Lambang Negara
yang dilakukan Sahat Safiih?
1) Sangat disayangkan, karena Pancasila sangatlah krusial bagi Negara.
Pelaku harus diberikan pendidikan dan pelatihan tentang NKRI lebih
lanjut.

Menurut Anda, apakah tindakan Sahat Safiih merupakan tindakan yang


salah atau merupakan tindakan yang wajar sebagai kebebasan berpendapat
sesuai apa yang dikatakan pengacaranya?

2) Tindakan yang salah. Seperti yang saya sampaikan tadi, Pancasila


sangatlah krusial bagi Negara, tidak seharusnya diubah namanya
seperti itu.
15

Apa yang harus kita lakukan apabila di sekitar kita terdapat pihak yang
melakukan pelecehan terhadap Lambang Negara?

3) Mengedukasinya. Jika keras kepala, langsung saja laporkan kepada


pihak berwajib.

Menurut Anda, apakah undang-undang yang mengatur tentang pelecehan


Lambang Negara masih kurang mengintimidasi sehingga masih terdapat
orang yang melakukan pelanggaran?

4) Menurut saya justru masyarakat yang belum paham tentang


keberadaan undang-undang tersebut.

Bagaimana cara yang seharusnya dilakukan Negara agar dapat


meminimalkan pelecehan terhadap Lambang Negara?

5) Mengedukasi diri sendiri.

2.3 Hasil Analisis

Dari berbagai tanggapan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap masyarakat


memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Sebagian besar menyatakan bahwa
tindakan yang dilakukan Sahat Safiih merupakan tindakan yang salah dan tidak
seharusnya dilakukan sebagai warga negara. Namun, ada pula beberapa
jawaban responden yang menyebutkan bahwa tindakan Sahat Safiih bukanlah
bentuk pelecehan terhadap lambang negara, melainkan tindakannya dianggap
merupakan suatu kewajaran karena tindakannya disebut sebagai penyampaian
pendapat dan kritik atas kondisi negara ini, mengingat bahwa negara Indonesia
membebaskan setiap warga negaranya untuk berpendapat. Meskipun begitu,
tidak seharusnya Sahat Safiih menyampaikan pendapat seperti demikian
karena apa yang disampaikan telah melampaui batas dan tidak seharusnya
dilakukan setiap warga negara.

Undang-undang yang mengatur tentang ketentuan pidana pelecehan terhadap


lambang negara menurut sebagian besar sudut pandang masyarakat sudah
cukup mengintimidasi bagi setiap pihak yang ingin mencoba melecehkan
16

lambang negara. Beberapa responden menyampaikan bahwa kasus pelecehan


yang terjadi saat ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat terkait lambang negara sehingga menyebabkan terjadinya
pelecehan ini. Namun, ada juga beberapa responden yang mengatakan bahwa
undang-undang yang berlaku saat ini masih kurang mengancam dalam
memberikan efek jera sehingga menyebabkan seseorang berani melakukan
tindakan pelecehan terhadap lambang negara.

Dalam hal kemungkinan terjadinya pelecehan terhadap lambang negara di


lingkungan sekitar menurut sebagian besar responden, hal terbaik yang akan
mereka lakukan adalah dengan cara menegur pelaku terlebih dahulu serta
memberikan himbauan, edukasi, dan nasihat agar pelaku tidak melakukannya
kembali. Namun, apabila pelaku dianggap telah melampaui batas maka hal
terbaik yang harus dilakukan adalah dengan melaporkannya kepada pihak yang
berwajib.

Pelaku yang telah melecehkan lambang negara dianggap sebagai pribadi yang
mencerminkan seseorang yang tidak mencintai negaranya. Itu disebabkan oleh
kurangnya rasa cinta terhadap negara. Dan untuk mencegah terjadinya kembali
pelecehan terhadap lambang negara perlu dilakukan tindakan preventif.
Beberapa responden menyampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah dengan
memperkuat regulasi yang berlaku menjadi lebih tegas dalam memberikan efek
jera sehingga menimbulkan rasa takut terhadap pihak yang ingin mencoba
melecehkan lambang negara. Namun, ada beberapa responden yang
menyampaikan bahwa cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan
memberikan wawasan edukatif terkait lambang negara agar masyarakat luas
menjadi paham tentang lambang negara serta menimbulkan rasa cinta terhadap
tanah air. Sehingga masyarakat dalam bertindak senantiasa memikirkan
terlebih dahulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari tindakan yang akan
dilakukannya.
17

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Lambang negara merupakan salah satu simbol negara. Oleh karena itu,
kedudukannya dalam negara sangat krusial. Pelecehan terhadap lambang
negara merupakan tindakan tercela yang tidak boleh dilakukan oleh tiap warga
negara Indonesia maupun negara asing.

Kasus pelecehan terhadap lambang negara yang dilakukan Sahat Safiih


dipandang sebagai tindakan yang buruk dan sangat disayangkan. Sebenarnya,
ia tidak bermaksud melecehkan lambang negara. Ia hanya bermaksud
menyampaikan pendapat dan kritiknya terhadap kondisi negara saat ini.
Namun, Sahat menyampaikan pendapatnya dengan cara yang salah. Mengganti
Pancasila menjadi ‘Pancagila’ dan berfoto dengan pose menendang burung
Garuda merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap lambang negara.
Pelecehan terhadap lambang negara dan Pancasila merupakan tindakan yang
melanggar dan wajar apabila ia dijerat oleh hukum. Padahal Sahat merupakan
mantan aktivis yang seharusnya mengerti tentang lambang negara dan akibat
dari tindakannya melecehkan lambang negara.

Hal ini membuktikan bahwa meskipun seseorang mendapatkan pendidikan


yang baik belum tentu dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi dan pemahaman
tambahan tentang pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari agar tidak terjadi kembali hal-hal seperti ini di masa mendatang.
18

1.2 Saran

a. Mahasiswa

Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan mampu membawa perubahan


dan manfaat dengan cara mengontrol dirinya sendiri, orang tua, teman-teman,
dan orang-orang di sekitarnya dari kegiatan melecehkan lambang negara.
Mahasiswa juga diharapkan ikut berperan dalam menggalakkan program-
program yang berkaitan tentang lambang negara.

b. Masyarakat

Peran masyarakat dalam mencegah kegiatan pelecehan negara ialah dengan


mengadakan edukasi terhadap orang-orang sekitarnya terkait lambang negara,
mengingatkan orang-orang sekitarnya apabila terdapat indikasi pelecehan
lambang negara, dan melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila yang
bersangkutan tetap melakukan kegiatan tersebut.

c. Pemerintah

Pemerintah diharapkan mampu memberikan wawasan edukatif kepada setiap


warga negaranya seperti pengadaan acara televisi wawasan kebangsaan,
pembuatan pamflet, dan poster-poster terkait lambang negara dan ketentuan
yang mengaturnya. Bila perlu, pemerintah diharapkan meningkatkan kembali
ancaman dalam undang-undang yang mengatur tindak pidana bagi pelaku
pelecehan lambang negara.
19

REFERENSI
Berita :
- https://news.detik.com/berita/d-3257987/sahat-diadili-karena-ubah-pancasila-
jadi-pancagila-pengacara-itu-kritikan
- https://m.fimela.com/lifestyle-relationship/read/2558197/beda-sama-zaskia-
gotik-pria-hina-pancasila-terancam-dipenjara

Lambang Negara :

- https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-24-2009-bendera-bahasa-lambang-
negara-serta-lagu-
kebangsaan#:~:text=Setiap%20orang%20yang%20mencoret%2C%20menulisi,.
000.000%2C00%20(lima%20ratus)
- https://student-activity.binus.ac.id/fopasbin/2016/06/arti-lambang-negara-
indonesia/
- https://renlitbang.banjarmasinkota.go.id/2017/02/uu-no-24-tahun-
2009.html#:~:text=serta%20Lagu%20Kebangsaan-
,Undang%2DUndang%20Nomor%2024%20Tahun%202009%20tentang%20Be
ndera%2C%20Bahasa%2C,Lambang%20Negara%20serta%20Lagu%20Kebang
saan&text=memperdengarkan%2C%20menyanyikan%2C%20ataupun-
,menyebarluaskan%20hasil%20ubahan%20Lagu%20Kebangsaan%20dengan%2
0maksud%20untuk%20tujuan%20komersial,dengan%20maksud%20untuk%20t
ujuan%20komersial.
- https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ibgCFI40RCwJ:https://
osf.io/52t4d/download/%3Fformat%3Dpdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
- https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_negara_Indonesia#:~:text=Lambang%20
negara%20Indonesia%20adalah%20Garuda%20Pancasila%20dengan%20sembo
yan%20Bhinneka%20Tunggal%20Ika.
20

LAMPIRAN

Sahat Safiih saat diadili di Pengadilan Negeri Balige, Sumatera Utara.

Postingan-an Sahat dengan pose menendang burung Garuda dan sebuah caption
yang dianggap sebagai penghinaan terhadap Pancasila.
21

Berikut adalah pertanyaan dan jawaban dari responden :


22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai