Anda di halaman 1dari 138

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PAYPAL SEBAGAI METODE

PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

LUCITA
NIM: 160200312

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lucita

NIM : 160200312

Departemen : Hukum Ekonomi

Judul Skripsi : Tinjauan Yuridis Terhadap PayPal Sebagai


Metode Pembayaran Dalam Transaksi Bisnis
Internasional

Dengan ini menyatakan:

1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut diatas adalah benar tidak
merupakan ciptaan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan,
maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab
saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan
atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, 26 Februari 2020

Lucita
160200312

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PAYPAL SEBAGAI METODE


PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL
Lucita*1
Bismar Nasution**
Mahmul Siregar***

Metode pembayaran merupakan cara teratur yang digunakan untuk


memindahkan sejumlah dana dari pembayar kepada penerima baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam transaksi bisnis internasional, metode
pembayaran yang umum digunakan antara lain letter of credit, wesel, open
account dan advance payment.PayPal adalah sebuah layanan sistem pembayaran
online terbesar di dunia yang bertindak sebagai alternatif pembayaran
tradisional.Dengan efisiensi dan efektivitasnya, PayPal menjadi salah satu pilihan
metode pembayaran yang banyak digunakan oleh masyarakat
internasional.PayPal sendiri belum memiliki pengaturan yang jelas di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif yakni penelitian
berdasarkan bahan-bahan hukum berupa peraturan perundang-undangan, asas-
asas hukum, jurnal, skripsi, tesis, dan bahan lainnya yang diperoleh dari data
sekunder maupun data tersier.Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu dengan
mengemukakan data dan informasi yang telah dianalisis secara sistematis,
mendalamdanmenyeluruh. Ditinjau dari fungsinya, PayPal dalam hukum
Indonesia memiliki kesesuaian terhadap Peraturan Bank Indonesia
No.20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik serta Peraturan Bank Indonesia
No.18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi
Pembayaran.Namun, PayPal belum mendapat izin dari Bank Indonesia untuk
beroperasi sebagai uang elektronik maupun sebagai penyelenggara pemrosesan
transaksi pembayaran. Penggunaan PayPal didasari pada user agreement yang
merupakan kontrak atau perjanjian baku. Transaksi menggunakan PayPal dapat
dikategorikan sebagai transaksi yang dilakukan secara elektronik, sehingga
sengketa yang terjadi dalam penggunaan PayPal tunduk pada Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Dalam UU ITE dikatakan bahwa para pihak yang melakukan transaksi elektronik
diberi kebebasan untuk memilih hukum yang diberlakukan.
Kata Kunci : PayPal, Transaksi Bisnis Internasional, Metode
Pembayaran

1
* Mahasiswa Fakultas Hukum USU
** Dosen Pembimbing I
*** Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.Adapun judul skripsi ini adalah ‘Tinjauan Yuridis

Terhadap PayPal sebagai Metode Pembayaran Dalam Transaksi Bisnis

Internasional’.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan berkontribusi dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum USU;

2. Prof. Dr. H. OK. Saidin, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas

Hukum USU;

3. Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum USU;

4. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum

USU;

5. Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing I;

6. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II;

7. Dr. Affila, S.H., M.Hum. selaku Dosen PA penulis yang telah

membimbing penulis selama masa perkuliahan;

ii

Universitas Sumatera Utara


8. Seluruh staf pengajar yang telah membimbing dan menyalurkan ilmunya

kepada penulis selama masa perkuliahan;

9. Orang tua penulis yang telah menyemangati penulis dalam penyelesaian

skripsi ini;

10. Teman-teman di dalam maupun di luar Fakultas Hukum USU yang telah

mewarnai masa perkuliahan penulis;

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi

ini oleh karena keterbatasan ilmu penulis.Penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca agar kedepannya penulis dapat menghasilkan karya ilmiah

yang lebih baik lagi.Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 25 Februari 2020

Penulis,
Lucita

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………… ……………………………... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………… 6

D. Keaslian Penulisan ……………………………………………… 8

E. Tinjauan Kepustakaan ……………………………………… 9

F. Metode Penulisan ……………………………………………… 13

G. Sistematika Penulisan ……………………………………… 18

BAB II : ASPEK HUKUM DALAM TRANSAKSI BISNIS

INTERNASIONAL

A. Tinjauan Umum Terhadap Transaksi Bisnis Internasional

1. Pengertian dan Karakteristik Transaksi Bisnis Internasional ……… 20

2. Latar Belakang Terjadinya Transaksi Bisnis Internasional ………… 24

3. Jenis-Jenis Transaksi Bisnis Internasional ………………………… 27

B. Hukum yang Mengatur Transaksi Bisnis Internasional

1. Hukum-Hukum Kebiasaan ……………………………………… 39

iv

Universitas Sumatera Utara


2. Konvensi-Konvensi Internasional dalam Transaksi Bisnis

Internasional …………………………………………….................. 40

3. Putusan-Putusan Pengadilan ……………………………………… 45

4. Hukum Nasional yang Berlaku dalam Suatu Negara ……………… 45

5. Lex Mercatoria …………………………………………………….. 46

6. Perjanjian Para Pihak ………………………………………………. 46

C. Hambatan-Hambatan dalam Transaksi Bisnis Internasional

1. Perbedaan Sistem Hukum Nasional Para Pihak …………………… 47

2. Perbedaan Bahasa ………………………………………………….. 48

3. Perbedaan Mata Uang ……………………………………………… 48

4. Hambatan-Hambatan Hukum dalam Pelaksanaan Transaksi ……… 49

BAB III : SISTEM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI BISNIS

INTERNASIONAL

A. Sistem Pembayaran dengan Metode Barter ………………………… 50

B. Sistem Pembayaran Prepayment dan Advance Payment…………… 55

C. Sistem Pembayaran Open Account…………………………………. 57

D. Sistem Pembayaran Menggunakan Letter of Credit (L/C) ………….. 59

E. Sistem Pembayaran Menggunakan Commercial Bill of Exchange … 66

BAB IV : ASPEK HUKUM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI

BISNIS INTERNASIONAL MENGGUNAKAN PAYPAL

A. Pengertian dan Sejarah PayPal ……………………………………… 69

B. Mekanisme dan Proses Pembayaran dalam PayPal ………………… 73

Universitas Sumatera Utara


C. Aspek Hukum Penggunaan PayPal sebagai Cara Pembayaran

1. Legalitas PayPal sebagai Cara Pembayaran ………………………… 81

2. Perjanjian Para Pihak Dalam Penggunaan PayPal ………………….. 91

3. Hukum yang Mengatur ……………………………………………… 95

4. Pilihan Forum Penyelesaian Sengketa ………………………………. 98

5. Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna PayPal ………………….. 107

D. Akibat Hukum Penggunaan PayPal sebagai Metode Pembayaran dalam

Transaksi ……………………………………………………………. 110

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 115

B. Saran ……………………………………………………………….. 118

DAFTAR PUSTAKA

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman manusia masih primitif, manusia memenuhi kebutuhan sehari-

harinya secara mandiri yakni dengan berburu atau bercocok tanam

sendiri.Kebutuhan manusia pada zaman tersebut masih sederhana, oleh karena

belum mengenal berbagai macam hal.Kebutuhan mendasar manusia pada masa

tersebut yakni sandang, pangan dan tempat tinggal yang mana diperoleh melalui

berburu hewan liar, menanam makanan sendiri dan membangun tempat tinggal

sendiri.Pada masa ini, manusia belum mengenal adanya kegiatan perdagangan.

Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia meningkat serta peradaban

semakin maju.Pada titik ini, manusia mencapai keadaan dimana mereka tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri lagi. Mereka membutuhkan pihak lain

ataupun barang yang dihasilkan oleh pihak lain untuk memenuhi kebutuhan

mereka. Pada masa ini dikenal sistem perdagangan tukar-menukar atau barter.

Namun, sistem barter tersebut semakin lama semakin tidak efektif dalam

perdagangan. Salah satunya adalah karena sulit untuk menentukan nilai dari

barang yang hendak ditukar. Penilaian suatu orang terhadap suatu barang dapat

berbeda dengan penilaian orang lain terhadap barang yang sama. Berbagai

kendala timbul dalam perdagangan menggunakan sistem barter sehingga manusia

mulai menggunakan uang sebagai alat penukaran.

Universitas Sumatera Utara


2

Perdagangan dalam Pasal 3 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ialah

membeli barang untuk dijual kembali dalam jumlah banyak atau sedikit, masih

berupa bahan atau sudah jadi, atau hanya untuk disewakan pemakaiannya.

Menurut Bambang Utoyo, perdagangan merupakan proses tukar menukar barang

dan jasa dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Perdagangan muncul karena

adanya perbedaan kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki.2Perdagangan sendiri

dibagi menjadi dua yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri

atau yang biasa disebut dengan perdagangan internasional.Secara sederhana,

perdagangan internasional ialah perdagangan yang terjadi antara dua pihak yang

berada pada wilayah hukum yang berbeda.Perdagangan internasional

dilatarbelakangi oleh berkembangnya spesialisasi dalam hal kebutuhan dan

kegiatan produksi.Perdagangan internasional terwujud melalui kesepakatan antar

pihak yang dituangkan dalam suatu perjanjian atau kontrak.

Semakin majunya ekonomi suatu negara, semakin banyak juga kebutuhan

untuk memenuhi kepuasan hidup masyarakatnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut

belum tentu dapat diproduksi oleh negara sendiri dan harus dibeli dari negara

lain. 3 Adanya perbedaan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh

berbagai negara serta perbedaan sumber daya alam (SDA) menjadi salah satu

faktor terjadinya perdagangan internasional. Negara dengan teknologi yang lebih

maju cenderung melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang sedangkan

negara yang kurang maju atau negara berkembang cenderung memproduksi bahan

2
Agus Irawan, Anita Hasna, Reza Pahlevi, “Sistem Informasi Perdagangan Pada PT
Yoltan Sari Menggunakan PHP Berbasis Web”, Jurnal Positif, Volume 1 No.2, Hal.9
3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63870/Chapter%20I.pdf?sequenc
e=4&isAllowed=y, paragraf ke-3, diakses pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 10.52

Universitas Sumatera Utara


3

baku yang dibutuhkan oleh negara maju dalam spesialisasi barangnya. Hal inilah

yang memicu terjadinya perdagangan internasional.

Berkembangnya perdagangan internasional tidak terlepas dari sistem

pembayaran yang digunakan dalam transaksi bisnis tersebut.Pada zaman modern

ini, semua orang menginginkan segala sesuatu yang praktis dan aman.Bila

dimungkinkan, semua orang ingin semuanya selesai dalam satu jentikan jari,

termasuk dalam hal bayar-membayar atau sistem pembayaran. Sistem

pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai

uang dari satu pihak ke pihak lain.4Dalam pemindahan sejumlah nilai uang ini,

dapat dilakukan secara sendiri-sendiri maupun melalui perantara atau pihak ketiga.

Dalam perdagangan internasional, pihak yang terlibat berada dalam wilayah

hukum yang berbeda sehingga biasanya akan diperlukan perantara diantara para

pihak dalam pelaksanaan transaksi, umumnya adalah bank.

Alat pembayaran terdiri atas dua jenis, yakni uang kartal dan uang giral.

Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang giral berupa surat-surat

berharga seperti cek, giro, bilyet, dan sebagainya. Dewasa ini, untuk memenuhi

keinginan masyarakat dalam melakukan transaksi yang bersifat praktis dan aman,

alat pembayaran terus berkembang sehingga sekarang dikenal yang namanya alat

pembayaran paperless yakni secara elektronik. Bahkan, hampir seluruh

masyarakat Indonesia sekarang melakukan transaksi jual-beli dengan scan QR-

code melalui aplikasi seperti OVO, Dana, dan Go-Pay. Semua ini tidak terlepas

4
https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/Contents/Default.aspx diakses pada tanggal
14 Oktober pukul 11.10

Universitas Sumatera Utara


4

dari pengaruh globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semakin pesat.

Dengan adanya globalisasi dan internet yang mudah diakses, manusia

dewasa ini menggunakan sistem online dalam melakukan kegiatan bisnisnya atau

yang dikenal dengan e-commerce. Ford Warwick dan Michael S.Baum dalam

buku mereka yang berjudul ‘Secure Electronic Commerce: Building the

Infrastructure for Digital Signatures and Encryption’ menyatakan bahwa:

“Electronic Commerce is an umbrella term that describes automated


business-related transactions, spanning the purchase of pencils via an
electronic mail message to an office supplies store, a shopping trip to an
electronic mall on the World Wide Web, the electronic filling of tax
returns or other government-oriented information, and high-dollar
industrial inventory control transactions.”5

Secara keseluruhan, menurut Ford Warwick dan Michael S.Baum, e-

commerce adalah suatu istilah yang mendeskripsikan segala bentuk transaksi

bisnis yang digerakkan secara otomatis.Dengan adanya e-commerce, hampir

setiap orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet dapat dijangkau.Hal ini

semakin mendorong terjadinya transaksi bisnis internasional.Adanya marketplace

berskala internasional seperti Amazon, Alibaba, eBay dan Etsy sangat

memudahkan masyarakat dewasa ini untuk mencari produk yang dapat memenuhi

kebutuhannya.Perkembangan dalam transaksi bisnis ini juga mengakibatkan

perkembangan dalam segi metode maupun alat pembayarannya.

Sistem pembayaran dalam transaksi bisnis e-commerce pada umumnya

menggunakan kartu kredit.Selain dengan kartu kredit, masyarakat sekarang ini

5
Warwick Ford, Michael S. Baum. Secure Electronic Commerce : Building the
Infrastructure for Digital Signatures and Encryption, (New Jersey: Prentice Hall, 1997), Hal 1

Universitas Sumatera Utara


5

juga beralih ke online payment gateway yang disediakan oleh e-commerce yang

bersangkutan, seperti PayPal, Alipay, Google Pay Send, dan sebagainya.Online

payment gateway merupakan sebuah portal atau gerbang yang memungkinkan

pembayaran kepada siapapun di seluruh dunia.Online payment gateway yang

paling populer sekarang ini ialah PayPal.Salah satu marketplace terbesar di dunia,

eBay, menggunakan PayPal sebagai metode pembayarannya.Metode pembayaran

menggunakan PayPal tergolong mudah karena dalam mengirimkan uang, yang

dibutuhkan hanyalah alamat e-mail dari pihak pengirim dan penerima.PayPal

sendiri sudah bekerja sama dengan bank lokal di Indonesia sehingga dapat

digunakan di Indonesia.

Statistik pengguna PayPal di seluruh dunia yang tercatat pada tahun 2018

mencapai 267 juta pengguna aktif. 6 PayPal beroperasi di 200 pasar di seluruh

dunia.PayPal memungkinkan penggunanya untuk menerima uang dalam lebih

dari 100 bentuk mata uang, menarik dana dalam 56 bentuk mata uang, serta

menyimpan dana dalam akun PayPal dalam 25 bentuk mata uang.7

Meskipun PayPal sudah bisa digunakan di Indonesia, namun belum ada

peraturan khusus yang mengatur mengenai keberlakuan PayPal di Indonesia

sehingga tidak ada rujukan pasti apabila terjadi permasalahan atau sengketa antara

para pihak yang terlibat. Regulasi yang paling mendekati ialah Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana, Peraturan Bank Indonesia Nomor:

11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

6
https://www.statista.com/statistics/218493/paypals-total-active-registered-accounts-
from-2010/ diakses pada 15 Oktober 2019 pukul 12.05
7
https://www.paypal.com/id/webapps/mpp/about diakses pada 15 Oktober 2019 pukul
12.17

Universitas Sumatera Utara


6

Nomor: 1/POJK/07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

Namun dalam produk-produk hukum tersebut belum ditemukan adanya pasal

yang mengatur layanan pembayaran melalui online payment gateway secara

eksplisit.8

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, penulis ingin mengkaji

bagaimana kedudukan PayPal sebagai metode pembayaran dalam transaksi bisnis

internasional dewasa ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini, antara lain:

1. Bagaimana aspek hukum, internasional dan nasional, dalam transaksi

bisnis internasional?

2. Bagaimana sistem pembayaran dalam transaksi bisnis internasional?

3. Bagaimana akibat hukum penggunaan PayPal sebagai metode

pembayaran dalam transaksi bisnis internasional?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penelitian

8
Anggara Narendraputra,”Perbandingan Regulasi dan Perlindungan Hukum Layanan
Pembayaran Online Payment Gateway di Indonesia dan India” diakses di
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-12/S57276-Anggara%20Narendraputra pada 14 Oktober
2019 pukul 22.12

Universitas Sumatera Utara


7

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan skripsi ini ialah:

a. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai aspek hukum,

peraturan-peraturan yang berlaku, dan hambatan-hambatan yang terjadi

dalam transaksi bisnis internasional;

b. Mengetahui sistem pembayaran yang berlaku dalam transaksi bisnis

internasional;

c. Mengetahui akibat hukum penggunaan PayPal sebagai metode

pembayaran dalam transaksi bisnis internasional.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1) Untuk menambah pemahaman pembaca mengenai apa itu transaksi

bisnis internasional, peraturan-peraturan apa saja yang berlaku

dalam transaksi bisnis internasional, serta perkembangan dalam

transaksi bisnis internasional;

2) Sebagai referensi atau bahan kajian dalam ilmu hukum yang

berkaitan dengan transaksi bisnis internasional karena transaksi

bisnis bersifat dinamis yakni selalu berkembang seiring

berjalannya waktu.

Universitas Sumatera Utara


8

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pihak-pihak yang ingin

mendalami mengenai transaksi bisnis internasional;

2) Sebagai sumber kajian terhadap para akademisi yang ingin meneliti

mengenai transaksi bisnis internasional.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis terhadap PayPal sebagai

Metode Pembayaran dalam Transaksi Bisnis Internasional” sebelumnya telah

dilakukan pemeriksaan melalui perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa tidak ada judul yang sama

yang pernah ditulis oleh alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga menelusuri sendiri di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara dan telah dilakukan juga penelusuran secara online.Dalam

penelusuran secara online, penulis menemukan skripsi yang juga membahas

mengenai sistem pembayaran. Namun, sistem pembayaran yang dibahas ialah

bitcoin dengan judul “Tinjauan Yuridis Bitcoin sebagai Alat Pembayaran di

Indonesia dan Akibat Hukum Penggunaan Bitcoin di Indonesia” oleh Chrismas

Antonius Sihombing, Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, tahun 2017.

Dalam skripsi tersebut dibahas mengenai pengaturan mata uang yang sah di

Indonesia dan transaksi online.Selain itu, juga dibahas mengenai bitcoin sebagai

alat pembayaran virtual serta analisis dan akibat penggunaannya terhadap hukum

di Indonesia.Sedangkan dalam skripsi ini, yang penulis kaji ialah PayPal sebagai

Universitas Sumatera Utara


9

metode pembayaran dalam transaksi bisnis internasional.Adapun pokok

permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini ialah aspek hukum transaksi

bisnis internasional, sistem pembayaran dalam transaksi bisnis internasional, serta

aspek hukum pembayaran dalam transaksi bisnis internasional menggunakan

PayPal.

Penelusuran penulis melalui USU repository juga tidak ditemukan judul

yang membahas mengenai PayPal.Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa skripsi

ini merupakan karya tulis ilmiah buatan penulis sendiri dengan mengumpulkan

referensi dari buku-buku serta informasi yang dapat diperoleh melalui media cetak

online dan jurnal para akademisi mengenai topik yang bersangkutan.Dengan

demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

1. PayPal

Aron Hsiao dalam artikelnya yang berjudul ‘What is PayPal and How

Does It Work with eBay?’ mengatakan bahwa:

“PayPal is a service that enables you to pay, send money, and accept
payments. Register your credit card or debit card with your PayPal
account. You can pay by simply choosing PayPal at checkout, logging in
to your PayPal account, and confirming your payment. We complete the
process for you. Simply choose PayPal when you select a payment option
on this site, and you can quickly open a PayPal account and add your
payment method to complete your purchase. You can use your PayPal

Universitas Sumatera Utara


10

account to shop with millions of merchants and sellers around the globe
wherever you see the PayPal logo.”9
Dalam penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa PayPal merupakan

sebuah layanan yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan pembayaran,

mengirim uang, serta menerima pembayaran.Untuk dapat menggunakan PayPal,

diperlukan pendaftaran menggunakan kartu kredit atau kartu debit.Namun, setelah

mendaftar, tidak diperlukan lagi penggunaan kartu kredit maupun kartu debit

dalam melakukan pembayaran.PayPal sendiri dapat digunakan dalam berbelanja

melalui toko dan penjual dimana pun di dunia asalkan mereka menerima PayPal

sebagai metode pembayaran mereka.

2. Metode Pembayaran

Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan atau

bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. 10 Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), metode adalah cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki; cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.11

Pembayaran adalah berpindahnya hak kepemilikan atas sejumlah uang

atau dan dari pembayar kepada penerimanya, baik langsung atau melalui media

9
Aron Hsiao. 2019. What is PayPal and How Does It Work with eBay? Diakses
di .https://www.thebalancesmb.com/paypal-working-on-ebay-1140193 tanggal 16 Oktober 2019
pukul 12.06
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode diakses pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 09.29
11
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/metode diakses pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul
12.46

Universitas Sumatera Utara


11

jasa-jasa perbankan.12 Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia menyatakan bahwa sistem pembayaran adalah suatu

sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme, yang

digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu

kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

Pembayaran sendiri terdiri atas dua jenis yaitu pembayaran tradisional dan

pembayaran modern.Pembayaran tradisional yaitu pembayaran yang dilakukan

secara langsung antar pihak, sedangkan pembayaran modern yaitu pembayaran

yang dilakukan melalui perantara atau pihak ketiga, umumnya bank.

Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa

metode pembayaran merupakan cara yang teratur yang digunakan untuk

memindahkan sejumlah dana dari pembayar kepada penerima baik secara

langsung maupun tidak langsung.

3. Transaksi Bisnis Internasional

Oded Shenkar, Yadong Luo, dan Tailan Chi, dalam ‘International

Business’ mengatakan bahwa:

“International business refers to business activities that involve the


transfer of resources, goods, services, knowledge, skills, or information
across national boundaries. The resources that make up this flow are raw
materials, capital, goods, services, and people. Goods may be semi-
fnished or finished assemblies and products. Services include accounting,
legal counsel, banking, insurance, management consulting, trade service,
education, health care, and tourism, among others. Knowledge and skills
include technology and innovation, organizational and managerial skills,
and intellectual property rights such as copyrights, trademarks, and brand
names. Information flows include databases and their channels and

12
Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:PT.Bumi
Aksara,2010), hal.117

Universitas Sumatera Utara


12

information networks, among others. The parties involved may be


individuals (e.g. tourists and individual investors buying foreign stocks or
bonds), companies (private or public), company clusters (e.g. alliances),
government bodies (e.g. central banks), and international institutions (e.g.
World Bank, International Monetary Fund).13

Berdasarkan uraian diatas, bisnis internasional adalah kegiatan bisnis yang

meliputi transaksi dari sumber daya, barang, jasa, pengetahuan, keahlian, maupun

informasi antar batas wilayah negara.Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam

transaksi bisnis internasional adalah individu, perusahaan, badan pemerintahan

maupun institusi internasional.

Pengertian lain dari bisnis internasional juga diuraikan oleh Alan Rugman

dan Simon Collinson dalam ‘International Business 4thEdition’. Mereka

mengatakan bahwa ‘International business is the study of transactions taking

place across national borders for the purpose of satisfying the needs of

individuals and organizations.’14

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa transaksi

bisnis internasional adalah kegiatan bisnis yang terjadi antar negara.Terdapat

keterkaitan yang signifikan antara bisnis dan perdagangan.Dalam konteks

pembicaraan umum, bisnis tidak terlepas aktivitas produksi, pembelian, penjualan,

maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan.

Aktivitas dalam bisnis umumnya mempunyai tujuan menghasilkan laba untuk

kelangsungan hidup serta mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan

13
Oded Shenkar dan Yadong Luo dan Tailan Chi, International Business, (New York:
Routledge, 2015), hal.10
14
Alan Rugman dan Simon Collinson, International Business 4th Edition, (England:
Pearson Education Limited 2000, 2006), hal.5

Universitas Sumatera Utara


13

si pelaku bisnis itu sendiri.15 Menurut Louis E. Boone, bisnis terdiri dari seluruh

aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan

jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi

barang berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa.16

Pengertian perdagangan atau perniagaan menurut Pasal 3 Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang (KUHD) adalah membeli barang untuk dijual kembali

dalam jumlah banyak atau sedikit, masih berupa bahan atau sudah jadi, atau hanya

untuk disewakan pemakaiannya. Pengertian ini diperluas oleh Pasal 1 Angka 1

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang menyatakan

bahwa perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang

dan/atau jasa di dalam negeri dan melampaui batas negara dengan tujuan

pengalihan hak atas barang dan/atau jasa untuk memperoleh imbalan atau

kompensansi. Perdagangan internasional umumnya dikenal dengan ekspor dan

impor.Namun, dalam skripsi ini, yang dibahas tidak terbatas pada ekspor dan

impor saja, namun segala bentuk transaksi bisnis yang terjadi pada wilayah

hukum yang berbeda, juga tidak terbatas pada pelaku usaha pemerintah saja,

namun mencakup individu juga.

F. Metode Penulisan

Penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah:

16
M. Fuad, Christin H, Nurlela, Sugiarto, Paulus, Y.E.F,Pengantar Bisnis,
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 1
16
http://eprints.uny.ac.id/7990/3/BAB%202-05404241009.pdf diakses pada tanggal 17
Oktober 2019 pukul 13.35

Universitas Sumatera Utara


14

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian dari skripsi ini adalah penelitian yuridis

normatif.Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan

bahan-bahan hukum berupa peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum,

yurisprudensi, traktat, doktrin, jurnal, skripsi, tesis, dan bahan lainnya yang

diperoleh dari data sekunder maupun tersier.Penelitian ini juga dikenal dengan

penelitian kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku atau literatur yang

bersangkutan.Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, oleh Soetandyo

Wingnyoseobroto disebut juga sebagai metode doktrinal dalam kajian-kajian

hukum positif.17 Hutchinson dalam bukunya ‘Researching and Writing in Law’

mengatakan bahwa:

‘Doctrinal research is library based, focusing on reading and analysis of


the primary and secondary materials. The primary materials are the
actual sources of the law – legislation and case law. The secondary
materials include the commentary on the law found in textbooks and legal
journals. Often, reference sources such as legal encyclopedias, case digest
and case citators are needed to index and access the primary sources.’18

Sifat dari penelitian ini yaitu deskriptif karena skripsi ini disusun dengan

cara mengemukakan data dan informasi yang telah dianalisis secara sistematis,

menyeluruh dan mendalam mengenai aspek hukum penggunaan PayPal dalam

transaksi bisnis internasional. Di dalam penelitian ini akan digambarkan secara

lengkap mengenai sistematika penggunaan dan keberlakuan PayPal dalam

17
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif , (Malang:
Bayumedia Publishing, 2007) , hal.44.
18
Terry Hutchinson, Researching and Writing in Law, (Pymont NSW: Lawbook Co.,
2002), hal. 9.

Universitas Sumatera Utara


15

transaksi bisnis internasional berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan

terhadap data tersier.

2. Data Penelitian

Data yang digunakan penulis dalam penelitian skripsi ini adalah data

sekunder.Oleh karena jenis dari penelitian yang penulis gunakan adalah yuridis

normatif maka penulis menggunakan data sekunder dalam penyusunan skripsi ini.

Data sekunder yang penulis gunakan meliputi:

a. Bahan hukum primer, meliputi peraturan perundang-undangan dan traktat.

Adapun peraturan-peraturan yang akan penulis kaji antara lain:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

sebagai dasar hukum perjanjian di Indonesia;

2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik;

3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;

4) Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/11/PBI/2003 tentang

Pembayaran Transaksi Impor;

5) Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/6/PBI/2003 tentang Surat

Kredit Berdokumen Dalam Negeri;

6) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang

Elektronik;

7) Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang

Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran;

Universitas Sumatera Utara


16

8) Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/SEOJK.07/2014

tentang Perjanjian Baku;

9) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang;

10) Convention on Contracts for the International Sales of Goods

(CISG);

11) The UNIDROIT Principles of International Commercial Contracts

(UPICC);

12) UCP 600 sebagai dasar hukum letter of credit;

13) UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce 1996;

14) The United Nations Convention on the Use of Electronic

Communications in International Contracts (the Electronic

Communications Convention atau ECC);

15) Putusan-putusan pengadilan yang berkaitan dengan pokok

permasalahan.

b. Bahan hukum sekunder, meliputi bahan-bahan yang memberi informasi

atau menjelaskan lebih mengenai bahan hukum primer, antara lain jurnal,

skripsi, tesis, disertasi, maupun bahan lainnya yang dapat diperoleh

melalui media cetak dan/atau online;

c. Bahan hukum tersier, mencakup bahan-bahan yang dapat menunjang

bahan hukum primer dan sekunder, antara lain kamus bahasa dan kamus

hukum

3. Teknik Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara


17

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan ialah studi literatur atau

studi kepustakaan. Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari, menelaah, dan

menganalisis data sekunder yang telah diperoleh dengan tujuan untuk mencapai

suatu hasil atau kesimpulan.

4. Analisis Data

Analisis data yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

analisis kualitatif.Penulisan skripsi ini dilakukan penulis dengan cara berusaha

untuk mengerti dan memahami pokok permasalahan yang penulis kaji lalu

mencari kesimpulannya yang kemudian penulis rumuskan ke dalam skripsi ini.

Menurut Bogdan dan Tailor, analisis kualitatif adalah metode yang digunakan

untuk menganalisa data dan mendeskripsikan data melalui bentuk kata dan

digunakan untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data hasil lisan atau


19
tertulis dari orang tertentu dan perilaku yang diamati. Penulis dalam

menganalisis data juga menggunakan pendekatan undang-undang atau statute

approach serta pendekatan analitis atau analytical approach. Adapun penarikan

kesimpulan dari analisis data ialah bersifat deduktif, artinya cara berpikir yang

didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat umum untuk kemudian ditarik suatu

kesimpulan yang bersifat khusus.

19
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosyda Karya, 1991),
hal.4

Universitas Sumatera Utara


18

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dan setiap bab terdiri diri sub-

bab sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan

kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab yang membahas mengenai aspek hukum dalam

transaksi bisnis internasional. Bab ini terdiri atas tiga sub-bab yaitu pertama,

tinjauan umum terhadap transaksi bisnis internasional, kedua, hukum yang

mengatur transaksi bisnis internasional, dan ketiga, hambatan-hambatan dalam

transaksi bisnis internasional.Sub-bab pertama membahas mengenai pengertian

dan karakterisitik, latar belakang, dan jenis-jenis transaksi bisnis

internasional.Sub-bab kedua membahas mengenai hukum-hukum kebiasaan,

konvensi-konvensi internasional, putusan-putusan pengadilan, hukum nasional

yang berlaku, lex mercatoria, dan perjanjian para pihak.Sub-bab ketiga membahas

mengenai perbedaan sistem hukum nasional, perbedaan bahasa, perbedaan mata

uang, dan hambatan-hambatan hukum dalam pelaksanaan transaksi bisnis

internasional.

Bab III merupakan bab yang membahas tentang sistem pembayaran dalam

transaksi bisnis internasional. Bab ini terdiri atas lima sub-bab yaitu: sistem

pembayaran dengan metode barter, sistem pembayaran prepayment dan advance

payment, sistem pembayaran open account, sistem pembayaran letter of credit,

dan sistem pembayaran commercial bill of exchange.

Universitas Sumatera Utara


19

Bab IV merupakan bab yang membahas mengenai aspek hukum

pembayaran dalam transaksi bisnis internasional menggunakan PayPal. Bab ini

terdiri atas lima sub-bab yaitu: pengertian dan sejarah PayPal, mekanisme dan

proses pembayaran dalam PayPal, legalitas PayPal sebagai cara pembayaran,

perjanjian para pihak dalam penggunaan PayPal, hukum yang mengatur, pilihan

forum penyelesaian sengketa, perlindungan hukum terhadap pengguna PayPal,

dan akibat hukum penggunaan PayPal sebagai metode pembayaran dalam

transaksi bisnis internasional.

Bab V merupakan bab penutup. Bab ini terdiri atas dua sub-bab yaitu

kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

ASPEK HUKUM DALAM TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL

A. Tinjauan Umum terhadap Transaksi Bisnis Internasional

1. Pengertian dan Karakteristik Transaksi Bisnis Internasional

Bisnis internasional tidak hanya sebatas ekspor impor seperti anggapan

kebanyakan orang.Bisnis internasional memiliki ruang lingkup yang lebih luas,

seperti yang dikemukakan John. H. Willes dalam bukunya yang berjudul

‘International Business Law’:

“International business, in the minds of most people, is the image of heavy


crates being loaded onto overseas freighters, or perhaps the well-dressed
businessperson negotiating deals in distant capitals. These images are
part of international business, but the definition is much broader. Simply,
international business is any domestic business operation that includes an
international element.”20

Bisnis internasional, menurut John. H. Willes, adalah bisnis domestik yang mana

dalam pelaksanaannya mengandung unsur internasional. Unsur internasional yang

dimaksud ialah adanya keterlibatan lebih dari dua negara yang berbeda. Adapun

beberapa pengertian bisnis internasional menurut para ahli antara lain21:

1) Rugman dan Hodgetts

20
John H.Willes dan John A. Willes.International Business Law (New York: McGraw-
Hill/Irwin, 2005). Hal.2.
21
Ratih Purbasari. Modul 1 Karakteristik Transaksi Bisnis Internasional.Diakses di
http://repository.ut.ac.id/3844/2/ADBI4432-M1.pdf tanggal 31 Oktober 2019 pukul 12.15.

20

Universitas Sumatera Utara


21

“International business is the study of transactions taking place across

national borders for the purpose of satisfying the needs of individuals and

organizations.”

2) Griffin dan Pustay

“International business is any business transaction between parties from

more than one country is part of international business.”

3) Ball dan Wendell (ahli bahasa Syahrizal Noor)

Bisnis internasional merupakan bisnis yang kegiatan-kegiatannya

melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk

perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga

industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi,

pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran,

perdagangan besar, dan komunikasi massa.

Asawathappa, dalam ‘International Business’ mengemukakan cakupan

dari bisnis internasional yakni:

“For the sake of clarity, international business may be understood as


those business transactions that involve the crossing of national boundaries.
They include:
a. Product presence in different markets of the world
b. Production bases across the globe
c. Human resource to contain high diversity
d. Investment in international services like banking, advertising, tourism,
retailing, and construction
e. Transactions involving intellectual properties, such as copyrights, patents,
trademarks, and process technology”22
Aswathappa mengatakan bahwa transaksi bisnis internasional adalah transaksi

yang terjadi antar batas wilayah negara. Transaksi ini mencakup adanya

22
Aswathappa.International Business (New Delhi: Tata McGraw-Hill, 2006). Hal.3.

Universitas Sumatera Utara


22

keberadaan produk-produk dari berbagai negara di seluruh dunia, basis produksi

di seluruh dunia, sumber daya manusia yang beragam, investasi dalam bidang jasa

internasional seperti perbankan, periklanan, pariwisata, ritel, konstruksi dan

transaksi yang meliputi hak kekayaan intelektual.

Dalam pelaksanaannya, bisnis internasional tidak jauh berbeda dengan

bisnis domestik.Namun terdapat lebih banyak rintangan dalam menjalani bisnis

internasional. Oleh karena dalam bisnis internasional meliputi dua atau lebih

negara yang berbeda, maka hukum yang berlaku juga akan berbeda. Hal ini

mengakibatkan harus adanya kesepakatan para pihak mengenai hukum mana yang

akan diberlakukan dalam pelaksanaan bisnis mereka. Selain itu, perbedaan budaya

dari pasar di negara lain juga menjadi salah satu rintangan. Pelaku bisnis harus

beradaptasi dengan budaya tersebut agar bisnis yang dilakukannya dapat diterima

di negara tujuannya.

Terdapat empat karakteristik terjadinya bisnis internasional sebagaimana

diuraikan Aswathappa, antara lain23:

a. globalization of market presence

b. globalization of supply chain

c. globalization of capital base

d. globalization of corporate mindset.

Dalam marketing presence nya, pelaku bisnis tidak membatasi pasarnya

hanya pada pasar domestik, namun juga pada pasar yang ada di seluruh

dunia.Supply chain atau rantai pasok adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang

23
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


23

secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu

produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya

termasuk pemasok, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-

perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.24Dalam globalization of

supply chain, pelaku bisnis berusaha untuk memperluas rantai pasok nya ke

lokasi-lokasi yang paling optimal untuk bisnisnya.Lokasi ini tentu tidak terbatas

pada dalam negeri saja, melainkan juga luar negeri. Contoh perusahaan yang

memaksimalkan supply chain nya ialah Toyota. Dalam wilayah Asia Tenggara,

Toyota mengekspor mesin diesel dari Thailand, transmisi dari Filipina, steering

gear dari Malaysia, dan mesin dari Indonesia.25

Capital base adalah modal dasar yang diinvestasikan di perusahaan yang

bersangkutan. Pelaku bisnis, dalam menjalankan perusahaannya, berusaha

menarik investor luar negeri untuk berinvestasi pada bisnisnya.Tokopedia,

misalnya, meskipun e-commerce yang dijalankannya hanya untuk orang Indonesia,

namun Tokopedia mendapat investasi dari Alibaba yang merupakan perusahaan

asal China.

Globalization of corporate mindset ialah kemampuan perusahaan untuk

memahami dan mengintegrasikan keberagaman antar budaya dan pasar dalam

perusahaannya. Dalam pelaksanaannya, pelaku usaha perlu menerapkan terlebih

dahulu glocal mentality, sebagaimana dikemukakan Svensson dalam jurnalnya

yang berjudul ‘Glocalization of Business Activities: A Glocal Strategy

Approach’.Glocal mentality adalah ketika pelaku usaha berpikir secara global dan

24
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00284-
MNTI%20Bab2001.pdf paragraf ke-1.Diakses pada tanggal 1 November 2019 pukul 10.17.
25
Aswathappa, Op.Cit., 4

Universitas Sumatera Utara


24

lokal dalam waktu bersamaan.Berpikir lokal ialah memahami perbedaan budaya

yang terdapat dalam perusahaan.

2. Latar Belakang Terjadinya Transaksi Bisnis Internasional

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya transaksi bisnis

internasional. John. H. Willes mengungkapkan empat faktor terjadinya transaksi

bisnis internasional, yaitu26:

a. Unsatisfied needs or available sources abroad

b. Diversification of economic and business risk

c. Lower per unit costs of production, capacity utilization

d. Increased global competition

Perbedaan kondisi geografis setiap negara berbeda, oleh sebab itu sumber

daya yang dihasilkan oleh masing-masing negara berbeda.Indonesia, yang

beriklim tropis yang sangat mendukung keberagaman flora dan fauna,

memproduksi berbagai macam rempah-rempah. Rempah-rempah ini banyak

dibutuhkan oleh negara barat yang tidak dapat memproduksi rempah-rempah

karena kondisi geografis yang tidak memadai. Belanda merupakan salah satu

pasar potensial bagi produk rempah-rempah asal Indonesia. Pada 2018, ekspor

rempah-rempah Indonesia ke dunia mencapai USD 31,2 juta. Sementara, pada

26
John.H.Willes. Op.Cit. Hal. 9

Universitas Sumatera Utara


25

triwulan ke-2 2019 ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda tercatat sebesar

USD 12,6 juta. 27

China, sebagai salah satu negara termaju di dunia, menjadi negara importir

terbesar bagi Indonesia. Pada tahun 2018, impor di Indonesia dari China mencapai

28,49%. Jepang menduduki peringkat kedua sebagai negara importir dengan

persentase impor mencapai 11,30%. 28 Perbedaan teknologi antara China dan

Jepang sebagai negara maju paling maju di dunia dengan Indonesia yang hanya

sebagai negara berkembang memicu terjadinya transaksi perdagangan

ini.Indonesia sebagai negara berkembang tidak memiliki teknologi yang cukup

memadai untuk memenuhi kepuasan kebutuhan masyarakatnya.

Pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari namanya

kerugian.Untuk meminimalisir kerugian tersebut, pelaku usaha harus bijak dalam

membagi aset-aset atau investasinya.Hal ini disebut dengan diversification.

Apabila seorang pelaku usaha menginvestasikan seluruh hartanya dalam saham

satu perusahaan, maka resiko kerugian yang akan dialaminya besar karena bila

saham perusahaan tersebut jatuh nilainya maka seluruh investasi yang

dilakukannya akan rugi. Diversification tidak terbatas hanya pada bisnis atau

perusahaan dalam negeri saja. Nick. K. Lioudis dalam artikelnya yang berjudul

‘The Importance of Diversification’ mengatakan bahwa, “Diversification also

means you should look for investment opportunities beyond your own

geographical borders. After all, volatility in the United States may not affect

27
Rina Anggraeni, Ekspor Rempah-Rempah Asal Indonesia ke Belanda Makin Digenjot,
diakses di https://ekbis.sindonews.com/read/1423778/34/ekspor-rempah-rempah-asal-indonesia-
ke-belanda-makin-digenjot-1564057645 tanggal 2 November 2019 pukul 14.55
28
Iswari Anggit, Sepanjang 2018, Ini Deretan Barang Impor yang Banjiri RI, diakses di
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190115172626-17-50798/sepanjang-2018-ini-deretan-
barang-impor-yang-banjiri-ri tanggal 2 November 2019 pukul 16.04

Universitas Sumatera Utara


26

stocks and bonds in Europe, so investing in that part of the world may minimize

and offset the risks of investing at home.”29

Pelaku usaha, dalam menjalankan bisnisnya, pada hakikatnya memiliki

tujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena itu, apabila

hanya mengandalkan pasar dalam negeri, maka keuntungan yang didapat tidak

akan maksimal. Sehingga pelaku usaha pasti berusaha untuk memperluas

pasarnya hingga ke luar negeri.Ketika hal ini terjadi, maka terjadilah transaksi

bisnis internasional. Dengan makin luasnya pasar, maka tingkat produksi akan

semakin besar juga. Hal ini akan berdampak pada turunnya per unit costs of

production sehingga keuntungan atau profit yang didapat akan semakin besar.

Selain yang telah diuraikan diatas, bersatunya negara-negara dalam suatu

organisasi dalam rangka saling memenuhi kebutuhan satu sama lain juga

melatarbelakangi terjadinya transaksi bisnis internasional. World Trade

Organization atau WTO, yakni organisasi perdagangan antar negara terbesar di

dunia, terdiri dari 160 negara anggota. WTO memiliki tujuan untuk

mempermudah arus perdagangan antar negara. Hal ini dilakukan dengan cara

memfasilitasi perdagangan seperti30:

a. Administering trade agreements


b. Acting as a forum for trade negotiations
c. Settling trade disputes
d. Reviewing national trade policies
e. Assisting developing countries in trade policy issues, through technical
assistance and training programmes
f. Cooperating with other international organizations.

29
Nick.K.Lioudis, The Importance of Diversification, diakses di
https://www.investopedia.com/investing/importance-diversification/ tanggal 2 November 2019
pukul 15.27.
30
https://www.wto.org/english/res_e/doload_e/inbr_e.pdf diakses pada tanggal 2
November pukul 14.48.

Universitas Sumatera Utara


27

Beberapa organisasi perdagangan lainnya ialah AFTA (ASEAN Free Trade

Agreement), NAFTA (North American Free Trade Agreement), APEC (Asia-

Pacific Economic Cooperation), OPEC (Organization of the Petroleum Exporting

Countries) dan masih banyak lagi. Kemajuan teknologi yang mempermudah

mobilitas barang dan jasa juga menjadi salah satu faktor berkembangnya transaksi

bisnis internasional.

3. Jenis-Jenis Transaksi Bisnis Internasional

Transaksi bisnis internasional dapat dilakukan melalui berbagai cara.

Selain ekspor dan impor, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan dalam

melaksanakan transaksi bisnis internasional, antara lain licensing, foreign direct

investment (FDI), management contracts,dan turnkey operations.

a. Ekspor dan Impor

Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri yang diproduksi di dalam

negeri.Barang yang diekspor mencakup bahan mentah, barang jadi atau setengah-

jadi, maupun barang pelengkap untuk suatu produk.Pasal 1 Angka 16 Undang-

Undang No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan menyatakan bahwa ekspor adalah

kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Pasal 1 Angka 4 UU No.2

Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia menyatakan bahwa

ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar

wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Pihak yang

melakukan kegiatan ekspor disebut eksportir.Sebaliknya, pihak yang menerima

barang ekspor disebut dengan importir.Importir adalah pihak yang melakukan

Universitas Sumatera Utara


28

kegiatan impor, yakni membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri. Dalam

UU Perdagangan, disebutkan bahwa impor adalah kegiatan memasukkan barang

ke dalam daerah pabean. Selain barang, perdagangan jasa juga termasuk ke dalam

kegiatan ekspor-impor.Jasa yang dimaksud meliputi jasa distribusi, transportasi,

pariwisata, bisnis, telekomunikasi, keuangan, komputer dan jasa terkait.31Ekspor

dan impor biasanya disebut juga dengan perdagangan internasional.

Ekspor terdiri atas dua jenis, ekspor langsung dan ekspor tidak

langsung. 32 Ekspor langsung adalah ekspor yang terjadi secara langsung tanpa

melalui perantara, sedangkan ekspor tidak langsung adalah ekspor yang terjadi

melalui perantara. Fletcher mengatakan bahwa ekspor tidak langsung adalah

‘whereby small firms are involved in exporting, sourcing or distribution

agreements with intermediary companies who manage, on their behalf, the

transaction, sale or service with overseas company.’ 33 Dalam pelaksanaan

kegiatan ekspor, eksportir cenderung tidak mengenal pasar luar negeri yang

dituju.Oleh sebab itu, perantara dibutuhkan dalam melancarkan kegiatan ekspor

tersebut.Perantara membantu eksportir dalam menurunkan resiko dan

ketidakpastian dalam usahanya di pasar asing.Perantara yang dimaksud yakni

agen dan distributor yang terletak di dalam maupun di luar negeri.

Dalam kegiatan ekspor-impor, dokumen atau surat-surat merupakan hal

yang sangat penting.Tanpa adanya dokumen yang disyaratkan, kegiatan ekspor-

impor tidak dapat terlaksana.Dokumen tersebut penting bagi semua pihak yang

31
Panji Nurindra,Indra Prahasta,Bambang Sumarjono. Pentingnya Jasa Dalam
Perdagangan Indonesia.Laporan Penelitian.2016.
32
John.H.Willes. Op Cit. Hal.250
33
Denise Fletcher. International Entrepreneurship and The Small Business.
Entrepreneurship & Regional Development.Vol.16 No.4.Hal.289-305.

Universitas Sumatera Utara


29

terlibat dalam pembukaan Letter of Credit (L/C), seperti eksportir, importir, dan

bank.Letter of Credit secara khusus menyatakan dokumen yang disyaratkan,

antara lain:34

i. Dokumen-dokumen pengangkutan, meliputi Bill of Lading, Air Waybill,

atau Railway Consignment Note

ii. Invoice (Faktur), meliputi Proforma Invoice, Commercial Invoice, atau

Consuler Invoice

iii. Dokumen asuransi, meliputi Insurance Police, Insurance Certificate, atau

Cover Note

iv. Dokumen tambahan, meliputi Packing List, Certificate of Origin,

Certificate of Inspection, Certificate of Quality, Manufacturer’s Quality

Certificate, Certificate of Analysis, Weight Certificate, Measurement List,

Sanitary, Health and Veterinary Certificate, Draft/Bill of Exchange, dan

lain-lain.

b. Licensing

Dalam konteks transaksi bisnis internasional, John. H. Willes mengatakan

bahwa ‘a license is a contractual agreement of a right to do or make use of

intellectual property by a possessor of that right in one nation in favor of another

person or business in another nation.’ Pengertian lain juga menjelaskan apa yang

dimaksud dengan licensing, yakni ‘license means a right or an authorization

given by the owner of an intellectual property to someone else to use its

34
Adrian Sutedi. Hukum Ekspor Impor. (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014). Hal.26-27.

Universitas Sumatera Utara


30

intellectual property, which would without a license be unlawful.’ 35


Dari

pengertian yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa objek dari licensing

adalah intellectual property rights atau hak kekayaan intelektual.

Intellectual property, menurut World Intellectual Property Organization

(WIPO), adalah creations of the mind: inventions; literary and artistic works; and

symbols, names and images used in commerce.36 Sedangkan intellectual property

rights, menurut sumber yang sama, ialah rights that allow creators, or owners, of

patents, trademarks or copyrighted works to benefit from their own work or

investment in a creation. Yang termasuk kedalam hak kekayaan intelektual antara

lain paten, trademark, desain industri, indikasi geografis, hak cipta dan hak-hak

terkait.

Pihak yang memberikan lisensi disebut licensor sedangkan pihak yang

menerima lisensi disebut licensee.Pembayaran licensee kepada licensor dilakukan

dengan memberikan royalti yang dihitung berdasarkan penghasilan yang didapat

licensee dari objek yang dilisensikan. Selain sistem royalti, sistem pembayaran

lain yang digunakan dapat berupa pembayaran flat fee atau lump sum kepada

licensor.

Technology transfer merupakan suatu bentuk dari licensing. Untuk

melakukan transaksi bisnis internasional melalui technology transfer, teknologi

35
Sumah Ramahchandran.An Introduction to Licensing.November 2009.Diakses di
http://www.bioeconomycorporation.my/wpcontent/uploads/2011/11/downloads_aboutmalaysia/IP
_Booklet_Licensing_V1.pdf pada tanggal 2 November 2019 pukul 15.50.
36
WIPO.What is Intellectual Property?.WIPO Publication No.450(E). Diakses di
https://www.wipo.int/edocs/pubdocs/en/intproperty/450/wipo_pub_450.pdf pada tanggal 2
November 2019 pukul 16.00.

Universitas Sumatera Utara


31

yang bersangkutan haruslah terlebih dahulu didaftarkan hak kekayaan intelektual

nya kemudian dilisensikan. Terdapat empat bentuk technology transfer yaitu:37

i. Transfer teknologi yang dikembangkan di satu negara ke

perusahaan/organisasi di negara lain;

ii. Transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang, dengan tujuan

meningkatkan perkembangan ekonomi dan industri dari negara-negara

berkembang;

iii. Transfer teknologi privat, yakni antara suatu perusahaan ke perusahaan

lainnya;

iv. Transfer teknologi publik-privat, yakni antara institusi pendidikan tinggi

atau pemerintahan ke perusahaan.

Pelaksanaan technology transfer tidak serta-merta terjadi. Oleh karena

objek lisensinya adalah suatu teknologi, maka butuh asistensi lebih lanjut oleh

licensor terhadap licensee setelah terlaksananya transaksi, seperti asistensi

terhadap know-how dari teknologi yang bersangkutan, keahlian teknis, instalasi

teknologi, pelatihan terhadap personil yang akan mengoperasikan teknologi yang

bersangkutan, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, licensor dan licensee terikat pada hubungan

hukum yang dituangkan dalam suatu perjanjian tertulis yang disebut perjanjian

lisensi atau licensing agreement.Setiap perjanjian wajib mengatur mengenai

pihak-pihak yang terikat, tujuan para pihak, dan tanggal dibuatnya

perjanjian.Namun terdapat beberapa hal khusus yang wajib diatur dalam


37
Elias.G.Carayannis dan Jeffrey Alexander.Technology Transfer.Diakses di
https://www.referenceforbusiness.com/management/Str-Ti/Technology-Transfer.html tanggal 7
November 2019 pukul 13.01

Universitas Sumatera Utara


32

perjanjian lisensi, seperti objek dari lisensi, esklusifitas lisensi yang diberikan,

kerahasiaan, serta sistem pembayarannya. Hal-hal lain mengenai izin kepada

licensee untuk mengubah objek lisensi juga wajib diatur dalam

perjanjian.Pengaturan-pengaturan mengenai pemutusan perjanjian, pilihan hukum,

dan force majeure juga wajib diatur sebagaimana perjanjian bisnis lainnya.

Apabila dalam pelaksanaan licensing, dibutuhkan asistensi dari licensor seperti

technology transfer, hal tersebut juga wajib diatur dalam perjanjian lisensi.

Bentuk lain dari licensing adalah franchising. Franchising hampir sama

dengan licensing namun memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan franchising ialah franchisor dan franchisee.Barbara

Beshel mengemukakan pengertian dari franchise yaitu38:

‘A franchise is the agreement or license between two legally independent


parties which gives:
i. A person or group of people (franchisee) the right to market a product or
service using the trademark or trade name of another business
(franchisor);
ii. The franchisee has the right to market a product or service using the
operating methods of the franchisor;
iii. The franchisee has the obligation to pay the franchisor fees for these
rights;
iv. The franchisor has the obligation to provide rights and support to
franchisees.’
Objek dari franchising merupakan sebuah usaha, dimana dalam melisensikan

usaha tersebut, tidak hanya hak kekayaan intelektual nya saja, namun juga

meliputi teknologi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha

tersebut. Franchisor mengontrol secara langsung hal-hal seperti penentuan lokasi

pembukaan franchise, desain dari franchise yang akan dibuka, teknik produksi,

38
Barbara Beshel. An Introduction to Franchising.(New York: IFA Educational
Foundation, 2001).

Universitas Sumatera Utara


33

metode pembukuan, pemilihan personil/karyawan, pelatihan terhadap karyawan,

sistem promosi dan sebagainya.

Charles. N. Internicola mengatakan bahwa ‘every franchise includes a

license but not every license is a franchise.’39Internicola juga mengatakan bahwa

suatu license agreement akan menjadi franchise agreement apabila didalamnya

mengatur hal-hal antara lain:

i. Kewajiban franchisee terhadap franchisor untuk membayar sejumlah uang

yang disebut sebagai initial fee payment;

ii. Royalti atau biaya yang berulang kali wajib dibayar franchisee kepada

franchisor;

iii. Kontrol oleh franchisor terhadap advertising program;

iv. Kontrol oleh franchisor terhadap pelaksanaan usaha oleh franchisee.

c. Foreign Direct Investment (FDI)

FDI atau penanaman modal asing menurut Pasal 1 Angka 3 dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah

kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan

modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal

dalam negeri. Penanam modal asing dapat berupa perseorangan warga negara

asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing.

Maitena Duce mengatakan bahwa:

39
Charles N Internicola. Licensing VS Franchising: Is There Really A Difference. The
Internicola Law Firm. 2019.

Universitas Sumatera Utara


34

‘According to the IMF and OECD definitions, direct investment reflects


the aim of obtaining a lasting interest by a resident entity of one economy
(direct investor) in an enterprise that is a resident in another economy
(the direct investment enterprise). The “lasting interest” implies the
existence of a long-term relationship between the direct investor and the
direct investment enterprise and a significant degree of influence on the
management of the latter.’40
Foreign Direct Investment (FDI) adalah investasi yang dilakukan oleh suatu

perusahaan atau pelaku usaha di suatu negara ke perusahaan di negara lain.

Investor ini dapat berupa individu, badan usaha, maupun pemerintah. FDI dapat

dilakukan dalam beberapa bentuk antara lainbranch operations, associates,

subsidiaries, dan joint ventures.

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development), branch dalam FDI adalah ‘any unincorporated direct investment

enterprise in the host country fully owned by its direct investor.’ Branch operation

artinya suatu perusahaan atau usaha di suatu negara membuka cabang di negara

lain. Pembukaan cabang initidak berarti dibentuknya suatu entitas baru karena

masih dalam bentuk usaha dan kepemilikan yang sama.

Associates adalah ketika investor asing memiliki saham antara 10% hingga

50% di suatu perusahaan.Apabila saham yang dimiliki dibawah 10% maka OECD

mengkategorikannya sebagai investasi saham atau investasi tidak

langsung.Subsidiaries adalah anak perusahaan.Investor asingnya disebut sebagai

parent company atau holding company.FDI disebut sebagai subsidiaries apabila

parent/holding company memiliki saham diatas 50%. Apabila saham yang

dimiliki 100%, maka disebut sebagai wholly owned subsidiaries. Subsidiaries dan

40
Maitena Duce. Definitions of Foreign Direct Investment (FDI):A Methodological Note.
Juli 2003.

Universitas Sumatera Utara


35

parent/holding company merupakan dua entitas yang berbeda. Masing-masing

perusahaan tunduk pada ketentuan hukum dimana mereka berada.

Joint Venture menurut OECD adalah:

‘A joint venture is a contractual agreement between two or more parties


for the purpose of executing a business undertaking in which the parties
agree to share in the profits and losses of the enterprise as well as the
capital formation and contribution of operating inputs or costs. It is
similar to a partnership, but typically differs in that there is generally no
intention of a continuing relationship beyond the original purpose.’41
Joint venture adalah suatu bentuk transaksi bisnis dimana dua atau lebih pelaku

usaha bersepakat untuk menyalurkan masing-masing sumber daya yang dimiliki

dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.Tujuan ini dari berupa suatu proyek,

penelitian, atau tujuan bisnis lainnya.Sumber daya yang disalurkan dapat berupa

teknologi, know-how, fasilitas, keahlian, manajemen, maupun modal.Masing-

masing pihak haruslah berasal dari negara yang berbeda agar dapat dikategorikan

sebagai FDI.

Joint venture dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu contractual joint

venture dan equity joint venture.Perbedaan mendasar antara kedua bentuk tersebut

adalah dalam contractual joint venture, tidak dibentuk suatu entitas yang baru

secara yuridis.Sedangkan dalam equity joint venture, dibentuk suatu entitas atau

badan hukum yang baru dalam melaksanakan tujuannya. Harsh Pathak

menguraikan ciri dari masing-masing joint venture, antara lain42:

‘The following are some of the features of a contractual joint venture:


41
OECD.Glossary of Foreign Direct Investment Terms and Definitions.Diakses di
https://www.oecd.org/daf/inv/investment-policy/2487495.pdf tanggal 8 November 2019 pukul
10.23.
42
Harsh Pathak.A Perspective on Joint Venture: An International Business Expansion
Strategy and Legal Implications with Specific Reference to India. Juridical Tribune.Vol 8.Issue 1.
March 2018. Hal. 131

Universitas Sumatera Utara


36

i. Two or more parties have a common intention – of running a business


venture;
ii. Each party brings some inputs;
iii. Both parties exercise some controls on the business venture;
iv. The relationship is not a transaction to transaction relationship but has a
character of relatively longer duration.
Some of the features of an equity based joint venture are as follows:
i. There is an agreement to either create a new entity or for one of the
parties to join into ownership of an existing entity;
ii. Shared ownership by the parties involved;
iii. Shared management of the jointly owned entity;
iv. Shared responsibilities regarding capital investment and other financing
agreement;
v. Shared profit and losses according to the agreement.’
Joint venture dilaksanakan berdasarkan joint venture agreement.

Perjanjian ini mirip dengan perjanjian bisnis lainnya namun terdapat beberapa

klausul tambahan antara lain43:

i. Assignments of leases or transfers of title to real estate;


ii. Licensing of use of patents or trademarks;
iii. Service agreements;
iv. Supply agreements;
v. Assignments of leases or transfer of title to production equipment;
vi. Marketing or distribution agreements;
vii. Purchase agreements relating to output of the joint venture;
viii. Financing commitments and agreements.
Build Operate Transfer projects (BOT projects) dapat dikatakan sebagai

suatu bentuk dari FDI. BOT projects adalah suatu sistem pembiayaan (biasanya

diterapkan dalam proyek pemerintah) berskala besar dalam studi kelayakan

pengadaan barang dan peralatan, pembiayaan dan pembangunan serta

pengoperasiannya, sekaligus juga penerimaan atau pendapatan yang timbul

darinya diserahkan kepada pihak lain dan pihak lain ini dalam jangka waktu

tertentu (jangka waktu konsesi) diberi hak pengoperasian dan memeliharanya

serta untuk mengambil manfaat ekonominya guna menutup (sebagai ganti) biaya

43
John.H.Willes. Op Cit. Hal.555

Universitas Sumatera Utara


37

pembangunan proyek dan memperoleh keuntungan yang diharapkan.44 Sidney. M.

Levy memberi gambaran mengenai BOT projects yaitu:

‘The BOT Approach involves the assembling of private sponsors, usually a


consortium of private companies, to finance, design, build, operate and
maintain some form of revenue producing infrastructure project for a
specific period. At the end of this concessionary period, when it has been
estimated that all investment costs have been recouped from user fees and
a profit turned, title to the project passes from the private consortium to
the host government.’45
BOT projects umumnya melibatkan pihak-pihak yakni negara berkembang

dengan perusahaan konstruksi yang besar. Proyek-proyek yang biasanya

merupakan proyek besar seperti pembangunan bandara, pelabuhan, jalan tol,

bendungan, dan sebagainya.Dalam pelaksanaannya, dapat diharuskan

pembentukan suatu badan usaha baru, tergantung pada proyek dan para pihak

yang terlibat.

d. Management Contracts

Aswathappa mengatakan bahwa ‘management contract is an arrangement

in which one firm contracts with a foreign corporation or government to manage

an entire project or undertaking for a specific period’. 46 Management contract

adalah suatu transaksi dalam bisnis internasional dimana satu pihak melakukan

pengelolaan terhadap bisnis atau usaha dari pihak lain yang berasal dari negara

yang berbeda. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan terhadap seluruh usaha pihak

lain atau hanya bidang tertentu dari usaha tersebut. Para pihak melaksanakan

management contract berdasarkan suatu perjanjian tertulis.Isi pokok dari

44
Felix O, Soebagjo, Laporan Akhir, Pengkajian Aspek Hukum Perjanjian Build Operate
and Transfer, (Departemen Kehakiman RI: BPHN, 1993/1994), Hal.23.
45
Sidney M. Levy, “Build, Operate, Transfer: Paving the Way for Tomorrow’s
Infrastructure”, (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1996), Hal. 16-17.
46
Aswathappa.Op. Cit. Hal.13

Universitas Sumatera Utara


38

perjanjian tersebut umumnya mengatur mengenai ruang lingkup pekerjaan, sistem

pembayaran, dan jangka waktu perjanjian tersebut.

Management contract umumnya dilakukan apabila pelaku usaha tidak

memiliki keahlian di bidang tertentu dalam usahanya namun ia ingin bidang

tersebut ditangani oleh orang-orang yang ahli sehingga ia menyewa jasa pihak

profesional untuk mengelolanya. Bentuk management contract yang umumnya

dikenal adalah bisnis perhotelan.

e. Turnkey Operations

Turnkey operation adalah: ‘a product or service that is designed, supplied,

built, or installed fully complete and ready to operate. The term implies that the

end user just has to turn a key and start using the product or service.’ 47Secara

sederhana, turnkey operation merupakan suatu transaksi bisnis dimana satu/lebih

pihak (kontraktor) bertanggung jawab terhadap pembangunan suatu proyek mulai

dari awal hingga siap jadi kemudian diserahkan kepada satu/lebih pihak lainnya

(pembeli) untuk dioperasikan. Istilah lain yang digunakan adalah turnkey project

atau turnkey contract.

Para pihak terikat dalam suatu perjanjian atau kontrak yang disebut

turnkey contract.Adapun klausul utama yang terdapat dalam turnkey contract

adalah:48

i. Design of the project


ii. The Construction site

47
Muhammad Syeduzzaman dkk.Benefit of Turnkey Projects in Bangladesh.International
Journal of Engineering and Management Research.Vol.8. Issue 2. April 2018. Hal. 194.
48
Global Negotiatior.What is a Turnkey Contract? Diakses di
http://globalnegotiator.com/files/Turnkey-contract.pdf tanggal 14 November 2019 pukul 10.02.

Universitas Sumatera Utara


39

iii. Time for completion


iv. Price and payments
v. Performance guarantees
vi. The law governing the contract
Kewajiban utama pembeli dalam turnkey operation antara lain memberi

akses kepada kontraktor ke lokasi pembangunan proyek, membantu kontraktor

dalam memperoleh izin-izin untuk pembangunan proyek, serta melakukan

pembayaran kepada kontraktor setelah proyek selesai. Kontraktor, setelah selesai

dengan proyek, berkewajiban untuk memberi asistensi kepada pembeli mengenai

bagaimana cara kerja proyek tersebut serta maintainance proyek tersebut.

B. Hukum yang Mengatur Transaksi Bisnis Internasional

Dalam pelaksanaan transaksi bisnis internasional, para pelaku wajib

mematuhi serangkaian peraturan hukum agar terciptanya keharmonisan dan

ketertiban dalam transaksi bisnis internasional. Adapun hukum yang diberlakukan

dalam melaksanakan transaksi bisnis internasional antara lain:

1. Hukum-Hukum Kebiasaan

Kebiasaan adalah perilaku manusia yang dilakukan secara terus-

menerus.Apabila kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang dengan sedemikian rupa

oleh banyak orang sehingga bila tidak dilaksanakannya kebiasaan ini dianggap

sebagai suatu kesalahan atau pelanggaran, maka kebiasaan tersebut telah menjadi

hukum kebiasaan.Hukum kebiasaan merupakan hukum yang tidak tertulis yang

hidup dalam masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


40

Dalam pelaksanaan transaksi bisnis internasional, selain peraturan

perundang-undangan atau konvensi-konvensi internasional, hukum kebiasaan juga

merupakan salah satu sumber hukum.Hukum kebiasaan ini, apabila tidak dipatuhi

oleh pelaku usaha dalam pelaksanaan transaksi bisnis internasional, dapat

menimbulkan perasaan bahwa pelaku tersebut telah melakukan pelanggaran.Tidak

dipatuhinya hukum kebiasaan tidak menimbulkan akibat hukum, namun

berdampak pada citra dari pelaku usaha tersebut.

2. Konvensi-Konvensi Internasional dalam Transaksi Bisnis Internasional

Konvensi adalah perjanjian internasional yang bersifat multilateral yang

meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional. Beberapa

konvensi internasional yang mengatur mengenai transaksi bisnis internasional

antara lain:

a. Convention on Contracts for the International Sales of Goods (CISG)

1980

CISG adalah suatu konvensi internasional yang berlaku dalam perjanjian

atau kontrak mengenai jual-beli barang antar pihak yang berbeda negara.CISG

dibentuk oleh UNCITRAL (United Nations Commission on International Trade

Law) yang merupakan salah satu badan PBB yang mengurus mengenai

perdagangan internasional.Dari 195 negara di dunia, 85 negara telah meratifikasi

konvensi ini kecuali Indonesia.49Tujuan utama dibentuknya CISG adalah untuk

49
Surya Oktaviandra. Indonesia and Its Reluctance to Ratify the United Nation
Convention on Contracts for the International Sales of Goods (CISG).Indonesia Law Review
(2018).Vol.3. Hal. 243-255.

Universitas Sumatera Utara


41

mengurangi hambatan hukum dalam transaksi bisnis internasional dan

menyeragamkan ketentuan-ketentuan dalam perdagangan internasional.

CISG mengatur mengenai pembentukan kontrak jual-beli serta hak dan

kewajiban masing-masing penjual dan pembeli yang timbul dari kontrak yang

bersangkutan.CISG mengatur bahwa suatu kontrak jual-beli terbentuk apabila

terdapat suatu penawaran yang diberikan kepada satu orang atau lebih yang

mengindikasikan keterikatan apabila tawaran tersebut diterima.Tawaran ini harus

menandakan adanya barang yang secara tertulis maupun tersirat ditetapkan atau

adanya ketentuan mengenai penentuan jumlah dan harga. Adapun ketentuan-

ketentuan yang diatur dalam CISG antara lain:

1) Ruang lingkup keberlakuan;

2) Pembentukan kontrak;

3) Kewajiban penjual dan pembeli;

4) Pengalihan resiko antara penjual dan pembeli;

5) Pelanggaran kontrak;

6) Penggantian rugi dan pengecualian;

7) Akibat dari pengelakan kewajiban;

8) Perlindungan terhadap barang.

CISG tidak berlaku apabila barang yang diperjualbelikan merupakan barang untuk

keperluan pribadi, barang yang dilelangkan, barang yang diperjualbelikan atas

perintah hukum, saham, investasi surat berharga, instrumen yang dapat

dinegosiasikan, uang, kapal, tangki, hovercraft, pesawat udara, dan listrik.

Universitas Sumatera Utara


42

Keberlakuan CISG dalam kontrak perdagangan internasional bergantung

pada apakah negara salah satu atau kedua pihak meratifikasi konvensi tersebut

dan apakah para pihak bersepakat untuk mematuhi atau tidak mematuhi konvensi

tersebut.Apabila para pihak bersepakat untuk tidak mematuhi, maka harus

dituangkan secara jelas dalam kontrak mereka. Dalam ketentuannya dikatakan

bahwa: ‘the Convention applies to contracts of sale of goods between parties

whose places of business are in different States and either both of those States are

Contracting States or the rules of private international law lead to the law of a

Contracting State.’50

b. The UNIDROIT Principles of International Commercial Contracts

(UPICC)

UPICC adalah konvensi yang mengatur mengenai perjanjian atau kontrak

komersial internasional.UPICC dibentuk oleh UNIDROIT (International Institute

for the Unification of Private Law).UNIDROIT sendiri telah diratifikasi oleh

Indonesia.Tujuan dibentuknya UPICC adalah untuk mengharmonisasikan hukum

kontrak komersial agar perbedaan sistem hukum antar negara tidak menjadi

hambatan dalam melakukan transaksi bisnis internasional.

UPICC dan CISG sama-sama merupakan konvensi yang mengatur

mengenai kontrak komersil namun UPICC memiliki cakupan yang lebih

luas.Pengaturan CISG terbatas hanya pada jual-beli barang.UPICC mengatur

mengenai freedom of contract, yakni para pihak bebas membuat dan menentukan

isi kontrak, sehingga pengaturan UPICC tidak terbatas pada jual-beli barang saja,
50
United Nations Convention on Contracts for the International Sales of Goods.Hal. 34.
Diakses di https://www.uncitral.org/pdf/english/texts/sales/cisg/V1056997-CISG-e-book.pdf
tanggal 14 November 2019 pukul 13.04.

Universitas Sumatera Utara


43

termasuk juga jasa.UPICC secara garis besar mengatur mengenai pembentukan

kontrak, hak dan kewajiban para pihak, keabsahan kontrak, penafsiran kontrak,

campur tangan pihak ketiga dalam kontrak, pelaksanaan kontrak, pemutusan

kontrak, ganti rugi, dan pengalihan kewajiban.

UPICC dapat diberlakukan terhadap:

i. Para pihak yang menyetujui untuk tunduk pada ketentuan UPICC dalam

kontrak mereka;

ii. Para pihak yang menyetujui agar kontrak mereka tunduk pada prinsip

hukum umum seperti lex mercatoria;

iii. Para pihak yang tidak menentukan mengenai hukum apa yang

diberlakukan dalam kontrak mereka;

c. Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP 600)

UCP 600 adalah konvensi yang mengatur mengenai penggunaan letter of

credit (L/C) sebagai alat pembayaran dalam transaksi bisnis internasional.Sama

seperti konvensi internasional lainnya, UCP dibentuk untuk menyeragamkan

ketentuan hukum dalam penggunaan L/C agar tidak timbul konflik antar pihak

yang berbeda negara.UCP dibentuk oleh ICC (International Chamber of

Commerce).UCP 600 telah diterima luas sebagai aturan internasional untuk

L/C.UCP 600 berlaku bagi para pihak dalam L/C kecuali para pihak menghendaki

sebaliknya.

d. United Nations Convention on Contracts for the International Carriage of

Goods Wholly or Partly by Sea (Rotterdam Rules)

Universitas Sumatera Utara


44

Rotterdam Rules adalah konvensi yang dibuat oleh United Nations yang

mengatur mengenai perdagangan melalui laut.Konvensi ini berlaku dalam kontrak

pengangkutan dimana tempat pengiriman dan tempat penerimaan barang serta

pelabuhan tempat barang dimuat dan dikeluarkan berada dalam negara yang

berbeda.Ketentuan dalam konvensi ini pada pokoknya mengatur hubungan antara

pengangkut barang dan pemilik kargo.Konvensi ini telah ditandatangani oleh 24

negara namun hanya diratifikasi oleh 4 negara.

e. The United Nations Convention on the Use of Electronic Communications

in International Contracts (the Electronic Communications Convention

atau ECC)

ECC adalah konvensi yang mengatur mengenai penggunaan komunikasi

elektronik dalam pembentukan kontrak yang melandasi terjadinya perdagangan

internasional. ECC mengatur bahwa kontrak elektronik memiliki keabsahan yang

sama dengan kontrak tertulis. Keberlakuan ECC bergantung pada

dicantumkannya dalam kontrak atau pada pilihan hukum pengadilan yang

memeriksa dan mengadili perkara.ECC tidak berlaku untuk kontrak yang dibentuk

untuk keperluan pribadi, keluarga atau kebutuhan rumah tangga. Selain itu, ECC

juga tidak berlaku untuk transaksi-transaksi yang meliputi:51

1) Transactions on regulated exchange;


2) Foreign exchange transactions;
3) Inter-bank payment systems, inter-bank payment agreements or clearance
and settlement systems relating to securities or other financial assets or
instruments;

51
United Nations Convention on the Use of Electronic Communications in International
Contracts.Diakses di https://www.uncitral.org/pdf/english/texts/electcom/06-57452_Ebook.pdf
tanggal 13 Januari 2020 pukul 12.56.

Universitas Sumatera Utara


45

4) The transfer of security rights in sale, loan or holding of or agreement to


repurchase securities or other financial assets or instruments held with an
intermediary.

3. Putusan-Putusan Pengadilan

Putusan pengadilan atau yurisprudensi dapat menjadi sumber hukum

apabila tidak terdapat peraturan yang jelas dalam peraturan perundang-undangan

maupun konvensi-konvensi internasional.Yurisprudensi dapat digunakan sebagai

dasar hukum apabila terdapat kasus yang serupa.

4. Hukum Nasional yang Berlaku dalam Suatu Negara

Ketentuan hukum dalam negeri juga dapat dijadikan sebagai sumber

hukum dalam transaksi bisnis internasional. Adapun beberapa ketentuan dalam

negeri yang berkaitan dengan transaksi bisnis internasional antara lain:

a. Peraturan Menteri Perdagangan No.94 Tahun 2018 tentang Ketentuan

Penggunaan Letter of Credit untuk Ekspor Barang Tertentu;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2017 tentang Cara Pembayaran

Barang dan Cara Penyerahan Barang dalam Kegiatan Ekspor dan Impor;

c. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/11/PBI/2003 tentang Pembayaran

Transaksi Impor;

d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/6/PBI/2003 tentang Surat Kredit

Berdokumen Dalam Negeri;

e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

Universitas Sumatera Utara


46

f. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang sebagai dasar hukum surat

berharga;

g. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebagai dasar hukum perjanjian;

h. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

5. Lex Mercatoria

Lex Mercatoria atau The Law of Merchant adalah kebiasaan hukum yang

dipraktikkan oleh masyarakat bisnis di seluruh dunia. Ole Lando memberi

penjelasan mengenai lex mercatoria yaitu:52

‘The parties to international contracts sometimes agree not to have their


dispute governed by national law. Instead they submit it to the customs
and usages of international trade, to the rules of law which are common to
all or most of the states engaged in international trade or to those states
which are connected to the dispute. Where such common rules are not
ascertainable, the arbitrator applies the rules or choose the solution which
appears to him to be the most appropriate and equitable. In doing so, he
considers the laws of several legal systems. This judicial process, which
is partly an application of the legal rules and partly a selective process, is
here called the application of the lex mercatoria.’
Perbedaan sistem hukum antar negara dapat menghambat penyelesaian

sengketa yang terjadi dalam perdagangan internasional.Oleh karena itu, diadakan

seperangkat peraturan yang dapat diberlakukan di seluruh dunia secara seimbang,

yang dinamakan lex mercatoria.

6. Perjanjian Para Pihak

Dalam transaksi bisnis internasional, para pihak umumnya terikat dalam

suatu perjanjian perdata.Perjanjian ini biasanya dilakukan dalam bentuk tertulis

52
Vanessa L.D. Wilkinson. The New Lex Mercatoria, Reality or Academic
Fantasy?Journal of International Arbitration, Vol. 2 No. 2, June 1995.

Universitas Sumatera Utara


47

atau disebut juga dengan kontrak.Dalam perjanjian internasional, berlaku asas

pacta sunt servanda, yaitu para pihak terikat pada perjanjian yang dibuat

mereka.Asas ini juga diadopsi dalam Pasal 1338 KUHPerdata yakni perjanjian

yang dibuat berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.

C. Hambatan-Hambatan dalam Transaksi Bisnis Internasional

Dalam pelaksanaan transaksi bisnis internasional, terdapat beberapa

hambatan antara lain:

1. Perbedaan Sistem Hukum Nasional Para Pihak

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan transaksi

bisnis internasional adalah berbedanya sistem hukum yang dianut para

pihak.Perbedaan sistem hukum ini dapat menyebabkan ketidakselarasan dan

ketidakharmonisan dalam transaksi bisnis.Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan

hukum yang bersifat universal dan internasional.Oleh karena itu, dibentuk

konvensi-konvensi internasional yang dapat dijadikan rujukan dalam

melaksanakan transaksi bisnis internasional.Para pihak dalam transaksi bisnis

internasional terikat dalam suatu kontrak yang disebut kontrak internasional.Salah

satu sumber hukum kontrak internasional adalah konvensi-konvensi mengenai

kontrak, seperti CISG dan UNIDROIT.Prinsip-prinsip hukum dalam konvensi

tersebut dapat diterapkan sebagai dasar hukum apabila terjadi sengketa antara para

pihak.

Universitas Sumatera Utara


48

2. Perbedaan Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.Perbedaan bahasa

para pihak dalam transaksi bisnis internasional dapat menjadi penghambat dalam

terlaksananya transaksi.Namun, sekarang ini telah ditetapkan bahasa internasional

yakni Bahasa Inggris.Meskipun telah ada suatu bahasa universal, perbedaan

bahasa tetap harus diwaspadai.Apabila terjadi salah penafsiran kata dalam suatu

kontrak internasional, maka dapat menyebabkan tidak terlaksananya isi kontrak

atau dapat menimbulkan sengketa.

3. Perbedaan Mata Uang

Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda.Perbedaan mata uang

berarti juga perbedaan nilai tukar atau kurs.Dalam perdagangan internasional,

umumnya importir membayar nilai transaksi dalam mata uang eksportir.Apabila

nilai tukar mata uang eksportir tinggi, maka dapat menyebabkan kerugian

terhadap importir.Terlebih lagi nilai kurs relatif tidak stabil, maka resiko kerugian

importir menjadi lebih besar. Untuk meminimalisir kerugian ini, dalam transaksi

jual-beli internasional, perusahaan yang memiliki transaksi dalam mata uang asing

melakukan lindung nilai atau hedging. Hedging atas suatu resiko mata uang

berarti membuat suatu posisi mata uang sedemikian rupa sehingga kerugian atau

keuntungan dari resiko mata uang yang semula dihapuskan oleh keuntungan dan

kerugian dari mata uang yang di-hedge tersebut.53

53
Mushlihatun Nur. Tesis: “Analisis Kebijakan Lindung Nilai dan Pengaruhnya Terhadap
Nilai Perusahaan: Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia” (Bogor: IPB, 2003). Hal.23.

Universitas Sumatera Utara


49

4. Hambatan-Hambatan Hukum dalam Pelaksanaan Transaksi

Setiap negara ingin meningkatkan sektor ekspornya dan mengurangi

sektor impor untuk meningkatkan devisa negara. Untuk merealisasikan hal ini,

negara memberlakukan peraturan-peraturan yang menjadi penghambat dalam

transaksi bisnis internasional.Peraturan-peraturan ini mencakup peraturan di

bidang tarif dan non tarif. Peraturan di bidang tarif yaitu peraturan yang mengatur

mengenai bea masuk dan bea keluar barang. Penerapan tarif di bidang impor

bertujuan untuk meningkatkan harga domestik produk impor agar produk

domestik bisa bersaing sehingga dapat melindungi industri dalam negeri.Peraturan

di bidang non tarif meliputi pembatasan kuota impor, perizinan, peraturan

kesehatan, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

SISTEM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI BISNIS

INTERNASIONAL

A. Sistem Pembayaran dengan Metode Barter

Barter atau imbal dagang adalah cara pembayaran barang yang

mewajibkan penjual untuk mengimpor barang dari pembeli sejumlah nilai atau

persentase tertentu dari harga barang ekspornya. 54 Metode barter disebut juga

dengan countertrade. Metode pembayaran ini dilatarbelakangi oleh

ketidakmampuan banyak negara untuk membiayai kegiatan perdagangan

internasional.Keterbatasan mata uang menyebabkan sistem countertrade

digunakan untuk memperluas perdagangan antar negara.

Pada praktik, terdapat beberapa jenis sistem countertrade antara lain:55

1. Counterpurchase

Dalam transaksi counterpurchase, kedua pihak setuju untuk saling

membeli dan menjual barang dalam perjanjian jual-beli yang berbeda.Pihak

penjual atau eksportir menjual barang kepada pihak pembeli atau importir.Selain

itu, pihak penjual juga diwajibkan membeli barang dari pihak pembeli sebagai

ganti dari transaksi sebelumnya.Pada umumnya, penjual tidak tertarik dengan

54
YB.Suhartoko. Imbal Dagang Sebagai Terobosan Meningkatkan Ekspor. Diakses di
https://www.watyutink.com/topik/berpikir-merdeka/Imbal-Dagang-Sebagai-Terobosan-
Meningkatkan-Ekspor tanggal 29 November 2019 pukul 10.51.
55
Thomas B. McVey. Countertrade and Barter: Alternative Trade Financing by Third
World Nations. MaryLand Journal of International Law.Vol.6 Issue 2. 1981. Hal. 202.

50

Universitas Sumatera Utara


51

barang yang dibelinya namun penjual membelinya hanya sebatas untuk

melaksanakan transaksi yang pertama. Barang yang dijual dan dibeli ini umumnya

tidak sama namun memiliki nilai yang seimbang.

Pada pokoknya, terdapat dua jenis perjanjian yang berbeda dalam transaksi

counterpurchase namun kedua perjanjian tersebut saling berikatan yakni

perjanjian pertama dimana penjual menjual barang kepada pembeli dan perjanjian

kedua dimana penjual membeli barang dari pembeli. Thomas McVey menyebut

kedua transaksi tersebut ‘linked but separate’. Kedua perjanjian tersebut

dikatakan linked karena terpenuhinya perjanjian pertama mendorong

terlaksananya perjanjian kedua. Dikatakan separate karena kedua perjanjian

tersebut tidak boleh terhubung sedemikian rupa sehingga mereka saling

bergantung. Kedua perjanjian tersebut dipisah untuk memungkinkan terpisahnya

pengaturan pembiayaan serta jaminan resiko.

Sistem countertrade memiliki beberapa variasi antara lain:56

a. Reverse countertrade, yaitu transaksi countertrade dimana negara dengan

persediaan komoditas langka membuat persyaratan yakni apabila pihak

atau negara asing ingin membeli komoditas tersebut, pihak atau negara

asing tersebut wajib setuju untuk menjual kembali komoditas langka yang

tidak dimiliki negara tersebut atau melakukan investasi di negara tersebut;

b. Swap, yaitu transaksi countertrade yang dilakukan untuk mengurangi

biaya pengangkutan;

56
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


52

c. Commodity exchange agreement, yaitu perjanjian antar negara yang pada

dasarnya mengenai persetujuan untuk membeli jumlah tertentu dari barang

negara lain dalam jangka waktu yang ditentukan;

d. Switch, yaitu transaksi commodity exchange agreement yang melibatkan

pihak ketiga. Dalam transaksi switch, kedua pihak merupakan negara yang

terikat dalam commodity exchange agreement, namun pihak kedua

menyadari bahwa ia kekurangan mata uang (hard currency) untuk

memenuhi kewajibannya pada perjanjian tersebut. Pihak kedua kemudian

menjual barang atau produknya kepada pihak ketiga dan pihak ketiga

melakukan pembayaran dengan mata uang yang dibutuhkan atau menjual

kembali barang yang dapat diterima dalam commodity exchange

agreement sebelumnya.

2. Compensation (Cooperation atau Buy Back)

Dalam transaksi compensation, Thomas McVey mengatakan bahwa:57

‘In a compensation transaction, the first party agrees to sell machinery,


equipment, technology, or a turnkey plant (“equipment/technology”) to
the second party, and the first party separately agrees to purchase from
the second party a predetermined amount of the product manufactured
from the equipment/technology. Generally, the second party pays for the
equipment/technology in currency and receives payments in currency for
its sale of the product to the first party.’
Pada dasarnya, transaksi compensation atau buyback terjadi apabila pihak pertama

menjual suatu barang atau teknologi kepada pihak kedua dan pihak pertama

mengambil hasil dari barang atau teknologi tersebut sebagai pembayaran sebagian

dari transaksi tersebut.Sama seperti transaksi counterpurchase, dalamtransaksi

57
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


53

compensation juga terdapat dua kontrak yang berhubungan namun terpisah.

Transaksi compensation jauh lebih rumit daripada counterpurchase karena

melibatkan banyak sekali faktor.

Transaksi counterpurchase dan compensation sama-sama dilakukan

berdasarkan dua jenis kontrak yang berhubungan namun terpisah. Kedua transaksi

tersebut memiliki format kontrak yang hampir sama namun karena transaksi

compensation melibatkan teknologi, maka diperlukan perhatian khusus dalam

peyusunan kontrak compensation untuk melindungi teknologi yang ditransaksikan.

Secara garis besar, terdapat tiga jenis kontrak dalam counterpurchase maupun

compensation, yaitu:

1. Protocol;

2. Primary Sales Agreement;

3. Secondary Sales Agreement.

Protocol merupakan pernyataan pendahuluan mengenai keterikatan antara

primary dan secondary sales agreement.Protocol mengatur mengenai pernyataan

bahwa para pihak menyetujui pelaksanaan kedua kontrak tersebut secara

serentak.Primary dan secondary sales agreement merupakan kontrak jual-beli

pada umumnya.Namun di dalam secondary sales agreement terdapat klausula-

klausula tertentu seperti acknowledgement of purchase obligation, quality of

counterpurchase goods, right to inspect, cancellation of first agreement, first

party penalties dan second party penalties.

Universitas Sumatera Utara


54

B. Sistem Pembayaran Prepayment dan Advance Payment

Prepayment dan Advance Payment merupakan pembayaran

dimuka.Advance Payment, sebagai metode pembayaran dalam hal mana

pelaksanaan pembayaran (payment) sesuai kesepakatan dalam kontrak jual beli

dilakukan di muka oleh pembeli (buyer) sebelum penjual (seller) melakukan

pengiriman barang kepada pembeli. Pembayaran dilakukan di depan sementara

pengiriman barang (shipment) dilakukan beberapa waktu kemudian setelah

tanggal pembayaran atau sesuai kesepakatan lainnya antara penjual dan pembeli.58

Dasar hukum penggunaan prepayment dan advance payment ialah kontrak

jual beli para pihak. Pembayaran oleh pembeli kepada penjual dapat berupa

pembayaran penuh maupun pembayaran sebagian.Dalam hal pembayaran

dilakukan sebagian, maka sisa pembayarannya dapat diselesaikan secara tersendiri

oleh penjual dan pembeli sesuai pengaturan dalam kontrak.Setelah penjual

menerima pembayaran, penjual wajib menyertakan tanda terima pembayaran

sebagai bukti bahwa pembayaran telah diterima.Tanda terima pembayaran ini

merupakan dokumen penting bagi pembeli agar dapat dijadikan sebagai dasar

tuntutan apabila penjual melakukan wanprestasi seperti tidak dikirimnya barang

kepada pembeli.

Metode pembayaran oleh pembeli dapat berupa cek (cheque) atau

telegraphic transfer. Telegraphic transfer adalah cara pengiriman uang dari satu

pihak kepada pihak lain yang berada di luar negeri melalui bank. Bank berperan

sebagai perantara dalam sistem pembayaran ini.Pembeli meminta kepada bank di

58
Ramlan Ginting. Metode Pembayaran Perdagangan Internasional.(Jakarta: Universitas
Trisakti, 2009). Hal.85.

Universitas Sumatera Utara


55

negaranya untuk melakukan pembayaran kepada penjual di luar negeri. Bank di

negara pembeli akan mengirimkan dana melalui cek atau telegraphic transfer

kepada penjual melalui bank yang berada di negara penjual. Dana tersebut berasal

dari pembeli.Dalam melaksanakan tugasnya sebagai perantara, bank mengenakan

biaya jasa.Besar biaya jasa ini umumnya telah ditetapkan oleh bank.

Dalam hal tertentu, pembeli dapat memohon penyediaan pembayaran

kepada bank yang dananya akan digunakan untuk melakukan pembayaran

transaksi kepada penjual. Dalam hal ini, timbul perjanjian kredit antara bank

sebagai kreditur dengan pembeli sebagai debitur.Apabila hal ini terjadi, maka

pembeli wajib membayar biaya-biaya tertentu kepada bank seperti bunga dan

biaya administrasi.

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan berupa dokumen komersial seperti

faktur dagang, dokumen pengangkutan, dan dokumen asuransi. Dalam hal

advance payment dilakukan sebagian saja, maka keberadaan dokumen keuangan

diperlukan. Dokumen keuangan ini berupa wesel atau promes. Wesel diterbitkan

oleh penjual dan berfungsi sebagai piutang bagi penjual kepada pembeli,

sedangkan promes diterbitkan oleh pembeli dan berfungsi sebagai pengakuan

utang oleh pembeli kepada penjual.

Sistem pembayaran ini memberi keuntungan bagi penjual yakni penjual

menerima pembayaran di muka.Namun, bagi pembeli tidak begitu

menguntungkan karena terdapat resiko lebih besar yang ditanggung seperti tidak

dikirimnya barang oleh penjual.Oleh sebab itu, kontrak bisnis yang menerapkan

sistem pembayaran advance payment wajib memuat klausul-klausul yang dapat

Universitas Sumatera Utara


56

menjamin kepentingan pembeli.Terlepas dari perlunya kehati-hatian, pembeli

dapat memproteksi bisnis perusahaannya dengan produk penjaminan.Produk

penjaminan merupakan penjaminan kewajiban penjual berupa pengiriman barang

kepada pembeli sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak jual-beli. Produk

penjaminan dapat diperoleh dari bank atau export credit agency atau export credit

insurance. 59 Sistem pembayaran prepayment dan advance payment umumnya

dilakukan apabila pembeli dan penjual telah memiliki hubungan yang baik.

C. Sistem Pembayaran Open Account

Sistem pembayaran open account merupakan kebalikan dari sistem

pembayaran advance payment. Sistem pembayaran open account merupakan

sistem pembayaran dengan cara penjual (seller) melakukan pengiriman barang

(shipment) dan dokumen-dokumen yang mewakili barang terlebih dahulu kepada

pembeli dengan pembayaran (payment) oleh pembeli kepada penjual dilakukan

beberapa waktu kemudian.60

Pelaksanaan sistem pembayaran open account didasarkan pada kontrak

antara penjual dan pembeli.Bank bertindak sebagai perantara yang mengirimkan

uang dari pembeli kepada penjual. Media pembayaran open account sama seperti

advance payment, yakni dapat berupa cek atau telegraphic transfer. Ketika waktu

pembayaran telah jatuh tempo, pembeli dapat menerbitkan cek kepada penjual

melalui bank atau pembeli dapat meminta bank untuk mengirimkan dana kepada

penjual melalui telegraphic transfer. Untuk pembayaran yang jatuh temponya

59
Ibid. Hal 92.
60
Ibid. Hal.111.

Universitas Sumatera Utara


57

masih dalam waktu yang lama pembeli dapat melakukan pembayaran dengan

wesel atau promes.

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan sama berupa dokumen komersial

berupa faktur dagang, dokumen pengangkutan dan dokumen asuransi. Bila jatuh

tempo pembayaran relatif singkat maka pembeli dapat menerbitkan dokumen

keuangan berupa cek. Bila jatuh temponya relatif lama, maka dokumen keuangan

yang diterbitkan dapat berupa wesel atau promes. Wesel diterbitkan oleh penjual

kepada pembeli dan dibayarkan oleh pembeli pada saat waktu pembayaran telah

jatuh tempo.Promes diterbitkan oleh pembeli dan dibayarkan juga pada saat waktu

pembayaran telah jatuh tempo.

Sistem pembayaran open account memiliki keuntungan lebih terhadap

pembeli daripada penjual.Pembeli menerima barang terlebih dahulu sebelum

melakukan pembayaran sedangkan penjual mengirimkan barang terlebih dahulu

sebelum menerima pembayaran.Penjual menanggung resiko tidak dibayarnya

barang oleh pembeli. Oleh karena itu, dalam negosiasi kontrak, penjual dapat

mensyaratkan kepada pembeli untuk mendapatkan jaminan dari bank atau export

credit agency atau export credit insurance untuk menjamin kewajiban pembeli

dalam melakukan pembayaran kepada penjual. Penjual juga dapat mengupayakan

sendiri penjaminan tersebut tanpa keterlibatan pembeli.Dalam hal ini, biaya

penerbitan jaminan menjadi tanggung jawab penjual.

Alternatif daripada penjaminan dapat berupa penerbitan promes atau wesel

untuk menjamin kepastian penjual terhadap pembeli. Promes dapat disyaratkan

untuk mendapat jaminan bank oleh penjual untuk menambah kepastian

Universitas Sumatera Utara


58

pembayaran bagi penjual. Sama seperti advance payment, sistem pembayaran

open account dilakukan apabila antara penjual dan pembeli telah memiliki

hubungan bisnis yang baik.

D. Sistem Pembayaran Menggunakan Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit atau L/C merupakan sistem pembayaran yang paling

umum digunakan dalam transaksi bisnis internasional, khususnya ekspor-impor.

L/C adalah suatu surat pembayaran yang dimohonkan oleh pembeli kepada suatu

bank untuk diterbitkan kepada penjual. Bank yang menerbitkan L/C harus berupa

bank yang telah diberi izin untuk melakukan kegiatan devisa.

Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi menggunakan L/C pada

umumnya terdiri atas61:

1. Pembeli

Pembeli adalah pihak yang membeli barang dan memohon pembukaan

L/C. Pembeli dalam transaksi L/C disebut juga sebagai importir, opener, atau

applicant.

2. Bank Pembuka

Bank Pembuka adalah bank yang dimohonkan untuk menerbitkan L/C.

Bank yang dapat membuka L/C adalah bank yang telah diberi izin oleh Bank

Indonesia untuk melakukan kegiatan devisa. Bank ini disebut juga dengan bank

61
Indah Puji Astuti Utami. Letter of Credit (L/C) Sebagai Cara Pembayaran Transaksi
Perdagangan Internasional Dalam Kerangka ASEAN Economic Community.Privat Law Vol.IV
No.1 2016.Hal.65.

Universitas Sumatera Utara


59

devisa. Dalam transaksi menggunakan L/C, bank pembuka dapat disebut dengan

opening bank atau issuing bank.

3. Bank Koresponden

Bank Koresponden adalah bank yang dimintakan oleh Bank Pembuka

untuk meneruskan L/C kepada penjual. Setelah L/C dibuka oleh Bank Pembuka,

maka Bank Koresponden dapat meneruskan L/C tersebut kepada kantor cabang

atau salah satu bank koresponden di luar negeri dimana penjual berada. Selain

meneruskan, Bank Koresponden juga dapat dimintakan untuk melakukan

pembayaran kepada penjual.Bank Koresponden disebut juga dengan advising

bank.

4. Penjual

Penjual adalah pihak yang menerima pembukaan L/C serta menerima

pembayaran atas nilai yang tercantum dalam L/C. Penjual dalam transaksi

menggunakan L/C disebut juga dengan eksportir atau beneficiary.

Secara garis besar, alur pembayaran menggunakan L/C adalah sebagai

berikut:

1. Importir memohon kepada bank pembuka untuk menerbitkan L/C untuk

dan atas nama eksportir sebagai penerima L/C tersebut. Importir dengan

bank pembuka terikat dalam kontrak permintaan penerbitan L/C;

2. Atas permohonan importir, bank pembuka menerbitkan L/C dan

meneruskannya kepada bank koresponden dimana eksportir berada;

Universitas Sumatera Utara


60

3. Bank koresponden menerima L/C dan memberitahukan L/C tersebut

kepada eksportir;

4. Eksportir menerima pemberitahuan L/C kemudian memenuhi persyaratan

dalam L/C tersebut lalu menerima pembayaran.

Bank koresponden, apabila dimintai oleh bank penerbit untuk menambahkan

konfirmasinya pada L/C, bertindak juga sebagai bank pengkonfirmasi (confirming

bank).Bank pengkonfirmasi memiliki kewajiban yang sama dengan bank penerbit,

yakni melakukan pembayaran, negosiasi atau akseptasi wesel terhadap penerima.

Selain itu, bank pengkonfirmasi juga berkewajiban untuk memeriksa kesesuaian

dokumen yang diajukan untuk memenuhi persyaratan L/C.

Pembayaran dengan L/C dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu:62

1. Pembayaran atas unjuk (sight payment), merupakan pembayaran L/C yang

segera dilakukan setelah persyaratan dalam L/C terpenuhi;

2. Pembayaran yang ditangguhkan (deferred payment), yaitu pembayaran

dimana importir diberi kelonggaran waktu dalam melakukan pembayaran

L/C. Pembayaran L/C dilakukan beberapa waktu kemudian umumnya

setelah L/C habis masa berlaku;

3. Pembayaran akseptasi (payment by acceptance), yaitu pembayaran L/C

dimana eksportir menyerahkan dokumen yang disyaratkan L/C beserta

dengan dokumen keuangan berupa wesel kepada bank penerbit atau bank

yang ditunjuk. Setelah dokumen persyaratan diperiksa dan sesuai, maka

bank melakukan akseptasi terhadap wesel tersebut dan mengembalikannya

62
Ramlan Ginting. Op Cit. Hal. 34.

Universitas Sumatera Utara


61

kepada eksportir. Eksportir dapat mencairkan wesel tersebut apabila telah

jatuh tempo;

4. Pembayaran negosiasi (payment by negotiation), yaitu pembayaran L/C

dimana terjadi peralihan hak tagih dari eksportir kepada bank yang

ditunjuk. Instrumen peralihan hak tagih umumnya berupa wesel. Eksportir

melakukan endosemen terhadap wesel tersebut kepada bank yang ditunjuk.

Bank yang ditunjuk bersedia membeli wesel eksportir apabila dokumen

komersial dan wesel telah sesuai dengan persyaratan L/C.

L/C terdiri atas beberapa jenis antara lain:63

1. Revocable L/C, yaitu L/C yang dapat diubah atau dibatalkan bank penerbit

setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada eksportir atau

penerima. Revocable L/C tidak diatur dalam UCP 600 namun UCP 600

menyatakan bahwa para pihak dapat untuk tidak tunduk pada ketentuan

UCP 600;

2. Irrevocable L/C, yaitu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan secara

sepihak oleh penerbit. Perubahan atau pembatalan harus dengan

persetujuan penerima L/C. Selain itu, apabila terdapat bank

pengkonfirmasi, harus juga mendapat persetujuan bank pengkonfirmasi

terhadap perubahan atau pembatalan L/C;

3. Sight Payment L/C, yaitu L/C yang pembayarannya dilakukan secara tunai.

Jika bank menerbitkan sight payment L/C, maka bank penerus

63
Ramlan Ginting. Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis. (Jakarta: Salemba
Empat, 2000). Hal. 35.

Universitas Sumatera Utara


62

diinstruksikan untuk melakukan pembayaran atau mengatur pembayaran

kepada penerima pada saat pengajuan dokumen yang dipersyaratkan L/C;

4. Acceptance L/C, yaitu L/C yang pembayarannya dilakukan secara

berjangka. Dalam acceptance L/C, akseptasi dilakukan atas wesel

berjangka yang ditarik oleh penerima. Akseptasi atas wesel berjangka

berarti jaminan pembayaran pada saat jatuh tempo. Melalui akseptasi

penerima memperoleh janji tanpa syarat dari bank untuk membayar pada

saat wesel berjangka jatuh tempo.

5. Negotiation L/C, yaitu L/C yang pembayarannya dengan cara membeli

wesel dan/atau dokumen-dokumen yang diajukan penerima. Tujuan

negosiasi adalah untuk memberi kesempatan kepada bank untuk

menegosiasi (membeli) wesel dan/atau dokumen-dokumen dari penerima

dan kemudian mengajukannya kepada bank penerbit untuk memperoleh

pembayaran sesuai dengan persyaratan L/C;

6. Deferred Payment L/C, yaitu L/C yang pembayarannya dilakukan di

kemudian hari. Dalam L/C jenis ini tidak termasuk wesel sebagai

dokumen yang diajukan dalam rangka pembayaran L/C;

7. Confirmed L/C, yaitu L/C yang dikonfirmasi oleh bank pengkonfirmasi.

Bank pengkonfirmasi menjamin kewajiban bank penerbit untuk membayar

L/C. Tanggung jawab bank pengkonfirmasi sama dengan tanggung jawab

bank penerbit. Dalam confirmed L/C terbentuk kepastian pembayaran

ganda;

Universitas Sumatera Utara


63

8. Transferrable L/C, yaitu L/C yang dapat dialihkan oleh penerima kepada

pemasok melalui perantaraan bank jika bank penerbit menyatakan

demikian dalam L/C;

9. Assignment L/C, yaitu L/C yang membolehkan pengalihan hasil

pembayaran atas L/C kepada pihak lain atas permintaan penerima.

Dasar permohonan pembukaan L/C adalah kontrak jual-beli (sales

contract) antara pembeli dan penjual.Sedangkan dasar pembukaan L/C adalah

kontrak penerbitan L/C antara pembeli dan bank pembuka.L/C, berdasarkan

prinsip independensi, adalah terpisah dari kontrak jual-beli maupun kontrak

permohonan penerbitan L/C. Bank pembuka dengan penerima L/C terikat dalam

hubungan hukum yang timbul dari L/C yang diterbitkan bank

pembuka.Persetujuan penerima terhadap L/C dilakukan dengan pengajuan

dokumen-dokumen yang dipersyaratkan L/C kepada bank pembuka.Sedangkan

hubungan penerima L/C dengan bank koresponden bergantung pada fungsi

daripada bank koresponden itu sendiri.Bank pembuka dengan bank koresponden

terikat dalam hubungan yang lahir dari instruksi oleh bank pembuka kepada bank

koresponden yang disetujui bank koresponden.Hubungan ini disebut juga sebagai

hubungan keagenan.

Penjual dalam menerima pembayaran dalam L/C wajib memenuhi

persyaratan yang terdapat dalam L/C tersebut.Persyaratan ini tidak ditentukan

oleh bank pembuka, melainkan oleh pembeli selaku pemohon pembukaan L/C.

Persyaratan-persyaratan tersebut umumnya berupa pemenuhan dokumen-

dokumen tertentu.Bank dalam transaksi L/C berperan dalam memeriksa dan

meneliti dokumen tersebut.Jika dokumen yang diteliti tidak sesuai atau

Universitas Sumatera Utara


64

mengandung penyimpangan, maka bank berhak untuk menolak pembayaran

kepada penjual.Sebaliknya, apabila dokumen sesuai, maka bank wajib melakukan

pembayaran kepada penjual.Tanggung jawab bank dalam transaksi L/C hanya

sebatas pemeriksaan saja.Bank tidak bertanggung jawab apabila setelah terjadinya

transaksi L/C ditemukan kepalsuan.

Dokumen dalam pelaksanaan L/C terdiri dari dokumen komersial

(commercial document) dan dokumen keuangan (financial document).Dokumen

keuangan dapat berupa wesel(bill of exchange) atau promes (promissory

note).Dokumen komersial meliputi:

1. Faktur dagang;

2. Dokumen pengangkutan, meliputi: marine/ocean bill of lading, non-

negotiable sea waybill, charter party bill of lading, multimodal transport

document, air transport document, road, rail or inland waterway

transport document, courier and post receipt, transport documents issued

by freight forwarders, dan “on deck”, “shipper’s load and count”, name

of consignor;

3. Dokumen asuransi;

4. Dokumen komersial lainnya seperti surat keterangan asal, surat

keterangan mutu, atau surat keterangan pengepakan. Dokumen komersial

dinamakan juga sebagai dokumen pengapalan.

Penggunaan L/C sebagai sistem pembayaran tunduk pada UCP 600

(Uniform Customs & Practice for Documentary Credits).Namun, UCP 600 tidak

Universitas Sumatera Utara


65

wajib diberlakukan apabila para pihak dalam kontrak menghendaki sebaliknya

sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 UCP 600 yang menyatakan bahwa:

‘The Uniform Customs and Practice for Documentary Credits, 2007


Revision, ICC Publication No.600 (“UCP”) are rules that apply to any
documentary credit (“credit”) (including, to the extent to which they may
be applicable, any standby letter of credit) when the text of the credit
expressly indicates that it is subject to these rules. They are binding on all
parties thereto unless expressly modified or excluded by the credit.’
Ketentuan ini berarti bahwa L/C dapat diterbitkan dengan memuat pernyataan

tunduk pada UCP 600 atau tidak. Selain UCP 600, hukum nasional juga dapat

diberlakukan sebagai pilihan hukum yang berlaku atas L/C. Dalam hal L/C tidak

memuat klausul pilihan hukum, maka hakim harus menentukan hukum nasional

yang berlaku atas L/C tersebut dengan didasarkan pada prinsip-prinsip hukum

perdata internasional.64

E. Sistem Pembayaran Menggunakan Commercial Bill of Exchange

Commercial Bill of Exchange atau wesel adalah surat perintah bayar yang

tidak bersyarat oleh penjual kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang yang

tertera dalam wesel dalam jangka waktu tertentu. Commercial bill of exchange

disebut juga dengan draft.Pada umumnya, terdapat tiga pihak dalam transaksi

menggunakan commercial bill of exchange yaitu:65

1. Drawer

64
Ibid. Hal.120
65
Aswathappa.Op Cit. Hal.366

Universitas Sumatera Utara


66

Drawer adalah pihak penarik atau penerbit wesel. Dalam transaksi

perdagangan internasional, yang bertindak sebagai drawer adalah penjual atau

eksportir.

2. Drawee

Drawee adalah pihak kepada siapa wesel tersebut ditarik. Yang bertindak

sebagai drawee adalah pembeli atau importir.

3. Payee

Payee adalah pihak yang menerima pembayaran dari wesel tersebut.

Umumnya yang bertindak sebagai payee adalah drawer.Namun, dalam hal

tertentu, pihak lain dapat bertindak sebagai payee.

Dalam transaksi perdagangan internasional yang menggunakan commercial bill of

exchange, penjual memohon kepada bank untuk menerbitkan wesel yang

ditujukan kepada pembeli yang mana akan dilakukan pembayaran oleh pembeli

sejumlah nilai yang tertera pada wesel pada jangka waktu tertentu. Penerbit

wesel(drawer) dalam menerbitkan wesel mempunyai kewajiban menjamin adanya

akseptasi. Akseptasi ini merupakan persetujuan dari pihak tertarik (drawee) untuk

membayar wesel pada hari bayar.66

66
Agung Sujatmiko. Perkembangan Wesel dan Cek Sebagai Alat Bayar Giral.Jurnal
Hukum Pro Justitia.Oktober 2009. Vol.27 No.2

Universitas Sumatera Utara


67

Di Indonesia, penggunaan wesel diatur dalam Bab VI Buku I Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dari Pasal 100 sampai Pasal 177. Di

dalam KUHD diatur mengenai macam-macam wesel antara lain:67

1. Wesel atas Pengganti Penerbit, yaitu wesel yang diterbitkan dengan

menunjuk penerbitnya sendiri sebagai pemegang yang pertama sehingga

penerbit dan pemegang pertama merupakan pihak yang sama;

2. Wesel atas Penerbit Sendiri, yaitu wesel dimana drawer dan drawee

merupakan pihak atau orang yang sama. Dengan kata lain, penerbit

menunjuk dirinya sendiri sebagai pihak yang wajib melakukan

pembayaran atas wesel yang diterbitkan;

3. Wesel untuk Perhitungan Orang Ketiga, yaitu wesel yang diterbitkan atas

perintah pihak ketiga yang pembayarannya dibebankan pada rekeningnya

pihak ketiga. Dalam hal ini umumnya pihak penerbit adalah bank;

4. Wesel Inkaso atau Wesel untuk Menagih, yaitu wesel yang diterbitkan

dengan tujuan untuk memberi kuasa kepada pemegang pertama untuk

menagih sejumlah uang dari drawee dan tidak dimaksudkan untuk

dipindahtangankan atau diperjualbelikan;

5. Wesel Berdomisili, yaitu wesel yang diterbitkan dengan cara

pembayarannya ditentukan di tempat tinggal pihak ketiga (baik di tempat

drawee atau tempat lain). Tujuan utamanya adalah untuk mempermudah

pembayaran;

6. Wesel Berdomisili Blanko, yaitu wesel yang diterbitkan dengan ketentuan

pembayaran dilakukan di tempat lain yang berbeda dengan domisili

67
James Julianto Irawan. Surat Berharga: Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2014). Hal.71

Universitas Sumatera Utara


68

drawee. Pada wesel ini tidak ditunjuk nama dan tempat pembayar. Baru

pada saat wesel tersebut diakseptasi akan ditunjuk nama dan tempat

pembayaran oleh akseptan.

Keuntungan penggunaan commercial bill of exchange atau wesel dalam

transaksi perdagangan internasional antara lain sebagai bukti konkrit adanya

piutang yang harus diterima penjual dari pembeli. Selain itu, penggunaan

commercial bill of exchange juga mengurangi biaya perbankan.Commercial bill of

exchange dapat didiskontokan kepada bank atau dialihkan kepada pihak lain

(endosemen). Pendiskontoan wesel kepada bank dapat dilakukan apabila pihak

drawer membutuhkan dana sebelum jatuh tempo wesel sehingga pihak drawer

meminta bank untuk mencairkan wesel tersebut dengan dikenakan bunga. Dalam

hal terjadi pendiskontoan wesel maka yang menjadi payee adalah bank. Apabila

terjadi endosemen wesel, maka yang menjadi payee adalah pihak kepada siapa

wesel tersebut dialihkan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ASPEK HUKUM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI BISNIS

INTERNASIONAL MENGGUNAKAN PAYPAL

A. Pengertian dan Sejarah PayPal

PayPal adalah sebuah layanan sistem pembayaran online terbesar di dunia

yang bertindak sebagai alternatif pembayaran tradisional.PayPal memungkinan

pengguna untuk melakukan transaksi keuangan dimanapun dan kapanpun asalkan

memiliki jaringan internet.Kelebihan PayPal ini menjadikannya alternatif yang

paling populer dibandingkan bank dalam pelaksanaan transaksi bisnis

internasional. Selain transaksi keuangan, PayPal juga memungkinkan pengguna

untuk menyimpan dana dalam akun mereka. Dana yang disimpan ini dapat

ditransaksikan maupun dicairkan ke rekening bank lokal.PayPal juga

mengizinkan pengguna untuk menginvestasikan dana mereka melalui afiliasinya.

Selain itu, PayPal merupakan salah satu layanan payment gateway yang banyak

digunakan oleh pemilik usaha e-commerce yang cenderung memiliki usaha B2C

(business to consumer).TSYS (Total System Services, Inc.), sebuah perusahaan

penyedia layanan payment processing, mengatakan bahwa:

‘A payment gateway is a hosted software application that authorizes


credit card payment and ACH (check) payments between the payment portal
(such as a website or mobile phone) and a credit card processor. The payment

69

Universitas Sumatera Utara


70

gateway is a remotely-hosted software application that can allow


businesses of all sizes and industries to process credit cards.’68
Pada dasarnya, payment gateway adalah jembatan antara pemilik usaha dan

konsumen dalam bisnis e-commerce.Pemilik usaha e-commerce, apabila ingin

menerima pembayaran melalui kartu kredit, harus memiliki payment

gateway.Payment gateway inilah yang bertindak sebagai pengirim data kartu

kredit dari e-commerce ke jaringan kartu kredit.PayPal dapat diintegrasikan pada

toko online sebagai payment gateway.Fitur PayPal ini dinamakan Payflow

Payment Gateway.

PayPal didirikan pertama kali pada tahun 1998 dengan namaConfinity

oleh Ken Howery, Luke Nosek, Max Levchin dan Peter Thiel. Pada tahun 2000,

Confinity melakukan merjer dengan X.com, perusahaan bank online yang

didirikan oleh Elon Musk. Perusahaan hasil merjer ini kemudian berganti nama

menjadi PayPal. Dalam mengembangkan perusahaannya, PayPal memfokuskan

bisnisnya pada eBay, sebuah perusahaan e-commerce yang cukup populer.Strategi

bisnis ini menyebabkan perkembangan pesat pada PayPal sehingga pada akhir

tahun 1999, PayPal memiliki lebih dari 10.000 akun. Pada saat yang sama, eBay

juga memiliki sistem pembayaran sendiri yang dinamakan Billpoint. Namun

Billpoint tidak mendapat perhatian banyak pengguna eBay sehingga tidak

mengalami kesuksesan seperti PayPal. Oleh karena itu, pada tahun 2002, PayPal

yang sudah go public diakuisisi oleh eBay yang menjadikan PayPal sebagai

sistem pembayaran utama yang diberlakukan.

PayPal mengakuisisi banyak perusahaan keuangan lainnya seperti Bill Me

68
TSYS.Your Guide Through Payment Gateways. Hal.2. Diakses di
https://www.tsys.com/Assets/TSYS/downloads/merchant/eguides/eg_payment-gateways.pdf
tanggal 7 Desember 2019 pukul 14.15.

Universitas Sumatera Utara


71

Later, Braintree dan sebagainya.PayPal juga menghasilkan berbagai macam

produk keuangan yang diminati banyak penggunanya sehingga perusahaan

tersebut semakin berkembang.Pada tahun 2014, PayPal melakukan spin-off

(pemisahan perusahaan) dari eBay namun PayPal tetap menjadi salah satu metode

pembayaran yang diberlakukan.

Selain transaksi keuangan online, PayPal juga melakukan ekspansi ke

dunia keuangan offline. PayPal bekerja sama dengan MasterCard dan

meluncurkan kartu kredit dan kartu debit. PayPal memiliki tiga jenis kartu yaitu

PayPal Extras MasterCard yang merupakan kartu kredit, PayPal Cash

MasterCard, dan PayPal Prepaid MasterCard yang masing-masing merupakan

kartu debit. 69 Ketiga kartu tersebut memiliki fungsi masing-masing dan dapat

digunakan secara internasional pada toko atau merchant yang mengaksep

MasterCard.

PayPal menyediakan beberapa metode pembayaran antara lain PayPal

Cash atau PayPal Cash Plus account balance (fitur ini hanya dapat digunakan

untuk pengguna dari Amerika Serikat), rekening bank, PayPal Credit, kartu debit

maupun kartu kredit, dan rewards balance. Meskipun PayPal bertindak seakan-

akan seperti bank, namun PayPal bukan lah sebuah bank. Bill Ready, Chief

Operating Officer dariPayPal, mengatakan bahwa: ‘We are not a bank and we

69
Justin Pritchard. PayPal Debit and Credit Cards.Diakses di
https://www.thebalance.com/paypal-debit-and-credit-cards-315161 tanggal 8 Desember 2019
pukul 17.07.

Universitas Sumatera Utara


72

have no aspirations to become a bank. We’re not looking to move into banking at

all. What we are doing is democratizing access to financial services.’70

PayPal tercatat memiliki hingga 295 miliar akun yang aktif dan volume

transaksi mencapai 178.75 triliun USD pada kuartal ketiga 2019 yang

merepresentasikan pertumbuhan sebesar 25% per tahun.71

B. Mekanisme dan Proses Pembayaran dalam PayPal

Sebelum dapat melakukan transaksi keuangan dengan PayPal, pelaku

transaksi wajib memiliki akun PayPal terlebih dahulu. Pendaftaran akun PayPal

cukup mudah karena yang dibutuhkan hanyalah alamat e-mail yang aktif dan

kartu kredit serta kartu debit untuk memverifikasi akun PayPal tersebut. PayPal

memiliki dua jenis akunyaitu:

1. Personal Account

Akun jenis ini digunakan apabila pengguna menggunakan PayPal untuk

menerima dan mengirimkan uang kepada sesama pengguna atau personal

use.Selain itu dapat juga digunakan untuk melakukan pembayaran dalam online

shopping.Akun jenis ini juga dapat digunakan penjual (casual sellers) untuk

menerima pembayaran dengan dikenakan biaya tertentu.Namun, terdapat batasan

nominal yang dapat diterima setiap bulannya.

70
Kinsey Grant. PayPal Executive: We Aren’t a Bank and We Have No Aspirations to
Become a Bank. Diakses di https://www.thestreet.com/investing/stocks/paypal-has-no-aspirations-
to-be-a-bank-but-focused-on-financial-inclusion-14549947 tanggal 8 Desember 2019 pukul 17.56.
71
Diakses di https://www.statista.com/statistics/277841/paypals-total-payment-volume/
tanggal 8 Desember 2019 pukul 18.40.

Universitas Sumatera Utara


73

2. Business Account

Akun jenis ini digunakan apabila pengguna merupakan pemilik

usaha/bisnis yang terdaftar (commercial use). Akun jenis ini memiliki fungsi yang

sama dengan personal account namun memiliki fitur-fitur lebih seperti dapat

menerima pembayaran melalui kartu debit atau kartu kredit, tidak terdapat batasan

nominal dalam menerima pembayaran, akun dapat diakses oleh beberapa

pengguna, dapat melakukan beberapa pembayaran sekaligus (mass payment) dan

sebagainya.

Berikut tabel perbedaan fitur antara personal account dan business

account:

Personal Account Business Account

Ditujukan untuk casual sellers Ditujukan untuk merchants

Memiliki limit dalam menerima Tidak memiliki limit dalam menerima

pembayaran pembayaran

Dapat menerima pembayaran hanya Dapat menerima pembayaran melalui

melalui sesama PayPal kartu debit atau kartu kredit

Hanya dapat diakses oleh satu Dapat diakses oleh beberapa pengguna

pengguna

Untuk dapat menggunakan layanan PayPal sebagai metode pembayaran

dalam transaksi bisnis internasional, pengguna terlebih dahulu harus memiliki

PayPal business account. Berikut tahapan dalam mendaftar PayPal business

account:

Universitas Sumatera Utara


74

1. Akses situ PayPal di www.paypal.com, kemudian klik tulisan ‘Sign Up’

pada bagian atas kanan;

2. Pendaftar akan dihadapkan pada dua pilihan akun yakni personal account

dan business account. Apabila tujuan pendaftar adalah untuk bisnis, maka

pilihlah business account lalu klik ‘Continue’;

3. Isilah alamat e-mail dan password yang akan digunakan lalu ikutilah

instruksi selanjutnya;

4. Isilah data-data yang diminta dengan sesuai dan jujur. Apabila data yang

diberikan pendaftar tidak sesuai, maka dapat terjadi resiko seperti

pembekuan dana dikemudian hari;

5. Setelah data-data telah diisi, confirmation link akan dikirimkan ke alamat

e-mail yang digunakan untuk mendaftar. Klik pada link tersebut dan ikuti

instruksi yang tertera;

6. Setelah selesai dengan tahapan-tahapan diatas, pengguna sudah memiliki

akun PayPal namun belum dapat menggunakannya. Pengguna harus

menambah rekening bank atau kartu kredit yang pengguna miliki untuk

memverifikasi akun tersebut;

7. Klik pada tulisan ‘Add a Bank’ untuk menambah rekening bank atau kartu

kredit dan isilah data-data yang diperlukan. Ikuti instruksi yang diberikan;

8. Terdapat dua cara untuk memverifikasi akun PayPal, yakni melalui

rekening bank atau kartu kredit.

a. Apabila verifikasi dilakukan melalui rekening bank, maka PayPal

akan mendeposit sejumlah dana yang berisikan kode ke rekening

bank pengguna. Kode tersebut akan digunakan pengguna untuk

Universitas Sumatera Utara


75

memverifikasi akun PayPal dengan cara dimasukkan pada

halaman akun pengguna.

b. Apabila verifikasi dilakukan melalui kartu kredit, pengguna harus

menghubungkan kartu kredit ke akun PayPal. Pengguna wajib

mengisi data dari kartu kredit pengguna dengan lengkap dan jujur.

Setelah selesai, maka akun PayPal pengguna sudah diverifikasi.

Setelah tahapan-tahapan diatas telah selesai, maka akun PayPal sudah dapat

digunakan untuk menerima dan mengirimkan dana.

PayPal mengenakan sejumlah biaya dalam menerima dan mengirimkan

dana. Biaya (fee) yang dikenakan PayPal mencakup:

1. Commercial Payments Fee

2. Additional Fees, yang meliputi:

a. Currency Conversion Fee;

b. Withdrawing your Balance Fee;

c. eCheck Fee;

d. Chargeback Fee;

e. Credit Card and Debit Card Confirmation Fee;

f. Records Request Fee.

3. Fees for other pricing categories, meliputi:

a. Micropayments Fee;

b. Micropayment for Digital Goods Fee;

c. Mass Payment/Payouts Fee;

d. Personal Payment Fees.

Universitas Sumatera Utara


76

Commercial Payments Fee adalah biaya yang dikenakan dalam

pembayaran komersil (commercial payments).Pembayaran komersil ini mencakup

pembayaran untuk barang atau jasa, pembayaran yang diterima setelah penjual

melakukan request payment, dan pembayaran yang dikirim atau diterima oleh

suatu entitas bisnis atau entitas non-profit.Biaya ini terdiri atas standard rate dan

merchant rate.Kedua biaya ini bervariasi untuk tiap negara.Bagi pengusaha atau

pemilik bisnis yang menggunakan PayPal sebagai metode pembayarannya, maka

mereka harus mendaftar untuk memperoleh merchant rate yang lebih rendah

dibanding standard rate.Biaya ini berupa persentase tertentu dari nilai transaksi

ditambah fixed fee.

Currency Conversion Fee adalah biaya yang dikenakan ketika

menkonversi mata uang.Biaya ini berbeda-beda untuk tiap negara, namun berkisar

antara 3% hingga 4% dari nilai transaksi.

Withdrawing Balance Fee adalah biaya yang dikenakan apabila pengguna

menarik dana atau memindahkan dana ke rekening bank pengguna. Terdapat

beberapa cara dalam penarikan dana ini antara lain penarikan dana ke rekening

bank Amerika Serikat, penarikan dana ke rekening bank lokal, penarikan dana

melalui cek, penarikan dana ke kartu pengguna, dan penarikan dana melalui

PayPal Retiros. Biaya ini bervariasi tiap negara. Untuk pengguna Indonesia, biaya

penarikan atau pemindahan dana ke bank lokal tidak dikenakan apabila jumlah

penarikan bernilai Rp.1.500.000,- atau lebih. Apabila jumlahnya dibawah nilai

tersebut, maka dikenakan biaya sebesar Rp.16.000,-.

Universitas Sumatera Utara


77

eCheck Fee adalah biaya yang dikenakan apabila penjual menerima

eCheck sebagai metode pembayaran melalui PayPal. PayPal eCheck digunakan

oleh pembeli ketika mereka tidak memiliki sumber dana berupa kartu kredit

dalam akun PayPal mereka. Proses pembayaran melalui PayPal eCheck bukan

merupakan pembayaran yang instan karena dibutuhkan 3-5 hari kerja untuk

penjual menerima pembayaran tersebut. PayPal tidak memberi nilai pasti dalam

biaya yang dikenakan dalam penerimaan eCheck, namun PayPal memberikan

nilai maksimum yang dikenakan dan nilai ini berbeda untuk setiap negara dimana

eCheck diberlakukan.

Chargeback adalah ketika terjadi pengembalian dana dari rekening penjual

kepada pembeli.Chargeback hanya berlaku pada transaksi yang dilakukan dengan

kartu kredit.Chargeback fee dikenakan kepada penjual yang menerima

chargeback atas pembayaran yang ia terima. Namun, biaya ini dapat dibebaskan

apabila penjual memenuhi kriteria untuk PayPal Seller Protection.PayPal Seller

Protection adalah salah satu fitur PayPal yang berfungsi untuk melindungi

penjual dalam transaksi jual-beli.Nilai chargeback fee bergantung pada mata uang

dari transaksi yang bersangkutan dan nilai ini berbeda untuk setiap mata uang

yang diberlakukan.

Pada kasus-kasus tertentu, PayPal dapat meminta pengguna untuk

memverifikasi kepemilikan kartu kredit atau kartu debit. Untuk itu, PayPal akan

mengenakan biaya berupa Credit Card and Debit Card Information Fee. Biaya ini

akan dikenakan ke kartu kredit atau kartu debit pengguna yang terdaftar beserta

dengan suatu kode. Kode tersebut yang akan digunakan untuk proses verifikasi.

Universitas Sumatera Utara


78

Setelah proses verifikasi selesai, biaya ini akan dikembalikan kepada pengguna

dalam bentuk saldo PayPal (PayPal balance).

PayPal menyediakan fitur yang diperuntukkan bagi penjual (merchants)

yang melakukan transaksi dalam jumlah yang sedikit, umumnya dibawah 10 USD,

yakni Micropayments dan Micropayments for Digital Goods.Pengguna yang

menggunakan fitur ini tidak dikenakan Commercial Payments Fee, namun yang

dikenakan adalah Micropayments Fee dan Micropayments for Digital Goods

Fee.Biaya ini berupa persentase tertentu dari jumlah transaksi ditambah suatu

harga tetap (fixed fee). Biaya daripada fitur ini berbeda untuk tiap-tiap negara

yang diberlakukan. Selain itu, merchantsjuga dapat menggunakan fitur Mass

Payment/Payout bagi pengguna dengan business account. Mass Payment/Payout

adalah fitur dimana pengguna dapat mengirimkan uang kepada banyak orang

(hingga 5000 orang) dalam sekali kirim.Penggunaan fitur ini dikenakan biaya

yang disebut dengan Mass Payment/Payout Fee.Sama seperti biaya-biaya lainnya,

biaya ini tidak sama untuk tiap-tiap negara.

Dalam melakukan pembayaran melalui PayPal, hanya dibutuhkan alamat

e-mail dari penerima (recipient). Pengguna dapat melakukan pembayaran dengan

mengklik pilihan ‘Send and Request Money’ pada akun mereka.Setelah itu,

pengguna memasukkan jenis transaksi yang hendak dilakukan, yakni send atau

request pembayaran.Pengguna lalu menginput data-data yang diperlukan dalam

transaksi tersebut, yaitu alamat e-mail dan jumlah pembayaran. Bila pengguna

tidak memiliki saldo yang cukup di akun mereka maka PayPal akan mengambil

dana untuk melengkapi transaksi tersebut melalui rekening bank, kartu debit atau

kartu kredit yang telah terdaftar dalam akun pengguna.

Universitas Sumatera Utara


79

Dalam menerima pembayaran melalui PayPal, pengguna akan mendapat

notifikasi dari PayPal berupa e-mail yang memberitahu pengguna bahwa ada

transaksi keuangan ke akun pengguna. Bagi pengguna dengan business account,

transaksi yang diterima tersebut akan dikenakan biaya-biaya yang sesuai yang

telah dijelaskan di atas. Kewajiban pembayaran biaya-biaya tersebut

dititikberatkan pada penjual atau merchants.

Pembeli yang membeli melalui toko online namun tidak memiliki akun

PayPal tetap dapat menggunakan PayPal untuk melakukan pembayaran transaksi

karena PayPal juga bertindak sebagai payment gateway.Penjual harus memiliki

akun bisnis (merchant account)PayPal dan terlebih dahulu harus

mengintegrasikan fitur PayPal sebagai payment gateway pada toko online nya.

Setiap payment gateway memiliki cara kerja yang sama yaitu:

1. Pembeli saat melakukan checkout atau hendak melakukan pembayaran

memilih opsi PayPal yang kemudian akan diarahkan pada satu halaman

web (webpage).

2. Dalam halaman web tersebut, pembeli akan diminta untuk mengisi data

kartu kredit atau kartu debit.

3. Data tersebut akan diterima oleh payment gateway yang kemudian

disandikan (encoded) dan dikirimkan pada payment processor yang

bertugas untuk memeriksa keabsahan data serta memproses transaksi

tersebut.

4. Payment processor kemudian meminta pembayaran pada pihak bank yang

menerbitkan kartu (issuing bank) yang digunakan pembeli untuk

membayar. Pihak bank kemudian memeriksa apakah pembeli memiliki

Universitas Sumatera Utara


80

kredit yang cukup untuk membayar dan mengirim kembali pesan

‘approve/decline’.

5. Apabila pembayaran disetujui, maka dana akan dikirimkan ke rekening

penjual (merchant account) yang dibuka oleh acquiring bank.

C. Aspek Hukum Penggunaan PayPal sebagai Cara Pembayaran

1. Legalitas PayPal sebagai Cara Pembayaran

PayPal pertama kali didirikan di Amerika Serikat. Di Amerika, PayPal

dilisensikan sebagai layanan pengiriman uang (money transmitters). PayPal

tunduk pada beberapa peraturan dan regulasi yang mengatur industri keuangan

disana, salah satunya Electronic Funds Transfer Act.Namun karena tiap-tiap

negara memiliki pengaturan yang berbeda terhadap institusi keuangan, PayPal

dianggap sebagai bank di negara Eropa.PayPal memperoleh lisensi untuk

melakukan kegiatan perbankan di seluruh Uni Eropa oleh Commission de

Surveillance du Secteur Financier (CSSF). 72 Di Singapura, PayPal dianggap

sebagai Stored Value Facility (SVF) 73 dan tunduk pada Payment Systems

(Oversight) Act. Di Australia, PayPal memperoleh lisensi untuk beroperasi

sebagai fasilitas pembayaran non-tunai oleh Australian Financial Services (AFS).

Di Indonesia, PayPal belum memiliki suatu penetapan mengenai fungsi

dan bentuknya seperti di negara-negara yang telah diuraikan sebelumnya. Melihat

72
Commission de Surveillance du Secteur Financier (CSSF) adalah suatu badan yang
berwenang membuat regulasi dan melakukan pengawasan terhadap institusi keuangan di seluruh
Uni Eropa. CSSF terletak di Luxembourg, Eropa Barat.
73
Stored Value Facility (SVF) adalah suatu bentuk dari uang atau kartu elektronik
prabayar yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran.

Universitas Sumatera Utara


81

fungsi dasar yang dimilikinya, PayPal dapat digunakan sebagai sarana pengiriman

dana, penyimpanan dana, serta sebagai payment gateway. Berkenaan dengan

fungsi-fungsi tersebut, Indonesia memiliki sejumlah peraturan yang mengatur

mengenai hal-hal tersebut:

a. Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik

Banyak sumber yang berpendapat bahwa PayPal merupakan uang

elektronik. Uang elektronik menurut peraturan ini adalah instrumen pembayaran

yang memenuhi unsur: (1) diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih

dahulu kepada penerbit (2) nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu

media server atau chip (3) nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan

merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam UU yang mengatur mengenai

perbankan. Simpanan menurut UU Perbankan adalah dana yang dipercayakan

oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam

bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu. Uang elektronik ini dapat dipindahkan untuk

kepentingan transaksi pembayaran dan/atau transfer dana. Pengertian uang

elektronik ini mengacu pada definisi yang dikeluarkan oleh Bank for International

Settlement (BIS) dalam salah satu publikasinya pada Oktober 1996 yang

mendefinisikan uang elektronik sebagai ‘stored-value or prepaid products in

which a record of the funds or value available to a consumer is stored on an

electronic device in the consumer’s possession.’74

74
Sari Nur Insani dan M.Irwan Padli Nasution.Analisis Pengaruh Uang Elektronik
Sebagai Alat Pembayaran Non Tunai Terhadap Sistem Keuangan di Indonesia. Diakses di
https://www.academia.edu/41493851/ANALISIS_PENGARUH_UANG_ELEKTRONIK_SEBA

Universitas Sumatera Utara


82

Melihat unsur pertama dari uang elektronik menurut peraturan ini, PayPal

dapat dikatakan memenuhi unsur tersebut. Dana yang terdapat dalam PayPal

disetor oleh pengguna melalui kartu debit atau kartu kredit yang terdaftar pada

akun pengguna. Dengan didaftarkannya kartu debit dan/atau kartu kredit

pengguna ke akun PayPal maka secara otomatis dana akan ditarik dari salah satu

kartu tersebut untuk melakukan transaksi. Dana yang telah disetor ini juga

disimpan dalam suatu jaringan yang dikelola oleh PayPal sendiri yang berarti

bahwa PayPal telah memenuhi unsur yang kedua yang ditetapkan UU Uang

Elektronik.

Dilihat dari cara kerjanya, PayPal dapat digunakan sebagai sarana

penyimpanan dana. Namun, PayPal tidak secara tegas menyebutkan bahwa ia

merupakan tempat penyimpanan dana selayaknya bank. Dalam laman resminya,

PayPal menyatakan bahwa, ‘Our open digital payments platform gives …’ 75 .

PayPal menyebut dirinya sebagai sarana pembayaran digital. Di dalam user

agreement nya, PayPal sama sekali tidak mengatur mengenai penyimpanan dana

oleh pengguna. Selain itu, PayPal dapat sewaktu-waktu membekukan dana

pengguna apabila terdapat indikasi terjadinya transaksi mencurigakan. Oleh sebab

itu, dapat dikatakan bahwa PayPal memenuhi unsur ketiga yakni dana yang

terdapat dalam PayPal bukan merupakan simpanan.

Berdasarkan uraian diatas, PayPal memenuhi unsur-unsur uang elektronik

sebagaimana diatur dalam PBI No. 20/6/PBI/2018 tentang Uang

GAI_ALAT_PEMBAYARAN_NON_TUNAI_TERHADAP_SISTEM_KEUANGAN_DI_INDO
NESIA tanggal 30 Januari 2020 pukul 12.03.
75
Who We Are.Diakses di
https://www.paypal.com/id/webapps/mpp/about?locale.x=en_ID ta6.nggal 31 Januari pukul 12.02.

Universitas Sumatera Utara


83

Elektronik.Namun, PayPal tidak terdaftar dalam daftar penyelenggara uang

elektronik yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Berikut daftar

penyelenggara uang elektronik yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia

per tanggal 28 Oktober 2019:76

No. Nama Nama Produk Nama Produk

Server-Based Chip-Based

1. PT Artajasa Pembayaran MYNT E-Money -

Elektronis

2. PT Bank Sentral Asia Tbk Sakuku Flazz

3. PT Bank CIMB Niaga Rekening Ponsel -

4. PT Bank DKI Jakarta One JakCard

(JakOne)

5. PT Bank Mandiri (Persero) Mandiri e-Cash Mandiri e-Money

Tbk

6. PT Bank Mega Tbk Mega Virtual Mega Cash

7. PT Bank Negara Indonesia UnikQu TapCash

(Persero) Tbk

8. PT Bank Nationalnobu Nobu e-Money Nobu e-Money

9. PT Bank Permata BBM Money -

10. PT Bank Rakyat Indonesia T Bank Brizzi

(Persero) Tbk

11. PT Finnet Indonesia FinnChannel -

76
Diakses di https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/informasi-perizinan/uang-
elektronik/penyelenggara-berizin/Pages/default.aspx tanggal 31 Januari 2020 pukul 12.58.

Universitas Sumatera Utara


84

12. PT Indosat, Tbk PayPro (d/h -

Dompetku)

13. PT Nusa Satu Inti Artha DokuPay -

14. PT Skye Sab Indonesia Skye Mobile SkyeCard

Money

15. PT Telekomunikasi Indonesia, Flexy Cash iVas Card

Tbk

16. PT Telekomunikasi Selular T-Cash Tap Izy

17. PT XL Axiata, Tbk XL Tunai -

18. PT Smartfren Telekom Tbk Uangku -

19. PT Dompet Anak Bangsa (d/h Gopay -

PT MV Commerce Indonesia)

20. PT Witami Tunai Mandiri Truemoney -

21. PT Espay Debit Indonesia Koe Dana (d/h Unik) -

22. PT Bank QNB Indonesia Tbk Dooet -

23. PT BPD Sumsel Babel - BSB Cash

24. PT Buana Media Teknologi Gudang Voucher -

25. PT Bimasakti Multi Sinergi Speed Cash -

26. PT Visionet Internasional OVO Cash -

27. PT Inti Dunia Sukses iSaku -

28. PT Veritra Sentosa Paytren -

Internasional

29. PT Solusi Pasti Indonesia KasPro (d/h PayU) -

Universitas Sumatera Utara


85

30. PT Bluepay Digital Bluepay Cash -

Internasional

31. PT Ezeelink Indonesia Ezeelink -

32. PT E2Pay Global Utama M-Bayar -

33. PT Cakra Ultima Sejahtera DUWIT -

34. PT Airpay International SHOPEEPAY -

Indonesia

35. PT Bank Sinarmas Tbk Simas E-Money -

36. PT Transaksi Artha Gemilang OttoCash -

37. PT Fintek Karya Nusantara LinkAja -

38. PT Max Interactives Zipay -

Technologies

39. PT Sarana Pactindo PACCash -

b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang

Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

Dalam peraturan ini diatur bahwa pemrosesan transaksi pembayaran

dilakukan oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran dan penyelenggara

penunjang. Yang berperan sebagai penyelenggara jasa sistem pembayaran terdiri

atas:

1) Prinsipal. Prinsipal dalam PBI yang mengatur mengenai alat pembayaran

menggunakan kartu adalah bank atau lembaga selain bank yang

bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar

Universitas Sumatera Utara


86

anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer dalam

transaksi alat pembayaran menggunakan kartu yang kerjasama dengan

anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis. Sedangkan dalam PBI

yang mengatur mengenai uang elektronik, prinsipal adalah pihak yang

bertanggung jawab atas (a) penerusan data transaksi uang elektronik

melalui jaringan (b) pelaksanaan perhitungan hak dan kewajiban (c)

penyelesaian pembayaran (d) penetapan mekanisme dan prosedur bisnis,

antar anggotanya yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirerdalam

transaksi uang elektronik;

2) Penyelenggara switching, adalah bank atau lembaga selain bank yang

menyelenggarakan kegiatan switching. Switching adalah infrastruktur yang

berfungsi sebagai pusat dan/atau penghubung penerusan data transaksi

pembayaran melalui jaringan yang menggunakan alat pembayaran dengan

menggunakan kartu, uang elektronik, dan/atau transfer dana;

3) Penerbit, adalah bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan alat

pembayaran menggunakan kartu dan/atau uang elektronik;

4) Acquirer. Dalam PBI mengenai alat pembayaran menggunakan kartu,

acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang (a) melakukan

kerjasama dengan pedagang sehingga pedagang mampu memproses

transaksi dari alat pembayaran menggunakan kartu yang diterbitkan oleh

pihak selain acquirer yang bersangkutan, dan (b) bertanggung jawab atas

penyelesaian pembayaran kepada pedagang. Dalam PBI mengenai uang

elektronik, acquirer adalah pihak yang (a) melakukan kerjasama dengan

penyedia barang dan/atau jasa sehingga penyedia barang dan/atau jasa

Universitas Sumatera Utara


87

mampu memproses transaksi uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak

selain acquirer yang bersangkutan (b) bertanggung jawab atas

penyelesaian pembayaran kepada penyedia barang dan/atau jasa;

5) Penyelenggara payment gateway, adalah bank atau lembaga selain bank

yang menyelenggarakan kegiatan payment gateway. Payment gateway

adalah layanan elektronik yang memungkinkan pedagang untuk

memproses transaksi pembayaran menggunakan alat pembayaran dengan

menggunakan kartu, uang elektronik, dan/atau proprietary channel.

Proprietary channel adalah kanal pembayaran yang dikembangkan dan

dimiliki bank secara eksklusif untuk kepentingan nasabah sendiri;

6) Penyelenggara kliring. Dalam PBI mengenai alat pembayaran

menggunakan kartu, penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga

selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban masing-

masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi alat pembayaran

menggunakan kartu dan/atau uang elektronik;

7) Penyelenggara penyelesaian akhir, pihak yangmelakukan dan bertanggung

jawab terhadappenyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan

masing-masing penerbit dan/atau acquirer berdasarkanhasil perhitungan

dari penyelenggara kliring;

8) Penyelenggara transfer dana, adalah bank atau dan badan usaha berbadan

hukum bukan bank yang menyelenggarakan kegiatan transfer dana.

Transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah

dari pengirim asal yang bertujuan memindahkan sejumlah dana kepada

Universitas Sumatera Utara


88

penerima yang disebutkan dalam perintah transfer dana sampai dengan

diterimanya dana oleh penerima;

9) Penyelenggara dompet elektronik. Dompet elektronik (e-wallet) adalah

layanan elektronik untuk menyimpan data instrumen pembayaran antara

lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan/atau uang elektronik,

yang juga dapat menampung dana untuk, untuk melakukan pembayaran;

10) Penyelenggara lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Penyelenggara penunjang merupakan perusahaan yang menyelenggarakan

kegiatan antara lain pencetakan kartu, personalisasi pembayaran, penyediaan

pusat data (data center) dan/atau pusat pemulihan bencana (disaster recovery

center), penyediaan terminal, penyediaan fitur keamanan instrumen pembayaran

dan/atau transaksi pembayaran, penyediaan teknologi pendukung transaksi

nirkontak (contactless), dan/atau penyediaan penerusan (routing) data pendukung

pemrosesan transaksi pembayaran.

Melihat fungsi dan cara kerjanya, PayPal dapat dikatakan sebagai

penyelenggara sistem pembayaran antara lain penyelenggara transfer dana,

penyelenggara payment gateway, dan penyelenggara dompet elektronik. PayPal

memiliki fungsi salah satunya untuk ‘send money’ yakni mentransfer dana antar

pengguna PayPal. Fungsi ini menjadikan PayPal sebagai penyelenggara transfer

dana. PayPal juga dapat bertindak sebagai payment gateway sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya.PayPal menyimpan data kartu kredit maupun kartu debit

pengguna yang dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran serta menyimpan

dana elektronik yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran. Oleh sebab

Universitas Sumatera Utara


89

itu, dapat dikatakan bahwa PayPal berfungsi juga sebagai penyelenggara dompet

elektronik.

Namun, dalam Pasal 4 Ayat (1) peraturan tersebut dikatakan bahwa setiap

penyelenggara jasa sistem pembayaran wajib memperoleh izin dari Bank

Indonesia sedangkan PayPal belum memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk

beroperasi sebagai penyelenggara pemrosesan transaksi pembayaran. Berikut

daftar-daftar penyelenggara pemrosesan transaksi pembayaran yang telah

memperoleh izin dari Bank Indonesia:77

Daftar Penyelenggara Payment Gateway yang Memperoleh Izin per 28 Oktober

2019:

No. Nama Nama Produk

1. PT Media Indonusa Faspay

2. PT Finnet Indonesia Finpay

3. PT Ionpay Network Nicepay

4. PT Nusa Satu Inti Artha Doku

5. PT Bimasakti Multi Sinergi Winpay

6. PT Aino Indonesia Aino

7. PT Multi Adiprakarsa Manunggal Kartuku

8. PT Midtrans Veritrans

9. PT Pembayaran Lintas Usaha Espay

Sukses

77
Diakses di https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/informasi-
perizinan/ptp/penyelenggara-berizin/Contents/default.aspx tanggal 17 Januari 2020 pukul 11.08

Universitas Sumatera Utara


90

10. PT Module Intracs Yasatama Intracs

11. PT MCP Indo Utama MCPayment

12. PT Delameta Bilano Delameta

13. PT Sprint Asia Technology Bayarind

14. PT Cashiez Worldwide Indonesia Cashiez

15. PT Integrasi Sinaptiq 2C2P

16. PT E2Pay Global Utama E2Pay

17. PT Dinamik Mobile Ipay88

Daftar Penyelenggara Switching yang Memperoleh Izin per 3 Agustus 2018:

No. Nama Nama Produk

1. PT Jalin Pembayaran Nusantara Link

Daftar Penyelenggara Dompet Elektronik yang Memperoleh Izin per 16 Juli 2019:

No. Nama Nama Produk

1. PT Nusa Satu Inti Artha DokuPay

2. PT Bank Negara Indonesia Yap!

3. PT Espay Debit Indonesia Koe Dana

4. PT Sprint Asia Technology Bayarind

2. Perjanjian Para Pihak dalam Penggunaan PayPal

Universitas Sumatera Utara


91

Pelaksanaan transaksi bisnis internasional menggunakan PayPal

melibatkan tiga subjek hukum, yakni pembeli (buyer), penjual (merchants), dan

PayPal itu sendiri.Dalam hal ini PayPal bersifat sebagai pihak yang menyediakan

fasilitas dan layanan pembayaran.Ketiga pihak ini saling terikat dalam suatu

hubungan hukum.Hubungan hukum tercermin pada melekatnya hak dan

kewajiban masing-masing pihak yang terikat dalam suatu perjanjian. Dengan

perkataan lain, hubungan hukum adalah suatu hubungan antara subjek hukum

yang satu dengan subjek hukum yang lain yang menimbulkan konsekuensi hukum

berupa hak dan kewajiban. Hubungan hukum ini timbul dari perjanjian yang

dibuat para pihak.

Pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi bisnis terikat dalam

perjanjian atau kontrak. Dalam Article 2.1.1 UPICC dikatakan bahwa ‘A contract

may be concluded either by the acceptance of an offer or by conduct of the parties

that is sufficient to show agreement.’Pasal tersebut memberi syarat sahnya suatu

kontrak yakni adanya tawaran dari satu pihak yang disetujui oleh pihak lainnya

atau adanya eksekusi terhadap kontrak yang bersangkutan yang menunjukkan

bahwa telah terjadi kesepakatan antar para pihak. Dalam Article 23 CISG

dikatakan bahwa ‘A contract is concluded at the moment when an acceptance of

an offer becomes effective in accordance with the provisions of this

Convention.’Ketentuan tersebut mengatur bahwa suatu kontrak terbentuk ketika

terjadi penerimaan terhadap suatu tawaran.Dari kedua ketentuan tersebut dapat

disimpulkan bahwa terjadinya perjanjian atau kontrak sah apabila ada kesepakatan

para pihak. Kesepakatan yang tidak tertulis juga termasuk sebagai kesepakatan

Universitas Sumatera Utara


92

berdasarkan kedua ketentuan tersebut. Dengan adanya kesepakatan antara penjual

dan pembeli, maka telah terbentuk suatu hubungan hukum antara mereka.

Pengguna PayPal, baik penjual maupun pembeli, terikat pada user

agreement yang dibuat oleh PayPal. Dengan terdaftarnya sebagai pengguna

PayPal maka secara otomatis pengguna terikat dan tunduk pada user agreement

tersebut.User agreement ini merupakan perjanjian baku antara pengguna dengan

PayPal. Menurut Prof. Johanes Gunawan, perjanjian baku merupakan perjanjian

yang didalamnya terdapat syarat-syarat tertentu yang dibuat oleh pelaku usaha

tanpa mengikutsertakan konsumen dalam menyusun kontrak sehingga konsumen

tidak memiliki pilihan lain, dan dalam keadaan dibawah kekuasaannya.78Dalam

hal ini, PayPal berkewajiban untuk melaksanakan tugasnya sebagai penyedia

layanan pembayaran.PayPal berhak untuk memblokir transaksi atau melakukan

pembekuan dana apabila dicurigai terdapat pihak yang menggunakan PayPal

untuk hal-hal yang dilarang oleh PayPal. Pengguna berhak menggunakan PayPal

untuk menerima dan mengirimkan dana serta melakukan pembayaran. Pengguna

berkewajiban untuk patuh pada ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam user

agreement, termasuk diantaranya kewajiban untuk membayar biaya-biaya tertentu

dalam melakukan pembayaran.

Pada umumnya, terdapat beberapa pihak dalam transaksi melalui payment

gateway yaitu:

a. Pembeli;

b. Penjual (merchant);
78
Fery Nurdyansah. Perjanjian Baku, Take It or Leave It. Diakses di
https://bpkn.go.id/uploads/document/1f9b427cce632a7db7a640daaf804c55ab3fc806.pdf pada
tanggal 3 Februari 2020 pukul 11.19.

Universitas Sumatera Utara


93

c. Issuing bank, yaitu bank yang menerbitkan kartu kredit atau kartu

debit yang digunakan pembeli untuk melakukan pembayaran;

d. Acquiring bank, yaitu bank yang digunakan penjual untuk

membuka merchant account untuk menyimpan dana hasil

pembayaran;

e. Payment gateway, yaitu pihak yang bertugas untuk mengenkripsi

dan mengirimkan data kartu kredit/kartu debit kepada payment

processor;

f. Payment processor, yaitu pihak yang bertugas untuk melakukan

transaksi dengan issuing bank.

PayPal sebagai payment gateway merangkap juga sebagai payment processor dan

acquiring bank yang membuka merchant account bagi penjual.Oleh karena itu,

terdapat 4 pihak yang berperan dalam transaksi menggunakan PayPal sebagai

payment gateway yaitu pembeli, penjual (merchant), issuing bank, dan PayPal.

Pembeli dan penjual terikat dalam hubungan hukum yakni berupa

perjanjian atau kontrak sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Pembeli

sebagai cardholder dengan issuing bank terikat dalam suatu perjanjian baku yang

berisi mengenai pemberian kredit. Dalam perjanjian pemberian kredit, issuing

bankakan melakukan pembayaran terlebih dahulu atas pengeluaran yang

dilakukan oleh pembeli, dan pembeli wajib untuk membayar transaksi tersebut

kepada issuing bank.

Pengguna, yakni merchant, terikat pada perjanjian baku yaitu user

agreement dengan PayPal sebagai payment gateway. User agreement ini

Universitas Sumatera Utara


94

dinamakan PayflowGateway Services Agreement.Dalam perjanjian tersebut diatur

mengenai kewajiban merchant dan PayPal sebagai payment gateway.Kewajiban

utama dari PayPal sebagai payment gateway adalah menyediakan layanan

transmisi data yang aman dan stabil untuk dapat terlaksananya transaksi.

Kewajiban yang dimiliki oleh penyelenggara payment gateway sekaligus

merupakan hak yang didapat oleh merchant antara lain memberikan informasi

kepada merchant atas status transaksi pembayaran, memberikan dukungan teknis

maupun operasional, menyediakan rekonsiliasi data transaksi internet dan

menyiapkan standard operational procedure.

PayPal sebagai payment gateway memiliki hak untuk memperbaharui user

agreement, melakukan pemutusan perjanjian dengan pengguna, menangguhkan

layanan dalam hal ditemukan pelanggaran terhadap user agreement

tersebut.Merchant memiliki kewajiban antara lain melaksanakan transaksi bisnis

yang sehat, menjaga kerahasiaan data, dan membayar biaya-biaya yang telah

diatur dalam user agreement tersebut. Dengan digunakannya layanan PayPal

sebagai payment gateway, maka secara otomatis merchant tunduk pada user

agreement tersebut.

Perjanjian antara penjual dengan pembeli merupakan perjanjian yang

terpisah dari perjanjian baku antara PayPal dengan pengguna.

3. Hukum yang Mengatur

PayPal di Amerika Serikat dianggap sebagai layanan pengiriman uang

(money transmitter) dan oleh karena itu tunduk pada peraturan-peraturan terkait

Universitas Sumatera Utara


95

salah satunya Electronic Funds Transfer Act (EFTA). EFTA merupakan regulasi

negara Amerika Serikat yang pada dasarnya mengatur mengenai tata

carapelaksanaan dan perlindungan konsumen dalam kegiatan pengiriman uang

secara elektronik. Layanan pengiriman uang yang diatur dalam EFTA meliputi:

transfers through automated teller machines (ATMs), point-of-sale (POS)

terminals, automated clearinghouse (ACH) systems, telephone bill-payment plans

in which periodic or recurring transfers are contemplated, remote banking

programs, dan remittance transfers. 79 EFTA berlaku bagi seluruh pihak yang

berada di Amerika Serikat, termasuk institusi keuangan asing yang beroperasi

disana.

Di Uni Eropa, PayPal diregulasi sebagai perbankan oleh the Commission

de Surveillance du Sucteur Financier (CSSF), bukan sebagai lembaga

pembayaran maupun lembaga uang elektronik.CSSF merupakan suatu lembaga

yang memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan dalam dunia keuangan di Uni

Eropa.Selain fungsi pengawasan, CSSF juga memiliki kewenangan membuat

regulasi.Oleh karena itu, PayPal tunduk pada regulasi-regulasi terkait yang

dibentuk oleh CSSF, salah satunya adalah Law of 5 April 1993 on the Financial

Sector.Regulasi ini mengatur antara lain mengenai persyaratan dan ketentuan

pendirian perbankan dan Professionals of the Financial Sector (PFS) tertentu

termasuk didalamnya perusahaan investasi; ketentuan mengenai kegiatan lintas

batas oleh perbankan dan PFS; sanksi pidana dan administratif terhadap

pelanggaran regulasi tersebut.

79
Regulation E: Electronic Funds Transfer Act. Diakses di
https://www.federalreserve.gov/boarddocs/supmanual/cch/efta.pdf tanggal 4 Februari 2020 pukul
10.14.

Universitas Sumatera Utara


96

PayPal di Singapura merupakan Stored Value Facility (SVF), bukan

sebagai deposit-taker, sehingga tidak membutuhkan izin dari Monetary Authority

of Singapore (MAS).MAS merupakan lembaga perbankan utama di Singapura

yang berwenang dalam membuat regulasi terkait keuangan. SVF merupakan

fasilitas keuangan non-tunai, baik dalam bentuk fisik maupun elektronik, yang

digunakan untuk melakukan pembayaran sebanyak nilai yang

tersimpan.Meskipun PayPal sebagai SVF tidak membutuhkan izin dari MAS,

namun MAS tetap memiliki kewenangan untuk mengawasi serta meminta data-

data atau informasi apabila diperlukan.SVF di Singapura tunduk pada Payment

Services Act 2019.Regulasi ini mengatur mengenai ketentuan pemberian izin

terhadap penyedia jasa/layanan pembayaran, tata cara pelaksanaan usaha,

penunjukan sistem pembayaran, dan ketentuan-ketentuan terkait.

Di Australia, PayPal dilisensikan sebagai Australian Deposit-Taking

Institution (ADI) 80 oleh Australian Prudential Regulation Authority (APRA) 81

untuk melaksanakan fungsi sebagai Purchased Payment Facility (PPF). PPF

merupakan‘a facility under which a holder of stored value makes payment to

another person on behalf of the user of the facility.’ 82 Selain itu, PayPal juga

memperoleh izin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC)83,

yakni Australian Financial Services License (AFSL), untuk beroperasi dalam

80
ADI adalah institusi yang memiliki izin untuk menerima setoran atau simpanan dari
nasabah.
81
APRA adalah badan pemerintahan Australia yang berwenang mengawasi dan
membentuk regulasi terhadap institusi keuangan.
82
Purchased Payment Facility Providers.Diakses di https://www.apra.gov.au/licensing-
guidelines-for-authorised-deposit-taking-institutions tanggal 5 Februari 2020 pukul 20.40.
83
ASIC adalah badan pemerintahan Australia yang mengawasi pasar keuangan dan
seluruh jasa keuangan serta membentuk regulasi-regulasi terkait.

Universitas Sumatera Utara


97

menyediakan produk pembayaran non-tunai. Oleh karena itu, PayPal tunduk

terhadap regulasi-regulasi terkait yang dibentuk oleh APRA dan ASIC.

4. Pilihan Forum Penyelesaian Sengketa

Para pihak dalam transaksi bisnis internasional, yakni penjual dan pembeli,

saling mengikatkan diri dalam suatu perjanjian sebelum dilaksanakannya

transaksi.Para pihak bebas menentukan isi perjanjian (freedom of contract),

termasuk didalamnya bebas menentukan pilihan forum dalam hal terjadinya

wanprestasi oleh salah satu pihak yang dapat menimbulkan sengketa diantara

mereka.

Transaksi bisnis internasional yang dilakukan melalui PayPal umumnya

merupakan transaksi yang dilakukan secara elektronik atau dapat disebut juga

dengan transaksi e-commerce. Forum yang berwenang menangani dalam

penyelesaian sengketa transaksi bisnis internasional yang menggunakan e-

commerce diatur dalam Pasal 18 Ayat (4) dan (5) UU No.11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik.84Ayat (4) pasal tersebut berbunyi: para pihak

memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase atau

lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani

sengketa yang mungkin timbul dari transaksi elektronik internasional yang

dibuatnya. Sedangkan Ayat (5) pasal tersebut berbunyi: jika para pihak tidak

melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), penetapan

84
M. Alvi Syahrin. Penentuan Forum yang Berwenang dan Model Penyelesaian Sengketa
Transaksi Bisnis Internasional Menggunakan E-Commerce: Studi Kepastian Hukum Dalam
Pembangunan Ekonomi Nasional. Jurnal Rechtsvinding. Vol.7. No.2.Agustus 2018.

Universitas Sumatera Utara


98

kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif

lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi

tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional. Forum yang

berwenang tersebut dapat berupa forum nasional, arbitrase (nasional atau

internasional), ataupun alternatif penyelesaian sengketa dari suatu negara

tertentu.85

a. Arbitrase

Menurut UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa, arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata

di luar peradilan umum didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara

tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Perjanjian arbitrase ini merupakan

klausula arbitrase yang terdapat dalam kontrak jual-beli para pihak. Menurut Rv

(Reglement of de Rechtsvordering), arbitrase merupakan suatu bentuk peradilan

yang diselenggarakan oleh dan berdasarkan kehendak serta itikad baik dari pihak

– pihak yang berselisih agar perselisihan mereka diselesaikan oleh hakim yang

mereka tunjuk dan angkat sendiri, dengan pengertian bahwa putusan yang diambil

oleh hakim tersebut merupakan keputusan yang bersifat final (putusan pada

tingkat terakhir) dan yang mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakannya.86

Subekti menyatakan bahwa arbitrase adalah penyelesaian atau pemutusan

sengketa oleh seorang hakim atau para hakim berdasakan persetujuan bahwa para

85
Syahrin, M.A. The Implementation of Non-Refoulement Principle to the Asylum
Seekers and Refugees in Indonesia.Sriwijaya Law Review, Vol.1 No.2, Hal. 168-178. 2017.
86
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani.Hukum Arbitrase. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000). Hal. 16.

Universitas Sumatera Utara


99

pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang diberikan hakim yang

mereka pilih.87

Arbitrase terdiri atas dua jenis yakni arbitrase ad hoc dan arbitrase

institusional.Arbitrase ad hoc merupakan arbitrase yang dibentuk khusus untuk

menangani suatu perkara tertentu.Arbitrase ini ada sampai sengketa yang

ditangani diputuskan.Arbitrase institusional merupakan arbitrase yang bersifat

permanen.Arbitrase ini disediakan oleh organisasi tertentu dan sengaja didirikan


88
untuk menampung perselisihan yang timbul dari perjanjian. Arbitrase

institusional yang menangani perkara-perkara bisnis internasional antara

lainInternational Chamber of Commerce (ICC), The International Centre for the

Settlement of Investment Disputes (ICSID), Singapore International Arbitration

Centre (SIAC),dan sebagainya.

Arbitrase merupakan forum yang lebih umum dipilih dalam penyelesaian

sengketa transaksi bisnis internasional oleh karena sifat kerahasiaannya serta tidak

memakan waktu yang lama.Selain itu, para pihak dapat menentukan sendiri hakim

mereka, yakni arbitratornya.

b. Negosiasi

Negosiasi merupakan komunikasi dua arah antara para pihak yang

memiliki kepentingan yang berbeda untuk mencapai suatu kesepakatan. Negosiasi

menurut Munir Fuady adalah suatu proses tawar-menawar atau pembicaraan

untuk mencapai suatu kesepakatan terhadap masalah tertentu yang terjadi di

87
Subekti.Arbitrase Perdagangan. (Bandung: Bina Cipta, 1992).Hal.1.
88
M. Alvi Syahrin. Op Cit.

Universitas Sumatera Utara


100

antara para pihak. 89 Secara historis, negosiasi merupakan cara penyelesaian

sengketa yang paling dasar dan yang paling tua digunakan. Penyelesaian melalui

negosiasi merupakan cara yang paling penting. Banyak sengketa yang

diselesaikan oleh negosiasi setiap hari, tanpa adanya publisitas yang menarik

perhatian publik.90 Negosiasi merupakan cara penyelesaian sengketa yang tidak

melibatkan pihak ketiga.

Negosiasi yang telah mencapai kesepakatan dituang dalam suatu akta

perdamaian yang kemudian dikukuhkan oleh pengadilan.Pengukuhan oleh

pengadilan tidak wajib karena pada dasarnya pelaksanaan kesepakatan hasil

negosiasi dilakukan berdasarkan itikad baik.Meski demikian, negosiasi dapat

menjadi tidak efektif apabila para pihak yang bersengketa tidak memiliki posisi

yang seimbang.Hal ini dapat menyebabkan salah satu pihak mendapatkan tekanan

sehingga hasil negosiasi tidak adil bagi salah satu pihak.

c. Mediasi

Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak

ketiga. Pihak ketiga ini disebut dengan mediator.The National Alternative Dispute

Council memberikan pengertian mediasi yaitu ‘a process in which the parties to a

dispute, with the assistance of a dispute resolution practioner (a mediator),

identify the dispute issues, develop options, consider alternatives and endeavor to

reach an agreement.’ 91 Mediator berperan sebagai pihak yang penengah yang

89
Benny Asrianto dan Oksep Adhayanto.Penyelesaian Sengketa Dagang Dalam Hukum
Internasional.Diakses di https://media.neliti.com/media/publications/235478-penyelesaian-
sengketa-dagang-dalam-hukum-a3216423.pdf tanggal 8 Februari 2020 pukul 13.32.
90
M. Alvi Syahrin. Op Cit.
91
Syahrizal Abbas. Mediasi: Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan
Hukum Nasional. (Jakarta: Prenada Media Group, 2009). Hal.6

Universitas Sumatera Utara


101

bersifat netral yang berperan membantu para pihak yang bersengketa dalam

mencapai suatu keputusan.

Meski mediator membantu para pihak dalam menyelesaikan sengketa,

mediator tidak memiliki kewenangan untuk menentukan keputusan.Keputusan

sepenuhnya ditangan para pihak yang bersengketa. Peran mediator yakni

meluruskan permasalahan agar tidak meluas, memberi saran atau usulan yang

dapat memenuhi kepentingan para pihak dan mengarahkan proses mediasi agar

menemukan solusi yang tepat. Setelah kesepakatan tercapai, hasil mediasi dapat

dituangkan dalam suatu akta.Pelaksanaan akta ini dilakukan dengan itikad baik

dan secara sukarela.

d. Konsiliasi

Secara sederhana, konsiliasi adalah usaha yang dilakukan oleh pihak

ketiga yang bersifat netral untuk berkomunikasi dengan kelompok-kelompok yang

bersengketa secara terpisah, dengan tujuan mengurangi ketegangan dan

mengusahakan ke arah tercapainya persetujuan untuk berlangsungnya suatu

proses penyelesaian sengketa.92Sama seperti mediasi, konsiliasi juga merupakan

cara penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga ini disebut

konsiliator.

Secara yuridis, proses penyelesaian sengketa dengan konsiliasi mengacu

pada pola penyelesaian secara konsensus, yaitu pihak netral, yakni konsiliator,

dapat berperan secara aktif maupun pasif. Konsiliator pada umumnya memiliki

kewenangan yang lebih besar daripada mediator, mengingat konsiliator dapat

92
M. Alvi Syahrin. Op Cit.

Universitas Sumatera Utara


102

mendorong atau ‘memaksa’ para pihak untuk lebih kooperatif dalam penyelesaian

sengketa mereka. 93 Namun, konsiliator tidak berwenang untuk menentukan

keputusan terhadap sengketa para pihak.Keputusan berada di tangan para pihak

yang bersengketa sebagaimana yang disepakati.

e. Pengadilan

Pengadilan atau litigasi merupakan cara penyelesaian sengketa dimana

perkara diperiksa dan diputus oleh majelis hakim dan para pihak wajib tunduk

atas putusan tersebut. Cara ini kurang diminati oleh para pelaku usaha yang

bersengketa sebab proses berjenjang sehingga memakan waktu yang lama serta

dapat menimbulkan permusuhan diantara para pihak yang bersengketa.

Penyelesaian sengketa transaksi bisnis internasional dengan litigasi dapat

dilakukan apabila para pihak setuju dengan mencantumkannya ke dalam klausula

perjanjian mereka. Apabila yang dicantumkan merupakan forum penyelesaian

sengketa yang lain, maka pengadilan sama sekali tidak berwenang untuk

memeriksa dan memutus sengketa tersebut.

Dalam kaitannya dengan PayPal, penyelesaian sengketa dilakukan secara

langsung oleh PayPal sendiri.PayPal memberikan bantuan apabila terjadi

sengketa antara penjual dan pembeli. Pembeli dapat membuka sengketa terhadap

penjual melalui PayPal apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:94

1) Pembeli tidak menerima barang yang telah dibelinya;

93
Gatot P. Soemartono. Mengenal Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase.Modul
I. Diakses di http://repository.ut.ac.id/4132/1/HKUM4409-M1.pdf tanggal 11 Februari 2020 pukul
12.20.
94
Diakses di https://www.paypal.com/us/brc/article/customer-disputes-claims-
chargebacks-bank-reversals tanggal 15 Februari 2020 pukul 11.05.

Universitas Sumatera Utara


103

2) Transaksi tidak dilakukan oleh pembeli (transaction not authorized);

3) Barang yang diterima tidak sesuai dengan deskripsi penjual.

Dalam hal pembeli membuka sengketa terhadap penjual, maka masing-

masing pihak dapat berkomunikasi di Resolution Center yang disediakan

PayPal.Pembeli dapat membuka sengketa dalam waktu 180 hari setelah

melakukan pembayaran.Apabila tidak ditemukan solusi dalam komunikasi

tersebut, maka salah satu pihak dapat meningkatkan status sengketa menjadi

tuntutan (claim). Claim diajukan dalam waktu 20 hari setelah sengketa dibuka.

Pada status ini, PayPal memiliki kuasa untuk melakukan investigasi terhadap

kasus yang bersangkutan dan mengambil keputusan.PayPal akan melakukan

pembekuan dana terhadap transaksi yang bersangkutan selama proses

penyelesaian sengketa berlangsung. PayPal membutuhkan waktu selama 10-14

hari untuk melakukan investigasi dan dapat membutuhkan waktu hingga 30 hari

untuk kasus-kasus tertentu.PayPal dapat meminta penjual untuk menyediakan

dokumen-dokumen seperti shipping receipt, kontrak antara penjual dan pembeli,

dan sebagainya yang bertujuan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dan

pembuktian terhadap transaksi yang dilakukan oleh para pihak.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa PayPal menjadi pihak

penengah dalam hal terjadi sengketa antara penjual dan pembeli yang bertransaksi

melaluinya.PayPal memberi wadah bagi para pihak untuk melaksanakan

penyelesaian sengketa.PayPal terlebih dahulu mengupayakan penyelesaian

sengketa antara penjual dengan pembeli secara negosiasi. Proses ini tidak

mengikutsertakan PayPal sebagai pihak ketiga. Apabila negosiasi tidak mencapai

suatu kesepakatan, maka PayPal selaku pihak yang berkaitan secara langsung

Universitas Sumatera Utara


104

dengan perkara menjadi pihak ketiga yang ikut serta.Dalam hal ini, PayPal

memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.Keputusan ini didasarkan pada

informasi-informasi yang dimintai PayPal kepada para pihak yakni kontrak jual-

beli, shipping receipt, dan sebagainya.

Bagi pihak yang dinyatakan kalah oleh PayPal, dapat mengajukan banding

selayaknya suatu proses persidangan. Banding dilakukan dalam waktu 10 hari

setelah keputusan diberikan. Pengajuan banding dapat dilakukan dalam hal terjadi:

1) Barang dikembalikan oleh pembeli kepada penjual namun dalam kondisi

yang tidak sama seperti mulanya;

2) Tidak ada barang yang dikembalikan sama sekali oleh pembeli kepada

penjual – hanya kotak kosong;

3) Barang yang dikembalikan oleh pembeli kepada penjual salah atau tidak

sesuai.

Sengketa yang timbul antara penjual atau pembeli dengan PayPal dapat

dibawa ke forum penyelesaian sengketa secara non-litigasi yakni arbitrase atau

alternatif penyelesaian sengketa lain yang disetujui para pihak. Arbitrase yang

berwenang untuk memeriksa dan memutus sengketa bergantung pada asal dari

pembeli atau penjual yang bersengketa.Bagi pembeli atau penjual yang berasal

dari negara Asia Pasifik maka arbitrase yang berwenang ialah Singapore

International Arbitration Center (SIAC).PayPal Singapore membawahi seluruh

pengguna yang berada di kawasan Asia Pasifik.Arbitrase ini dilaksanakan tanpa

kehadiran para pihak, yakni secara tertulis, melalui telepon atau secara online,

sesuai kesepakatan para pihak.

Universitas Sumatera Utara


105

Putusan arbitrase SIAC termasuk dalam putusan arbitrase asing sehingga

tidak dapat serta merta dilaksanakan di Indonesia. Dalam Pasal 66 UU No.30

Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, dikatakan

bahwa putusan arbitrase asing diakui dan dapat dilaksanakan di Indonesia apabila

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Putusan arbitrase internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis

arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada

perjanjian, baik secara bilateral maupun multilateral, mengenai pengakuan

dan pelaksanaan putusan arbitrase internasional;

2) Putusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud diatas terbatas

pada putusan yang menurut ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam

ruang lingkup hukum perdagangan;

3) Putusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud diatas hanya dapat

dilaksanakan terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan

ketertiban umum;

4) Putusan arbitrase internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah

memeproleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

5) Putusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud diatas yang

menyangkut Negara Republik Indonesia sebagai salah satu pihak dalam

sengketa, hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh eksekuatur dari

Mahkamah Agung Republik Indonesia yang selanjutnya dilimpahkan

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Indonesia dan Singapura sama-sama telah meratifikasi Konvensi New

York 1958 mengenai Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing dan

Universitas Sumatera Utara


106

oleh karena itu masing-masing putusan arbitrase dapat dilaksanakan di kedua

negara. PayPal merupakan metode pembayaran online yang paling dikenal oleh

masyarakat internasional. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, serta

tuntutan masyarakat atas efektivitas dan efisiensi, PayPal memiliki peran yang

besar dalam perdagangan serta transaksi bisnis internasional.Hal ini menjadikan

PayPal bagian yang tidak terpisahkan apabila berbicara mengenai perdagangan

internasional.Transaksi bisnis internasional dilakukan berdasarkan perjanjian yang

dibuat para pihak.Pembuatan perjanjian ini menganut asas freedom of contract

yakni para pihak bebas menentukan isi dari perjanjian, termasuk klausula

mengenai metode pembayaran.Hal ini berarti para pihak bebas menentukan untuk

menggunakan PayPal sebagai metode pembayaran dalam transaksi bisnis mereka.

PayPal tidak menyebutkan alasan pelaksanaan arbitrase di SIAC. Namun,

SIAC merupakan lembaga arbitrase yang dikenal secara internasional. Selain itu,

Singapura merupakan negara yang sangat maju dalam berbagai bidang, salah

satunya dalam bidang perdagangan.Oleh sebab itu, Singapura dianggap memiliki

sistem hukum yang kuat.Hal ini menjadikan SIAC sebagai pilihan pertama dalam

penyelesaian sengketa khususnya sengketa bisnis internasional bagi negara-negara

yang berada di kawasan Asia.

5. Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna PayPal

Hukum selain berperan sebagai pedoman bagi masyarakat, juga berperan

untuk melindungi masyarakat.Perlindungan hukum terdiri atas dua jenis yakni

yang bersifat preventif dan bersifat represif. Dalam kajian ini akan dikaji

Universitas Sumatera Utara


107

mengenai perlindungan hukum yang bersifat preventif. Perlindungan hukum

secara preventif berarti perlindungan hukum dilakukan dengan tujuan mencegah

terjadinya pelanggaran hukum.Perlindungan hukum ini diwujudkan dalam bentuk

hukum normatif, yakni dalam peraturan perundang-undangan maupun peraturan

pelaksananya.Perlindungan hukum secara preventif dilakukan dengan dua

pendekatan yaitu self regulation dan government regulation.95

Self regulation merupakan upaya perlindungan hukum berupa peraturan

atau ketentuan yang dibentuk sendiri oleh perusahaan, dalam hal ini

PayPal.Ketentuan-ketentuan tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk menentukan

standar minimum perilaku tertentu bagi perusahaan-perusahaan atau pelaku-

pelaku usaha yang terikat atau tunduk kepadanya, sehingga setiap anggotanya

terikat secara moral untuk mematuhi standar atau ukuran-ukuran yang telah

ditetapkan tersebut.96PayPal dalam hal ini membentuk regulasi-regulasi internal

yang menunjukkan kepada penggunanya bahwa data-data yang diserahkan

pengguna kepadanya diolah dengan baik dan dijaga kerahasiaannya sehingga

pengguna menaruh kepercayaan kepada PayPal dan merasa dilindungi privasinya.

Government regulation merupakan upaya perlindungan hukum yang

dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk kodifikasi peraturan dalam undang-

undang. Hal ini dapat diwujudkan melalui pengaturan ketentuan mengenai

penggunaan perjanjian standar atau perjanjian baku yang lebih rinci mengenai

pembagian hakikat, karakter, pembagian hak dan kewajiban yang dituangkan

95
Dian Rohmadina. Skripsi: ”Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Sistem Pembayaran
Non Tunai dengan Menggunakan Uang Elektronik”. (Jember: UNEJ, 2015). Hal.49.
96
Dedi Harianto. Eksistensi Regulasi Sendiri (Self Regulation) Sebagai Bentuk Partisipasi
Pelaku Usaha Dalam Rangka Memberikan Perlindungan Kepada Konsumen.Hal 7.Diakses di
https://adoc.tips/eksistensi-regulasi-sendiri-self-regulation-sebagai-bentuk-p.html tanggal 13
Februari 2020 pukul 22.59.

Universitas Sumatera Utara


108

dalam bentuk undang-undang yang memberi wadah atau tempat berlindung bagi

pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut. Peraturan terkait di Indonesia

antara lain UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(UU ITE) serta peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Dalam UU ITE terdapat ketentuan-ketentuan yang bertujuan untuk

melindungi pihak pengguna dalam suatu sistem elektronik antara lain di Pasal 15

yang menyatakan bahwa setiap penyelenggara sistem elektronik harus

menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung

jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik. Ketentuan ini bertujuan untuk

melindungi privasi pengguna sistem elektronik. Ketentuan lain juga dapat

ditemukan di Pasal 16 yang menyebutkan syarat-syarat minimum yang harus

dipenuhi dalam mengoperasikan sistem elektronik yaitu:

1) Dapat menampilkan kembali informasi elektronik dan/atau dokumen

elektronik secara utuh sesuai masa retensi;

2) Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan

keteraksesan informasi elektronik dalam penyelenggaraan sistem

elektronik;

3) Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam

penyelenggaraan sistem elektronik;

4) Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan

bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang

bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

5) Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan,

kejelasan dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.

Universitas Sumatera Utara


109

Selain UU ITE, Bank Indonesia juga menerbitkan peraturan terkait

perlindungan pengguna jasa sistem pembayaran yaitu PBI No.16/1/PBI/2014

tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran. Peraturan tersebut

mencakup perlindungan konsumen bagi jasa sistem pembayaran yang meliputi:

1) Penerbitan instrumen pemindahan dana dan/atau penarikan dana;

2) Kegiatan transfer dana;

3) Kegiatan alat pembayaran menggunakan kartu;

4) Kegiatan uang elektronik;

5) Kegiatan penyediaan dan/atau penyetoran uang Rupiah;

6) Penyelenggaraan sistem pembayaran lainnya yang akan ditetapkan dalam

ketentuan Bank Indonesia.

Perlindungan konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia didasarkan pada

prinsip keadilan dan keandalan, transparansi, perlindungan data dan informasi

konsumen, serta penanganan dan penyelesaian pengaduan yang efektif.

D. Akibat Hukum Penggunaan PayPal sebagai Metode Pembayaran

Transaksi

Akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan

hukum yang dilakukan oleh subjek hukum terhadap objek hukum atau akibat-

akibat lain yang disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu oleh hukum yang

bersangkutan telah ditentukan atau dianggap sebagai akibat hukum.97 Penjelasan

lain mengenai akibat hukum dikemukakan oleh Soeroso yakni akibat hukum

97
Pipin Syarifin.PIH:Pengantar Ilmu Hukum. (Bandung: Pustaka Setia, 1999).Hal. 71.

Universitas Sumatera Utara


110

adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang

dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan yang

dilakukannya merupakan tindakan hukum yakni tindakan yang dilakukan guna

memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki hukum.98

Pengguna yang menggunakan PayPal terikat pada user agreement

PayPal.Ronald J. Mann mengemukakan bagaimana pengguna PayPal terikat pada

user agreement PayPal:99

‘PayPal customers open an account by completing an online application


for a personal, premiere, or business account. A prospective customer
clicks a box at the bottom of the application page that reads, “[you] have
read and agree to the User Agreement and [PayPal’s] privacy policy.” A
link to the text of the user User Agreement is located at the bottom of the
application. The link need not be opened for the application to be
processed. The User Agreement is lengthy, consisting of twenty-five
printed printed pages and eleven sections, each containing a number
of subpara-graphs enumerating the parties’ respective obligations and
duties.’
PayPal menghimbau agar setiap pengguna membaca isi dari user agreement

tersebut sebagaimana dicantumkannya pada pembukaan user agreement tersebut:

‘This agreement is a contract between you and PayPal Pte. Ltd., a Singaporean

company, and governs your use of all PayPal Services. Using the PayPal Services

means that you must accept all of the terms and conditions contained in this

Agreement …’100

98
Soeroso.Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika, 2006). Hal.295.
99
Ronald J.Mann. Electronic Commerce.(New York: Aspen Publishers, 2011). Hal. 58.
100
User Agreement for PayPal Services.Diakses di
https://www.paypal.com/al/webapps/mpp/ua/useragreement-full?locale.x=en_AL tanggal 31
Desember 2019 pukul 17.36.

Universitas Sumatera Utara


111

User agreement PayPal merupakan click-wrap contract yang terbentuk

ketika pengguna mengklik pada bagian ‘I Agree/I Accept’.Heather H. Bruser

menjelaskan mengenai click-wrap contract:101

‘The typical click-wrap agreement found on many Web sites provides the
user with the terms and conditions of the agreement up front, then requires
the user to indicate his or her assent to the terms of the online agreement
by means of a physical act, such as clicking an “I agree” button, before
allowing the user to gain access to materials on the site, or to complete a
purchase, or to download or install software on the user’s hard drive.’
Click-wrap contract atau click-wrap agreement merupakan salah satu bentuk

kontrak atau perjanjian elektronik dimana pernyataan setuju dilakukan dengan

cara mengklik tombol atau bagian yang bertuliskan ‘I Agree’, ‘I Accept’, ‘Saya

Setuju’ dan sejenisnya. Dengan dilakukannya hal tersebut, maka pengguna

memberi persetujuannya sehingga kontrak atau perjanjian yang bersangkutan

dianggap telah terjadi dan mengingkat secara yuridis selayaknya kontrak atau

perjanjian tertulis.

Kontrak atau perjanjian elektonik diatur dalam Pasal 8 The United Nations

Convention on the Use of Electronic Communications in International Contracts

(the Electronic Communications Convention atau ECC) yang menyatakan bahwa

suatu kontrak tidak dapat ditolak validitas atau keberlakuannya berdasarkan

bentuknya yang elektronik. Keabsahan click-wrap agreement dapat ditemui dalam

Pasal 12 ECC.Pasal tersebut menyatakan bahwa:102

101
Heather H.Bruser. Form Contracts in an Online World: The Enforceability of Click-
wrap and Browse-wrap Agreements. Diakses di
https://www.wyattfirm.com/themes/wyatt/public/pdf/BruserOnline.pdf tanggal 31 Desember 2019
pukul 19.10.
102
United Nations Convention on the Use of Electronic Communications in International
Contracts.Diakses di https://www.uncitral.org/pdf/english/texts/electcom/06-57452_Ebook.pdf
tanggal 31 Desember 2019 pukul 21.52.

Universitas Sumatera Utara


112

‘A contract formed by the interaction of an automated message system and


a natural person, or by the interaction of automated message systems,
shall not be denied validity or enforceability on the sole ground that no
natural person reviewed or intervened in each of the individual actions
carried out by the automated message systems or the resulting contract.’
Dalam hukum Indonesia, kontrak atau perjanjian elektronik juga diakui

keberadaannya dalam Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

yang berbunyi: ‘Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak

Elektronik mengikat para pihak.’ Pengaturan mengenai klausula baku juga dapat

ditemui dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen. Pasal 1 Angka 10 UU tersebut menyebutkan bahwa klausula baku

adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan

ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan

dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh

konsumen. Selain itu, perjanjian baku juga dapat ditemui dalam Surat Edaran

Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.07/2014 tentang Perjanjian Baku.

Click-wrap agreement merupakan kontrak elektronik dengan klausula

baku(standard form contract). Kontrak-kontrak yang dibuat oleh salah satu pihak

dalam transaksi di dalam situasi dimana tidak ada kemungkinan bahwa pihak lain

diizinkan untuk menawar atau mengubah ketentuan-ketentuan apapun yang ada di

dalam kontrak tersebut disebut dengan istilah standard form contracts atau

adhesion contracts.103Clayton P.Gillette menjelaskan: ‘Standard form contracts,

sometimes referred to as a ‘boilerplate’ or adhesion contracts, constitute a

category of contracts that are presented to a party for acceptance or rejection

103
M.Arsyad Sanusi. Teknologi Informasi dan Hukum E-Commerce.(Jakarta: PT. Dian
Ariesta, 2001). Hal. 225.

Universitas Sumatera Utara


113

without substantial additional negotiation.’ 104 Dalam perjanjian atau kontrak

dengan klausula baku, pihak lain diberi pilihan ‘take it or leave it’, artinya pihak

lain dapat menerima atau menolak kontrak tersebut.

Pengguna PayPal terikat secara hukum dalam perjanjian yang sah dengan

PayPal melalui user agreement.Perjanjian yang sah menganut asas pacta sunt

servanda, yakni setiap orang yang membuat kontrak terikat untuk menjalankan isi

kontrak tersebut yang mana isi kontrak tersebut mengikat para pihak sebagaimana

mengikatnya undang-undang.KUHPerdata juga mengatur bahwa semua

persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-

undang bagi mereka yang membuatnya.Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali

selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang

ditentukan oleh undang-undang.Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad

baik. 105 Selain itu, persetujuan tidak hanya mengikat apa yang dengan tegas

ditentukan didalamnya, melainkan juga segala sesuatu yang menurut sifatnya

persetujuan dituntut berdasarkan keadilan, kebiasaan, atau undang-undang.106

Teknologi informasi yang marak sekarang ini belum dapat seluruhnya

ditampung oleh hukum yang ada di Indonesia, salah satunya mengenai

penggunaan PayPal.Hingga saat ini, belum ditemui peraturan yang secara

eksplisit mengatur mengenai penggunaan PayPal di Indonesia. Oleh karena itu,

penulis akan merujuk pada UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

104
Clayton P.Gillette. Standard Form Contracts.Diakses di
https://pdfs.semanticscholar.org/0ba9/22fea124bd319dceec62746ecb4a7a566833.pdf?_ga=2.5807
0762.1574484504.1577863161-1211623780.1575603945 tanggal 1 Januari 2020 pukul 14.49.
105
Pasal 1338 KUHPerdata (Burgerlijk Wetboek).
106
Pasal 1339 Ibid.

Universitas Sumatera Utara


114

Transaksi Elektronik (UU ITE). UU ITE ini dibentuk dengan tujuan untuk

mengantisipasi teknologi yang semakin berkembang.

Pasal 2 UU ITE mengatakan bahwa UU ITE berlaku untuk setiap orang

baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum

Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia.Ini berarti bahwa UU ITE

tidak membatasi yurisdiksi hanya di Indonesia, namun UU ITE berlaku terhadap

siapa saja dan dimana saja asal perbuatan hukum yang dilakukan oleh yang

bersangkutan memiliki dampak terhadap Indonesia dan merugikan kepentingan

Indonesia.Maksud dari ‘merugikan kepentingan Indonesia’ mencakup salah

satunya merugikan warga negara Indonesia sebagaimana diuraikan dalam

penjelasan pasal tersebut.Berdasarkan ini, dapat dikatakan bahwa penggunaan

PayPal sebagai metode pembayaran mengakibatkan pengguna secara tidak

langsung tunduk pada UU ITE.

Para pihak yang melakukan transaksi elektronik diberi kebebasan untuk

memilih hukum yang diberlakukan atas transaksi tersebut. Hal ini tertuang dalam

Pasal 18 Ayat (4) UU ITE yang menyatakan bahwa para pihak berwenang

menentukan forum pengadilan, arbitrase, atau alternatif penyelesaian sengketa

lainnya apabila terjadi sengketa. Hal ini berarti bahwa pengguna PayPal tidak

wajib tunduk pada hukum Indonesia.Hukum Indonesia dapat diberlakukan dalam

penyelesaian sengketa apabila disetujui oleh para pihak.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Transaksi bisnis internasional adalah transaksi bisnis yang melibatkan dua

atau lebih negara. Transaksi bisnis internasional meliputi perdagangan

internasional dan industri jasa seperti transportasi, pariwisata, perbankan,

transaksi pada hak kekayaan intelektual dan sebagainya. Dalam transaksi

bisnis internasional, didapati empat karakteristik yaitu globalization of

market presence, supply chain, capital base dan corporate mindset. Oleh

karena dalam bisnis internasional meliputi dua atau lebih negara yang

berbeda, maka hukum yang berlaku juga akan berbeda. Hal ini

mengakibatkan harus adanya kesepakatan para pihak mengenai hukum

mana yang akan diberlakukan dalam pelaksanaan bisnis mereka. Adapun

hukum yang diberlakukan dalam transaksi bisnis internasional antara lain

hukum kebiasaan, konvensi-konvensi internasional, putusan-putusan

pengadilan, hukum nasional suatu negara, lex mercatoria, serta perjanjian

yang dibuat para pihak. Dalam transaksi bisnis internasional, dapat

ditemui hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya yaitu perbedaan

sistem hukum nasional para pihak, perbedaan bahasa, perbedaan mata

uang serta hambatan hukum yang diterapkan dalam negara para pihak.

115

Universitas Sumatera Utara


116

2. Dalam transaksi bisnis internasional, dikenal beberapa jenis sistem

pembayaran:

a. Metode barter, yaitu cara pembayaran yang mewajibkan penjual

untuk mengimpor barang dari pembeli sejumlah nilai atau

persentase tertentu dari harga barang ekspornya. Dalam praktik,

umumnya dikenal dua jenis barter yaitu counterpurchase dan

compensation. Counterpurchase adalah transaksi dimana dua pihak

setuju untuk saling menjual dan membeli barang dan perjanjian

jual-beli yang berbeda. Compensation adalah transaksi dimana

pihak pertama menjual suatu barang atau teknologi kepada pihak

kedua dan pihak pertama mengambil hasil dari barang atau

teknologi yang bersangkutan sebagai pembayaran;

b. Prepayment dan Advance Payment, yaitu cara pembayaran yang

disepakati dalam kontrak jual-beli dimana pembeli melakukan

pembayaran terlebih dahulu kepada penjual sebelum penjual

mengirimkan barang yang dibeli;

c. Open Account, yaitu cara pembayaran dimana penjual melakukan

pengiriman barang dan dokumen-dokumen yang mewakili barang

terlebih dahulu kepada pembeli sebelum pembeli melakukan

pembayaran kepada penjual;

d. Letter of Credit (L/C), yaitu cara pembayaran dimana digunakan

suatu surat pembayaran (L/C) yang dimohonkan oleh pembeli

kepada bank untuk diterbitkan kepada penjual. Penjual wajib

memenuhi persyaratan yang terdapat dalam L/C untuk dapat

Universitas Sumatera Utara


117

menerima pembayaran senilai nominal yang tertera pada L/C

tersebut;

e. Commercial Bill of Exchange, atau disebut juga dengan wesel

adalah surat perintah bayar yang tidak bersyarat oleh penjual

kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang yang tertera dalam

wesel dalam jangka waktu tertentu.

3. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini

dikenal juga sistem pembayaran elektronik. Sistem pembayaran elektronik

yang paling dikenal masyarakat internasional saat ini adalah PayPal.

PayPal memungkinan pengguna untuk melakukan transaksi keuangan

dimanapun dan kapanpun asalkan memiliki jaringan internet. Selain itu,

PayPal juga merupakan salah satu layanan payment gateway yang banyak

digunakan oleh pemilik usaha e-commerce. Sebelum dapat melakukan

transaksi keuangan dengan PayPal, pelaku transaksi wajib memiliki akun

PayPal terlebih dahulu. Pendaftaran akun PayPal cukup mudah karena

yang dibutuhkan hanyalah alamat e-mail yang aktif dan kartu kredit serta

kartu debit untuk memverifikasi akun PayPal tersebut. Pengguna PayPal

terikat pada user agreement PayPal. User agreement PayPal merupakan

click-wrap contract yang terbentuk ketika pengguna mengklik pada bagian

‘I Agree/I Accept’ pada saat melakukan pendaftaran akun. Dengan

dilakukannya hal tersebut, maka pengguna memberi persetujuannya

sehingga kontrak atau perjanjian yang bersangkutan dianggap telah terjadi

dan mengingkat secara yuridis selayaknya kontrak atau perjanjian tertulis.

Perjanjian yang sah menganut asas pacta sunt servanda, yakni setiap

Universitas Sumatera Utara


118

orang yang membuat kontrak terikat untuk menjalankan isi kontrak

tersebut yang mana isi kontrak tersebut mengikat para pihak sebagaimana

mengikatnya undang-undang. KUHPerdata juga mengatur bahwa semua

persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak

dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau

karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan

harus dilaksanakan dengan itikad baik. Selain dari akibat mengikatnya

perjanjian, ditinjau dari UU ITE, pengguna PayPal tidak memiliki

kewajiban untuk tunduk pada hukum dalam negeri sebab UU ITE

menyatakan bahwa para pihak yang bersengketa bebas menentukan hukum

serta forum penyelesaian sengketa yang diberlakukan. Namun, apabila

sengketa yang dimaksud menyangkut kepentingan negara Indonesia maka

UU ITE diberlakukan dalam penyelesaian sengketa tersebut

B. Saran

Berdasarkan uraian penulis dalam skripsi ini, maka penulis dapat

memberikan saran antara lain:

1. Pengguna PayPal maupun pengguna layanan atau perangkat lain yang

dalam penggunaannya diperlukan persetujuan user agreement, pengguna

wajib membaca secara lengkap dan menyeluruh isi dari user agreement

tersebut karena user agreement mengikat pengguna sebagai perjanjian

yang sah yang dapat digugat apabila terjadi pelanggaran klausula. Dengan

Universitas Sumatera Utara


119

disetujuinya user agreement tersebut maka dianggap bahwa pengguna

telah membaca seluruh isinya;

2. Seiring berkembangnya teknologi, masyarakat dewasa ini lebih memilih

metode dan cara yang praktis dimana dalam segala hal dapat dilakukan

hanya dalam sekali kerja. Hal ini berlaku juga dalam transaksi bisnis,

khususnya dalam melakukan pembayaran. PayPal sebagai salah satu

layanan pembayaran terbesar di dunia telah memasuki pasar Indonesia.

Oleh sebab itu akan lebih baik apabila dibuat peraturan khusus yang

mengatur tentang PayPal agar ada payung hukum yang menaunginya di

Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat merasa lebih

aman secara hukum dalam menggunakan PayPal. Selain itu, masyarakat

Indonesia akan lebih mudah dalam melakukan transaksi dengan

masyarakat internasional.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abbas, Syahrizal. 2009.Mediasi: Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat,

dan Hukum Nasional. Jakarta: Prenada Media Group

Aswathappa. 2006. International Business. New Delhi: Tata McGraw-Hill

Beshel, Barbara. 2001. An Introduction to Franchising. New York: IFA

Educational Foundation

Ginting, Ramlan. 2000.Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat

Ginting, Ramlan. 2009. Metode Pembayaran Perdagangan Internasional.Jakarta:

Universitas Trisakti

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.

Bumi Aksara

Irawan, James J. 2014.Surat Berharga: Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Levy, Sidney M. 1996.Build, Operate, Transfer: Paving the Way for Tomorrow’s

Infrastructure. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Mann, Ronald J. 2011.Electronic Commerce.New York: Aspen Publishers

Mertokusumo, Sudikno. 2005. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta:

Penerbit Liberty

120

Universitas Sumatera Utara


121

Moleong, Lexi J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosyda

Karya

Rugman, Alan dan Simon Collinson. 2006. International Business 4th Edition.

England: Pearson Education Limited 2000

Sanusi, Arsyad M. 2001. Teknologi Informasi dan Hukum E-Commerce.Jakarta:

PT. Dian Ariesta

Setiawan, Heri dan Sari Lestari. 2011. Perdagangan Internasional. Yogyakarta:

Pustaka Nusantara.

Shenkar, Oded dan Yadong Luo dan Tailan Chi. 2015.International Business.

New York: Routledge

Soeroso. 2006. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Subekti. 1992.Arbitrase Perdagangan. Bandung: Bina Cipta

Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor. Jakarta: Raih Asa Sukses

Syarifin, Pipin. 1999.PIH: Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Pustaka Setia

Umam, Khotibul. 2010 Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan, Cetakan I.

Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani. 2000.Hukum Arbitrase. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Willes, John H dan John A. Willes. 2005. International Business Law. New York:

McGraw-Hill/Irwin

Universitas Sumatera Utara


122

B. Jurnal

Agung Sujatmiko. 2009. “Perkembangan Wesel dan Cek Sebagai Alat Bayar

Giral”. Jurnal Hukum Pro Justitia.Volume 27.No.2.

Chaidar Shofi. 2019. “Hubungan Hukum Penyelenggara Payment Gateway dan

Konsumen Dalam Sistem Pembayaran Elektronik”.Jurist-Diction.Volume

2 No.5.

Denise Fletcher. 2004. “International Entrepreneurship and The Small Business”.

Journal of Entrepreneurship & Regional Development.Volume 16.No.4.

Hal.289-305.

Felix O dan Soebagjo. 1993. “Laporan Akhir, Pengkajian Aspek Hukum

Perjanjian Build Operate and Transfer”. Departemen Kehakiman RI:

BPHN. Hal.23.

Harsh Pathak. 2018. “A Perspective on Joint Venture: An International Business

Expansion Strategy and Legal Implications with Specific Reference to

India”.Juridical Tribune.Volume 8.Issue 1.Hal. 131.

Inda Rahadiyan dan M.Alif Akbar. 2017. “Bentuk Hubungan Hukum Para Pihak

dan Tanggung Jawab Agen dalam Penyelenggaraan Branchless Banking di

Indonesia”. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum FH UII. Volume 24.Issue 2.

Hal.308.

Indah Puji Astuti Utami. 2016. “Letter of Credit (L/C) Sebagai Cara Pembayaran

Transaksi Perdagangan Internasional Dalam Kerangka ASEAN Economic

Community”.Privat Law Volume IV.No.1. Hal.65.

Universitas Sumatera Utara


123

M.Alvi Syahrin. 2017. “The Implementation of Non-Refoulement Principle to the

Asylum Seekers and Refugees in Indonesia”. Sriwijaya Law Review.

Volume 1.No.2. Hal.168-178.

M. Alvi Syahrin. 2018. “Penentuan Forum yang Berwenang dan Model

Penyelesaian Sengketa Transaksi Bisnis Internasional Menggunakan E-

Commerce: Studi Kepastian Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional.”Jurnal Rechtsvinding. Volume 7.No.2.

Muhammad Syeduzzaman dkk.2018 “Benefit of Turnkey Projects in

Bangladesh”.International Journal of Engineering and Management

Research.Volume 8.Issue 2.Hal. 194

Ria Yani Fatmawati. 2015. “Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional dan

Utang Luar Negeri terhadap Gross Domestic Product Indonesia, Periode

1999-2000”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.Volume 7.No.1.

Suprihantosa Sugiarto. 2019. “Online Dispute Resolution (ODR) Sebagai

Alternatif Penyelesaian Sengketa di Era Modernisasi”.Jurnal Qawanin.

Volume 3.No.1.

Surya Oktaviandra. 2018. “Indonesia and Its Reluctance to Ratify the United

Nation Convention on Contracts for the International Sales of Goods

(CISG)”.Indonesia Law Review.Volume 3.Hal.243-255.

Thomas B. McVey. 1981. “Countertrade and Barter: Alternative Trade Financing

by Third World Nations”.MaryLand Journal of International Law.

Volume 6.Issue 2.Hal. 202.

Universitas Sumatera Utara


124

Vanessa L.D. Wilkinson. 1995. “The New Lex Mercatoria, Reality or Academic

Fantasy?”.Journal of International Arbitration.Volume 2.No. 2.

C. Skripsi / Tesis

Dian Rohmadina. 2015. ”Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Sistem

Pembayaran Non Tunai dengan Menggunakan Uang Elektronik”. Skripsi.

Jember. Universitas Negeri Jember. Hal.49.

Maulana Hasanudin. 2001. “Perusahaan Joint Venture Dalam Penanaman Modal

Asing di Indonesia”.Tesis.Jakarta. Universitas Indonesia.Hal.24.

Mushlihatun Nur. 2003. “Analisis Kebijakan Lindung Nilai dan Pengaruhnya

Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia”.

Tesis. Bogor. Institut Pertanian Bogor.Hal.23.

D. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik

Universitas Sumatera Utara


125

Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan

Pemrosesan Transaksi Pembayaran

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/SEOJK.7/2014 tentang Perjanjian

Baku

Convention on Contracts for the International Sales of Goods (CISG)

The UNIDROIT Principles of International Commercial Contracts (UPICC)

Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP 600)

UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce 1996

The United Nations Convention on the Use of Electronic Communication in

International Contracts (the Electronic Communication Convention / ECC)

E. Internet

Anggara Narendraputra. “Perbandingan Regulasi dan Perlindungan Hukum

Layanan Pembayaran Online Payment Gateway di Indonesia dan India”.

http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-12/S5727-

Anggara%20Narendraputra Diakses tanggal 14 Oktober 2019 pukul 22.12.

Aron Hsiao. 2019. “What is PayPal and How Does It Work with

eBay?” .https://www.thebalancesmb.com/paypal-working-on-ebay-

1140193Diakses tanggal 16 Oktober 2019 pukul 12.06.

Universitas Sumatera Utara


126

Benny Asrianto dan Oksep Adhayanto.“Penyelesaian Sengketa Dagang Dalam

HukumInternasional” https://media.neliti.com/media/publications/235478-

penyelesaian- sengketa-dagang-dalam-hukum-a3216423.pdfDiakses

tanggal 8 Februari 2020 pukul 13.32.

Clayton P.Gillette. “Standard Form Contracts”

https://pdfs.semanticscholar.org/0ba9/22fea124bd319dceec62746ecb4a7a5

66833.pdf?_ga=2.58070762.1574484504.1577863161-

1211623780.1575603945Diakses tanggal 1 Januari 2020 pukul 14.49.

Dedi Harianto. “Eksistensi Regulasi Sendiri (Self Regulation) Sebagai Bentuk

Partisipasi Pelaku Usaha Dalam Rangka Memberikan Perlindungan

Kepada Konsumen” https://adoc.tips/eksistensi-regulasi-sendiri-self-

regulation-sebagai-bentuk-p.htmlDiakses tanggal 13 Februari 2020 pukul

22.59.

Elias.G.Carayannis dan Jeffrey Alexander. “Technology Transfer”

https://www.referenceforbusiness.com/management/Str-Ti/Technology-

Transfer.html tanggal 7 November 2019 pukul 13.01.

Heather H.Bruser. “Form Contracts in an Online World: The Enforceability of

Click-wrap and Browse-wrap Agreements”

https://www.wyattfirm.com/themes/wyatt/public/pdf/BruserOnline.pdf

Diakses tanggal 31 Desember 2019 pukul 19.10.

Iswari Anggit.“Sepanjang 2018, Ini Deretan Barang Impor yang Banjiri RI”

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190115172626-17-

Universitas Sumatera Utara


127

50798/sepanjang-2018-ini-deretan-barang-impor-yang-banjiri-riDiakses

tanggal 2 November 2019 pukul 16.04.

Justin Pritchard. “PayPal Debit and Credit Cards”

https://www.thebalance.com/paypal-debit-and-credit-cards-315161

Diakses tanggal 8 Desember 2019 pukul 17.07.

Nick. K. Lioudis.“The Importance of Diversification”

https://www.investopedia.com/investing/importance-diversification/

Diakses tanggal 2 November 2019 pukul 15.27.

OECD.“Glossary of Foreign Direct Investment Terms and Definitions”

https://www.oecd.org/daf/inv/investment-policy/2487495.pdf Diakses

tanggal 2 November 2019 pukul 16.00.

Ratih Purbasari. “Modul 1 Karakteristik Transaksi Bisnis Internasional”.

http://repository.ut.ac.id/3844/2/ADBI4432-M1.pdfDiakses tanggal 31

Oktober 2019 pukul 12.15.

Rina Anggraeni. “Ekspor Rempah-Rempah Asal Indonesia ke Belanda Makin

Digenjot”https://ekbis.sindonews.com/read/1423778/34/ekspor-rempah-

rempah-asal-indonesia-ke-belanda-makin-digenjot-1564057645Diakses

tanggal 2 November 2019 pukul 14.55.

Sari Nur Insani dan M.Irwan Padli Nasution.“Analisis Pengaruh Uang Elektronik

Sebagai Alat Pembayaran Non Tunai Terhadap Sistem Keuangan di

Indonesia”https://www.academia.edu/41493851/ANALISIS_PENGARUH

_UANG_ELEKTRONIK_SEBAGAI_ALAT_PEMBAYARAN_NON_T

Universitas Sumatera Utara


128

UNAI_TERHADAP_SISTEM_KEUANGAN_DI_INDONESIADiakses

tanggal 30 Januari 2020 pukul 12.03.

Septi Wulan Sari. 2016. “Perkembangan dan Pemikiran Uang dari Masa ke Masa”

https://media.neliti.com/media/publications/63979-ID-perkembangan-dan-

pemikiran-uang-dari-mas.pdf Diakses tanggal 14 Oktober 2019 pukul

10.13.

Sumah Ramahchandran. 2009.“An Introduction to Licensing”

http://www.bioeconomycorporation.my/wpcontent/uploads/2011/11/downl

oads_aboutmalaysia/IP_Booklet_Licensing_V1.pdf Diakses tanggal 7

November 2019 pukul 11.00.

TSYS.“Your Guide Through Payment Gateways”

https://www.tsys.com/Assets/TSYS/downloads/merchant/eguides/eg_pay

ment-gateways.pdf Diakses tanggal 7 Desember 2019 pukul 14.15.

WIPO. “What is Intellectual Property?”

https://www.wipo.int/edocs/pubdocs/en/intproperty/450/wipo_pub_450.pd

f Diakses tanggal 7 November 2019 pukul 11.21

YB.Suhartoko.“Imbal Dagang Sebagai Terobosan Meningkatkan Ekspor”

https://www.watyutink.com/topik/berpikir-merdeka/Imbal-Dagang-

Sebagai-Terobosan-Meningkatkan-EksporDiakses tanggal 29 November

2019 pukul 10.51.

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/s351308052_bab2.pdf Diakses tanggal 18

Oktober 2019 pukul 13.11.

Universitas Sumatera Utara


129

https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/Contents/Default.aspx Diakses

tanggal 14 Oktober 2019 pukul 11.10.

https://www.bps.go.id/subject/8/ekspor-impor.html Diakses tanggal 18 Oktober

2019 pukul 08.37.

http://eprints.uny.ac.id/7990/3/BAB%202-05404241009.pdf Diakses tanggal 17

Oktober 2019 pukul 13.35.

https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_1391_Bab2.pdf

Diakses tanggal 17 Oktober 2019 pukul 11.58.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00284-

MNTI%20Bab2001.pdf Diakses pada tanggal 1 November 2019 pukul

10.17.

https://www.paypal.com/id/webapps/mpp/about Diakses tanggal 15 Oktober 2019

pukul 12.17.

https://www.paypal.com/al/webapps/mpp/ua/useragreement-full?locale.x=en_AL Diakses

tanggal 31 Desember 2019 pukul 17.36.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63870/Chapter%20I.pdf?s

equence=4&isAllowed=y Diakses tanggal 14 Oktober 2019 pukul 11.00.

https://www.statista.com/statistics/218493/paypals-total-active-registered-

accounts-from-2010/ Diakses tanggal 15 Oktober 2019 pukul 12.05.

https://www.wto.org/english/res_e/doload_e/inbr_e.pdf Diakses tanggal 2

November pukul 14.48.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai